2999
Sunan Drajat
Lokasi :
Makam Sunan Drajat terletak di Dusun Drajat, Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.
Nama Sunan Drajat :
Nama asli yaitu Raden Qosim lahir pada tahun 1470 masehi. Nama lahir yaitu Raden Maulana Hasyim dan kemudian mendapatkan gelar Raden Syarifuddin. Ada 5 julukan selain Sunan Drajat yaitu Sunan Mahmud, Sunan Muryapada, Syekh Masakeh, Raden Imam, dan Sunan Mayang Madu.
Ayahnya Sunan Ampel dan ibunya Nyai Ageng Manila yaitu putri Ki Adipati Tuban.
Anak kedua dari 5 bersaudara sekaligus adik dari Sunan Bonang.
Nama Sunan Drajat didapatkan ketika menyebarkan dakwah selama 36 tahun di daerah Drajat yang merupakan otonomi daerah Demak.
Gelar Sunan Mayang Madu pada tahun 1520 yang diberikan Sultan Demak I karena dia berhasil untuk menyejahterkan masyarakat di Paciran.
Sunan Drajat bersekolah di pesantren milik ayahnya yaitu Ampel Denta di Surabaya. Berguru juga kepada Sunan Gunung Jati di daerah Cirebon, dengan nama Syekh Syarifuddin.
Karomah Sunan Drajat :
Saat berlayar, terhempas ombak, diselamatkan oleh 2 ekor ikan yang cukup besar, yakni ikan cucut dan ikan talang dan terdampar di Desa Jelak, Banjarwati.
Mbah Mayang Madu dan Mbah Banjar yang merupakan pimpinan Kampung Jalak, menyambutnya dengan hangat. Sunan Drajat menetap di Desa Jelak dan menikah dengan putri Mbah Mayang Madu, Nyai Kemuning.
Beliau mendirikan surau yang berkembang menjadi pesantren yang dapat membantu masyarakat Desa Jelak. Hal ini menjadikan menjadi desa maju dan berganti nama menjadi Desa Banjaranyar.
Sunan Drajat tinggal di Jelak selama lebih dari setahun.
Beliau pindah sekitar satu kilometer ke selatan, di mana dia memulai kehidupan baru di lahan yang pada awalnya masih liar.
Dengan meminta persetujuan Sultan Demak I dan kemudian mendapatkan tanah tersebut. Wilayah terebut sangat penting karena aman dari banjir dan memiliki makna spiritual sebagai gunung yang dekat dengan Allah SWT. Hal ini karena dalam sejarah Islam, gunung dikaitkan dengan wahyu.
Banyak cerita tentang hantu yang menakuti masyarakat, meneror warga sekitar, dan menyebarkan penyakit. Namun Sunan Drajat mampu mengatasinya.
Setelah lahan dibersihkan, mereka membangun kota seluas 9 hektare. Sunan Giri memberitahu Sunan Drajat dalam mimpi apa yang harus dia lakukan, maka Sunan Drajat kemudian pindah ke suatu tempat bernama Ndalem Duwur di sisi selatan perbukitan.
Sunan Drajat juga membangun masjid di sebelah barat kota. Dia menggunakannya sebagai tempat untuk menyebarkan berita tentang Islam hingga akhir hayatnya.
Gamelan Singo mengkok Sunan Drajat kini di Museum Drajat
Ajaran Catur Piwulang menunjukkan bagaimana dia mengajak manusia untuk berbuat baik terhadap sesama. Keempat ajaran tersebut adalah:
1. Berikan tongkat kepada orang buta dan orang yang berjalan di jalan licin.
2. Memberikan makanan kepada orang yang lapar.
3. Berikan orang yang telanjang berupa pakaian.
4. Berikan payung kepada seseorang yang kehujanan.
Sumber : iNews.id, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar