JABATAN KS DI MATA ORTU

Sebenarnya KS adalah Guru yang diberi tugas tambahan. Karena itu ada batas waktu. Namanya saja tugas tambahan. Tidak semua guru menyadari ketika telah diangkat menjadi KS. Apalagi ada batasan waktu tertentu. Seperti Presiden Amerika Serikat yang harus dipilih tiap 4 tahun sekali. Itupun hanya diperkenankan 2 periode. Untuk Kepala Sekolah baik jenjang SDN, SMPN, dan SMAN/SMKN juga ada batasan tertentu. Hal ini dapat dilihat saat terima SK sebagai Kepala Sekolah yang pertama kali. Tahun 2010, saat pertama kali mendapat SK KS dari Walikota Bambang DH, SK KS berbunyi, "8 tahun dan apabila baik dapat diperpanjang", Kadispendik Bp. Sahudi Artinya : KSDN hanya sampai 12 tahun. Tahun 2014, ada pembaharuan bahwa masa jabatan tidak lagi dicantumkan. Walikota Tri Rismaharini, dengan Kadispendik Bp. Ikhsan. Selanjutnya diatur dalam Perwali untuk SDN/SMPN. Tahun 2018 berdasarkan Permendikbud ada proses pembaharuan bahwa Jabatan KS 3 periode sampai 12 tahun, dan pada tahap ke-4 menuju 12 tahun lebih dilakukan uji Ulang bagi KS yang bersangkutan hingga hari ini. Sampai di sini sudah jelas. Namun tetap tidak jelas bagi orang tua. Apalagi bila dijelaskan bahwa sudah tidak menjadi KS. Bahkan ada teman KS yang pensiun kurang 4 tahun dan memilih menjadi guru, menyembunyikan keberadaannya sebagai guru. Masih tetap sebagai KS, walau sudah periodisasi. Padahal sudah jelas, KS adalah guru yang diberi tugas tambahan. Terhadap keluarga berani menyampaikan, tetapi tidak untuk ortu. Karena itu menjadi KS, butuh strategi. Pandai, Muda, mumpuni, dan segalanya tidak cukup. Berhitunglah dengan waktu. Sebab sampai tahun ini (2021), waktunya 12 tahun + 4 tahun. Masa Walikota : Eri Cahyadi, dan Kadispendik : Bp. Supomo. Bila Pensiun usia 60 tahun. Menjadi KS paling cepat umur 44 tahun. Lebih aman : 48 tahun, sehingga PAS. Di hadapan Allah SWT tidak mengenal jabatan. Hanya amal dan perbuatan. Untuk Guru Pandai, guru hebat, guru inovatif, guru kaya segalanya, segera berhitung waktu bila pingin menjadi KS.