Minggu, 27 Februari 2022

10 PERISTIWA ISRA' MIRAJ'

 Sumber bahan : Suara.com


Suara.com - Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa penting dan bersejarah bagi umat Islam yang mengisahkan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini diperingati setiap 27 bulan Rajab dalam kalender Islam, yang jatuh pada hari ini, Kamis, 11 Maret 2021. (Karena saat ini tahun 2022, maka jatuh pada Senin, 28 Februari 2022)


Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan di malam hari dari Masjid al-Haram di Makkah ke al-Aqsha di Palestina. Kemudian, Rasulullah melanjutkan perjalanannya menuju Sidratul Muntaha untuk menerima wahyu dari Allah SWT. Peristiwa ini terjadi pada tahun 621 M, dua tahun setelah wafatnya Siti Khadijah, istri Rasulullah.


Ustaz Q Nuron Habibie dari Pondok Pesantren Al Ihya Bogor menerangkan ada begitu banyak persiapan, amalan dan hal-hal istimewa yang dilalui Nabi Muhammad SAW sepanjang perjalanan Isra Mi'raj. Hal tersebut, kata dia, juga bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari kita.


Nah, apa saja? Berikut beberapa di antaranya yang dijelaskan oleh Ustaz Q Nuron Habibie yang merampungkan pendidikannya di Yaman Hadramaut ini.



1. Disucikannya hati Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril.

Saat menerima perintah untuk melakukan perjalanan istimewa ini, kata Ustaz Q Nuron Habibie, Nabi Muhammad SAW sedang tertidur di dekat Kabah.



Ia pun didatangi oleh Malaikat Jibril dan dibangunkan dari tidurnya. Kemudian Malaikat Jibril pun mencuci hati Rasulullah dengan air zam-zam.


"Itu menunjukkan bahwa khasiat dan keutamaan air zam-zam itu luar biasa. Salah satunya air zam-zam itu bisa menjadi sesuai niat yang meminumnya. Begitu pun ketika kita mau shalat, sebagai penghubung seorang hamba dengan sang pencipta, kita harus persiapkan dulu hati kita menjadi bersih untuk memfokuskam gerakan kita saat itu hanya untuk shalat. Salah satunya dengan niat dan wudhu," jelasnya.



2. Melakukan perjalanan dari Masjid al-Haram di Makkah ke al-Aqsha di Palestina.

Setelah itu, Rasulullah dijemput dengan Buroq dari Masjid al-Haram di Makkah ke Masjid al-Aqsa di Palestina. Mengapa dua tempat ini yang dipilih? Karena ada keberkahan di dalammya.


"Maknanya Masjid al-Aqsa diberkahi oleh Allah dan sekitanya yang Allah berikan keberkahannya. Di antaranya dengan tanahnya yang subur, buah-buahannya yang banyak, sungai yang mengalir di dalamnya itu menunjukan bahwa keberkahan yang Allah berikan pada Masjid al-Aqsa dan sekitarnya," jelas dia.


Kemudian, makna lainnya adalah Allah juga memberikan keberkahan kepada Masjid al-Haram sebagaimana rumah yang pertama Allah bangun di muka bumi, yaitu Kabah yang juga menjadi kiblat umat Muslim, khususnya di dalam shalat.


"Atau yang kami berkahkan di sekitar Nabi Muhammad SAW, sehingga para ulama menyebutkan sesuatu itu akan menjadi istimewa karena ada kaitannya dengan Rasulullah. Semua yang berkaitan dengan Rasulullah maka sesuatu itu menjadi mulia dan berkah," ungkap Ustaz Q Nuron Habibie lagi.


3. Singgahnya Nabi Muhammad SAW ke tempat lain sebelum ke Masjid al-Aqsa.

Sebelum sampai di Masjid al-Aqsa, jelas Ustaz Q Nuron Habibie, Rasulullah sempat menyinggahi beberapa tempat terlebih dahulu atas perintah Malaikat Jibril. Tujuannya memberikan keberkahan di tempat-tempat yang istimewa itu.


"Mana saja tempat itu? Pertama Darul Hijrah atau dulu namanya Yathrib, sekarang kita kenal sebagai kota Madinah. Ketika Nabi Muhammad SAW turun, beliau shalat di sana. Nabi bertanya pada Malaikat Jibril, ini tempat apa? Kemudian Malaikat Jibril menjawab ini Darul Hijrah, tempat di mana engkau akan berhijrah," tambahnya.


Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga singgah di Bukit Tursina, bukit yang namanya disebut berkali-kali dalam kitab ketuhanan, Injil, Taurat, juga Alquran.


Di bukit itulah Allah memberikan wahyu untuk Nabi Musa AS. Karena tempat ini bersejarah, Nabi Muhammad SAW juga shalat di sini.


Lalu, tempat yang ketiga yang disinggahi Nabi Muhammad SAW adalah Bethelem, tempat kelahiran Nabi Isa AS.


4. Setelah sampai di Masjid al-Aqsa, Nabi Muhammad SAW sempat mengikatkan Buraq.

Sesampainya di tempat tujuan, Nabi Muhammad SAW memarkirkan Buraq dan mengikatnya sebagaimana mestinya.


Apa yang bisa diambil hikmahnya dari tindakannya ini? Rasulullah berusaha menjaga kendaraan yang Allah berikan, karena kendaraan tersebut diberikan Allah padanya.


5. Menjadi imam shalat di Baitul Maqdis.

Di Baitul Maqdis atau Masjid al-Aqsa, Nabi Muhammad SAW telah ditunggu oleh para nabi dan rasul yang lain, arwah orang shaleh dan semua malaikat yang hadir. Ini menunjukkan kemuliaan Nabi Muhammad SAW di antara makhluk-makhluk lainnya.


"Nabi shalat bahkan menjadi imam di sana. Sebagai bentuk pembaitan bahwa Rasulullah adalah pemimpin mereka semua," jelas Ustaz Q Nuron Habibie.


6. Malaikat Jibril memberikan bejana berisi susu dan arak atau khamr

Saat akan melanjutkan Miraj menuju Sidratul Muntaha, tempat atau maqam paling tinggi di langit, Malaikat Jibril terlebih dahulu memberikan bejana berisi susu dan arak. Lalu, Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk memilih satu di antara dua bejana tersebut.


Tentu saja, saat itu Nabi Muhammad SAW memilih susu. Kemudian, lanjut Ustaz Q Nuron Habibie, Malaikat Jibril mengatakan: "Kamu telah memilih yang fitrah ya Rasulullah," yang artinya adalah agama Islam.


"Ini menjadi suatu simbol bahwa yang dinikmati atau yang dirasakan oleh umatnya Rasulullah ini adalah sesuatu yang istimewa, baik dan insya Allah membawa kemaslahatan. Coba bayangkan bagaimana kalau Nabi memilih khamr, sesuatu yang dapat menghilangan akal sehat kita, sehingga menjadi sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan," ungkap dia.


7. Nabi Muhammad SAW pun melakukan Miraj melewati 7 lapis langit dan bertemu para penghuninya.

Setelah itu, Nabi Muhammad SAW bersama Malaikat Jibril naik ke langit, di mana setiap lapisan langit yang dilewati Malaikat Jibril sebagai pendamping Nabi, selalu mengucapkan salam.


"Assalamulaikum istilahnya ada istidzan di sana minta izin untuk dipersilakan masuk. Ini mengajarkan bagaimana adab kita ketika masuk ke suatu tempat," jelasnya.


Di setiap lapisan langit ini ada penghuninya. Pada lapisan langit pertama, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan bapaknya umat manusia, yakni Nabi Adam AS. Pada lapisan langit kedua, ada Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS. Sementara di lapisan ketiga, Rasulullah bertemu dengan Nabi Yusuf AS.


Pada lapisan langit keempat, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Idris AS. Lalu ada Nabi Harun AS di lapisan langit kelima, serta Nabi Musa AS di lapisan langit keenam.


Terakhir ada bapak semua nabi dan rasul di lapisan langit ketujuh, yakni Nabi Ibrahim AS.


8. Sesampainya di lapisan langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW diperintahkan ke Sidratul Muntaha.

Dari sana, Malaikat Jibril sudah tak lagi bisa menemani Nabi Muhammad SAW, sehingga Rasulullah harus pergi ke Sidratul Muntaha sendirian.


Di situ, kata Ustaz Q Nuron Habibie, seperti ada batasan di mana jika selangkah saja Malaikat Jibril masuk akan terbakar. Malaikat Jibril mengatakan, tidak ada yang bisa melewatinya kecuali Engkau yang diundang langsung oleh Allah SWT.


"Ini bisa kita implementasikan dalam shalat, bagaimana kita harus fokus saat akan berhubungan dengan Allah SWT. Bayangkan bagaimana Allah sedang mengawasi shalat kita," kata dia.


9. Sampai di Sidratul Muntaha ada dialog antara Nabi Muhammad SAW dan Allah SWT

Dialog tersebut, kata Ustaz Q Nuron Habibie, adalah bacaan yang ada dalam shalat kita, yaitu "tahiyat".


Nabi Muhammad SAW mengucapkan: "At Tahiyyaatul Mubaarakaatush Shalawaatuth Thoyyibaatulillaah," sebagai bentuk penghormatan rasa takzim, bahwa tahiyat ini disampaikan hanya untuk Allah SAW.


Kemudian, Allah SWT menjawab ucapan tahiyatnya dengan mengatakan, "As Salaamu'Alaika Ayyuhan Nabiyyu Wa Rahmatullaahi Wabarakaatuh".


Setelah mendapatkan salam dari Allah SWT, Nabi Muhammad SAW tak hanya ingat dirinya, tapi juga pada semua sebagai umatnya. Ia pun mengatakan: "Assalaamu'Alaina Wa'Alaa Ibaadillaahishaalihiin".


Dan, semua nabi dan rasul, juga para malaikat yang mendengarnya mengucapkan: "Asyhaduallaa Ilaaha Illallaah, Wa Asyhadu Anna Muhammad Rasuulullaah".


10. Kemudian Allah pun memerintahkan Nabi Muhammad dan umatnya yang berikan untuk melaksanakan ibadah shalat.

Di  Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah shalat 50 kali dalam sehari semalam bagi umat beliau.


Rasulullah kemudian turun, tetapi ketika melewati Nabi Musa AS, beliau ditanyai tentang jumlah kewajiban shalat. Nabi Musa AS menyebut shalat 50 kali terlalu berat, sedangkan umat Rasulullah lemah.


Atas saran Nabi Musa AS, Nabi Muhammad SAW sekali lagi menghadap Allah SWT untuk memohon keringanan. Jumlah kewajiban shalat pun dikurangi. Namun, setiap kali Rasulullah bertemu Nabi Musa AS, beliau diingatkan untuk memohon keringanan kembali. Sampai akhirnya, Nabi Muhammad SAW mendapatkan kewajiban shalat 5 waktu dalam sehari.


Nabi Musa AS sebenarnya masih menyarankan agar Rasulullah sekali lagi menghadap Allah. Namun, Nabi Muhammad SAW berkata: "Aku sudah berkali-kali menghadap Tuhanku, memohon hingga merasa malu".


Itulah sejarah atau asal usul tentang shalat 5 waktu yang perlu diketahui terutama oleh umat muslim. Bagi Anda yang ingin mengetahui penjelasan lengkap Ustaz Q Nuron Habibie tentang Isra Miraj tonton di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lagu nasional

  Lagu nasional Tanah Airku Tanah air ku tidak kulupakan Kan terkenang selama hidupku Biarpun saya pergi jauh Tidak kan hilang dari kalbu Ta...