Minggu, 27 November 2022

BAHASA JAWA KIPIN

 Deskripsi di youtube, untuk 8 video koleksi bhs jawa :

Negara Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki banyak berbagai budaya dan bahasa adat. Salah satunya adalah budaya dan bahasa Jawa, banyak sejarah Indonesia yang berlangsung di pulau ini. Dahulu Pulau Jawa menjadi pusat kerajaan Hindu-Buddha  & Kesultanan Islam, Suku Jawa juga memiliki aksara atau huruf yang dinamakan Honocoroko.


Hanocoroko adalah akasara Jawa turunan yang pernah digunakan dalam menulis naskah-naskah berbahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Sasak. Aksara Honocoroko ini merupakan hasil modifikasi dari Aksara Kawi dan Abugida. Bentuk Aksara Honocoroko pernah mengalami perubahan bentuk, bentuk aksara Hanocoroko saat ini sudah tetap sejak Kesultanan Mataram pada abad ke -17 dengan bentuk cetak yang baru muncul pada abad ke-19.


Aksara Jawa ini memiliki 20 kosonan dasar yang disebut dengan Aksara nglegena. Aksara jawa ini memiliki struktur huruf untuk dapat membentuk suatu kata contohnya, Huruf “Ha” dapat dipresentasikan sebagai vokal kosong yang dapat digunakan sebagai tanda baca untuk membentuk huruf Vokal Independen.


Dulu banyak sekolah yang menjadikan Aksara Jawa ini mata pelajaran sekolah di Pulau Jawa, Jangan sampai ini semakin hilang, mari kita lestarikan Aksara Jawa tersebut agar tidak mengalami kehilangan filosofi sejarah Indonesia.


Tonton Seri Pelajaran Bhs Jawa, persembahan Kipin :


Video HONOCOROKO  no 01 (Mengenal Aksara Jawa):

https://youtu.be/ZvOYPSArFmE


Video HONOCOROKO  no 02  (Sandangan Swara):

https://youtu.be/yzjzD5-FTSw


Video HONOCOROKO  no 03 (Sandangan Wyanjana):

https://youtu.be/mFJSIMlJVsk


Video HONOCOROKO  no 04 (Sandhangan Sigeg Wanda):

https://youtu.be/lTm4Trn7-98


Video HONOCOROKO no 05 (Aksara Rekan)

https://youtu.be/0V14Fvo3-EM


Video HONOCOROKO no 06 (Aksara Murda)

https://youtu.be/_4q3D9yqW2s


Video HONOCOROKO no 07 (Aksara Swara)

https://youtu.be/Oquc0GjWDAQ


Video HONOCOROKO no 08 (Angka Jawa)

https://youtu.be/KfEhLYgjPdQ 


Pelajaran Bahasa Jawa (Macam Macam Gamelan):

https://youtu.be/KDIWtTl7xgU


Dapatkan ribuan konten pembelajaran pada aplikasi Kipin School di :

http://kipin.id

Jumat, 25 November 2022

7 Sesar Aktif di Jawa Timur, Sesar Kendeng Disebut Buat Surabaya Berpotensi Gempa


Kompas.com, 23 November 2022, 19:57 WIB

Editor: Puspasari Setyaningrum

KOMPAS.com - 

Provinsi Jawa Timur termasuk wilayah dengan potensi gempa bumi yang cukup tinggi.

Hal ini tak lepas dari kondisi geologi wilayah Jawa Timur yang ternyata memiliki 7 sesar aktif dan 6 segmen sesar.

Dilansir dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Lampung, sesar adalah patahan atau bidang rekahan yang disertai adanya pergeseran relatif terhadap blok batuan lainnya.

Bidang sesar tersebut sangat bervariasi ukurannya, mulai dari beberapa sentimeter hingga puluhan kilometer.

Aktivitas sesar aktif inilah yang memiliki potensi menjadi sumber getaran yang menyebabkan gempa bumi.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa sesar aktif di wilayah Jawa Timur serta lokasinya yang dapat dikenali sebagai salah satu langkah mitigasi.

1. Sesar Kendeng

Sesar Kendeng adalah patahan yang melintang sejauh 300 kilometer dari selatan Semarang, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.

Sesar Kendeng terbagi dalam 6 (enam) segmen, yaitu Segmen Demak, Segmen Purwodadi, Segmen Cepu, Segmen Blumbang, Segmen Surabaya, dan Segmen Waru.

Irwan Meilano, ahli gempa Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam wawancaranya dengan Kompas.com pada Rabu (27/4/2016) mengatakan bahwa ada kemungkinan besar Sesar Kendeng menyambung dengan Sesar Baribis di Jawa Barat.

Irwan juga mengatakan bahwa Surabaya dan kota-kota di sekitar Sesar Kendeng bisa terdampak aktivitasnya.

Lebih lanjut, dari hasil penelitian Irwan, Susilo, dan rekan menunjukkan bahwa Sesar Kendeng merupakan "sambungan" dari Sesar Wetar dan Flores yang "merentang" hingga utara Bali, masuk ke daratan Jawa.

Baik segmen sesar yang berada di daratan Jawa (Sesar Kendeng) dan utara Bali dikonfirmasi sebagai patahan aktif dan bisa menimbulkan gempa.

2. Sesar Naik Pati

Sesar Naik Pati adalah sesar dengan kelurusan yang panjang (lineament) dari selatan Semarang ke arah timur laut melewati daerah Lasem dan menerus ke Laut Jawa.

Tercatat pada tahun 1836 terdapat kejadian gempa bumi merusak di daerah Rembang hingga Tuban dengan skala intensitas mencapai VII MMI.

Kejadian gempa bumi merusak juga terjadi pada tahun 1847 di daerah Lasem dan sekitarnya yang bersumber dari Sesar Naik Pati.

Kemudian di tahun 1890, gempa kuat melanda Pati dengan magnitudo M 6,8 dengan skala intensitas VI-VII MMI yang menyebabkan guncangan sangat kuat dan menimbulkan kerusakan dengan radius mencapai 500 km.

3. Sesar Pasuruan

Sesar Pasuruan adalah salah satu sesar aktif yang terbentang dari barat ke arah timur pada Kecamatan Lekok dan Nguling, Kabupaten Pasuruan dengan panjang sekitar 13 km.

Keberadaan sesar tersebut dapat menjadi sumber aktivitas tektonik di daerah Pasuruan.

4. Sesar Probolinggo

Tidak hanya wilayah Pasuruan, wilayah Probolinggo juga dilewati oleh sesar aktif yang bergerak sebesar 0,2 mm per tahun.

Berdasarkan buku Peta Sumber Bahaya Gempa Indonesia 2017, di daerah Probolinggo terdapat sesar yang berpotensi terjadinya gempa.

Sesar ini tergambar di permukaan oleh kenampakan gawir sesar yang memanjang berarah timur laut-barat daya.

Gawir sesar ini memotong endapan lepas gunung api dari Gunung Argopuro yang berumur Pleistosen dengan morfologi yang mengindikasikan pergerakan mendatar.

5. Sesar Wongsorejo

Sesar Wongsorejo adalah sesar yang melewati daerah banyuwangi dengan panjang sekitar 10 km.

6. Zona Sesar RMKS (Rembang-Madura-Kangean-Sakala)

Zona Sesar RMKS membentang melewati wilayah Rembang, Madura, Kangean, hingga Sakala.

Sesar RMKS juga diketahui membentang ke arah Timur dan berada di sebelah utara Sesar Flores.

Zona sesar ini mendatar dan cukup lebar yang terbentang dari utara Jawa Timur hingga memotong Pulau Madura, sampai ke Sakala di sebelah utara Kangean.

Panjang sesar ini lebih dari 300 km dan diperkirakan sudah terbentuk lima juta tahun yang lalu atau lebih lama lagi.

7. Bawean Fault

Berdasarkan buku Peta Sumber Bahaya Gempa Indonesia 2017, Bawean Fault adalah sesar di sekitar Jawa Timur dengan panjang sekitar 156 km dan slip rate 0,5 mm per tahun.

Batu Yoni 'Raksasa' Tapal Batas Istana Majapahit Ditemukan, Ada di Tengah Sawah.

 

 

TRENDING | 22 November 2022 12:03

Reporter : Muhammad Farih Fanani

Merdeka.com - 

Yoni merupakan batuan yang dibentuk khusus dan mempunyai arti bagian atau tempat kandungan untuk melahirkan. Yoni biasanya merupakan simbol dari seorang perempuan.

Dalam video tersebut memperlihatkan batu yoni raksasa yang ditemukan di tengah sawah. Diketahui bahwa batu yoni tersebut merupakan batu terbesar di Indonesia. Yoni tersebut dikatakan sebagai tapal batas istana Majapahit.

Batu yoni dinamai sebagai yoni gambar dan berhasil ditemukan di tengah sawah di Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Berikut ulasannya.

Dalam video yang diunggah oleh JOIN Media tersebut memperlihatkan sebuah temuan dari batu yoni yang dinamakan sebagai yoni gambar.

Batuan tersebut dikatakan merupakan peninggalan Majapahit yang memiliki ukuran yang sangat besar. Di sekelilingnya terdapat ukiran relief yang sangat indah.

Batu yoni gambar memiliki bentuk persegi panjang yang mempunyai bentuk kepala naga yang sangat besar di salah satu sisinya.

Batu yoni gambar ini dikatakan sebagai batu yoni terbesar di Indonesia. Pasalnya, sejauh ini belum ditemukan batu yoni yang ukurannya sama atau melebihi batu yoni gambar.

Panjang atau lebar garis tengah batu yoni ini mencapai lebih dari 2 meter. Sementara tingginya mencapai 133 cm. Yoni tersebut disebut sebagai tapal batas istana Majapahit.

“Cukup besar untuk sebuah yoni. Yoni Klinterejo saja tidak sampai dua meter. Kemungkinan besar adalah terbesar,” ujar Pahadi, arkeolog BPK Jawa Timur.

Melihat Situs Tertua di Jawa, Peninggalan Salakanagara Kerajaan Tertua di Nusantara

Sebagaimana temuan yoni di Mojokerto, yoni di Jombang ini juga diasumsikan memiliki struktur bangunan candi di bawahnya.

Pahadi menyampaikan bahwa ukuran yoni yang sangat besar itu merupakan batu yang berat dan sulit untuk dipindahkan. 

Sehingga ia berasumsi bahwa lokasi ditemukannya yoni tersebut adalah lokasi yang asli sehingga memungkinkan adanya struktur candi di bawahnya.

“Nah apabila yoni sendiri masih berada di titik itu, kemungkinan besar candinya pun masih berada di bawahnya,” lanjut Pahadi.

Asumsi bahwa ada bangunan candi di bawah yoni tersebut berdasar pada yoni yang ditemukan di Klinterejo Mojokerto.

Yoni gambar yang terletak di Desa Japanan sendiri di bawahnya sudah ditemukan beberapa batuan andesit yang dicurigai merupakan bahan bangunan dari sebuah candi. Namun, strukturnya sudah berantakan.

“Sebaran batu penyusunnya berbahan andesit sudah ditemukan. Kemungkinan besar kondisi struktur candinya sudah rusak,” lanjut Pahadi.

Yoni biasanya berpasangan dengan lingga yang merupakan simbol alat kelamin wanita. Pasangan lingga-yoni ini merupakan benda yang sering ditemukan di situs-situs candi di Nusantara.

Yoni sendiri merupakan sebuah objek cekung berlubang yang melambangkan kemaluan wanita dan merupakan lambang kesuburan. Selain itu yoni juga kadang disebut sebagai batu lesung karena bentuknya yang menyerupai lesung.

(mdk/mff)

Kisah Gajah Mada Adu Kesaktian dengan Cicit Rasulullah, Kembali ke Majapahit Bawa Kekalahan

©2022 Merdeka.com


25 November 2022 08:50

Reporter : Muhammad Farih Fanani

Merdeka.com - Gajah Mada sebagai patih terkuat Majapahit sampai sekarang masih meninggalkan banyak kisah sejarah yang unik untuk diketahui. Salah satunya adalah ketika ia beradu kesaktian dengan Sunan Bejagung Lor di Tuban.


Syech Abdullah Asy’ari atau Sunan Bejagung Lor adalah salah satu keturunan Rasulullah yang menyebarkan ajaran agama Islam di wilayah Tuban. Ia merupakan adik dari Syekh Asmoroqondi.


Adu kesaktian bermula ketika Gajah Mada mendapatkan perintah dari Raja Majapahit, Prabu Hayam Wuruk untuk menjemput sang anak Kusumawardhani yang sedang belajar ilmu agama kepada Sunan Bejagung. Simak ulasannya.


*Gajah Mada Datang ke Desa Bejagung*


Sunan Bejagung Lor dikenal sebagai seorang yang gigih dalam menyebarkan ajaran agama Islam di wilayah Tuban. Kegigihan itu bahkan sampai membuat anak dari Hayam Wuruk, Kusumawardhani datang dan belajar agama kepadanya.


Dilansir bloktuban.com, Hayam Wuruk tidak menghendaki hal itu terjadi. Ia kemudian memerintahkan patihnya Gajah Mada untuk datang ke Tuban untuk menjemput dan menghalangi Kusumawardhani untuk belajar agama Islam.


Majapahit datang dengan pasukan yang siap untuk berperang. Mereka membawa bala tentara gajah yang dipimpin langsung oleh Gajah Mada. Pasukan itu berniat untuk menyerang padepokan Kanjeng Sunan Bejagung Lor.


*Kisah Adu Kesaktian Pohon Kelapa*


Ketika sampai di Desa Bejagung, Gajah Mada dipertemukan dengan sosok ulama sakti yang merupakan adik dari Sunan Asmoroqondi. Ia adalah Syech Abdullah Asy’ari atau Sunan Bejagung Lor. Di sana mereka mulai beradu kesaktian.


Sunan menyabda pasukan gajah dari Gajah Mada menjadi batu. Doa Sunan dikabulkan dan pasukan itu seketika menjadi batu. Melihat hal itu, Gajah Mada memamerkan kekuatannya dengan mengoyak pohon kepala sampai buahnya berjatuhan, kemudian ia meminumnya.


Tidak mau kalah, Sunan Bejagung justru melambaikan tangannya ke arah pohon kelapa, dan pohon tersebut seolah patuh dengan perintah Sunan. Batangnya melengkung mengikuti arah dari tangan Sunan.


*Gajah Mada Kalah*


Gajah Mada menantang Sunan untuk mengambil ikan di laut dalam kondisi hidup. Gajah Mada dengan kesaktiannya mengambil ikan di laut, namun justru ikan-ikan tersebut mati.


Sunan Bejagung tidak kalah hebat. Ia justru berhasil menjawab tantangan dari Gajah Mada. Hanya dengan bermodal daun waru dan timba, ia mampu mengambil ikan di laut dalam kondisi hidup.


Menyadari kekalahannya, Gajah Mada kemudian kembali ke Majapahit dengan tidak membawa hasil. Ia justru kembali dengan mengakui kesaktian dan kehebatan Sunan Bejagung Lor.


*Situs Watu Gajah*


Kisah Pertempuran antara Gajah Mada dan Sunan Bejagung Lor tersebut rupanya terekam dalam sebuah situs yang sampai sekarang masih ada di wilayah Kabupaten Tuban. 


Warga percaya, bahwa batu yang memiliki bentuk seperti gajah tersebut merupakan gajah-gajah dari pasukan Majapahit yang kalah dalam adu kesaktian melawan Sunan Bejagung.


Batu-batu tersebut kini sudah mulai tidak terawat dan dibiarkan begitu saja oleh warga setempat. Meskipun demikian, di sekitar lokasi, warga masih memanfaatkannya sebagai lahan pertanian.


*Sunan Bejagung Cicit Rasulullah*


Dilansir dari laman Jatimprov.go.id, mengutip dari buku Tuban Bumi Wali:The Spirit of Harmoni, bahwa Sunan Bejagung adalah seorang ulama yang memiliki garis keturunan dengan Rasulullah. Nama lengkapnya adalah Sayyid Abdullah Asy’ari bin Sayyid Jamaluddin Kubro.


Ia merupakan adik dari wali yang namanya sudah sangat terkenal di Indonesia yaitu Sayyid Maulana Ibrahim Asmoroqondi (ayah Sunan Ampel). Sunan Bejagung wafat di Desa Bejagung, Tuban dan dimakamkan juga di tempat yang sama.


Sunan Bejagung merupakan keturunan Rasulullah ke-21. Ia memiliki 3 orang anak yang semuanya berperan penting dalam penyebaran agama Islam, yaitu Syech Abdurrahim (Sunan Pojok), Nyai Faiqoh (Istri Pangeran Penghulu), dan Syech Afandi (Sunan Waruju).

Kamis, 24 November 2022

77 TAHUN PGRI

 

Kapan Anda mengenal PGRI ?

Tahukah Perjuangan PGRI ?

Apakah yang Anda berikan untuk PGRI ?

Workshop dan Gerak Jalan. Hanya ini !


Aku, tetap PGRI (Pensiunan Guru Republik Indonesia)


Banyak pertanyaan dan pernyataan yang wajib di jawab oleh guru yang menjadi anggota atau pengurus PGRI.


Rata-rata begitu memilih profesi guru, maka lekat dan kental dengan Korp PGRI. Tentunya sebelum adanya UU yang membolehkan organisasi profesi lebih dari satu.


Sejak 1982, mulai mengenal Baju PGRI berwarna Merah hingga akhirnya seragam PGRI berwarna putih, aku tetap menggunakan seragam PGRI bercorak krem.


Sebelum berlakunya Permenpan 16 Tahun 2009, PGRI yang pernah saya ikuti adalah Kongres, Rapat Akbar, Seminar dan Gerak Jalan. Setelahnya bertambah Workshop dengan Piagam 30/32 yang makin semarak.


Menjadi anggota PGRI, bagiku hanyalah bersenang-senang dan rajin membayar Iuran hingga purna tugas.


Periode tahun 2010, mulai ikut, ikut-ikutan dan sedikit tahu tentang perjuangan PGRI.


Beberapa kali mengikuti Peringatan HUT PGRI tidak hanya tingkat Cabang (Kecamatan), Tingkat kota, Jatim, dan bahkan tingkat Nasional. Tentunya dengan lebih banyak mengeluarkan budget sendiri.


Puncaknya, ketika PGRI Nasional yang menyelenggarakan Apel Akbar di GBK dan mendapat Edaran larangan dari Mendikbud dan MENPAN-RB. Alasannya bahwa Peringatan Hari Guru, 25 November 2015 untuk pertama kali sudah dilaksanakan secara Nasional. Saat itu tidak melibatkan PGRI Pusat.


PGRI sebagai organisasi Profesi sudah bukan lagi satu-satunya.

Akhirnya, 12-13 Desember 2015, Dua rombongan bus PGRI kota Surabaya menuju ke GBK dan Istirahat di rumah pak Yoyon untuk mandi pagi dan makan.


Isu yang diperjuangkan adalah Mengusahakan Guru K-2 untuk menjadi PNS dan mempertahankan Guru untuk tetap dapat TPP, karena amanat UU Guru dan Dosen 2005.


Untuk pertama kalinya, saya masuk ke Area lapangan GBK karena memakai Kaos PGRI yang mirip dengan Panitia di lapangan. Teman-teman berpakaian seragam putih dan duduk di Tribune sesuai aturan.

Bebas dan leluasa keliling bahkan dekat panggung kehormatan. Wakil Pemerintah yang ditugaskan oleh Presiden Jokowi adalah Menko PMK (Puan Maharani). Mendikbud dan MENPAN-RB tidak hadir dengan dua versi yaitu karena tidak diundang. Sementara, Pengurus PB PGRI Bp. Sulistyo telah mengundang.


Tahun 2018 (1 Desember) berkesempatan lagi ikut Perhelatan Peringatan PGRI Nasional di Bogor dengan Naik KA, dengan Beaya pribadi, meski ada bayang-bayang restu dari Instansi. Ketua PGRI pun sudah ijin menghadap. 


Stadion Pakansari Bogor begitu ketat, dan sulit untuk masuk ke Lapangan karena bila tidak memiliki undangan khusus, pintu masuk ke tengah Lapangan berbunyi. Presiden Jokowi hadir di tempat ini.


Beberapa Peringatan PGRI tingkat Provinsi yang pernah saya ikuti antara lain Jember, Stadion Jember Sport Garden/JSG (19 November 2016), Sidoarjo,  Stadion Gelora Delta (26 November 2017) dan Sumenep (17 November 2018)


Saat di Sidoarjo, Kepala Dispendik Surabaya, Bp. Ikhsan hadir di Tribun Kehormatan, mewakili Walikota untuk menerima Penghargaan dari PGRI PGRI Award Provinsi Jatim. 

Acara di Sidoarjo ini menjadikan Surabaya mengadakan Hari Guru dan PGRI hingga 3 kali.


Khusus Peringatan HUT PGRI dan Guru di Sumenep, Baliho yang digunakan menggunakan gambar Ibu Unifah dan Bp. Ikhsan.


Saat foto Baliho, saya kirim lewat Wa ke Bp. Ikhsan. Beliau tidak percaya kalau gambarnya ada di Sumenep.


Bahkan, minta dikirim foto lagi yang lainnya.


Bagaimana dengan Pengalaman Anda selaku  Anggota PGRI ?

Apalagi sebagai Pengurus.


Hidup Guru ... Hidup

Hidup PGRI ... Hidup

Solidaritas ... Yes


Surabaya, 25 November 2022

Rudy SP_

20 Pantun Hari Guru Nasional 2022 yang Lucu, Menghibur, dan Menyentuh Hati

 

Iqlima JN


JatimNetwork.com - Hari Guru Nasional bertepatan pada 25 November 2022 mendatang. Peringatan Hari Guru merupakan bentuk penghormatan terhadap guru yang telah mendidik generasi bangsa.


Sebagai bentuk penghormatan terhadap guru, siswa dapat merayakannya dengan memberikan pantun kepada sang guru saat Hari Guru Nasional 2022 nanti.


1. Rendahkan suaramu bila nanti berdebat

Maafkan temanmu bila nanti ia keliru

Guru mungkin bukanlah orang yang hebat

Tapi orang hebat adalah berkat jasa guru


2. Anak kancil tertembak peluru

Tidak terbiasa kerja sia-sia

Dari kecil diasuh guru

Agar dewasa menjadi manusia


3. Pergi ke pasar beli sepatu baru

Sepatu kubeli ketinggalan kaus kakinya

Kalau di negeri ini tidak ada guru

Maka Indonesia segera menemui ajalnya


4. Hewan kangguru sudah terkenal

Pandai melompat dan banyak akal

Selamat Hari Guru Nasional

Dari muridmu yang paling nakal


5. Jalan-jalan ke kota Paris

Keliling menara 7 putaran

Bila guru bawa penggaris

Kelas hening bagai kuburan


6. Tanam benih di awal pekan

Tumbuh subur di hari ke delapan

Terima kasih saya sampaikan

Untuk guruku yang paling tampan


7. Makan nasi pakai terigu

Rasanya gak enak tau

Guruku memang nomor satu

Buatku jadi pintar dan cerdas selalu


8. Pergi berburu memasang kemah

Bawa lampu berwarna merah

Bapak Ibu guru yang ramah-ramah

Maafkan aku sering buat marah


9. Pelajaran seni bikin lagu

Pelajaran masak bikin bolu

Ada puluhan guru di sekolahku

Semoga mereka sejahtera selalu


10. Toko bangunan menjual batu bata

Supermarket menjual buah

Hormatilah guru kita

Karena merekalah orang tua kita di sekolah


11. Makan tomat dan buah duku

Minumnya pakai air kelapa

Aku hormat pada Guru guruku

Yang telah mengajari ku hingga bisa


12. Kucing hitam berjalan malas

Tersesat sampai candi Borobudur

Bila guru sudah di kelas

Tak boleh ada siswa tertidur


13. Banyaknya duri di jalan aspal

Jalan baru banyak paku

Maafkan kami kadang nakal

Engkaulah guru terbaikku


14. buru-buru membuat jurnal

Baca sepintas terlihat janggal

Selamat Hari Guru Nasional

Semoga pendidikan tidak tertinggal


15. Dari Bekasi ke Pasar Baru

Kita bertemu di rumah makan

Terima kasih untukmu guru

Budi jasamu tak terlupakan


16. Warna biru jadi hasrat

Suka duka di Hari Raya

Tanpa guru hidup melarat

Karena mereka kita berjaya


17. Pakai sendal warna biru

Jangan lupa pakai baju

Untuk para bapak ibu guru

Ku ucapkan selamat hari guru


18. Sambil rebahan aku merangkai pita

Untuk kuhadiahkan kepada sang pelita

Selamat Hari Guru untuk guruku tercinta

Selamanya aku akan tetap cinta


19. Makan mangga sama duku

Rasanya bikin gigi ngilu

Jangan lupa atas jasa-jasa gurumu

Sebab mereka sudah tuangkan ilmu


20. Hendak berburu ke luar kota

Seluas alam bumi terentang

Tanpa guru siapalah kita

Ibarat malam tanpa bintang

5 Organisasi Guru di Indonesia, PGRI hingga Pergunu

 


Sumber bahan :

Rina Fuji Astuti - detikJatim

Kamis, 24 Nov 2022 16:59 WIB


Surabaya - Guru merupakan orang yang pekerjaannya mengajar. Berikut penjelasan singkat di KBBI online.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskan prinsip profesionalitas seorang pendidik. Juga sebagai organisasi profesi guru berbadan hukum, yang didirikan dan diurus oleh guru untuk mengembangkan profesionalitas guru.


Kewenangan organisasi profesi guru:

Menetapkan dan menegakkan kode etik guru

Memberikan bantuan hukum kepada guru

Memberikan perlindungan profesi guru

Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru

Memajukan pendidikan nasional


Berikut 5 organisasi guru di Indonesia:

1. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)


Cikal bakal PGRI sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Yakni sejak tahun 1912, bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).


PGHB memperjuangkan nasib para anggotanya yang memiliki pangkat, status sosial, dan latar belakang pendidikan yang berbeda. Di tahun 1932, PGHB diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).


Di zaman Jepang, organisasi itu justru dilarang. Kemudian seiring adanya semangat perjuangan kemerdekaan, Kongres Guru Indonesia terselenggara hingga membentuk Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 November 1945.


Sebagai penghormatan kepada guru, Pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 menetapkan Hari Lahir PGRI sebagai Hari Guru Nasional.


2. Ikatan Guru Indonesia (IGI)


Ikatan Guru Indonesia (IGI) adalah organisasi guru yang diinisiasi sejak tahun 2000, dengan nama Klub Guru Indonesia di bawah kepemimpinan Ahmad Rizali, dan secara resmi berbadan hukum pada 26 November 2009, dan disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM.


Sejak mendapat pengesahan resmi dari pemerintah sebagai organisasi guru, IGI terus berkonsentrasi penuh pada peningkatan kompetensi guru.


Bagi IGI, ujung pangkal dari semua persoalan pendidikan di Indonesia ada pada rendahnya kompetensi guru Indonesia. Baik kompetensi profesional, kompetensi paedagogik, kompetensi sosial maupun kompetensi kepribadian.


3. Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI)


PGSI adalah organisasi profesi guru yang bersifat terbuka, independen dan nonpartai politik, dengan prinsip solidaritas profesi guru di Indonesia dan di dunia.


Berawal dari keprihatinan guru-guru terhadap kesejahteraan dan akses regulitas guru terhadap hak-haknya di atas kepentingan politik pendidikan, PGSI dideklarasikan pada 7 Juli 2011 di Jakarta.


PGSI merupakan salah satu organisasi profesi guru yang resmi tercatat di Kementerian Hukum dan HAM.


4. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)


FSGI berdiri pada 23 Januari 2011. Itu berawal dari pertemuan 12 organisasi guru daerah yang sepakat untuk berhimpun dalam sebuah organisasi yang diberi nama Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI).


Organisasi ini tak lepas dari peran Indonesian Corruption Watch (ICW) dan Koalisi Pendidikan. Melalui serentetan perdebatan panjang, FSGI akhirnya terbentuk dengan visi Mendorong Terwujudnya Pendidikan yang Berkualitas dan Berkeadilan.


5. Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu)


Pergunu dibentuk pada 14 Februari 1959 dengan Ketua Umum Bashori Alwi. Pada awal berdirinya, Pergunu merupakan alat Partai NU.


Kini, Pergunu mengusung paradigma baru, yaitu profesionalitas dan independensi, tidak berafiliasi dengan partai politik apa pun. Juga sejalan dengan Khittah 1926 yang mengembalikan NU sebagai organisasi sosial keagamaan. Pergunu kini ikut membangun generasi muda NU melalui jalur pendidikan

Selasa, 22 November 2022

Hari Guru Nasional 2022, Sekolah Libur atau Tidak? Cek di Sini!

25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional pada setiap tahunnya. Semakin dekat dengan perayaan Hari Guru banyak siswa yang bertanya-tanya apakah sekolah libur atau tidak?

Hari Guru pertama kali disahkan berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional. Atas Keputusan Presiden tersebut, Hari Guru menjadi peringatan hari besar di Indonesia sebagai bentuk penghormatan kepada para guru yang telah berjasa memajukan pendidikan bangsa.

Tahun 2022 ini tepat memasuki 76 tahun peringatan Hari Guru yang mengambil tema “Serentak Berinovasi Wujudkan Merdeka Belajar”. Lalu apakah peringatan Hari Guru Nasional tahun 2022 sekolah libur atau tidak? Berikut jawabanya.

Apakah Peringatan Hari Guru Nasional menjadi hari libur?

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama atau SKB 3 Menteri mengenai aturan hari libur nasional, selama bulan November ini tidak terdapat hari libur nasional atau tanggal merah. Hari libur yang akan datang terdapat pada bulan Desember, tepatnya pada tanggal 25 Desember 2022 sebagai peringatan Hari Natal.

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama 3 Menteri tersebut menegaskan bahwa Hari Guru tidak masuk dalam kategori hari libur nasional. Maka dari itu pada tanggal 25 November 2022 aktivitas sekolah dan bekerja berjalan seperti biasanya.

Biasanya sekolah-sekolah akan menggelar upacara peringatan Hari Guru Nasional pada tanggal 25 November 2022. Dalam hal itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah merilis panduan upacara peringatan Hari Guru Nasional.

Pada dasarnya pelaksanaan upacara tersebut sama seperti upacara pada umumnya seperti pengibaran bendera merah putih, mengheningkan cipta, pembacaan teks Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dan ditutup dengan pembacaan doa.

Yang sedikit berbeda dari upacara biasanya adalah menyanyikan lagu Hymne Guru dan Terima Kasih Guruku sebagai bentuk penghormatan dan kasih saying terhadap guru. Selain itu ada juga penganugerahan Tanda Kehormatan Satya Lencana Pendidikan yang diberikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia.

Sejarah Munculnya Hari Guru Nasional

Sejarah Hari Guru di Indonesia berawal dari terbentuknya Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). PGHB merupakan organisasi perjuangan para guru pribumi yang berdiri pada 1912 saat Belanda memerintah di Indonesia dengan anggota yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda.

Terbentuknya PGHB memberikan dampak besar terutama pada perkembangan organisasi guru lainya. Guru selalu memperjuangkan persamaan hak dan posisi mereka terhadap pemerintah Hindia Belanda saat itu. Perjuangan pantang menyerah tersebut berbuah manis yang menghasilkan Kepala HIS yang lambat laun dijabat oleh orang Indonesia bukan lagi orang Belanda.

Perubahan nama PGHB terjadi pada tahun 1932, menjadi Persatuan Guru Indonesia. Persatuan Guru Indonesia mencerminkan semangat kebangsaan dan nasionalisme yang tidak disukai oleh pihak Belanda. Pada masa pemerintahan Jepang di Indonesia mulai melarang segala bentuk organisasi termasuk PGI, bahkan sekolah juga dilarang.

Kembalinya PGI sebagai organisasi himpunan guru terjadi setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Tepatnya pada tanggal 24 November-25 November dilaksanakan Kongres Guru Indonesia di Kota Surakarta. Hasil dari kongres ini adalah seluruh organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan seperti pendidikan, agama dan sebagainya sepakat untuk dihapuskan.

Dalam kongres tersebut juga menghasilkan kesepakatan dibentuknya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tanggal 25 November 1945. Sejak saat itulah para guru menyatakan Bersatu dalam wadah guru bernama PGRI dan peringatan Hari Guru secara serentak dilaksanakan setiap tanggal 25 November Bersama dengan HUT PGRI.

Sumber : NaikPangkat.com

Minggu, 20 November 2022

Eri Cahyadi dan DPRD Surabaya Apresiasi Konvoi Joeang dan Drama Kolosal di Bulak

 

Surabaya (beritajatim.com) – Puluhan gabungan komunitas sepeda, motor, dan mobil bersama Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi , Forkopimda dan anggota DPRD Surabaya Abdul Ghoni Muklas Ni’am mengikuti konvoi Joeang dan Drama Kolosal berjudul Mereboet Benteng Kedung Tjowek berlangsung semarak.


Konvoi yang dimulai dari Jembatan Suroboyo pukul 08.30 WIB dan berakhir di Benteng Kedung Cowek pukul 09.00 WIB dengan acara puncak Drama Kolosal merebut Benteng Kedung Cowek dinisiasi oleh pemuda pemudi se Kecamatan Bulak.


“Alhamdulillah saya bangga betul dengan para pemuda yang ada di Kecamatan Bulak. Anak muda yang sangat luar biasa karena saya bermimpi bahwa anak muda bisa merubah Kota Surabaya dengan jiwa kemudahannya,” kata Eri di lokasi, Minggu (20/11/2022).


Ia menjelaskan, dengan keterlibatan para pemuda di wilayah Surabaya Utara sangat penting dan bisa menjadi contoh untuk para pemuda di kecamatan lainnya di Kota Pahlawan, salah satunya untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan. Sebab, seluruh pemeran dalam teatrikal Mereboet Benteng Kedung Tjowek merupakan warga Kecamatan Bulak.


“Teatrikal ini bisa menjadi penampilan yang luar biasa dari pemuda – pemudi di Kecamatan Bulak. Dengan kehebatan dan talenta anak muda, saya yakin para pemuda di wilayah Surabaya Utara ini pasti akan bergerak. Karena ini akan terkoneksi dengan Sentra Ikan Bulak (SIB), Jembatan Suroboyo, dan Taman Suroboyo,” ujar Eri.


Sementara itu, Camat Bulak Kota Surabaya, Bambang Udi Ukoro mengatakan bahwa dalam peringatan Hari Pahlawan, pihaknya menggerakkan seluruh elemen masyarakat. Kegiatan yang dimulai dari Jembatan Suroboyo tersebut dibuka dengan senam pagi, dan dilanjutkan dengan Konvoi Joeang, serta ditutup dengan penampilan Drama Kolosal berjudul Mereboet Benteng Kedung Tjowek.


“Semoga melalui kegiatan ini, bisa menjadi inisiasi program Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya secara keberlanjutan, bahwa wilayah Surabaya Utara diharapkan bisa bergerak, beraktifitas dan berkembang,” kata Bambang.


Dalam kesempatan tersebut, Kecamatan Bulak Kota Surabaya melibatkan ribuan peserta untuk mendukung serangkaian acara Peringatan Hari Pahlawan tersebut. Diantaranya, 500 peserta mengikuti kegiatan senam pagi, 2 ribu peserta Konvoi Joeang yang tidak hanya diikuti oleh warga Kota Surabaya, serta 150 peserta teatrikal.


“Karenanya, harapan kami sesuai dengan yang disampaikan Wali Kota Eri Cahyadi untuk mengembangkan kawasan potensi wisata dari APBD. Seperti, Jembatan Surabaya, SIB, Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran, dan Benteng Kedung Cowek untuk menarik minat pengunjung domestik dan mancanegara,” katanya.


Di tempat yang sama, Anggota DPRD Surabaya dari fraksi PDIP, Abdul Ghoni sangat mendukung konvoi Joeang dan Drama Kolosal berjudul Mereboet Benteng Kedung Tjowek. Apalagi, kegiatan tersebut digagas oleh anak muda kecamatan Bulak. “Acara ini kan digagas oleh anak muda se Kecamatan Bulak, maka dari itu seyogyanya saya support sehingga bisa kontinyu diadakan agenda seperti ini,” kata legislator asli Bulak ini.


Ghoni berharap acara seperti dapat rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Sehingga bisa meramaikan wilayah Bulak dan membangkitkan ekonomi kerakyatan. “Apalagi disini kan ada jembatan Suroboyo, sentra ikan Bulak, dan taman hiburan pantai Kenjeran. Sehingga acara seperti bisa menggenjot ekspansi wisata di wilayah Surabaya utara,” pungkas mantan aktivis PMII ini. [asg/suf]

Rabu, 16 November 2022

20 KATA LUCU BAHASA JAWA

 beritajatim.com


20 Kata-kata Lucu Bahasa Jawa Timuran yang Bikin Ngakak Tapi Ternyata Sarat Makna

Selasa, 15 November 2022, 10:17 WIB

Penulis : NK Debila



Menyampaikan nasihat kepada seseorang tidak harus disertai dengan kesan menggurui. Kamu juga bisa menyampaikannya dengan suasana guyonan ‘bercanda’ khas Jawa Timur.


Bahasa Jawa, terutama Jawa Timuran memiliki ragam penggunaan, salah satunya untuk menasehati. Ragam kalimat nasehat yang sarat makna Bahasa Jawa berikut ini disampaikan dengan nada guyonan.


Agar tidak menunggu lama, berikut ini kalimat atau lucu bahasa Jawa Timuran. Meski bikin ngakak, tapi tetap ada makna yang dapat diambil dan dijadikan pembelajaran.


MUNGKIN ANDA SUKA



1. Urip iki kudu bersyukur, nek kakean delok ndukur mengko gulumu kenger. (Hidup ini harus bersyukur, kalau kebanyakan melihat ke atas nanti lehermu sakit).


Maksudnya dalam menjalani kehidupan jangan lupa untuk bersyukur, karena jika terus berpatokan pada mereka yang kaya, maka akhirnya hanya rasa sakit yang didapatkan.


2. Kacang iku gurih, tapi nek dikacangin rasane perih. (Kacang itu gurih, tapi kalau dikancangin rasanya perih).


Maksudnya mengejar sesuatu atau seseorang yang tidak memperdulikan kita sama sekali, rasanya sangat sakit.


3. Iso nembang ora iso nyuling. Iso nyawang ora iso nyanding. (Bisa bernyanyi tapi tidak bisa memainkan suling. Bisa melihat tapi tidak bisa bersanding)


Maksudnya terkadang kita hanya bisa mengangumi atau mencintai seseorang, tetapi tidak bisa memilikinya.


4. Cintaku nang awakmu iku koyok kamera, fokus nang awakmu tok liyane ngeblur. (Cintaku ke kamu itu seperti kamera, fokus di kamu saja, yang lainnya blur).


Maksudnya cinta itu buta. Ketika kita mencintai seseorang maka tanpa sadar otak dan perasaan kita hanya tertuju kepada doi saja.


5. Masio awakmu lemu, ning isih amot ning atiku. Ijik gelem mlebu gak? (Walaupun kamu gendut, tapi masih bisa muat di hatiku. Masih mau masuk gak?)


Maksudnya cinta yang tulus tidak memandang fisik seseorang.


6. Tuku bawang kleru mrico, masio wes sayang jebul mung dianggep konco. (Beli bawang keliru merica, sudah sayang ternyata cuma teman)


Maksudnya terkadang kita sudah terlanjur nyaman dengan seseorang, tetapi hubungan itu tidak bisa lebih dari teman.


7. Uripmu koyo wit pisang, due jantung tapi ra due ati. (Hidupmu seperti buah pisang, punya jantung tapi tidak punya hati).


Maksudnya menyindir seseorang yang memiliki kelebihan namun tidak punya empati.


8. Gak perlu macak mbois, nek asline ganteng yo tetep ae ganteng. (Tidak perlu dandan keren, kalau aslinya ganteng ya tetap saja ganteng)


Maksudnya seseorang yang memang sudah terlahir ganteng atau cantik, tidak perlu berdandan berlebihan.


9. Urip kuwi mesti akeh cobaan, yen akeh saweran wes pasti dangdutan. (Hidup ini pasti banyak cobaan, kalau banyak saweran pasti itu dangdutan)


Maksudnya menasehati bahwa hidup memang tempatnya manusia diuji.


10. Ojo sebut aku mantan, sebut wae aku alumni, sopo ngerti kene iso reuni. (Jangan sebut aku mantan, sebut saja aku alumni, siapa tahu kita bisa reuni)


Maksudnya seseorang masih berharap untuk balikan dengan mantannya.


11. Merdeka iku yen Soekarno mbe Hatta baris rapi ning njero dompet. Yen sing baris Pattimura, berarti isih perjuangan. (Merdeka itu kalau Soekarno dan Hatta baris rapi di dalam dompet. Kalau yang baris Pattimura, berarti masih perjuangan).


Maksudnya kata ‘merdeka’ diartikan sebagai orang kaya, sedangkan ‘perjuangan’ diartikan orang yang masih belum sukses secara finansial.


12. Sing ngaji wae ora dijamin mlebu surgo, lah sing ora ngaji? Ojo ngimpi! (Yang ngaji saja tidak dijamin masuk surga, lah yang enggak ngaji? Jangan mimpi!)


Maksudnya semua amal perbuatan pasti memiliki akibat dan konsekuensi. Begitupun dengan seseorang yang memilih mengaji atau tidak mengaji.


13. Nek tresna dee ojok nganti goblok, kowe disekolahno ben dadi wong pinter lur. (Kalau mencintai dia jangan sampai bodoh, kamu disekolahkan biar jadi orang pintar Rek).


Maksudnya jangan terlalu mencintai seseorang hingga lupa dengan prioritas hidup.


14. Ketemu dee macak e mbois, ketemu gusti Allah kok macak biasa ae. (ketemu dia dandannya keren, ketemu Yang Maha Kuasa kok dandan seadanya).


Maksudnya kalimat ini menyindir seseorang yang lebih mementingkan dunia dari pada Tuhannya.


15. Kowe iki mbok sing sadar diri, rokok isih utang kok kepingin duwe Alphard. (Kamu ini yang bisa diri, rokok masih hutang kok ingin punya mobil Alphard)


Maksudnya kita harus selalu tahu diri dan mengukur kemampuan diri sendiri. Jangan bermimpi terlalu tinggi, lebih baik yang realistis saja.


16. Truk wae gandengan, kowe mosok isih ijenan. (Truk saja gandengan, masa kamu masih sendirian).


Maksudnya kalimat ini menyindir seseorang yang betah menjomblo.


17. Perkoro arek wedok kui gampang, sing penting ndang nyaur utang. (Soal perempuan itu mudah, yang penting segera bayar utang).


Maksudnya jika kamu mapan secara finansial, maka urusan asmara bisa berjalan dengan lebih mudah.


18. Nek ngomong ojok kemanisen, mengko lambemu dirubung semut. (Kalau bicara jangan sok manis, nanti mulutmu dikerumuni semut).


Maksudnya seseorang jangan bicara terlalu melebih-lebihkan sesuai. Nanti justru akan menjadi bumerang terhadap diri sendiri.


19. Gak perlu pacaran diumbar-umbar, sing penting undangan langsung disebar. (Tidak perlu mengumbar pacaran, yang penting undangan langsung tersebar).


Maksudnya lebih baik pacaran biasa saja, karena belum tentu berlanjut ke jenjang pernikahan.


20. Aku tanpamu koyo sego pecel bungkus ilang karete, ambyar. (Aku tanpa kamu seperti nasi pecel bungkus hilang karetnya, berantakan).


Maksudnya kalimat ini merayu seseorang.


Itulah 20 kata-kata lucu namun sarat akan makna dalam bahasa Jawa Timuran. Kamu bisa mencontoh kalimat-kalimat di atas untuk menasehati seseorang atau sekadar menjadikannya sebagai caption WA Story. (Kai/nap)

10 NAMA MAKANAN SEBAGAI AKRONIM

 *10 Nama Makanan Indonesia yang Sebenarnya Singkatan Akronim*


Mulai Kupat sampai Klepon 


GAYA HIDUP TREND Selasa, 15 November 2022 - 19:50 WIB Oleh : Tim TvOneAmmar Ramzi 


Ragam makanan Indonesia memang sudah tidak diragukan lagi. Dari Sabang sampai Merauke memiliki kuliner khasnya masing-masing, baik itu dalam bentuk makanan berat maupun makanan ringan atau jajanan. Uniknya, orang Indonesia juga memiliki kebiasaan menamai makanan menggunakan singkatan akronim atau kependekan yang berupa gabungan kata. Biasanya diambil dari nama bahan baku maupun cara pembuatannya. Menariknya, saking banyaknya nama makanan yang disingkat, tidak semua orang Indonesia menyadari bahwa nama tersebut berasal dari singkatan. Langsung saja berikut 10 nama makanan Indonesia yang sebenarnya singkatan: 1. Kupat berasal dari kata ngaku lepat atau mengakui kesalahan. Sesuai dengan namanya, sajian kupat biasanya disajikan di momen Idul Fitri. Ketika orang-orang saling bermaafan dan mengampuni kesalahan satu sama lain.


2. Batagor diambil dari kata baso tahu goreng. Sebagaimana diketahui makanan ini dibuat dari bahan baso yang campurkan dengan tahu, lalu digoreng. Cemilan nikmat nan murah ini cocok dikonsumsi kapan saja dan dimana saja, bahkan tak jarang acara sakral seperti pernikahan yang kini menyajikan batagor.


3. Cireng: aci digoreng. Mungkin ini salah satu nama makanan yang berasal dari singkatan akronim yang cukup populer. Selain pembuatannya yang mudah jajanan ini cocok di lidah siapapun.


4. Cilok: aci dicolok. Masih berasal dari bahan yang sama, cilok menggunakan bahan dasar aci atau tepung kanji yang merupakan produk olahan dari akar ubi kayu.


5. Cimol: aci dicemol. Sifatnya yang elastis membuat aci mudah dibentuk menjadi beragam makanan. Sama seperti Cireng dan Cilok, Cimol begitu populer di tanah sunda Jawa Barat dan sekitarnya.



6. Lemper konon berasal dari kata dalam bahasa jawa dilem ojo memper yang artinya dipuji jangan percaya. Penamaan makanan dalam bahasa jawa memang kerap kali menggunakan istilah-istilah yang mengandung nasihat atau filsafat hidup, seperti lemper yang mengajarkan agar jangan mudah ‘terbang’ saat dipuji.


7. Klepon: Kanti lelaku pasti ono.

Masih berasal dari tanah jawa dan lagi-lagi berbentuk nasihat, makna dari kepanjangan klepon Kanti lelaku pasti ono adalah setiap yang berusaha pasti akan mendapatkan jalan keluar.


8. Ketoprak: Ketupat toge digeprak. Makanan asal Betawi ini benar-benar jelas menerangkan dua bahan inti beserta cara pembuatannya.


9. Perkedel dipercaya merupakan bagian dari pengaruh penjajah Belanda yang membawa makanan bernama frikadel. Orang Indonesia kemudian mengadopsinya menjadi perkedel yang merupakan singkatan akronim dari persatuan kentang dan telur.



10. Cuanki: Cari uang jalan kaki. Kembali ke makanan khas tanah Sunda yang memang paling banyak menyumbang makanan dengan nama singkatan akronim, cuanki menggambarkan bagaimana pedagang menjajakan dagangannya. Cuanki yang populer di Bandung ini sekilas mirip dengan bakso.


 Itu tadi 10 makanan Indonesia yang ternyata diambil dari singkatan akronim. Mana yang baru kamu tahu?

Kamis, 10 November 2022

Wacana permintaan maaf negara ke Sukarno, sejarawan: ’Pintu masuk meluruskan sejarah G30S dan membebaskan dari trauma masa lalu’

 Wacana permintaan maaf negara ke Sukarno, sejarawan: ’Pintu masuk meluruskan sejarah G30S dan membebaskan dari trauma masa lalu’

Demonstran meminta peran Suharto dalam tragedi 1965 untuk diungkap. 


Demonstran meminta peran Suharto dalam tragedi 1965 untuk diungkap.


10 November 2022

Permintaan maaf negara kepada Sukarno dan keluarganya terkait Gerakan 30 September 1965 (G30S), menurut sejarawan, dapat membuka jendela dialog dan meluruskan fakta sejarah masa lalu yang terbentuk selama beberapa dekade di bawah Orde Baru - yang menyebut Sukarno diduga melindungi PKI bahkan disebut terlibat dalam G30S.


Namun, mantan aktivis 66 yang mendesak Sukarno mundur dari jabatannya tidak setuju dengan wacana permintaan maaf tersebut karena, menurutnya, merupakan fakta sejarah bahwa saat itu Sukarno ragu-ragu dan pasif dalam merespon peristiwa G30S.


Usul agar pemerintah meminta maaf kepada keluarga Sukarno diusulkan oleh PDI Perjuangan.


Mereka beralasan, Ketetapan MPRS XXXIII tahun 1967 tentang pencabutan kekuasaan pemerintahan negara dari Presiden Sukarno, salah satu poinnya, menyebut Sukarno menguntungkan kelompok yang melakukan G30S.


'Madiun 1948 adalah tragedi, saya minta maaf', kisah rekonsiliasi 'tokoh PKI' dan kerabat pesantren di Magetan

12 Oktober 2022

'Tembak dan kuburkan saya, supaya anak-anak bisa berziarah' — Thaib Adamy dan pembunuhan massal 1965 di Aceh

19 Januari 2022

Peristiwa G30S 1965, penumpasan PKI, dan hari-hari sesudahnya

30 September 2017

Saat memberikan keterangan perihal penganugerahan gelar pahlawan nasional, Senin (07/11), Presiden Joko Widodo menegaskan kembali, Sukarno merupakan pahlawan nasional dan Ketetapan MPRS XXXIII tahun 1967 telah dinyatakan tidak berlaku melalui Ketetapan MPR Nomor 1 tahun 2003.


Membuka jendela dialog dan meluruskan sejarah masa lalu

Sejumlah orang menyiapkan proyektor dan layar untuk menonton bareng film Pemberontakan G30S/PKI di Cipinang, Jakarta, 29 September 2017.

SUMBER GAMBAR,ADITYA IRAWAN/GETTY IMAGES

Keterangan gambar,

Sejumlah orang menyiapkan proyektor dan layar untuk menonton bareng film Pemberontakan G30S/PKI di Cipinang, Jakarta, 29 September 2017.


Sejarawan dari Universitas Nasional, Jakarta, Andi Achdian mengatakan negara layak menyampaikan permintaan maaf atas perlakuan buruk yang dilakukan Suharto dan rezimnya Orde Baru, kepada Sukarno dan keluarganya.


“Permintaan maaf itu sebagai jendela untuk membuka wacana sejarah yang sudah terbentuk selama beberapa dekade di bawah Orde Baru,” kata Achdian, Rabu (09/11). 


“Itu sebagai pintu masuk untuk membuka dialog tentang apa yang terjadi di tahun 60-an dan pelanggaran HAM yang terjadi saat itu.


“Melalui maaf itu juga akan membebaskan kita dari trauma dan meluruskan sejarah masa lalu tentang G30S,” ujarnya.


Salah satu perlakuan buruk terhadap Sukarno, menurut Achdian, adalah pengambilalihan kekuasaan secara tidak resmi melalui Ketetapan MPRS XXIII tahun 1967 lalu kemudian menjadikannya sebagai tahanan politik.


Dalam kepemimpinan Rezim Orde Baru, Achdian mengatakan, pemerintah membangun narasi sejarah secara resmi yang mendelegitimasi posisi Sukarno sebagai pendiri bangsa dan pahlawan nasional.


Sukarno tidak pernah tampil sebagai satu pribadi mandiri yang berjasa bagi Indonesia, ujar Achdian.


Markas Partai Komunis Indonesia (PKI) di Jakarta, pada 8 Oktober, hancur lebur oleh amukan massa, menyusul Peristiwa G30S.



Markas Partai Komunis Indonesia (PKI) di Jakarta, pada 8 Oktober, hancur lebur oleh amukan massa, menyusul Peristiwa G30S.


“Karena sejarah yang dibentuk itu dengan kebohongan. Rezim Orde Baru membangun narasi sejarah melalui propaganda yang menyesatkan hingga sampai sekarang kontroversi itu tetap ada,” katanya.


Salah satu propagandanya, Achdian mencontohkan, pada 1 Oktober 1965, Sukarno memutuskan batal ke Istana Merdeka karena dikepung pasukan militer.


Lalu, Sukarno kemudian mengamankan diri di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.


“Namun posisi Sukarno di Halim itu menjadi tuduhan bahwa ia merestui G30S, jadi itu sebenarnya kerangkanya. Padahal itu adalah prosedur pengamanan presiden bahwa Halim itu tempat aman,” katanya.


“Tidak mungkin seorang presiden mengkudeta dirinya sendiri, secara logika tidak masuk akal.”


“Posisi Sukarno sebenarnya tidak ingin terjadi pertumpahan darah sehingga dia enggan membubarkan PKI. Itu yang menyebabkan muncul narasi, Sukarno bagian dari G30S, padahal itu sama sekali tidak berdasarkan fakta, hanya tuduhan,” katanya.


PDI Perjuangan minta negara minta maaf

Akhirnya, 11 Maret 1966, Presiden Sukarno, diikuti Mayjen Soeharto mengumumkan Surat Perintah Sebelas Maret di Istana Bogor, yang mengalihkan kekuasaan kepada perwira yang kemudian berkuasa selama 32 tahun.


Pada 11 Maret 1966, Presiden Sukarno, diikuti Mayjen Soeharto mengumumkan Surat Perintah Sebelas Maret di Istana Bogor, yang mengalihkan kekuasaan kepada perwira yang kemudian berkuasa selama 32 tahun.


PDI Perjuangan meminta negara melalui pemerintah menyampaikan permohonan maaf kepada Sukarno yang dituding tidak setia kepada NKRI dan mendapat perlakuan tak adil dalam sisa akhir hidupnya.


Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah mengatakan, permintaah maaf merupakan bagian dari tanggung jawab moral dalam berbangsa dan bernegara serta mengajarkan generasi selanjutnya untuk terus menghormati jasa para pahlawan, terutama pendiri bangsa.  


Di tambah, katanya, segala tuduhan kepada Sukarno dalam G30S tidak pernah terbukti hingga sekarang.


Salah satu perlakuan tidak adil yang diterima Sukarno adalah melalui Ketetapan MPRS Nomor 30 tahun 1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presiden Soekarno.


Pada Pasal 3 TAP MPRS tersebut, secara tegas melarang Sukarno untuk melakukan aktivitas politik apa pun sampai dengan pelaksanaan pemilu selanjutnya.


Sukarno juga dituduh membuat kebijakan yang dianggap berpihak pada tokoh-tokoh PKI, yang tertuang dalam bab pertimbangan TAP MPRS tersebut.


Pada 2017 lalu di acara peringatan wafat Bung Karno di Gedung MPR, putri Sukarno yang juga Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri menceritakan momen yang dialami saat ayahnya dilengserkan dan dituding mendukung serta melindungi pemberontakan terhadap negara.


"Karena memang politik, ada sebuah proses de-Sukarnoisasi. Apa yang berbau Bung Karno harus ditenggelamkan. Foto saja mesti diturunkan, kalau tidak, tidak bisa makan," kata Mega dikutip dari Detik.com.


Pada masa Orde Baru setiap malam tanggal 30 September ditayangkan film yang mengisahkan pembunuhan ketujuh tokoh militer.

Keterangan gambar,

Pada masa Orde Baru setiap malam tanggal 30 September ditayangkan film yang mengisahkan pembunuhan ketujuh tokoh militer.


Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan kembali bahwa Sukarno merupakan pahlawan nasional dan Ketetapan MPRS XXXIII tahun 1967 telah dinyatakan tidak berlaku melalui Ketetapan MPR Nomor 1 tahun 2003.


“Perlu kami tegaskan bahwa ketetapan MPR Nomor 1/MPR/2003 menyatakan bahwa TAP MPRS Nomor XXXIII sebagai kelompok ketetapan MPRS yang dinyatakan tidak berlaku lagi, dan tidak perlu dilakukan tindakan hukum lebih lanjut,” katanya saat memberikan keterangan perihal penganugerahan gelar pahlawan nasional, Senin (07/11).


“Baik karena bersifat final, telah dicabut, maupun telah dilaksanakan. Di tahun 1986 Pemerintah telah menganugerahkan pahlawan proklamator kepada Sukarno. Dan tahun 2012, pemerintah juga telah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada almarhum Sukarno,” kata Jokowi.


Berdasarkan keputusan tersebut, tambah Jokowi, Sukarno telah dinyatakan memenuhi syarat setia, dan tidak menghinanati bangsa dan negara yang merupakan syarat penganugerahan gelar kepahlawanan.


“Hal ini merupakan bukti pengakuan dan penghormatan negara atas kesetiaan dan jasa-jasa Bung Karno terhadap bangsa dan negara baik sebagai pejuang dan proklamator kemerdekaan, maupun sebagai kepala negara di saat bangsa Indonesia sedang berjuang membangun persatuan dan kedaulatan negara,” katanya.


Aktivis 66: 'Ini peran Sukarno'

Seseorang digiring militer karena diduga anggota PKI.


Mantan aktivis 66 yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Ridwan Saidi, mengatakan tidak tepat jika negara menyampaikan permintaan maaf kepada Sukarno dan keluarganya.


“Urusannya apa negara harus minta maaf? Negara yang memiliki adalah rakyat,” kata Ridwan.


Ia pun tidak setuju jika TAP MPR XXXIII dihapuskan karena merupakan fakta sejarah bahwa saat itu Sukarno sebagai pemimpin negara tidak mampu bersikap atas pembunuhan berdarah para jenderal dan dugaan keterlibatan PKI.


“Tidak bisa dong menghapus begitu saja dan apanya yang dihapus? Itu fakta, fakta bahwa Presiden Sukarno tidak bersikap. Ia pasif, diam, dan ragu-ragu untuk bertindak. Kan tidak bisa, negara sedang dalam bahaya,” kata Ridwan.  


Ia juga menambahkan, pada tahun 2003 tidak ada sidang MPR dan pembahasan untuk mencabut ketetapan MPRS sebelumnya.


“Tahun 2003 itu presidennya Ibu Megawati. Sidang MPR baru tahun 2004 dan itu tidak membahas TAP-TAP MPRS, tidak membahas. Jadi harus ditertibkan dulu pernyataan bahwa MPR tahun 2003 mencabut, setahu saya, sidang MPR pun tidak ada,” ujarnya.


'Dosa turunan' dicap PKI, keluarga penyintas 65 masih mengalami diskriminasi: 'Jangan bedakan kami'

16 Oktober 2019

Penari asal Kupang yang dituding PKI: Diperkosa, katong diperlakukan seperti anjing, 'Biar Tuhan yang mengadili'

11 Oktober 2019

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam KAMI saat berunjuk rasa menuntut pembubaran PKI setelah G30S 1965.

SUMBER GAMBAR,GETTY IMAGES

Keterangan gambar,

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam KAMI saat berunjuk rasa menuntut pembubaran PKI setelah G30S 1965.


Ridwan mengatakan, TAP MPRS XXXIII merupakan hasil dari tuntutan dari dirinya dan rekan aktivis Angkatan 66 atas sikap Sukarno yang tidak bersikap atas pembunuhan jenderal dan dugaan keterlibatan PKI.


“[TAP MPRS itu] tuntutan kami, pergerakan KAMI waktu itu, bahkan sampai minta Sukarno diadili, Cuma Pak Suharto yang tidak mau. Jadi aneh menghapus itu,” katanya yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf Batalion Soeprapto Arief Rahman Hakim.


Ridwan juga menyebut perlakuan rezim Orde Baru terhadap Sukarno masuk dalam kategori normal. Menurutnya, Sukarno tidak diadili dan ditahan, berbeda ketika Sukarno menahan para pemimpin Masyumi.  


Pada 30 September 1965 malam, terjadi peristiwa berdarah dimana enam jenderal dan seorang perwira menengah tewas dibunuh dan dibuang di Lubang Buaya, Jakarta Timur.


Peristiwa itu memicu tragedi berdarah, yaitu pembantaian massal orang-orang yang dicurigai sebagai anggota atau simpatisan PKI.


Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Komnas HAM pada 23 Juli 2012 lalu menyatakan, peristiwa brutal yang diduga menewaskan lebih dari 500.000 orang yang dituduh PKI itu merupakan pelanggaran HAM berat.


Bagaimanapun, peristiwa penculikan dan pembunuhan sejumlah jenderal dan perwira itu, disebut sebagian analis, menjadi awal melemahnya kekuasaan Sukarno.


Dia kemudian 'digantikan' oleh Suharto melalui apa yang disebut sebagai Surat Perintah 11 Maret 1966 dan 'diresmikan' dalam Sidang Istimewa MPRS tahun 1967. Sebagian pengamat menyebutnya sebagai 'kudeta merangkak'.


Di bawah rezim Orde Baru, sosok, peran, dan terutama sebagian ajaran-ajaran presiden pertama Indonesia itu diyakini disembunyikan atau dihilangkan secara sistematis.


Anak-anaknya bahkan sempat dihalang-halangi untuk terjun ke politik praktis.


Berakhirnya kekuasaan Presiden Suharto, melalui peristiwa politik Reformasi 1998, menjadi pintu masuk untuk memberikan tempat kepada narasi seputar Sukarno - dengan segala kelebihan dan kelemahannya - yang sebelumnya dibatasi.

Gedung Internatio Saksi Bisu Detik-detik Tewasnya Mallaby di Surabaya

Gedung Internatio Saksi Bisu Detik-detik Tewasnya Mallaby di Surabaya

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim

Kamis, 10 Nov 2022 11:10 WIB

Surabaya - Gedung Internatio Surabaya menjadi salah satu saksi bisu rentetan pertempuran 10 November 1945. Gedung yang memiliki nama Internationale Crediten Handelvereeniging itu berada di di sudut jalan Garuda, yang dulunya berjuluk Heerenstraat, Surabaya. Tepatnya, di dekat Jembatan Merah Plaza.

Sejak tanggal 28 Oktober 1945 sampai 30 Oktober 1945, di sekitar Gedung Internatio terjadi pertempuran sengit. Bahkan, pertempuran ini berlangsung hingga 3 hari.

Namun, pertempuran itu selesai dengan gencatan senjata dan diikuti perundingan.

"Itu (Internatio) kan tempat pertemuan dan perundingan antara perwakilan Indonesia dan sekutu, tapi saat itu mereka tidak keluar-keluar," kata Ketua Begandring Soerabaia, Nanang Purwono, Kamis (10/11/2022)

Dalam perundingan itu, ada 8 mobil beriringan yang ditunggangi oleh Residen Soedirman, HR Mohammad dan Aubertin Walter Sothern (A.W.S.) Mallaby atau dikenal dengan Brigadir Jenderal Mallaby. Gedung yang sempat diduduki Mayor V Gopal kala itu dikepung pejuang arek-arek Suroboyo.

Gedung Internatio Krembangan Surabaya Foto: Deny Prastyo Utomo

Tak hanya menjadi saksi biru perundingan penting, salah satu peristiwa bersejarah di sekitar gedung itu adalah tewasnya A.W.S Mallaby pada 30 Oktober 1945.

"Pemuda dan para pejuang khawatir terjadi sesuatu dengan perwakilan RI di sana, lalu pecah lah tembak-menembak yang akhirnya Mallaby gugur saat menunggu di mobilnya," katanya.

Sontak, tewasnya Mallaby ini memicu perang 10 November 1945. Saat itu, di sekitar Jembatan Merah, ada sejumlah warga yang mencegah sekutu agar tak lewat dengan memblokade Jembatan Merah. Aneka jenis perabotan dikeluarkan agar pasukan sekutu tak bisa menembus pertahanan warga.

Namun, upaya itu sia-sia lantaran digempur habis-habisan oleh Inggris. Mengingat, mereka tak hanya menerjunkan pasukan infantri, tapi juga mengeluarkan tembakan kapal dari laut dan pesawat tempur.

Sementara inisitator Begandring Soerabaia, Kuncarsono Prasetyo menjelaskan detail kacaunya suasana Gedung Internatio saat itu.

"Posisinya waktu itu di dalam gedung ada orang-orang India. Nah, kita menganggap India ini sama saja seperti Inggris, maka mereka segera diminta keluar,"

Namun, orang-orang India yang ada di dalam Gedung Internatio itu tak segera keluar.

"Mereka yang di dalam gedung itu sebetulnya juga serbasalah. Di dalam terus didesak, keluar pun nggak menjamin keselamatan. Soalnya waktu itu di luar gedung memang luar biasa lautan manusianya," tutur Kuncar.

Mallaby kemudian datang ke sekitar Gedung Internatio bersama rombongan. Namun, dia memilih untuk tetap di dalam mobil.

"Ada beban mental juga bagi Mallaby, karena waktu itu sudah gelap. Melihat manusia segitu banyaknya, Mallaby keder juga, dia milih tinggal di dalam mobil," sebut Kuncar.

Di tengah suasana yang gelap gulita, tetiba terdengar suara pistol menyalak. Ternyata Mallaby tertembak. Seorang pengawalnya kemudian melemparkan granat. Tapi, granat itu justru meledak di dekat mobil Mallaby.

"Itu direkonstruksi ulang oleh Inggris beberapa tahun kemudian. Mallaby meninggal karena granat prajuritnya sendiri, Mallaby sebetulnya masih bernapas setelah ditembak," terang Kuncar.

Rabu, 09 November 2022

MERDEKA BELAJAR BEBAS PR

 MERDEKA BELAJAR


Mendikbud Muhajir Effendi di Jawa Pos pernah menyampaikan tentang PR dan LKS


*"Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mendukung larangan guru memberikan pekerjaan rumah (PR), les, dan metode ajar menggunakan lembar kerja siswa (LKS) kepada anak. Meski begitu, pihaknya belum menerbitkan regulasi resmi pelarangan tersebut."*

Pernyataan Mendikbud yang disampaikan dalam pembukaan World Culture Forum (WCF) 2016 di Bali tersebut disikapi beragam oleh banyak pihak.


Apakah Walikota Surabaya, Eri Cahyadi dan Kadispendik, Ir. Yusuf Masruh mempunyai ikatan batin. 


Hanya pak Eri dan pak Yusuf, yang dapat menjawab.


Lebih lanjut di Detikedu (25 Oktober 2022)


Mendikbudristek Nadiem Makarim merespons kabar tentang Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya yang akan membebaskan pekerjaan rumah atau PR mulai 10 November 2022.

Nadiem mengatakan, kebijakan ini salah satu bentuk Merdeka Belajar.


*"Inilah bentuk-bentuk Merdeka Belajar," kata Nadiem di sela kunjungan kerja ke Kalimantan Barat.*

WS INKLUSI 2017

 2017 AGNES INKLUSI


50 Kepala Sekolah di Surabaya Ikuti Workshop Manajerial Sekolah Inklusi

04 October 2017 19:01 By Admin


nusakini.com--Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Surabaya terus di tingkatkan Dinas Pendidikan (Dispendik), salah satu satunya yakni dengan menggelar kegiatan workshop manajerial sekolah inklusi. 


“Sebanyak 50 kepala SD inklusi mengikuti kegiatan ini selama dua hari (4-5 Oktober 2017,red)”, ujar Kepala Bidang Sekolah Dasar Agnes Warsiati, Rabu (04/10) di aula Bung Tomo. 


Agnes mengungkapkan workshop ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan tambahan kepada kepala sekolah dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus (ABK). 


Pada kesempatan ini, Kadispendik Surabaya Ikhsan berpesan agar para kepala sekolah fokus mengikuti pelatihan sehingga ilmu yang mereka dapatkan setelah mengikuti pelatihan dapat bermanfaat dalam memberikan pelayanan siswa ABK di sekolah masing-masing. 


Sementara itu, pakar pendidikan inklusi Sujarwanto mengungkapkan Surabaya telah menjadi jujugan bagi daerah-daerah lain untuk belajar pendidikan inklusi untuk itu peningkatan mutu dan kualitas pendidikan inklusi harus terus ditingkatkan. 


Dosen sekaligus Dekan FIP UNESA tersebut menuturkan bahwa dalam memberikan pelayanan pendidikan inklusi kepada siswa ABK, para guru harus terlebih dahulu mengetahui karakteristik ABK. 


“Guru harus mengenal karakteristik anak sehingga nantinya dapat disesuaikan metodologi pembelajarannya”. 


Ia menerangkan ada 10 jenis ABK diantaranya, lambat belajar, berkesulitan belajar, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan emosi dan perilaku, fisik/motorik, gangguan intelektual, anak dengan gangguan autistik, berkelainan majemuk, dan anak berbakat.(p/ab)


Sumber: nusakini.com

Kurangi PR, Batasi Tugas Garap LKS 2016

 EDUCATION NEWS MONITORING SERVICE


OCTOBER 18, 2016

Kurangi PR, Batasi Tugas Garap LKS


Jawa Pos, halaman 8


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mendukung larangan guru memberikan pekerjaan rumah (PR), les, dan metode ajar menggunakan lembar kerja siswa (LKS) kepada anak. Meski begitu, pihaknya belum menerbitkan regulasi resmi pelarangan tersebut. Pernyataan Mendikbud yang disampaikan dalam pembukaan World Culture Forum (WCF) 2016 di Bali tersebut disikapi beragam oleh banyak pihak.


Tidak terkecuali para guru di sekolah. Kepala SDN Airlangga 1 Agnes Warsiati menuturkan, penggunaan LKS sebagai penunjang pembelajaran siswa itu sudah lama ditinggalkan sekolahnya. Agnes menerangkan, buku ajar yang dikeluarkan Kemendikbud sudah memiliki konten yang komplet. Namun ia tidak sependapat jika PR juga dilarang, karena memiliki peran penting dalam perkembangan akademik siswa.


Sementara itu, beberapa sekolah masih memandang pentingnya LKS sebagai penunjang pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah Kepala SD Ahmad Yani, Anis Soeparlin yang mengatakan bahwa LKS berguna bagi orangtua untuk mengetahui apakah anaknya sudah paham atau belum materi pelajaran di sekolahnya. Dengan LKS, lanjutnya, orangtua bisa memahami jika diminta bantuan anak perihal pembelajaran.




Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Timur, Ichwan Sumadi, mengungkapkan, PR masih bisa diberikan asalkan tidak memberatkan siswa. Namun, saat ini yang terpenting bagi siswa adalah belajar dengan cara menyenangkan baik di sekolah maupun di rumah.

KASUS SISWA FEBRUARI 2020 AGNES Minta MAAF

 


Tetap Sekolah, Kondisi Siswa Korban Pemukulan Guru di Surabaya Baik-Baik Saja

Oleh Dian Kurniawan pada 02 Feb 2022, 17:08 WIB

Disdik Surabaya mendatangi rumah siswa korban pemukulan guru. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

 Perbesar

Disdik Surabaya mendatangi rumah siswa korban pemukulan guru. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Advertisement



Copy Link

Liputan6.com, Surabaya - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya memastikan kondisi psikologis MR, korban kekerasan guru di SMPN 49 Surabaya, baik-baik saja dan tetap melanjutkan sekolahnya.


“Alhamdulillah untuk psikologis anaknya tidak ada masalah, karena sejak awal kita terus dampingi juga," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh saat mengunjungi keluarga korban di Jalan Kutisari Utara Gang 3, Surabaya, Rabu (2/2/2022).



Menurut Yusuf, salah satu bukti bahwa psikologisnya tidak masalah adalah MR dan saudaranya masih tetap masuk sekolah meskipun ada kejadian itu. Bagi dia, hal ini tidak boleh terlambat, karena kalau dia tidak masuk sehari saja, berarti psikologisnya kena.


“Jadi, saya memang utamakan untuk kepentingan anak dulu, dan alhamdulillah kondisinya sudah bagus sekarang,” kata dia.


Yusuf juga menjelaskan, guru di sekolah itu merupakan orang tua kedua, sehingga dia berharap di sekolah itu harus dibuat senang. Makanya, guru dan kepala sekolah itu harus bisa menyayangi anak didiknya.


“Kalau anak disayangi dan dibuat senang, insyallah anak-anak itu kerasan di sekolah,” ujarnya.




PGRI Minta Maaf

Sementara itu, Ketua PGRI Kota Surabaya Agnes Warsiati yang turut serta mengunjungi keluarga korban mohon maaf mewakili PGRI Surabaya, karena ini merupakah salah satu kekhilafan bagi seorang guru. Ia juga yakin dan percaya bahwa kejadian ini akan semakin menguatkan bagi semua guru di Surabaya.


“Yang paling penting juga kejadian ini akan menjadi pembelajaran bagi kita para guru agar guru memang benar-benar fitrohnya menyayangi anak dan empati pada anak," ucapnya.


Bagi dia, mendidik itu harus sebagai orang tua yang mana harus selalu panjang sabar. Makanya, kejadian ini merupakan suatu pembelajaran bagi semuanya.


Bagaimana pun juga, seorang guru itu akan membawa arah pendidikan Surabaya, apalagi anak-anak sudah dua tahunan tidak sekolah, sehingga tugas seorang guru harus terus memberi keamanan dan kenyamanan bagi siswa pada saat sekolah.


“Kita harus banyak mengambil pelajaran dari kejadian ini, supaya pendidikan di Surabaya bisa lebih baik,” ujarnya.

Pesan untuk Guru SD-SMP di Surabaya yang Mengajar Daring dari Sekolah 2020

 *Pesan untuk Guru SD-SMP di Surabaya yang Mengajar Daring dari Sekolah*


Esti Widiyana - detikNews

Senin, 23 Nov 2020 16:55 WIB

Guru SD dan SMP di Surabaya mulai kembali masuk sekolah setelah beberapa bulan WFH/Foto: Deny Prastyo Utomo

Surabaya - Hari ini, semua guru SD dan SMP di Surabaya masuk sekolah setelah berbulan-bulan WFH dalam belajar daring. Keputusan tersebut berdasarkan Surat Edaran Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini Nomor 800/10371/436.7.1/2020, tentang pengaturan kerja di kantor.

Ketua PGRI Surabaya Agnes Warsiati mengatakan, keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil evaluasi Dispendik Surabaya. Sehingga guru dan pegawai sekolah bisa kembali bekerja di sekolah.

"Maka sudah seyogyanya untuk guru-guru kembali melaksanakan tugas di sekolah. Para guru juga sebelumnya sudah melakukan swab test dan kondisi sekolah juga bersih semua," kata Agnes, Senin (23/11/2020).

Karena sudah kembali mengajar daring dari sekolah, Agnes mengingatkan para guru tetap menerapkan protokol kesehatan. "Karena di situasi pandemi ini kondisinya sudah mereda. Sudah oranye. Asal nanti kita betul-betul menerapkan protokol kesehatan," imbuhnya.

Pesan yang sama juga disampaikan Pakar Kesehatan Masyarakat dan Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo. Menurutnya, yang harus dilakukan saat ini yakni patuh pada protokol kesehatan.

"Kalau memang masuk ke sekolah yang penting kalau protokol kesehatannya harus dijalankan dengan benar," kata Windhu.

Windhu mengingatkan para guru tidak membuka masker saat berbicara, dan tetap menjaga jarak antara satu dengan yang lainnya. Minimal dua meter. Jika protokol kesehatan tidak dilakukan, maka berisiko terjadi penularan di lingkungan sekolah.

"Mungkinkan sudah lama tidak bertemu pasti pengennya ngobrol. Nah, ini harus diperhatikan. Sebab kita tidak tau orang itu OTG atau tidak. Kalau dia OTG saat berbicara lalu masker dibuka, virus yang ada di tenggorokan akan keluar," jelasnya.

Ia juga mengingatkan untuk selalu menjaga jarak, ketika makan atau melakukan hal lainnya. Usahakan tidak bergerombol. Jika harus makan dan minum sebaiknya di luar ruangan, agar tidak ada droplet di dalam ruangan.

"Kalau memang pekerjaannya sudah selesai, sebaiknya kembali ke rumah agar risiko menulari dan tertular tidak semakin tinggi," pungkasnya.

(sun/bdh)

SMPN 5 SURABAYA 2021

 RCTI+ logo

Hari Guru Nasional, Siswa Beri Kejutan

Nasional | Published at 2021-11-25 06:22:45

Hari Guru Nasional, Siswa Beri Kejutan

JawaPos.com- Dengan membawa kue ulang tahun, Eravanya Alodya, siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surabaya, dan rekannya memberikan kejutan kepada para guru. Ucapan dan harapan pun mereka bawa dalam lembaran tulisan. Semuanya dilakukan dalam rangka Hari Guru Nasional yang jatuh pada Kamis hari ini (25/11).


Bukan hanya riuh tepuk tangan, suasana haru juga begitu terasa. Terutama yang dirasakan para guru. Mereka terharu lantaran masih ada siswa yang peduli pada peringatan Hari Guru.


Ini baru pertama ada siswa yang datang ke kantor memberikan kejutan, kata Ketua PGRI Surabaya Agnes Warsiati.


Menurut dia, kegiatan itu adalah wujud pendidikan karakter. Pendidikan tersebut tak hanya diterapkan di dalam kelas, tapi juga di luar sekolah. Praktiknya, para siswa bisa peduli pada peringatan Hari Guru. Sebab, perjalanan mereka tidak bisa terlepas dari peran guru. Kami berharap guru ada di hati siswa, ucapnya.


Dalam Hari Guru Ke-76, Agnes berharap PGRI bisa menjadi tempat bagi semua guru untuk saling berbagi, bercerita, dan belajar. Bukan hanya guru dari sekolah swasta, melainkan juga negeri. Apalagi, sekarang ada pendataan sarana dan prasarana di semua sekolah. Khususnya bagi sekolah yang didukung fasilitas secara baik. Dengan begitu, pemerataan pembelajaran bisa terjadi. Harapannya, tidak ada lagi anak di Surabaya yang tidak bersekolah, terangnya.


Kepala SMP Muhammadiyah 5 Surabaya Alim Nurshodik menuturkan, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk melatih kepekaan semua siswa. Termasuk menjalin silaturahmi dengan semua guru di PGRI. Dengan demikian, mereka juga paham sejarah berdirinya PGRI. Kami ingin para siswa bisa berbakti kepada semua guru, ucapnya.


Eravanya Alodya, salah seorang peserta, menambahkan bahwa kegiatan itu diikuti pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMPM 5 Surabaya. Siswa lain yang tak datang juga memberikan dukungan melalui tulisan. Isinya, apresiasi atas ketulusan para guru.

Mati Sahid saat Haji, Ini Potret Kepulangan Jenazah Bung Tomo ke RI Penuh Haru

 BUNG TOMO KEMBALI


Mati Sahid saat Haji, Ini Potret Kepulangan Jenazah Bung Tomo ke RI Penuh Haru


TRENDING | 13 Desember 2021 09:04

Reporter : Tantiya Nimas Nuraini

Merdeka.com - Siapa yang tidak mengenal Bung Tomo. Salah satu pahlawan Nasional ini telah memberikan kobaran semangat menghadapi serta mengusir penjajah Belanda. Khususnya masyarakat Kota Surabaya. Jasa dan perjuangannya pun akan selalu dikenang oleh masyarakat Indonesia.


Bung Tomo meninggal dunia pada 7 Oktober 1981 di Padang Arafah. Pahlawan Nasional ini menutup usia saat tengah menunaikan ibadah haji. Jasadnya pun disambut haru oleh masyarakat Surabaya setelah 8 bulan tertunda.


Lantas bagaimana potret kepulangan jenazah Bung Tomo ke Indonesia setelah 8 bulan tertunda? Melansir dari berbagai sumber, Senin (13/12), simak ulasan informasinya berikut ini.


Melansir dari suaramuhammadiyah, Bung Tomo bersama dua putrinya menunaikan ibadah haji pada tahun 1981. Bung Tomo berangkat dari Indonesia ke Tanah Suci pada September 1981. Namun, saat ulang tahunnya ke-61 atau tepatnya 3 Oktober 1981, Bung Tomo tak sadarkan diri karena sakit.


bung tomo

©2021 Merdeka.com/jawatimuran.disperpusip.jatimprov.go.id

Menurut hasil pemeriksaan dokter di Rumah Sakit Kerajaan Arab Saudi, pahlawan Nasional ini menderita komplikasi hidrasi serta stroke. Setelah dua hari tak sadarkan diri, Bung Tomo sempat siuman. Karena tak bisa diwakilkan, pada 9 Dzulhijjah Bung Tomo melakukan wukuf di Arafah.


Karena masih sakit, Bung Tomo berangkat dengan ditandu. Namun Allah SWT rupanya memiliki rencana lain. Bung Tomo mengembuskan napas terakhir saat wukuf di Padang Arafah.


Proses Pemindahan Jenazah

Jenazah Bung Tomo tidak langsung dibawa ke Tanah Air untuk dimakamkan. Keluarga dan masyarakat Indonesia harus menunggu kedatangan jenazah sang pahlawan selama 8 bulan. Kepulangannya pun juga berkat ikhtiar keluarga dan bantuan dari berbagai pihak.


Bantuan diplomasi dari Departemen Luar Negeri dan Fatwa MUI mampu memudahkan persoalan pemindahan jenazah. Putra kedua Bung Tomo, Bambang Sulistomo dengan dua dokter ahli forensik akhirnya terbang ke Mekkah. Para petugas yang menguburkan Bung Tomo juga dapat ditemukan.


Dijelaskan, jenazah Bung Tomo dalam identifikasi tidak mengalami kesulitan yang berarti. Setelah ditemukan, jenazah kemudian dibawa dan dipulangkan ke Tanah Air. Jenazah Bung Tomo diterbangkan dengan menggunakan pesawat Hercules TNI. Keluarga pun sepakat untuk memakamkan jenazah Bung Tomo di Ngagel Rejo, Jalan Bung Tomo, Kota Surabaya dengan upacara kemiliteran.


Kepulangan Jenazah Bung Tomo

Setelah 8 bulan Bung Tomo mengembuskan napas terakhir di Padang Arafah, jenazah bisa dibawa pulang ke Tanah Air. Hal ini karena otoritas pemerintah Arab Saudi terkait pemakaman jemaah haji yang meninggal dunia di sana. Pihaknya memberikan privilege untuk bisa dimakamkan di Tanah Suci.


Kedatangan peti jenazah ini disambut oleh masyarakat Indonesia dan keluarga. Seperti terlihat dalam foto, sejumlah orang tampak berada di sana untuk menyambut kepulangan jenazah pahlawan Nasional.


"Foto saat Kedatangan kerangka jenazah pahlawan kota Surabaya Bung Tomo tiba di Jakarta," tulisnya melansir dari Instagram sejarah_bangsa.


Gelar Pahlawan Nasional

Bung Tomo atau yang memiliki nama lengkap Sutomo merupakan salah satu pahlawan Nasional. Sosoknya dikenal sebagai penyemangat warga Surabaya dalam menghadapi dan melawan penjajah Belanda yang kembali melalui tentara NICA.


Pertempuran tersebut berakhir dengan peristiwa 10 November 1945. Melansir dari Liputan6, meski rakyat Indonesia kalah dalam pertempuran namun mereka berhasil membuat para penjajah mundur. Tak heran, pada tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Pahlawan.


Akhirnya, meski terlambat, Pemerintah menetapkan Bung Tomo (Sutomo), pada tahun 2008, sebagai pahlawan nasional.


(mdk/tan)


Sumber : Merdeka.com

Pahlawan yang Menolak Dimakamkan di TMP, dari Bung Tomo hingga Bung Hatta

 Selasa 02 Agustus 2022 06:03 WIB


Jurnalis - Tim Litbang MPI


JAKARTA - Seorang pahlawan di Tanah Air biasanya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP). Meski, tak semua bersedia dimakamkan di TMP. 


Dirangkum berbagai sumber, ada beberapa pahlawan yang memilih untuk tidak dimakamkan di TMP. Berikut daftarnya: 


1. Bung Tomo

Pemilik nama asli Sutomo itu lahir di Surabaya pada 3 Oktober 1920. Bung Tomo merupakan sosok penting dalam Peristiwa 10 November, yakni pertempuran rakyat Surabaya melawan 30.000 pasukan Inggris yang terjadi di bulan November 1945.

Dengan pidatonya yang menggelegar, Bung Tomo membakar semangat para pejuang disertai pekikan “Allahu Akbar!” dan “Merdeka!”.

Bung Tomo wafat di Makkah, 7 Oktober 1981. Jenazahnya dimakamkan di Ngagel, Surabaya, bukan di TMP.

Pihak keluarga menjelaskan alasan mengapa Bung Tomo tidak dimakamkan di TMP. Sulistina, istri Bung Tomo mengatakan, hal tersebut memang merupakan wasiat dari suaminya yang tidak menghendaki untuk dimakamkan di TMP.

Adapun gelar pahlawan nasional disematkan pada Bung Tomo pada November 2008.


2. Ki Hajar Dewantara 

Lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889, Ki Hajar Dewantara merupakan pahlawan Indonesia dalam bidang pendidikan. Pemilik nama lengkap Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini dikenal sebagai pendiri perguruan Taman Siswa.

Ki Hajar Dewantara pernah bekerja sebagai wartawan dan aktif dalam berbagai organisasi sosial dan politik. Dia juga dipercaya Presiden Soekarno untuk menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Ajarannya yang terkenal hingga saat ini yaitu Tut Wuri Handayani.

Pahlawan berjuluk Bapak Pendidikan Nasional ini wafat pada 26 April 1959, namun jenazahnya tidak dimakamkan di TMP. Ki Hajar Dewantara dimakamkan di Taman Wijaya Brata di Celeban, Tahunan, Yogyakarta.

Makam yang diprakarsai Ki Soedarminto itu dibangun sebagai wujud atas keinginan Ki Hajar Dewantara untuk memiliki tempat peristirahatan. Meski, tidak disampaikan Ki Hajar Dewantara secara eksplisit, namun Ki Soedarminto menangkap maksud tersebut sehingga didirikanlah Taman Wijaya Brata sebagai peristirahatan terakhir Ki Hajar Dewantara.


3. Mohammad Hatta

Bung Hatta biasa disapa merupakan Wakil Presiden Indonesia pertama. Bersama Presiden Soekarno, Bung Hatta memiliki andil besar dalam memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustur 1945.

Bung Hatta lahir di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902. Bapak Pendiri Koperasi di Indonesia itu wafat pada 14 Maret 1980. Bung Hatta pun menolak dimakamkan di TMP. 

Sebelum tutup usia, Bung Hatta pernah menulis surat wasiat tentang lokasi yang akan menjadi tempat peristirahatan terakhirnya.

Dalam surat wasiatnya, Bung Hatta mengatakan ingin dimakamkan di Jakarta di tempat kuburan rakyat biasa yang nasibnya ia perjuangkan seumur hidupnya. Bung Hatta dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta.

(Maria Alexandra Fedho/ Litbang MPI)

Selasa, 08 November 2022

Makam Pahlawan Warga Ampel yang Tersisa.

Ketika pakar sejarah Unair (Adrian Perkasa) berkunjung ke halaman pemakaman di sebelah barat Masjid Ampel, tiba-tiba perhatiannya tertuju pada batu nisan di dekat kluster makam keluarga Tjoa (Nyi Roro Kinjeng). Ternyata makam tersebut adalah makam warga yang menjadi korban serangan bombardir tentara sekutu pada Nopember 1945.   

Almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP), komplek Taman Bahagia 1945. TMP ini memang merupakan pemakaman khusus syuhada warga sekitar Ampel, korban pertempuran dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Sekitar tahun 1980-an, Taman Bahagia 1945 ditutup, tak jelas mengapanya. Seluruh kerangka jenazah syuhada dibongkar dan diusung ke TMP Mayjen Soengkono dalam 4 peti jenazah.  Yang tersisa satu-satunya adalah makam warga keturunan India yang tinggal di Kampung Margi, Al-Haj Mahmood bin Yusuf Surati.

KH. Mas Mansoer, Pahlawan Nasional dari Muhammadiyah


KH. Mas Mansoer, Pahlawan Nasional dari Muhammadiyah

by ilham  1 year ago


Mas Mansoer adalah salah satu tokoh Islam Indonesia terkemuka di abad ke-20. Lahir pada 25 Juni 1896 di Surabaya. Ayahnya bernama KH Mas Ahmad Marzuqi merupakan keturunan keraton Sumenep di Madura dan seorang khatib tetap di masjid Sunan Ampel di Surabaya.


Ibunya bernama Raudhah, seorang wanita kaya yang berasal dari keluarga Pesantren Sidoresmo, Wonokromo, Surabaya. Dari kedua orang tuanya, Mas Mansoer memiliki akar tradisi pesantren yang sangat kuat, sehingga hidup dalam suasana keagamaan dan adat yang begitu kental.


Akrab dengan Pesantren dan Kitab Kuning

Mas Mansoer kecil sering menyaksikan ceramah-ceramah KH. Ahmad Dahlan di Surabaya. Ia juga menimba ilmu dari Muhammad Thaha Ndresmo berlanjut ke pesantren Demangan Bangkalan, dan tidak luput pula belajar pada Kiai Khalil untuk mendalami al-Quran dan Kitab Alfiyah Ibnu Malik.


Akrab dengan kitab kuning dan tradisi pesantren lainnya, pada tahun 1908 Mas Mansoer menunaikan ibadah haji sekaligus mukim dan belajar di Mekkah kepada Kyai Mahfudz yang berasal dari Pesantren Termas, Pacitan.


MateriTerkait

Adab Buang Air Besar/Kecil dalam Islam

Menonton Film Bergenre Sihir, Apakah Termasuk Syirik?

Islam Berkemajuan

 

Menunaikan Ibadah Haji

Setelah menunaikan haji, Mas Mansoer belajar di Mekkah selama empat tahun sebelum harus pindah karena semakin tidak kondusifnya situasi politik di jazirah Arab kala itu.


Pada mulanya, ayah Mas Mansoer tidak mengizinkannya pindah ke Mesir lantaran beranggapan negara di Afrika Utara itu bukan tempat yang baik untuk belajar. Namun, Mas Mansoer kali ini terpaksa untuk tidak menuruti kehendak ayahnya.


Pada tahun 1912 berangkat ke Mesir dengan menumpang kapal laut dan akhirnya diterima di Fakultas Agama Universitas Al-Azhar.


Mengasuh dan Mengajar Pesantren An-Najjiyah Sidoresmo

Sepulang dari Mekkah dan Mesir pada tahun 1915, Mas Mansoer mengasuh dan mengajar di Pesantren An-Najjiyah di Sidoresmo.


Selain mengajar kitab kuning di pesantren, ia juga aktif terlibat dalam pelbagai gerakan, baik yang bersifat sosial, politik, keilmuan, maupun keagamaan.


Bahkan bergabung dengan Sarekat Islam pimpinan HOS Tjokroaminoto dan terlibat mendirikan pusat kajian Taswirul Afkar bersama Kiai Wahab Hasbullah. Di sela-sela kesibukannya sebagai aktivis dalam dunia pergerakan pun, Mas Mansoer masih sempat berfikir kontemplatif dengan menulis di berbagai media.


Mas Mansoer Masuk Muhammadiyah

Pada tahun 1921, Mas Mansoer masuk organisasi Muhammadiyah. Awalnya anggota biasa kemudian menjadi Ketua Cabang Muhammadiyah Surabaya, lalu menjadi Konsul Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur.


Pada tahun 1927, ia dipercayai menjadi ketua Majelis Tarjih pertama. Puncaknya dalam Kongres Muhammadiyah ke-26 di Yogyakarta pada Oktober 1937, Mas Mansoer resmi ditunjuk menjadi Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah.


Di bawah kepemimpinan Mas Mansoer, Persyarikatan Muhammadiyah mengalami kemajuan yang sangat pesat baik dalam dakwah, pendidikan, kaderisasi, maupun dalam pergerakan nasional.


Mendirikan Majelis Islam A’laa Indonesia

Setelah menjadi Ketua PB Muhammadiyah, Mas Mansoer mulai melakukan gebrakan politik yaitu dengan memprakarsai berdirinya Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI).


Selain didominasi oleh aktivis Muhammadiyah, dalam MIAI juga ada Hasyim Asy’ari dan Wahab Hasbullah yang keduanya tokoh Nahdlatul Ulama (NU).


Mendirikan Partai Islam Indonesia

Ia juga memprakarsai berdirinya Partai Islam Indonesia (PII) tahun 1938 bersama Sukiman Wiryasanjaya. Menurut sebagian kalangan, pendirian ini dilakukan sebagai perimbangan atas sikap non-kooperatif dari Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII).


Pada 19 Maret 1939, Mas Mansoer dan R. Wiwoho mewakili partai tersebut untuk mendirikan Gabungan Politik Indonesia (GAPI) bersama kaum pergerakan kebangsaan di Jakarta.


Sebagai organisasi federasi partai politik, GAPI secara aktif menuntut kepada Hindia Belanda untuk menerapkan pemerintahan demokratis bagi Indonesia. Berdasarkan anggaran dasar organisasinya, GAPI memiliki tujuan untuk: Menyatukan partai politik Indonesia dalam perjuangan kedaulatan pemerintahan Indonesia; Demokratisasi pemerintahan Indonesia; Mencegah konflik antar partai politik Indonesia dalam melakukan perjuangan kemerdekaan.


Ditawari Jabatan oleh Belanda

Sebagai tokoh elit politik dan pemuka agama yang disegani, Mas Mansoer juga banyak ditawari jabatan prestisius oleh pemerintahan Hindia Belanda. Misalnya, ia pernah menolak tawaran menjadi Ketua Hod van Islamietische Zaken, yaitu lembaga yang bertugas memberikan nasihat-nasihat keagamaan Islam kepada Pemerintah Hindia Belanda. Meski akan memperoleh gaji sebesar seribu gulden setiap bulan, setara gaji bupati kala itu, ia tetap tegak pada pendirian tidak ingin menjadi alat pemerintahan penjajah.


Mas Mansoer sebagai Empat Serangkai

Ketika Jepang menggantikan kekuasaan Belanda atas Nusantara, tepatnya pada tanggal 16 April 1943, dibentuklah organisasi yang bernama Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) di Lapangan Ikada, Jakarta.


Mas Mansoer bersama dengan Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Hajar Dewantoro ditunjuk sebagai pimpinan PUTERA yang kemudian dikenal dengan sebutan Empat Serangkai.  Keempat tokoh ini dianggap Jepang sebagai kelompok yang paling berpengaruh di Indonesia.


Keterlibatannya dalam Empat Serangkai mengharuskan Mas Mansoer pindah ke Jakarta, sehingga Ketua PB Muhammadiyah diserahkan kepada Ki Bagoes Hadikoesoemo.


Masuk dalam PUTERA

Jepang mempelajari bahwa untuk merebut hati rakyat, perlu tokoh nasional yang saat itu sudah dipercaya rakyat. Harapannya, golongan nasionalis dan intelektual dapat mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk melancarkan perang Jepang.


Meskipun Jepang membentuk PUTERA dengan misi mengeksploitir kekayaan Indonesia bagi keperluan Perang Asia Timur Raya, Empat Serangkai saat itu memanfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah Jepang seperti koran dan radio untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia kelak.


Pada tahun 1944, Mas Mansoer mengundurkan diri dari Empat Serangkai. Ada yang menyebut karena kondisi kesehatannya yang terus memburuk, ada pula beberapa sumber menulis bahwa hal itu sebagai sikap protesnya terhadap kekejaman Jepang terhadap orang-orang Indonesia.


Ia kemudian memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya di Surabaya dan kedudukannya dalam Empat Serangkai digantikan oleh rekannya di Muhammadiyah Ki Bagoes Hadikoesoemo.


Mas Mansoer dalam BPUPKI

Pada tanggal 29 April 1945, bertepatan dengan HUT Kaisar Jepang, Tenno Haika, pengurus dan anggota Badan Pengurus Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) diangkat.


Tugas BPUPKI adalah menyelidiki hal-hal penting dan menyusun rencana persiapan kemerdekaan Indonesia, serta terkait erat dengan lahirnya Pancasila sebagai dasar negara. Dari jumlah keseluruhan anggota BPUPKI adalah 62 orang Indonesia, termasuk di dalamnya Mas Mansoer.


Akhir hayat

Saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, gelombang semangat meliputi seluruh orang di Tanah Air. Mulai dari akar rumput hingga pimpinan negara.


Di Surabaya bagian utara, Mas Mansoer memimpin barisan pemuda yang melawan militer Belanda. Kondisi raga yang sakit tidak memungkinkannya untuk melawan secara frontal. Saat itulah, Mas Mansoer ditangkap pihak musuh dan ditahan.


Di tengah pecahnya perang kemerdekaan, Mas Mansoer meninggal di tahanan pada tanggal 25 April 1946. Sang ulama sekaligus negarawan ini wafat sebelum usianya memasuki setengah abad. Jenazahnya dimakamkan di Gipo, Surabaya. Mas Mansoer dianugerahi gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional pada 26 Juni 1964.


Naskah: Ilham Ibrahim


Editor: Fauzan AS

Rumah Terakhir Pahlawan Nasional Ini Bersahaja!

 

22 September 2014   02:41 |Diperbarui: 18 Juni 2015   

Tidak banyak masyarakat yang tahu kalau di dalam kompleks pemakaman Sunan Ampel Surabaya juga terdapat makam seorang pahlawan nasional. Beliau adalah KH. Mas Mansur. Salah satu tokoh besar yang terkenal dengan julukan “empat serangkai” bersama Bung Karno, Bung Hatta dan Ki Hajar Dewantara.

Umumnya para peziarah makam Ampel ini melewati jalan di sebelah barat masjid. Mereka langsung menuju pusara Sunan Ampel dan Dewi Condrowati yang tak lain adalah istrinya.

Nah bila Anda melewati jalan di sebelah timur Masjid Agung Ampel maka Anda akan menemukan pusara Mbah Soleh yang berjumlah Sembilan (9) itu. Maka makam KH. Mas Mansur berada hanya beberapa puluh meter sebelah timur makam Mbah Soleh.

Ada banyak batu nisan di dalam kompleks makam KH. Mas Mansur. Kompleks makamnya dikelilingi pagar besi. Tak seperti makam para pahlawan bangsa lainnya, pusara KH. Mas Mansur tampak bersahaja.

Batu nisannya saja yang terbuat dari marmer. Dari batu nisannya pula saya tahu kalau beliau dilahirkan pada tanggal 25 Juni 1896 di Surabaya dan wafat pada tanggal 25 April 1946.

Meski berada satu kompleks dengan pemakaman Sunan dan Masjid Agung Ampel namun tidak banyak peziarah yang menziarahi makam beliau.

Semasa hidupnya KH. Mas Mansur dikenal sebagai sosok yang sederhana. Kiprahnya dalam organisasi Muhammadiyah sudah tidak disangsikan lagi. Beliau menjadi pengurus besarnya.

Saat perang melawan sekutu di Surabaya beliau juga tampil sebagai pembakar semangat Arek-arek Suroboyo. Beliau turut aktif mendatangi kelompok muda-mudi yang bertugas di bagian Palang Merah Indonesia.

Bersama pemimpin besar lainnya, KH. Mas Mansur mendirikan organisasi-organisasi Islam yang ada di Indonesia, seperti PSII (Partai Sarikat Islam Indonesia) dan Majelis Islam Ala Indonesia (MIAI). Melalui SK presiden no. 162 tahun 1964, KH. Mas Mansur ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Masjid Ampel Surabaya ada jejak sejarah ketua NU pertama

 


Kamis, 7 Mei 2020 13:22 WIB


Masjid Ampel Surabaya ada jejak sejarah ketua NU pertama

Tidak jauh dari kawasan wisata religi Makam dan Masjid Ampel di Surabaya Utara, ternyata ada jejak atau tapak tilas "Hoftbestoor" (Pengurus Besar) atau Ketua Umum PBNU yang pertama yakni KH Hasan Sagipoddin yakni makam dan Langgar/Musholla Gipo yang bisa dijadikan tapak tilas yang bernilai historis tinggi.


Betapa tidak, H Hasan Sagipoddin adalah Ketua Umum PBNU pertama pada tahun 1926-1929 semasa Rois Akbar Syuriah PBNU dipegang KHM Hasyim Asy'ari (kakek mantan Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid/Gus Dur) yang menjabat hingga 1947 (1926-1947).


Sementara itu, Langgar Gipo juga tidak kalah historis, karena langgar itu sering menjadi lokasi pertemuan para tokoh nasional seperti HOS Tjokroaminoto dan Ir Soekarno serta tokoh-tokoh NU, apalagi Hasan Gipo merupakan sosok yang membiayai "Komite Hijaz" (embrio NU).


Bahkan, langgar atau surau atau musholla yang didirikan Hasan Gipo di Jalan Kalimas Udik I, Kelurahan Nyamplungan, Kota Surabaya pada tahun 1834 itu menjadi tempat persinggahan jamaah haji lewat laut (semacam "asrama haji" pertama yang dekat dengan Kalimas).




"Langgar Gipo itu ada dua lantai. Lantai 1 untuk sholat dan juga diskusi para ulama dan tokoh nasional seperti HOS Tjokroaminoto dan Bung Karno. Kalau tidak membahas soal pendidikan, ya membahas soal perjuangan kemerdekaan," kata Ketua Umum Ikatan Keluarga Sagipoddin (IKSA) H Wachid Zein dalam 'chatting' (obrolan) lewat Whatsapp (1/5/2020).


Dalam pembahasan terkait pendidikan itulah yang melahirkan Komite Hijaz dan Taswirul Afkar yang merupakan embrio berdirinya NU. "KH Hasan Gipo itu saudagar dan santri, karena itu dia dekat dengan para ulama, sehingga ditunjuk KH Wahab Chasbullah sebagai Presiden NU (Ketua Umum PBNU) yang pertama mendampingi KH Hasyim Asy'ari hingga tiga tahun," katanya.


Sebagai santri, ia juga sering menyumbangkan hartanya untuk pesantren dan organisasi. "Batu bata yang dipakai di Langgar Gipo itu mirip di Masjid Ampel, karena beliau juga memiliki peran pada pembangunan keduanya. Langgar Gipo sendiri ada dua lantai dan lantai 2 biasa digunakan jamaah haji menginap dengan daya tampung mencapai 300-400 orang," katanya.


Konon, Langgar Gipo juga menjadi tempat mandi bagi Pasukan Hizbullah untuk wilayah Gresik-Bojonegoro-Lamongan-Tuban-Madura, sedangkan tempat mandi Pasukan Hizbullah untuk Mojokerto-Sidoarjo-Jombang-Malang-Pasuruan-Probolinggo-Banyuwangi di Dresmo Dalam. Langgar itu memiliki gentong dan sumur yang dikeramatkan masyarakat setempat.


Tingginya nilai sejarah dari Langgar dan Makam Hasan Gipo itu agaknya revitalisasi langgar/musholla dan makam itu menjadi hal yang sangat penting guna melengkapi "kesejarahan" Kota Pahlawan Surabaya sebagai "basis perjuangan kemerdekaan".




Hingga kini, Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan pengecatan, pemasangan paving, dan pemasangan sejumlah lampu di dekat Langgar Gipo, namun konsep wisata sejarah yang bernilai edukasi serta ekonomis belum terbukti.


Tahun 2000-an, warga Kelurahan Nyamplungan sempat ingin "menghidupkan" Langgar Gipo itu untuk ibadah dan tempat pengajian, namun niat baik yang direncanakan masyarakat setempat itu belum mendapatkan izin dari ahli warisnya.


Saat ini, ahli waris Hasan Gipo yang tergabung dalam IKSA berharap Pemerintah Kota Surabaya atau Pemerintah Provinsi Jatim menjadikan Langgar Gipo dan Makam Hasan Gipo sebagai situs cagar budaya yang bernilai edukasi/sejarah dan wisata/ekonomis.


"Kami berharap beberapa aset peninggalan KH Hasan Gipo di Surabaya itu bisa dimanfaatkan untuk keluarga kami, juga untuk kegiatan NU, dan sekaligus destinasi wisata situs sejarah kota ini. Kami punya dokumen lengkap, aset mbah Hasan Gipo," kata H Wachid Zein.





Situs Makam Hasan Gipo


Jika Langgar Gipo berjarak sekitar 700 meter ke arah barat dari Masjid Ampel, maka situs makam KH Hasan Gipo justru berada di komplek Masjid Ampel atau di sisi timur dari masjid yang ramai dikunjungi masyarakat itu, terutama saat bulan Ramadhan.


Yang menarik, situs makam KH Hasan Gipo itu baru ditemukan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur bersama pengurus NU Surabaya setelah NU berusia 95 tahun, karena itu PWNU Jatim dan PCNU Surabaya langsung menziarahi makam KH Hasan Gipo (Ketua Umum PBNU pertama), lalu makam KH Ridlwan Abdullah (pencipta lambang NU) di Makam Tembok dan KH Mas Alwi Abdul Aziz (pencipta nama NU) di Makam Rangkah.


"Untuk pertama kalinya, kami datang ke makam KH Hasan Gipo di sisi timur Masjid Ampel ini dalam rangka Hari Lahir Ke-95 NU pada 8 April 2018. Hasan Gipo merupakan tokoh NU yang kaya dan berperan penting dalam kelahiran NU," ujar Ketua PWNU Jatim HM Sholeh Hayat.


Menurut Sholeh Hayat, sebelum NU terbentuk, tokoh-tokoh NU membentuk Komite Hijaz untuk menemui Raja Arab Saudi yang keberangkatannya atas biaya KH Hasan Gipo. Selain berjuang dengan hartanya tanpa pamrih, Hasan Gipo juga berani menantang tokoh-tokoh PKI yang tidak percaya kepada Tuhan.


"Beliau menantang tokoh-tokoh PKI untuk berdiri di rel kereta api guna membuktikan bahwa keberadaan Tuhan dan Hari Akhir itu benar adanya, namun saat kereta api datang justru tokoh-tokoh PKI kabur ketakutan," katanya.




Senada dengan itu, Ketua PCNU Surabaya H Muhibbin Zuhri mengatakan teladan yang luar biasa dari KH Hasan Gipo adalah keikhlasan dalam berjuang untuk NU, baik harta maupun nyawa, sehingga keberadaan makamnya pun sulit ditelusuri, karena perjuangan tanpa pamrih itu.


"Saya merinding mengetahui sejarah beliau, karena keikhlasannya sangat luar biasa, sehingga NU berusia 95 tahun baru ditemukan makamnya, padahal 95 tahun itu bukan waktu yang lama, tapi sejarahnya sulit dilacak," tuturnya.


Terkait situs makam itu, Ketua IKSA H Wachid Zein menegaskan bahwa pihaknya baru dapat menemukan makam KH Hasan Gipo pada Agustus 2015 setelah melakukan berbagai ikhtiar, termasuk menelusuri keturunannya di Gresik.


"Karena itu, kami berterima kasih kalau NU Jatim mau menziarahi makam mbah buyut kami pada setiap tahun seperti hari ini, kami berharap NU mau memperjuangkan ketokohan KH Hasan Gipo untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, serta memperjuangkan Langgar Gipo dan Tanah Pemakaman Umum Rangkah," katanya.


Hasan Gipo atau Hasan Basri lahir di Surabaya pada tahun 1869 di Kampung Sawahan (sekarang Jl. Kalimas Udik). Ia lahir dari lingkungan keluarga santri kaya yang bernama Dinasti Gipo, bertempat tinggal di kawasan perdagangan elite di Ngampel yang bersebelahan dengan pusat perdagangan di Pabean, serta dekat dengan sebuah pelabuhan sungai yang berada di tengah Kota Surabaya yang berdempetan dengan Jembatan Merah.




Dinasti Gipo yang berdarah Arab, merupakan saudagar kaya di daerah komplek Ampel, Surabaya. Hingga kampung tempat Gipo kemudian dikenal dengan Gang Gipo dan keluarga ini mempunyai makam keluarga yang dinamai makam keluarga, makam Gipo di kompleks Masjid Ampel. Gang Gipo sendiri kini berubah menjadi Jalan Kalimas Udik.


Dinasti Gipo ini didirikan oleh Abdul Latief Sagipoddin (Tsaqifuddin) yang disingkat dengan Gipo. Nama Gipo sebenarnya merupakan singkatan Sagipoddin dari bahasa Arab Saqifuddin, tsaqaf (pelindung) dan al-dien (agama). Jika dirunut silsilahnya, Hasan Gipo masih punya hubungan keluarga dengan KH. Mas Mansyur, salah seorang pendiri Muhammadiyah, yang juga adalah keturunan Abdul Latief Gipo.


Dinasti Gipo adalah santri dan kerabat dari Sunan Ampel, karena itu keislamannya sangat mendalam. Sebagai pemuda yang hidup di kawasan bisnis yang berkembang pesat sejak zaman Majapahit itu, Abdul Latief Sagipoddin memiliki etos kewiraswastaan yang tinggi. Sagipodin menekuni perdagangan beras eceran, dengan kepandaian tersendiri dalam menaksir kualitas beras.


Menjelang dewasa, ia diambil menantu oleh seorang saudagar China, sehingga ia bisa melakukan impor beras sendiri dari Siam. Abdul Latief Sagipuddin ini menikah dengan Tasirah mempunyai 12 orang anak, salah satunya bernama H. Turmudzi, yang kawin dengan Darsiyah, mempunyai anak yang bernama H. Alwi, kemudian Alwi mempunyai sepuluh orang anak yang salah satunya bernama Marzuki. Dari H. Marzuki itulah kemudian lahir seorang anak yang bernama Hasan, yang lahir pada 1869 di Ampel yang kemudian dikenal dengan Hasan Gipo.


Jadi, Hasan Gipo itu merupakan generasi kelima dari Dinasti Gipo. Ia mendapatkan pendidikan cukup memadai di beberapa pesantren di sekitar Surabaya, juga sekolah di pendidikan umum ala Belanda. Meskipun mendapatkan pendidikan model Belanda tetapi jiwa kesantriannya masih sangat kental dan semangat kewiraswastaannya sangat tinggi, sehingga kepemimpinan ekonomi di kawasan bisnis Pabean masih dipegang dinasti itu, hingga masa Hasan Gipo.


Tidak sedikit pertemuan para ulama, baik untuk bahtsul masail maupun untuk membahas perkembangan politik, yang dibiayai dan difasilitasi oleh Hasan Gipo. Sebagai sesama penerus Sunan Ampel dan sesama saudagar membuat Hasan Gipo sering bertemu dengan KH Wahab Hasbullah dalam dunia pergerakan.


Bahkan, Hasan Gipo-lah yang selalu mengantar Kiai Wahab menemui para aktivis pergerakan di Surabaya, seperti HOS Cokroaminoto, dr Soetomo, dan "murid" HOS Cokroaminoto, seperti Soekarno, Kartosuwiryo, Muso, SK Trimurti dan masih banyak lagi.


Pertemuan antara Hasan Gipo dengan Kiai Wahab serta kiai lainnya makin intensif. Ia kemudian terlibat aktif dalam pendirian Nahdlatul Wathan (1914), walaupun tidak tercatat sebagai pengurus. Selanjutnya, ia juga menjadi peserta diskusi dalam forum Taswirul Afkar (1916). Ia juga terlibat dalam Nahdlatut Tujjar (1918) yang memang bidangnya.


Karena itu ketika Nahdlatul Ulama berdiri, dalam sebuah pertemuan terbatas yang dipimpin Kiai Wahab Hasbullah di kawasan Bubutan Surabaya, maka ia langsung ditunjuk sebagai Hoftbestoor (Pengurus Besar) NU sebagai Ketua Tanfidziyah dan usul itu langsung disetujui oleh Kiai Hasyim Asy’ari. NU pun berkembang cepat di Jawa dan Kalimantan berkat jasanya.


Pada periode awal ini, selain menggiatkan bidang pendidikan dan pengembangan organisasi, maka NU sangat peduli dengan usaha pengembangan ekonomi dengan membentuk berbagai syirkah. Usaha impor sepeda dari Eropa dirintis sejak tahun 1935, karena untuk mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri, dan tentunya sangat dibutuhkan sebagai sarana transportasi warga NU dalam mengembangkan jamiyah.


Aktivitas Hasan Gipo terus berlanjut hingga menjelang wafatnya pada tahun 1934, kemudian dimakamkan di kompleks pemakaman Sunan Ampel dalam pemakaman khusus keluarga Sagipoddin. Ia mempunyai tiga orang anak, yang kemudian melanjutkan usaha bisnisnya.


Ya, Langgar Gipo dan makam Hasan Gipo agaknya memang perlu segera direvitalisasi untuk "menghidupkan" nilai sejarah terkait Kota Surabaya, baik dalam kaitan edukasi maupun ekonomis/wisata. Bagaimanapun, sejarah tanpa nilai ekonomis di dalamnya hanya akan menjadi cerita, namun sejarah yang ekonomis ansich juga bisa "membunuh" sejarah-nya.

 

Pewarta: Edy M Yakub


Editor : Syarif Abdullah

Lagu nasional

  Lagu nasional Tanah Airku Tanah air ku tidak kulupakan Kan terkenang selama hidupku Biarpun saya pergi jauh Tidak kan hilang dari kalbu Ta...