Jumat, 04 Juli 2025

Kisah 7 Herdy



 [4/7 14.08] rudysugengp@gmail.com: Kisah 7

[4/7 14.09] rudysugengp@gmail.com: Hari ini pingin dibuatkan cerita tentang Reuni dengan kisah saat Reuni di Bulan Oktober 2024 yaitu :


Herdy dijemput Samsul dkk. sekitar pukul 11.05 hari Sabtu, 5 Oktober 2024 di FKG UNAIR.

Herdy diantar oleh adik Perempuannya, ponakan perempuan, dan cucu laki-laki dengan berjalan kaki.


Tiba di BSS RESORT sekitar pukul 14.00 berkumpul di Ruang Lobby sebelah Ruang Semeru.

Untuk menerima makan dan konci kamar.

Masuk pukul 15.10 bersama Supriadi dan Wahyudi.

Untuk Istirahat di kamar 404.


Sekitar pukul 18.00 ke Ruang Semeru untuk makan malam.

Selanjutnya mengikuti acara dan duduk satu meja dengan Andik, Jatmiko, Dodik. di Meja paling Utara.


Saat mengikuti berbagai macam acara, sempat di foto dengan HP, sekitar 19.20.

Juga di foto Kamera Nikon, pukul 19.45.


Usai acara Reuni di Hari Sabtu Malam, sekitar pukul 23.00 Herdy dinyatakan menghilang dari sudah dicari ke mana-mana di area sekitar oleh Panitia, Teman, dan Petugas Bess Resort

[4/7 14.09] rudysugengp@gmail.com: Berikut adalah cerita pendek bergenre drama misteri yang berdasarkan peristiwa Reuni Oktober 2024 yang Anda ceritakan. Cerita ini bisa dikembangkan menjadi naskah sandiwara radio, skenario film pendek, atau bacaan naratif:



---


“Sabtu Terakhir di BSS Resort”


Oktober 2024, BSS Resort, Batu – Malang


Hari itu, Sabtu, 5 Oktober 2024. Udara kota Batu terasa sejuk meski matahari sedang bersinar terik. Sekitar pukul 11.05, sebuah mobil berhenti di depan gedung FKG UNAIR. Di dalamnya, Samsul dan beberapa teman lama sudah menunggu dengan semangat.


“Cepetan, Herd!” teriak Samsul, membuka pintu mobil.


Herdy melangkah santai. Di belakangnya, adik perempuannya, ponakan kecil yang malu-malu, dan seorang cucu laki-laki yang lincah, mengantarnya hingga ke trotoar depan. Dengan senyum dan lambaian tangan, Herdy masuk mobil. Ia melambai terakhir kali sebelum mobil melaju ke arah barat, menuju BSS Resort di kota Batu.



---


Tiba di BSS Resort pukul 14.00, suasana sudah ramai. Rombongan berkumpul di Lobby, tepat di sebelah Ruang Semeru. Di sana, mereka menerima paket makan dan kunci kamar masing-masing. Herdy mendapat kamar 404, dan ia masuk kamar bersama dua teman lamanya, Supriadi dan Wahyudi, sekitar pukul 15.10.


Setelah mandi dan rehat sejenak, sekitar pukul 18.00, mereka bertiga berjalan ke Ruang Semeru untuk makan malam. Lampu gantung di langit-langit menyinari meja-meja bundar yang tertata rapi. Herdy duduk di meja paling Utara, bersama Andik, Jatmiko, dan Dodik. Gelak tawa dan nostalgia mewarnai suasana. Banyak yang berfoto. Herdy sempat berfoto dengan HP temannya sekitar 19.20, lalu dengan kamera Nikon milik panitia sekitar 19.45.


Acara demi acara berjalan lancar. Lagu kenangan diputar, beberapa teman menyumbang lagu. Tawa dan tangis nostalgia menyatu dalam ruang hangat itu.


Namun tepat pukul 23.00... Herdy menghilang.



---


Babak Misteri Dimulai


Panitia mulai resah. Ketika acara selesai dan semua mulai menuju kamar masing-masing, Herdy tidak terlihat. Dipanggil-panggil tak ada jawaban.


“Coba dicek kamar 404!” kata Andik dengan nada cemas.


Tapi kamar 404 kosong. Tempat tidur Herdy masih rapi. Sandal di depan kamar tetap utuh di tempatnya.


Teman-teman, panitia, bahkan petugas BSS Resort mulai mencari ke semua penjuru: taman belakang, area outbound, hingga sisi kolam renang.


Supriadi yang tidur sekamar mengaku:

“Setelah makan malam, dia bilang mau duduk-duduk di taman dulu. Tapi sejak itu... dia tak kembali.”


Jejak terakhir Herdy hanya tertangkap kamera CCTV dekat taman, pukul 22.55, berdiri menghadap pepohonan di sisi timur resort. Setelah itu... tak ada jejak.



---


Epilog: Masih Dicari


Hari sudah berganti. Minggu pagi yang dingin di Batu tak terasa damainya. Reuni yang semula penuh canda, kini sunyi dalam tanya. Ada ruang yang kosong. Foto-foto semalam pun menjadi kenangan terakhir—belum tentu terakhir selamanya, tapi terakhir yang diketahui.


Sampai kini, Herdy masih dicari.

Teman-teman tak berhenti berharap,

bahwa satu hari nanti...

ia kembali muncul,

dengan senyum dan cerita seperti biasa,

seolah hanya “pergi sebentar”.



---


Catatan:


Cerita ini bisa dikembangkan ke berbagai genre:


Drama misteri (versi ini)


Drama spiritual (jika diakhiri dengan unsur gaib/supranatural)


Thriller realis (dengan investigasi dan motif tersembunyi)


Humor surealis (jika ingin diberi twist tak terduga seperti Herdy masuk dunia paralel)



Kalau Anda ingin versi naskah dialog atau versi sandiwara radio dari cerita ini, saya bisa bantu lanjutkan. Ingin lanjut ke arah mana?

[4/7 14.09] rudysugengp@gmail.com: Kisah Selanjutnya


Mohon bantuannya, Kawan.

Putri pendengar SS melaporkan kehilangan pakdenya atas nama Herdi Sugianto (64). Kondisinya pikun, tapi jika ditanya nama dan alamat masih bisa menjawab.


Herdi ijin pergi dari rumah di daerah Jalan Gubeng Masjid, Surabaya. Pamitnya ke acara reuni sekolah di hotel kawasan Lawang, Malang, kemarin (5/10/2024).


Putri bilang, saat ia ke Polsek Lawang, petugas mengatakan, mulai sekitar pukul 19.30 WIB Herdi sudah tidak ada di lokasi reuni. Lalu, pukul 23.00 WIB, Herdi ditemukan warga sekitar dan diantarkan ke Polsek Lawang. Setibanya di Polsek, petugas ke toilet sebentar. Saat kembali, Herdi pergi lagi tidak tahu kemana.


Ciri-cirinya: tinggi sekitar 165cm, perawakan kurus, kulit sawo matang, terakhir memakai baju merah, celana jeans panjang warna biru.


Jika Anda melihat atau mengetahui keberadaan Herdi sesuai ciri tersebut di atas atau di foto, mohon langsung telepon ke GKSSFM di 031-99000000 atau WhatsApp SS di 08553010055 (odp-rn)

[4/7 14.10] rudysugengp@gmail.com: Tentu, berikut adalah kelanjutan kisahnya dalam bentuk narasi yang menyentuh dan dramatis, dengan nuansa realistis dan misterius. Bisa disesuaikan ke format cerita media sosial, radio, atau bahkan berita naratif:



---


Judul: Masih Mencari Pakde Herdi


Surabaya – Minggu, 6 Oktober 2024


“Mohon bantuannya, Kawan…”

Begitu suara lembut tapi penuh ketegangan dari seorang perempuan muda yang menyapa pendengar SS FM pagi itu. Namanya Rani, ia adalah keponakan sekaligus pendamping sehari-hari seorang pria berusia 64 tahun, bernama Herdi Sugianto.


Herdi dikenal warga sekitar Jalan Gubeng Masjid, Surabaya sebagai sosok yang tenang, suka menyapa siapa saja. Meski sudah mulai pikun, ia masih bisa menyebutkan nama lengkap dan alamat rumahnya dengan jelas, jika ditanya.


Sabtu pagi, 5 Oktober 2024, Pakde Herdi pamit dengan rapi.

“Reuni, Nduk. Di Lawang, di hotel… temen-temen sekolah lama…”

Rani mengangguk sambil membantu mengancingkan kemeja merah yang rapi.

“Iya, Pakde. Tapi nanti kalau pulang, kabari ya... jangan lupa.”



---


Laporan dari Lawang


Namun sore harinya, kabar yang datang bukan dari Pakde Herdi.

Ketika Rani mencoba menghubungi, ponsel Pakde tak aktif.

Ia pun menyusul ke hotel di kawasan Lawang, Malang, tempat reuni itu diadakan. Sesampainya di sana, panitia menyambut dengan wajah khawatir.


“Maaf, Mbak… sejak sekitar pukul 19.30, Pak Herdi sudah tak terlihat di lokasi. Kami sudah cari ke taman, ke kamar, bahkan ke luar gerbang resort,” ujar seorang panitia.


Pukul 23.00 WIB, kabar muncul dari warga sekitar.

Seorang pria tua yang terlihat kebingungan ditemukan duduk di tepi jalan desa tak jauh dari hotel. Warga pun mengantarnya ke Polsek Lawang.


Namun kisah ini belum berakhir.


“Setelah diterima di pos penjagaan, saya tinggal sebentar ke toilet,” cerita seorang petugas Polsek.

“Saat saya kembali… beliau sudah tidak ada. Hilang begitu saja.”



---


Ciri-Ciri & Harapan


Hingga hari ini, keluarga terus mencari.

Ciri-ciri Pak Herdi:


Usia: 64 tahun


Tinggi: ±165 cm


Perawakan: kurus


Kulit: sawo matang


Pakaian terakhir: kemeja merah, celana jeans panjang biru



“Pakde saya mungkin tidak tahu arah, tapi dia tidak akan menyakiti siapa pun. Kalau Anda melihat seseorang yang mirip, tolong jangan abaikan,” kata Rani di akhir teleponnya ke radio.



---


Ajakan kepada Warga


Jika Anda melihat atau mengetahui keberadaan Herdi Sugianto,

Mohon segera hubungi:

☎️ GKSSFM: (031) 99000000

πŸ“± WhatsApp SS: 0855 3010 055


Bagi yang tinggal di wilayah Lawang, Singosari, Batu, atau sekitarnya, harap periksa sekitar—mushola, halte, pasar pagi, atau bahkan sawah dekat permukiman. Bisa jadi beliau sedang mencoba mencari arah pulang.



---


Kita tak pernah tahu, bisa jadi satu panggilan dari Anda adalah harapan besar bagi sebuah keluarga.

Mari bantu Pakde Herdi pulang. πŸ™



---


Jika Anda ingin versi poster pengumuman hilang, sandiwara radio, atau cerpen menyentuh dari sudut pandang Rani atau Pak Herdi sendiri, saya siap bantu lanjutkan. Mau dibawa ke arah mana?

[4/7 14.10] rudysugengp@gmail.com: Kisah berlanjut :


Ini 3 Serangkai yang harus menjawab, menangani, dan mengakhiri perbincangan dengan :


1. Keluarga Herdi (4 orang)



2. Utusan BeSS RESORT (3 orang) dan



3. Polsek Lawang selaku PENCATAT, PENENGAH, dan MENYIMPULKAN.




Di dalam sebentar Agung M dan Supli.


Diluar Ruang Pertemuan sejak 15.23 tak henti-hentinya berdoa


Ada :

Andik

Tri Mulyani

Anis

Dwi Kartika

Yayuk Beb


Karena dirasa cukup.

Harus meninggalkan Polsek Lawang, pukul 17.03.


Di dalam Ruangan:

Pukul 15.29 bertemu dengan Keluarga.

Kami diam sambil menunggu reaksi Keluarga (4 orang), + Supli, Arbain, Mat Sujak, Eko Mey, Agung M.


Harap-harap cemas dengan Reaksi Keluarga.

Sebentar-sebentar Reserse (Pak Sapri/kuncrit Rambut belakang dengan karet) mondar-mandir Ruang Pertemuan dan Ruang BAP.


Pukul 15.59.


3 Petugas utusan Management BeSS RESORT menemukan Berita Baru, bahwa menurut Keterangan Satpam di luar area Ada seseorang dengan ciri seperti pak Herdi yang sudah keluar Pagar batas luar BeSS RESORT.


Dengan demikian, BeSS RESORT merasa TIDAK HARUS BERTANGGUNG JAWAB


Sekali lagi Merasa bahwa pak Herdi keluar area BeSS RESORT dan minta Hitam atas putih agar Keluarga dan Panitia membuat Pernyataan bermeterai untuk tidak menuntut BeSS RESORT.


Sampai di sini, saya tinggal dan keluar Pertemuan.


Suasana beralih antara Keluarga dan BeSS RESORT.


Di luar saya menunggu Keluarga dan Mat Sujak agar kita jangan membuat Kesepakatan yang dikehendaki BeSS RESORT.


Keluarga Herdi yang keluar yaitu pak Inan, kami sampaikan bahwa masalah ini adalah masalah bersama.


Walhasil menjelang Magrib, Eko Mey yang berwatak Bregudel akhirnya mengonsep Kesepakatan bahwa semua pihak harus bertanggung jawab hingga menemukan pak Herdi.


Pihak Kepolisian sebagai Penerima usulan kesepakatan (Salahe Athik Lapor Polisi).


Akhirnya, polisipun harus terlibat sebagai Abdi negara, dan masyarakat.


Di luar masih Menunggu, Supli, Kamali, Tutik, Kukuh, Yuli+suami, agung M.


Menjelang pukul 17.15 mulailah di BAP, berhenti Magrib, Lanjut, berhenti, Isya, lanjut hingga pukul 21.00


Lego, tapi Herdi masih belum Pulang.


Pulang bersama 15 orang dengan 3 mobil yaitu :


Mobil Mat Sujak, Agung M, Yuli, + suami meluncur ke Sidoarjo dan sekitarnya. (4 orang)


Mobil Eko Mey, Kukuh, Tutik, Rudy. (4 orang)


Mobil Samsul, Supli, Kamali, Adik Herdi, Keponakan Herdi+ Suami, dan keponakan lagi (7 orang)


Perjalanan Lawang ke Surabaya, sebenarnya aku pingin ikut Samsul Arbain karena disitu ada keluarga dari Herdi.


Namun, Samsul Kasihan kalau AQ mangku Tasnya Hedi.


Akhirnya aku ikut Eko Mey dan turun di Sidoarjo setelah melewati Sumur Lapindo Porong


Saat bersama Samsul hingga pulang, aku linglung sampai di depan Kalidami VI.


Aku belum percaya, kalau pukul 23.49 sudah pulang.


Ketika Pagi hari, Senin : 7 Oktober 2024 ada gambar Misteri Herdi + Tiket Bus, kiriman dari Anis yang beritanya jelas namun masih misterius.


Eko minta Samsul dan Nancy untuk mengecek.


Eko Mey sebenarnya bisa saja menyuruhku.


Lagi-lagi sungkan.


Tanpa pikir panjang aku menghubungi Inan (Nggak dijawab).


Mengingat kebiasaan Anis yang selalu membuat Misteri dan teka teki.


Aku menuju Gubeng Masjid IV yang sedianya belok kiri sebelum SMAN 4, namun kebacut hingga lewat antara PDAM dan Stasiun KA.


Ternyata gang IV harus lewat pasar.


Perjalanan saya lanjut putar hingga tepi sungai.


Daerah Gubeng Masjid gang 1 s.d VI harus dituntun untuk R 2.


Begitu bertemu, aku menangis.


Kok Isok mulih dhewe.

[8/10 11.00] SPGN1 Siti Jubaidah: Lo mosok tukang masak kompore rusak

[8/10 11.02] SPGN1 Dwi KARTIKA Cahyawati 2018: Mungkin dikon istirahat Ojo masak ae,πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†

[8/10 11.04] SPGN1 Dwi KARTIKA Cahyawati 2018: Wis akeh sing dodol masakan, mbak Elfa dikon tuku ae mbak Karo olah raga mlaku.

[8/10 11.10] Spgn1 Muripah: Rejekine muriπŸ™

[8/10 11.10] rudysugengp@gmail.com: Nggak dipikir


Kok Isok Mulih dhewe

[8/10 11.11] SPGN1 Dwi KARTIKA Cahyawati 2018: La herdi kan Sik ISO ngomong

[8/10 11.12] rudysugengp@gmail.com: Yo tapi ditakoni A jawabe B

[8/10 11.13] rudysugengp@gmail.com: Mulakno ada orang baik yang bayari untuk naik Bus dari Pandaan ke Bungurasih

[8/10 11.13] SPGN1 Dwi KARTIKA Cahyawati 2018: Dan deweke nggowo KTP, mungkin dideloki

[8/10 11.13] rudysugengp@gmail.com: Dari Bungurasih ada orang baik lagi yang menaikkan Bus ke Joyoboyo

[8/10 11.14] SPGN1 Dwi KARTIKA Cahyawati 2018: Iyo ngono Mbah,dadi deke iku wis clengong

[8/10 11.14] SPGN1 Eko Meiyanto: Berarti disangoni 150 ws ntek bek e…opo di eman2 u ditabung

[8/10 11.15] rudysugengp@gmail.com: Dari Joyoboyo ada orang baik lagi yang menaikkan bemo/angkot line V dan diturunkan di dekat Stasiun Gubeng

[8/10 11.15] SPGN1 Dwi KARTIKA Cahyawati 2018: Sik onok ta Lyn V?

[8/10 11.15] rudysugengp@gmail.com: Dari sini, mulai Ingat ketika harus berjalan dan lewat di rel Kereta Api

[8/10 11.16] rudysugengp@gmail.com: Ada keluarga yang menginfokan sekitar pukul 6.00 berjumlah Herdi di dekat Rel

[8/10 11.17] SPGN1 Dwi KARTIKA Cahyawati 2018: Suk nek wis adem ditakoki maneh ae mbah

[8/10 11.17] rudysugengp@gmail.com: Keluarga yang lain segera bergegas menuju TKP rel dan mengajak pulang

[8/10 11.17] SPGN1 MOH. Nafi'ch: Kisah kesasar nya Mas Herdy perlu dibukukan sebagai kenangan untuk teman2 T 81.

Bisa ambil hikmahnya dan semoga tidak terulang lagi.


Mungkin sing mbau rekso Wees resoad gak trima kalau di acara tsb dibacakan tahlil dan do'a.

Atau mungkin do'anya ada yang kliru. He hw he

[8/10 11.17] rudysugengp@gmail.com: Sampai di rumah didukkan di foto.

[8/10 11.17] rudysugengp@gmail.com: Semua keluarga menangis Haru berbarengan

[8/10 11.19] SPGN1 Dwi KARTIKA Cahyawati 2018: Bukan salah doanya mungkin herdi waktu itu kan memang ketoke kosong to dari sorot matanya

[8/10 11.19] rudysugengp@gmail.com: Saat siang hari, mau melantunkan Doa bersama, kami tidak diperkenankan oleh Management karena takutnya pengunjung mengira ada apa-apa.


Tapi kalau berdoa pelan-pelan dipersilakan

[8/10 11.20] SPGN1 Dwi KARTIKA Cahyawati 2018: Gak jelas sopo sing ngejak metu Yo, ini yg jadi pertanyaan, kok ora enek sing ngerti ?

[8/10 11.21] rudysugengp@gmail.com: Ingat pulang dan Sumuk

[8/10 11.21] Spgn1 PRIPON: Sing ngajak metu amongtuwuhe mbak Dwi

[8/10 11.21] SPGN1 Ratna Nurdiana: Ya Allah.. Maturnuwun sanget m Rudy yg tlh mnceritakan scara kronologis, shg bisa membayangkan merasakan perjuangan dulur2 waktu itu.. Smg dicatat sbg amal ibadah panjenengan semua.. Aamiin🀲🀲🀲

[8/10 11.23] rudysugengp@gmail.com: Uang 150 K, tersisa 70 K.


Uang 75 K digunakan untuk makan dan jajan ketika lapar, uang 5 K digunakan untuk membelikan mobil-mobilan untuk Keponakan

[8/10 11.25] SPGN1 Eko Meiyanto: Sing blom ditulis n dcritakan mbh Rud… wis ktm wrg nm e pak Samsu di pasar lawang… trs di serahkan ke polsek…ditinggal k kmr mnd ilang neh…

[8/10 11.25] rudysugengp@gmail.com: Herdi bertahan tidak terlalu banyak makan dan minum, karena hobby nya sering PUASA


Hal ini, ketika saya tanya

[8/10 11.25] SPGN1 Siti Jubaidah: Wong saketi iku mbah

[8/10 11.25] SPGN1 Siti Jubaidah: Kate balek ng lokasi reoni bengong paling lali dalane

[8/10 11.26] SPGN1 Eko Meiyanto: Ada ft nya d mas Sujak … tolong mas@sujak di shere disini ft jepretan dr hp nya pak samsu kmren

[8/10 11.26] rudysugengp@gmail.com: Pak Samsu selaku penemu Herdi pukul 22.00 mengambil Video.

Setelah ditanyai dan jawaban kurang pas, maka diantarlah ke Polsek Lawang

[8/10 11.31] rudysugengp@gmail.com: Karena pak Samsu yang menemukan merasa kebingungan dengan Jawaban Herdi, maka pukul 22.30 diantar ke Petugas Piket.


Herdi agak lama di Polsek Lawang.


Pintu Gerbang Polsek sebagai pusat layanan tentu saja nggak dikonci


Misterinya yang Bayari Herdi ikut Eko Suryo, Sing Ngajak karena Baik hati ikut mobilnya adalah SAMSUL.


Yang menemukan SAMSU.

[8/10 11.32] SPGN1 Eny Cholifah: Doa nya sdh bagus sampai terharu sy Pak Nafik πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘

[8/10 11.35] Spgn1 Muripah: Bahan buat buku cerita bg mbak ZahraπŸ‘

[8/10 11.40] rudysugengp@gmail.com: Lama dibiarkan di Polsek, ada bukti Foto.


Petugas tidak menaruh curiga, kalau Herdi akan meninggalkan TKP.


Maka Petugas Piket seorang diri berada di sebelah Selatan Polsek Lawang dan Herdi ditinggal dalam Lamunan.


Toilet Polsek Lawang ada di sebelah Utara dekat dengan Mushola.


Herdi di ajak ngomong diam saja.


Saat itu Herdi merasa kesepian, sendirian, dan tidak ada yang mengajak bicara.


"Aku dijarno ae", versi Herdi.

Sebenarnya petugas sedang memperhatikan gerak gerik Herdi.


"aku metu, Nang embong, kata Herdi saat saya tanya alasan meninggalkan Polsek Lawang.


Perlu diingat bahwa Polsek Lawang berdekatan dengan Stasiun KA Lawang.


Malam itu, petugas di Polsek Lawang heboh dan menyebar berita melalui jaringan FB. milik Polsek Lawang dan Polres.

[4/7 14.11] rudysugengp@gmail.com: Terima kasih atas narasi yang sangat rinci, menyentuh, dan penuh emosi ini. Berdasarkan kronologi panjang yang telah Anda berikan, berikut adalah versi dramatik-naratif kelanjutan kisah hilangnya dan ditemukannya Pak Herdi, yang bisa Anda gunakan untuk dokumentasi pribadi, naskah drama, atau bahkan buku memoar alumni:



---


Judul: “Pak Herdi Pulang Sendiri”


Reuni, Hilang, Doa, dan Orang-Orang Baik di Sepanjang Jalan Pulang


Bab 1: Pertemuan Tiga Serangkai


Pukul 15.29 – Ruang Pertemuan Polsek Lawang.

Sunyi. Tegang. Di dalam ruangan, tiga pihak bertemu:


Keluarga Pak Herdi: 4 orang yang tampak lelah sekaligus khawatir.


Manajemen BeSS Resort: 3 utusan yang datang dengan map dan ekspresi diplomatis.


Polsek Lawang: Sebagai pencatat, penengah, dan pemegang kebenaran prosedural.



Di dalam juga hadir para saksi dan pengiring: Supli, Arbain, Mat Sujak, Eko Mey, Agung M.

Mereka duduk tanpa suara, hanya menunggu reaksi. Detik-detik berjalan lambat, dibayang-bayangi oleh sosok petugas reserse yang mondar-mandir: Pak Sapri, rambut belakang diikat karet, menjadi pengawas diam yang gelisah.


Bab 2: Pernyataan Tak Bertanggung Jawab


Pukul 15.59 – Utusan BeSS Resort mengabarkan “penemuan baru”:

Satpam di luar pagar utama menyatakan melihat seseorang dengan ciri Pak Herdi keluar area resort pada malam Sabtu. Dengan itu, mereka menyatakan bahwa tanggung jawab atas hilangnya Pak Herdi bukan lagi berada pada pihak resort. Bahkan, mereka meminta hitam di atas putih: pernyataan bermeterai bahwa keluarga dan panitia tidak akan menuntut BeSS Resort.


Ini membuat suasana berubah. Tidak semua bisa menerima. Di luar, beberapa orang yang tak henti berdoa sejak pukul 15.23 – Andik, Tri Mulyani, Anis, Dwi Kartika, Yayuk Beb – merasakan gelombang emosi yang sulit dijelaskan.


Bab 3: Suara Nurani Menyatu


Di luar ruang pertemuan, Eko Mey, pria bersahaja tapi berwatak bregudel, menyusun konsep kesepakatan.

“Semua pihak harus bertanggung jawab sampai Pak Herdi ditemukan,” katanya tegas.

Polisi tak bisa hanya menjadi pencatat, tapi juga abdi negara yang mengayomi masyarakat.

Dan di sinilah benih kesepakatan mulai tumbuh. Keluarga pun tidak dibiarkan memikul sendiri. Ini bukan hanya kehilangan pribadi—ini soal kemanusiaan dan kebersamaan.


Bab 4: BAP di Tengah Malam


Pukul 17.15 – Proses BAP dimulai. Terputus-putus oleh waktu Magrib dan Isya, tapi terus dilanjut hingga pukul 21.00 malam.


Setelahnya, semua pulang. Tiga mobil, lima belas jiwa. Semua diam dalam perjalanan, kecuali suara hati masing-masing yang terus bertanya:

"Pak Herdi sekarang di mana?"


Kamu yang menceritakan ini bahkan linglung ketika turun di Kalidami VI.

Pukul 23.49, akhirnya sampai rumah. Tapi rasa tidak percaya masih melekat.



---


Bab 5: Senin Pagi: Sebuah Gambar dan Tiket Bus


7 Oktober 2024 – Senin pagi. Sebuah pesan masuk.

Gambar Pak Herdi dan tiket bus.

Dikirim oleh Anis, dengan gaya misteriusnya yang khas.


Kamu ingin mengecek sendiri. Menuju Gubeng Masjid IV, tersesat sebentar, masuk antara PDAM dan Stasiun, akhirnya berputar lewat pasar dan tepi sungai.

Begitu sampai... kamu menangis.

"Kok isok mulih dhewe…"



---


Bab 6: Perjalanan Ajaib Pak Herdi


Dari cerita yang terkumpul, inilah potongan perjalanan Pak Herdi:


1. Ditemukan Pak Samsu di pasar Lawang pukul 22.00.

Herdi terlihat linglung, jawabannya tidak sinkron.



2. Dibawa ke Polsek Lawang pukul 22.30.

Namun ditinggal petugas sebentar ke toilet,

Herdi diam, tidak diajak bicara, dan akhirnya berkata:

“Aku dijarno ae… aku metu, nang embong…”



3. Keluar dari Polsek, berjalan sendiri.



4. Ada orang baik yang membayari ongkos bus ke Pandaan.



5. Dari Pandaan ke Bungurasih, dibantu orang baik lagi.



6. Dari Bungurasih ke Joyoboyo, naik bus mini bantuan seseorang.



7. Dari Joyoboyo, naik angkot Lyn V menuju Stasiun Gubeng.



8. Menjelang pukul 06.00, keluarga menemukannya di dekat rel.



9. Pulang ke rumah—masih membawa uang sisa Rp70.000


Rp75.000 dipakai makan dan jajan


Rp5.000 beli mobil-mobilan untuk keponakan


Sisanya ditabung





Pak Herdi tidak banyak makan dan minum—karena memang sering puasa.

Itulah yang membuatnya tetap kuat dalam kondisi genting.



---


Epilog: Hikmah dalam Perjalanan


Seorang teman berkata:

"Kisah kesasar Mas Herdi ini perlu dibukukan sebagai kenangan untuk teman-teman T 81. Bisa diambil hikmahnya, dan semoga tak terulang lagi.”


Mungkin, memang ada campur tangan tak terlihat.

Mungkin, ada doa yang terlalu khusyuk hingga mengguncang batas dunia nyata.

Atau mungkin, ada ruh-ruh baik yang tidak rela dikesampingkan saat tahlil dilantunkan.


Tapi yang pasti…

Pak Herdi pulang. Sendiri. Dibantu oleh banyak tangan tak dikenal.

Dan itu cukup. Itu keajaiban.



---


Jika Anda ingin saya bantu membuatkan:


Buku memoar berbentuk bab-bab (Word/PDF)


Skenario dokumenter atau drama radio


Infografis kronologi kejadian …tinggal beri arahan.



Saya ikut lega dan bersyukur bahwa kisah ini berakhir dengan haru, bukan duka.

[4/7 14.12] rudysugengp@gmail.com: Berikut adalah infografis kronologi kejadian hilangnya dan kembalinya Pak Herdi selama Reuni Oktober 2024. Jika Anda ingin versi vertikal, berwarna, atau siap cetak (PDF), saya bisa bantu juga. Ingin disesuaikan ke format tertentu?

[4/7 14.23] rudysugengp@gmail.com: Sama-sama! 😊

Saya sangat senang bisa membantu menyusun kisah yang begitu penuh makna dan emosional ini.


Jika nanti Anda ingin melanjutkan ke versi cetak, versi sandiwara, film pendek, atau sekadar menyunting kembali narasinya — saya siap bantu kapan saja.


Semoga Pak Herdi selalu sehat, dan semoga reuni-reuni berikutnya penuh kebahagiaan tanpa kekhawatiran.

Salam hangat untuk semua teman T’81 dan keluarga besar Gubeng Masjid ❤️


Jika ada yang bisa saya bantu lagi, tinggal bilang saja. πŸ™

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Herdi Pulang Sendiri

*"Herdi Pulang Sendiri”* Reuni, Hilang, Doa, dan Orang-Orang Baik di Sepanjang Jalan Pulang Bab 1: Pertemuan Tiga Serangkai Pukul 15.29...