HAMA TIKUS PUNYA SIKLUS HIDUP ‼️
PETANI WAJIB TAHU... 😲
Tikus Sawah sudah barang tentu menjadi momok bagi para Petani Padi di Indonesia, terlebih ketika sudah waktu musim serangan hama tikus. Ibarat tiada semangat lagi para petani mau berangkat ke sawah, sebab dikendalikan pakai cara perangkap apapun tetap mengganas serangannya. Namun tidak banyak yang tahu bahwa tikus punya ciri yang bisa dipelajari musim serangannya. Berikut beberapa catatan mengenai Hama Tikus Sawah dan Cara Pengendaliannya:
✅ Siklus Hidup Hama Tikus Sawah
Hama tikus sawah memiliki ciri siklus hidup setiap 6 atau 7 tahun sekali, taring gigi atas maupun taring gigi bawah akan memanjang. Bila tidak digesek-gesekan ke tanaman, gigi taring tikus tersebut akan menusuk rahang mulutnya. Yang mengakibatkan tikus tersebut mati tertusuk gigi taringnya sendiri.
Maka petani yang titen, pasti sering menjumpai tikus sawah yang tidak dibasmi dengan racun atau perangkap, ditemukan mati sendiri dengan mulut berdarah di sudut sudut petak sawah yang tersembunyi.
✅ Pola Serangan Hama Tikus
Hama tikus juga sama dengan hewan lainnya yang memiliki naluri ingin bertahan hidup. Sebab siklus hidup tikus setiap 6 atau 7 tahun sekali gigi taringnya memanjang, maka tikus dengan naluri ingin bertahan hidup, merusak tanaman apa saja didekatnya dengan cara menggigit batang pangkal tanaman secara membabi-buta. Hal ini dimaksudkan Tikus, agar gigi taring tersebut tergesek dan menipis dan diharapkan potensi gigi taring tikus tersebut menembus rahang mulutnya bisa ter-minimalisir. Dalam situasi sudah parah seperti ini tentu yang dirugikan adalah Petani karena bisa gagal panen.
✅ Tikus Sawah menyerang tanaman secara Ber-Koloni (Bergerombol) bila sudah siklusnya
Pola menyerang tanaman yang dilakukan tikus jika sudah masuk siklus 6 atau 7 tahunan tadi adalah secara ber-koloni. Suatu petak sawah yang sudah dikuasai (diserang) satu koloni tikus, maka koloni tikus yang lain tidak akan menyerang petak tersebut. Karena tikus memiliki wilayah koloni serangan masing-masing.
✅ Cara mengendalikannya dengan teknik rekayasa Urin Kelinci Murni
Tikus adalah binatang Pengerat. Cara memakan suatu makanan (tanaman) dengan cara di-erat. Sama hal'nya dengan binatang Kelinci. Karena pola kerja serangan tikus yang sudah dijelaskan diatas bahwa tikus menyerang suatu petak sawah berdasarkan koloni kekuasaan, maka cara yang efektif dilakukan Petani dengan me-rekayasa seolah olah petak sawahnya sudah dikuasai koloni tikus lain dengan aplikasi spray (semprot) urin kelinci murni di sekeliling petak sawahnya. Karena kelinci dan tikus adalah sama sama binatang Pengerat. Disemprotkan di pematang sawahnya (tanggul - galengan - batas petak sawah) menggunakan Tangki Sprayer. Urin kelinci yang diaplikasikan mengelilingi petak sawah tersebut, akan dikira sudah dikuasai suatu koloni tikus duluan oleh koloni tikus yang belum menyerang.
✅ Catatan :
• Aplikasi Spray Urin kelinci murni, jangan dicampur air tambahan
• Aplikasi tiap 5 hari sekali. Bila kondisi hujan, dilakukan aplikasi spray ulang (lihat situasi kondisi)
• Gunakan Urin kelinci yang kelinci tersebut memakan daun rerumputan, bukan memakan pakan Pelet. Karena hasilnya akan kurang efektif jika menggunakan Urin Kelinci yang pakannya Pelet
Semoga Tips ini bermanfaat bagi Petani Padi Indonesia yang selalu frustasi saat musim Hama Tikus menyerang.🌾🌾🌾
#TaniPedia #HamaTikus #TikusSawah #SeranganTikus #Hama #Petani #Padi #TikusKantorTakKalahGanasJugaSihWajibDiBasmi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar