*Sejarah Prasasti Cunggrang, Apa yang Tersembunyi di Dalamnya?*
NA
Nabila Aprisanti
11 Oktober 2024 09.13 WIB • 3 menit
Prasasti Cunggrang adalah artefak bersejarah yang bukan hanya memancarkan pesona, tetapi juga menyimpan misteri yang mendalam. Berasal dari abad ke-10, prasasti ini merupakan cerminan kehidupan masyarakat di era Mpu Sindok.
Namun, apa sebenarnya yang tersembunyi di dalamnya? Mari kita telusuri bersama!
*Asal Usul dan Konteks Sejarah Prasasti Cunggrang*
Ditulis pada tahun 929 Masehi, Prasasti Cunggrang muncul di tengah pergolakan politik dan sosial yang melanda Jawa Timur. Pada masa itu, Mpu Sindok berusaha memantapkan kekuasaan dan memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut.
Prasasti ini bukan sekadar catatan sejarah; ia berfungsi sebagai pernyataan politik yang menunjukkan legitimasi dan kekuasaan Mpu Sindok, serta menegaskan kedudukan pemerintahannya di mata rakyat.
Terletak di daerah Pasuruan, Prasasti Cunggrang menyimpan informasi penting mengenai sistem pemerintahan dan struktur sosial masyarakat abad ke-10. Prasasti ini juga menggambarkan praktik keagamaan yang dijalankan oleh masyarakat, memberikan gambaran tentang kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut pada masa itu.
Dengan demikian, prasasti ini menjadi cermin dari perkembangan kebudayaan Jawa, menunjukkan transformasi dari tradisi lisan menjadi tulisan yang mencerminkan peningkatan tingkat literasi dan administrasi di masyarakat.
*Isi dan Makna Prasasti Cunggrang*
Dalam Prasasti Cunggrang, terdapat perintah yang jelas mengenai pajak dan kewajiban sosial, yang mencerminkan bagaimana Mpu Sindok mengatur kehidupan masyarakat demi terciptanya ketertiban dan kemakmuran. Ketentuan ini mencakup tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh setiap individu, sehingga menciptakan struktur sosial yang teratur.
Makna dari prasasti ini lebih dalam dari sekadar isi yang tertulis. Ia mencerminkan hubungan timbal balik antara penguasa dan rakyat, di mana pemerintah berupaya menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Dengan membaca perintah-perintah tersebut, terlihat jelas bagaimana penguasa bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan yang adil, yang memungkinkan individu menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih baik.
Lebih jauh lagi, Prasasti Cunggrang memberikan gambaran tentang kebijakan publik yang diambil oleh pemerintah Mpu Sindok. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pemerintahan pada masa itu tidak hanya bersifat otoriter, tetapi juga berupaya menjalin komunikasi yang baik antara penguasa dan masyarakat.
*Peranan Prasasti Cunggrang dalam Kebudayaan dan Agama*
Prasasti Cunggrang memiliki peranan penting dalam kebudayaan dan agama di Jawa Timur pada masa Mpu Sindok. Agama Hindu-Buddha mendominasi kehidupan spiritual masyarakat, dan tercatat berbagai ritual serta praktik keagamaan yang berkaitan dengan penguasa.
Ini menunjukkan hubungan erat antara kekuasaan politik dan kehidupan spiritual, di mana penguasa tidak hanya berfungsi sebagai pemimpin politik, tetapi juga sebagai pelindung nilai-nilai keagamaan.
Prasasti ini berfungsi sebagai penghubung antara dunia fisik dan spiritual. Masyarakat saat itu terikat pada kepercayaan dan praktik keagamaan yang kuat, menciptakan identitas sosial di mana setiap tindakan memiliki makna yang lebih dalam. Interaksi antara kehidupan sehari-hari dan spiritualitas menjadi fondasi yang membentuk pola kehidupan mereka.
Akulturasi yang terjadi di masyarakat Jawa Timur juga terlihat melalui Prasasti Cunggrang. Tradisi lokal berinteraksi dengan pengaruh Hindu-Buddha yang lebih luas, menunjukkan bahwa kebudayaan masyarakat tidak statis, melainkan terus berkembang seiring waktu. Pemahaman tentang konteks sejarah di balik prasasti ini memberikan wawasan lebih dalam mengenai identitas budaya dan bagaimana agama membentuk pola kehidupan masyarakat.
*Pentingnya Prasasti Cunggrang sebagai Sumber Sejarah*
Keberadaan Prasasti Cunggrang memainkan peranan penting dalam kajian sejarah. Prasasti ini menyajikan gambaran komprehensif tentang struktur sosial, ekonomi, dan politik pada masa Mpu Sindok.
Melalui analisis mendalam, arkeolog dan sejarawan dapat menggali informasi lebih luas tentang perkembangan masyarakat Jawa Timur di abad ke-10. Ini membantu membangun pemahaman yang lebih baik tentang dinamika interaksi antara penguasa dan rakyat serta pengaruh kebudayaan yang ada pada saat itu.
Prasasti ini juga mencerminkan usaha penguasa dalam melegitimasi kekuasaan melalui praktik keagamaan dan sosial. Dengan demikian, prasasti ini bukan hanya artefak sejarah, tetapi juga dokumen yang menggambarkan nilai-nilai dan norma yang dijunjung oleh masyarakat saat itu.
Di era modern, penting untuk menyadari bahwa setiap artefak sejarah, seperti Prasasti Cunggrang, menyimpan informasi yang tak ternilai. Artefak ini bukan hanya pengingat perjalanan panjang bangsa, tetapi juga mendorong kesadaran untuk melestarikan warisan budaya. Memahami dan menghargai prasasti ini menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa sejarah tidak hanya diingat, tetapi juga dipelajari dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Prasasti Cunggrang bukan sekadar artefak kuno; ia adalah jendela yang membuka pandangan kita ke dalam sejarah masyarakat Jawa di abad ke-10. Melalui setiap ukiran dan tulisan, terungkap kisah kekuasaan, kehidupan sosial, dan spiritualitas yang membentuk identitas mereka. Dengan memahami prasasti ini, kita tidak hanya menghargai warisan sejarah, tetapi juga menyadari pentingnya melestarikan budaya yang telah membentuk perjalanan bangsa.
Mari kita terus telusuri dan lestarikan kekayaan sejarah ini agar tak hanya menjadi bagian dari masa lalu, tetapi juga menjadi inspirasi untuk masa depan!
Sumber artikel:
Widiah Sri. 2018. Studi Historis Prasasti.
Cunggrang Sebagai Sumber Sejarah Pada Masa Mpu Sindok Tahun 929-947 M. e-Journal Pendidikan Sejarah. Vol. 6 No. 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar