Sabtu, 04 Januari 2025

Misteri Dimana Lokasi Kerajaan Majapahit

 Misteri Dimana Lokasi Kerajaan Majapahit?

Keraton Besar Majapahit di Trowulan tak ada bekasnya sekarang ini. Padahal ini adalah kerajaan besar. Wilayahnya meliputi  seperti disebutkan kitab Negarakertagama meliputi Maluku hingga Sumatra dan Kalimantan.


Lokasi keraton diperkirakan berada di Pendapa Agung Dusun Ngelinguk, Desa Sentonorejo, Kec. Trowulan, Mojokerto. Di lokasi ini ditemukan bangunan batu bata panjang yang diperkirakan sebagai fondasi istana Majapahit.


Yang tersisa sekarang Candi Wringin Lawang sebagai pintu gerbang timur, Candi Tikus sebagai tempat mandi keputren, Candi Bajang Ratu sebagai pintu selatan, bekas perumahan orang istana, dan kolam segaran.


Hancurnya keraton Majapahit ada yang menyangka akibat serbuan Kerajaan Demak. Padahal musnahnya istana ini setelah serangan Girindrawardhana Dyah Ranawijaya, Adipati Daha. Dialah yang memboyong semua pusaka Majapahit dan memindahkan ibukota ke Daha Kediri.


Menurut sejarawan Slamet Muljana, Girindrawardhana inilah yang membangun dinasti Brawijaya. Dinasti ini sering disalahtafsirkan sebagai turunan Raden Wijaya. Di Negarakertagama tak ada nama Raden Wijaya. Yang tertulis Dyah Wijaya atau Sanggramawijaya.


Saat Dyah Wijaya menjadi raja Majapahit bergelar Kertarajasa Jayawardana. Dinastinya Rajasa mengikuti Ken Angrok pendiri Kerajaan Singasari yang bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Wijaya anak dari Lembu Tal anak Mahesa Cempaka anak Mahesa Wongateleng anak Ken Arok dan Ken Dedes.


Gambaran Keraton Majapahit


Negarakertagama menggambarkan kondisi keraton Majapahit yang terdiri beberapa bangunan gedung dalam lahan yang luas dikelilingi pagar tembok tinggi. Seperti ini deskripsinya.


Tersebut keajaiban kota, tembok batu merah, tebal tinggi, mengitari pura. Pintu barat bernama Pura Waktra, menghadap ke lapangan luas, bersabuk parit. Pohon brahmastana berkaki bodi berjajar panjang, rapi berbentuk aneka ragam.


Di situlah tempat tunggu para tanda (prajurit) terus menerus meronda jaga paseban. Di sebelah utara bertegak gapura permai dengan pintu besi berukir. Di sebelah timur panggung luhur, lantainya berlapis batu putih mengkilat. Di bagian utara, di selatan rumah berjejal jauh memanjang sangat indah.


Di selatan jalan perempat  balai prajurit tempat pertemuan tiap Caitra. Balai Agung Manguntur dengan Balai Witana di tengah, menghadap Padang Watangan. Yang meluas ke empat arah, bagian utara paseban pujangga dan Mahamantri Agung.


Bagian timur paseban pendeta Siwa-Buda yang bertugas membahas upacara. Pada masa grehana bulan Palguna demi keselamatan seluruh dunia. Di sebelah timur pahoman berkelompok tiga-tiga mengitari kuil Siwa.


Di selatan tempat tinggal wipra utama tinggi bertingkat menghadap panggung korban. Bertegak di halaman sebelah barat, di utara tempat Buda bersusun tiga. Puncaknya penuh berukir, berhamburan bunga waktu raja turun berkorban.


Di dalam, sebelah selatan Manguntur tersekat dengan pintu, itulah paseban. Rumah bagus berjajar mengapit jalan ke barat, di sela tanjung berbunga lebat. Agak jauh di sebelah barat daya panggung tempat berkeliaran para perwira. Tepat di tengah-tengah halaman bertegak mandapa penuh burung ramai berkicau. Di dalam di selatan ada lagi paseban memanjang ke pintu keluar pura yang kedua. Dibuat bertingkat tangga, tersekat-sekat, masing-masing berpintu sendiri.


Semua balai bertulang kuat bertiang kokoh, papan rusuknya tiada tercela. Para prajurit silih berganti, bergilir menjaga pintu, sambil bertukar tutur.


Inilah para penghadap pengalasan Ngaran, jumlahnya tak terbilang, Nyu Gading Jenggala-Kediri, Panglarang, Rajadewi, tanpa upama. Waisangka kapanewon Sinelir, para perwira Jayengprang, Jayagung dan utusan Pareyok Kayu Apu, orang Gajahan dan banyak lagi.


#Trowulan #Mojokerto #Mojopahit #sejarah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Gunung Semeru

 Dewa Brahma berubah menjadi kura-kura, punggungnya yang keras digunakan untuk mengangkut puncak Gunung Meru. Sementara Dewa Wisnu berubah m...