Selasa, 10 September 2024

KISAH 3 Diponegoro

 [9/9 21.53] rudysugengp@gmail.com: Siu Ban Ci, Selir Prabu Brawijaya Dari China yang Mengubah Sejarah Jawa


Prabu Brawijaya yang diduga merupakan raja terakhir Kerajaan Majapahit, jatuh cinta pada pandangan pertama, saat menatap gadis cantik bernama Siu Ban Ci. Gadis muslim berdarah China tersebut, datang ke Istana Majapahit untuk menemani ayahnya, Syekh Betong atau Tan Go Hwat.


Syekh Betong yang juga dikenal dengan nama Kyai Betong, datang menghadap Prabu Brawijaya di Istana Majapahit, untuk meminta izin berdagang di wilayah Keling. Syekh Bentong merupakan saudagar kaya, yang juga ulama besar. 


Saat menghadap ke Prabu Brawijaya, Syekh Bentong juga membawa berbagai seserahan, yakni batu giok dari China, kain sutra, keramik Tiongkok, dupa, dan mutiara. Tetapi, bukan seserahan itu yang membuat Prabu Brawijaya tertarik, melainkan dia terpikat oleh kecantikan Siu Ban Ci. 


Diam-diam, permaisuri Kerajaan Majapahit, Dewi Amarawati atau Putri Champa menaruh rasa cemburu saat menyaksikan Prabu Brawijaya mulai terpikat dengan Siu Ban Ci. Di tengah gemuruh rasa cemburu sang permaisuri, Prabu Brawijaya justru mempersilahkan Syekh Bentong bersama putrinya beristirahat di Puri Kanuruhan. 


Setelah beristirahat semalam di Puri Kanuruhan, Syekh Batong dipanggil untuk menghadap kembali kepada Prabu Brawijaya. Saat itulah, penguasa Majapahit itu menyampaikan niatnya untuk meminta putri Syekh Betong, Siu Ban Ci menjadi garwa ampeyan atau istri selirnya. 


Permintaan langsung dari Prabu Brawijaya itu, ternyata mendapatkan persetujuan dari Syekh Bentong. Bahkan, Siu Ban Ci akhirnya juga dibawa serta untuk menghadap Prabu Brawijaya. Kedatangan Siu Ban Ci ke Istana Majapahit, dibawa menggunakan tandu terbaik dari Puri Kanuruhan. 


Prabu Brawijaya sangat mencitai Siu Ban Ci, kondisi ini semakin membuat Dewi Amarawati dibakar cemburu dan amarah. Dalam Babad Tanah Jawi diceritakan, saat Dewi Amarawati belum juga memiliki keturunan, ternyata Siu Ban Ci justru sudah hamil dari buah cintanya dengan Prabu Brawijaya. 


Kehamilan Si Ban Ci semakin memperburuk hubungannya dengan Amarawati. Bahkan, secara terang-terangan Amarawati meminta Prabu Brawijaya untuk menceraikan Siu Ban Ci. Cinta yang sudah tumbuh di hati Prabu Brawijaya, tak dapat dipadamkan.


Prabu Brawijaya tak mampu menolak permintaan Permaisuri Amarawati. Siu Ban Ci akhirnya di kirim ke Palembang, dalam kondisi hamil tiga bulan. Siu Ban Ci dititipkan kepada Adipati Palembang, Arya Damar. 


Palembang kala itu masih masuk wilayah kekuasaan Majapahit. Di wilayah tersebut, juga sangat banyak penduduk asal China. Dengan menitipkan ke Arya Damar, Prabu Brawijaya berharap, Siu Ban Ci lebih betah hidup di Palembang. 


Arya Damar merupakan putra Raja Majapahit, Bathara Prabu Wikramawardhana dengan seorang selir yang juga berdarah China. Arya Damar yang terhitung masih paman dari Prabu Brawijaya, memiliki nama asli Swan Liong. 


Prabu Brawijaya akhirnya melepas kepergian wanita yang sangat dicintainya ke Palembang, dan merelakan Arya Damar menikahi Siu Ban Ci. Prabu Brawijaya memberi syarat kepada Arya Damar, agar Siu Ban Ci tidak diapa-apakan sebelum anak buah cintanya lahir. 


Bahkan, Prabu Brawijaya juga meminta agar bayi yang ada dalam kandungan Siu Ban Ci diberi nama Naraprakosa ketika kelak lahir di dunia. Nama Naraprakosa dipilih Prabu Brawijaya, karena memiliki arti laki-laki perkasa.


Setelah lahir, buah cinta Prabi Brawijaya dengan Siu Ban Ci tersebut, justru diberi nama Raden Hasan, dan memiliki nama China, Jin Bun. Saat beranjak dewasa, Raden Hasan melakukan perjalanan ke tanah Jawa, untuk menemui ayah kandungnya.


Saat Prabu Brawijaya atau Bhre Kertabhumi bertemu darah dagingnya, perasaannya begitu senang. Bahkan, penguasa Majapahit tersebut mengangkat Raden Hasan menjadi Adipati Demak. 


Prabu Brawijaya juga mengangkat adik tiri Raden Hasan, yang merupakan buah perkawinan Arya Damar dengan Siu Ban Ci, Raden Husain atau Raden Kusen sebagai Adipati Terung, yang dikemudian hari dikenal dengan nama Arya Pecattanda.


Sumber : sindonews.com

#kerajaan #tempodulu #selir

[9/9 22.02] rudysugengp@gmail.com: PARA PEMBESAR SUNDA YANG WAFAT DI BUBAT


Nama-nama para pembesar Sunda yang wafat di Bubat (Majapahit) dalam pembantaian yang dilakukan Gajah Mada. Demikian nama-namanya:


Rakeyan Tumenggung Larang Ageng; Rakeyan Mantri Sohan; Yuwamantri (menteri muda) Gempong Lotong; Sang Panji Melong Sakti; Ki Panghulu Sura; Rakeyan Mantri Saya; Rakeyan Rangga Kaweni; Sang Mantri Usus (Bayangkara Sang Prabu); Rakeyan

Senapatiyuda Sutrajali; Rakeyan Juru Siring; Ki Jagat Saya (Patih Mandala Kidul); Sang Mantri Patih Wirayuda; Rakeyan Nakoda Braja (Panglima Angkatan Laut Sunda); Ki Nakoda Bule (pemimpin jurumudi kapal perang kerajaan); Ki Juru Wastra; Ki Mantri Sebrang Keling; Ki Mantri Supit Kelingking. Kemudian Sang Prabu Maharaja Linggabuana Ratu Sunda, Rajaputri Dyah Pitaloka, bersama semua pengiringnya.

#faktasejarah #sejarahbangsa #sejarahnusantara

[9/9 22.04] rudysugengp@gmail.com: ALASAN TERPILIHNYA KALIMANTAN JADI IBUKOTA NEGARA


JAKARTA ada Kali ciliwung , kali malang , kali bata , kali deres , kali jodoh dan akhirnya yang terpilih : KALIMANTAN


Mengapa Kalimantan yang terpilih ?. 


Karena kali yang lain itu Terdiri dari 2 kata dan terpisah , sehingga jika dipilih akan menambah biaya untuk buat jembatan menyatukan 2 kata yang terpisah tersebut & Serem2 sebutannya.


Kali Ciliwung ..Banjir

Kali Bata... Makam,

Kali Deres takut hanyut. 

Kali Jodoh  Prostitusi.


Akhirnya dipilihlah Kalimantan selain katanya nyambung juga bisa membuat kenangan indah

 

KALI ajaa bisa ketemu MANTAN


Tapi .  tak mengapa ibukota pindah ke KALIMANTAN, tapi Q pastikan Q takkan pindah ke HATIMANTAN ๐Ÿ˜…...eaaaa..eaaaa๐Ÿ˜๐Ÿคญ๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…๐Ÿ˜‚


#eaaa...eaaaaaaa.๐Ÿ˜›๐Ÿ˜‚ uhuy ๐Ÿ˜‚

๐Ÿคฃ๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„


๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ


#monas_sudah_sampai ๐Ÿ˜€๐Ÿ˜๐Ÿ˜…


Hehee

Booster imun ๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€

Selamat pagi ๐Ÿงก๐Ÿงก๐Ÿงก๐Ÿฅฐ๐Ÿค—๐Ÿค—

[10/9 17.02] rudysugengp@gmail.com: *Banjir Kritik untuk Nadiem: Tak Pengalaman Pendidikan, Juga Disebut Jarang Mau Diundang ke Kampus*


oleh Tim News diperbarui 10 Sep 2024, 07:46 WIB


Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK) memberikan kritik terhadap Mendikbudristek Nadiem Makarim yang tidak memiliki pengalaman di dunia pendidikan. Bahkan, ia juga jarang ke kantor dan bahkan tidak pernah berkunjung ke daerah.


Terkait hal itu, Pengamat Pendidikan Edi Subkhan mengatakan, bukan hanya jarang ke kantor saja. Melainkan juga jarang mau diundang untuk hadir dalam acara yang diselenggarakan pihak universitas atau kampus.


"Termasuk juga seorang Nadiem Makarim itu kalau di dalam lingkup kampus sendiri juga menjadi pertanyaan sebenarnya, karena menjadi salah satu menteri yang paling jarang mau diundang secara formal ke kampus juga sebenarnya untuk berdiskusi untuk apa nama, ya sering-sering itu," kata Edi kepada merdeka.com, Senin (9/9/2024).


"Jadi lebih sering ke dinas pendidikan atau apa kalau pun ke bawah itu untuk kampanye program-program belajar merdeka, tapi untuk kajian-kajian yang semacam itu relatif kurang, selingan dengan kampus relatif kurang," sambungnya.


Menurutnya, kampus-kampus itu disebutnya menjadi pusat untuk melakukan perubahan. Terlebih soal ilmu pengetahuan, pencerahan ke publik untuk produksi tenaga kerja yang profesional.


"Tapi ketika nilai itu kurang sepertinya juga bisa kita lihat efeknya perhatian ke perubahan ini juga menjadi kurang dan efeknya seperti sekarang ini barangkali," sebutnya.


Bahkan, ketika diundang untuk menghadiri acara ulang tahun atau dies natalis sebuah kampus, Nadiem hanya mengirimkan ucapan melalui video saja.


"Tapi kalau ke kampus itu yang kita lihat paling jarang. Mungkin kalau ada disnatalis dia ngirimin ini aja video ucapan. Kita ingat dulu kalau awal pertama kali, dia kayaknya ke UI gitu ya, yang namanya itu kemudian kena jadi kontroversi. Habis itu enggak lagi kayaknya ke kampus," ujarnya.


Sehingga, bisa dihitung dengan jari berapa kali Nadiem bisa pergi atau turun ke daerah-daerah yang sampat diunggah di media sosial.


"Iya sih, kalau ke daerah barangkali kita kalau dilihat di postingan di Youtubenya itu ada 1-2 kali ya, tapi ya dalam rangka itu sih kampanye Merdeka Belajar itu kan sebenarnya banyak. Misalkan menjadi gebrakannya memang dalam episode-episode itu," ucapnya.


*Pemerintahan Prabowo Diminta Pilih Menteri Paham Pendidikan*


Dirinya menilai, kunjungan seorang menteri pendidikan ke sebuah kampus atau sekolah-sekolah dianggap menjadi penting. Apalagi, kampus negeri yang menjadi tempat pemerintah untuk berinvestasi.


"Iya, penting sekali karena pendidikan tinggi ya kampus lah, kampus negeri terutama itu, itu kan tempat pemerintah berinvestasi kan sebenarnya ya. Ada subsidi dari pemerintah itu. Namanya juga kampus negeri kan, kampusnya negeri," ungkapnya.


"Termasuk PTN Satker, PTN PH. Tapi ketika jalinannya berkurang ya, ya ada masalah-masalah yang enggak tercover itu, padahal kan dia butuh pembinaan untuk bisa mengambil keputusan," sambungnya.


Selain itu, dirinya pun berharap kepada pemerintahan mendatang untuk bisa memilih menteri pendidikan yang memang memiliki dan paham dunia pendidikan dan dapat melakukan perubahan-perubahan yang basisnya kajian ilmiah.


"Kalau kita lihat figur Nadiem Makarim kemarin kan harapannya ya memang seperti itu ada perubahan. Tapi basis untuk dia menjalin relasi dengan dunia pendidikan gitu ya, dengan masyarakat luas itu termasuk dalam beberapa perumusan kebijakan terlihat kurang melibatkan masyarakat luas," paparnya.


*Kebijakannya Kerap Timbulkan Polemik*


"Barangkali karena dia dilihat dari sisi background-nya, jaringnya kan, background-nya kan mempengaruhi jaring relasi sosial macam-macam itu kurang juga itu. Nah akhirnya beberapa kebijakan juga menimbulkan perdebatan di publik itu," pungkasnya.


Sebelumnya, Mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla mengkritik habis Nadiem Makarim yang sama sekali tidak punya pengalaman dalam bidang pendidikan tapi dia ditunjuk menjadi Kemendikbudristek. Nadiem bahkan disebut JK, jarang datang ke kantor bahkan tidak pernah berkunjung ke daerah.


JK bahkan membandingkan kepemimpinan Nadiem dengan dengan para tokoh-tokoh pendidikan terdahulu.


"Di belakang daripada semua pendidikan itu, ada orang 'the man behind the gun', kalau Perusahaan CEO dari daftar siapa menteri pendidikan selama ini. Pak Ki Hajar Dewantoro, orang hebat, mendirikan taman siswa. Itu cikal bakal dari prinsip pendidikan kita. Ada Pak Soemantri, ada Syarief Thayeb, Daoed Joesoef, Fuad, semua orang hebat di bidang pendidikan," ungkap JK dalam kanal YouTube TV Parlemen yang dikutip

 merdeka.com, Minggu (8/9).


Reporter: Nur Habibie


Sumber: Merdeka.com

[10/9 18.05] rudysugengp@gmail.com: PANTANGAN BANGSA JAWA & TEWASNYA TRUNOJOYO


Oleh Raja-Raja Jawa kala itu, tokoh ini tidak ubahnya seperti Ranggalawe dan Aria wiraraja, sama-sama Tokoh Asal Madura yang membahayakan kelangsungan dan kedudukan Raja-Raja Jawa kala itu. Bagi orang Jawa betatapun mempunyai sifat dewanya seseorang, jika dia bukan berdarah Jawa kemudian menduduki tahta dan memerintah Jawa hal tersebut merupakan aib bangsa Jawa. Oleh karena itu, bagamanapun caranya demi harga diri bangsa Jawa, Trunojoyo harus dimatikan.


Sama seperti pendahlunya Ranggalawe dan Aria Wiraraja, Trunojoyo adalah sosok orang Madura yang melakukan pemberontakan, bahkan Pemberontakannya cukup merepotkan sebab berhasil menduduki Keraton dan memaksa Raja Mataram kala itu (Amangkurat I) melarikan diri dan akhirnya wafat dalam pelarian (Wafat di Tegal). 


Sebagai Putra Mahkota, Amangkurat II, kemudian berusaha membangkitkan harkat martabat orang Jawa yang kala itu sedang dicengkeram oleh kekuatan asing yang ingin menghancurkan, yaitu gabungan para pemberontak yang dikomandoi dan didanai oleh orang-orang Madura, Makkasar dan Sunda (Cirebon & Banten). 


Cara Amangkurat II dalam menghadapi aliansi bangsa asing yang ingin menduduki tahta Jawa itu adalah dengan cara bersekutu dengan VOC. Persekutuan ini hasilnya memuaskan, sebab walaupun Mataram pada akhirnya menyerahkan imbalan beberapa daerah kepada VOC namun pada akhirnya yang menjadi Raja atas tanah Jawa adalah orang Jawa itu sendiri, bukan orang Madura, Makkasar ataupun Sunda. 


Menurut ahli, bahwa andai saja Trunojoyo memenangkan pertempuran hingga akhir, maka ia kemungkinan besar akan menjadi Raja di Jawa. Namun karena ia berhasil dikalahkan dan kemudian ditangkap, maka rencana tersebut gagal. 


Dalam catatan kolonial, setelah ditangkap oleh VOC, sebetulnya Trunojoyo akan diamnfaatkan oleh VOC, karenanya selepas ditangkap ia diperlakukan tidak ubahnya seperti Raja oleh VOC, meskipun begitu, hal ini rupanya dapat dibaca oleh Amangkurat II, sehingga ia kemudian buru-buru membunuh Trunojoyo dengan tangannya sendiri. Trunojoyo wafat saat melakukan kunjungan seremonial ke kediaman bangsawan di sebuah desa bernama Payak, Jawa Timur, pada 2 Januari 1680. Ia ditusuk oleh Amangkurat II dengan tangan dan kerisnya sendiri.

[10/9 18.12] rudysugengp@gmail.com: Ternyata, si Fufufafa ini cukup kaya dengan imajinasi. Tadinya, saya kira dia adalah orang yang sama sekali tidak punya imajinasi. 


Mungkin bukan imajinasi. Lebih tepatnya: Fantasi! 


Dia berfantasi tentang lawan politik ayahandanya, Mulyono, ketika itu. Naik ke Gunung Semeru, lalu menghiba agar Titiek kembali ke pelukannya. Setelah setelah itu si pendaki gunung menggelundung ke bawah seperti Landak (oh, di Bali ada anak muda yang dipolisikan karena memelihara Landak!). Dan, kemudian makan jagung bakar!   


Fantasi ini jelas dangkal. Sangat dangkal. Naik gunung, minta mantan kembali, menggelundung ke bawah, terus makan jagung bakar! 


Tidak ada koherensi apa pun disana. Tidak ada ide. Tidak ada gagasan, Satu ide cerita dan ide cerita lain tidak bersambung. 


Dan, mungkin terkesan aneh. Cerita aneh dari penulis cerita yang juga aneh! Orang mungkin akan tertawa. Karena akhirnya yang aneh: makan jagung bakar setelah menggelundung bagai landak! Orang tertawa karena aneh. Karena kemiskinan ide dan kesenangan pada hal-hal yang remeh. 


Masalahnya adalah pemilik akun ini akan mengelola negara ini. Kalau ada apa-apa dengan pendaki gunung itu (God forbid!), dialah yang akan memimpin Kowe-kowe sekalian menuju negara jagung bakar!

[10/9 18.35] rudysugengp@gmail.com: PROFIL PANGERAN DIPONEGORO Berikut ini profil dan riwayat  Pangeran Diponegoro yang dikutip dari jurnal UIN Alauddin Makassar yang judul : Perjuangan Pangeran Diponegoro Melawan Belanda :


Nama Kecil : Bendoro Raden Mas Ontowiryo


Tempat Lahir: Yogyakarta

Tanggal Lahir: 11 November 1785

Wafat: 8 Januari 1855

Nama Ayah: Raden Mas Surojo (Sultan Hamengku Buwono) III

Nama Ibu: R.A. Mengrawati


Istri:


Raden Ayu Retno Madubrongto

Raden Ajeng Supadmi

R.A. Ratnadewati

R.Ay. Citrawati

R.A. Maduretno

R.Ay. Ratnaningsih

R.Ay. Retnakumala

R.Ay. Ratnaningrum

Syarifah Fatimah Wajo


Anak :


Raden Mantri Muhammad Ngarip

Raden Mas Djonet Dipomenggolo

Raden Mas Dipoatmaja

Raden Suryaatmaja

Pangeran Alip

Raden Mas Roub

Raden Ayu Impun

Raden Ayu Joyokusumo

Raden Ayu Munteg

Raden Ayu Herjuminten

Raden Ayu Herjumerot

Raden Ayu Nangreni

Raden Ayu Mangkusumo

Raden Ayu Padmodipuro

Raden Ayu Poncokusumo

Raden Mas Kindar

Raden Mas Sarkuma 

Raden Mas Mutawaridin

Raden Ayu Putri Munadima

Raden Mas Dulkabli

Raden Mas Rajab

Raden Mas Ramaji


Riwayat  Pangeran Diponegoro :


Tahun 1825 - Pangeran Diponegoro mulai

menyerang Belanda

Tahun 1827 - Belanda menyerang kembali

Tahun 1830 - Pangeran Diponegoro ditangkap

Tahun 1830 - Pangeran Diponegoro Diasingkan ke Manado

Tahun 1833 Pemindahan lokasi pengasingan dari Manado ke Makassar


Tahun 1855 - Pangeran Diponegoro Wafat di Makassar


Demikianlah pembahasan mengenai biografi Pangeran Diponegoro, semoga informasi ini dapat menambah wawasan sejarah. ( Wallahu a'lam bishawab )


Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'affihi wa'fu Anhu ๐Ÿ™


#sejarah #pangerandiponegoro #pahlawan #nasional #jawapride #sejarahindonesia #pahlawannasional #fyp

[10/9 18.35] rudysugengp@gmail.com: Pangeran Diponegoro atau Raden Ontowiryo adalah putra tertua dari Sultan Hamengku Buwana III (11 November 1785 – 8 Januari 1855) dan seorang pahlawan nasional Republik Indonesia yang memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa selama periode tahun 1825 hingga 1830 melawan pemerintah Hindia Belanda. Sejarah mencatat Perang Diponegoro atau Perang Jawa dikenal sebagai perang yang menelan korban terbanyak dalam sejarah Indonesia, yakni 8.000 korban serdadu Hindia Belanda, 7.000 pribumi, dan 200 ribu orang Jawa serta kerugian materi 25 juta gulden. Sebagai konversi 1 gulden merupakan uang yang setara dengan satu gram emas sebagai persamaan, dan saat itu total pendapatan pemerintah Hindia Belanda per tahunnya adalah 2 juta gulden maka perang ini menghabiskan 10 tahun APBN Belanda dalam 5 tahun. Perang Jawa berakhir setelah para pemimpinnya ditangkap oleh Belanda. Pangeran Diponegoro ditangkap dan dibawa ke Magelang atas perintah Jenderal De Kock. Ia kemudian diasingkan ke Manado dan Makassar hingga akhir hayatnya. 


#pangerandiponegoro #radenmasontowiryo #pahlawanindonesia๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ #jogja #keindahanjogja

[10/9 18.36] rudysugengp@gmail.com: Tahukah kamu? perang paling memakan banyak korban di Indonesia adalah Perang Diponegoro atau Perang Jawa. Perang ini berlangsung dari tahun 1825 hingga 1830, melibatkan Pangeran Diponegoro yang memimpin rakyat melawan penjajah Belanda.


Perang ini dikenal sangat berdarah. Diperkirakan sekitar 200.000 orang tewas selama konflik ini. Angka ini termasuk pejuang Diponegoro, tentara Belanda, dan rakyat sipil yang terjebak dalam perang.

#pangerandiponegoro

#perangvoc #perangbelanda

#sejarahnusantara #diponegoro #perangrakyat

#sejarah #indonesia 

#semuaorang #everyone #pengikut 

Kembali Pada Jati Diri Bangsa Indonesia 


KH. Muhammad Nursalim adalah salah satu murid dan pasukan Pangeran Diponegoro yang dikirim untuk menggalang kekuatan di wilayah Ngawi, Jawa Timur. Tidak ada arsip kapan dan di mana beliau lahir, termasuk waktu kapan beliau wafat.


Dilansir dari langgar.co, KH. Muhammad Nursalim diutus oleh Pangeran Diponegoro saat dirinya ditangkap dengan licik oleh Kapten de Kock di Magelang pada 28 Maret 1830. Menurut Bizawie (2019) dalam bukunya yang berjudul Jejaring Ulama Diponegoro, KH. Muhammad Nursalim merupakan putra dari Kiai Maktub, seorang Tumenggung Rojo Niti.


KH. Muhammad Nursalim adalah salah satu ulama yang menolak takluk. Bahkan setelah penangkapan Pangeran Diponegoro, KH. Muhammad Nursalim masih tetap menggelorakan api perjuangan melawan Kolonial Belanda.


Beliau memiliki beberapa karomah, di antaranya berhasil lolos dari sergapan tentara Belanda dan kebal terhadap peluru dan senjata tajam. Hingga saatnya beliau berhasil ditangkap oleh pasukan Belanda dan dibawa ke penjara Benteng Van den Bosch (Benteng Pendem).


KH. Muhammad Nursalim tidak mendapat hokum buang karena status beliau bukanlah dari kalangan bangsawan, Belanda hanya ingin langsung mengeksekusi KH. Muhammad Nursalim. Pasukan Belanda langsung memberondong KH. Muhammad Nursalim dengan peluru, karena karomah beliau, tidak ada satupun peluru yang bersarang di tubuhnya.


Begitupun saat belanda merubah cara eksekusi pembunuhan KH. Muhammad Nursalim dengan menggunakan senjata tajam. Senjata tersebut tidak dapat menembus kulit beliau. Belanda makin terheran-heranb, akhirnya mereka merubah taktik eksekusi dengan cara mengikat beliau dengan tali tambang hingga tidak bisa bergerak.


Setelah diikat dengan kuat, KH. Muhammad Nursalim lalu dikubur hidup-hidup tidak jauh dari penjara tersebut. Dengan cara seperti itulah KH. Muhammad Nursalim wafat, cara keji yang Belanda lakukan untuk menghabisi para pengikut Pangeran Diponegoro.


Lokasi Makam

Makam KH. Muhammad Nursalim berada di dalam Benteng Van den Bosch atau biasa disebut Benteng Pendem Ngawi, yang berlokasi di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi.


Dulu makam KH. Muhammad Nursalim hanyalah sebuah gundukan kecil, namun pada 17 Agustus 1992 oleh Komandan Batalyon Armed makam tersebut dipugar. Saat ini makam KH. Muhammad Nursalim sudah tampak lebih bagus, telah ada atap dan pintu masuk yang dihiasi relief kaligrafi, menambah kesan nyaman dan menenangkan.


“Makam Mbah Muhammad Nursalim di Benteng Pendem tentu membawa aib pada Belanda karena Belanda ogah mencampuradukkan antara kepentingan orang mati dengan mereka yang masih hidup. Belanda pasti punya komplek pemakaman sendiri baik bagi kalangan mereka sendiri maupun kalangan musuh-musuhnya yang berbeda dengan tempat tinggalnya sehingga tidak mungkin orang Belanda menanam mayat musuhnya di kediamannya. Mbah Muhammad Nursalim adalah pengecualian itu. Makamnya di Benteng Pendem menunjukkan kapasitas sang pahlawan dan itu mencipratkan citra negatif ke pihak penjajah karena ada mayat yang tertanam di tempat mereka sehari-hari hidup,” tulis Mashuri Alhamdulillah dalam artikelnya yang berjudul Makam KH. Muhammad Nursalim, Kisah Lain di Balik Benteng Pendem Ngawi.

[10/9 18.36] rudysugengp@gmail.com: Pangeran Diponegoro dianggap sebagai salah satu pahlawan nasional yang berjuang sebelum tahun 1908.


Ia merupakan salah satu pahlawan nasional yang berani menentang Belanda secara tegas dan terbuka.


Sikapnya ini mendapat simpati dan dukungan dari rakyat Indonesia.


Pangeran Diponegoro yang sudah muak dengan kelakuan Belanda, tidak dapat menahan amarahnya ketika para penjajah itu memasang patok tanah di makam leluhurnya.


Akibat kejadian tersebut, meletuslah perang Diponegoro.


Perang ini menjadi salah satu pertempuran terbesar yang dialami Belanda selama menjajah Indonesia.


Penduduk di bawah kepemimpinan Pangeran Diponegoro bersatu dalam semangat “sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati”.


Yang artinya, sejari kepala, sejengkal tanah dibela sampai mati.


Dari Pangeran Diponegoro, anak Moms bisa belajar tentang keberanian.


Terutama untuk membela hak-hak yang dimiliki. . .


#fyp #fbpro #pangerandiponegoro

[10/9 18.37] rudysugengp@gmail.com: Pangeran Diponegoro dianggap sebagai salah satu pahlawan nasional yang berjuang sebelum tahun 1908.


Ia merupakan salah satu pahlawan nasional yang berani menentang Belanda secara tegas dan terbuka.


Sikapnya ini mendapat simpati dan dukungan dari rakyat Indonesia.


Pangeran Diponegoro yang sudah muak dengan kelakuan Belanda, tidak dapat menahan amarahnya ketika para penjajah itu memasang patok tanah di makam leluhurnya.


Akibat kejadian tersebut, meletuslah perang Diponegoro.


Perang ini menjadi salah satu pertempuran terbesar yang dialami Belanda selama menjajah Indonesia.


Penduduk di bawah kepemimpinan Pangeran Diponegoro bersatu dalam semangat “sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati”.


Yang artinya, sejari kepala, sejengkal tanah dibela sampai mati.


Dari Pangeran Diponegoro, anak Moms bisa belajar tentang keberanian.


Terutama untuk membela hak-hak yang dimiliki. . .


#fyp #fbpro #pangerandiponegoro

[10/9 18.37] rudysugengp@gmail.com: Pangeran Diponegoro dianggap sebagai salah satu pahlawan nasional yang berjuang sebelum tahun 1908.


Ia merupakan salah satu pahlawan nasional yang berani menentang Belanda secara tegas dan terbuka.


Sikapnya ini mendapat simpati dan dukungan dari rakyat Indonesia.


Pangeran Diponegoro yang sudah muak dengan kelakuan Belanda, tidak dapat menahan amarahnya ketika para penjajah itu memasang patok tanah di makam leluhurnya.


Akibat kejadian tersebut, meletuslah perang Diponegoro.


Perang ini menjadi salah satu pertempuran terbesar yang dialami Belanda selama menjajah Indonesia.


Penduduk di bawah kepemimpinan Pangeran Diponegoro bersatu dalam semangat “sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati”.


Yang artinya, sejari kepala, sejengkal tanah dibela sampai mati.


Dari Pangeran Diponegoro, anak Moms bisa belajar tentang keberanian.


Terutama untuk membela hak-hak yang dimiliki. . .


#fyp #fbpro #pangerandiponegoro

[10/9 18.39] rudysugengp@gmail.com: Sejarah Tongkat Pangeran Diponegoro, Mitos Pusaka 'Ratu Adil' yang Bikin Anies Baswedan Tikung Jokowi. 


Foto Anies Baswedan memegang tongkat Pangeran Diponegoro kembali jadi sorotan di media sosial, baru-baru ini. Padahal sebetulnya itu merupakan momen lebih dari sembilan tahun yang lalu.


Anies, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), mewakili pemerintah Indonesia menerima langsung pengembalian Tongkat Kiai Cokro.


Perlu diketahui, tongkat Pusaka Pangeran Diponegoro berbentuk setengah lingkaran ini disimpan selama 183 tahun oleh keluarga Baud di Belanda, yang pada 2015 mengembalikannya secara langsung pada pemerintah Indonesia.


Kini, kisah seputar benda peninggalan itu telah menciptakan gelombang spekulasi di media sosial. Beberapa pihak menganggap bahwa penyerahan tongkat Diponegoro kepada Anies Baswedan cukup mencuri perhatian.


Anies Baswedan pun disebut-sebut telah menikung Presiden Jokowi. Publik membaca kejadian ini sebagai langkah yang mengesankan Anies sebagai individu dengan pengaruh besar. 


Mitos yang berkembang di masyarakat Jawa menyebutkan bahwa orang yang memegang tongkat sakti tersebut akan mendapatkan kekuatan dan pengaruh tertentu, menambah kontroversi terkait pengalihan penerima tongkat.


Isu ini diperkuat ketika jurnalis Andy Noya, dalam wawancaranya dengan Anies Baswedan pada tahun 2023, menanyakan tentang tuduhan bahwa Anies mungkin telah menelikung Jokowi dengan menerima tongkat Diponegoro.


Anies menjelaskan bahwa penyerahan tongkat tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah disepakati dan bahwa tidak ada niat untuk mengungguli Presiden Jokowi.


Pada saat itu, sejarawan Rushdy Hoesein menyatakan bahwa dia belum menemukan bukti apakah Pangeran Diponegoro pernah memiliki tongkat. Status sejarah dari tongkat pusaka tersebut masih belum jelas.


Berdasarkan bukti-bukti yang ada, seperti foto dan lukisan di Museum Diponegoro, tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa Pangeran Diponegoro memegang tongkat. Namun, melihat tongkat yang dipegang oleh Anies pada waktu itu, tampaknya tongkat tersebut bukanlah tongkat yang digunakan untuk berjalan.


Menurut Rushdy, tongkat itu lebih mirip dengan peralatan perang. Pada bagian atas tongkat terdapat ukiran, sementara bagian bawahnya tidak memiliki keistimewaan khusus dan bukan tongkat yang menyimpan keris di dalamnya.


Tongkat Pangeran Diponegoro: Ratu Adil Jawa. 


Rushdy mengidentifikasi bahwa tongkat milik Pangeran Diponegoro kemungkinan adalah alat perang. Sementara itu, sejarawan Peter Carey dalam karyanya "Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855" menyebutkan bahwa tongkat tersebut dikenal sebagai "Erucokro," gelar yang menunjukkan tongkat itu memiliki hubungan dengan konsep Ratu Adil Jawa.


Carey menjelaskan bahwa tongkat tersebut diartikan sebagai bagian dari perjalanan spiritual Diponegoro, dengan desain cakranya yang mirip dengan senjata Dewa Wisnu dalam mitologi Jawa.


Selama masa tinggal di Belanda, keluarga Baud pernah menceritakan tentang tongkat pusaka Pangeran Diponegoro. Tongkat ini diberikan kepada leluhur Baud pada tahun 1834, sebagai hadiah di tengah situasi politik yang penuh ketegangan dan ketidakstabilan kekuasaan kolonial, sebagaimana dijelaskan di situs web Kemendikbud.


Setelah meninggalnya ayahanda ahli waris Jean Chretien Baud pada 2012, tongkat tersebut disimpan di rumah saudara perempuannya, Erica. Pada Agustus 2013, Harm Steven dari Rijksmuseum menghubungi keluarga Baud untuk menginformasikan tentang asal-usul tongkat tersebut.


Tongkat itu telah diteliti oleh sejumlah ahli yang mengkonfirmasi keaslian dan pentingnya artefak tersebut. Keluarga, sebagai ahli waris dari berbagai periode sejarah, menyadari betapa signifikan penemuan ini dan merasa bertanggung jawab untuk merawatnya dengan baik.


Kemudian, keluarga membahas makna dan konteks pemberian tongkat pusaka tersebut oleh leluhur mereka. Dalam diskusi tersebut, muncul keputusan untuk mengembalikan tongkat itu ke Indonesia.


Keluarga berharap penyerahan tongkat Pangeran Diponegoro ini akan menjadi simbol penting dalam memasuki era baru yang penuh dengan saling menghormati, persahabatan, dan kebersamaan.


Selain tongkat, Raja Belanda Willem Alexander juga menyerahkan sebuah keris milik Pangeran Diponegoro kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2020. Penyerahan keris tersebut berlangsung saat pertemuan antara Raja Willem dan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.


Sebagaimana dilansir dari berbagai sumber, Raja Willem yang didampingi oleh Ratu Belanda Maxima, mengunjungi Istana Bogor pada hari Selasa, 10 Maret 2020 lalu.


Penyerahan keris, yang selama ini tersimpan di Belanda, dilakukan secara simbolis setelah pernyataan pers bersama antara Raja Willem dan Presiden Jokowi.


Seperti itulah sejarah Tongkat Pangeran Diponegoro hingga mitosnya tentang ratu adil Jawa.

#tongkatdiponegoro #PangeranDiponegoro

#aniesbaswedan #belanda #update #terbaru

[10/9 18.40] rudysugengp@gmail.com: KISAH KRATON PLERET YANG HILANG


Bantul dan sejarah DI Yogyakarta memang tak bisa dipisahkan. Fakta sejarah telah terhampar luas. Bantul menyimpan banyak kisah kepahlawanan, antara lain: perlawanan Pangeran Mangkubumi di Ambar Ketawang, Perjuangan Pangeran Diponegoro di Selarong, serta upaya pertahanan Sultan Agung di Pleret. Kisah tentang Pleret ini penting untuk diketahui oleh para sedulur (trah) muda Bantul.


Pada peringatan Hari Jadi Kabupaten Bantul ke-169 pada 2007, Sultan Hamengku Buwono X menyerahkan Tombak Kyai Agnya Murni. Sebagaimana dikutip dari situs Pemkab Bantul, tombak pusaka Kyai Agnya Murni ini memiliki dapur Pleret yang menjadi cikal bakal pembaharuan pemerintahan Mataram era Sultan Agung. Kata “Agnya” bermakna perintah atau pemerintahan yang murni, suci/bersih.


Tombak tersebut memiliki pamor “wus wutah wengkon” yang bermakna melimpahnya kemakmuran bagi seluruh rakyat yang bila ditekakkan pada (landeyan) dasar kayu walikukun. Landeyan merupakan simbol keluhuran budaya yang didasarkan pada ilmu dan keteguhan iman.


Pleret pernah menjadi pusat pemerintahan kerajaan besar mataran Islam pada abad XVII selain Kotagede dan Kerto. Dari keraton Kerto, Sultan Agung memimpin era keemasan Mataran Islam dan melakuka perlawanan kepada Belanda. Kemudian, Putra Sultan Agung Sunan Amangkurat I yang menjadi penerus memindahkannya ke Pleret.


Menurut data sejarah dan arkeologis, Pleret mempunyai peranan penting pada sekitar abad ke-17. Sebagai sebuah ibukota kerajaan, Pleret telah mempunyai komponen yang cukup lengkap, antara lain gerbang pabean, keraton, jaringan jalan, pasar, masjid agung, tembol keliling, tanggung, parit, alun-alun, keraton, taman, dan benteng pertahanan.


Keberadaan benteng keraton Pleret ini sudah tidak dapat dilihat dari permukaan tanah. Namun, menurut catatan sejarah dan eskavasi arkeologis telah membuktikan keberadaan benteng Keraton Pleret.


Keberadaan Kraton Pleret berakhir pada tahun 1677 ketika terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Trunajaya. Amangkurat I kemudian meninggal di wilayah Tegal dan dimakamkan di Tegalwangi. Meskipun demikian, Kraton Pleret tetap digunakan oleh Pangeran Puger karena menolak mengakui kekuasaan Amangkurat II yang dibantu Belanda. Hingga, akibat kekalahan pertempuran, Pangeran Puger mengakui kekuasaan Amangkurat II dan tinggal di Kartasura.


Sejarah lain mencatat, pada 1826, Kraton Pleret digunakan sebagai benteng pertahanan pasukan Pangeran Diponegoro ketika melawan Belanda. Namun, Belanda kemudian membangun pabrik gula di Pleret dengan menggunakan bahan bangunan yang berasal dari bekas kraton maupun benteng Keraton Pleret.

#kiaipleret

#keratonpleret 

#pangerandiponegoro

[10/9 18.41] rudysugengp@gmail.com: Tahukah kalian? per4ng paling memakan banyak k0rban di Indonesia adalah Per4ng Diponegoro atau Perang Jawa. Perang ini berlangsung dari tahun 1825 hingga 1830, melibatkan Pangeran Diponegoro yang memimpin rakyat melawan penjajah Belanda.


Per4ng ini dikenal sangat berd4rah. Diperkirakan sekitar 200.000 orang tew4s selama konflik ini. Angka ini termasuk pejuang Diponegoro, tentara Belanda, dan rakyat sipil yang terjebak dalam per4ng.

#pangerandiponegoro

[10/9 18.44] rudysugengp@gmail.com: ๐Š๐š๐ซ๐จ๐ฆ๐š๐ก ๐๐€๐๐†๐„๐‘๐€๐ ๐ƒ๐ˆ๐๐Ž๐๐„๐†๐Ž๐‘๐Ž,

๐Š๐š๐ซ๐ž๐ง๐š ๐’๐ก๐š๐ฅ๐š๐ฐ๐š๐ญ ๐๐”๐‘๐ƒ๐€๐‡, ๐Š๐ฎ๐๐š ๐‹๐š๐ซ๐ข ๐“๐ž๐ญ๐š๐ฉ ๐“๐ž๐ ๐š๐ฉ ๐ƒ๐ข ๐€๐ญ๐š๐ฌ ๐‘๐š๐ฐ๐š ๐๐ž๐ง๐ข๐ง๐ .... 

:


Jum’at Pahing malam Sabtu Pon Tanggal 29 September 1829, satu episode Perang Jawa, di mana terjadi peperangan yang sempat membuat pasukan Pangeran Diponegoro terpukul mundur dan terdesak ...

Secara matematis, tidak ada celah yang akan mampu mengeluarkannya dari keadaan tersebut. Dibelakang sana, ribuan pasukan Belanda terdengar riuh ramai bersorak gembira, sudah terbayang di benak mereka akhir dari Perang Diponegoro yang menguras hampir seluruh konsentrasi mereka, baik harta, darah dan nyawa ...

Disaat tidak ada pilihan lain selain melawan dan mati atau melawan dan tertangkap, Pangeran Diponegoro melantunkan bait Sholawat Burdah dengan segala kepasrahan yang total :


ูˆู‚ุงูŠุฉ ุงู„ู„ู‡ ุฃุบู†ุช ุนู† ู…ุถุงุนูุฉ … ู…ู† ุงู„ุฏّุฑูˆุน ูˆุนู† ุนุงู„ ู…ู† ุงู„ุฃุทู…


“Perlindungan Allah jauh lebih berlimpah, dari sekedar baju besi berlapis dan dari benteng yang kokoh nan tinggi”


Allah SWT pun menjawab do’a Sholawat Burdah yang dilantunkan Pangeran Diponegoro, dengan mengutus Malaikat menyampaikan kabar :

Tidak usah ragu wahai Kekasih Allah, lompatkan kudamu kedalam Rawa yang membentang didepanmu”

Pangeran Diponegoro pun menjawab :

“Sami’naa wa atho’naa”

Pangeran Diponegoro membedal kudanya diikuti oleh pasukannya yang percaya dan taat kepada beliau, terjun kedalam rawa-rawa yang dalamnya tidak terukur. Atas izin Allah, bukan terperosok ataupun tenggelam, tapi Kuda yang beliau tunggangi bersama pasukannya mampu berlari tegap di atas Rawa Bening, melintasi Rawa Bening hingga Tuntang sejauh 8 Kilometer dengan selamat. Sedangkan tentara Belanda yang mengikuti beliau, terperosok tenggelam ke dalam rawa yang dalam ......


Karomah datang di saat yang amat genting. ... 

Karomah tidak dipelajari, tapi karomah adalah buah dari riyadloh, ketekunan, keta’atan, dan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya... 

Dan karomah Sholawat Burdah secara luar biasa mampu menjadi penghubung tanpa batas antara hamba dengan Tuhannya. 

Untuk Mengenang Jasa Para Pahlawan Khususnya Pangeran Diponegoro Yang telah berjuang untuk Kemerdekaan Tanah Air Indonesia ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ 


Marilah kita sama-sama  kirimkan Surat Alfatihah untuk para pejuang dan khususnya ntuk beliau.. Alfatihah .....


“SILAHKAN DI BAGIKAN/SHARE, SEMOGA BERMANFAAT.”

#pangerandiponegoro #karomahulama.. #ulamaindonesia #fyp

[10/9 18.45] rudysugengp@gmail.com: Keris Kyai Nogo Siluman Pangeran Diponegoro 


Pusaka itu telah kembali, setelah sejak tahun 1830 dinyatakan hilang. Pangeran Diponegoro merupakan tokoh penting dalam sejarah perlawanan Masyarakat Jawa terhadap Belanda. Sejak kedatangannya di Nusantara, Belanda tidak benar- benar mampu menguasai tanah keramat ini. Puncak dari perlawanan  itu dilakukan oleh Pangeran Diponegoro. 


Konon setelah perang Diponegoro selesai,  Belanda baru leluasa menguasai Nusantara. Hampir seluruh sendi kehidupan dikangkangi dengan nyaris tanpa kesulitan berarti. Jadi, Pangeran Diponegoro adalah penjaga martabat dan benteng terakhir kedaulatan Nusantara dengan segala otentisitasnya. 


Sekarang pusaka itu telah kembali. Ini tentu tidak sekedar kembalinya sebatang besi tua. Kembalinya keris ini semoga menjadi pertanda dan doa tentang kembalinya sebuah martabat. Aura keris tersebut akan menjadi simbol hidyah bagi bangsa ini untuk bisa mengerti hakekat kemerdekaan dan harga diri. 


Karena penjajahan hari ini telah hadir dengan bentuknya yang sangat manis. Ada penjajahan berwajah investasi. Sehingga penindas kita sembah- sembah sebagai pahlawan penolong ekonomi rakyat. 


Hidayah adalah penyembuh kegelapan berpikir. Kegelapan kolektif yang paling berbahaya adalah dukungan massal untuk  memberi kekuasaan kepada orang- orang yang telah jelas- jelas menjadi maling negara. 


Marwah Keris Pusaka ini somoga merupakan perwujudan cahaya gaib yang akan memberi penyadaran akal sehat. Sebagaimana dahulu 


R Ontowiryo ( Diponegoro) sangat mengerti soal - soal semacam itu.


#Pangerandiponegoro #kerisnogosiluman

[10/9 18.49] rudysugengp@gmail.com: Panglima Perang Diponegoro,  Nyi Ageng Serang, Raden Ayu Serang atau Nyai Ageng Serang (1752–1828) , Wafat sebelum perang Jawa Usai di tahun 1830. Salah satu diantara para bangsawan yg mendukung Pangeran Diponegoro.Strategi Brilianya adalah menggunakan Daun Talas  yaitu menutupi kepala prajuritnya dengan daun tersebut, jadi dari jauh terlihat seperti kebun. Memimpin sebagai Panglima perang Diponegoro pada usia 73 tahun, Wafat usia 76 Tahun.Pasukanya berperang di daerah Purwodadi, Semarang, Demak, Kudus, Yowono dan Rembang.


Jawa sempat hebat,  membolehkan perempuan jadi imam. #sejarah #pangerandiponegoro

@pengikut @sorotan Semua Orang

[10/9 18.50] rudysugengp@gmail.com: GAMBAR LUKISAN ASLI PANGERAN DIPONEGORO SEBELUM DIUBAH PAKE SORBAN PUTIH


By Ki Suwung

.

✍ Bahkan sejak lama gambar Pangeran Diponegoro sudah di Ba-alwikan dengan marga Al, kemudian mengubah BUSANA kejawennya jadi BERSORBAN.

.

Dan gambar P. Diponegoro naik kuda dengan sorban putihnya itu malah yang dinasionalkan, disebar lewat buku-buku pelajaran sekolah.

.

Padahal GAMBAR ASLI Pangeran Diponegoro itu selalu menggunakan beskap Mataraman, bukan jubah dan sorban putih seperti pada foto-foto yang beredar itu. Tapi kenapa kita malah bangga dengan busana yang direkayasa itu?

.

Sadarlah wahai anak cucu leluhur Nusantara, masih banyak yang dikaburkan sejarah bangsa ini dengan cara-cara yang TSM sejak lama demi untuk menguasai tanah air Indonesia ini.

.

Rahayu Mugia Gusti Paring Berkah ๐Ÿ™

.

.

Penampakan foto Asli .Pangeran Diponegoro. kenapa yg terkenal, memakai jubah dan naik kuda ?(apa mungkin di politisir)


#pangerandiponegoro #sejarah #fakta

#diponegoro

#habib #baalawi

#fbpro

#fyp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lagu nasional

  Lagu nasional Tanah Airku Tanah air ku tidak kulupakan Kan terkenang selama hidupku Biarpun saya pergi jauh Tidak kan hilang dari kalbu Ta...