Sunan Bungkul
Arti kata :
Bungkul bisa merujuk pada atau kepala tongkat, payung, tiang bendera, atau nama seorang wali dari Kerajaan Majapahit.
Sunan Bungkul :
1. Sunan Bungkul adalah gelar yang diberikan kepada Ki Ageng Supo, seorang bangsawan dari Kerajaan Majapahit yang menyebarkan agama Islam di Jawa Timur.
2. Sunan Bungkul diperkirakan hidup pada tahun 1400-1481 Masehi, se Zaman dengan Sunan Ampel.
3. Makam Sunan Bungkul berada di belakang Taman Bungkul Surabaya.
4. Makam Sunan Bungkul merupakan bangunan cagar budaya.
Taman Bungkul :
1. Taman Bungkul adalah taman wisata kota di Surabaya, Jawa Timur.
2. Terletak di Jalan Raya Darmo, Wonokromo, Kota Surabaya.
3. Memiliki berbagai fasilitas, seperti amfiteater, jogging track, taman bermain, dan skate & BMX area.
4. Memiliki sentra kuliner dan wi-fi gratis.
Sejarah :
Sunan Bungkul memiliki nama asli Ki Ageng Supo atau Mpu Supo seorang bangsawan dari zaman Kerajaan Majapahit yang setelah memeluk Islam lalu ia menggunakan nama Ki Ageng Mahmuddin.
Ia adalah mertua Sunan Ampel namun ada versi lain yang mengatakan bahwa beliau adalah mertua Raden Paku atau yang lebih dikenal dengan Sunan Giri.
Ki Ageng Supa mempunyai puteri bernama Dewi Wardah.
Cerita Masyarakat :
Ki Ageng Supo sengaja memetik buah Delima dan menghanyutkan ke sungai.
Buah delima itu dihanyutkan ke Sungai Kalimas yang mengalir ke utara.
Alur air sungai ini bercabang di Ngemplak menjadi dua.
Percabangan sebelah kiri menuju Ujung dan sebelah kanan menuju kali Pegirikan.
Buah delima itu terapung dan hanyut ke kanan.
Suatu pagi seorang santri Sunan Ampel yang mandi di Pegirikan Desa Ngampeldenta, menemukan delima itu.
Sang santri yaitu Raden Paku menyerahkan ke Sunan Ampel. Oleh Sunan Ampel delima itu disimpan.
Besoknya, Supa menelusuri bantaran Kalimas.
Sesampainya di pinggiran, ia melihat banyak santri mandi di sungai.
Ki Ageng Supa, yakin di sinilah buah delima itu ditemukan oleh salah satu, diantara para santri tersebut.
"Apakah ada yang menemukan delima ?" tanya Supa setelah bertemu Sunan Ampel. Raden Paku, murid Sunan Ampel dipanggil dan mengaku.
Singkat cerita Raden Paku dinikahkan dengan anak Ki Ageng Supa, Dewi Wardah.
Ki Ageng Supo akhirnya memperoleh mantu seorang santri dari, Ampeldenta yakni Raden Paku.
Sedangkan Raden Paku pada akhirnya menikahi dua orang putri Dewi Murtosiah, putri Sunan Ampel dan Dewi Wardah putri Ki Ageng Supo..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar