CANDI KALASAN
Lokasi :
Jl. Raya Yogya - Solo, Suryatmajan, Danurejan, Daerah Istimewa Yogyakarta
Candi ini berada di kawasan rumah warga, namun tidak membuat pesonanya tersembunyi.
Pembangunan Candi Kalasan dilakukan secara bersamaan antara masa kerajaan Hindu dan Buddha. Bangunan ini didirikan oleh raja beragama Hindu oleh Dinasti Sanjaya atas permintaan elite Buddhis yaitu Dinasti Sailendra.
Candi Kalasan dibangun atas titah dari Rakai Panangkaran yang merupakan raja kedua Kerajaan Mataram Kuno dari Wangsa Sanjaya. Keterangan mengenai Candi Kalasan dimuat dalam Prasasti Kalasan berbahasa Sanskerta berhuruf Pranagari yang berangka tahun 700 Saka/778 Masehi.
Di dalam prasasti Kalasan itu disebutkan tentang diperingatinya jasa Sri Maharaja Dyah Pancapana Panamkarana yang telah membangun sebuah bangunan suci bagi Dewi Tara, seorang Dewi dalam agama Buddha Mahayana, serta memuat area dewi yang kemudian ditakhtakan di dalam kuil tersebut, dinamakan Tarabhawana.
Prasasti Kalasan juga menyebutkan tentang pendirian tempat tinggal bagi para pendeta dengan menghibahkan Desa Kalasan kepada para Sangha. Baik kuil Dewi Tara maupun asrama disebut sebagai Wihara, dilansir dari laman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penyebutan asrama bagi para sangha dalam prasasti Kalasan ini diyakini sebagai bangunan Candi Sari yang berada 500 meter di sisi timur laut Candi Kalasan.
Candi Kalasan didirikan dengan menggunakan bahan batu andesit, memiliki bangunan yang berbentuk persegi dengan empat pintu di empat sisi candi dengan pintu utama di sebelah timur. Ada sekitar 52 stupa mengitari batur/selasar candi.
Di dalam ruang utama candi ini terdapat susunan batu bertingkat yang dahulu merupakan tempat meletakkan patung Dewi Tara yang terbuat dari perunggu, diperkirakan sekitar enam meter. Menempel pada dinding barat, di belakang susunan batu tersebut terdapat semacam altar pemujaan.
Ciri khas Candi Kalasan yaitu adanya sebuah batu berbentuk setengah lingkaran tepat di depan tangga sisi Timur. Batu itu disebut moonstone / batu bulan, yang lazim terdapat pada kuil-kuil Buddha di India Selatan.
Candi Kalasan juga memiliki pahatan ornamen yang dibuat dengan halus, salah satu yang khas ini relief motif berupa ceplok bunga atau dedaunan.
Salah satu yang menjadi keunikan dari Candi Kalasan, di mana relief dinding luar candi ini dihiasi dengan lapisan semen kuno bernama bajralepa/vajralepa. Biasanya semen yang berfungsi sebagai perekat menggunakan bahan kimia, namun semen kuno yang ditemukan di Candi Kalasan terbuat dari bahan alami.
Semen kuno menyebabkan warnanya kuning keemasan.
Semen kuno ini juga berfungsi untuk melindungi candi dari lumut atau jamur dan sebagai lapisan kedap air.
Hingga sekarang, Candi Kalasan masih digunakan sebagai tempat pemujaan bagi penganut ajaran Buddha, terutama aliran Buddha Tantrayana dan pemuja Dewi Tara.
Saat ini, bangunan Candi Kalasan juga dimanfaatkan sebagai salah satu objek wisata.
Sumber : antaranews.com, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar