Selasa, 24 Oktober 2023

Koes Plus, Grup Musik Legendaris Asal Tuban



 *Koes Plus, Grup Musik Legendaris Asal Tuban*

Savira Oktavia - detikJatim

Selasa, 24 Okt 2023 19:35 WIB

Daftar Isi

Mengenal Koes Plus:

1. Awal Berdirinya Koes Bersaudara

2. Sejarah Kelam Koes Bersaudara

3. Pergantian Nama Koes Bersaudara Menjadi Koes Plus

4. Akhir Perjalanan Koes Plus

Tuban - 'Bukan lautan hanya kolam susu'. Masyarakat dari berbagai kalangan pasti pernah mendengar lagu ini.

Lagu bertajuk Kolam Susu tersebut dipopulerkan grup musik kondang bernama Koes Plus pada 1973. Hingga saat ini, lagu itu masih dinikmati banyak pendengar.

Koes Plus adalah grup musik paling legendaris asal Tuban, yang beranggotakan kakak-beradik keluarga Koeswoyo. Pada era 1970-1975, lagu-lagu Koes Plus menghiasi industri musik Tanah Air.

Mereka berhasil menciptakan ratusan lagu mulai dari versi pop, pop Jawa, pop Melayu (dangdut), qosidah, natal, pop anak-anak, dan masih banyak lagi. Bahkan, namanya diabadikan sebagai grup musik dengan lagu terbanyak di Museum Rekor Indonesia (Muri).

Mengenal Koes Plus:

Berikut ini sejarah grup musik Koes Plus yang legendaris, seperti dikutip dari Buku Koes Plus karya Budi Santosa.

_1. Awal Berdirinya Koes Bersaudara_

Sekitar tahun 1962, sang penggerak roda Koes Bersaudara, yakni Tonny Koeswoyo mengawali perjalanan karier musiknya dengan membawakan lagu-lagu barat bersama Koes Bersaudara atau Koes Brothers.

Di tengah maraknya grup musik barat, Tonny mulai menciptakan lagu sendiri menggunakan bahasa Indonesia. Dua lagu yang dihasilkannya diberi judul Weni dan Terpesona. Kakaknya bernama Djon bertugas merekam. Kemudian, rekaman itu dikirim ke perusahaan rekaman PT Irama.

Mereka pun diberikan kesempatan membuat lagu dan berakhir mendapatkan pujian dari sang pemilik perusahaan rekaman, Jack Lesmana. Dibentuklah formasi pertama rekaman dengan nama Koes Bersaudara, terdiri atas Djon Koeswoyo (Bass), Tonny Koeswoyo (Melodi Guitar), Yon Koeswoyo (Vokalis), Yok Koeswoyo (Vokalis, Rhythm Guitar), dan Nomo Koeswoyo (Drum).

Pada 1963, Koes Bersaudara mengeluarkan piringan hitam berisikan lagu-lagu yang sangat populer hingga saat ini, seperti Angin Laut, Senja, Bis Sekolah, Telaga Sunyi, Dewi Rindu, dan sebagainya. Lagu-lagu ini mulai disiarkan di berbagai siaran radio. Baik dalam negeri maupun luar negeri.

Ketika grup musik asal Inggris, The Beatles semakin menarik perhatian para pencinta musik, Koes Bersaudara pun mengikuti gaya The Beatles. Bahkan, beberapa lagu mereka terinspirasi dari Beatles.

Lagu-lagu itu seperti Termenung Lesu, Diana, dan Pemain Kecapi. Koes Bersaudara sering tampil di beberapa panggung hiburan dan menjadi band terpopuler pada 1965.

_2. Sejarah Kelam Koes Bersaudara_

Pada 29 Juni 1965, Koes Bersaudara ditahan pihak kepolisian karena tertangkap sedang menyanyikan lagu-lagu barat yang saat itu dilarang Presiden Soekarno. Bahkan, kepolisian juga memutus peredaran lagu-lagu Koes Bersaudara di industri Tanah Air.

Di tengah menjalani kehidupan di penjara, Koes Bersaudara kembali menciptakan lagu yang bercerita tentang hubungan manusia dengan Tuhan, bakti kepada orang tua. Seperti lagunya bertajuk Di Dalam Bui, Jadikan Aku Dombamu, Untuk Ayah dan Ibumu.

Pada peringatan 17 Agustus 1965, nama Koes Bersaudara disebut dalam pidato Presiden Soekarno karena dianggap lebih mencintai produk barat. Namun, menurut pengakuan Yok Koeswoyo, alasan mereka ditahan adalah untuk menjadikan Koes Bersaudara sebagai intelijen tandingan (counter intelligence di Malaysia ketika Indonesia sedang berkonfrontasi dengan Malaysia).

Pada 29 September 1965, mereka dibebaskan. Keadaan pun kembali seperti semula. Koes Bersaudara aktif mengisi beberapa panggung hiburan. Mereka juga menolak menyanyikan lagu The Beatles. Jadwal pertunjukan semakin padat.

Pada Agustus 1966, Koes Bersaudara melakukan pertunjukan keliling Jawa dan Bali. Hingga pada 1967, mereka mengeluarkan dua buah piringan hitam bertajuk Jadikan Aku Dombamu dan To The So Called The Guilties yang terdiri atas 24 lagu.

_3. Pergantian Nama Koes Bersaudara_ Menjadi Koes Plus

Tahun 1969, salah satu anggota mereka yaitu Nomo Koeswoyo memutuskan keluar dan digantikan Murry sebagai drummer. Hal ini sempat menjadi perdebatan karena Yok merasa keberatan apabila Murry yang bukan berasal dari keluarga mereka menjadi anggota Koes Bersaudara. Akhirnya, nama Koes Bersaudara diubah menjadi Koes Plus, di mana kata "Plus" berarti Koes Bersaudara ditambah Murry.

Koes Plus kembali merilis lagu-lagu terbaru mereka. Di antara deretan lagu ciptaan mereka, Lagu Nusantara I, Oh Kasihku, Mari-Mari, Diana, dan Kolam Susu menjadi musik pop yang sangat populer.

Bahkan, mereka sempat dijadikan inspirasi oleh grup-grup musik seangkatan lainnya seperti Panbers, D'Lloyd, Favourites, dan Mercy's. Mereka juga sempat mengambil pekerjaan sebagai bintang iklan hingga aktor. Tahun 1976, mereka berhasil mengeluarkan 10 album.

Namun popularitas mereka sempat meredup di akhir tahun karena pergantian generasi. Koes Plus pun memutuskan rehat dari dunia permusikan dan Murry digantikan oleh Nomo.

Nomo mendirikan studio rekaman Yukawi dan Liemen. Ia juga membuat grup No Koes dan Nobo, kemudian memulai karier sebagai penyanyi solo. Tahun 1977, ia sempat kembali menciptakan album bersama Koes Bersaudara.

Salah satu capaian terbesar Koes Plus adalah ketika berhasil mengeluarkan album bertajuk Another Song for You yang terdiri atas 12 lagu berbahasa Inggris. Sejak 1960, Koes Bersaudara berhasil menciptakan 203 lagu dalam 17 album.

Sedangkan periode Koes Plus sebanyak 750 lagu dalam 72 album. Atas jasa mereka dalam perkembangan industri musik di tanah air, masyarakat memberikan penghargaan kepada mereka melalui Legend BASF Award pada 1992.

_4. Akhir Perjalanan Koes Plus_

Pada akhir tahun 70-an, tren musik mulai didominasi oleh pop kreatif, jazz, dan lain-lain. Seiring berjalannya waktu, Koes Plus semakin meredup. Namun, keadaan ini tidak membuat Koes Plus berhenti berkarya.

Setidaknya 10 album genre pop rock diciptakan untuk mempertahankan kecintaan penggemar terhadap musik rock. Pada 27 Maret 1987, Tonny Koeswoyo sebagai pemimpin Koes Plus dinyatakan meninggal dunia. Namanya pun dikenal sebagai Bapak Pop Progresif Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lagu nasional

  Lagu nasional Tanah Airku Tanah air ku tidak kulupakan Kan terkenang selama hidupku Biarpun saya pergi jauh Tidak kan hilang dari kalbu Ta...