Selasa, 21 Desember 2021

HARI IBU 2021


Wiwit aku isih bayi,

wong tuwa sing ngopeni

Nganti tumeka saiki, 

lair batin gemati.

......


Hari Kartini dan Hari Ibu memiliki makna yang berbeda.

Hari Kartini dimaknai sebagai "EMANSIPASI WANITA"

Persamaan derajat dan kedudukan antara Wanita dan Pria.  Khususnya masa kerajaan dan penjajahan Belanda, kaum wanita kurang dapat perhatian di berbagai bidang profesi.

Walau sebelum RA Kartini berkiprah sudah banyak kaum wanita yang berjuang dengan mengangkat senjata dan di beberapa organisasi keagamaan.

Namun tidak begitu viral, dibanding dengan tulisan Kartini yaitu Habis Gelap Terbitlah Terang yang dikirimkan ke negeri Belanda.

Kelahiran hari Kartini menuai protes bahkan hingga hari ini.


Presiden Sukarno telah lebih dulu juga merasakan pro dan kontra ketika mengeluarkan Kepres tentang Hari Kartini.


Akhirnya Bung Karno mencari Alternatif peristiwa Sejarah yaitu dengan adanya Kongres Kaum Perempuan di Yogyakarta. Kongres ini pun terinspirasi dengan Kongres Pemuda pada tahun yang sama di Jakarta dengan selisih waktu kurang dari 2 bulan. Sehingga tanggal awal Kongres kaum Ibu dipilih sebagai peringatan Hari Ibu.


Presiden Soekarno, "Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928 menetapkan Hari Ibu yaitu   untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara." 

Arti Hari Ibu telah banyak berubah. Peringatan hari Ibu sebelum Pandemi tahu 2019,  dengan menyatakan rasa cinta terhadap kaum ibu. Saling bertukar hadiah dan menyelenggarakan berbagai acara  seperti lomba memasak, memakai kebaya, busana muslim terbaik, dan pemilihan wanita berprestasi di bidangnya. 

Sejak Pandemi di awali libur siswa total sejak 16 Maret 2020 hingga 22 Desember 2021, praktis tidak ada peringatan hari Ibu. Kalau ada sifatnya sangat kecil dan kelompok tertentu. Bahkan dua tahun tersebut juga tidak ada Upacara Bendera. Hanya "Pecinta Sejarah yang masih memperingati" dengan Prokes yaitu Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci tangan.

Apalagi biasanya, saat Hari Ibu kondisi sekolah secara normal sudah banyak yang libur sebelum Pandemi Covid 19.


Saat hari ini, 22 Desember 2021 Pandemi juga masih berlangsung, walau sudah ada PTM (Pembelajaran Tatap Muka) antara 25 hingga 50 %.


Seperti di sampaikan di atas bahwa Hari Ibu di Indonesia dirayakan pada ulang tahun hari pembukaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama, yang digelar dari 22 hingga 25 Desember 1928. Kongres ini diselenggarakan di sebuah gedung bernama Dalem Jayadipuran, yang kini merupakan kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional di Jl. Brigjen Katamso, Yogyakarta. Kongres ini dihadiri sekitar 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatra. Di Indonesia, organisasi wanita telah ada sejak 1912, terinspirasi oleh pahlawan-pahlawan wanita Indonesia pada abad ke-19 seperti Kartini, Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Meutia, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, Rasuna Said, dan sebagainya. Kongres dimaksudkan untuk meningkatkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pernikahan.


Pada bagian sejarah lain, bahwa Indonesia juga merayakan Hari Kartini pada 21 April, untuk mengenang aktivis wanita Raden Ajeng Kartini. Pada saat Presiden Soekarno menetapkan Kartini sebagai pahlawan nasional emansipasi wanita dan hari lahir Kartini sebagai memperingati hari emansipasi wanita nasional. 


Menurut masyarakat, Kartini lebih pro-Belanda daripada tokoh wanita seperti Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Din, Cut Nyak Meutia, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, Rasuna Said, Rohana Kudus, Raden Serang, dll.


Akhirnya Soekarno memutuskan bahwa  Hari Ibu Nasional sebagai hari mengenang pahlawan wanita dan pahlawan kaum ibu.


Era digital milenial telah membuat kaum wanita mendapatkan kesempatan yang lebih besar. Presiden, Menteri, Gubernur, Walikota/Bupati, Kapolres, Anggota MPR/DPR, Ketua Organisasi,  Kepala SKPD hingga Pengusaha telah banyak diduduki oleh Kaum Ibu. Sopir truk hingga pengemudi Becak, Ojek yang dulu banyak untuk kaum pria, sekarang Ibu-ibu juga ikutan. Kepala sekolah dan Guru juga lebih banyak kaum Ibu. Belum lagi di berbagai Instansi Pemerintah dan Swasta juga banyak pemimpin dan pekerja yang merekrut kaum wanita.


Saat ini kita memiliki dua peristiwa sejarah untuk kaum hawa di Indonesia yaitu Hari Kartini dan Hari Ibu dengan beda makna tetapi satu tujuan yaitu Hormati wanita yang sesungguhnya adalah Engkau lahir dari semua rahim wanita yaitu Ibumu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

November Hitam di Mbedug

 [11/7 21.16] rudysugengp@gmail.com: *November Hitam di Mbedug* Karya: Rudy Sugeng Prayitno Dusun Mbedug, November 1965. Angin sore menghemb...