Rabu, 26 Februari 2025

PETILASAN JAYABAYA

PETILASAN JAYABAYA 


Tempat yang diyakini sebagai lokasi moksa Raja Kediri ini sering dikunjungi peziarah.

Pamuksan Sri Aji Joyoboyo dipugar pada 22 Februari 1975 lalu diresmikan pada 17 April 1976 dan dinamakan “Loka Muksa".


Letak :

Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri ini diyakini sebagai tempat moksa Raja Kediri, Jayabaya.


Raja yang Disegani :

Jayabaya merupakan Raja Panjalu (Kadiri) yang memerintah sekitar tahun 1135-1159 Masehi. Pemerintahannya dianggap sebagai masa kejayaan Kerajaan Panjalu.


Masa kepemimpinan Jayabaya berupa prasasti Hantang (1135 Masehi), prasasti Talan (1136 Masehi), prasasti Jepun (1144 Masehi) serta kakawin Bharatayuddha (1157 Masehi).


Kesusastraan Jawa zaman Mataram Islam dan sesudahnya menyebut Raja Panjalu ini sebagai Prabu Jayabaya. Beberapa naskah yang menyinggung sosok Jayabaya ialah Babad Tanah Jawi dan Serat Aji Pamasa.


Ramalan Jayabaya :


Meski Jayabaya bukan peramal, tapi namanya dijadikan Ramalan.


Versi 1 : Dari Kitab Asrar Musarar yang ditulis oleh Sunan Giri pada tahun 1540 Saka atau 1618 Masehi.

Versi 2 : Ditulis oleh Raden Ngabehi Ranggawarsita (1802-1873 M), seorang pujangga terkemuka dari Keraton Surakarta.


Menurut Ramalan Jayabaya dalam Naskah Serat Pranitiwakya, mengisahkan masa depan Nusantara yaitu :


Nusantara akan mengalami masa penuh bencana. Gunung-gunung meletus, bumi berguncang, laut dan sungai meluap. Ini akan menjadi masa penuh penderitaan. Masa kesewenang-wenangan dan ketidakpedulian. Masa orang-orang licik berkuasa, dan orang-orang baik akan tertindas.


Setelah masa paling berat itu, akan datang zaman baru. Zaman penuh kemegahan dan kemuliaan.


Zaman baru akan datang setelah datangnya sang Ratu Adil atau Satria Piningit.


Petilasan Jayabaya :

Berdasarkan mitos yang berkembang di masyarakat, konon Jayabaya tidak meninggal. Ia moksa alias menghilang bersama jasadnya.


Situs-situs yang ada di kawasan bersejarah ini meliputi Sendang Tirto Kamandanu, Palinggihan Mpu Bharada, dan juga Arca Totok Kerot.


Pada 26 April 1980,  Pemkab Kediri memugar Sendang Tirto Kamandanu yang dulunya merupakan kolam dengan sumber air alami, untuk kesucian lahir batin manusia.


Sendang ini lalu menjadi kawasan taman segi empat berukuran 1.016 meter persegi.


Bangunan utama berupa kolam pemandian yang airnya selalu mengalir melalui tiga tingkatan. Adapun urutan tingkatannya meliputi: sumber, tempat penampungan, dan kolam pemandian. Kolam ini dilengkapi Arca Syiwa Harihara/perdamaian, dan Ganesha. Selain itu, terdapat tempat ganti pakaian, gapura, tempat mengambil air, dan pagar.


Sedangkan bangunan pelengkap terdiri dari halaman, gapura utama (Kori Agung dan Candi Bentar), dan pagar dengan patung dewa pada masing-masing sudut. Dewa-dewa itu adalah Batara Wisnu, Brahma, Bayu, dan Indra.


Ribuan Pengunjung :

Setiap 1 Suro dalam kalender Jawa, petilasan Sri Aji Jayabaya selalu dipadati pengunjung. Biasanya jumlah pengunjung pada ritual ini mencapai ribuan orang.


Sumber: Merdeka.com, Wikipedia, dll.

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah BOK TONG

 [16/7 00.14] rudysugengp@gmail.com: _Kisah Bok Tong_ *Jembatan Bambu dan Babah Tong di Tengah Sungai Menur* Tahun 1970-an. Di pertigaan Jal...