3000
SUNAN GRESIK
Syekh Maulana Malik Ibrahim, atau dikenal masyarakat Gresik sebagai Kakek Bantal alias Sunan Gresik. Juga Makdum Ibrahim As-Samarkandy atau Syeh Maghribi.
Tempat lahir :
Samarkand (Asia Tengah), atau Campa (Kamboja), atau Maroko. Ayahnya bernama Barakat Zainul Alam, seorang ulama besar dari Maghrib.
Sunan Gresik memiliki dua putra, yaitu Raden Rahmat atau Sunan Ampel dan Sayid Ali Murtadha atau Raden Santri.
Dakwah Sunan Gresik :
1. Awal Dakwah di Gresik
Sunan Gresik, berdakwah pertama kali ialah desa Sembalo, sekarang daerah Leran, Kecamatan Manyar, yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik, sekitar 1371 Masehi.
2. Tahun 1389, mendirikan Masjid Pesucinan, kecamatan Manyar, sebagai tempat ibadah sekaligus pusat pengajaran Islam, dengan tidak menentang langsung kepercayaan lokal.
3. Mulai berdakwah ke luar dengan menggunakan perdagangan yaitu di Desa Rumo, dekat pelabuhan yang dihuni orang-orang Rum (Persia).
4. Secara etika, meminta izin kepada Raja Majapahit di Trowulan dan mengajak raja memeluk Islam.
Saat mulai berdakwah, Raja Majapahit, Prabu Hayam Wuruk, memerintah tahun 1350 - 1389, berlanjut Raja Wikramawardhana tahun 1389 - 1429.
4. Untuk melatih kader dakwah Islam yang kelak akan menyebarkan ajaran Islam ke seluruh Nusantara, mendirikan pesantren di desa Gapura. Saat itu, di Majapahit sedang menghadapi krisis internal dan ketegangan politik, yaitu Perang Paregreg 1401 -1406.
Selain berdakwah, juga mengajarkan teknik bercocok tanam yang lebih produktif dan memberikan pengobatan gratis bagi orang yang sakit.
5. Maulana Malik Ibrahim menghabiskan sisa hidupnya di Desa Gapura, Gresik, dengan terus berdakwah hingga, Wafat pada 12 Robiul Awal Tahun 822 Hijriyah atau 8 April 1419.
Menurut inskripsi yang terdapat di makam, beliau wafat pada tahun 882 H/1419 M. Pada batu nisan makamnya, tertulis:
Laa ilaaha illallaah
Quran Surat : al-Baqarah ayat 225, Ali 'Imran ayat 185, ar-Rahmaan ayat 26-27, at-Taubah ayat 21-22.
Karomah Sunan Gresik:
1. Kisah karomahnya diawali saat mengembara dan bertemu dengan sekelompok orang yang mengadakan upacara pengorbanan seorang gadis di atas bukit untuk meminta hujan, kepada Dewa Hujan.
"Sudah berapa gadis yang dikorbankan,?" tanya Syekh Maulana Malik . "Dua," jawab dukun itu. "Apakah setelah dua nyawa itu melayang, hujan turun?" tanya Syekh Maulana Malik Ibrahim lagi.
Dukun itu terdiam.
Tetapi dia meyakini setelah yang ketiga ini, Dewa Hujan akan mengabulkan.
Syekh Maulana Malik Ibrahim berujar, "Bila hujan dapat turun, masihkah kalian akan mengorbankan gadis ini, ?".
Beliau lalu menjalankan salat Istisqa untuk minta hujan.
Orang-orang yang menyaksikan itu menjadi takjub dan gembira, karena hujan turun.
"Semua adalah berkat keagungan Allah, Tuhan yang sebenarnya", ucap Beliau.
Lalu orang-orang tersebut diajarkannya mengucap dua kalimat sahadat dan masuk agama Islam.
Karomah lain, masih banyak.
Sumber : kumparan.com, Radarutara.com, detik.com, merdeka.com, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar