Sabtu, 28 Oktober 2023

Mengenal 14 Tokoh Penting di Balik Tercetusnya Teks Persatuan Sumpah Pemuda

 *Mengenal 14 Tokoh Penting di Balik Tercetusnya Teks Persatuan Sumpah Pemuda*

Nicolaus

Sabtu, 28 Oktober 2023 | 09:01 WIB

JawaPos.com - Setiap tanggal 28 Oktober, masyarakat Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Dimana dulunya digelar Kongres Pemuda yang menjadi tonggak awal persatuan di Indonesia.

Penentuan teka persatuan Sumpah Pemuda dipelopori oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI). PPPI merupakan organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia.

Disanalah terdapat beberapa tokoh berpengaruh dalam menyusun teks Sumpah Pemuda. Dikutip dari Kemdikbud.go.id dan arsip Museum Sumpah Pemuda, berikut sederet tokoh berpengaruh di balik Sumpah Pemuda.

1. Tokoh Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober merupakan salah satu tonggak penting lahirnya Indonesia sebagai negara. Sumpah Pemuda juga sebagai puncak perjuangan masa kebangkitan nasional pasca politik etis menuju Kemerdekaan Indonesia.

Sejarah mencatat profil tokoh penting di balik kesuksesan Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda, yaitu:

2. Soegondo Djojopoespito

Ketua panitia Kongres Pemuda II ini lahir di Tuban, Jawa Timur pada 22 Februari 1905. Soegondo pun dikenal sebagai aktivis pendidikan.

Sebelum tinggal di kediaman Ki Hajar Dewantara, Soegondo semasa sekolah di HIS juga dititipkan pamannya di pondok H.O.S Tjokroaminoto di Surabaya. Soegondo pun meninggal di Yogyakarta pada usia 73 tahun tepatnya tanggal 23 April 1978.

3. Soenario Sastrowardoyo

Penasihat panitia Kongres Pemuda II ini lahir di Madiun, Jawa Timur pada 28 Agustus 1902. Soenario adalah salah satu pencetus Manifesto 1925 ketika menjadi pengurus Perhimpunan Indonesia (PI) di Belanda bersama Muhammad Hatta.

Beliau juga sebagai pengacara peraih gelar Meester in de rechten yang sering membela para aktivis pergerakan yang berurusan dengan polisi Hindia Belanda. Soenario meninggal pada 17 Mei 1997 di Jakarta.

4. Johannes Leimena

Anggota Jong Ambon yang sekaligus panitia Kongres Pemuda II ini lahir di Ambon, Maluku pada 1905. Beliau juga dikenal sebagai aktivis pergerakan, serta menteri paling lama di masa pemerintahan Presiden Soekarno selama 20 tahun.

Leimena pun termasuk di 18 kabinet yang berbeda sejak Kabinet Sjahrir II (1946) hingga Kabinet Dwikora III (1966). Posisi beliau antara lain sebagai Menteri Kesehatan, Wakil Perdana Menteri, Wakil Menteri Pertama, maupun Menteri Sosial.

Selain itu, Leimena juga menjabat sebagai anggota DPR dan Konstituante, serta memimpi Parkindo antara 1950 hingga 1961. Tercatat sebagai Pahlawan Nasional, Leimena meninggal pada 29 Maret 1977 di Jakarta.

5. Djoko Marsaid

Ketua Jong Java ini pun pernah menjadi wakil ketua saat Kongres Pemuda II berlangsung.

6. Muhammad Yamin

Anggota Jong Sumatranen Bond ini lahir pada 24 Agustus 1903 di Sawahlunto, Sumatera Barat. Beliau dikenal sebagai sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, serta ahli hukum yang dihormati orang-orang. Yamin juga merupakan perintis puisi modern Indonesia dan namanya diabadikan sebagai Pahlawan Nasional.

7. Amir Sjarifoeddin Harahap

Tokoh yang banyak menyumbang ide-ide brilian ketika perumusan Sumpah Pemuda ini lahir di Medan pada 17 April 1907. Beliau dikenal sebagai politikus sayap kiri (sosialis), kemudian menjadi tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang paling menonjol.

Amir pun pernah menjabat sebagai menteri pada Kabinet Presidensial, Kabinet Sjahrir I, Kabinet Sjahrir II, serta Kabinet Sjahrir III. Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai perdana menteri antara 3 Juli 1947 hingga 29 Januari 1948 dengan membentuk Kabinet Amir Sjarifoeddin I dan II.

Namun, Amir Sjarifoeddin ditembak mati di Ngaliyan, Solo pada 19 Desember 1948 karena keterlibatannya dalam pemberontakan PKI Madiun tiga bulan sebelumnya.

8. Wage Rudolf Supratman

Pencipta lagu “Indonesia Raya” ini lahir pada 9 Maret 1903 di Purworejo, Jawa Tengah. Pada penutupan Kongres Pemuda II, W.R. Supratman memainkan sebuah lagu dengan instrumen biola yang sekarang dikenal sebagai lagu kebangsaan, Indonesia Raya.

W.R. Supratman meninggal pada 17 Agustus 1938 di Surabaya, Jawa Timur. Beliau pun ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, serta tanggal lahirnya sebagai Hari Musik Nasional.

9. Sarmidi Mangoensarkoro

Tokoh penting Kongres Pemuda I dan II ini lahir di Surakarta, 23 Mei 1904. Mangoensarkoro pun pernah menyampaikan materi mengenai pentingnya pendidikan untuk Indonesia sebagai sebuah bangsa.

Beliau juga dikenal sebagai tokoh Taman Siswa, serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1949 hingga 1950.

10. Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo

Tokoh penting dalam penyusunan naskah Sumpah Pemuda ini lahir di Cepu, Jawa Tengah pada 7 Januari 1905. Beliau pun sempat tinggal di rumah H.O.S Tjokroaminoto sekaligus menjadi sekretaris pribadinya.

Di masa kemerdekaan, Kartosoewirjo dikenal sebagai tokoh Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sejak awal, Kartosoewirjo menginginkan Indonesia menjadi negara berdasarkan Islam.

Karena itu, dia menolak tawaran menteri kabinet Amir Sjarifoeddin. Beliau juga membentuk kelompok Darul Islam dan melakukan perlawanan terhadap pemerintah Indonesia dari tahun 1949 hingga 1962. Kartosoewrjo pun meninggal setelah dieksekusi mati di Pulau Seribu pada 5 September 1962.

11. Kasman Singodimedjo

Wakil Jong Islamieten Bond pada Kongres Pemuda II ini lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 25 Februari 1904. Setelah Indonesia merdeka, beliau pernah menjabat sebagai jaksa agung periode 1945 hingga 1946, Menteri Muda Kehakiman Kabinet Amir Sjarifuddin II, serta Ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), yaitu cikal bakal DPR. Singodimedjo pun meninggal dunia pada 25 Oktober 1982, dan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 2018.

12. Mohammad Roem

Aktivis pemuda sekaligus mahasiswa hukum ini lahir pada 16 Mei 1908 di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Selama masa kebangkitan nasional Indonesia, beliau aktif di organisasi Obligasi Jong Islamieten pada tahun 1924 dan Sarekat Islam pada 1925.

Pada masa kemerdekaan, Roem pun dikenal sebagai diplomat ulung Indonesia di meja perundingan melawan Belanda. Selama masa kepemimpinan Presiden Soekarno, Roem juga menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, serta Menteri Dalam Negeri.

13. Adnan Kapau Gani

Aktivis pemuda Jong Sumatranen Bond ini lahir di Palembang, Sumatra Selatan pada 1905. Beliau ikut hadir dalam Kongres Pemuda II. Gani juga dikenal sebagai dokter, politisi, serta tokoh militer Indonesia.

Beliau pun pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Amir Sjarifuddin I serta Kabinet Amir Sjarifuddin II. Setelah revolusi berakhir pada 1949, Gani menjadi Gubernur Militer Sumatera Selatan dan diangkat menjadi rektor Universitas Sriwijaya pada 1954. Gani pun wafat pada 23 Desember 1968.

14. Sie Kong Liong

Pemuda keturunan Tionghoa ini lahir pada 3 Januari 1878. Beliau menyediakan rumahnya di Jalan Kramat Raya 106 sebagai tempat Kongres Pemuda II. Atas prakarsa Soenario, rumah Sie Kong Liong dipugar Gubernur DKI Ali Sadikin lalu ditetapkan sebagai Gedung Sumpah Pemuda dan berubah nama menjadi Museum Sumpah Pemuda.

Itulah sejarah Sumpah Pemuda dan tokoh penting yang berperan dalam terselenggaranya Kongres Pemuda I dan Kongres Pemuda II di Indonesia. Berawal dari PPPI bersama organisasi pemuda seluruh Indonesia yang mengadakan Kongres Pemuda sehingga tercipta rumusan hasil kongres berupa Sumpah Pemuda, dan kini diperingati setiap 28 Oktober.

3 Tokoh Sumpah Pemuda dari Jawa Timur

 


*3 Tokoh Sumpah Pemuda dari Jawa Timur*

Tari Pagusa - detikJatim

Jumat, 27 Okt 2023 11:56 WIB



Surabaya - Dalam Sumpah Pemuda tidak ada tokoh khusus yang diidentifikasikan sebagai perwakilan dari Jawa timur. Namun, tokoh-tokoh pemuda kelahiran Jawa Timur sangat aktif dalam perjuangan Kemerdekaan Indonesia pada masa penjajahan Belanda.

Tokoh-tokoh Sumpah Pemuda dari Jawa Timur tersebut, di antaranya seperti Soenario Sastrowardoyo, Soegondo Djojopoespito, dan Katjasungkana. Berikut peran 3 tokoh tersebut dalam Sumpah pemuda.

*Tokoh Sumpah Pemuda dari Jawa Timur*

1. Soenario Sastrowardoyo

Melansir penelitian Diena Fahrani dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Soenario lahir pada 28 Agustus 1902 di Madiun. Sejak kecil, Soenario tinggal di Madiun dan memulai pendidikannya di sekolah taman kanak-kanak, yang dikenal sebagai Frobelschool, pada 1908.

Dia melanjutkan pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah dasar setara, pada 1909. Setelah menyelesaikan ELS, Soenario melanjutkan pendidikan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), setara SMP. Kemudian pindah ke Jakarta dan melanjutkan pendidikan di Rechtschool, sekolah kejuruan hukum.

Soenario adalah salah satu tokoh yang memegang peran penting dalam 2 peristiwa bersejarah yang sangat berpengaruh terhadap perjalanan Indonesia, yaitu Manifesto 1925 dan Kongres Pemuda II.

Saat Manifesto Politik 1925 diumumkan, Soenario bersama Bung Hatta menduduki posisi pengurus Perhimpunan Indonesia. Soenario menjabat sebagai Sekretaris II dan Hatta sebagai bendahara I. Pada akhir Desember 1925, Soenario meraih gelar Meester in de Rechten sebelum kembali ke Indonesia.

Sebagai pengacara aktif, Soenario membela para aktivis pergerakan nasional yang terlibat konfrontasi dengan pihak berwenang Hindia Belanda. Prestasinya yang signifikan terlihat ketika ia menjadi penasihat Kongres Pemuda II pada 1928, sebuah peristiwa bersejarah yang melahirkan Sumpah Pemuda.

Ia menjadi salah satu pembicara utama dan menyampaikan makalah tentang Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia. Melalui keterlibatannya dalam peristiwa-peristiwa ini, Soenario berperan besar dalam membentuk arah perjuangan nasional dan mempromosikan persatuan di antara pemuda Indonesia.

2. Soegondo Djojopoespito

Melansir detikNews, Soegondo lahir pada 22 Februari 1905 di Tuban. Ayahnya Kromosardjono merupakan seorang penghulu di Tuban, sementara ibunya adalah putri seorang khotib bernama Djojoatmojo. Djojopoespito adalah nama keluarga yang diambil dari adik buyut kakeknya.

Sejak kecil ia tinggal bersama sang paman di Blora. Paman Soegondo mendukung mereka dalam pendidikan. Namun setelah kematian pamannya, Soegondo kecil putus sekolah untuk beberapa waktu.

Antara 1911 hingga 1918, Soegondo bersekolah di HIS (Holland Indische School). Kemudian, meneruskan pendidikan ke MULO (Meer Uitgebried Lder Onderwijs) hingga 1921. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan di AMS (Agleemeene Midelbar School) Yogyakarta.

Soegondo muda menjalani karier sebagai tenaga pendidik dan wartawan lepas, hingga akhirnya mendapatkan kepercayaan menjadi Direktur Kantor Berita Antara pada 1941.

Pada September 1926, Soegondo, RT Djoksodipoero, Goelarso, Soewirjo, Darwis, dan Sigit bersama-sama mendirikan Perhimpoenan Pemoeda Peladjar Indonesia atau PPPI. Pada 1927, Soegondo diangkat sebagai Ketua PPPI.

Demi menyatukan kelompok pemuda dari berbagai wilayah, seperti yang terjadi pada Kongres Pemuda I, Soegondo dan rekannya mengorganisasi Kongres Pemuda II. Kongres ini dipimpin Soegondo dan diadakan pada 27-28 Oktober 1928. Setelah tiga kali rapat akhirnya menghasilkan Sumpah Pemuda.

3. R. Katja soengkana

Katjasungkana dilahirkan di Pamekasan, pada 24 Oktober 1908. Ia adalah keturunan dari R. Sosrodanukusumo dan Siti Rusuli. Ayahnya Sosrodanukusumo adalah seorang wedana yang pernah bertugas di Sampang dan Bangkalan.

Sosrodanukusumo merupakan lulusan terbaik Sekolah Pegawai Pangreh Praja (Mosvia) di Probolinggo, serta salah satu pendiri Sarikat Islam di Sampang. Ia juga aktif dalam perjuangan koperasi garam rakyat, untuk mencegah harga garam ditentukan sewenang-wenang oleh pemerintah Belanda.

Sosrodanukusumo menjadi anggota Java Instituut, sebuah lembaga kebudayaan Jawa yang didirikan pada Desember 1919. Beberapa karyanya seperti Johar Mutu Manikam dimuat dalam publikasi berkala Java Instituut, Djawa.

Sementara ibu Katjasungkana memiliki keturunan Palembang-Jawa dan merupakan putri tunggal Mohammad Seman Kiemas. Kiemas adalah lulusan pertama Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (Stovia) dan merupakan salah satu pendiri Muhammadiyah di Sampang.

Sebagai seorang anak wedana, Katjasungkana tumbuh dalam lingkungan keluarga yang memiliki intelektual tinggi. Ia memiliki akses untuk membaca berbagai jenis buku, termasuk yang berkaitan dengan bahasa dan filsafat.

Salah satu prestasi yang diakui sejarah adalah peran Katjasungkana dalam Kongres Pemuda II yang diselenggarakan pada 28 Oktober 1928. Ia berperan sebagai salah satu inisiator dan kontributor utama.

Acara tersebut menghasilkan Sumpah Pemuda. Panitia yang mengelola kongres ini terdiri dari 9 orang, yang dipimpin Soegondo Djoyopuspito. Katjasungkana mewakili organisasi Jong Indonesia, yang didirikan pada Februari 1927.

Selasa, 24 Oktober 2023

Koes Plus, Grup Musik Legendaris Asal Tuban



 *Koes Plus, Grup Musik Legendaris Asal Tuban*

Savira Oktavia - detikJatim

Selasa, 24 Okt 2023 19:35 WIB

Daftar Isi

Mengenal Koes Plus:

1. Awal Berdirinya Koes Bersaudara

2. Sejarah Kelam Koes Bersaudara

3. Pergantian Nama Koes Bersaudara Menjadi Koes Plus

4. Akhir Perjalanan Koes Plus

Tuban - 'Bukan lautan hanya kolam susu'. Masyarakat dari berbagai kalangan pasti pernah mendengar lagu ini.

Lagu bertajuk Kolam Susu tersebut dipopulerkan grup musik kondang bernama Koes Plus pada 1973. Hingga saat ini, lagu itu masih dinikmati banyak pendengar.

Koes Plus adalah grup musik paling legendaris asal Tuban, yang beranggotakan kakak-beradik keluarga Koeswoyo. Pada era 1970-1975, lagu-lagu Koes Plus menghiasi industri musik Tanah Air.

Mereka berhasil menciptakan ratusan lagu mulai dari versi pop, pop Jawa, pop Melayu (dangdut), qosidah, natal, pop anak-anak, dan masih banyak lagi. Bahkan, namanya diabadikan sebagai grup musik dengan lagu terbanyak di Museum Rekor Indonesia (Muri).

Mengenal Koes Plus:

Berikut ini sejarah grup musik Koes Plus yang legendaris, seperti dikutip dari Buku Koes Plus karya Budi Santosa.

_1. Awal Berdirinya Koes Bersaudara_

Sekitar tahun 1962, sang penggerak roda Koes Bersaudara, yakni Tonny Koeswoyo mengawali perjalanan karier musiknya dengan membawakan lagu-lagu barat bersama Koes Bersaudara atau Koes Brothers.

Di tengah maraknya grup musik barat, Tonny mulai menciptakan lagu sendiri menggunakan bahasa Indonesia. Dua lagu yang dihasilkannya diberi judul Weni dan Terpesona. Kakaknya bernama Djon bertugas merekam. Kemudian, rekaman itu dikirim ke perusahaan rekaman PT Irama.

Mereka pun diberikan kesempatan membuat lagu dan berakhir mendapatkan pujian dari sang pemilik perusahaan rekaman, Jack Lesmana. Dibentuklah formasi pertama rekaman dengan nama Koes Bersaudara, terdiri atas Djon Koeswoyo (Bass), Tonny Koeswoyo (Melodi Guitar), Yon Koeswoyo (Vokalis), Yok Koeswoyo (Vokalis, Rhythm Guitar), dan Nomo Koeswoyo (Drum).

Pada 1963, Koes Bersaudara mengeluarkan piringan hitam berisikan lagu-lagu yang sangat populer hingga saat ini, seperti Angin Laut, Senja, Bis Sekolah, Telaga Sunyi, Dewi Rindu, dan sebagainya. Lagu-lagu ini mulai disiarkan di berbagai siaran radio. Baik dalam negeri maupun luar negeri.

Ketika grup musik asal Inggris, The Beatles semakin menarik perhatian para pencinta musik, Koes Bersaudara pun mengikuti gaya The Beatles. Bahkan, beberapa lagu mereka terinspirasi dari Beatles.

Lagu-lagu itu seperti Termenung Lesu, Diana, dan Pemain Kecapi. Koes Bersaudara sering tampil di beberapa panggung hiburan dan menjadi band terpopuler pada 1965.

_2. Sejarah Kelam Koes Bersaudara_

Pada 29 Juni 1965, Koes Bersaudara ditahan pihak kepolisian karena tertangkap sedang menyanyikan lagu-lagu barat yang saat itu dilarang Presiden Soekarno. Bahkan, kepolisian juga memutus peredaran lagu-lagu Koes Bersaudara di industri Tanah Air.

Di tengah menjalani kehidupan di penjara, Koes Bersaudara kembali menciptakan lagu yang bercerita tentang hubungan manusia dengan Tuhan, bakti kepada orang tua. Seperti lagunya bertajuk Di Dalam Bui, Jadikan Aku Dombamu, Untuk Ayah dan Ibumu.

Pada peringatan 17 Agustus 1965, nama Koes Bersaudara disebut dalam pidato Presiden Soekarno karena dianggap lebih mencintai produk barat. Namun, menurut pengakuan Yok Koeswoyo, alasan mereka ditahan adalah untuk menjadikan Koes Bersaudara sebagai intelijen tandingan (counter intelligence di Malaysia ketika Indonesia sedang berkonfrontasi dengan Malaysia).

Pada 29 September 1965, mereka dibebaskan. Keadaan pun kembali seperti semula. Koes Bersaudara aktif mengisi beberapa panggung hiburan. Mereka juga menolak menyanyikan lagu The Beatles. Jadwal pertunjukan semakin padat.

Pada Agustus 1966, Koes Bersaudara melakukan pertunjukan keliling Jawa dan Bali. Hingga pada 1967, mereka mengeluarkan dua buah piringan hitam bertajuk Jadikan Aku Dombamu dan To The So Called The Guilties yang terdiri atas 24 lagu.

_3. Pergantian Nama Koes Bersaudara_ Menjadi Koes Plus

Tahun 1969, salah satu anggota mereka yaitu Nomo Koeswoyo memutuskan keluar dan digantikan Murry sebagai drummer. Hal ini sempat menjadi perdebatan karena Yok merasa keberatan apabila Murry yang bukan berasal dari keluarga mereka menjadi anggota Koes Bersaudara. Akhirnya, nama Koes Bersaudara diubah menjadi Koes Plus, di mana kata "Plus" berarti Koes Bersaudara ditambah Murry.

Koes Plus kembali merilis lagu-lagu terbaru mereka. Di antara deretan lagu ciptaan mereka, Lagu Nusantara I, Oh Kasihku, Mari-Mari, Diana, dan Kolam Susu menjadi musik pop yang sangat populer.

Bahkan, mereka sempat dijadikan inspirasi oleh grup-grup musik seangkatan lainnya seperti Panbers, D'Lloyd, Favourites, dan Mercy's. Mereka juga sempat mengambil pekerjaan sebagai bintang iklan hingga aktor. Tahun 1976, mereka berhasil mengeluarkan 10 album.

Namun popularitas mereka sempat meredup di akhir tahun karena pergantian generasi. Koes Plus pun memutuskan rehat dari dunia permusikan dan Murry digantikan oleh Nomo.

Nomo mendirikan studio rekaman Yukawi dan Liemen. Ia juga membuat grup No Koes dan Nobo, kemudian memulai karier sebagai penyanyi solo. Tahun 1977, ia sempat kembali menciptakan album bersama Koes Bersaudara.

Salah satu capaian terbesar Koes Plus adalah ketika berhasil mengeluarkan album bertajuk Another Song for You yang terdiri atas 12 lagu berbahasa Inggris. Sejak 1960, Koes Bersaudara berhasil menciptakan 203 lagu dalam 17 album.

Sedangkan periode Koes Plus sebanyak 750 lagu dalam 72 album. Atas jasa mereka dalam perkembangan industri musik di tanah air, masyarakat memberikan penghargaan kepada mereka melalui Legend BASF Award pada 1992.

_4. Akhir Perjalanan Koes Plus_

Pada akhir tahun 70-an, tren musik mulai didominasi oleh pop kreatif, jazz, dan lain-lain. Seiring berjalannya waktu, Koes Plus semakin meredup. Namun, keadaan ini tidak membuat Koes Plus berhenti berkarya.

Setidaknya 10 album genre pop rock diciptakan untuk mempertahankan kecintaan penggemar terhadap musik rock. Pada 27 Maret 1987, Tonny Koeswoyo sebagai pemimpin Koes Plus dinyatakan meninggal dunia. Namanya pun dikenal sebagai Bapak Pop Progresif Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Kisah Lahirnya Hari Santri dari Malang

 Hari Santri 2023

*Kisah Lahirnya Hari Santri dari Malang : Ada Nama Ahmad Basarah dan Gus Thariq bin Ziyad*

Imadudin Muhammad

Selasa, 24 Oktober 2023 - 15:48 |  27.89k



TIMESINDONESIA, MALANG – Perjuangan menetapkan Hari Santri Nasional (HSN) tidak lepas dari dua nama besar; Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah dan Gus Thariq bin Ziyad.

Ada juga nama Syaifudin Zuhri, tokoh muda, dan Abdurahman, tokoh masyarakat Kabupaten Malang. 

Cerita ini bermula saat kedatangan Capres PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2014. Kala itu dengan ditemani Ahmad Basarah, anggota DPR RI dapil Malang Raya, Jokowi hadir di Ponpes Babussalam, asuhan KH Thariq bin Ziyad (Gus Thariq). 

Dalam pertemuan itu, Jokowi disodori kontrak politik, jika menjadi presiden maka Jokowi harus menetapkan hari Santri. Jokowi pun mengiyakan dan menandatangani kontrak politik itu. 

"Nah, saat Peringatan HSN ke-9 yang diadakan di Tugu Pahlawan, Presiden Jokowi bercerita dan mengenang kembali kunjungannya ke Malang sebelum menjadi presiden. Saat berkunjung ke pesantren itu Pak Jokowi mengaku didesak oleh para kiai, jika menjadi presiden tolong tetapkan Hari Santri," jelas Basarah menirukan Presiden Jokowi. 

Basarah hadir dalam seminar Hari Santri Nasional kerjasama MPR RI dan Pemkab Malang, di Pendapa Kabupaten Malang, Selasa (24/10/2023). 

Dalam kesempatan itu, Ahmad Basarah juga menyampaikan bahwa tidak ada peristiwa heroik 10 November, atau hari pahlawan, tanpa adanya resolusi jihad dari rois akbar PBNU Hadratusy Syekh Hasyim Asy’ari.

Basarah menjelaskan bahwa ada dua momentum sejarah penting bagi bangsa ini, yaitu Hari Pancasila dan Hari Pahlawan. Pancasila dijelaskan sebagai kalimatun sawa', pertemuan antara bingkai Indonesia dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Kedua momentum tersebut menjadi lengkap dengan ditetapkannya 10 November sebagai Hari Pahlawan dan 1 Juni sebagai hari Pancasila.

Sebelum terpilih menjadi presiden, tepatnya pada 27 Juni 2014, ada suatu kontrak politik yang ditandatangani oleh Jokowi, yang dibuat Gus Thariq bin Ziyad. Kontrak ini adalah komitmen untuk menetapkan Hari Santri jika terpilih menjadi presiden. Ini mencerminkan dedikasi dan komitmen yang tinggi dari para pemimpin untuk menghargai peran santri dalam sejarah dan pembentukan bangsa.

*Terus Berjuang tanpa Lelah*

Pemikiran dan perjuangan Ahmad Basarah dan Gus Thariq bin Ziyad terus mengalir dalam upaya mengukuhkan Hari Santri Nasional. Keduanya, dengan semangat yang berkobar-kobar, berupaya untuk membuat hari ini tidak hanya sekedar simbol, tetapi juga sebagai refleksi dan penghargaan yang mendalam terhadap peran santri dalam sejarah dan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ahmad Basarah mengajak kita untuk melihat lebih dalam bagaimana sejarah Hari Pahlawan dan Hari Pancasila tidak bisa dipisahkan dari peran serta santri. Kontribusi santri sangat kentara dalam melawan penjajah dan menjaga nilai-nilai luhur bangsa. Basarah mengingatkan kita bahwa lahirnya Hari Santri adalah suatu bentuk komitmen politik yang telah disepakati sejak awal, mencerminkan harapan dan kepercayaan besar terhadap peran santri dalam perjalanan bangsa ini.

Sementara itu, Gus Thariq bin Ziyad, dengan penuh ketekunan dan kebijaksanaan, ikut serta menuliskan kontrak politik yang menjadi landasan penetapan Hari Santri. "Kontrak ini menjadi saksi bisu dari sebuah perjuangan dan keseriusan dalam memastikan bahwa peran santri mendapatkan tempat yang terhormat dalam tapestry sejarah Indonesia," ujarnya. 

Kolaborasi dan sinergi antara Ahmad Basarah dan Gus Thariq bin Ziyad, beserta dukungan dari berbagai pihak, telah menjadikan Hari Santri lebih dari sekedar perayaan. Ini menjadi momentum untuk merefleksikan, menghargai, dan terus menginspirasi generasi muda untuk melanjutkan perjuangan dan dedikasi santri dalam menjaga nilai-nilai keindonesiaan.

Menurut Gus Thariq, perjuangan membuat Hari Santri telah ia mulai sejak 2009 saat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Perjuangan itu terus berlanjut hingga era Presiden Jokowi hingga lahirnya Keppres 22 tahun 2015 tentang penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. (*)

Minggu, 22 Oktober 2023

Resolusi Jihad 22 Oktober 1945: Isi Naskah dan Cikal Bakal Hari Santri



 *Resolusi Jihad 22 Oktober 1945: Isi Naskah dan Cikal Bakal Hari Santri*

Tim detikcom - detikNews

Minggu, 22 Okt 2023 14:26 WIB

Jakarta - Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 menjadi cikal bakal diperingatinya Hari Santri Nasional (HSN) setiap tanggal 22 Oktober. Fatwa Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama (NU) diserukan KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.

Diserukannya Resolusi Jihad bertujuan untuk membangkitkan semangat rakyat Indonesia, terutama di kalangan kiai dan santri, dalam mempertahankan kemerdekaan yang hendak direbut kembali oleh para penjajah.

*Sejarah Resolusi Jihad 22 Oktober 1945*

Menurut laman resmi Kementerian Agama (Kemenag), sejarah perumusan fatwa 'Resolusi Jihad' yang dipimpin oleh KH Hasyim Asy'ari diserukan pada 22 Oktober 1945. Resolusi Jihad ini berisi kewajiban berjihad untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dengan melawan penjajah yang masih berada di Indonesia.

Bermula pada tanggal 17 September 1945, KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa jihad di kalangan kiai dan santri pesantren, untuk melawan para penjajah demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Fatwa itu kemudian melahirkan Resolusi Jihad yang disepakati dalam rapat di Kantor Pengurus Besar NU di Bubutan, Surabaya pada 21-22 Oktober 1945.

*Isi Naskah Resolusi Jihad 22 Oktober 1945*

Dikutip dari laman resmi NU, berikut isi naskah teks Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, yang sudah disesuaikan dengan ejaan yang disempurnakan (EYD):

_Bismillahirrahmanirrahim_

_Resolusi_

_Rapat besar wakil-wakil daerah (Konsul-konsul) Perhimpunan Nahdlatul Ulama seluruh Jawa-Madura pada tanggal 21-22 Oktober 1945 di Surabaya._

_Mendengar:_

_Bahwa di tiap-tiap daerah di seluruh Jawa-Madura ternyata betapa besarnya hasrat ummat Islam dan Alim ulama di tempatnya masing-masing untuk mempertahankan dan menegakkan AGAMA, KEDAULATAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MERDEKA._

_Menimbang:_

_a. Bahwa untuk mempertahankan dan menegakkan Negara Republik Indonesia menurut hukum AGAMA ISLAM, termasuk sebagai suatu kewajiban bagi tiap-tiap orang Islam_

_b. Bahwa di Indonesia ini warga Negaranya adalah sebagian besar terdiri dari ummat Islam._

_Mengingat:_

_a. Bahwa oleh pihak Belanda (NICA) dan Jepang yang datang dan berada di sini telah banyak sekali dijalankan banyak kejahatan dan kekejaman yang mengganggu ketenteraman umum._

_b. Bahwa semua yang dilakukan oleh semua mereka itu dengan maksud melanggar Kedaulatan Republik Indonesia dan Agama, dan ingin kembali menjajah di sini, maka di beberapa tempat telah terjadi pertempuran yang mengorbankan beberapa banyak jiwa manusia._

_c. Bahwa pertempuran-pertempuran itu sebagian besar telah dilakukan ummat Islam yang merasa wajib menurut hukum agamanya untuk mempertahankan Kemerdekaan Negara dan Agamanya._

_d. Bahwa di dalam menghadapi sekalian kejadian-kejadian itu belum mendapat perintah dan tuntutan yang nyata dari Pemerintah Republik Indonesia yang sesuai dengan kejadian-kejadian tersebut._

_Memutuskan:_

_1. Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia supaya menentukan suatu sikap dan tindakan yang nyata serta sepadan terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan kemerdekaan Agama dan Negara Indonesia, terutama terhadap pihak Belanda dan kaki tangan._

_2. Supaya memerintahkan melanjutkan perjuangan bersifat "sabilillah" untuk tegaknya Negara Republik Indonesia Merdeka dan Agama Islam._

_Surabaya, 22 Oktober 1945_

*NAHDLATUL ULAMA*

*Cikal Bakal Hari Santri Nasional 22 Oktober*

Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 tersebut menjadi cikal bakal lahirnya Hari Santri setiap tanggal 22 Oktober. Penetapan ini berdasarkan dikeluarkannya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri.

Keppres itu diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta, pada 15 Oktober 2015. Sejak saat itu, pada tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional setiap tahunnya untuk memperingati Resolusi Jihad.

"Saya ingat tahun 2015. Saat itu saya berkunjung ke Jawa Timur, kemudian masuk di sebuah pondok pesantren di Kabupaten Malang, ada usulan dari para kiai, dan para santri, untuk memutuskan adanya Hari Santri. Tapi, saat itu saya belum presiden," kata Jokowi dalam sambutan di Apel Hari Santri Nasional, di Tugu Pahlawan, Surabaya, Minggu (22/10/2023).

"Kemudian setelah terpilih menjadi presiden, permohonan yang saya ingat betul dari sebuah pondok pesantren di Kabupaten Malang, kita kaji dan kita tindak lanjuti, kemudian kita putuskan adanya Hari Santri lewat Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. Dan sejak saat itulah kita memiliki yang namanya Hari Santri. Seneng nggak?" kata Jokowi dijawab 'senang' oleh santri.

Menurut Jokowi, semangat Hari Santri harus terus digelorakan dengan melihat konteks kekinian. Terlebih, dunia saat ini mendapat ancaman krisis karena perang di Ukraina dan Palestina.

"Semangat hari santri harus dibangun dengan konteks saat ini. Di mana, ada krisis ekonomi akibat perang, adanya krisis pangan akibat perang, krisis energi juga akibat perang," katanya.

"Sebelumnya, satu di Ukraina, sekarang tambah lagi perang di Palestina dan Israel," katanya.

(wia/idn)

5 Pahlawan Nasional Turut Memperjuangkan Pendidikan di Nusantara

 


*5 Pahlawan Nasional Turut Memperjuangkan Pendidikan di Nusantara*

Berita / 03/05/2021 / Oleh Admin SMP

 Dilihat 24,688 pengunjung

Halo Sobat SMP! Setiap tanggal 2 Mei kita selalu memperingati Hari Pendidikan Nasional. Hari Pendidikan Nasional ditetapkan pada tanggal 2 Mei, tanggal yang sama dengan hari kelahiran Bapak Pendidikan Nasional, Suwardi Suryaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hajar Dewantara.

Kiprah Ki Hajar Dewantara di bidang pendidikan Tanah Air memang sudah tidak bisa diragukan lagi. Kepeduliannya terhadap pendidikan di Indonesia melahirkan Perguruan Nasional Taman Siswa, cikal bakal sistem pendidikan di Indonesia.

Namun selain Ki Hajar Dewantara, ternyata ada lho tokoh-tokoh pahlawan nasional lain yang juga berjuang di jalur pendidikan. Penasaran siapa saja tokoh-tokoh tersebut? Yuk simak artikel ini untuk informasi selengkapnya!

1. K. H. Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan dan organisasi Muhammadiyah adalah dua hal yang tidak bisa dilepaskan. Pria yang lahir pada 1 Agustus 1868 ini mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk menciptakan pembaharuan Islam di bidang pendidikan. 

Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis merasa kurang setuju dengan sistem pendidikan kolonialisme yang menuju ke arah sekularisme dan westernisasi. Menurut Ahmad Dahlan, pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.

2. R. A. Kartini

Raden Ajeng Kartini lebih dikenal dengan tokoh emansipasi wanita di Indonesia. Wanita yang lahir pada 21 April 1879 di Jepara. Kartini memperjuangkan hak-hak wanita pribumi yang tidak mendapatkan kesetaraan dengan kaum laki-laki.

Tidak hanya emansipasi, Kartini juga peduli terhadap pendidikan wanita-wanita pribumi yang kala itu tidak bisa mengenyam bangku pendidikan. Di akhir hayatnya, Beliau mendirikan Sekolah Wanita di Rembang untuk wanita pribumi supaya bisa merasakan pendidikan.

3. Dewi Sartika

Dewi Sartika adalah pahlawan wanita asal Bumi Parahyangan. Beliau lahir pada 4 Desember 1884 di Cicalengka, Jawa Barat. Selain Kartini, Dewi Sartika adalah tokoh pahlawan wanita yang memperjuangkan hak wanita, khususnya di bidang pendidikan.

Komitmen Dewi Sartika dibuktikan dengan mendirikan Sekolah Istri pada 1904. Sekolah ini diperuntukkan bagi wanita-wanita yang ingin mengenyam pendidikan. Sekolah Istri mengajarkan para wanita berbagai hal, seperti menjahit, merenda, menyulam, memasak, mengasuh bayi, dan juga agama.

4. K. H. Hasyim Asy’ari

Satu lagi tokoh pahlawan muslim yang berjuang di jalur pendidikan. Hasyim Asy’ari adalah ulama dan pahlawan nasional yang lahir pada 14 Februari 1871. Hasyim Asy’ari pemrakarsa dari berdirinya salah satu organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU).

Beliau cukup peduli dengan pendidikan, terutama pendidikan umat muslim. Sepulangnya menimba ilmu di Makkah pada 1899, Beliau pun mendirikan pesantren Tebu Ireng yang menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Pulau Jawa pada abad ke-20.

5. Rohana Kudus

Rohana Kudus ditetapkan Presiden Joko Widodo sebagai pahlawan nasional pada 2019 silam. Wanita yang lahir pada 20 Desember 1884 di Agam, Sumatra Barat ini adalah seorang pers wanita yang peduli dengan dunia pendidikan bagi wanita.

Rohana Kudus menunjukkan kepeduliannya dengan mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang pada 1911. Sekolah keterampilan khusus ini diperuntukkan bagi perempuan. Mereka diajarkan baca-tulis, mengelola keuangan, pendidikan agama, budi pekerti, dan bahasa Belanda.

Jadi, itulah tadi 5 pahlawan nasional yang berjuang di jalur pendidikan selain Ki Hajar Dewantara. Semoga generasi penerus bangsa dapat menghargai jasa para pahlawan tersebut dengan semangat belajar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Penulis: Pengelola Web Direktorat  SMP

Referensi:

Buku Dewi Sartika terbitan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2009

Buku Kyai Haji Hasyim Asy’ari Riwayat Hidup dan Pengabdiannya terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1985

http://tvrisumbar.co.id/berita/detil/2530/rohana-kudus-jadi-pahlawan-nasional.html

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/mkn/ahmad-dahlan-dalam-pemikirannya-mengenai-pendidikan-islam-di-indonesia/

https://lpmpriau.kemdikbud.go.id/r-a-kartini-tokoh-emansipasi-wanita/

Sabtu, 21 Oktober 2023

Jejak dan Sejarah Lahirnya Hari Santri

 *Jejak dan Sejarah Lahirnya Hari Santri*

Hilda Rinanda - detikJatim

Sabtu, 21 Okt 2023 

14:35 WIB



Surabaya - Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Di tahun ini, puncak Hari Santri Nasional akan digelar di Surabaya. Rencananya, Presiden Joko Widodo akan menghadiri kegiatan ini.

Namun, tahukah detikers, ternyata lahirnya Hari Santri memiliki sejarah cukup panjang. Peringatan Hari Santri juga tidak terlepas dari peristiwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

Hari Santri Nasional diresmikan Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. Kepres diputuskan pada 15 Oktober 2015 yang didasari pada sejarah santri saat masa kemerdekaan. Ulama dan santri pondok pesantren berperan besar dalam perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan.

Hari Santri menjadi momentum dalam meneladani dan melanjutkan semangat perjuangan, dengan jalan jihad yang digelorakan ulama pada 1945. Peringatan Hari Santri 22 Oktober sebagai pengingat peristiwa bersejarah pada 22 Oktober 1945.

Pahlawan Nasional KH Hasyim Asy'ari memberikan seruan kepada umat Islam untuk berperang alias jihad melawan Sekutu. Di mana saat itu, Sekutu masih melakukan perlawanan bersenjata dalam penolakan kedaulatan Indonesia.

Seruan itu bermaksud menggerakkan para santri, ulama, masyarakat untuk melakukan pergerakan melawan tentara Inggris, yang kala itu mengambil alih wilayah jajahan Jepang sebagai hadiah memenangkan Perang Dunia II. Tentara Inggris membonceng Belanda sebagai sekutunya untuk kembali menduduki Indonesia sehingga kembali jatuh dalam jajahan Belanda.

Hal lain yang melatarbelakangi peringatan Hari Santri, yaitu pengakuan pemerintah Indonesia atas peran umat Islam dan pemuka agama, yang telah merevisi catatan sejarah nasional pada masa Orde Baru.

Catatan sejarah itu menutupi dan menghilangkan gerakan umat Islam dalam berkontribusi terhadap kemerdekaan Indonesia. Gerakan melawan Sekutu oleh santri, ulama, dan masyarakat Muslim berlangsung setelah tercetusnya Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, hingga momentum pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.

Resolusi Jihad

Melansir situs Nahdlatul Ulama, Resolusi Jihad yang dicetuskan Rais Akbar KH Hasyim Asy'ari berisi pemanggilan ulama dan santri di pondok pesantren berbagai wilayah Indonesia untuk jihad fi sabilillah.

Dalam arti sempit berarti berperang di jalan Allah. Namun panggilan yang dicetuskan lebih dari sekadar berperang, tetapi juga segala gerakan aktivitas terpuji yang mampu menyokong Indonesia melawan Sekutu. Berikut cetusan Rais Akbar Hasyim.

"Berperang menolak dan melawan penjajah itu fardhu ain yang harus dikerjakan setiap orang Islam, laki-laki, perempuan, anak-anak, bersenjata maupun tidak, bagi yang berjarak 94 kilometer dari tempat masuk dan kedudukan musuh. Bagi orang-orang yang berada di luar jarak lingkaran tadi, kewajiban itu menjadi fardhu kifajah".

Resolusi ini dikumandangkan di seluruh masjid hingga musala saat bulan-bulan setelah proklamasi kemerdekaan. Resolusi ini sangat kental penyebarannya di Jawa Timur, terutama saat melawan masalah interniran balatentara Inggris hingga peristiwa pertempuran Surabaya.

Menurut ulama dan pengamat agama, terdapat tiga poin pokok Resolusi Jihad yang dicetuskan KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Ketiga poin pokok resolusi jihad tersebut yaitu sebagai berikut.

• Hukum memerangi orang kafir yang merintangi untuk mencapai kemerdekaan Indonesia adalah fardhu ain bagi setiap orang Islam yang berdaya maupun dari kalangan fakir.

• Sebagai pengingat kembali umat Muslim (merujuk pemuka agama, santri, masyarakat), kala itu hukum orang yang meninggal dalam peperangan melawan musuh dalam kitab Al-Qur'an adalah mati syahid.

• Sebagai bentuk penyadaran hukum, untuk orang yang memecah belah persatuan Indonesia pada saat itu (merujuk sekutu) wajib dibunuh.

Dikutip dari situs Kemenag, Resolusi Jihad yang merupakan cikal bakal peringatan Hari Santri Nasional menjadi resolusi yang mampu dimaknai secara historis maupun kontekstual.

Saat ini resolusi jihad dimaknai sebagai momen kebangkitan santri ke arah yang lebih maju dan berkembang dalam jiwa nasionalisme. Resolusi santri masa kini menggambarkan gerakan santri untuk memerangi disinformasi di era digital.

(hil/sun)

Kamis, 19 Oktober 2023

Negara Ini Ternyata Tidak Miliki Satupun Masjid di Wilayahnya

*Negara Ini Ternyata Tidak Miliki Satupun Masjid di Wilayahnya* 

Kamis, 19 Oktober 2023 - 07:00 WIB Oleh : Deddy Setiawan 

VIVA Edukasi – Masjid menjadi tempat ibadah yang sangat penting bagi umat Islam. Selain itu, masjid juga jadi bagian tempat bersejarah dan ada hubungannya dengan pembangunan peradaban di setiap negara. Sekalipun di negara mayoritas non-muslim. 

Namun ternyata, ada beberapa negara yang tidak memiliki masjid lho!. Hal ini lantaran mayoritas penduduknya adalah non-muslim, hingga keterbatasan wilayah. Serta di antaranya karena kebijakan dari pemerintahan negara itu sendiri. Berikut VIVA rangkumkan lima negara yang tidak memiliki satupun masjid di wilayahnya: 

1. Monako 

Negara yang tidak memiliki masjid di wilayahnya yang pertama adalah Monako. Jika dilihat dari susunan peta, Monako ini termasuk negara terkecil di dunia. Sebuah negara kota berdaulat, yang terletak di Cote d'Azur di Eropa Barat.  

Selain itu, agama resmi Monako adalah Katolik Roma, dengan kebebasan beragama lain yang dijamin oleh konstitusi. Di negara ini ada lima gereja paroki Katolik Roma di Monako dan satu Katedral, di mana merupakan tempat kedudukan uskup agung di Monako. Umat Kristen dianut oleh 83,2 persen penduduk Monako. 

Nah untuk umat Islam sendiri memang terbilang sangat kecil di Monako. Untuk itu bagi muslim yang ingin beribadah, ia hanya bisa melakukannya di tempat masing-masing. Sementara jika ingin salat ke masjid, mereka harus ke luar wilayah Monako lebih dulu dan negara terdekatnya adalah Prancis. 

2. Vatikan 

Selanjutnya adalah Vatikan. Negara terkecil di dunia ini juga tidak memiliki masjid di dalamnya, lho. Selain dengan alasan luas wilayah negaranya sangatlah kecil, mayoritas masyarakat Vatikan adalah Katolik.

Letaknya di jantung Kota Roma, dan menjadi sumber nafas kehidupan bagi umat Katolik. Setiap tahunnya jutaan peziarah datang ke negara ini untuk beribadah, dan mencari berkat dari Paus. 
Maka hingga saat ini di negara Vatikan tidak pernah ada masjid. Jadi bagi umat Islam yang ingin pergi ke masjid, dan beribadah harus keluar negara ini terlebih dahulu. Negara tetangga yang paling dekat adalah ke Italia. 

3. Uruguay 

Kemudian ada Uruguay, negara yang tidak memiliki masjid di wilayahnya. Bahkan musala terkecil pun tidak akan ditemukan di sini. Lokasinya terletak di tenggara Amerika Selatan, dan negara ini memang tidak ada penduduk muslim di dalamnya. 
Perbatasan Uruguay di bagian Utara adalah Rio Grande do Sul, Brasil , di barat adalah Sungai Uruguay , di barat daya adalah muara Rio de la Plata dengan Argentina, dan di bagian selatan adalah Samudera Atlantik. 

Akan tetapi kedutaan Mesir dii Uruguay, menyediakan tempat salat bagi umat Islam yang ingin melaksanakan ibadah. Semacam musala yang letaknya ada di dalam kedutaan itu sendiri. 

4. Estonia 

Negara ini terletak di timur laut Eropa dan berbatasan dengan Laut Baltik, antara Swedia dan Rusia. Estonia merupakan salah satu negara Eropa dengan populasi muslim terkecil. Tak heran jika anda tidak akan menemukan satupun masjid berdiri di sana. 

Adapun umat muslim lazimnya mendatangi Pusat Kebudayaan Islam Turath di ibu kota Estonia, Tallinn untuk menunaikan ibadah salat berjamaah. 

5. Slovakia 

Terakhir adalah Slovakia yang merupakan negara pegunungan yang terkurung daratan di Eropa Tengah. Berbatasan dengan Polandia di utara, Hongaria di selatan, Ukraina di timur, Austria di barat daya, dan Republik Ceko di barat. 

Di Slovakia Anda tidak akan menemukan bangunan masjid satu pun. Hal ini lantaran, ini adalah negara dengan hukum paling ketat terhadap agama Islam. Di mana mereka bahkan memiliki undang-undang yang sah, sehingga membuat Islam tidak bisa diterima sebagai salah satu agama resmi negara.

Rabu, 18 Oktober 2023

14 Contoh Hikayat Melayu dan Jawa yang Terkenal

14 Contoh Hikayat Melayu dan Jawa yang Terkenal

Kompas.com, 16 Oktober 2023, 22:00 WIB  Retia Kartika Dewi Penulis


KOMPAS.com - Hikayat merupakan  satu warisan budaya nenek moyang kita. Sudah sepantasnya kita melestarikannya dengan cara membaca, menganalisis, dan mengambil pesan moral di dalamnya. 

Contoh-contoh hikayat Dilansir dari buku Sejarah Nasional Indonesia (2013) oleh Edi Hernadi, ada beberapa contoh hikayat-hikayat yang terkenal, misalnya:

1. Hikayat Iskandar Zulkarnain 

2. Hikayat Raja-Raja Pasai 

3. Hikayat Khaidir 

4. Hikayat si Miskin 

5. Hikayat 1001 Malam

6. Hikayat Bayan Budiman 

7. Hikayat Amir Hamzah

8. Hikayat Hang Tuah 

9. Hikayat Anggun Cik Tunggal 

10. Hikayat Panji Semirang 

11. Hikayat Dalang Indra Kusuma 

12. Hikayat Ramayana 

13. Hikayat Panca Tantra 

14. Hikayat Kalila dan Dimina  

Sebagai informasi, sebuah hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau hanya untuk membangkitkan semangat juang.

Pengertian hikayat Berdasarkan buku Mengenal Karya Sastra Lama Indonesia (2020) oleh Kusinwati, hikayat berasal dari bahasa Arab "hikayah" yang berarti kisah, cerita, riwayat, atau dongeng.

Pengertian mengenai hikayat dapat ditelusuri dari tradisi Arab dan Melayu Lama. Dalam sastra Melayu Lama, hikayat dapat diartikan sebagai cerita rekaan berbentuk prosa panjang, berbahasa Melayu, yang menceritakan tentang kehebatan orang ternama lengkap dengan keanehan, kesaktian, serta mukjizatnya.

Itulah penjelasan mengenai contoh-contoh hikayat yang terkenal, beserta pengertian hikayat.

Dua Prasasti Sambangan yang Diekskavasi Mulai Tampak Bentuknya

 *Dua Prasasti Sambangan yang Diekskavasi Mulai Tampak Bentuknya*

Eko Sudjarwo - detikJatim

Rabu, 18 Okt 2023 15:54 WIB

Lamongan - Proses ekskavasi 2 prasasti yang ada di Desa Sambangrejo, Kecamatan Modo, membuahkan hasil. Bentuk keseluruhan dari 2 prasasti tersebut mulai terkuak.

Camat Modo Ahmad Kurniawan membenarkan prasasti yang kondisi awalnya ada sebagian yang terkubur di dalam tanah kini sudah tergali hingga ke bagian dasar prasasti. Bentuk dari prasasti tersebut pun bisa terlihat secara keseluruhan.

"Saat ini posisi prasasti sudah tergali hingga dasar prasasti dan sudah terlihat bentuknya," kata Ahmad Kurniawan kepada detikJatim, Rabu (18/10/2023).

Tahapan selanjutnya, terang Kurniawan, adalah upaya pengangkatan terhadap prasasti untuk dikumpulkan di satu titik. Rencananya, proses pengangkatan terhadap Prasasti Sambangan ini akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

"Setelah penggalian, proses selanjutnya adalah pengangkatan prasasti untuk ditempatkan secara berdampingan di satu titik," ujarnya.

Kepala Disparbud Lamongan Siti Rubikah menambahkan, Prasasti Sambangan I dan II yang saat ini sedang dalam survei penyelamatan itu terletak di Dusun Sambangan, Desa Sambangrejo, Kecamatan Modo.

Prasasti ini, menurut Rubikah, telah teregistrasi sejak 1987 dan telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto atau yang sekarang menjadi Balai Pelestarian Budaya (BPK) wilayah XI tahun 2008.

"Kedua prasasti ini berbentuk kurawal dengan sebagian kondisi awalnya terkubur di dalam tanah," jelas Rubikah.

Dari hasil survei penyelamatan yang dilakukan BPK Wilayah XI Jatim, tutur Rubikah, hasil sementara menunjukkan jika telah berhasil memperlihatkan seluruh bagian prasasti. Selain itu, terdapat beberapa aksara dalam prasasti yang terlihat secara kasat mata di bagian yang sebelumnya tertanam.

"Hasil sementara telah memperlihatkan seluruh bagian prasasti hingga terdapat beberapa aksara dalam prasasti itu yang terlihat secara kasat mata di bagian yang sebelumnya tertanam," paparnya.

Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan lintas sektoral untuk merencanakan kajian selanjutnya dari upaya penyelamatan awal ini. Upaya ini menjadi langkah yang strategis untuk terus lestarinya benda cagar budaya.

"Kami akan terus berkoordinasi lintas sektor untuk merencanakan kajian selanjutnya dari upaya penyelamatan awal ini, menjadi langkah yang strategis untuk terus lestarinya benda cagar budaya tersebut dan menjadi sebuah jatidiri masyarakat sekitar, dan umumnya untuk Kabupaten Lamongan," tambahnya.

Sebelumnya, dua prasasti yang dikenal dengan sebutan Prasasti Sambangan 1 dan Sambangan 2 yang berada di Dusun Sambangan, Desa Sambangrejo, Kecamatan Modo, tengah diekskavasi BPK Wilayah XI Jatim sejak Rabu (11/10/2023).

Dua prasasti yang ditemukan di kebun jagung milik warga ini hanya berjarak belasan meter dan sempat terpendam di dalam tanah sebelum akhirnya diekskavasi oleh tim arkeolog dari BPK Wilayah XI Jatim.

6 Aura dan Tanda Orang yang Akan Meninggal Menurut Islam

 *6 Aura dan Tanda Orang yang Akan Meninggal Menurut Islam*

Alia Yassinta Echa Putri - detikHikmah

Senin, 16 Okt 2023 19:16 WIB



Daftar Isi

Aura dan Tanda Orang yang Akan Meninggal

1. Menggigil

2. Berdenyut bagian pusar dan kebingungan

3. Meningkatnya selera makan

4. Denyutan pada dahi

5. Denyutan di ubun-ubun

6. Merasa dingin

Jakarta - Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan datangnya kematian. Umur dan ajal seseorang adalah rahasia yang hanya diketahui oleh Allah SWT.

Hal ini dijelaskan dalam surat Luqman ayat 34:

اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَرْحَامِۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ࣖ

Innallāha 'indahụ 'ilmus-sā'ah, wa yunazzilul-gaīṡ, wa ya'lamu mā fil-ar-ḥām, wa mā tadrī nafsum māżā taksibu gadā, wa mā tadrī nafsum bi`ayyi arḍin tamụt, innallāha 'alīmun khabīr

Artinya: Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.

*Aura dan Tanda Orang yang Akan Meninggal*

Dikutip dari tulisan berjudul Kematian Dalam Al-Qur'an: Perspektif Ibn Kathir karya Abdul Basit, berikut beberapa aura orang yang akan meninggal menurut Imam Ghozali :

1. Menggigil

Salah satu tanda orang yang akan meninggal dan hanya akan disadari oleh mereka yang dikehendakinya. Tanda ini biasanya akan dirasakan pada setelah waktu asar, 100 hari sebelum kematian.

Seluruh tubuh mulai dari ujung rambut hingga ke ujung kaki akan mengalami getaran seakan-akan menggigil. Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian, maka tanda akan hilang.

2. Berdenyut bagian pusar dan kebingungan

Tanda ini terjadi pada 40 hari sebelum hari kematian ketika setelah waktu asar. Bagian pusar seseorang akan berdenyut atau berdetak.

Ketika ini daun yang tertulis nama akan gugur dari pohon di atas arsy Allah SWT. Maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mulai mengikuti sepanjang waktu. Jika malaikat maut ini memperlihatkan wajahnya sekilas, maka mereka yang terpilih akan merasa kebingungan.

3. Meningkatnya selera makan

Tanda ini diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan musibah sakit di mana orang sakit yang tidak makan secara tiba-tiba berselera untuk makan. Hal ini terjadi pada 7 hari sebelum kematian.

4. Denyutan pada dahi

Pada masa ini akan terasa denyutan pada dahi bagian tengah. Hal ini terjadi 3 hari sebelum kematian.

Ketika ini mata hitam seseorang tidak akan bersinar lagi. Bagi orang yang sakit, hidung mereka akan perlahan-lahan menurun. Dapat diketahui jika seseorang melihatnya dari bagian samping.

Telinganya akan layu di mana ujungnya semakin lama semakin masuk ke dalam. Telapak kakinya yang terlunjur perlahan akan jatuh ke depan dan susah untuk ditegakkan.

5. Denyutan di ubun-ubun

Ketika satu hari sebelum kematian, seseorang akan merasakan denyutan di bagian belakang atau di ubun-ubun. Hal ini menandakan tidak akan sempat menemui waktu asar keesokan harinya.

6. Merasa dingin

Ketika seseorang merasakan keadaan dingin pada bagian pusar, naik ke jakun, dan turun ke pinggang, maka hendaknya ia mengucapkan syahadat dan berdiam diri menunggu kedatangan malaikat maut.

Demikian penjelasan tentang aura orang yang akan meninggal. Dalam tulisan yang diterbitkan UIN Jakarta tersebut penulis mengingatkan, kematian adalah rahasia Allah SWT sepenuhnya.

Imam Al-Ghazali sendiri berkesempatan mengetahui tanda-tanda tersebut melalui peristiwa serupa yang terjadi di dirinya. Beliau dikenal sebagai imam besar yang dipercaya dengan kemampuan dan kompetensi sempurna. Hal serupa belum tentu terjadi pada manusia biasa.

5 Alasan Negara-Negara Tetangga Palestina Tak Bantu Hamas Melawan Israel

 *5 Alasan Negara-Negara Tetangga Palestina Tak Bantu Hamas Melawan Israel*

 Muhaimin 

Selasa, 17 Oktober 2023 - 00:37 WIB



JAKARTA - Hamas saat ini sedang perang besar dengan Israel. Itu dimulai setelah kelompok perlawanan Palestina di Gaza tersebut meluncurkan serangan mengejutkan bernama Operasi Badai al-Aqsa terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.

 Israel merespons dengan mendeklarasikan perang dengan nama Operasi Pedang Besi, di mana jet-jet tempur dan artileri Zionis membombardir Gaza nyaris tanpa henti. Rezim Zionis juga mengepung total daerah kantong Palestina tersebut. 

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas sekitar 1.300 orang, termasuk ratusan tentara. Sedangkan bkorban tewas di Gaza akibat serangan Israel mencapai lebih dari 2.500 orang. 

Palestina memiliki dua tetangga Arab, namun mereka tidak membantu Hamas melawan Israel. 

Yordania merupakan tetangga Palestina yang berbatasan langsung dengan Tepi Barat di sebelah timur dan Selatan. Sedangkan Mesir berbatasan dengan Jalur Gaza di sebelah barat. 

*5 Alasan Negara-Negara Tetangga Palestina Tak Bantu Hamas Melawan Israel*

1. Kepentingan Keamanan Sendiri

 Negara-negara tetangga Palestina, seperti Mesir dan Yordania, lebih fokus pada menjaga stabilitas dan keamanan di wilayah mereka sendiri. 

Mereka khawatir bahwa dukungan terhadap Hamas atau konflik terbuka dengan Israel dapat mengganggu stabilitas regional dan mengancam keamanan mereka sendiri. 

2. Hubungan Diplomatik dengan Israel 

Yordania dan Mesir telah memperbaiki hubungan diplomatik dengan Israel dalam beberapa tahun terakhir. 

Mereka kemungkinan memiliki kepentingan untuk mempertahankan hubungan tersebut untuk kepentingan ekonomi dan politik mereka sendiri, yang mungkin bertentangan dengan dukungan terhadap Hamas. 

3. Perbedaan Politik dan Ideologis Yordania dan Mesir tidak selalu setuju dengan ideologi dan pendekatan Hamas dalam konflik Israel-Palestina. 

Keduanya lebih mendukung pendekatan diplomatik dan perdamaian, sementara Hamas telah menggunakan taktik perlawanan bersenjata. 

4. Tekanan Internasional 

Tekanan dari negara-negara Barat dan lembaga-lembaga internasional dapat memengaruhi sikap negara-negara tetangga Palestina. 

Mereka kemungkinan menghindari dukungan terbuka terhadap Hamas karena takut akan reaksi internasional dan sanksi ekonomi. 

5. Kepentingan Regional Yordania dan Mesir memiliki persaingan regional dengan Iran, yang telah memberikan dukungan kepada Hamas. Oleh karena itu, mereka kemungkinan tidak ingin mendukung Hamas karena khawatir akan memperkuat pengaruh Iran di kawasan tersebut.

Indische Partij: Pendiri, Tokoh-tokoh, dan Tujuannya

 *Indische Partij: Pendiri, Tokoh-tokoh, dan Tujuannya*

Nimas Ayu - detikEdu

Rabu, 11 Okt 2023 07:00 WIB

*Jakarta* - Indische Partij menjadi salah satu organisasi yang berjasa dalam perjuangan nasionalisme Indonesia. Organisasi ini merupakan partai politik pertama untuk berjuang menghadapi kuasa kolonial.

Untuk mengetahuinya lebih dalam, berikut latar belakang dibentuknya Indische Partij beserta pendiri dan tokoh-tokoh lainnya, dikutip dari laman Kemdikbud dan buku "Super Complete IPS SMA/MA Kelas 10-11-12" karya Meity Mudikawaty, dkk.

*Latar Belakang Dibentuknya Indische Partij*

Pembentukan Indische Partij dilatarbelakangi oleh kondisi Indonesia yang mengalami diskriminasi oleh Belanda. Hal tersebut ditandai dengan adanya pembagian status antara orang Belanda asli, orang campuran Indonesia dan negara lain, dan orang pribumi.

Kesenjangan tersebut nampak pada masyarakat pribumi Indonesia yang tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan setara dengan orang Belanda, seperti pada Sekolah Dokter NIAS di Surabaya. Orang Belanda menganggap pribumi adalah hina dan tidak pantas menjadi dokter.

Kemudian muncul kritikan terhadap pemerintah kolonial pada awal abad 20 oleh Cipto Mangunkusumo melalui tulisannya yang dimuat di surat kabar De Locomotief. Menurutnya cara untuk mengakhiri kolonialisme adalah dengan perjuangan politik.

Hal ini yang mempertemukannya dengan Dekker dan Suwardi Suryaningrat untuk membentuk Indische Partij. Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara diketahui juga mengkritik pemerintah Belanda bahwa dominasinya terhadap bangsa Indonesia harus diakhiri.

Indische Partij berdiri pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung dan menjadi organisasi pergerakan nasional yang bersifat politik murni dengan semangat nasionalisme modern.

Indische Partij merupakan partai pertama Indonesia yang memiliki semboyan 'indie untuk indier' yang berarti bahwa Indonesia menjadi rumah bagi semua orang dari keturunan mana pun yang mengakui Indonesia sebagai tanah airnya. Paham ini kemudian dikenal sebagai Nasionalisme Indonesia.

*Pendiri Indische Partij*

Indische Partij didirikan oleh tiga tokoh yang dikenal sebagai Tiga Serangkai yakni Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara.

*1. Douwes Dekker*

Dekker merupakan keturunan dari darah Belanda, Perancis, Jerman, dan Jawa yang lahir pada 8 Oktober 1879. Ia memiliki nama lengkap Ernest Francois Eugene Douwes Dekker.

Dekker menjadi salah satu pendiri partai politik pertama di Indonesia yang berjuang demi kesetaraan hak seluruh rakyat. Dalam Indische Partij, Dekker juga mengusung reformasi politik pertanian dan perpajakan sebagai salah satu program partai.

*2. Cipto Mangunkusumo*

Cipto Mangunkusumo merupakan tokoh asal Jepara yang lahir pada 4 Maret 1886. Ia dikenal sebagai tokoh yang menyebarluaskan ide pemerintahan sendiri dan kritis terhadap pemerintah Belanda.

Sebelum bergabung di Indische Partij, Ia bergabung dalam organisasi Boedi Oetomo yang merupakan organisasi pelajar STOVIA. Kemudian dengan mengundurkan diri, Ia melanjutkan karir politiknya dengan mendirikan Indische Partij.

*3. Ki Hajar Dewantara*

Beliau dikenal juga sebagai Raden Mas Suwardi Suryaningrat yang lahir pada 2 Mei 1889. Ki Hajar Dewantara mendapatkan gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional oleh Presiden Soekarno atas jasanya dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia.

Ki Hajar Dewantara memperjuangkan hak rakyat Indonesia melalui Indische Partij dengan kritikannya kepada Belanda yang dimuat dalam surat kabar. Meski pada akhirnya Ia dan tokoh lain dalam Tiga Serangkai harus diasingkan ke Belanda.

*Tujuan Indische Partij*

Indische Partij didirikan dengan tujuan untuk membangun patriotisme terhadap tanah air Indonesia yang telah memberikan lapangan hidup kepada mereka. Mereka bekerja sama atas dasar persamaan kebangsaan untuk memajukan tanah air Indonesia dan mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.

Selain itu, Indische Partij juga ingin mengembangkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia. Keanggotaannya juga terbuka bagi semua golongan tanpa memandang suku, agama, dan ras.

Sikap tegas Indische Partij tampak dalam semboyan-semboyan mereka yang berbunyi "Indie los van Holland" atau Hindia bebas dari Belanda dan "Indie voor Indier" yaitu Indonesia untuk orang Indonesia. Kala itu, cita-cita atau tujuan Indische Partij disebarluaskan melalui surat kabar bernama De Express.

Sikap kritis Indische Partij juga tampak dalam artikel yang ditulis oleh Ki Hajar Dewantara dalam surat kabar De Express yang berjudul Als ik en Nederlander Was yaitu Seandainya Aku Seorang Belanda.

Permusyawaratan wakil Indische Partij daerah pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung berhasil menyusun anggaran dasar Indische Partij.

Nah, demikian ulasan mengenai latar belakang Indische Partij, tokoh anggota, dan tujuannya. Semoga menambah wawasan detikers, ya!

Indische Vereeniging: Awal Mula, Tujuan, dan Perannya

 *Indische Vereeniging: Awal Mula, Tujuan, dan Perannya*

Baladan Hadza Firosya - detikEdu

Minggu, 15 Okt 2023 07:00 WIB



Daftar Isi :

Awal Mula dan Tujuan Indische Vereeniging

Peran Indische Vereeniging

1. Kongres Liga Demokrasi Perdamaian Internasional di Paris

2. Kongres Demokrasi Internasional

3. Kongres Menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial

4. Kongres Liga Wanita Internasional

5. Propaganda ke Tanah Air

*Jakarta* - Berbagai organisasi dibentuk selama pergerakan nasional untuk melepaskan Indonesia dari penjajahan Belanda. Indische Vereeniging adalah salah satu dari banyak kelompok yang berusaha untuk mengakhiri penjajahan Belanda dan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

Organisasi ini memiliki sejarah yang panjang dalam melakukan berbagai aktivitas politik, sosial, dan budaya yang mendukung perjuangan nasional dan membantu membentuk jalan menuju kemerdekaan Indonesia. Lantas, apa saja perannya?

*Awal Mula dan Tujuan Indische Vereeniging*

Mengutip dari buku Sejarah Pergerakan Nasional: Dari Budi Utomo sampai dengan Pengakuan Kedaulatan oleh Sudiyo dkk, organisasi Indische Vereeniging, atau Perhimpunan Indonesia yang didirikan pada tahun 1908 di Belanda sekelompok mahasiswa Indonesia yang sedang mengejar pendidikan di sana.

Indische Vereeniging didirikan dengan tujuan utama sebagai wadah untuk berkumpulnya para mahasiswa Indonesia di Belanda.

Salah satu tujuan utamanya adalah mempersatukan pemikiran dan pandangan mereka dalam upaya pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pada awalnya, mereka tidak aktif dalam politik dan lebih fokus pada pendidikan dan perkembangan pribadi.

Pada awalnya, organisasi ini hanya berfokus pada bidang sosial. Karena pemerintah Belanda sangat ketat dalam mengawasi aktivitas politik di Belanda dan Indonesia, mahasiswa Indonesia di Belanda merasa takut untuk terlibat dalam pergerakan politik yang terorganisir.

Pada tahun 1913, ketika tokoh pendiri Indische Partij, Douwes Deker dan Suwardi Suryadiningrat dibuang ke Belanda, Organisasi Indische Vereniging mengubah arah tujuannya ke politik. Ini dapat dilihat dari tiga prinsip utama baru yang diadopsi oleh Indische Vereeniging:

Indonesia harus dapat menentukan masa depannya sendiri.

Indonesia harus bergantung pada kemampuan dan kekuatannya sendiri.

Indonesia harus bersatu dalam menghadapi Belanda.

*Peran Indische Vereeniging*

Pada tahun 1925, Indische Vereeniging berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) dengan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.

Mengutip dari jurnal milik Atiqoh dan Sardiman berjudul "Perhimpunan Indonesia sebagai Organisasi Pergerakan Indonesia yang Revolusioner 1922-1930" yang dipublikasikan dalam jurnal Risalah, berikut adalah peran dari PI:

*1. Kongres Liga Demokrasi Perdamaian Internasional di Paris*

Perhimpunan Indonesia berpartisipasi dalam kongres di luar negeri seperti Kongres Liga Demokrasi Perdamaian Internasional tahun 1926 di Paris. Di sana, Mohammad Hatta diutus sebagai delegasi PI .

Tugas PI adalah menjalin hubungan dengan mahasiswa dari negara-negara terjajah di Asia-Afrika, membahas pergerakan nasional di negara masing-masing, dan memberikan laporan kepada PI. Melalui upaya ini, PI berhasil menjalin hubungan dengan mahasiswa Asia di Paris, termasuk delegasi dari Annam, Azerbaijan, Tiongkok, dan India.

*2. Kongres Demokrasi Internasional*

PI ikut serta dalam Kongres Demokrasi Internasional di Bierville. Di kongres ini, Mohammad Hatta berhasil meraih pengakuan atas Indonesia sebagai entitas terpisah dari Hindia Belanda. Penggunaan sebutan "Indonesia" dalam diskusi kongres menjadi sebuah kemenangan penting bagi bangsa Indonesia dalam konflik dengan Belanda.

*3. Kongres Menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial*

Pada tanggal 10-15 Februari 1927, Hatta bersama perwakilan PI dan Semawun atau yang mewakili kaum komunis Indonesia menghadiri Kongres Menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial di Brussel.

Dalam kongres ini, Hatta dan Semaun ditempatkan dalam presidium kongres. Kongres ini kemudian berakhir dengan kesepakatan untuk mendirikan Liga Internasional yang disebut "League against Imperialisme and for National Independence" (Liga Menentang Imperialisme dan untuk Kemerdekaan Nasional).

Selain itu, permohonan diajukan kepada Pemerintah Belanda untuk membentuk komite penyelidikan terhadap pemberontakan PKI tahun 1926-1927.

*4. Kongres Liga Wanita Internasional*

PI juga mendapat undangan untuk mengikuti kongres Liga Wanita Internasional yang berlangsung pada 10 September 1927 di Gland, Geneva, Swiss.

Tema kongres tersebut adalah Indonesia dan Masalah Kemerdekaannya. Dengan partisipasi dalam kongres ini, PI berhasil menarik perhatian dunia internasional terhadap masalah kemerdekaan Indonesia.

Tokoh-tokoh terkenal seperti Nyonya Henriette Roland Holst dari Belanda dan Jawaharlal Nehru dari India juga turut serta dalam kongres ini.

*5. Propaganda ke Tanah Air*

Salah satu cara propaganda PI adalah melalui alumni PI yang studi di Belanda dan pulang ke Indonesia. Mereka bawa manifesto politik PI dan coba sebarkan di sini, tetapi gagal karena banyaknya orang di Indonesia memiliki pandangan moderat.

Lalu, PI pun mengubah strategi propaganda mereka. Mereka membuat organisasi baru, Indonesische Studieclub di Surabaya pada 11 Juli 1924 atas usul Mohammad Hatta. Tujuannya untuk mengumpulkan kaum terpelajar Indonesia, membangun kesadaran komunitas, dan memperluas pemahaman politik.

Selain itu, juga ada Algemeene Studieclub di Bandung pada 29 November 1925. Organisasi ini lebih berfokus pada penelitian mengenai Indonesia dan topik internasional untuk menciptakan sebuah partai politik yang bisa mengimplementasikan ide-ide tersebut.

Tahun 1926, Algemeene Studieclub mulai menerbitkan majalah "Indonesia Muda" sebagai alat propaganda mereka. Pada tahun 1927, Soekarno dan Mohammad Hatta mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang menjadi penting untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Demikian ulasan yang membahas tentang organisasi Indische Vereeniging yang kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Selamat belajar!

Sabtu, 14 Oktober 2023

MUSEUM WAYANG JAKARTA

 *Hari Museum Nasional: Menengok Kuburan Tentara Belanda di Taman Museum Wayang*

Fakhrizal Fakhri , , Okezone  Kamis 12 Oktober 2023 01:12 WIB






JAKARTA - Bangsa Indonesia memperingati 12 Oktober sebagai Hari Museum Nasional. Museum menjadi sarana bagi masyarakat untuk rekreasi atau hiburan hingga kepentingan edukasi serta penelitian.

Selain itu, museum juga difungsikan untuk penyimpanan, perawatan, pengamanan, pemanfaatan, serta pelestarian hasil budaya.

Gedung museum di Indonesia juga banyak menyimpan memori bangsa Indonesia terhadap perjuangan pahlawan dari penjajahan.

Banyak darah telah bertumpahan menjadi lautan di zaman itu. Gedung-gedung museum yang menjadi saksi bisu terhadap kekejaman Belanda. Salah satunya bekas makam tentara Belanda yang berlokasi di taman Museum Wayang.

Kala itu, zaman penjajahan Belanda lokasi museum Wayang dijadikan sebagai gereja di tahun 1712 , dan menjadi tempat ibadah para penjajah serta turis yang sedang jalan-jalan di Jakarta.

Namun, di balik tempat ibadah ini, terdapat makam-makan jenderal dan tentara Belanda yang kalah perang saat itu. Dan, di sanalah kilas balik perperangan terasa.

"Dulu memang gedung ini dijadikan gereja, nah jika melihat di belakang ada taman itu dulunya makan tentara Belanda, dan jenderal," jelas Irfan sebagai pemandu wisata kepada Okezone, di Museum Wayang.

Kemudian, seiring perkembangan zaman, dan perubahan jabatan gubenur di Jakarta, makam itu dikemas menjadi sebuah taman yang dikelilingi dengan ukiran dinding berbahasa Belanda.

"Sejak Gubenur Ali Sadikin menjabat, gedung ini diubah menjadi museum, dan makam dibuat jadi taman. Tulang-tulang tentara itu dikirim ke Museum Prasasti," tuturnya.

MUSEUM PRASASTI JAKARTA

 *Berdiri Dibekas Kuburan, Berikut Sejumlah Kisah Mistis di Museum Taman Prasasti*

Fakhrizal Fakhri , , Okezone  Kamis 12 Oktober 2023 06:00 WIB





JAKARTA - Museum Taman Prasasti menjadi cagar budaya peninggalan Belanda di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Museum Taman Prasasti digunakan untuk mengenang peninggalan sejarang yang ada di Ibu Kota Jakarta.

Terdapat banyak koleksi yang menjadi daya tarik tersendiri untuk memikat warga, terutama mereka yang memang mempunyai minat besar dan tertarik dengan sejarah.

Terdapat banyak koleksi yang bisa dilihat di Museum Taman Prasasti seperti prasasti nisan kuno, miniatur makam khas 27 provinsi di Indonesia, serta koleksi kereta jenazah antik.

Dibangun di era kolonial Belanda membuat Museum Taman Prasasti ini tak luput dari rumor sejumlah kisah mistis hingga koleksi yang angker dan berhantu.

Kabarnya sebelum Museum Taman Prasasti berdiri, tanah seluas 5,5 hektar di mana Museum Taman Prasasti kini menjulang dengan megahnya merupakan tanah bekas pemakaman umum bernama Kebon Jahe Kober.

Lalu, pada tahun 1795, tanah tersebut dirombak dan didirikanlah Museum Taman Prasasti untuk menggantikan kuburan lain di samping gereja Belanda yang bernama Gereja Nieuw Hollandsche Kerk.

Berdiri di tanah bekas pemakaman tentu saja menjadi bukti kuat bahwa rumor yang ada bukan hanya sekedar spekulasi dan omong kosong belaka. Beberapa pengunjung yang pernah berkunjung ke sana bahkan petugas yang berjaga sempat mengungkapkan bahwa keangkeran Museum Taman Prasasti bukanlah fiktif semata karena mereka bisa merasakan hawa mistis dan melihat makhluk tak kasat mata di dalam museum tersebut.

Sosok Kapten Jas dan sosok si muka hitam bertanduk yang konon katanya menjadi penunggu Museum Taman Prasasti adalah salah satu dari banyaknya cerita horor yang terkenal dan paling banyak didengar oleh masyarakat.

Selain itu, ada cerita lain yang mengatakan bahwa Museum Taman Prasasti juga ditempati oleh seorang dedemit yang sering kali mengganggu warga sekitar dan menampakkan diri menjadi sosok seorang wanita cantik.

Kejadian mistis ini ternyata pernah dialami secara langsung oleh seorang satpam yang baru dipindah tugaskan untuk menjaga gedung sebelah museum Makam Prasasti. Satpam yang bernama Akbar tersebut mengaku mendapatkan gangguan saat sedang bekerja di malam hari.

Katanya, tidak ada aneh ketika seorang wanita cantik menghampiri dan meminta tolong untuk mengantarkannya ke suatu tempat.

Sayangnya, dugaannya tersebut meleset jauh. Niat menolong malah ketemu sama makhluk astral yang menyeramkan.

Apakah Hak Sejarah Israel Menjajah Palestina Bisa Dibenarkan? Ini Kata Para Pakar

Syarifudin 

Sabtu, 14 Oktober 2023 - 05:45 WIB 



GAZA - Hak sejarah Israel untuk menjajah Palestina adalah konsep yang kompleks dan kontroversial. Lantas pertanyaannya, apakah hak sejarah itu sah atau tidak? 

Dalam kasus konflik Israel-Palestina, Israel mengklaim hak sejarah atas tanah Palestina berdasarkan Alkitab. Alkitab menyatakan tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan kepada umat Yahudi oleh Tuhan. 

Namun, klaim ini ditentang oleh banyak orang, termasuk para sejarawan dan pakar hukum internasional. Mereka berpendapat klaim hak sejarah Israel tidak didukung oleh bukti sejarah yang kuat. 

Menurut sejarawan, orang-orang Yahudi tidak pernah menjadi mayoritas di Palestina sebelum tahun 1948. 

Mereka juga berpendapat orang Yahudi tidak pernah memiliki kedaulatan penuh atas wilayah tersebut. 

Pakar hukum internasional juga berpendapat hak sejarah tidak dapat digunakan untuk membenarkan pendudukan atau penjajahan. 

Mereka berpendapat pendudukan suatu negara atas wilayah lain tanpa persetujuan dari negara yang diduduki adalah pelanggaran hukum internasional. Oleh karena itu, dapat disimpulkan hak sejarah Israel atas tanah Palestina adalah klaim yang lemah. Klaim ini tidak didukung oleh bukti sejarah yang kuat dan bertentangan dengan hukum internasional. 

Selain itu, tidak ada pembenaran yang sah secara kemanusiaan untuk menjajah orang lain. Penjajahan adalah pelanggaran hak asasi manusia yang menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi rakyat yang diduduki. 

Oleh karena itu, pendudukan Israel atas tanah Palestina adalah tindakan yang tidak sah dan tidak adil. 

*Pendapat Para Pakar dan Lembaga Dunia*

 Berikut adalah beberapa pakar hukum internasional yang menentang hak sejarah Israel terhadap tanah Palestina: 

1. Thomas Franck

Profesor hukum internasional di Columbia Law School Thomas Franck berpendapat hak sejarah tidak dapat digunakan untuk membenarkan pendudukan. 

Dia menyatakan, "Hak sejarah adalah konsep yang kabur dan tidak dapat diverifikasi yang tidak dapat digunakan untuk membenarkan pelanggaran hukum internasional." 

2. Ruth Wedgwood 

Ruth Wedgwood, profesor hukum internasional di Yale Law School, berpendapat klaim hak sejarah Israel tidak didukung oleh bukti sejarah yang kuat. 

Dia menegaskan, "Klaim hak sejarah Israel didasarkan pada interpretasi yang bias dan tidak akurat dari Alkitab." 

3. Richard Falk 

Richard Falk, profesor hukum internasional di Princeton University, berpendapat pendudukan Israel atas tanah Palestina adalah pelanggaran hukum internasional dan klaim hak sejarah Israel tidak dapat digunakan untuk membenarkan pelanggaran tersebut. 

4. Perserikatan Bangsa-Bangsa

 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan beberapa resolusi yang mengutuk pendudukan Israel atas tanah Palestina. 

Resolusi-resolusi tersebut menyatakan pendudukan tersebut melanggar hukum internasional dan Israel harus segera menarik pasukannya dari wilayah yang diduduki. 

5. Organisasi Kerja Sama Islam 

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) telah mengeluarkan beberapa resolusi yang mendukung hak-hak rakyat Palestina, termasuk hak mereka untuk menentukan nasib sendiri. 

6. Liga Arab

Liga Arab telah mengeluarkan beberapa resolusi yang mengutuk pendudukan Israel atas tanah Palestina. 

Oleh karena itu, dapat disimpulkan hak sejarah Israel terhadap tanah Palestina adalah klaim yang lemah dan tidak didukung oleh hukum internasional.

Rabu, 11 Oktober 2023

12 Oktober Hari Museum Nasional

 *12 Oktober Diperingati Hari Museum Nasional, Berikut Serba-serbinya*

Widhia Arum Wibawana - detikNews

Kamis, 12 Okt 2023 05:24 WIB








Jakarta - Tanggal 12 Oktober diperingati sebagai Hari Museum Nasional. Peringatan Hari Museum di Indonesia setiap 12 Oktober berdasarkan Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) yang pertama digelar di Yogyakarta pada 12-14 Oktober 1962.

Penetapan tanggal 12 Oktober sebagai Hari Museum Nasional dilakukan pada pertemuan Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) tahun 2015 di Malang, Jawa Timur (Jatim). Untuk mengetahui lebih lanjut, simak informasinya berikut:

*Sejarah Hari Museum*

Menurut laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pada tanggal 12-14 Oktober 1962 diselenggarakan Musyawarah Museum seluruh Indonesia (MMI) yang pertama kali di Yogyakarta. Dalam pertemuan itu dihadiri 40 orang.

Di antara 40 orang peserta yang hadir tersebut yaitu termasuk unsur pemimpin, tokoh museum, pemerhati, dan pecinta museum. Sosok Drs. Moh. Amir Sutaarga yang dikenal sebagai Bapak Permuseuman Indonesia juga hadir dalam MMI pertama tersebut.

*Resolusi Pengembangan Museum*

Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) di Yogyakarta tersebut menghasilkan 10 resolusi yang menjadi acuan kerja pemerintah dalam pengembangan museum di Indonesia. Berikut isi resolusi pengembangan museum:

1. Resolusi tentang perlunya undang-undang tentang permuseuman.

2. Resolusi pembentukan Badan Musyawarah Museum Indonesia.

3. Resolusi pembentukan National Committee of ICOM.

4. Resolusi mengenai desakan agar terutama Pemerintah meningkatkan pemberian bantuan kepada museum-museum yang telah ada.

5. Resolusi penambahan jumlah museum.

6. Resolusi agar diadakan Musyawarah Museum Seluruh Indonesia II pada tahun 1965 di Jakarta.

7. Resolusi tentang pembinaan dan pendidikan macam-macam tenaga museum, melalui kursus-kursus aplikasi, upgrading-courses dan menyokong pikiran pendirian suatu akademi dinas di bidang museologi.

8. Resolusi agar museologi masuk ke dalam kurikulum universitas.

9. Resolusi agar museum secara aktif berfungsi untuk kepentingan sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan agama.

10. Resolusi agar museum dijadikan alat penggalang persahabatan bangsa-bangsa serta membantu perkembangan kebudayaan dunia.

*Penetapan Hari Museum Nasional*

Selanjutnya, pada bulan April 2015 diselenggarakan kegiatan diskusi di Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Dalam kegiatan diskusi tersebut dibahas tentang penetapan untuk peringatan Hari Museum Nasional.

Kemudian diskusi tersebut dilanjutkan dengan pertemuan Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) pada tanggal 26-28 Mei 2015 di Kota Malang, Jawa Timur (Jatim). Dalam kegiatan ini diusulkan tanggal peringatan Hari Museum Nasional.

Para peserta dalam diskusi pun mengusulkan tanggal 12 Oktober sebagai Hari Museum Nasional. Alasan pemilihan tanggal tersebut berdasarkan diadakannya Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) pertama di Yogyakarta pada 12-14 Oktober 1962.

Pertemuan tersebut dihadiri 250 pengelola Museum di Indonesia. Hasil pertemuan itu selain menetapkan 12 Oktober sebagai Hari Museum Nasional juga membahas isu-isu dan paradigma baru dalam dunia permuseuman untuk kemajuan museum di Indonesia.

Sejak saat itu hingga sekarang, setiap pada tanggal 12 Oktober diperingati sebagai Hari Museum Nasional atau disebut juga Hari Museum Indonesia. Peringatan ini menjadi hari penting dalam permuseuman di Indonesia.

Lagu nasional

  Lagu nasional Tanah Airku Tanah air ku tidak kulupakan Kan terkenang selama hidupku Biarpun saya pergi jauh Tidak kan hilang dari kalbu Ta...