*Ini alasan ibu Soekarno Ida Ayu Nyoman Rai enggan injakan kakinya di Istana Negara*
Disnu Restu Oktazian
Minggu, 24 September 2023 | 21:54 WIB
Hops.ID - Ibunda Soekarno yang bernama Ida Ayu Nyoman Rai mengungkap alasannya tak pernah ingin injakkan kaki Istana Negara.
Padahal saat itu, Soekarno berstatus sebagai presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jika tidak terlalu darurat, Ida Ayu Nyoman Rai mengungkap alasannya tak ingin pergi ke Istana Negara.
Menurut penuturan Bung Karno, jika ibundanya, Ida Ayu Nroman Rai memiliki keperluan, lebih baik sang proklamator pulang terlebih dahulu ke Blitar.
Dilansir dari presiden.perpusnas.go.id, saat kecil orang tuanya Ida Ayu Nyoman Rai memberi nama panggilan Srimben.
Srimben diketahui memiliki arti limpahan rezeki yang membawa kebahagiaan dari Bhatari Sri.
Waktu remaja, Srimben bershabat dengan seorang wanita bernama Made Lastri yang lalu mengenalkannya pada seorang guru Jawa bernama R. Soekeni.
Sang guru rupanya berjasil membawa kabur Nyoman Rai Srimben agar bersatu menjalani hidup baru dengan perjuangan yang nyaris melewati pertumpahan darah.
Pada tanggal 15 Juni 1887, Ida Ayu Nyoman Rai resmi menikah.
Di Jombang, ibu dari sang proklamator mengalami penderitaan yang luar biasa lantaran dua anaknya sering sakit-sakitan.
Karena faktor kesehatan, Ida Ayu Nyoman Rai sempat berpisah dengan Soekarno dan dirawat serta diasuh oleh mertuanya di Tulung Agung.
Tetapi akhirnya, Soekano diasuh kembali oleh Nyoman Rai dan mengikuti suaminya pindah ke Mojokerto.
Permasalahan lain muncul saat Ida Ayu Nyoman Rai dihadapkan dengan kepindahan sang suami ke Blitar dan Soekarno yang bersekolah di Surabaya.
Akhirnya, Soekarno harus dititipkan di rumah HOS Cokroaminoto dan melanjutkan sekolah di Surabaya.
Di daerah Blitar, Ida Ayu Nyoman Rai tinggal di asrama sekolah yang kini menjadi SMU 1 Blitar hingga dipercaya untuk mengelola asrama hingga makan para pelajar yang menetap di asrama.
Hati dan perasaan Ida hancur ketika muncul pemberitaan jika sang anak ditahan di Sukamiskin, Bandung.
Ia pun langsung bertolak ke Bandung dan mendatangi penjara Sukamiskin lantaran Nyoman Rai tidak tahu menahu soal politik dan langsung bertanya pada petugas rutan.
Tak mendapat jawaban, Ida justru mendapat jawaban dan bentakan agar pergi dari rutan tersebut.
Kala itu, dendam Ida makin tak terbendung saat melihat orang Belanda yang makin menunjukkan kebenciannya.
Dia tak ingin berada di Istana Negara walau sudah jadi pionir perkawinan campur antar suku.
Hal tersebut mungkin memberi inspirasi untuk Soekarno menyatukan Nusantara jadi Republik Indonesia.***
Editor: Anisa Widiarini
Sumber: Perpusnas.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar