Jumat, 28 Februari 2025

Sunan Bungkul

Sunan Bungkul

Arti kata :

Bungkul bisa merujuk pada  atau kepala tongkat, payung, tiang bendera, atau nama seorang wali dari Kerajaan Majapahit.

Sunan Bungkul :

1. Sunan Bungkul adalah gelar yang diberikan kepada Ki Ageng Supo, seorang bangsawan dari Kerajaan Majapahit yang menyebarkan agama Islam di Jawa Timur.

2. Sunan Bungkul diperkirakan hidup pada tahun 1400-1481 Masehi, se Zaman dengan Sunan Ampel.

3. Makam Sunan Bungkul berada di belakang Taman Bungkul Surabaya.

4. Makam Sunan Bungkul merupakan bangunan cagar budaya.

Taman Bungkul :

1. Taman Bungkul adalah taman wisata kota di Surabaya, Jawa Timur.

2. Terletak di Jalan Raya Darmo, Wonokromo, Kota Surabaya.

3. Memiliki berbagai fasilitas, seperti amfiteater, jogging track, taman bermain, dan skate & BMX area.

4. Memiliki sentra kuliner dan wi-fi gratis.

Sejarah :

Sunan Bungkul memiliki nama asli Ki Ageng Supo atau Mpu Supo seorang bangsawan dari zaman Kerajaan Majapahit yang setelah memeluk Islam lalu ia menggunakan nama Ki Ageng Mahmuddin.

Ia adalah mertua Sunan Ampel namun ada versi lain yang mengatakan bahwa beliau adalah mertua Raden Paku atau yang lebih dikenal dengan Sunan Giri.

Ki Ageng Supa mempunyai puteri bernama Dewi Wardah.

Cerita Masyarakat :

Ki Ageng Supo sengaja memetik buah Delima dan menghanyutkan ke sungai.

Buah delima itu dihanyutkan ke Sungai Kalimas yang mengalir ke utara.

Alur air sungai ini bercabang di Ngemplak menjadi dua.

Percabangan sebelah kiri menuju Ujung dan sebelah kanan menuju kali Pegirikan.

Buah delima itu terapung dan hanyut ke kanan.

Suatu pagi seorang santri Sunan Ampel yang mandi di Pegirikan Desa Ngampeldenta, menemukan delima itu.

Sang santri yaitu Raden Paku menyerahkan ke Sunan Ampel. Oleh Sunan Ampel delima itu disimpan.

Besoknya, Supa menelusuri bantaran Kalimas.

Sesampainya di pinggiran, ia melihat banyak santri mandi di sungai.

Ki Ageng Supa, yakin di sinilah buah delima itu ditemukan oleh salah satu, diantara para santri tersebut.

"Apakah ada yang menemukan delima ?" tanya Supa setelah bertemu Sunan Ampel. Raden Paku, murid Sunan Ampel dipanggil dan mengaku.

Singkat cerita Raden Paku dinikahkan dengan anak Ki Ageng Supa, Dewi Wardah.

Ki Ageng Supo akhirnya memperoleh mantu seorang santri dari, Ampeldenta yakni Raden Paku. 

Sedangkan Raden Paku pada akhirnya menikahi dua orang putri Dewi Murtosiah, putri Sunan Ampel dan Dewi Wardah putri Ki Ageng Supo..

LUSI


2993


LUSI 

(Lumpur Lapindo)


Pada tahun 2006, terjadi semburan lumpur panas Lapindo di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Semburan ini terjadi pada 29 Mei 2006 pukul 05.30 WIB. 


Kronologi semburan lumpur Lapindo :

1. Semburan lumpur panas pertama kali terjadi di sumur Banjarpanji 1, Porong, Sidoarjo 

2. Lumpur panas menyembur disertai gas dengan suhu 60 derajat celsius 

3. Dua warga dilaporkan keracunan akibat menghirup gas yang mengandung hidrogen sulfida 

4. Semburan lumpur menenggelamkan ribuan rumah, ratusan hektar lahan, dan puluhan pabrik, hingga musnah

5. Semburan lumpur meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Sidoarjo 


Upaya pemerintah :

1. Pemerintah membuang lumpur panas Lapindo Brantas ke laut tanpa proses pengolahan 

2. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2007, tentang Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) 

3. Dibentuk pula Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur Sidoarjo 


Dampak semburan lumpur Lapindo :

1. Ribuan warga terpaksa pindah dari tempat tinggal dan tanah leluhurnya

2. Semburan lumpur Lapindo tercatat sebagai bencana nasional di Indonesia.


PT Lapindo Brantas merupakan unit usaha bersama Bakrie Group, Medco Group, dan Santos dari Australia. 

Perusahaan ini didirikan pada tahun 2001. Pada tahun 2004.


Selain itu peristiwa ini menewaskan 17 orang. 


Berdasarkan UU Ciptaker, dalam kasus Lumpur Lapindo, pihak yang dikenakan tanggung jawab secara mutlak yaitu PT Lapindo Brantas Inc dan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah dalam ini juga bertanggungjawab atas bencana tersebut, namun tidak memikul tanggung jawab mutlak.


Kandungan zat berbahaya :

1. Senyawa fenol: Senyawa kimia yang mudah ditemukan di air buangan kilang dan mencemari lautan 

2. Logam berat timbal: Logam yang mencemari air dan berpengaruh buruk terhadap proses biologis 

3. Logam berat kadmium: Logam berat yang kadarnya ratusan kali lebih besar di atas ambang batas aman bagi lingkungan


Manfaat lumpur Lapindo :

Lumpur Lapindo dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, bahan baku industri, dan bahan baku komoditas tambang. 


Bahan bangunan :

1. Sebagai pengganti semen dalam pembuatan bata, genteng, dan keramik

2. Sebagai bahan baku pembuatan amplas

3. Sebagai bahan baku pembuatan paving block ramah lingkungan


Bahan baku industri :

1. Sebagai bahan baku pembuatan lampu berteknologi tinggi

2. Sebagai bahan baku pembuatan semi konduktor

3. Sebagai bahan baku pembuatan pesawat luar angkasa 


Kondisi lumpur lapindo tahun 2025 :

Belum ada tanda-tanda berhenti menyembur, hingga kini dengan volume 30000-50000 meter kubik per hari.

Aliran lumpur akan terus berlanjut selama 25 hingga 30 tahun ke depan.

Sejak November 2008, sudah didirikan tanggul.

Banjir yang diakibatkannya secara berkala mengganggu jalan raya, desa-desa setempat, dan rel Kereta Api di sebelah Barat.


Bau lumpur lapindo :

Seperti ammonia, yang menyengat, di sekitar lokasi.


Sumber : Wikipedia, dll.

[1/3 08.36] rudysugengp@gmail.com: Finis


Sunan Bungkul


Arti kata :

Bungkul bisa merujuk pada  atau kepala tongkat, payung, tiang bendera, atau nama seorang wali dari Kerajaan Majapahit.


Sunan Bungkul :

1. Sunan Bungkul adalah gelar yang diberikan kepada Ki Ageng Supo, seorang bangsawan dari Kerajaan Majapahit yang menyebarkan agama Islam di Jawa Timur.

2. Sunan Bungkul diperkirakan hidup pada tahun 1400-1481 Masehi, se Zaman dengan Sunan Ampel.

3. Makam Sunan Bungkul berada di belakang Taman Bungkul Surabaya.

4. Makam Sunan Bungkul merupakan bangunan cagar budaya.


Taman Bungkul :

1. Taman Bungkul adalah taman wisata kota di Surabaya, Jawa Timur.

2. Terletak di Jalan Raya Darmo, Wonokromo, Kota Surabaya.

3. Memiliki berbagai fasilitas, seperti amfiteater, jogging track, taman bermain, dan skate & BMX area.

4. Memiliki sentra kuliner dan wi-fi gratis.


Sejarah :

Sunan Bungkul memiliki nama asli Ki Ageng Supo atau Mpu Supo seorang bangsawan dari zaman Kerajaan Majapahit yang setelah memeluk Islam lalu ia menggunakan nama Ki Ageng Mahmuddin.


Ia adalah mertua Sunan Ampel namun ada versi lain yang mengatakan bahwa beliau adalah mertua Raden Paku atau yang lebih dikenal dengan Sunan Giri.


Ki Ageng Supa mempunyai puteri bernama Dewi Wardah.


Cerita Masyarakat :

Ki Ageng Supo sengaja memetik buah Delima dan menghanyutkan ke sungai.

Buah delima itu dihanyutkan ke Sungai Kalimas yang mengalir ke utara.

Alur air sungai ini bercabang di Ngemplak menjadi dua.

Percabangan sebelah kiri menuju Ujung dan sebelah kanan menuju kali Pegirikan.

Buah delima itu terapung dan hanyut ke kanan.

Suatu pagi seorang santri Sunan Ampel yang mandi di Pegirikan Desa Ngampeldenta, menemukan delima itu.

Sang santri yaitu Raden Paku menyerahkan ke Sunan Ampel. Oleh Sunan Ampel delima itu disimpan.

Besoknya, Supa menelusuri bantaran Kalimas.

Sesampainya di pinggiran, ia melihat banyak santri mandi di sungai.

Ki Ageng Supa, yakin di sinilah buah delima itu ditemukan oleh salah satu, diantara para santri tersebut.

"Apakah ada yang menemukan delima ?" tanya Supa setelah bertemu Sunan Ampel. Raden Paku, murid Sunan Ampel dipanggil dan mengaku.

Singkat cerita Raden Paku dinikahkan dengan anak Ki Ageng Supa, Dewi Wardah.

Ki Ageng Supo akhirnya memperoleh mantu seorang santri dari, Ampeldenta yakni Raden Paku. 

Sedangkan Raden Paku pada akhirnya menikahi dua orang putri Dewi Murtosiah, putri Sunan Ampel dan Dewi Wardah putri Ki Ageng Supo..

Rabu, 26 Februari 2025

Kisah Manyar

 


Hari ini, 14 Februari 2025. Seluruh dunia menyebutnya hari Valentine.

Setelah hampir 7 bulan aku potong rambut komplit yaitu rambut, kumis, dan jenggot.

Kurang dari 15 menit, saat hari Jumat sudah tuntas, dengan ongkos jasa 20 K.



Saat potong kumis dan jenggot, bapak Pemangkas rambut menyiapkan palu dari kayu.

Saya pikir akan membetulkan kursi, Eh... ternyata digunakan untuk mengganjal kursi bagian belakang untuk dibuat seperti orang tiduran.

Maksudnya, agar memudahkan proses mengerok kumis dan jenggot.



Usai potong sholat Jumat di Masjid di Pasar Pucang Anom dekat SDN Kertajaya.



Usai sholat saat pulang lewat pasar Manyar, jatuh ke kanan menyentuh aspal bersama istri dan ditolong salah satu penjual.



Untungnya, kondisi pasar sedang sepi dan di belakang SPM saya ada dua mobil yang tiba-tiba harus berhenti menunggu saya bangun dan menuntun sepeda motor ke tepi.



Satu Sepeda Motor tidak ada yang lewat saat saya jatuh.

Seperti terhipnotis untuk semua berhenti.

Bahkan salah satu, penjual mengatakan biasanya ramai kendaraan.

Hari itu hujan, dan posisi pakai jas hujan.

Istri reflek menyelamatkan diri.



Oh...ya...

Sebelum sepeda motor kuberdirikan, lebih dahulu kumatikan kunci.



Kendaraan yang berhenti, aku persilakan untuk jalan ketika aku sudah menepikan motor.



Sungguh Allah dan para Malaikat tetap menjaga.



Motor ke arah Utara di tengah-tengah Pasar Manyar, tiba-tiba berhenti dan terjatuh.



Wallahu alam bi sawab.



Terima kasih, mas penolong.

Sebelum datangnya ujian ini :

Rabu, 12 Februari 2025 kedatangan teman yang sudah tidak bertemu sejak 2010 ketika aku meninggalkan SDN di Kecamatan Tambak sari, tempat 28 tahun mengabdi sebagai guru.

Teman ini sebut saja Santi, nama populer yang saat 2005 sudah pingin menjadi KS, namun hingga Purna 2022, Tuhan tidak mentakdirkan.

Menjelang Magrib, tiba-tiba ketuk pintu dan masuk ke rumah setelah dipersilakan. Mai bercerita tentang kondisi suaminya yang masih ada di PHC menunggu kepulangan. Ia juga bercerita bahwa telah kehilangan adik dan anaknya. Beban hidupnya merasa berat, namun tidak meminta sesuatu atau hutang.

Fokus pada  ceritanya yang memuji-muji diriku yang dulu saat jadi guru sebagai orang yang sederhana. Selalu bawa tas kresek yang isinya buku. 

Saat datang ke rumah, ia cerita bahwa makan dari pemberian orang dan hanya membawa minuman.

Aku mendengar cerita dengan Istri penuh perhatian bahkan karena cerita yang tidak berhenti, aku tidak sempat memberikan minum.

Di tengah-tengah bercerita aku tinggal, untuk menelpon seseorang yang mungkin tahu cerita kehidupan. Ada 3 orang yang aku hubungi, dua menjawab. Satu tidak kenal, dan satu mengenalnya dengan ucapan harap berhati-hati.

Hingga pulang menjelang Magrib, Santi tidak pernah meminta sesuatu.

Kamis malam, 13 Februari 2024, tiba-tiba sekitar pukul 1.00 dini hari istri terbangun dan siangnya baru saja membunuh Ular yang seperti cacing yang disebut ulat kawat dan bangkainya di simpan di tempat sampah tas kresek dam belum dibuang.

Malam itu juga aku membuangnya ke Sungai agar bertemu dengan teman-temannya. Istriku gelisah dan mencoba membuka google tentang ular.

Kebetulan, Petunjuk atau tanda dari YME tentang suatu peristiwa atau kejadian.

Manusia memang tidak peka terhadap petunjuk.

Aku sendiri sebelum kejadian jatuh dari motor, selama seminggu sebelumnya pingin mati dan malas untuk naik motor.

Seminggu kemudian, Rabu, 19 Februari 2025 teman ular kawat datang lagi di pintu pagar. Aku cari botol Aqua kecil untuk kumasukkan bersama istri dan anakku dalam keadaan hidup. Selanjutnya aku buang di Sungai agar bertemu temanya.

Pasca jatuh hingga Senin, 24 Februari 2025 aku belum naik motor. Bagian kaki selama seminggu sulit digunakan untuk sholat saat digunakan duduk dua Iftiros (dua kaki) pada bagian kaki kanan.

Semoga Allah SWT mengampuni dosa ku bersama keluarga.

Gua Tetes

Gua Tetes

Lokasi :
Goa Tetes berlokasi di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Untuk menuju ke sana, Anda dapat memulai perjalanan dari pusat kota Lumajang yang berjarak sekitar 55 kilometer atau memakan waktu 1,5 hingga 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.

Gua Tetes di Lumajang, Jawa Timur ditemukan pada tahun 1969 oleh seorang penggergaji kayu. Gua ini mulai dikunjungi oleh masyarakat pada tahun 1975. 

Penemuan Gua Tetes :
1. Seorang penggergaji kayu menemukan Gua Tetes pada tahun 1969. 
2. Gua Tetes tidak dikunjungi wisatawan hingga sekitar tahun 1975. 
3. Pada tahun 1975, Gua Tetes mulai dikunjungi oleh masyarakat, terutama oleh organisasi Pramuka dari sekolah-sekolah di sekitar Pronojiwo Lumajang. 
Pengelolaan Gua Tetes :
1. Pada tahun 1982, Pemerintah Kabupaten Lumajang mulai menggarap dan mengelola Gua Tetes secara serius sebagai objek wisata. 
2. Gua Tetes merupakan gua (lorong atau ceruk) yang terbentuk secara alami oleh aliran air yang menerobos batuan karst. 
Ciri Khas Gua Tetes :
1. Gua Tetes memiliki banyak tetesan air yang berasal dari resapan air yang menetes dari langit-langit gua. 
2. Gua Tetes merupakan gua karst yang unik dan dinilai memiliki potensi.

Gua Tetes merupakan salah satu objek wisata favorit di Jawa Timur. Lokasi objek wisata ini berdekatan dengan Tumpak Sewu, sekitar 500 meter saja. 
Pengunjung menyebut Gua Tetes sebagai Coban Sewu Gua Tetes.

Keindahan gua tetes Lumajang ini sangat mempesona, terutama air terjunnya yang mirip dengan Thac Ba Ngoc di Vietnam.

Gua kecil ini memiliki warna kuning keemasan yang menakjubkan, hasil dari air terjun yang tak pernah kering dan bercampur dengan belerang.

Dinding tebing tanpa belerang hanya akan memunculkan lumut, menciptakan perpaduan warna emas dan hijau yang indah saat air terjun mengalir.

Mitos dan Legenda :
1. Pengunjung yang menggunakan air goa untuk mencuci muka atau mandi akan terlihat lebih muda. Air ini dianggap ajaib karena terus menetes meskipun di musim kemarau.

2. Bagi yang berharap segera menemukan jodoh, mandi di Gua Tetes diyakini dapat mempermudah jalan menuju pertemuan dengan pasangan.

3. Pasangan yang mengalami masalah dalam keluarga konon bisa mendapatkan kembali keharmonisan setelah mengunjungi gua ini.

Sayangnya, karena jalurnya yang sulit dan licin, kebanyakan pengunjung tidak dapat naik sampai ke atas gua. Namun, ada beberapa pengunjung yang berhasil mencapai bagian dalam, di mana terdapat kolam untuk berenang.

Pemandangan di sekitar Gua Tetes sangat menakjubkan. Meskipun melelahkan untuk mendaki kembali, keindahan yang disuguhkan sebanding dengan usaha yang dikeluarkan. 

Hanya saja semenjak Air Terjun Tumpak Sewu dibuka untuk umum pada 2015 lalu, membuat Goa Tetes kalah pamor dan akhirnya pihak pengelola memutuskan untuk membuat akses masuk yang sama yakni melalui pintu masuk Tumpak Sewu.

Sumber : bacakoram.com, Wikipedia, dll.

Gua Safarwadi

GUA Safarwadi

Atau Gua Pamijahan berada di kaki Gunung Mujarob artinya tempat penenangan (tempat nyirnakeun manah, dalam bahasa Sunda) di Tasikmalaya, Jawa Barat, viral di sosmed.

Tempat ini lekat dengan perjalanan Syeikh Abdul Muhyi, penyebar tarekat Syattariyah di Tanah Pasundan.

Peziarah mulai memadati lokasi ziarah serta Goa Safarwadi. Mereka terdengar mengumandangkan azan di pintu masuk gua, dipandu petugas. Pengunjung masuk ke dalam dengan penerangan lampu petromak.

Gua Safarwadi memiliki panjang 284 meter dan memiliki dua ujung, ujung pertama sebagai pintu masuk yang berada di Kampung Pamijahan. Lalu pintu kedua menembus ke Kampung Panyalahan.

Peziarah sengaja datang untuk napak tilas perjuangan para aulia salah satunya Syekh Abdul Muhyi. Mereka juga berkesempatan memanjatkan doa, sekaligus merenungkan kekuasaan Allah melalui Goa Safarwadi.

Penuturan Sesepuh :

Kiyai Haji Endang Ajidin selaku sesepuh komplek Ziarah Pamijahan menjelaskan keberadaan Gua Safarwadi. Goa ini merupakan tempat Syeikh Abdul Muhyi bersama para muridnya dulu.

Hal menarik :

1. Terdapat batu yang bergambar peci haji sebanyak tujuh buah, yang biasanya dicoba pengunjung.

2. Di dalam gua itu terdapat lubang-lubang yang dikatakan menurut sejarah yang tempatnya di komplek mesjid agung dalam gua, dan diberi  nama lubang ke Cirebon, ke Surabaya, ke Banten.

3. Ada lubang dikatakan ke Mekkah.

Lubang ini tak bisa menuju Mekkah secara faktual. Hal itu terbukti beberapa tahun silam, seorang pemuka agama yang juga ketua rombongan peziarah mencoba memasuki lubang dan berakhir terjebak di sana.

4. Jangan coba-coba masuk ke situ kalau tidak setaraf keilmuannya," tutur Endang Ajidin/sesepuh.

5. Usai kejadian itu, lubang menuju Makkah ditutup selama beberapa tahun. Kini, dibuka kembali dengan peringatan yang melarang peziarah masuk ke dalam tempat tersebut.

6. Kisah Tanam Padi :

untuk mencari Gua, guru Syekh H. ‘Abdul Muhyi menyuruh tanam padi. Bila setangkai biji padi ditanam kemudian hasilnya setangkai pula maka disitulah tempat yang dimaksud. 

Apabila tanahnya subur dan hasil padi  melimpah berarti tidak ada gua di daerah tersebut.

Jika ingin naik haji, Daftar, Bayar di Bank yang ditunjuk Pemerintah, Doa, dan Tunggu antrean.

" _Menurut literasi Masyarakat Jawa dan Kepercayaan para tetua bahwasanya Goa Safarwadi itu adalah Goa tempat bersemedinya Syeikh Abdul Muhyi. Dan di goa itu tempat berkumpulnya Para Wali Songo sebagai tempat diskusi dan sebagainya. Menurut yang diceritakan di situ pula bahwasannya bukan goa yang menjadikan syekh Abdul Muhyi pergi Ke Makkah melainkan karena Irhas atau keajaiban yang diberikan Alloh kepada orang yang benar benar soleh yaitu kepada Syeikh Abdul Muhyi. 

Bagi yang percaya mohon tidak terlalu fanatik atas kepercayaan tersebut sehingga tidak menjelek jelekan orang yang tidak atau belum percaya. 

Bagi yang tidak percaya ada baiknya tidak mengolok-olok golongan yang percaya," tulis akun ihsanrizki__ 

Sumber : detikJabar, pojoksatu.id, dll..

Candi Kalasan

CANDI KALASAN


Lokasi :

Jl. Raya Yogya - Solo, Suryatmajan, Danurejan, Daerah Istimewa Yogyakarta


Candi ini berada di kawasan rumah warga, namun tidak membuat pesonanya tersembunyi.


Pembangunan Candi Kalasan dilakukan secara bersamaan antara masa kerajaan Hindu dan Buddha. Bangunan ini didirikan oleh raja beragama Hindu oleh Dinasti Sanjaya atas permintaan elite Buddhis yaitu Dinasti Sailendra.


Candi Kalasan dibangun atas titah dari Rakai Panangkaran yang merupakan raja kedua Kerajaan Mataram Kuno dari Wangsa Sanjaya. Keterangan mengenai Candi Kalasan dimuat dalam Prasasti Kalasan berbahasa Sanskerta berhuruf Pranagari yang berangka tahun 700 Saka/778 Masehi.


Di dalam prasasti Kalasan itu disebutkan tentang diperingatinya jasa Sri Maharaja Dyah Pancapana Panamkarana yang telah membangun sebuah bangunan suci bagi Dewi Tara, seorang Dewi dalam agama Buddha Mahayana, serta memuat area dewi yang kemudian ditakhtakan di dalam kuil tersebut, dinamakan Tarabhawana.


Prasasti Kalasan juga menyebutkan tentang pendirian tempat tinggal bagi para pendeta dengan menghibahkan Desa Kalasan kepada para Sangha. Baik kuil Dewi Tara maupun asrama disebut sebagai Wihara, dilansir dari laman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.


Penyebutan asrama bagi para sangha dalam prasasti Kalasan ini diyakini sebagai bangunan Candi Sari yang berada 500 meter di sisi timur laut Candi Kalasan.


Candi Kalasan didirikan dengan menggunakan bahan batu andesit, memiliki bangunan yang berbentuk persegi dengan empat pintu di empat sisi candi dengan pintu utama di sebelah timur. Ada sekitar  52 stupa mengitari batur/selasar candi.


Di dalam ruang utama candi ini terdapat susunan batu bertingkat yang dahulu merupakan tempat meletakkan patung Dewi Tara yang terbuat dari perunggu,  diperkirakan sekitar enam meter. Menempel pada dinding barat, di belakang susunan batu tersebut terdapat semacam altar pemujaan.


Ciri khas Candi Kalasan yaitu adanya sebuah batu berbentuk setengah lingkaran tepat di depan tangga sisi Timur. Batu itu disebut moonstone / batu bulan, yang lazim terdapat pada kuil-kuil Buddha di India Selatan.


Candi Kalasan juga memiliki pahatan ornamen yang dibuat dengan halus, salah satu yang khas ini relief motif berupa ceplok bunga atau dedaunan.


Salah satu yang menjadi keunikan dari Candi Kalasan, di mana relief dinding luar candi ini dihiasi dengan lapisan semen kuno bernama bajralepa/vajralepa. Biasanya semen yang berfungsi sebagai perekat menggunakan bahan kimia, namun semen kuno yang ditemukan di Candi Kalasan terbuat dari bahan alami.


Semen kuno menyebabkan warnanya  kuning keemasan. 


Semen kuno ini juga berfungsi untuk melindungi candi dari lumut atau jamur dan sebagai lapisan kedap air. 


Hingga sekarang, Candi Kalasan masih digunakan sebagai tempat pemujaan bagi penganut ajaran Buddha, terutama aliran Buddha Tantrayana dan pemuja Dewi Tara.


Saat ini, bangunan Candi Kalasan juga dimanfaatkan sebagai salah satu objek wisata.


Sumber : antaranews.com, dll.


PETILASAN JAYABAYA

PETILASAN JAYABAYA 


Tempat yang diyakini sebagai lokasi moksa Raja Kediri ini sering dikunjungi peziarah.

Pamuksan Sri Aji Joyoboyo dipugar pada 22 Februari 1975 lalu diresmikan pada 17 April 1976 dan dinamakan “Loka Muksa".


Letak :

Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri ini diyakini sebagai tempat moksa Raja Kediri, Jayabaya.


Raja yang Disegani :

Jayabaya merupakan Raja Panjalu (Kadiri) yang memerintah sekitar tahun 1135-1159 Masehi. Pemerintahannya dianggap sebagai masa kejayaan Kerajaan Panjalu.


Masa kepemimpinan Jayabaya berupa prasasti Hantang (1135 Masehi), prasasti Talan (1136 Masehi), prasasti Jepun (1144 Masehi) serta kakawin Bharatayuddha (1157 Masehi).


Kesusastraan Jawa zaman Mataram Islam dan sesudahnya menyebut Raja Panjalu ini sebagai Prabu Jayabaya. Beberapa naskah yang menyinggung sosok Jayabaya ialah Babad Tanah Jawi dan Serat Aji Pamasa.


Ramalan Jayabaya :


Meski Jayabaya bukan peramal, tapi namanya dijadikan Ramalan.


Versi 1 : Dari Kitab Asrar Musarar yang ditulis oleh Sunan Giri pada tahun 1540 Saka atau 1618 Masehi.

Versi 2 : Ditulis oleh Raden Ngabehi Ranggawarsita (1802-1873 M), seorang pujangga terkemuka dari Keraton Surakarta.


Menurut Ramalan Jayabaya dalam Naskah Serat Pranitiwakya, mengisahkan masa depan Nusantara yaitu :


Nusantara akan mengalami masa penuh bencana. Gunung-gunung meletus, bumi berguncang, laut dan sungai meluap. Ini akan menjadi masa penuh penderitaan. Masa kesewenang-wenangan dan ketidakpedulian. Masa orang-orang licik berkuasa, dan orang-orang baik akan tertindas.


Setelah masa paling berat itu, akan datang zaman baru. Zaman penuh kemegahan dan kemuliaan.


Zaman baru akan datang setelah datangnya sang Ratu Adil atau Satria Piningit.


Petilasan Jayabaya :

Berdasarkan mitos yang berkembang di masyarakat, konon Jayabaya tidak meninggal. Ia moksa alias menghilang bersama jasadnya.


Situs-situs yang ada di kawasan bersejarah ini meliputi Sendang Tirto Kamandanu, Palinggihan Mpu Bharada, dan juga Arca Totok Kerot.


Pada 26 April 1980,  Pemkab Kediri memugar Sendang Tirto Kamandanu yang dulunya merupakan kolam dengan sumber air alami, untuk kesucian lahir batin manusia.


Sendang ini lalu menjadi kawasan taman segi empat berukuran 1.016 meter persegi.


Bangunan utama berupa kolam pemandian yang airnya selalu mengalir melalui tiga tingkatan. Adapun urutan tingkatannya meliputi: sumber, tempat penampungan, dan kolam pemandian. Kolam ini dilengkapi Arca Syiwa Harihara/perdamaian, dan Ganesha. Selain itu, terdapat tempat ganti pakaian, gapura, tempat mengambil air, dan pagar.


Sedangkan bangunan pelengkap terdiri dari halaman, gapura utama (Kori Agung dan Candi Bentar), dan pagar dengan patung dewa pada masing-masing sudut. Dewa-dewa itu adalah Batara Wisnu, Brahma, Bayu, dan Indra.


Ribuan Pengunjung :

Setiap 1 Suro dalam kalender Jawa, petilasan Sri Aji Jayabaya selalu dipadati pengunjung. Biasanya jumlah pengunjung pada ritual ini mencapai ribuan orang.


Sumber: Merdeka.com, Wikipedia, dll.

.

Kerajaan Kediri

KERAJAAN KEDIRI 


Kerajaan Kadiri atau Kediri disebut juga dengan Daha atau Panjalu adalah kerajaan besar yang berdiri antara tahun 1042-1222,  lanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno dan bercorak Hindu dan Budha.


Airlangga dari Kahuripan membagi kerajaan menjadi dua bagian pada tahun 1041 Masehi, yaitu :

1. bagian barat yaitu wilayah Panjalu beribukota di Daha diberikan kepada Sri Samarawijaya.

2. bagian timur yaitu Janggala beribukota di Kahuripan diberikan kepada Mapanji Garasakan. 

Batas pemisah wilayah antara keduanya dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai Brantas, oleh Brahmana sakti bernama Empu Bharada. 


Seharusnya pengganti Airlangga, putrinya yaitu Dewi Kili Suci yang memilih menjadi pertapa.


Raja-Raja Kerajaan Kediri :

1. Sri Samarawijaya (1042-1051)

2. Sri Jitendrakara (1051-1112)

3. Sri Bameswara (1112-1135)

4. Jayabaya (1135-1159)

5. Sri Sarweswara (1159-1169)

6. Sri Aryeswara (1169-1180)

7. Sri Gandra (1180-1182)

8. Kameswara (1182-1194)

9. Kertajaya (1194-1222)

10. Jayakatwang (1292-1293)


Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kediri :

Kehidupan ekonomi dapat diketahui melalui kronik Cina yaitu Kronik  Chu Fan Chi karangan Chu Ju Kua. Buku Ling Wai Tai Ta karangan Chu Ik Fei juga menerangkan keberadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan ke-13 Masehi, yang menyebutkan :

1. Kediri menghasilkan banyak beras.

2. Barang-barang dagangan lain yang laku di pasaran, seperti emas, perak, daging, kayu cendana, pinang, dan gerabah.

3. Telah menggunakan uang yang terbuat dari emas sebagai alat pembayaran atau alat tukar.

4. Posisi Kerajaan Kediri sangat strategis dalam perdagangan Indonesia Timur dan Indonesia Barat dengan kota pelabuhannya.

5. Pajak rakyat berupa hasil bumi.


Kehidupan Sosial Kerajaan Kediri :

Masyarakat Kediri tidak menganut sistem kasta.


Masa Kejayaan Kerajaan Kediri :

Terjadi pada kepemimpinan raja Jayabaya, yaitu sikap merakyat dan visi yang jauh ke depan.


Runtuhnya Kerajaan Kediri :

Dalam kitab Pararaton dan Nagarakertagama, pada tahun 1222, Kertajaya dianggap telah melanggar agama dan memaksa Brahmana tunduk pada raja.


Kaum Brahmana meminta perlindungan Ken Arok. 

Dalam pertempuran di desa Ganter, Ken Arok mengalahkan Kertajaya dari Kerajaan Kediri.


Peninggalan Kerajaan Kediri

1. Situs Tondowongso pada awal tahun 2007.

2. Sejumlah arca kuno yang ditemukan di Desa Gayam, Kediri tersebut tergolong langka karena untuk pertama kalinya ditemukan patung Dewa Siwa Catur Muka atau bermuka empat.

3. Prasasti Sirah Keting, berisi pemberian hadiah pada rakyat oleh Raja Jayawarsa.

4. Prasasti Tulungagung dan Kertosono, berisi masalah keagamaan yang ditulis Raja Bameswara (1117-1130 M)

5. Prasasti Ngantang, menerangkan pemberian hadiah pada rakyat Ngantang. Hadiahnya berupa sebidang tanah yang telah dibebaskan pajaknya oleh Raja Jayabaya (1135 M)

6. Prasasti Jaring, memuat nama seperti Kebo Waruga dan Tikus Jinada

7. Prasasti Kamulan, menerangkan keberhasilan Raja Kertajaya, memerangi musuh-musuhnya di Katang.


Sumber: Wikipedia, detikEdu.

Senin, 24 Februari 2025

Duduk iftirasy

 Duduk iftirasy adalah posisi duduk bersimpuh yang dilakukan dalam shalatDuduk iftirasy dilakukan pada saat tasyahud awal dan di antara dua sujud. 

Tata cara duduk iftirasy 
  1. Duduk di atas mata kaki kiri
  2. Letakkan punggung kaki di atas tanah
  3. Tegakkan kaki kanan
  4. Condongkan jari-jari kaki kanan ke arah kiblat
  5. Kedua tumit kaki menjadi penopang bokong
  6. Punggung telapak kaki kiri menghadap ke lantai
Doa saat duduk iftirasy
Saat duduk iftirasy, dianjurkan untuk membaca doa. Salah satu bacaan doa yang dianjurkan adalah "Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii". 
Perbedaan dengan duduk tawarruk
Duduk iftirasy berbeda dengan duduk tawarruk. Duduk tawarruk dilakukan pada tasyahud akhir. Dalam shalat yang memiliki dua tasyahhud, tasyahhud awal dilakukan dengan duduk iftirasy, sedangkan tasyahhud kedua dilakukan dengan duduk tawarruk. 

Minggu, 23 Februari 2025

Ulasan Penyetan Airlangga 2

 PENYETAN AIRLANGGA 2

Tahun 2024 dan sebelumnya tempat ini digunakan oleh penjual nasi pecel.


Sejak Februari 2025 ditempati Penyetan.

Sambalnya mantap dan minta pedas.

Nasinya ada rasa gurih.

Lauknya tinggal pilih, ada panggangan, lele, ayam, dll.


Saat makan, saya pilih :

Ikan asin 1 K, Usus 4 K, sate Babat isi 3 = 6 K, Tempe 1 K, Terong 1 K, Nasi 5 K, Teh 3 K.

Ada lalapan yaitu kemangi, kubis, dan ketimun.

Setelah disajikan, rasanya mantap dan pingin kembali lagi.

Layanan cepat dan ramah.

Dapat menampung 10 orang.

Valentine

Valentine day 

Hari ini, 14 Februari 2025. Seluruh dunia menyebutnya hari Valentine.

Setelah hampir 7 bulan aku potong rambut komplit yaitu rambut, kumis, dan jenggot.

Kurang dari 15 menit, saat hari Jumat sudah tuntas, dengan ongkos jasa 20 K.


Saat potong kumis dan jenggot, bapak Pemangkas rambut menyiapkan palu dari kayu.

Saya pikir akan membetulkan kursi, Eh... ternyata digunakan untuk mengganjal kursi bagian belakang untuk dibuat seperti orang tiduran.

Maksudnya, agar memudahkan proses mengerok kumis dan jenggot.


Usai potong sholat Jumat di Masjid di Pasar Pucang Anom dekat SDN Kertajaya.


Usai sholat saat pulang lewat pasar Manyar, jatuh ke kanan menyentuh aspal bersama istri dan ditolong salah satu penjual.


Untungnya, kondisi pasar sedang sepi dan di belakang SPM saya ada dua mobil yang tiba-tiba harus berhenti menunggu saya bangun dan menuntun sepeda motor ke tepi.


Satu Sepeda Motor tidak ada yang lewat saat saya jatuh.

Seperti terhipnotis untuk semua berhenti.

Bahkan salah satu, penjual mengatakan biasanya ramai kendaraan.

Hari itu hujan, dan posisi pakai jas hujan.

Istri reflek menyelamatkan diri.


Oh...ya...

Sebelum sepeda motor kuberdirikan, lebih dahulu kumatikan kunci.


Kendaraan yang berhenti, aku persilakan untuk jalan ketika aku sudah menepikan motor.


Sungguh Allah dan para Malaikat tetap menjaga.


Motor ke arah Utara di tengah-tengah Pasar Manyar, tiba-tiba berhenti dan terjatuh.


Wallahu alam bi sawab.


Terima kasih, mas penolong.

Sebelum datangnya ujian ini :

Rabu, 12 Februari 2025 kedatangan teman yang sudah tidak bertemu sejak 2010 ketika aku meninggalkan SDN di Kecamatan Tambak sari, tempat 28 tahun mengabdi sebagai guru.

Teman ini sebut saja Santi, nama populer yang saat 2005 sudah pingin menjadi KS, namun hingga Purna 2022, Tuhan tidak mentakdirkan.

Menjelang Magrib, tiba-tiba ketuk pintu dan masuk ke rumah setelah dipersilakan. Mai bercerita tentang kondisi suaminya yang masih ada di PHC menunggu kepulangan. Ia juga bercerita bahwa telah kehilangan adik dan anaknya. Beban hidupnya merasa berat, namun tidak meminta sesuatu atau hutang.

Fokus pada  ceritanya yang memuji-muji diriku yang dulu saat jadi guru sebagai orang yang sederhana. Selalu bawa tas kresek yang isinya buku. 

Saat datang ke rumah, ia cerita bahwa makan dari pemberian orang dan hanya membawa minuman.

Aku mendengar cerita dengan Istri penuh perhatian bahkan karena cerita yang tidak berhenti, aku tidak sempat memberikan minum.

Di tengah-tengah bercerita aku tinggal, untuk menelpon seseorang yang mungkin tahu cerita kehidupan. Ada 3 orang yang aku hubungi, dua menjawab. Satu tidak kenal, dan satu mengenalnya dengan ucapan harap berhati-hati.

Hingga pulang menjelang Magrib, Santi tidak pernah meminta sesuatu.

Kamis malam, 13 Februari 2024, tiba-tiba sekitar pukul 1.00 dini hari istri terbangun dan siangnya baru saja membunuh Ular yang seperti cacing yang disebut ulat kawat dan bangkainya di simpan di tempat sampah tas kresek dam belum dibuang.

Malam itu juga aku membuangnya ke Sungai agar bertemu dengan teman-temannya. Istriku gelisah dan mencoba membuka google tentang ular.

Kebetulan, Petunjuk atau tanda dari YME tentang suatu peristiwa atau kejadian.

Manusia memang tidak peka terhadap petunjuk.

Aku sendiri sebelum kejadian jatuh dari motor, selama seminggu sebelumnya pingin mati dan malas untuk naik motor.

Seminggu kemudian, Rabu, 19 Februari 2025 teman ular kawat datang lagi di pintu pagar. Aku cari botol Aqua kecil untuk kumasukkan bersama istri dan anakku dalam keadaan hidup. Selanjutnya aku buang di Sungai agar bertemu temanya.

Pasca jatuh hingga Senin, 24 Februari 2025 aku belum naik motor. Bagian kaki selama seminggu sulit digunakan untuk sholat saat digunakan duduk dua Iftiros (dua kaki) pada bagian kaki kanan.

Semoga Allah SWT mengampuni dosa ku bersama keluarga.

SEMPROTAN atau FOGGING

 Asap fogging biasanya hilang sekitar 1-2 jam setelah penyemprotan.,Penjelasan :,1. Fogging adalah pengasapan yang dilakukan,dengan menyemprotkan bahan kimia beracun,untuk memberantas nyamuk dewasa.,2. Fogging dilakukan untuk memutus penularan DBD di suatu wilayah.,3. Fogging dilakukan dengan fokus lokasi dalam radius tertentu.,4. Fogging dilakukan oleh tenaga terlatih.,5. Fogging dilakukan saat cuaca tidak hujan,,berangin kencang, atau terik matahari.,Efek samping fogging :,1. Fogging dapat mengganggu keseimbangan ekologi.,2. Fogging dapat memicu resistensi vektor,,yaitu nyamuk yang menularkan penyakit.,3. Fogging dapat berbahaya untuk pernafasan,,terutama bagi bayi,,balita, lansia, dan ibu hamil.,Setelah fogging :,1. Bersihkan rumah seluruhnya,,termasuk lantai, jendela, dan seluruh perabotan.,2. Kuras bak mandi atau penampungan air sampai bersih dan tutup rapat.,Hindari area tersebut setiap kali penyemprotan berlangsung dan selama,sekitar 30 menit setelah penyemprotan.,Periode waktu tersebut akan sangat mengurangi kemungkinan,Anda menghirup pestisida di udara..

ARCA THOTHOK KEROT

 Arca Totok Kerot adalah patung raksasa yang konon merupakan jelmaan dari seorang putri yang dikutuk oleh Raja JoyoboyoArca ini merupakan salah satu situs sejarah terkenal di Kediri, Jawa Timur. 

Legenda Arca Totok Kerot 
  • Ada seorang putri cantik dari Blitar yang ingin melamar Raja Joyoboyo.
  • Raja Joyoboyo menolak lamaran tersebut.
  • Putri tersebut marah dan mengutus pasukannya untuk memerangi Kediri.
  • Putri tersebut kalah dalam pertempuran.
  • Raja Joyoboyo menjatuhkan kutukan kepada putri tersebut.
  • Putri tersebut berubah wujud menjadi arca raksasa yang dikenal sebagai Arca Totok Kerot.
Ciri-ciri Arca Totok Kerot Berbentuk raksasa dengan rambut panjang tergerai, Berjongkok dengan mata melotot, Mengenakan kalung dan tangan kiri yang putus. 
Lokasi Arca Totok Kerot 
  • Arca Totok Kerot berada di Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
  • Arca Totok Kerot merupakan salah satu benda cagar budaya dalam naungan Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur.

TRS TUTUP

 *9 Objek Wisata yang Dulu Ramai di Indonesia, Kini Tinggal Kenangan*


Tim detikTravel - detikTravel

Minggu, 23 Feb 2025 11:47 WIB


Jakarta - Indonesia punya banyak tempat wisata yang dulu terkenal dan ramai. Kini nasibnya berbeda, tutup dan jadi terbengkalai.

Ada sejumlah tempat wisata yang mungkin pernah travelers kunjungi, seperti Kampung Gajah Wonderland atau Snowbay Waterpark di TMII. Meski menjadi destinasi wisata populer di zamannya, tapi nasibnya sekarang berubah drastis karena telah berhenti beroperasi.


Penasaran, apa saja tempat wisata di Indonesia yang dulu terkenal tapi sekarang tinggal kenangan? Simak daftarnya dalam artikel ini.


*9 Tempat Wisata Indonesia yang Dulu Terkenal*


Bagi banyak orang, tempat wisata tak hanya sekadar wahana untuk seru-seruan dan melepas penat. Lebih dari itu, ada banyak kenangan yang tersimpan di memori saat berkunjung ke tempat tersebut.


Sayangnya, ada sejumlah tempat wisata yang kini ditutup permanen sehingga tidak bisa lagi dikunjungi. Berdasarkan catatan detikcom, berikut 9 tempat wisata yang dulu terkenal tapi kini sudah tidak beroperasi


1. Kampung Gajah Wonderland


Kampung Gajah di Bandung Barat. (Whisnu Pradana/detikJabar)

Tempat wisata yang pertama adalah Kampung Gajah Wonderland. Lokasinya berada di Jalan Sersan Bajuri, Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Bandung Barat.


Dahulu, tempat ini memiliki berbagai wahana permainan dan taman rekreasi air yang menarik para wisatawan, khususnya dari luar kota. Tiket masuknya juga terjangkau, yakni Rp 15 ribu (weekday) dan Rp 20 ribu (weekend).



Sayangnya, Kampung Gajah Wonderland terpaksa harus ditutup pada 2018 karena pailit. Tempat wisata ini hanya bertahan selama sembilan tahun sejak dibuka pertama kali pada 2009.



Tim detikJabar sempat mengunjungi lokasi tersebut beberapa tahun lalu. Sejumlah bangunannya masih berdiri kokoh, tetapi sudah tidak terawat dan terkesan angker.


Beberapa patung-patung gajah yang dulu menjadi ikon Kampung Gajah Wonderland kini sudah tidak ada. Tempat patung gajah itu sekarang difungsikan sebagai tempat untuk menjual tanaman oleh warga setempat.


2. Snowbay Waterpark TMII



Snowbay Waterpark TMII. (Putu Intan/detikcom)

Dahulu, ada sebuah waterpark modern di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), namanya Snowbay. Ciri khas dari waterpark ini adalah mengusung konsep salju, sehingga didominasi oleh warna putih dan terdapat beberapa patung beruang kutub yang menggemaskan.


Snowbay Waterpark menjadi salah satu pilihan alternatif bagi warga Jakarta dan sekitarnya yang ingin bermain air. Namun, semenjak pandemi COVID-19, taman wisata air ini terpaksa berhenti beroperasi.



Setelah dua tahun ditutup, Snowbay Waterpark tidak lagi dibuka dan kondisinya terbengkalai. Seiring renovasi TMII, taman air tersebut kemudian dialihfungsikan menjadi gedung parkir dan fasilitas lainnya


3. Taman Remaja Surabaya



Taman Remaja Surabaya. (detikcom/Deny Prastyo Utomo).

Taman Remaja Surabaya (TRS) merupakan salah satu tempat rekreasi yang terkenal di Kota Pahlawan. Dulu, objek wisata ini sangat merakyat karena harga tiket masuknya yang terjangkau. Selain itu, terdapat sekitar 20 wahana permainan yang seru dan menegangkan.


Sayangnya, Taman Remaja Surabaya yang berdiri sejak 1971 ditutup karena kontrak kerja sama dengan pihak pengelola sudah habis. Resmi ditutup sejak 2018, kini lokasi TRS dialihfungsikan oleh Pemkot Surabaya sebagai tempat konser dengan kapasitas 35-40 ribu penonton.


4. Taman Festival Bali


Di kawasan Denpasar, ada sebuah tempat wisata yang populer di kalangan para turis, namanya Taman Festival Bali. Namun, kondisinya sekarang sudah berubah menjadi angker dan terbengkalai sejak ditutup secara permanen.


Meski begitu, beberapa orang masih penasaran ingin melihat Taman Festival Bali dari dekat. Bahkan, lokasi tersebut sering dijadikan sebagai tempat uji nyali.


5. Taman Ria Senayan


Bagi warga Jakarta, mungkin sudah tidak asing dengan Taman Ria Senayan. Bahkan, nama tempat wisata ini disebut-sebut dalam lagu Rhoma Irama berjudul "Terajana".


Pada tahun 70-an, Taman Ria Senayan merupakan salah satu objek wisata yang populer. Sebab, ada banyak wahana permainan yang seru dan bikin jantung deg-degan.



Namun seiring berjalannya waktu, Taman Ria Senayan mulai kehilangan peminatnya dan kalah bersaing dengan tempat wisata baru di Jakarta. Pada 2010, akhirnya Taman Ria Senayan resmi dibongkar.



Kini, lokasi bekas tempat wisata tersebut telah dibangun mall bernama Senayan Park atau Spark. Mall ini dikembangkan oleh PT Ariobimo Laguna Perkasa dan dikelola Lippo Group.


6. Depok Fantasi Waterpark


Satu lagi waterpark yang dulu ramai dikunjungi orang tapi kini sudah tutup, yakni Depok Fantasi Waterpark. Dikenal juga dengan nama Aladin Waterpark, wahana air ini sebenarnya menjadi pionir tempat rekreasi di Kota Depok.


Namun sayang, objek wisata ini kabarnya tutup secara permanen akibat pandemi COVID-19. Kini, tidak ada lagi sisa bangunan waterpark tersebut yang berlokasi di Jalan Boulevard Grand Depok City, karena sudah rata dengan tanah dan dialihfungsikan menjadi kompleks perumahan.


7. Wonderia Semarang


Tempat wisata berikutnya adalah Wonderia Semarang. Objek wisata ini selalu ramai pengunjung karena lokasinya yang ada di tengah kota dan terdapat berbagai macam wahana permainan seru.


Nahas, terjadi kecelakaan pada wahana plane tower atau balon udara. Pada 15 November 2007, wahana tersebut jatuh dan mengakibatkan 16 orang luka-luka. Peristiwa serupa juga pernah terjadi pada Februari 2006.



Akibat insiden itu, Taman Wonderia Semarang ditutup pada 17 November 2007 hingga waktu yang tidak ditentukan. Kabarnya, lokasi bekas objek wisata tersebut akan diubah menjadi hutan kota.


8. THR Sriwedari Solo


Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari di Solo, Jawa Tengah, menjadi salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi anak-anak. Selain itu, tempat ini juga kerap dijadikan pementasan seni musik, mulai dari lagu dangdut hingga musik rock.


Dahulu, THR Sriwedari sangat populer karena lokasinya yang berada di tengah kota, sehingga mudah diakses masyarakat. Namun, setelah 32 tahun beroperasi akhirnya objek wisata ini harus tutup karena kontrak pengelola dengan Pemkot Solo sudah habis.


Lalu, lahan bekas THR Sriwedari diratakan dengan tanah untuk dijadikan masjid. Sayangnya, pembangunan masjid justru mangkrak karena masalah status kepemilikan tanah.


9. Hotel Gantung Purwakarta



Hotel Gantung Purwakarta Skylodge Padjadjaran Anyar. (Instagram/@skylodge.indonesia)

Hotel Gantung Purwakarta atau Skylodge Padjadjaran Anyar sempat viral beberapa waktu lalu. Hotel ini terkenal hingga ke luar negeri karena sangat unik, yakni sengaja menggantung di tebing dengan ketinggian 500 mdpl atau 400 meter di atas tanah.


Agar bisa sampai ke hotel tersebut, pengunjung harus melalui beberapa tantangan, mulai dari memanjat ke atas tebing melalui pijakan-pijakan yang telah dibuat, lalu meluncur dengan flying fox. Lokasi hotel tersebut berada di Gunung Parang, yakni gunung batu andesit yang memiliki ketinggian 963 mdpl.


Namun, Hotel Gantung Purwakarta sudah tidak beroperasi lagi sejak pandemi COVID-19. Meski begitu, kamu masih bisa mendaki gunung atau panjat tebing di Gunung Parang.


Demikian sembilan tempat wisata di Indonesia yang dahulu populer, tapi kini tinggal kenangan. Pernah berkunjung ke salah satu objek wisata di atas?


Berikut artikel-artikel terpopuler lainnya di detikTravel, Minggu (23/2/2025)


(upd/upd)

Suara Kerajaan Kediri

KERAJAAN KEDIRI 


Kerajaan Kadiri atau Kediri disebut juga dengan Daha atau Panjalu adalah kerajaan besar yang berdiri antara tahun 1042-1222,  lanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno dan bercorak Hindu dan Budha.


Airlangga dari Kahuripan membagi kerajaan menjadi dua bagian pada tahun 1041 Masehi, yaitu :

1. bagian barat yaitu wilayah Panjalu beribukota di Daha diberikan kepada Sri Samarawijaya.

2. bagian timur yaitu Janggala beribukota di Kahuripan diberikan kepada Mapanji Garasakan. 

Batas pemisah wilayah antara keduanya dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai Brantas, oleh Brahmana sakti bernama Empu Bharada. 


Seharusnya pengganti Airlangga, putrinya yaitu Dewi Kili Suci yang memilih menjadi pertapa.


Raja-Raja Kerajaan Kediri :

1. Sri Samarawijaya (1042-1051)

2. Sri Jitendrakara (1051-1112)

3. Sri Bameswara (1112-1135)

4. Jayabaya (1135-1159)

5. Sri Sarweswara (1159-1169)

6. Sri Aryeswara (1169-1180)

7. Sri Gandra (1180-1182)

8. Kameswara (1182-1194)

9. Kertajaya (1194-1222)

10. Jayakatwang (1292-1293)


Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kediri :

Kehidupan ekonomi dapat diketahui melalui kronik Cina yaitu Kronik  Chu Fan Chi karangan Chu Ju Kua. Buku Ling Wai Tai Ta karangan Chu Ik Fei juga menerangkan keberadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan ke-13 Masehi, yang menyebutkan :

1. Kediri menghasilkan banyak beras.

2. Barang-barang dagangan lain yang laku di pasaran, seperti emas, perak, daging, kayu cendana, pinang, dan gerabah.

3. Telah menggunakan uang yang terbuat dari emas sebagai alat pembayaran atau alat tukar.

4. Posisi Kerajaan Kediri sangat strategis dalam perdagangan Indonesia Timur dan Indonesia Barat dengan kota pelabuhannya.

5. Pajak rakyat berupa hasil bumi.


Kehidupan Sosial Kerajaan Kediri :

Masyarakat Kediri tidak menganut sistem kasta.


Masa Kejayaan Kerajaan Kediri :

Terjadi pada kepemimpinan raja Jayabaya, yaitu sikap merakyat dan visi yang jauh ke depan.


Runtuhnya Kerajaan Kediri :

Dalam kitab Pararaton dan Nagarakertagama, pada tahun 1222, Kertajaya dianggap telah melanggar agama dan memaksa Brahmana tunduk pada raja.


Kaum Brahmana meminta perlindungan Ken Arok. 

Dalam pertempuran di desa Ganter, Ken Arok mengalahkan Kertajaya dari Kerajaan Kediri.


Peninggalan Kerajaan Kediri

1. Situs Tondowongso pada awal tahun 2007.

2. Sejumlah arca kuno yang ditemukan di Desa Gayam, Kediri tersebut tergolong langka karena untuk pertama kalinya ditemukan patung Dewa Siwa Catur Muka atau bermuka empat.

3. Prasasti Sirah Keting, berisi pemberian hadiah pada rakyat oleh Raja Jayawarsa.

4. Prasasti Tulungagung dan Kertosono, berisi masalah keagamaan yang ditulis Raja Bameswara (1117-1130 M)

5. Prasasti Ngantang, menerangkan pemberian hadiah pada rakyat Ngantang. Hadiahnya berupa sebidang tanah yang telah dibebaskan pajaknya oleh Raja Jayabaya (1135 M)

6. Prasasti Jaring, memuat nama seperti Kebo Waruga dan Tikus Jinada

7. Prasasti Kamulan, menerangkan keberhasilan Raja Kertajaya, memerangi musuh-musuhnya di Katang.


Sumber: Wikipedia, detikEdu.

SUARA CANDI TEGOWANGI

Candi Tegowangi 

Lokasi:

Candirejo, Desa Tegowangi, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Sejarah :

Awalnya candi ini bernama Kusuma Pura.

Candi Tegowangi disebut juga Candi Sentul. N. W. Hoepormans adalah orang yang pertama kali membuat tulisan tentang Candi Tegowangi, selanjutnya diikuti oleh R.D.M Verbeek, J. Knebel, 1902, dan P.J Perquin 1915. Pemugaran candi dilakukan pada tahun 1983-1984.

Menurut Nāgarakrtāgama Candi Tegowangi merupakan candi pendharmaan Raja Watsari nama lain Bhre Matahun, yaitu ipar dari Raja Hayam Wuruk yang meninggal pada tahun 1388. Saat Candi Tegowangi belum selesai dibangun Raja Matahun sudah meninggal, sehingga panil bagian akhir relief cerita Sudamala tidak dikerjakan.

Arsitektur :

Cara pembuatan Candi Tegowangi ini menggunakan sistem menumpuk batu andesit hingga ketinggian tertentu selanjutnya diteruskan dengan mengukir dari atas baru turun ke bawah.

Candi ini berdenah persegi menghadap ke barat dengan ukuran 11,2 x 11,2 meter dan tinggi 4,35 m. Pondasinya terbuat dari bata sedangkan batu kaki dan sebagian tubuh yang masih tersisa terbuat dari batu andesit. 

Bagian kaki candi berlipit dan berhias. 

Struktur dari candi ini berbentuk kaki candi dua tingkat dengan tinggi keseluruhannya 4,35 m. 

Tiap sisi kaki candi ditemukan tiga panel tegak yang dihiasi raksasa/gana yang duduk jongkok; kedua tangan diangkat ke atas seperti mendukung bangunan candi. 

Di atasnya terdapat tonjolan - tonjolan berukir melingkari candi di atas tonjolan terdapat sisi genta yang berhias.

Pada bagian tubuh candi di tengah-tengah pada setiap sisinya terdapat pilar polos yang menghubungkan badan dan kaki candi. Pilar-pilar itu tampak belum selesai dikerjakan. 

Relief Candi Tegowangi :

Menggambarkan berbagai kisah, seperti Parthayajnya, Sudamala, dan Maganda. 

Relief Parthayajnya :

1. Menggambarkan Arjuna berpamitan kepada saudara-saudaranya untuk bertapa di Gunung Indrakila

2. Adegan ini menggambarkan suasana di hutan dengan latar belakang pepohonan

Relief Sudamala :

1. Menggambarkan penyucian Dewi Durga yang dilakukan oleh Sadewa, tokoh bungsu dalam cerita Pandawa 

2. Relief ini dihiasi pada dinding candi sebanyak 14 panil, yaitu 3 panil di sisi utara,  8 panil di sisi barat dan 3 panil sisi selatan. Cerita ini berisi tentang pengruatan/pensucian Dewi Durga dalam bentuk jelek dan jahat,  menjadi Dewi Uma dalam bentuk baik yang dilakukan oleh Sadewa, tokoh bungsu dalam cerita Pandawa.

3. Adegan-adegan relief ini masih menempel pada dinding candi 

Relief Maganda :

Menggambarkan tarian Maganda sebagai bentuk upacara penghormatan kepada Raja Hayam Wuruk ketika berkunjung di candi Tegowangi.

Relief-relief ini berfungsi layaknya sebuah naskah yang menceritakan peristiwa atau kisah tertentu. 

Di halaman candi terdapat beberapa arca yaitu Parwati Ardhenari, Garuda berbadan manusia dan sisa candi di sudut tenggara. Arca-arca yang ditemukan dan adanya Yoni di bilik candi maka candi ini beragama Hindu.

Sumber: Wikipedia, dll.


SUARA CANDI SUROWONO

Candi Surowono/Surawana

Lokasi :

Desa  Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, sekitar 25 km arah timur laut dari Kota Kediri.

Nama asli :

Wishnubhawanapura, dan erat kaitannya dengan Kerajaan Majapahit.

Nama ini merujuk pada pemujaan dewa Wisnu, yang merupakan salah satu dewa utama dalam agama Hindu.

Sejarah :

Candi Surowono  merupakan pendharmaan dan tempat suci Bhre Wengker atau dikenal dengan nama Raja Wengker, yaitu paman sekaligus mertua, sebagai raja Bawahan,  Raja Hayam Wuruk dari kerajaan Majapahit. 

Struktur bangunan : 

Bangunan Candi Surowono berdenah persegi, berukuran 7,8 meter X 7,8 meter dan tinggi 4,72 meter. Secara vertikal arsitekturnya terdiri dari bagian kaki dan tubuh yang juga terbuat dari batu andesit.

Hanya kaki candi setinggi sekitar 3 meter  yang masih tegak di tempatnya. Untuk naik ke selasar di atas kaki candi terdapat tangga sempit yang terletak di sisi Barat. Menilik letak tangga, candi ini menghadap ke Barat.

Keberadaan kolam dan terowongan itu menjadi satu cerita dengan Candi Surowono. 

Di dalam Kitab Negarakertagama diceritakan biasanya pendarmaan dilakukan setelah 12 tahun seorang raja meninggal dunia setelah upacara Srada. Raja Wengker meninggal pada tahun 1388 Masehi, atau 12 tahun sebelum dibangunnya Candi.

Pada tahun 1361 Raja Hayam Wuruk dari Majapahit pernah berkunjung bahkan menginap di Candi Surawana.

Relief Candi :

Candi ini memiliki banyak keunikan dari segi arsitektur maupun relief, yang menggambarkan cerita Arjuna Wiwaha, Bubhuksah - Gagang Aking, dan Sri Tanjung. Relief Arjuna Wiwaha begitu dominan dengan berbagai bingkai, tetapi di beberapa tempat terganggu oleh Sri Tanjung, Bubuksha dan Gagang Aking, serta cerita yang muncul di sudut pada panel vertikal. 

Kisah Arjuna Wiwaha telah ditulis  tahun 1035 Maseh oleh Mpu Kanwa, sejak masa Prabu Airlangga. 

Relief pada Candi Surawana dipahatkan dengan gaya kaku, ciri khas masa Majapahit. Kisah Arjunawiwaha pada tersebut dipahatkan dengan apik dalam satu panil panjang seperti lukisan wayang beber. Penggambaran tokoh sangat detail, dihias dengan latar vegetasi hutan. 

Selain itu, Relief di Candi Surawana menunjukkan kehidupan keseharian, adegan yang lucu-lucu, dan relief binatang/Tantri yang dipahat pada dinding lapik candi. Keunikannya setiap relief dipahat pada bingkai.

Berbeda dengan cerita burung belibis/bangau, Bubuksah-Gagang Aking bercerita tentang kakak beradik yang hidup rukun setelah berguru pada seorang Resi. Mereka berdua sepakat untuk pergi ke hutan untuk mencapai kesempurnaan hidup sebagai seorang pertapa.

Letak relief Bubuksah-Gagang Aking berada di sudut Timur Laut, sedangkan relief burung belibis terletak di sisi timur atau bagian belakang candi. 

Proses Pemugaran :

Candi Surawana saat ini keadaannya sudah tidak utuh. Hanya bagian dasar yang telah direkonstruksi. Pemugaran candi itu sudah dilakukan oleh D.M. Verbeek dan J. Knebel tahun 1908 dan diselesaikan oleh P.J. Perquin tahun 1915.

Sumber : Wikipedia, dll.


Kamis, 20 Februari 2025

Semanggi dan Ular Kawat

 Ular kawat /Indotyphlops braminus, dapat tumbuh hingga sepanjang 20 cm, tetapi umumnya hanya sekitar 10 cm atau kurang. Ular ini termasuk ular terkecil di dunia. 

Ciri-ciri ular kawat :

1. Tubuh berwarna hitam, kehitaman, kecoklatan, atau abu-abu kebiruan

2. Tubuh berkilau seperti sepotong kawat kecil kehitaman

3. Makan semut dan rayap

Habitat ular kawat

1. Ular kawat tersebar hampir di seluruh penjuru tropis dan subtropis Oseania, Asia, Afrika, Eropa selatan, dan Amerika tropis

2. Salah satu jenisnya, yakni Indotyphlops braminus (ular kawat biasa), tercatat menyebar di seluruh dunia.

Mitois ular kawat

1. Menurut mitos, kehadiran ular kawat sering kali dikaitkan dengan berbagai pertanda

2. Di satu sisi, ular ini diyakini dapat membawa bencana

3. Sebagian orang percaya bahwa ular kawat masuk ke dalam rumah, itu adalah pertanda rezeki yang akan datang dari orang terdekat.

4. atau datangnya makhluk gaib seperti jin atau iblis.

 Makanan semanggi 

terdiri dari daun semanggi, kecambah, kangkung, kerupuk puli, dan bumbu. 

Bahan-bahan semanggi :

Daun semanggi yang dikukus, Kecambah, Kangkung, Kerupuk puli yang terbuat dari beras, Bumbu yang terbuat dari ketela rambat. 

Bumbu semanggi :

Bawang merah

Bawang putih

Kencur

Cabe rawit

Gula merah

Garam

Petis ikan


Kacang goreng halus

Ubi yang dihaluskan.

Cara penyajian Semanggi : disiram bumbu kacang, Semanggi disajikan dengan kerupuk puli, Semanggi disajikan dengan tempe goreng, Semanggi disajikan dengan pincuk daun pisang. 

Ciri khas : 

Semanggi bumbu kacang merupakan makanan khas Surabaya

Semanggi bumbu kacang sangat populer di masyarakat Surabaya

Semanggi bumbu kacang melengkapi makanan asli Surabaya lainnya, seperti rujak cingur dan lontong balap

Asal mula :

Asal mula makanan ini berasal dari Desa Kendung, Benowo, wilayah Surabaya barat

Rabu, 19 Februari 2025

8 BAHAN UNTUK PRASASTI

 2998


BAHAN untuk PRASASTI


Prasasti sejarah Indonesia sampai kepada Generasi Milenial, terbuat dari tiga jenis bahan yaitu batu, logam dan tanah liat. Sejarahnya prasasti dibuat dari empat jenis bahan yaitu :


1). Prasasti batu;  disebut juga upala. Segi pengerjaannya ada yang 'bentukan alam' atau tanpa dipangkas terlebih dahulu sesuai bentuk yang diinginkan. Biasanya prasasti ini dipahat pada batu-batu besar atau tebing sebuah bukit. 


Contoh prasasti yang diukir pada dinding gua, prasasti Ciaruteun yang diukir pada bongkahan batu besar, prasasti Tukmas pada dinding bukit tempat mengalirnya sebuah sungai. 


Prasasti bentukan manusia, yaitu prasasti yang dipangkas terlebih dulu menurut bentuk yang diinginkan sebelum ditulisi. Prasasti yang dipangkas banyak ragamnya,  seperti bulat telur, bulat panjang, persegi empat, segi empat dengan bagian atas membulat atau lengkung kurawal, segi lima, tak beraturan, atau berwujud area. 


Teks yang ditulis pada prasasti ada yang satu sisi,  dua sisi, tiga, empat bahkan seluruh permukaan prasasti batu. 


2). Prasasti logam; disebut juga tamra atau prasasti perunggu. Prasasti logam yang ditemukan kembali tidak hanya dari perunggu/tembaga melainkan dari emas dan perak. Prasasti perunggu/tembaga banyak dijumpai karena bahan tembaga dan timah/bahan campuran untuk perunggu, mudah diperoleh.


Prasasti tembaga/perunggu yang ditemukan mencapai ukuran 66 x  44 cm. Ukuran standar prasasti perunggu sekitar 40 x 17 cm dengan ketebalan sekitar 1,5 mm. 

Ukuran maksimal sekitar 25,5 x 9,5 cm tetapi ini tidak banyak dan boleh dikatakan langka, lebih sering ditemukan prasasti emas berupa lembaran tipis seperti pita. 


3). Prasasti tanah liat; atau clay tablet, yaitu prasasti yang diukir pada kepingan tanah liat yang dibakar atau dijemur oleh panas matahari. Prasasti yang berbentuk bundar seperti kepingan tablet ini berukuran ± 2,5 cm, merupakan hasil cetakan dari stempel logam yang dibubuhi tulisan terbalik.


Tulisannya pendek dan rapat, isinya berupa mantra-mantra Budhis yang dibawa oleh pemeluknya pada upacara keagamaan. 


4). Prasasti lontar;  disebut juga rupta.  Prasasti lontar hingga sekarang memang belum pernah ditemukan, tetapi wujudnya kemungkinan besar sama dengan manuskrip atau naskah-naskah kuno dari lontar yang ada saat ini.


Naskah Nagarakertagama atau Desawarnana yang digubah oleh Prapanca yang ada saat ini berupa salinan dari aslinya yang ditulis tahun 1365. Bahasanya mungkin tidak berubah/bahasa Jawa Kuna,  tetapi ditulis dalam aksara Bali/yang seharusnya aksara Jawa Kuna. Bukti bahwa dulu memang ada prasasti lontar adalah ungkapan-ungkapan yang ditemukan dalam prasasti-prasasti abad ke-12. 


Ketika itu Raja Jayabaya, raja Kediri yang memerintah tahun 1135 - 1144, mengabulkan permohonan penduduk desa Talan agar anugerah Raja Airlangga yang tertuang dalam prasasti lontar (ripta) dipindahkan isinya ke prasasti batu (upala) agar tetap langgeng dan dinikmati anak cucu mereka.


Sumber: Prasasti dan Raja-raja Nusantara.

Prasasti Sojomerto

 [8/6 13.44] rudysugengp@gmail.com: Pakaian Asli Diponegoro  SIAPA BILANG PAKAIAN DIPONEGORO ITU SURJAN DAN BLANGKON? Ada sebagian orang yan...