Rabu, 27 September 2023

Lubang Buaya Jogja, Ditanami Ubi Jalar-Pisang untuk Hilangkan Jejak Mayat

 *Lubang Buaya Jogja, Ditanami Ubi Jalar-Pisang untuk Hilangkan Jejak Mayat*

Jauh Hari Wawan S - detikJateng

Rabu, 28 Sep 2022 20:33 WIB.

Yogyakarta - Lubang sedalam 70 sentimeter yang terletak di Dusun Kentungan, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Sleman mejadi saksi bisu peristiwa berdarah tahun 1965. Di lokasi itulah kemudian ditemukan jenazah Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono.

Seperti tujuh Pahlawan Revolusi yang ditemukan di sumur Lubang Buaya di Jakarta, Katamso dan Sugiyono juga menjadi korban kudeta berdarah yang dikenal dengan Gerakan 30 September 1965. Mereka dibunuh pada 2 Oktober 1965 oleh para stafnya.


Penjaga museum Malis Ari Juliyanto menceritakan jenazah dua pahlawan itu baru ditemukan sekitar tiga minggu setelah peristiwa pembunuhan. Malis menyebut untuk menghilangkan jejak, lubang ditimbun lagi dengan tanah dan ditanami ubi jalar dan pohon pisang.


Sebab, posisi lubang berada persis di pinggir kawat berduri yang di sebelahnya merupakan jalan pintas yang digunakan warga.


"Untuk menghilangkan jejak pada waktu itu yang mengeksekusi ada tiga orang, karena lubang ini di pinggir kawat berduri," kata Malis kepada detikJateng, Rabu (28/9/2022).


"Jadi jalannya itu lurus menghubungkan Jalan Kaliurang dan Condongcatur, waktu itu juga jalan pintas untuk warga, makanya untuk menghilangkan jejak ditanami ubi jalar dan pohon pisang," sambungnya.


Menurut Malis, jenazah bisa ditemukan setelah ada warga yang melintas curiga dengan aroma busuk yang menyengat dari sekitar kawat berduri.


"Tapi kan lama kelamaan karena kedalaman 70 sentimeter tercium bau busuk. Katanya ada warga lewat mencium bau busuk trus memberitahu anggota Suryosumpeno, Kodam, kok ada bau busuk di pinggir kawat berduri barulah ketemu di sini," ucapnya.


Kini lubang tersebut masih ada dan menjadi monumen. Saat ini bangunan yang berupa joglo itu kerap disebut sebagai 'Lubang Buaya Jogja' itu sudah dijadikan sebuah museum.


Diberi nama Museum Monumen Pahlawan Pancasila dan menjadi saksi bisu peristiwa berdarah tahun '65. Lubang itu berukuran sekitar 180 x 120 sentimeter. Dasar lubang dibiarkan tetap berupa tanah yang rata, kemudian dinding lubang telah disemen. Sementara lantai di sekitarnya berupa porselen putih.


Masuk ke joglo tempat lubang itu berada, terlihat diberi pembatas dengan rantai besi yang mengelilinginya. Terdapat pula papan di bawah lambang Garuda yang bertuliskan 'Lubang Tempat Diketemukan Kedua Pahlawan Revolusi'.


Katamso Darmokusumo dan Sugiyono yang gugur dalam tragedi '65 tersebut kemudian dinaikkan pangkatnya setingkat secara anumerta. Dua sosok perwira militer tersebut kemudian dianugerahi oleh pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Revolusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Prasasti Sojomerto

 [8/6 13.44] rudysugengp@gmail.com: Pakaian Asli Diponegoro  SIAPA BILANG PAKAIAN DIPONEGORO ITU SURJAN DAN BLANGKON? Ada sebagian orang yan...