*78 TAHUN PGRI*
Kapan Anda mengenal PGRI ?
Tahukah Perjuangan PGRI ?
Apakah yang Anda berikan untuk PGRI ?
Workshop dan Gerak Jalan. Hanya inilah yang Anda ikuti ?
Aku, tetap PGRI (Pensiunan Guru Republik Indonesia).
Banyak pertanyaan dan pernyataan yang wajib di jawab oleh guru yang menjadi anggota atau pengurus PGRI.
Rata-rata begitu memilih profesi guru, maka lekat dan kental dengan Korp PGRI. Tentunya sebelum adanya UU yang membolehkan organisasi profesi lebih dari satu.
Sejak 1982, mulai mengenal Baju PGRI berwarna Merah hingga akhirnya seragam PGRI berwarna putih, aku tetap menggunakan seragam PGRI bercorak merah, tapi sudah berganti 3 kali.
Sebelum berlakunya Permenpan 16 Tahun 2009, PGRI yang pernah saya ikuti adalah Kongres, Rapat Akbar, Seminar dan Gerak Jalan. Setelahnya bertambah Wokhshop dengan Piagam 30/32 yang makin semarak.
Menjadi anggota PGRI, bagiku hanyalah bersenang-senang dan rajin membayar Iuran hingga purna tugas.
Periode tahun 2010, mulai ikut, ikut-ikutan dan sedikit tahu tentang perjuangan PGRI.
Beberapa kali mengikuti Peringatan HUT PGRI tidak hanya tingkat Cabang (Kecamatan), Tingkat kota, Jatim, dan bahkan tingkat Nasional. Tentunya dengan lebih banyak mengeluarkan budget sendiri.
Puncaknya, ketika PGRI Nasional yang menyelenggarakan Apel Akbar di GBK dan mendapat Edaran larangan dari Mendikbud dan MENPAN-RB. Alasannya bahwa Peringatan Hari Guru, 25 November 2015 untuk pertama kali sudah dilaksanakan secara Nasional. Saat itu tidak melibatkan PGRI Pusat.
PGRI sebagai organisasi Profesi sudah bukan lagi satu-satunya.
Akhirnya, 4-5 Desember 2015, Dua rombongan bus PGRI kota Surabaya menuju ke GNB dan Istirahat di rumah pak Yoyon untuk mandi pagi dan makan.
Isu yang diperjuangkan adalah Mengusahakan Guru K-2 untuk menjadi PNS dan mempertahankan Guru untuk tetap dapat TPP, karena amanat UU Guru dan Dosen 2005.
Untuk pertama kalinya, saya masuk ke Area Dalam GBK karena memakai Kaos PGRI yang mirip dengan Panitia di lapangan. Teman-teman berpakaian seragam putih dan duduk di Tribune sesuai aturan.
Bebas dan leluasa keliling bahkan dekat panggung kehormatan. Wakil Pemerintah yang ditugaskan oleh Presiden Jokowi adalah Menko PMK. Mendikbud dan MENPAN-RB tidak hadir dengan dua versi yaitu karena tidak diundang. Sementara, Pengurus PB PGRI Bp. Sulistyo telah mengundang.
Tahun 2018 berkesempatan lagi ikut Perhelatan Peringatan PGRI Nasional di Bogor dengan Naik KA, dengan Beaya pribadi.
Stadion Pakansari Bogor begitu ketat, dan sulit untuk masuk ke Lapangan karena bila tidak memiliki undangan khusus, pintu masuk ke tengah Lapangan berbunyi. Presiden Jokowi hadir di tempat ini.
Beberapa Peringatan PGRI tingkat Provinsi yang pernah saya ikuti antara lain Pandaan, Jember, Sidoarjo, dan Sumenep.
Saat di Sidoarjo, Kepala Dispendik Surabaya, Bp. Ikhsan hadir di Tribun Kehormatan.
Acara di Sidoarjo ini menjadikan Surabaya mengadakan Hari Guru dan PGRI hingga 3 kali.
Khusus Peringatan HUT PGRI dan Guru di Sumenep, Baliho yang digunakan menggunakan gambar Ibu Unifah dan Bp. Ikhsan.
Saat foto Baliho, saya kirim lewat Wa ke Bp. Ikhsan. Beliau tidak percaya kalau gambarnya ada di Sumenep.
Bahkan, minta dikirim foto lagi yang lainnya.
PGRI semasa Pandemi yaitu 2020 dan 2021 tetap ada dan eksis bahkan PGRI kota Surabaya dipilih langsung tahun 2020 dalam pergantian pengurus yang diadakan di Kantor PGRI Jatim.
Tahun 2021 ada organisasi SLCC PGRI, aku ikut bergabung dan hingga tahun 2022 masih mengadakan kegiatan Workshop secara online.
Menginjak tahun 2023 hingga kutulis di catatan ini ada KLB PGRI Pusat yang entah bagaimana kelanjutannya.
Hanya saja, meski aku sudah Purna 2 tahun, masih ada bukti bahwa saya adalah GURU ketika mengurus perpanjangan KTP.
Ketika kutulis PENSIUNAN PNS GURU, maka Komputernya menulis dengan tulisan GURU.
Nampaknya ini adalah bukti bahwa saya Guru Abadi.
Hahaha....
Bagaimana dengan Pengalaman Anda selaku Anggota PGRI ?
Apalagi sebagai Pengurus.
Surabaya, 25 November 2023
Rudy SP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar