*6 Tempat Saksi Bisu Peristiwa G30S PKI di Jakarta, Nomor 5 Paling Terkenal dan Lengkap*
Thomas Pulungan
Rabu, 27 September 2023 - 09:09 WIB.
JAKARTA - Bangsa Indonesia beberapa hari lagi akan mengenang peristiwa kelam Gerakan 30 September PKI atau G30S PKI yang terjadi pada tahun 1965 silam. Sejumlah tempat kini menjadi saksi bisu peristiwa G30S PKI di Jakarta.
Gerakan 30 September PKI merupakan sejarah kelam yang dimotori Partai Komunis Indonesia (PKI) dan pasukan Cakrabirawa. Mereka menculik sejumlah perwira tinggi Angkatan Darat di Jakarta pada malam 30 September 1965.
Malam itu enam jenderal dan satu perwira Angkatan Darat dibunuh secara kejam. Keenamnya adalah Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal Suprapto, Mayor Jenderal S Parman, Brigadir Jenderal DI Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomihardjo, Brigadir Jenderal MT Haryono, dan Letnan Satu Pierre Tendean. Sementara Jenderal Abdul Haris Nasution berhasil lolos.
Terdapat beberapa tempat yang kini jadi saksi bisu kekejaman PKI dalam pembantaian jenderal Angkatan Darat di Jakarta. Selain dijadikan lokasi wisata, tempat-tempat ini bertujuan mengingatkan para generasi muda akan pengorbanan para jenderal yang gugur dalam sejarah kelam Indonesia itu.
Dirangkum dari Litbang SINDOnews, Rabu (27/9/2023), berikut6 tempat saksi bisu peristiwa G30S PKI di Jakarta.
1. Museum Sasmita Loka A Yani
Museum ini berada di Jalan Lembang, Jakarta Pusat, yang dibangun sekitar tahun 1930-1940-an. Museum ini merupakan rumah yang dihuni Letjen Ahmad Yani sebagai perwira tinggi TNI AD dengan jabatan terakhir Menteri/Panglima Angkatan Darat RI. Rumah ini menjadi saksi bisu gugurnya Letjen A Yani dalam peristiwa G30S PKI.
Rumah Ahmad Yani ini diresmikan menjadi museum pada 1 Oktober 1966. Terdapat beberapa interior dan barang asli peninggalan Ahmad Yani yang dipajang di museum ini.
Seperti foto di bagian belakang rumah yang memperlihatkan rekonstruksi penembakan dan penculikan Letjen Ahmad Yani oleh kelompok PKI. Sementara dalam kamar tidurnya terdapat berbagai senjata yang sempat digunakan Letjen Ahmad Yani.
2. Museum Sasmitaloka Jenderal Besar DR Abdul Haris (AH) Nasution
Museum Abdul Haris Nasution terletak di Jalan Teuku Umar Nomor 40, Jakarta Pusat. Museum ini terbuka untuk umum setiap hari kecuali Senin. Museum ini merupakan kediaman pribadi Jenderal AH Nasution dengan keluarganya sejak menjabat sebagai KSAD tahun 1949 hingga wafatnya pada tanggal 6 September 2000.
Tempat ini menjadi saksi bisu peristiwa yang hampir merenggut nyawa Jenderal Abdul Haris Nasution. Pasukan Tjakrabirawa G-30S/PKI berupaya menculik dan membunuhnya.
Museum Abdul Haris Nasution diresmikan pada 3 Desember 2008 bertepatan dengan hari kelahiran Abdul Haris Nasution, oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
3. Monumen Ade Irma Suryani
Jenderal AH Nasution berhasil lolos pada malam G30S PKI. Namun putri keduanya, Ade Irma Suryani Nasution, serta ajudannya Kapten Anumerta Pierre Andreas Tendean, gugur dalam peristiwa itu.
Ade Irma Suryani pada saat itu masih berusia lima tahun. Sebanyak enam butir peluru bersarang di tubuh Ade Irma Suryani sehingga sempat dirawat di rumah sakit. Ade Irma pun akhirnya mengembuskan napas pada 6 Oktober 1965.
Untuk mengenang Ade Irma Suryani, pemerintah sengaja membangun sebuah monumen di dekat makamnya. Di Monumen Ade Irma Suryani tersebut terdapat foto dan tulisan dari sang ayah, Jenderal AH Nasution yang kini sudah memudar. Monumen ini berlokasi di Jalan Prapanca Raya No 12, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
4. Taman Makam Pahlawan Kalibata
Bagi masyarakat yang ingin berziarah kepada para jenderal yang gugur dalam G30S PKI dalam mengunjungi Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Di TMP ini para Pahlawan Revolusi dimakamkan.
TMP Kalibata ini gagasan Presiden pertama RI Ir Soekarno yang diresmikan pada 10 November 1954. Khusus untuk ketujuh Pahlawan Revolusi, area pemakamannya diberi konblok yang mengelilingi makam-makam tersebut. Hanya, untuk berkunjung ke Taman Makam Pahlawan Kalibata tidak bisa sembarangan. Pengunjung harus mendaftarkan diri terlebih dahulu di depan gerbang dan di pos penjagaan.
5. Museum Lubang Buaya
Lubang Buaya menjadi saksi bisu paling lengkap dari kekejaman G30S PKI. Jenazah para jenderal dan perwira TNI yang gugur pada peristiwa G30S PKI dibuang di sumur berdiameter 76 cm dan kedalaman 12 meter itu.
Tempat ini pada awalnya sebuah tanah atau kebun kosong. Pada 30 September 1965, area yang kerap digunakan sebagai pusat pelatihan oleh PKI itu dijadikan sebagai tempat penyiksaan dan pembuangan terakhir para korban G30S.
Lubang Buaya terletak di Jalan Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Kini Lubang Buaya menjadi tempat wisata umum, terutama untuk anak sekolah mengetahui perjuangan bangsa Indonesia.
Di dalamnya terdapat Lapangan Peringatan Lubang Buaya yang berisi Monumen Pancasila, Museum Diorama, sumur tempat para korban G30S PKI dibuang, serta sebuah ruangan berisi relik.
Museum Lubang Buaya menjadi salah satu saksi bisu peristiwa G30S PKI di Jakarta. Dalam museum ini juga banyak menampilkan bukti bukti bersejarah terkait G30S/PKI.
6. Gedung Utama Bappenas
Gedung Utama Bappenas termasuk saksi bisu peristiwa G30S PKI. Bangunan yang berlokasi di Jalan Taman Suropati Nomor 2, Menteng, Jakarta Pusat, itu merupakan lokasi persidangan Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) peristiwa G30S PKI pada tahun 1966.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta resmi menetapkan Gedung Utama Bappenas sebagai cagar budaya . Penetapan Gedung Bappenas sebagai bangunan cagar budaya dianggap penting karena bangunan tersebut menjadi saksi sejarah peristiwa G30S PKI di Jakarta.
Gedung Bappenas ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya setelah melalui proses kajian yang dilakukan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) DKI Jakarta pada 2 November 2022. Selanjutnya telah ditetapkan melalui Kepgub Nomor 318 Tahun 2023 tentang Penetapan Gedung Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Sebagai Bangunan Cagar Budaya pada 8 Mei 2023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar