Jumat periksa ke RSH, setelah sebelumnya ke Dokter Praktik R. Sesampai di tempat pasien di PCR, hasilnya keluar Senin dan positif.
Pasien tersebut memiliki gejala batuk, pilek, kehilangan Indra Penciuman.
Sampai di sini muncul, sanggahan.
"Mengapa aku sudah Vaksin, kok masih positif. Kan percuma saja ?" berontak pasien.
Dengan bahasa halus, ibu pasien menyampaikan bahwa vaksin paling tidak akan mengurangi gejala sakit lebih parah.
Hasilnya pun dibawa ke Puskesmas terdekat.
"Segera saya daftarkan ke HAH. Tunggu di rumah, ya ! pesan petugas kesehatan.
"Jangan lupa keluarga nya siap-siap di rumah dan akan didatangi petugas."
Usai ditunggu, "Besok saja keluarga datang ke Puskesmas !"
Sebelum di antar ke HAH, terlebih dahulu ambil surat pengantar.
Sampailah di antar juga ke HAH naik sepeda motor. Penerimaan administrasi oleh petugas di TKP dengan menunjukkan surat pengantar dan KTP untuk pendataan.
"Segera ke ruang hotel, temui dokter. Makan malam nanti disediakan di tempat. Untuk keluarga apabila pasien membutuhkan sesuatu dapat di antar !"
Selanjutnya keluarga meninggalkan pasien. Komunikasi selanjutnya lewat HP.
Tampak beda saat COVID awal tahun 2020 yang sangat ketat, bahkan untuk sampai ke HAH wajib di antar mobil Ambulance Puskesmas.
Covid 2021 pasien yang sakit banyak di rumah sakit. Isoman bahkan disiapkan Pemkot hingga menggunakan Sekolah untuk antisipasi.
Covid tahun ke-3 di 2022 sudah mulai bersahabat baik antara petugas medis, pasien Isolasi, dan covid itu sendiri.
Semoga semua indah pada waktunya dengan sehat semua.
Pesan Dokter
dr Nadia sebelumnya meminta masyarakat, khususnya kelompok lansia, segera mendapat vaksinasi booster demi meningkatkan antibodi yang bisa menurun setelah enam bulan disuntik vaksin COVID-19 lengkap, dua dosis.
Pesan :
Direktur Vaksin, Imunisasi dan Biologi WHO Dr. Katherine O'Brien memaparkan alasan mengapa orang yang divaksinasi tetap bisa tertular Covid-19. Pihaknya menjelaskan, tidak ada vaksin yang mencegah seseorang untuk dapat terinfeksi.
Hal itu bukan karena vaksin tidak manjur. "Artinya, tidak semua orang yang menerima vaksin memiliki perlindungan 100 persen," kata O'Brien, Kamis (13/8/2021).
Pihaknya menjelaskan, fungsi vaksin adalah apabila terinfeksi tingkat keparahan penyakit orang yang sudah divaksin lebih rendah dibanding yang belum. "Bahkan ketika seseorang terinfeksi, orang-orang yang divaksinasi lengkap, tingkat keparahan penyakitnya lebih sedikit," jelas dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar