*Resolusi Jihad 22 Oktober 1945: Isi Naskah dan Cikal Bakal Hari Santri*
Tim detikcom - detikNews
Minggu, 22 Okt 2023 14:26 WIB
Jakarta - Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 menjadi cikal bakal diperingatinya Hari Santri Nasional (HSN) setiap tanggal 22 Oktober. Fatwa Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama (NU) diserukan KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.
Diserukannya Resolusi Jihad bertujuan untuk membangkitkan semangat rakyat Indonesia, terutama di kalangan kiai dan santri, dalam mempertahankan kemerdekaan yang hendak direbut kembali oleh para penjajah.
*Sejarah Resolusi Jihad 22 Oktober 1945*
Menurut laman resmi Kementerian Agama (Kemenag), sejarah perumusan fatwa 'Resolusi Jihad' yang dipimpin oleh KH Hasyim Asy'ari diserukan pada 22 Oktober 1945. Resolusi Jihad ini berisi kewajiban berjihad untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dengan melawan penjajah yang masih berada di Indonesia.
Bermula pada tanggal 17 September 1945, KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa jihad di kalangan kiai dan santri pesantren, untuk melawan para penjajah demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Fatwa itu kemudian melahirkan Resolusi Jihad yang disepakati dalam rapat di Kantor Pengurus Besar NU di Bubutan, Surabaya pada 21-22 Oktober 1945.
*Isi Naskah Resolusi Jihad 22 Oktober 1945*
Dikutip dari laman resmi NU, berikut isi naskah teks Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, yang sudah disesuaikan dengan ejaan yang disempurnakan (EYD):
_Bismillahirrahmanirrahim_
_Resolusi_
_Rapat besar wakil-wakil daerah (Konsul-konsul) Perhimpunan Nahdlatul Ulama seluruh Jawa-Madura pada tanggal 21-22 Oktober 1945 di Surabaya._
_Mendengar:_
_Bahwa di tiap-tiap daerah di seluruh Jawa-Madura ternyata betapa besarnya hasrat ummat Islam dan Alim ulama di tempatnya masing-masing untuk mempertahankan dan menegakkan AGAMA, KEDAULATAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MERDEKA._
_Menimbang:_
_a. Bahwa untuk mempertahankan dan menegakkan Negara Republik Indonesia menurut hukum AGAMA ISLAM, termasuk sebagai suatu kewajiban bagi tiap-tiap orang Islam_
_b. Bahwa di Indonesia ini warga Negaranya adalah sebagian besar terdiri dari ummat Islam._
_Mengingat:_
_a. Bahwa oleh pihak Belanda (NICA) dan Jepang yang datang dan berada di sini telah banyak sekali dijalankan banyak kejahatan dan kekejaman yang mengganggu ketenteraman umum._
_b. Bahwa semua yang dilakukan oleh semua mereka itu dengan maksud melanggar Kedaulatan Republik Indonesia dan Agama, dan ingin kembali menjajah di sini, maka di beberapa tempat telah terjadi pertempuran yang mengorbankan beberapa banyak jiwa manusia._
_c. Bahwa pertempuran-pertempuran itu sebagian besar telah dilakukan ummat Islam yang merasa wajib menurut hukum agamanya untuk mempertahankan Kemerdekaan Negara dan Agamanya._
_d. Bahwa di dalam menghadapi sekalian kejadian-kejadian itu belum mendapat perintah dan tuntutan yang nyata dari Pemerintah Republik Indonesia yang sesuai dengan kejadian-kejadian tersebut._
_Memutuskan:_
_1. Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia supaya menentukan suatu sikap dan tindakan yang nyata serta sepadan terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan kemerdekaan Agama dan Negara Indonesia, terutama terhadap pihak Belanda dan kaki tangan._
_2. Supaya memerintahkan melanjutkan perjuangan bersifat "sabilillah" untuk tegaknya Negara Republik Indonesia Merdeka dan Agama Islam._
_Surabaya, 22 Oktober 1945_
*NAHDLATUL ULAMA*
*Cikal Bakal Hari Santri Nasional 22 Oktober*
Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 tersebut menjadi cikal bakal lahirnya Hari Santri setiap tanggal 22 Oktober. Penetapan ini berdasarkan dikeluarkannya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri.
Keppres itu diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta, pada 15 Oktober 2015. Sejak saat itu, pada tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional setiap tahunnya untuk memperingati Resolusi Jihad.
"Saya ingat tahun 2015. Saat itu saya berkunjung ke Jawa Timur, kemudian masuk di sebuah pondok pesantren di Kabupaten Malang, ada usulan dari para kiai, dan para santri, untuk memutuskan adanya Hari Santri. Tapi, saat itu saya belum presiden," kata Jokowi dalam sambutan di Apel Hari Santri Nasional, di Tugu Pahlawan, Surabaya, Minggu (22/10/2023).
"Kemudian setelah terpilih menjadi presiden, permohonan yang saya ingat betul dari sebuah pondok pesantren di Kabupaten Malang, kita kaji dan kita tindak lanjuti, kemudian kita putuskan adanya Hari Santri lewat Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. Dan sejak saat itulah kita memiliki yang namanya Hari Santri. Seneng nggak?" kata Jokowi dijawab 'senang' oleh santri.
Menurut Jokowi, semangat Hari Santri harus terus digelorakan dengan melihat konteks kekinian. Terlebih, dunia saat ini mendapat ancaman krisis karena perang di Ukraina dan Palestina.
"Semangat hari santri harus dibangun dengan konteks saat ini. Di mana, ada krisis ekonomi akibat perang, adanya krisis pangan akibat perang, krisis energi juga akibat perang," katanya.
"Sebelumnya, satu di Ukraina, sekarang tambah lagi perang di Palestina dan Israel," katanya.
(wia/idn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar