Kamis, 27 Maret 2025

Pawai Ogoh-ogoh

2996

Pawai Ogoh-ogoh 

"Ogoh-ogoh" berasal dari bahasa Bali, yaitu kata ogah yang artinya "goyang"; ngogah artinya "menggoyang".

Cara pengarakan ogoh-ogoh, yaitu digoyang-goyangkan agar terlihat seolah-olah bergerak dan menari. 


Sejarah :

Tradisi ogoh-ogoh seperti yang dikenal sekarang ini tergolong budaya yang relatif baru, dan tidak berasal dari zaman Bali Kuno, tetapi memiliki akar dan inspirasi dari tradisi kuno.


Sebelum 1980-an, patung-patung tersebut belum dikenal dengan istilah ogoh-ogoh, dan pengarakannya tidak untuk pawai Pengrupukan (sehari sebelum Nyepi).


Kegunaan untuk upacara kremasi besar atau pelebonan yang menggunakan Bade Awin atau Pengabenan Mawangun.


Video bersejarah yang direkam oleh komponis Colin McPhee dari Kanada menampilkan sejumlah patung diarak sewaktu pelebon di Gianyar tahun 1933.


Presiden Soeharto menetapkan Nyepi sebagai hari libur nasional : Keputusan Presiden Nomor 3 tahun 1983.

Gubernur Bali Ida Bagus Mantra mengimbau masyarakat untuk memeriahkan penyambutan Nyepi dengan membuat dan mengarak ogoh-ogoh pada saat ritual Pengrupukan.


Ogoh-ogoh benar-benar "membumi" di Bali atau berkembang secara merata semenjak dilombakan pada Pesta Kesenian Bali tahun 1990.


Pembuatan :

Bahan dasar ogoh-ogoh ialah bambu atau rotan yang dijalin membentuk kerangka sesuai dengan bentuk yang diinginkan.


Di Bali, banyak ogoh-ogoh yang dibentuk pada suatu rangkaian besi yang berfungsi sebagai "tulang" yang menopang dan memperkuat konstruksi ogoh-ogoh.


Kemudian bentuk dari jalinan bambu atau rotan tersebut dilapisi dengan kertas dalam beberapa tahap sampai mencapai ketebalan atau tekstur yang diharapkan. Proses berikutnya ialah pelapisan dengan bahan bertentu, lalu pewarnaan dengan cat. 


Beberapa ogoh-ogoh dibuat dengan menambahkan bulu-bulu, serat, atau bahan lainnnya sesuai kreativitas. 

Kain, perhiasan, dan aksesoris merupakan pelengkap yang dipasang belakangan.


Ada pula ogoh-ogoh yang berbahan dasar stirofoam atau gabus, suatu produk busa sintetis dari polistirena. 

Bahan tersebut sekarang dilarang, karena bau saat dibakar mengganggu pernafasan.


Pemanfaatan bahan organik sebagai bahan dasar ogoh-ogoh, misalnya daun dan kulit pohon, menjadi tren di sebagian besar seka teruna-teruni atau komunitas pemuda Bali.


Lamanya proses pengerjaan  antara 1 minggu hingga 1 bulan, bahkan ada yang mencapai 5 bulan.


Tinggi ogoh-ogoh mulai dari ogoh-ogoh mini, kurang 1 meter, biasa dipajang di toko-toko seputar Denpasar menjelang Nyepi.

Ogoh-ogoh buatan banjar tingginya mencapai 8 meter.


Untuk lomba mensyaratkan tinggi maksimal ogoh-ogoh yaitu 6 meter.


Berat rata-rata ogoh-ogoh antara 100 kilogram hingga 1 ton.


Di Luar Bali :

Tahun 2012, Pawai Ogoh-ogoh pernah diadakan di Tugu Pahlawan dengan 15 patung yang diarak.

Daerah lain, juga ada.


Negara lain :

1. Pawai ogoh-ogoh untuk menyambut Nyepi di Brussel (Belgia)

Pawai di :

2. Den Haag (Belanda), tahun 2015; 

3. Tokyo (Jepang) tahun 2022; 

4. Tasmania, Australia


Sumber : Wikipedia, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oktober Kelabu ing Bumi Mbedug

 *Oktober Kelabu ing Bumi Mbedug*  Anggitane : Prayitno   Dusun mbedug, Oktober 1965.    Angin sore menghembuskan ambu godhong jati garing l...