*Mengenang 9 Tokoh Penting dalam Pertempuran 10 November 1945 dan Perannya*
Kompas.com, 10 November 2023, 09:45 WIB
KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan sebagaimana termuat dalam Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur.
Keputusan itu bertujuan untuk mengenang jasa para pahlawan yang berjuang dalam Tragedi 10 November 1945 atau Peristiwa Surabaya.
Peristiwa Surabaya adalah peperangan pertama yang terjadi setelah Indonesia merdeka.
Peperangan itu dipicu oleh datangnya pasukan Sekutu yang tergabung dalam Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI) yang dipimpin Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sother Mallaby pada 25 Oktober 1945.
Konflik memuncak setelah AWS Mallaby tertembak sehingga menyulut amarah Sekutu dan pecah perang besar antara pejuang RI melawan Sekutu pada 10 November 2023.
Lantas, siapa saja tokoh yang terlibat dalam Pertempuran 10 November 1945?
*Tokoh yang terlibat dalam Pertempuran 10 November 1945* Sejumlah tokoh nasional terlibat dalam Pertempuran Surabaya, 10 November 1945. Salah satu tokoh fenomenal dalam peristiwa itu adalah Bung Tomo.
Berikut 9 tokoh yang terlibat dalam peristiwa 10 November 1945 :
1. Bung Tomo
Pria asal Surabaya dengan nama Sutomo adalah tokoh penting dalam Peristiwa 10 November 1945 yang pecah di Surabaya itu. Bung Tomo, begitu dia dikenal, berperan sebagai pemimpin Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) di Surabaya. Melalui pidatonya dengan slogan "Merdeka atau Mati", Bung Tomo berhasil membangkitkan semangat rakyat Surabaya untuk melawan Sekutu.
2. Gubernur Suryo
Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo atau Raden Suryo yang merupakan Gubernur Jawa Timur saat itu juga berperan besar dalam Pertempuran di Surabaya. Dia mendeklarasikan bahwa Surabaya harus dipertahankan. Di juga membacakan keputusan akan menghadapi sekutu hingga titik darah penghabisan dalam pidatonya yang dikenal dengan "Komando Keramat". Dilansir dari laman Kemenag, Gubernur Suryo terus berkomunikasi dengan intens untuk meminta pertolongan pada pemimpin negeri seperti Bung Karno dan Bung Hatta. Dia juga menjadi pemegang kendali penuh di Surabaya usai pemerintah pusat menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada dirinya.
3. Mayjen Sungkono
Mayjen Sungkono yang saat itu bertugas sebagai Komandan BKR Kota Surabaya bertanggung jawab dalam menjaga pertahanan dan keamanan seluruh kota. Dilansir dari Kompas.com (2022), Sungkono menjadi pemimpin pasukan di Kota Surabaya dan melawan Sekutu. Sebelum memimpin pasukan, Sungkono menyampaikan pidatonya untuk membangkitkan semangat para pejuang melalui radio.
4. KH Hasyim Asy'ari
KH Hasyim Asy'ari merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang gigih dan ikut berjuang mempertahankan Surabaya dari Sekutu. Sebelum Pertempuran Surabaya pecah, dia berperan dalam mengeluarkan fatwa "Resolusi Jihad" 22 Oktober 1945. Fatwa itu berisi kewajiban berjihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sebelum Pertempuran 10 November pecah, Bung Tomo sempat mengunjungi KH Hasyim Asy'ari untuk meminta izin membacakan pidatonya yang terinspirasi dari Resolusi Jihad.
5. Moestopo
Dilansir dari laman Universitas Moestopo, Moestopo yang saat itu mengemban jabatan dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) berperan ikut mengadang pasukan Inggris sebelum pertempuran 10 November 1945 pecah. Saat pertempuran terjadi, dia yang merupakan seorang dokter dan pejuang kemerdekaan bertugas mengendalikan kekuatan militer di Surabaya.
6. Soegiarto
Bung Tomo menjadi saksi bahwa Soegiarto menjadi salah satu pemuda dari kalangan olahragawan yang ikut membawa senjata melawan Setuku di Surabaya. Bek Persebaya pada 1930 itu ikut berperang pada 10 November 1495 dan meninggal dunia di medan pertempuran.
7. HR Mohammad Mangoendiprodjo
HR Mohammad Mangoendiprodjo adalah Pimpinan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang berperan penting dalam Pertempuran di Surabaya. Dia bertugas sebagai wakil Indonesia dalam kontak biro dengan pasukan Inggris di Surabaya. Dia memasuki gedung Bank International yang tengah ditembaki massa untuk bertemu dengan komandan pasukan Inggris. Dia juga sempat disandera oleh Sekutu.
8. Muriel Stuart Walker
Muriel Stuart Walker atau lebih dikenal K'tut Tantri merupakan perempuan berkebangsaan Amerika Serikat yang ikut melawan Sekutu pada Pertempuran 10 November 1945. Dia membantu menyebarkan berita perjuangan Indonesia melalui radio saat peperangan terjadi. Dengan lantang, K'tut membacakan pidato berbahasa Inggris yang dianggap Pemerintah Belanda sangat berbahaya. Dia kemudian dijuluki sebagai "Surabaya Sue" atau penggugat dari Surabaya.
9. Abdul Wahab Saleh
Abdul Wahab Saleh yang berprofesi sebagai fotografer berperan dalam mengabadikan momen 10 November 1945 dan perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato. Foto-fotonya itu kemudian muncul dalam buku 10 November (Bung Tomo).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar