Minggu, 12 November 2023

8 Pahlawan Nasional dari Yogyakarta dan Perjuangannya

*8 Pahlawan Nasional dari Yogyakarta dan Perjuangannya*

Nimas Ayu Rosari - detikEdu

Jumat, 10 Nov 2023 11:00 WIB

Ki Hajar Dewantara, salah satu pahlawan dari Yogyakarta.


Jakarta - Indonesia di masa meraih kemerdekaan melahirkan banyak pejuang. Sejumlah sosok di antaranya kelak diberi gelar pahlawan nasional. Pahlawan-pahlawan tersebut berasal dari berbagai daerah dan latar belakang, tetapi memiliki satu tujuan yang sama.

Yogyakarta menjadi salah satu daerah yang melahirkan pahlawan nasional yang telah berjuang bagi Indonesia. Semua pahlawan nasional tersebut sampai kini masih dikenang atas jasa-jasanya. Lantas siapa sajakah pahlawan nasional dari Yogyakarta? Berikut ini beberapa sosoknya.


Tentang Pahlawan Nasional

Pahlawan nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia yang telah berjasa dan berjuang melawan penjajahan di Indonesia pada masa lalu. Gelar pahlawan di Indonesia secara legal diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan.


Gelar pahlawan nasional diberikan kepada mereka yang telah gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan dan menghasilkan prestasi luar biasa bagi kemajuan bangsa Indonesia, sebagaimana dilansir dari situs Sekretariat Negara.


Pemberian gelar sebagai pahlawan nasional dilakukan oleh presiden Indonesia berdasarkan peraturan yang berlaku. Setiap pejuang juga harus memenuhi syarat umum dan khusus untuk bisa menerima gelar pahlawan nasional tersebut.


Pahlawan Nasional dari Yogyakarta

1. Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soeryaningrat adalah pahlawan nasional berasal dari Yogyakarta. Ia lahir pada 2 Mei 1889 dan wafat pada 28 April 1959. Ki Hajar Dewantara terkenal dengan sebutan sebagai anggota Tiga Serangkai.


Selama menjadi anggota Tiga Serangkai, Ki Hajar Dewantara kerap mengkritik pemerintah kolonial Belanda yang menjajah Indonesia. Salah satu kritiknya tertuang dalam artikel berjudul Als ik eens Nederlander was (Seandainya Aku Seorang Belanda), yang menentang sikap Belanda merayakan kemerdekaannya di atas penderitaan rakyat Indonesia.


2. KH Ahmad Dahlan

KH Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta pada 1 Agustus 1868 dan wafat pada 23 Februari 1923. Ahmad Dahlan pernah bergabung menjadi anggota Budi Utomo dan Sarikat Islam (SI). Ia kemudian mendirikan organisasi Islam bernama Muhammadiyah pada 18 November 1912 di Kampung Kauman, Yogyakarta.


Meski sempat ditentang dan ditolak Belanda, akhirnya Muhammadiyah dapat beroperasi. Muhammadiyah turut berperan dalam pemikiran dan kehidupan sosial rakyat Yogyakarta, salah satunya dengan mendirikan sekolah.


3. Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro atau Raden Mas Ontowiryo lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta. Ia adalah putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III. Diponegoro dikenal karena memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa dalam bertempur dengan Belanda.


Perang tersebut terjadi karena Diponegoro tidak setuju campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan. Perang dilakukan untuk melawan pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1825 sampai 1830.


4. Dr Wahidin Sudirohusodo

Wahidin Sudirohusodo lahir pada tanggal 7 Januari 1852 dan wafat pada 26 Mei 1917. Wahidin dikenal sebagai pelopor yang mengilhami lahirnya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908.


Dr Wahidin bertekad untuk melakukan aksi nyata untuk rakyat Indonesia. Ia ingin memberikan pendidikan terbaik kepada masyarakat dan menggugah kesadaran kebangsaan dalam diri mereka. Ia menyebarluaskan gagasan tersebut dalam tulisan-tulisannya.


5. Hamengkubuwono IX

Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah anak kesembilan dari Sultan Hamengkubuwono VIII. Ia lahir pada 12 April 1912 dengan nama Bendoro Raden Mas Dorodjatun di Ngasem.


Hamengkubuwono berjuang dengan menjadi pemimpin Yogyakarta dan berani menentang kaum penjajah. Ia bersemangat dalam memperjuangkan nasib rakyat Yogyakarta untuk mendapatkan otonominya sendiri. Hamengkubuwono IX juga pernah menjabat sebagai menteri pada pemerintahan Presiden Soeharto.


6. Ignatius Joseph Kasimo

Kasimo lahir pada 10 April 1900 dan berasal dari keluarga feodal keraton. Pada masa pergerakan nasional, Kasimo aktif dalam berpolitik. Ia menjadi pendiri partai politik Perkumpulan Politik Katolik Djawi (PPKD) pada tahun 1923.


Kasimo juga berperan sebagai anggota Komisi Sentral Petisi Soetardjo. Petisi tersebut berisi keinginan adanya kemerdekaan Hindia Belanda dan mendesak rakyat agar petisi tersebut disetujui. Ia juga berperan dalam perundingan Konferensi Linggarjati pada 1946 untuk mendapat pengakuan de jure bagi Indonesia.


7. KH Fakhruddin

Fakhruddin lahir di Yogyakarta pada tahun 1890 dan wafat pada 28 Februari 1929. Fakhrudin menggeluti dunia politik dan masuk ke dalam Budi Utomo. Kemudian Ia bergabung dengan organisasi Muhammadiyah.


Ia berjuang melalui Muhammadiyah dengan berperan dalam banyak hal, seperti mengurus bagian dakwah, mengurus perpustakaan, dan mengajar.


8. Suryopranoto

Suryopranoto lahir pada 11 Juni 1871. Ia merupakan tokoh pergerakan kebangsaan Indonesia yang rela mengorbankan derajatnya sebagai orang bangsawan untuk Indonesia. Ia aktif dalam perjuangan memperbaiki nasib buruh dan membebaskan penderitaan rakyat akibat Belanda.


Seluruh hidupnya diabdikan untuk bangsa dan negara Indonesia. Ia berjuang untuk meraih kemerdekaan Indonesia melalui kebijakan aksi mogok oleh buruh untuk mengancam Belanda.


Demikian 8 pahlawan nasional dari Yogyakarta yang dikenang sampai sekarang atas jasa-jasa perjuangannya. Semoga menambah wawasan detikers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lagu nasional

  Lagu nasional Tanah Airku Tanah air ku tidak kulupakan Kan terkenang selama hidupku Biarpun saya pergi jauh Tidak kan hilang dari kalbu Ta...