Senin, 31 Oktober 2022

REVISI AGNES WARSIATI DAN KIPRAHNYA

 Edisi Tambahan tulisan


*AGNES WARSIATI dan KIPRAHNYA*


Nama yang tidak asing lagi di kalangan pendidik kota Surabaya.

Kiprahnya banyak diwarnai dengan sederet kisah (kalau tidak boleh disebut Kontroversi).


Lho...kok kontroversi ?

Ada apa sebenarnya ?


1. Guru - KS - Dispendik


Ketika menjadi guru, saya tidak begitu mengenalnya karena dari 460 SDN di Surabaya sebelum merger karena adanya sekolah yang kekurangan siswa, tidak mungkin mengenal guru di kota Surabaya yang jumlahnya ribuan dan biasanya dikenal di tingkat Kecamatan, karena belum ada wilayah yang terbentuk 2013. Belum lagi banyaknya sekolah Swasta dan Madrasah yang memiliki komunitas tersendiri.


Sejak menjadi KS, barulah sering bertemu dengan sosok yang organisatoris. 

Gaya bicara sederhana dan selalu keibuan bertype pendengar tetapi pejuang. Menerima ketika menjadi bawahan dan kapan memperjuangkan bawahan ketika menjadi atasan.


Tahun 2010 dalam Mucab Gerakan Pramuka di Armatim V, beliau menjadi peserta biasa dan tidak begitu ngoyo untuk menduduki Jabatan.


Perjuangan Melacak Bosnas Tahun 2015 saat menjadi KS di SDN Airlangga I.

Sebagai salah satu SDN yang saat itu menerima uang Bosnas tidak sesuai dengan jumlah siswa maka Beliau berusaha menegakkan haknya bersama dengan 7 KS senasib. Saat itu Bosnas tersalur dari Dinas Pendidikan Provinsi ke Sekolah, tidak melewati Kabupaten/kota.

Perjuangan Beliau yang gigih tentunya berujung pada ketidaksenangan pihak-pihak yang dituntutnya.


Tetap gigih memperjuangkan haknya. Meski tetap mengakui adanya kekeliruan Timnya di Sekolah.

Orang pasti menganggap, inilah akhir karir sebagai KSDN


Perjuangan untuk banyak orang tidak mengecewakan hasil. Mantan Kepala SDN Ngagel Rejo II  yang menggegerkan dunia pendidikan tentang Bosnas, maka sejak 2017 Penyaluran Bosnas dari Pusat di transfer ke Kabupaten/kota untuk di verifikasi baru kemudian ke Sekolah sesuai dengan kewenangan Kabupaten/Kota.


Mantan Kepala SDN Gayungan I,  diganjar untuk menduduki Jabatan Kabid Dikdas Dispendik Surabaya sejak Juli 2017 hingga Purna Tugas di usia 58 tahun (31 Desember 2018). Pada era Kepemimpinan ini, Beliau telah mengembangkan dan mendorong Sekolah di Surabaya khususnya SD dan SMP untuk tempat berlatih di lahan sempit dengan sistem Hidroponik. Bersama Tunas hijau, kegiatan ini telah menambah gizi siswa dan guru di bidang pangan dan menambah semarak menuju Sekolah Adiwiyata. Bahkan di rumah dan kampungnya juga mengajak warga agar dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari bahkan bila berlebih dapat menambah income sehingga menjadi cikal bakal Wirausaha.


2. DIMARAHI TAPI TIDAK MEMARAHI


Saat itu ada edaran bahwa akan ada Sekolah Kebangsaan oleh Ibu Walikota (Tri Rismaharini) di Taman Sejarah depan JMP Plaza. Awalnya sudah tersebar undangan via WA 6 hari sebelumnya ke beberapa Sekolah. Jelang H-1 ada Wa Susulan yang mengubah peserta. Akhirnya semua undangan yang lama dan baru datang semua.

Panitia kelabakan karena konsumsi nasi yang diberikan kurang. Peserta yang datang lebih dulu dapat konsumsi dan yang datang belakangan belum dapat.

Tentunya semua sekolah yang datang dan seharusnya batal, KS nya dipanggil ke Dispendik.


Beliau tidak marah kepada bawahan yaitu KS dengan menggebu-gebu, meski Beliau telah lebih dulu dimarahi Atasan dan Lembaga terkait.


"Tolong, KS selalu update dan baca Wa setiap saat !"


"Saya datang, Bu ! Karena Bemo dan siswa sudah siap pagi itu, sedangkan WA yang baru datang tidak berbunyi membatalkan undangan sebelumnya. Kebetulan siswa datang pagi dan dapat konsumsi. Selanjutnya, mohon maaf dan siap menerima sanksi !"


Beliau tidak menanggapi dan marah bahkan memberikan wejangan agar semua saja memperhatikan berita kapanpun dan di manapun lewat Wa atau telepon. Bersamaan itu ada sekitar 20 Sekolah yang seharusnya dibatalkan.


3. PENSIUN KE MANA ?


Usai purna tugas, Beliau dipercaya untuk aktif di Inklusi, PKK kota, dan Lingkungan hidup.

Kegiatan justru semakin banyak. Bahkan ketika masih aktif yaitu tahun 2018 menjadi Ketua IPSM (Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat) tanpa dibayar sepeserpun. Bahkan pada tahun 2021 membawa IPSM di Tingkat Jawa Timur menjadi  Juara 1 tentang Peduli Covid 19.


Puncaknya tahun 2020 di saat Usianya mencapai 60 tahun dipercaya dan terpilih menjadi Ketua PGRI kota Surabaya tahun Oktober 2020 (Periode 2020-2025) di tengah gencarnya Pandemi Covid 19 menginjak tahun ke-2).

Pergantian Walikota dari Ibu Tri Rismaharini ke Bp. Ery Cahyadi membuat keterkaitan PGRI dengan Pemkot Surabaya termasuk Dispendik Surabaya.


Tgl. 17 November 2021 mendapat hadiah Kantor PGRI yang mentereng di Jalan Musi No. 16 A Surabaya.


Tahun 2021 juga telah membentuk Organisasi pendamping yaitu SLCC PGRI kota Surabaya yang diketuai Dosen yang sangat paham Literasi dan NUMERASI bersama Tim sehingga sukses mengadakan Workshop Daring yang mendapat Pengakuan Kemdikbud dan PGRI Jatim.


Sebagai catatan di luar kedinasan sebagai pengabdian masyarakat, Beliau telah mengantarkan Kelurahan Ngagel Rejo Surabaya menjadi  juara I Perpustakaan Kelurahan Tingkat Nasional.


Tentunya masih banyak prestasi dan kegiatan lain yang terus dikembangkan.


Surabaya, November 2022

Rudy SP

Minggu, 30 Oktober 2022

Aubertin Walter Sothern Mallaby menjadi galau, tapi tetap patuh atasan, hingga Tewas 30 Oktober 1945



Tanggal 25 Oktober 1945 Pasukan Inggris pimpinan AWS MALLABY mendarat di Surabaya dan mengundang Pemerintah Jatim ke atas kapal.

Namun kesepakatan berikutnya Jendral Mallaby beserta dua staff yang datang ke Gubernuran dengan perundingan damai.


Mayor Jenderal Douglas Hawthorn ( Komandan Tentara Inggris untuk Jawa, Madura, Bali dan Lombok) untuk secepatnya menduduki Surabaya secara militer.

Padahal Mallaby sendiri sudah menjalin diplomasi dengan Surabaya.

Dalam naluri kemiliteran maka Pimpinan tertinggi yang harus ditaati. Apalagi Mallaby adalah Tentara Kantoran (Pemikir) yang perjuangannya berbeda dengan tentara perang di lapangan.


Tgl. 27 Oktober 1945, sebuah pesawat melayang-layang di atas Surabaya.:Pesawat milik Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) itu menyebarkan ribuan pamflet ancaman: "…seluruh rakyat Surabaya harus mengembalikan seluruh senjata hasil rampasan dari tentara Jepang. Mereka yang menyimpan senjata akan langsung ditembak di tempat."


"Sebagai bawahan, saya harus mengikuti perintah atasan", jawab Mallaby saat bertemu dengan petinggi Surabaya.

Walau sebenarnya Mallaby sendiri pingin berdamai.


Mallaby menjadi galau, tapi tetap patuh atasan.


Saat tgl. 28, 29, dan 30 Oktober 1945 Rakyat Surabaya sudah membara menerima ancaman tersebut. Terjadilah perang Surabaya I. 

Meski memiliki senjata modern dengan kemampuan pemenang perang dunia II melawan Jerman dan Jepang, belum paham semangat dan karakter arek Suroboyo dengan pemimpin yang militan.

Walhasil, Inggris minta agar Presiden dan Wakil presiden RI (Sukarno dan Hatta) untuk didatangkan ke Surabaya agar melerai arek Surabaya untuk gencatan senjata (berhenti perang).

Bung Karno datang pukul 11.30 dan berunding dengan Inggris di Kantor Gubernuran. Bahkan sempat keliling Surabaya. Pukul 15.00 pulang ke Jakarta dari Lapangan Terbang Morokrembangan Surabaya. Intinya adanya gencatan senjata. Namun di sana-sini masih terjadi tembak menembak.


Petang hari, 30 Oktober 1945 dalam baku tembak antara Hotel Internatio dan Jembatan Merah (sekarang Taman Sejarah) depan JMP Plaza, Brigjen Mallaby tewas antara tertembak atau terkena lemparan granat saat di dalam mobil.


Jenazahnya sempat tidak dikenali. Kemudian dimakamkan di Kembang Kuning Surabaya. Pada tahun 1960 dipindahkan ke Jakarta War Cemetery (JWC) yaitu Komplek Makan Tentara Sekutu di Jalan Menteng Pulo IX, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan.

Bu AGNES WARSIATI



Nama yang tidak asing lagi di kalangan pendidik kota Surabaya.

Kiprahnya banyak diwarnai dengan sederet kisah (kalau tidak boleh disebut Kontroversi).


Lho...kok kontroversi ?

Ada apa sebenarnya ?


1. Guru - KS - Dispendik


Ketika menjadi guru, saya tidak begitu mengenalnya karena dari 460 SDN di Surabaya sebelum merger karena adanya sekolah yang kekurangan siswa, tidak mungkin mengenal guru di kota Surabaya yang jumlahnya ribuan dan biasanya dikenal di tingkat Kecamatan, karena belum ada wilayah yang terbentuk 2013. Belum lagi banyaknya sekolah Swasta dan Madrasah yang memiliki komunitas tersendiri.


Sejak menjadi KS, barulah sering bertemu dengan sosok yang organisatoris. 

Gaya bicara sederhana dan selalu keibuan bertype pendengar tetapi pejuang. Menerima ketika menjadi bawahan dan kapan memperjuangkan bawahan ketika menjadi atasan.


Tahun 2010 dalam Mucab Gerakan Pramuka di Armatim V, beliau menjadi peserta biasa dan tidak begitu ngoyo untuk menduduki Jabatan.


Perjuangan Melacak Bosnas Tahun 2016.

Sebagai salah satu SDN yang saat itu menerima uang Bosnas tidak sesuai dengan jumlah siswa maka Beliau berusaha menegakkan haknya bersema dengan 7 KS senasib. Saat itu Bosnas tersalur dari Dinas Pendidikan Provinsi ke Sekolah, tidak melewati Kabupaten/kota.

Perjuangan Beliau yang gigih tentunya berujung pada ketidaksenangan pihak-pihak yang dituntutnya.


Tetap gigih memperjuangkan haknya. Meski tetap mengakui adanya kekeliruan Timnya di Sekolah.

Orang pasti menganggap, inilah akhir karir sebagai KSDN


Perjuangan untuk banyak orang tidak mengecewakan hasil. Di tengah keberhasilan yang menggegerkan dunia pendidikan tentang Bosnas, maka sejak 2017 Penyaluran Bosnas dari Pusat di transfer ke Kabupaten/kota untuk di verifikasi baru kemudian ke Sekolah sesuai dengan kewenangan Kabupaten/Kota.


Tahun ini pula, Beliau diganjar untuk menduduki Jabatan Kabid Dikdas Dispendik Surabaya sejak Juli 2017 hingga Purna Tugas di usia 58 tahun (31 Desember 2018)


2. DIMARAHI TAPI TIDAK MEMARAHI


Saat itu ada edaran bahwa akan ada Sekolah Kebangsaan oleh Ibu Walikota (Tri Rismaharini) di Taman Sejarah depan JMP Plaza. Awalnya sudah tersebar undangan via WA 6 hari sebelumnya ke beberapa Sekolah. Jelang H-1 ada Wa Susulan yang mengubah peserta. Akhirnya semua undangan yang lama dan baru datang semua.

Panitia kelabakan karena konsumsi nasi yang diberikan kurang. Peserta yang datang lebih dulu dapat konsumsi dan yang datang belakangan belum dapat.

Tentunya semua sekolah yang datang dan seharusnya batal, KS nya dipanggil ke Dispendik.


Beliau tidak marah kepada bawahan yaitu KS dengan menggebu-gebu, meski Beliau telah lebih dulu dimarahi Atasan dan Lembaga terkait.


"Tolong, KS selalu update dan baca Wa setiap saat !"


"Saya datang, Bu ! Karena Bemo dan siswa sudah siap pagi itu, sedangkan WA yang baru datang tidak berbunyi membatalkan undangan sebelumnya. Kebetulan siswa datang pagi dan dapat konsumsi. Selanjutnya, mohon maaf dan siap menerima sanksi !"


Beliau tidak menanggapi dan marah bahkan memberikan wejangan agar semua saja memperhatikan berita kapanpun dan di manapun lewat Wa atau telepon. Bersamaan itu ada sekitar 20 Sekolah yang seharusnya dibatalkan.


3. PENSIUN KE MANA ?


Usai purna tugas, Beliau dipercaya untuk aktif di Inklusi, PKK kota, dan Lingkungan hidup.

Kegiatan justru semakin banyak.


Puncaknya tahun 2020 di saat Usianya mencapai 60 tahun dipercaya dan terpilih menjadi Ketua PGRI kota Surabaya tahun2020 (Periode 2020-2024) di tengah gencarnya Pandemi Covid 19 menginjak tahun ke-2).

Pergantian Walikota dari Ibu Tri Rismaharini ke Bp. Ery Cahyadi membuat keterkaitan PGRI dengan Pemkot Surabaya termasuk Dispendik Surabaya.


Tgl. 17 November 2021 mendapat hadiah Kantor PGRI yang mentereng di Jalan Musi No. 16 A Surabaya.


Tahun 2021 juga telah membentuk Organisasi pendamping yaitu SLCC PGRI kota Surabaya yang diketuai Dosen yang sangat paham Literasi dan NUMERASI bersama Tim sehingga sukses mengadakan Workshop Daring yang mendapat Pengakuan Kemdikbud dan PGRI Jatim.


Selamat Hari PGRI 25 NOVEMBER 2022 dan Hari Guru.


Surabaya, November 2022

Rudy SP

Ayo Kunjungi 4 Tempat Bersejarah Perempuan Surabaya


Selasa, 12 November 2019 - 17:05 WIB

Penulis: Newswire

Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy



Solopos.com, SURABAYA -- Hari Pahlawan yang dirayakan setiap 10 November merupakan hari penting dalam sejarah Republik Indonesia. Hari Pahlawan merupakan peringatan terjadinya pertempuran antara arek-arek Surabaya dengan tentara sekutu dan Belanda.


Mengutip dari liputan6.com, pertempuran yang terjadi pada 1945 silam tersebut disebut juga dengan Pertempuran Surabaya. Pertempuran itu ditetapkan sebagai Hari Pahlawan pada 16 Desember 1959 melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959.


Dari pertempuran tersebut banyak pemuda hingga tokoh-tokoh Surabaya yang gugur. Pertempuran itu masih bisa dikenang saat berkunjung ke Surabaya. Berikut empat lokasi yang menjadi saksi kisah heroik para pahlawan pada 10 November 1945:



1. Jembatan Merah


Jembatan Merah menyimpan banyak cerita tentang peristiwa pertempuran 10 November 1945. Jembatan ini menjadi salah satu lokasi terjadinya pertempuran antara arek Surabaya dengan tentara sekutu dan Belanda.



Jembatan Merah. (panduanwisata.com)

Pada masa penjajahan, jembatan ini merupakan satu-satunya akses penghubung Kalimas dan Gedung Residensi Surabaya. Dahulu jembatan ini berbahan kayu, lalu diubah menjadi besi. Warna merahnya tetap dipertahankan sebagai ciri khas dari jembatan ini. Jembatan ini ada di Jl. Kembang Jepun, Surabaya.


2. Benteng Kedung Cowek



Benteng yang terletak dekat Jembatan Suramadu-Pantai Kenjeran ini dibangun sebagai basis pertahanan. Setelah Belanda kalah, benteng ini dikuasai oleh militer Jepang. Namun karena Jepang juga takluk dari pasukan sekutu, akhirnya benteng tersebut diduduki oleh Indonesia.


Saat pertempuran 10 November, benteng ini dijadikan basis pertahanan oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan pasukan Sriwijaya. Mereka bertempur melawan musuh menggunakan senjata meriam yang masih tersimpan bekas peninggalan Belanda dan Jepang. Di benteng ini banyak pejuang Indonesia yang tewas.



Benteng Kedung Cowek. (huma.surabaya.go.id)

Di Benteng Kedung Cowek masih dapat ditemukan banyak peninggalan bersejarah. Di sana terdapat tempat memasukkan peluru, pistol laras panjang dan lainnya.


3. Gedung Internatio Surabaya


Gedung Internatio atau Internationale Crediten Handelvereeniging berdiri tak jauh dari Jembatan Merah. Pada 25 Oktober 1945, gedung ini dikuasai oleh pasukan sekutu dan dijadikan markas tentara mereka.


Gedung Internatio Surabaya. (panduanwisata.id)

Melansir dari situsbudaya.id, pada 28-30 Oktober 1945 terjadi pertempuran sengit di sekitar Gedung Internatio. Dalam pertempuran sengit tersebut, komandan pasukan sekutu, Brigjend Mallaby, terbunuh oleh ledakan granat. Diperkirakan, Brigjend Mallaby terbunuh di Taman Jeyangrono, yang sekarang menjadi Taman Sejarah, dekat dari gedung ini. Lokasi gedung ini masih dekat dengan Jembatan Merah. Gedung Internatio terletak di kawasan Krembangan, Surabaya.


4. Hotel Majapahit


Hotel Majapahit adalah hotel yang berdiri sejak Belanda masih menjajah Indonesia. Sejak 1911, Hotel Majapahit berdiri di Jl. Tunjungan.



Hotel Majapahit Surabaya. (cagarbudaya.kemdikbud.go.id)

Hotel ini merupakan tempat terjadinya peristiwa perobekan bendera Belanda menjadi merah putih pada 9 September 1945. Peristiwa yang dikenal juga dengan sebutan het vlag incident tersebut merupakan awal mula pertempuran Surabaya. Setelah insiden perobekan bendera tersebut, banyak perkelahian antara Arek Suroboyo dengan oposisi dan berpuncak pada 10 November 1945.


Selain Hotel Majapahit, banyak gedung bersejarah lain di Jl. Tunjungan, antara lain Gedung Siola dan Monumen Pers Perjuangan Surabaya.

AUBERTIN WALTER SOTHERN MALLABY

 Fakta Menarik Brigjen Mallaby, Jenderal Inggris yang Tewas di Pertempuran Surabaya

Oleh Erik Erfinanto pada 03 Nov 2020, 04:00 WIB


Liputan6.com, Jakarta -


 Aubertin Walter Sothern (A.W.S.) Mallaby atau lebih dikenal dengan sebutan Brigjen Mallaby adalah sosok penting yang memicu terjadinya pertempuran Surabaya 10 November 1945.


Pertempuran Surabaya 10 November dinilai sebagai pertempuran terbesar yang terjadi di Indonesia setelah deklarasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.


Lebih dari itu, pertempuran Surabaya juga disebut sebagai pertempuran terberat bagi pejuang Indonesia melawan pasukan asing selama sejarah Revolusi Nasional Indonesia.


Pertempuran Surabaya terjadi antara milisi Indonesia di Surabaya melawan pasukan sekutu dibawah pimpinan Brigjen Mallaby.


Brigjen Mallaby adalah Komandan Brigade 49 Divisi India dengan kekuatan kurang lebih 6.000 pasukan yang merupakan bagian dari Allied Force Netherlands East Indies (AFNEI).


Pasukan ini dikirim ke Indonesia setelah Perang Dunia II dinyatakan selesai. Tugasnya untuk melucuti persenjataan pasukan Jepang. Namun, pasukan ini ditunggangi oleh Netherlands Indies Civil Administration) yang berniat mengembalikan Indonesia ke tangan Hindia Belanda.


Sayangnya, niat tersebut tercium oleh arek-arek Suroboyo yang selanjutnya melakukan perlawan bertub-tubi dan berakhir dengan kemenangan di pihak Indonesia.


Mulai dari insiden Hotel Yamamoto, di mana sejumlah milisi Indonesia merobek bendera Belanda yang berkibar di atas hotel yang kini bernama Hotel Majapahit, hingga kematian Brigjen Mallaby merupakan pemicu terjadinya pertempuran Surabaya 10 November.


Di antara peristiwa yang paling dikenang saat pertempuran 10 November adalah kematian Brigjen Mallaby. Tewasnya seorang jendral dalam pertempuran adalah hal luar biasa, baik bagi pihak Inggris maupun Indonesia.


Lantas, siapa sebenarnya Brigjen Mallaby? Merangkum dari sejumlah sumber, Liputan6 mengumpulkan fakta menarik untuk mengenal lebih dekat sosok penting di balik pertempuran Surabaya 10 November 1945.


Fakta Menarik Brigjen Mallaby

Brigjen Mallaby

 Perbesar

Seorang tentara Inggris memeriksa bangkai mobil Brigjen Mallaby yang tewas pada 30 Oktober 1945 di Surabaya. (Istimewa)

Kelahiran


Brigjen Mallaby lahir di Britania Raya pada 12 Desember 1899 dari pasangan William Calthorpe Mallaby dan Katharine Mary Francis.


*Bukan Tentara Perang*


Patrick Heren, seorang penulis, mengatakan bahwa Brigjen Mallaby adalah seorang “tentara pemikir” yang lebih mengedepankan dialog daripada berperang.


*Kehidupan Pribadi*


Mallaby menikah dengan Margaret Catherine Jones dan dikarunia seorang anak bernama Sir Christopher Mallaby yang kelak menjabat sebagai Duta Besar Inggris untuk Jerman.


*Dimakamkan di Menteng Pulo Jakarta*


Mallaby tewas pada 30 Oktober di Surabaya, tepatnya di dekat Jembatan Merah akibat akibat tembakan dari milisi Indonesia. Jasadnya dimakamkan di pemakaman Ereveld Meteng Pulo, Jakarta.


*Identitas Pembunuh Tak Pernah Terungkap*


Hingga kini tak ada yang tahu pasti siapa sebenarnya yang melepaskan tembakan kepada Mallaby di Jembatan Merah yang merenggut nyawanya itu. Meski begitu, ada sejumlah spekulasi terkait hal itu.


*Spekulasi Kematian Mallaby, Bukan Tertembak?*


Captain R.C. Smith, seorang yang berada dalam mobil bersama Mallaby membenarkan ada tembakan dari pihak milisi Indonesia yang mengarah pada Mallaby.


Tak lama setelah terkena tembakan, Mallaby pun tewas di tempat. Namun, R.C Smith menyebut dirinya melempar granat ke arah milisi, tetapi tak tahu apakah mengenai sasaran atau tidak.


Dari granat yang tak diketahui arahnya itu, terdapat spekulasi yang menyatakan bahwa kematian Mallaby tidak disebabkan tembakan melainkan ledakan granat yang salah sasaran.

PERTEMPURAN NERAKA DI SURABAYA

 PERTEMPURAN NERAKA DI  SURABAYA


merdeka.comsearch

Pertempuran Surabaya yang Tak Dikenang (1)


 

 

HISTORI | 29 Oktober 2022 20:05

Reporter : Merdeka

Merdeka.com - 


Di Indonesia, sejarah kerap ditulis secara ujug-ujug. Tanpa awal tanpa pangkal. Seolah berdiri sendiri. Demikian juga yang terjadi dengan peristiwa 10 November 1945 yang jalan ceritanya dimulai dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di akhir Oktober 1945.


Oleh: Hendi Jo*


Setiap tanggal 10 November, orang Indonesia selalu memperingati Hari Pahlawan. Tentunya itu suatu kelaziman yang harus terus dilakukan, mengingat Pertempuran Surabaya yang terjadi hampir tujuh puluh tujuh tahun lalu itu memang sebuah peristiwa yang luar biasa dan patut dikenang dalam sejarah lahirnya republik ini.


Namun mungkin tak banyak orang Indonesia yang tahu jika Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya sejatinya hanya rentetan dari peristiwa dua minggu sebelumnya. Saat itu, pasukan Inggris yang mewakili Sekutu di Indonesia nyaris saja hancur lebur, andaikan Presiden Sukarno tidak mau menyelamatkan mereka. Saya selalu menyebut peristiwa 28-29 Oktober 1945 itu sebagai "Pertempuran Surabaya yang tak dikenang" atau "Pertempuran Surabaya I".


Syahdan, memasuki bulan September 1945, situasi Surabaya sedang begitu panas-panasnya menyusul aksi perlucutan tentara Jepang yang kadang diikuti aksi kekerasan. Pun usai terjadi Insiden Bendera di Hotel Yamato pada 19 September 1945, suasana anti Belanda di Surabaya sangat terasa. Saat situasi demikian, tiba-tiba muncul berita bahwa sebentar lagi Surabaya akan didatangi oleh pasukan Inggris yang mewakili Sekutu.


Selaku salah satu pemenang Perang Dunia ke-2, mereka berangkat ke Surabaya selain untuk mengurusi tawanan perang dan kaum interniran (orang-orang Eropa eks tahanan Jepang), juga misinya adalah menjaga ketertiban dan keamanan sebelum mereka menyerahkan kekuasaannya kepada NICA (Pemerintah Sipil Hindia Belanda) yang dibentuk H.J. van Mook dan kawan-kawan di Australia.


Tidak aneh, jika kedatangan pasukan Inggris tersebut mengikutsertakan orang-orang Belanda yang akan bercokol lagi di Indonesia. Hal seperti itu tentu saja tidak tepat mengingat orang-orang Indonesia tidak sudi lagi berada di bawah kungkungan orang-orang Belanda dan yang utama, Indonesia sudah menjadi bangsa yang merdeka sejak 17 Agustus 1945. Insiden Bendera di Hotel Yamato adalah salah satu buktinya.


Berdasarkan kekhawatiran itu, Pemerintah Daerah Jawa Timur memperingatkan militer Inggris dan orang-orang Belanda (serta para simpatisannya) untuk tidak mencampuri urusan orang-orang Indonesia. Menurut Frank Palmos, Gubernur R.M.T.A. Soerjo malah mengusulkan kepada pihak Inggris di Jakarta untuk membatalkan maksud mereka datang ke Surabaya mengingat kehadiran mereka di kota tersebut tidak diperlukan.


"Pemerintah Jawa Timur akan menyelesaikan urusan mantan tahanan perang dan tentara Jepang (yang sudah dikumpulkan dalam asrama-asrama) dan memindahkan mereka ke pelabuhan untuk dinaikkan ke kapal laut secepatnya," tulis sejarawan asal Australia itu dalam buku Surabaya 1945: Sakral Tanahku.


Alih-alih diindahkan, pernyataan dan uluran tangan Pemerintah Jawa Timur itu dianggap sepi oleh militer Inggris dan orang-orang Belanda. Sebagai pemenang Perang Dunia ke-2, mereka sangat memercayai diri mereka sendiri dan menyepelekan situasi yang sedang terjadi di Surabaya. Inilah yang menurut Palmos, menjadi sebab utama orang-orang Inggris terseret dalam suatu perang yang mereka sendiri sebut sebagai 'neraka' di timur Jawa.


Sebaliknya, Pemerintah Pusat RI yang sedang “bermain politik” di depan muka Inggris malah menyarankan Pemerintah Jawa Timur untuk menyambut baik kedatangan tentara Inggris. Bahkan Menteri Penerangan Amir Sjarifoeddin, atas nama Pemerintah RI, memberikan instruksi agar Pemerintah Jawa Timur sudi bekerjasama dengan tentara Inggris.


"Instruksi untuk 'tidak menghalang-halangi pendaratan pasukan Inggris' dapat dipahami oleh para pejuang setempat, khususnya dilihat dari sudut perjuangan diplomatik…" ujar Des Alwi dalam Pertempuran Surabaya November 1945.


*Inggris Ingkar Janji*


Kamis pagi, 25 Oktober 1945. Gubernur Soerjo baru saja menerima laporan dari para pembantu bidang ekonomi di Kegubernuran, ketika mendapat berita bahwa tentara Inggris sudah mulai mendarat di Pelabuhan Tanjung Perak.


Dengan perlindungan dari beberapa kapal perang, mereka menurunkan sekitar 6.000 prajurit Brigade 49 Infanteri India (selanjutnya disebut sebagai Brigade 49) pimpinan Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby, dari tiga kapal angkut pasukan: HMS Waveney, HMS Malika, HMS Assidious. Demikian menurut Nugroho Notosusanto dalam bukunya, Pertempuran Surabaya.


Jam 9.00, Brigade 49 mengirimkan dua perwiranya yakni Kapten Mc.Donald dan Pembantu Letnan Gordon Smith ke Kegubernuran. Mereka bermaksud menyampaikan undangan lisan dari Mallaby kepada Gubernur Jawa Timur untuk bertemu di atas kapal Inggris. Karena pagi itu Soerjo sedang sibuk, undangan itu tidak dapat dipenuhi. Begitu mendapat jawaban demikian, kedua perwira Inggris itu lantas meninggalkan ruang kerja gubernur tanpa permisi dan mengucapkan sepatah kata pun.


Demi mendapat perlakuan tidak sopan seperti itu, Soerjo tetap bersikap tenang. Kepada pembantunya yang ikut menyaksikan kepongahan dua perwira Brigade 49 itu, 

Soerjo menyatakan bahwa Pemerintah Jawa Timur tidak harus selalu menuruti kemauan pihak Inggris.


"Jangan khawatir, kita sudah menang karena mereka sudah berprilaku buruk dan kasar…" kata Soerjo seperti dikutip dalam bukunya Palmos.


Sebenarnya Soerjo sudah menyerahkan soal perundingan kepada Jenderal Mayor drg.Moestofo (Ketua BKR Jawa Timur) yang memang sudah melakukan kontak dengan pihak Inggris. Namun karena tidak adanya kesepakatan di kedua pihak mengenai tempat untuk berunding maka Soerjo kembali mengutus delegasi kedua. Mereka terdiri dari Komisaris Polisi Mr.Masmuin, Inspektur Polisi Mohammad Jasin dan T.B.Kundan. Nama terakhir itu merupakan pimpinan komunitas etnis India di Surabaya.


Kali ini pihak Inggris menyetujui untuk datang ke Kegubernuran. Maka bertemulah Gubernur Soerjo bersama jajarannya (Kepala BKR Jatim sekaligus Menteri Pertahanan RI ad interm Moestopo, Doel Arnowo dan beberapa pejabat BKR) dengan Brigjen Mallaby beserta para stafnya yakni Kapten Pugh dan Kapten MacDonald. Pertemuan itu berlangsung sukses dengan melahirkan empat kesepakatan:


1. Pihak Inggris (baca:Sekutu) mengakui keberadaan Republik Indonesia sebatas distrik Surabaya.


2. Pihak Inggris tidak akan membawa masuk pasukan Belanda dan tidak ada pasukan Belanda yang disusupkan pada pasukan Inggris yang mendarat di Surabaya.


3. Pasukan Inggris hanya dibolehkan berada pada radius 800 meter dari pelabuhan.


4. Untuk memperlancar komunikasi antara pihak Inggris dengan Republik untuk keseharian, maka dibentuk Biro Kontak beranggotakan perwakilan dari kedua belah pihak.


Kesepakatan antara dua pihak itu lantas disiarkan secara luas oleh Radio Surabaya. Sementara semua puas. Untuk membuktikan adanya niat baik dari Pemerintah Jawa Timur, hari itu juga salah satu komandan kesatuan tentara Inggris yang mendarat di Tanjung Perak mendapat sambutan kalungan bunga.


Rakyat Surabaya sendiri pada dasarnya tidak yakin Inggris akan konsisten melaksanakan kesepakatan itu. Kecurigaan itu terbukti benar. Begitu mendarat, secara sepihak Brigadir Mallaby memerintahkan pasukannya untuk menduduki 20 titik strategis di dalam kota. Sesungguhnya, penempatan seperti itu otomatis sudah melanggar kesepakatan: “… tidak bergerak melebihi radius 800 meter.”


Menurut Palmos, pihak Inggris sendiri tidak pernah kompak dalam memperlakukan orang-orang Indonesia. Ketika Pemerintah Jawa Timur membangun kesepakatan dengan Mallaby, diam-diam pasukan Inggris di Surabaya menerima perintah baru dari Mayor Jenderal Douglas Hawthorn ( Komandan Tentara Inggris untuk Jawa, Madura, Bali dan Lombok) untuk secepatnya menduduki Surabaya secara militer.


Mallaby yang sudah terlanjur menempuh jalur diplomasi menjadi gamang dan kecewa. Di tengah kegamangan Mallaby dan kegeraman arek-arek Suroboyo terhadap Inggris, tiba-tiba pada 27 Oktober 1945, sebuah pesawat melayang-layang di atas Surabaya.


Pesawat milik Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) itu menyebarkan ribuan pamflet ancaman: "…seluruh rakyat Surabaya harus mengembalikan seluruh senjata hasil rampasan dari tentara Jepang. Mereka yang menyimpan senjata akan langsung ditembak di tempat."


Penyebaran pamflet itu sungguh mengejutkan kedua pihak. Satu jam setelah kejadian itu, Jenderal Mayor drg. Moestopo dan Residen Soedirman langsung menemui Mallaby. Dalam pertemuan itu, Mallaby menyatakan dirinya tidak tahu menahu mengenai pamflet yang ditandatangani oleh atasannya itu.


"Namun sebagai perwira British, meski saya sudah menandatangani persetujuan dengan para pemimpin Republik di Surabaya, saya harus mematuhi instruksi panglima saya." demikian menurut Mallaby seperti dicatat oleh Des Alwi dalam Pertempuran Surabaya November 1945.



*) Jurnalis sejarah, tinggal di Depok


BAGIAN 2 di bawah ini :


Kisah Pertempuran Surabaya yang Tak Dikenang (2)  merdeka.com

30/10/2022 02.10.00


Dengan berakhirnya Pertempuran Surabaya I, maka batal-lah tentara pemenang Perang Dunia II itu tersapu bersih.



The British Occupation of Indonesia, 1945-1946

Untuk keluar dari situasi yang sangat gawat itu, pihak Inggris terpaksa harus menjilat ludah sendiri. Dengan menafikan protes dari Belanda, mereka harus mengakui secara de facto keberadaan RI dan meminta bantuan para pemimpin gerakan kemerdekaan yang semula mereka sepelekan. Hal itu dilakukan Komandan Pasukan Sekutu di Asia Tenggara Jenderal Sir Philip Christison dengan meminta bantuan Sukarno-Hatta meredakan kemarahan arek-arek Suroboyo yang tengah menggila.



"Pesawat-pesawat terbang menjatuhkan bantuan ke posisi-posisi mereka, namun lebih banyak makanan yang jatuh di luar pertahanan…" ujar Surachman, salah satu pelaku perang di Surabaya kepada Irna.


Hadi Soewito dalam Rakyat Jawa Timur Mempertahankan Kemerdekaan (Bagian I).


Hingga hari kedua pertempuran, arek-arek Suroboyo telah membantai sekira 400 serdadu Inggris (termasuk 16 perwira).


Sejarawan Richard McMillan malah memiliki versi berbeda dan cara yang unik dalam menyebutkan jumlah korban:"Karena suatu 'pamer kekuatan' menyebabkan 427 nyawa dari suatu pasukan yang memiliki kurang lebih 4.000 Pasukan Cadangan prajurit melayang begitu saja…" ungkapnya dalam The British Occupation of Indonesia, 1945-1946 .


Inggris Memanggil Sukarno Untuk keluar dari situasi yang sangat gawat itu, pihak Inggris terpaksa harus menjilat ludah sendiri. 


Dengan menafikan protes dari Belanda, mereka harus mengakui secara de facto keberadaan RI dan meminta bantuan para pemimpin gerakan kemerdekaan yang semula mereka sepelekan. Hal itu dilakukan Komandan Pasukan Sekutu di Asia Tenggara Jenderal Sir Philip Christison dengan meminta bantuan Sukarno-Hatta meredakan kemarahan arek-arek Suroboyo yang tengah menggila.. Permintaan Christison disanggupi oleh Sukarno-Hatta. Pada 29 Oktober 1945, dengan menggunakan pesawat milik RAF mereka bertolak ke Surabaya bersama Menteri Pertahanan Amir Sjarifoeddin.


Tiba di lapangan terbang Morokrembangan, rombongan para pimpinan RI disambut secara membahana oleh para pejuang yang tengah mengepung kawasan tersebut. Disertai para perwira Inggris, mereka langsung bertolak ke Kegubernuran untuk membicarakan gencatan senjata dengan Gubernur Soerjo dan jajarannya. Di hadapan sang presiden dan wakilnya, para pemimpin Jawa Timur menjelaskan situasi terkini di Surabaya. Mereka pun menegaskan tekadnya untuk terus melanjutkan pertempuran, seraya mengatakan bahwa mereka tak pernah melanggar Perjanjian 26 Oktober. Kalau pun ada yang ingkar janji, mereka menyebut Inggris sebagai pelakunya.


Secara khusus, dalam kesempatan itu, Gubernur Soerjo dan Doel Arnowo meminta Presiden Sukarno untuk bersikap tegas terhadap Inggris. Begitu juga Bung Tomo, meminta Sukarno untuk memahami perasaan rakyat Surabaya. Sukarno bergeming. Dia tetap meminta agar gencatan senjata dijalankan dan kerjasama dengan tentara Inggris terus dilakukan. Pada 30 Oktober 1945, sekitar jam 11.30, perundingan antara pihak Inggris yang diwakili Hawthorn dan Mallaby dengan perwakilan RI yang diwakili oleh Sukarno-Hatta dimulai. Di mata para pejuang Surabaya sendiri, isi perjanjian yang mereka capai sama sekali tidak ada harganya. Sukarno telah menyetujui bahwa pasukan Inggris dijamin keselamatannya untuk melewati kota dari ujung selatan ke ujung utara supaya sisa tentara dan warga sipil yang terperangkap bisa mencapai pelabuhan Tanjung Perak. Menurut Ruslan Abdulgani dalam sebuah artikelnya di Surabaya Post pada 30 Oktober 1973, ada lima hal penting yang dihasilkan dari pertemuan itu: 


1. Isi selebaran yang ditandatangani oleh Mayor Jenderal D.C. Hawthorn dan disebarkan pada 27 Oktober 1945, dinyatakan tidak berlaku lagi. 


2. TKR dan Kepolisian RI diakui eksistensinya oleh pihak Inggris. 


3. Pihak Inggris akan membatasi kehadiran mereka pada wilayah kamp-kamp interniran di sekitar bangunan bekas HBS (sekolah menengah atas era Hindia Belanda) dan daerah Darmo. 


4. Komunikasi antara pihak tentara Inggris dengan TKR dan Kepolisian RI akan dilaksanakan melalui Biro Kontak. Ruslan Abdul Gani dan Kapten Shaw akan melanjutkan kerjasama mereka. 


5. Pelabuhan Tanjung Perak untuk sementara diduduki oleh tentara Inggris karena masih diperlukan untuk menerima kiriman obat-obatan dan makanan. Namun pelabuhan tetap dikuasai oleh RI. Perundingan Sukarno-Hawthorn berakhir pada jam 13.00. Usai menandatangani kesepakatan, rombongan Presiden Sukarno kemudian meninggalkan Surabaya.


Mereka bergerak dari lapangan udara Morokrembangan dalam iringan suara tembakan yang masih terdengar dari sana-sini. Selesai mengantarkan rombongan presiden, pada jam 15.00, Biro Kontak pun mulai bersidang di Kegubernuran. Dengan berakhirnya Pertempuran Surabaya I, maka batal-lah tentara pemenang Perang Dunia II itu tersapu bersih (meminjam istilah seorang perwira Inggris) dari kota asing bernama Surabaya. Kendati baku tembak masih tetap berlangsung, namun seruan Sukarno untuk menghentikan pertempuran secara umum ditaati.


Bagi Inggris, berlakunya kesepakatan gencatan senjata tersebut seolah memberi napas tambahan. Sejatinya mereka tidak benar-benar memiliki itikad baik. Semua yang dilakukan tak lepas dari strategi permainan catur yang harus dilakukan oleh mereka. Diam-diam militer Inggris mulai mendatangkan pasukan tambahan. Surabaya kembali berada di ambang peperangan yang lebih dasyat… *) Jurnalis sejarah, tinggal di Depok [noe] .

5 TOKOH PAHLAWAN ASAL SURABAYA

 INSIDER'S GUIDE / SURABAYA

5 Tokoh Pahlawan Asal Surabaya


Bukan tanpa alasan Kota Surabaya mendapat julukan sebagai Kota Pahlawan. Kegigihan perjuangan para pahlawan yang terlibat dalam pertempuran di Surabaya menjadi inspirasi yang mengobarkan semangat perjuangan pejuang-pejuang di berbagai kota di Indonesia. 


Para pahlawan Surabaya yang terlibat dalam pertempuran tersebut berjasa tak hanya bagi kota kelahirannya, tetapi juga untuk Indonesia secara keseluruhan. Saat bertandang ke Surabaya, Anda bisa mengunjungi Tugu Pahlawan untuk mengetahui kisah kepahlawanan mereka.


Namun, jika Anda tak sabar untuk mengetahui siapa saja para pahlawan dalam pertempuran di Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan, berikut ini adalah tokoh-tokoh berpengaruh yang bisa Anda cari tahu lebih dalam.


1. Bung Tomo

Memanfaatkan radio sebagai alat perjuangan dalam mewujudkan kemerdekaan adalah spesialisasi tokoh yang memiliki nama asli Sutomo ini. Akrab dipanggil Bung Tomo, jurnalis media elektronik ini dikenal punya kemampuan orasi luar biasa yang membuat semangat para pejuang semakin berkobar. Tanpa orasi-orasinya, rasanya sulit membayangkan para pejuang tetap bersemangat saat Belanda memberikan ultimatum untuk menyerahkan Surabaya. “Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!“ adalah salah satu kalimat paling terkenal yang pernah diucapkan oleh Bung Tomo.


2. KH. Mas Mansur

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, tokoh Empat Serangkai yang terdiri dari Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan KH. Mas Mansur sering disebut-sebut sebagai tokoh sentral pejuang tanpa senjata yang mengawal kemerdekaan Indonesia. Nah, KH. Mas Mansur ternyata merupakan salah satu pejuang Surabaya yang berjuang lewat organisasi dan karya tulisannya. Ia memang tak mengangkat senjata, namun kiprahnya di bidang politik membuat NICA mengincarnya dan membuatnya di penjara hingga meninggal di tahanan.


3. HR. Mohammad Mangoendiprodjo

Lahir di Sragen, Jawa Tengah, HR. Mohammad Mangoendiprodjo dikenal sangat aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan di daerah Jawa Timur, khususnya saat terjadi pertempuran di Surabaya. Perannya dalam mengoordinir pengambilan senjata dari tentara Jepang untuk mempersenjatai Tentara Keamanan Rakyat membuatnya jadi tokoh yang amat diperhitungkan. Bahkan di pertempuran Surabaya, ia memegang kunci penting negosiasi gencatan senjata dengan Brigadir Mallaby.


4. Gubernur Suryo

Sebagai Gubernur pertama Jawa Timur saat terjadinya Pertempuran Surabaya, peran Gubernur Suryo sama pentingnya dengan Mangoendiprodjo sehubungan dengan perjanjian gencatan senjata dengan Brigadir Mallaby. Hal paling diingat mengenai Gubernur Suryo adalah ketegasannya menentang saat Inggris memberikan ultimatum pada Indonesia agar menyerahkan Surabaya setelah kematian Mallaby. Dalam pidatonya lewat RRI, Gubernur Suryo menyatakan bahwa Arek-arek Suroboyo tidak akan pernah menyerah pada ultimatum Inggris dan akan melawan hingga tetes darah penghabisan.


5. Mayjen Sungkono

Dalam Pertempuran Surabaya, Mayjen Sungkono memegang peranan penting sebagai Panglima Angkatan Perang Surabaya. Ia berperan ganda sebagai pemimpin pertempuran yang berani dan penyulut semangat para pejuang hingga mereka tak takut akan persenjataan lengkap dan mutakhir milik tentara Inggris. Meski dengan hanya persenjataan minim hasil rampasan dari tentara Jepang, para pejuang di Surabaya mampu membuat pasukan Inggris kewalahan.


Meski Pertempuran Surabaya berakhir dengan kekalahan jika dilihat dari penguasaan wilayah, tetapi kemenangan Indonesia ada di sisi mentalitas perjuangan bangsa. Daerah-daerah lain yang mengetahui perjuangan Arek-arek Suroboyo yang tak kenal takut pada penjajah mengobarkan semangat yang tak bisa padam di berbagai daerah di Indonesia. Para pejuang Surabaya telah membuktikan bahwa di bawah tekanan macam apapun, kemerdekaan adalah hal yang tidak bisa dikompromikan.

Jumat, 28 Oktober 2022

KEBETULAN atau RENCANA TUHAN

 

Sebelum di ajak pertemuan dengan 3 sahabat yang sudah purna di suatu tempat.

Tadi siang sekitar pukul 12.50 (kebetulan lihat jam di HP).

"Selamat siang, pak ? Pak Rudy, ya ! Saya *F(Riska)* siswa SDN Gading II !"

Sengaja ada huruf tebal terkurung. Karena suara hingar bingar musik mengganggu pendengaran yang sudah menua.


"Tahun berapa ?"


"Masuk tahun 2000. Dan Lulus tahun 2006."


"Maaf...berapa putranya ?"


"Saya belum punya anak !"

Pertanyaan biasa ini, selalu saya tanyakan kepada siswa yang sudah puluhan tahun.

"Saya belum punya suami ?"


"Mengapa ?"


"Masih berburu karir ! Jawabnya dengan mata berbinar-binar.


"Saya mengajar kelas 1 di SDIT !"


"Apakah sudah terima TPP !"

Pertanyaan ini, saya ajukan. Mengingat Swasta itu lebih mudah dapat usulan TPP


"Saya awalnya D-3, kemudian melanjutkan S 1 PGSD bersama Rachmayani."


"Ita...maksudnya ?" Tanyaku menegaskan.


Sampai di sini. Acara kumpul Lansia segera dimulai.


"Permisi, pak ! Saya melanjutkan perjalanan."


Sampai di sini. 

Cerita selesai.


Pukul 18.42 membaca chat Wa dari Group Silaturahmi yang berisi gambar Wayang. Saya sendiri sudah lupa. Bahkan gambar itu sudah berpindah 6 kali di 6 SDN yang pernah mengantarku hingga purna.


Saat saya tulis, lho...

Kok yang ngirim, kebetulan namanya mirip   dengan pengirim gambar.


Apakah ini secara kebetulan atau Rencana Tuhan adanya dua nama mirip yang ada hari ini.


Selamat Hari Sumpah Pemuda ke-94.


Semoga sehat selalu bahagia bersama keluarga.

Kamis, 27 Oktober 2022

WR SUPRATMAN WAFAT KARENA PRASANGKA


Sejak tgl. 28 Oktober 1928 dengan iringan Biola, WR Supratman menuai kritik tajam dari pemerintah Kolonial Belanda yang waktu itu mengawasi gerakan pemuda saat Kongres Pemuda II. Lirik lagu Indonesia Raya tidak dinyanyikan oleh peserta karena pertimbangan isi syair yang antara lain mencantumkan kata, "Indones, Indones, Merdeka, Merdeka....".

Para pemimpin Kongres Pemuda II dengan strategi nya tidak melantunkan syair tersebut.


Gerakan selanjutnya WR Supratman juga aktif di majalah Sin Po sebagai wartawan untuk menulis tentang mimpi Indonesia merdeka.


Perang Asia Pasifik atau perang Asia Timur Raya mulai didengungkan Jepang sejak tahun 1937, meski serangan besar dilaksanakan 7 Desember 1941 saat Jepang menyerang Pangkalan Angkatan laut AS yaitu Pearl Harbour.

Jepang terkenal dengan sebutan Negara Matahari Terbit.


Secara kebetulan Indonesia sendiri berada di Wilayah Tropis yang tidak pernah habis tentang Matahari.


WR Supratman sebagai Komponis sangat mencintai Tanah Air Indonesia yang kaya akan Sinar matahari sepanjang masa.

Tahun 1931 menciptakan lagu 'Di Timur Matahari' dengan maksud membangkitkan semangat bagi Pemuda pemudi Indonesia

Lirik berbunyi

"Di timur matahari mulai bercahaya bercahaya


Bangun dan berdiri kawan semua semua


Marilah mengatur barisan kita


Pemuda pemudi Indonesia"


Tahun 1938 WR Supratman kembali lagi memompa semangat para pemuda untuk mencintai bangsa dan tanah air Indonesia dengan judul

Matahari Terbit dengan syair sbb. :


Lirik Lagu diaransemen Maharya - Matahari Terbit


Matahari sudah terbit

Putera ibu lekas bangun

Lihat cahaya yang mulia

Lekas bangun lekas bangun


Hai puteraku yang berbudi

Putera ibu yang sejati

Mari lihat cahaya yang mulia

Indonesia Tanah Airku

Indonesia Tanah Airku

Indonesia Tanah Airku

Indonesia Tanah Airku

......


Menyimak syair lagu tentang Matahari Terbit tidak ada lirik yang mendukung perjuangan Jepang, sehingga setelah 10 hari di tahan dan diinterogasi di Penjara Kalisosok Surabaya, dipulangkan ke Jalan Mangga No. 21 Tambaksari dan meninggal serta dimakamkan di Kuburan Umum Rangkah (17 Agustus 1938).


Beberapa tahun setelah Indonesia merdeka jasadnya dipindahkan di Jalan Tambak Segaran, Kenjeran Surabaya seperti sekarang ini dengan Nisan makam berbentuk Biola.


Prasangka tanpa Bukti, membuat sosok pemuda Pejuang harus meninggal lebih cepat.

Pena yang tergores dalam tulisan atau lirik lagu  lebih tajam dan lebih menakutkan bagi Penjajah Belanda.


Selamat Hari Sumpah Pemuda ke-94


Surabaya, Oktober 2022

Oleh : Rudy SP

Kamis, 20 Oktober 2022

KISAH PENCULIKAN G 30 S/PKI

 Kisah Sebenarnya, Kenapa PKI Membunuh 6 Jenderal dan Satu Perwira pada 30 September 1965

Kamis, 1 Oktober 2020 18:15

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Iksan Fauzi



SURYA.co.id - Berikut kisah sebenarnya kenapa Partai Komunis Indonesia (PKI) membunuh para jenderal


Di antaranya Ahmad Yani, S. Parman, Suprapto, D.I. Panjaitan, Sutoyo Siswomihardjo, M.T Haryono, dan Pierre Tendean.


Diketahui peristiwa pembunuhan enam jenderal dan satu perwira itu terjadi karena Gerakan 30 September 1965 (G30S).



Bertahun-tahun, sekolah mengajarkan peristiwa itu adalah kudeta atau pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Lantas bagaimana sebenarnya?


G30S PKI

G30S PKI (Tribun Timur)

Melansir artikel Kompas.com berjudul "Kenapa Para Jenderal Dibunuh PKI?",


Dalam Buku Wajah dan Sejarah Perjuangan Pahlawan Nasional Seri IV yang diterbitkan oleh Departemen Sosial RI Direktorat Urusan Kepahlawanan dan Perintis Kemerdekaan 1994-1995, mengemukakan asalan PKI menculik dan membunuh para jenderal.


Dimulai dengan menculik dan kemudian membunuh pejabat-pejabat teras Angkatan Darat untuk melumpuhkan angkatan ini.


Selanjutnya diterangkan alasan penculikan tersebut, yaitu dalam penilaian PKI, Angkatan Darat harus dilumpuhkan terlebih dahulu. Sebab Angkatan Darat dianggap sebagai lawan utama mereka.



Begitulah narasi pemerintah Orde Baru melalui berbagai buku dan film.


Namun fakta sejarah mengungkap bukan itu yang sebenarnya terjadi.


Untuk mengetahui kenapa para jenderal diculik dan dibunuh, maka kita harus menyimak kesaksian pelakunya terlebih dahulu.


PKI dianggap sebagai dalang dari penculikan dan pembunuhan para jenderal.


Setelah peristiwa G30S, ribuan orang ditangkap bahkan dibunuh tanpa diadili karena dituduh PKI.


Mereka yang pernah diadili, mengungkapkan peristiwa G30S tidak bisa dilihat sebagai dosa tunggal PKI.


Salah satunya, Kolonel Abdul Latief yang kala itu menjabat Komandan Garnisun Kodam Jaya.


Ia divonis mati dan akhirnya menghabiskan 32 tahun di penjara karena keterlibatannya dalam G30S.


Dalam kesaksiannya, Latief mengatakan penculikan para jenderal adalah inisiatifnya bersama rekan-rekannya sesama perwira militer, yakni Letkol Untung (Komandan Batalion Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa) dan Mayor Sujono (Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan di Halim).


Rapat persiapan dilakukan sampai sepuluh kali. Lokasinya berganti-ganti, yaitu di rumah Sjam, Kolonel Latief, atau kediaman Kapten Wahyudi. Dalam rencana itu, ada Sjam Kamaruzaman, Kepala Biro Chusus (BC) PKI yang merupakan badan intelijen PKI.


Daftar jenderal yang jadi sasaran disusun oleh Sjam bersama para perwira militer.


Sasaran operasi terbatas PKI baru ditentukan pada 26 September 1965.


Tim pelaksana menentukan ada 10 tokoh antikomunis yang harus "diamankan".


Daftar nama-nama tokoh yang rencananya menjadi sasaran G30S adalah:


Jenderal TNI AH Nasution


Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani


Mayor Jenderal Raden Soeprapto


Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono


Mayor Jenderal Siswondo Parman


Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan


Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo


Wakil Presiden Mohammad Hatta


Wakil Perdana Menteri III Chairul Saleh


Jenderal Soekendro


Tetapi Ketua Central Committee (CC) PKI, DN Aidit mencoret tiga nama terakhir.


 • Biodata Jenderal Suprapto, Salah Satu Pahlasan Nasional yang Tewas pada Peristiwa G30S/PKI


Apa yang menyebabkan mereka menculik para jenderal? Peristiwa G30S dipicu dari kabar burung yang mengatakan adanya sekelompok jenderal atau Dewan Jenderal yang hendak mengudeta Presiden Sukarno.


Mengutip Jenderal TNI anumerta Basoeki Rachmat dan Supersemar (2008) karya Dasman Djamaluddin, sebelumnya PKI telah melancarkan isu bahwa Dewan Jenderal akan merebut kekuasaan dari Presiden Soekarno dengan memanfaatkan pengerahan pasukan dari daerah yang didatangkan ke Jakarta dalam rangka peringatan HUT ABRI pada 5 Oktober 1965.


Menurut sumber tersebut, isu Dewan Jenderal yang akan melakukan kegiatan politik, melakukan kup (kudeta) terhadap negara dan bangsa tidak benar.


Yang ada hanyalah Wanjakti (Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi Angkatan Darat). Tugasnya adalah membahas kenaikan pangkat dan jabatan dari kolonel ke brigjen dan dari brigjen ke mayjen dan seterusnya.


Apakah mereka berniat menghabisi para jenderal


Dalam buku Mengapa G30S/PKI Gagal?: Suatu Analisis (2004) karya Samsudin, Latief mengaku jenderal-jenderal itu dibunuh atas perintah Syam.


Syam duduk dalam pimpinan intel Cakrabirawa.


Sebenarnya dalam perundingan tidak ada rencana untuk membunuh para jenderal.


Pada awalnya, niat mereka untuk membawa para jenderal menghadap kepada Presiden/Pangti Soekarno di Istana.


Pelaksanaannya oleh resimen "Cakrabirawa" yang dikomandoi Letkol Untung.


Dalam G30S, Fakta atau Rekayasa? (2013) karya Julius Pour, Untung membagi eksekutor ke dalam tiga satuan tugas.


Satgas Pasopati pimpinan Letnan I (Inf) Abdul Arief dari Resimen Tjakrabirawa bertugas menangkap tujuh jenderal yang jadi sasaran.


Satgas Bimasakti dipimpin Kapten (Inf) Soeradi Prawirohardjo dari Batalyon 530/Brawijaya, bertugas mengamakan Ibu Kota dan menguasai kantor Pusat Telekomunikasi dan Studio RRI Pusat.


Terakhir, satgas Pringgodani di bawah kendali Mayor (Udara) Soejono, bertugas menjaga basis dan wilayah di sekeliling Lubang Buaya, yang rencananya akan jadi lokasi penyanderaan para jenderal.


Julius Pour mencatat dalam buku G30S, Fakta atau Rekayasa? (2013), operasi penculikan di bawah Untung direncanakan secara serampangan.


Banyak yang akan dilibatkan, tak jadi datang. Jumlah pasukan kurang dari 100 personel, jauh dari yang diharapkan mampu memantik revolusi. Yang berikutnya terjadi persis yang dikhawatirkan Untung. Penculikan berubah jadi serangan berdarah.


Pukul 03.30, anggota Batalyon I Resimen Tjakrabirawa Sersan Kepala Bungkus mengingat pasukannya yang terakhir diberangkatkan dari Lubang Buaya.


Ia khawatir, alokasi 15 sampai 20 menit untuk meluncurkan penculikan Menteri/Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal (Letjen) Ahmad Yani, tak akan cukup.


"Saya sendiri berpikir kok hanya 20 menit, peluangnya pasti singkat sekali? Meski begitu saya tidak lupa. Perintahnya jelas, saya mendengar langsung dari Letnan I Abdul Arief, '...tangkap sasaran, hidup atau mati'," kata Bungkus.


Letnan Dua Arief mengaku instruksi itu datang dari Sjam. Sjam menginstruksikan bila mengalami kesulitan menghadapi para jenderal diambil hidup atau mati.


Sesampai di kediaman Yani di Jalan Lembang, Menteng, Jakata Pusat, Bungkus dan rekan-rekannya segera meminta Yani ikut dengan alasan akan dibawa ke hadapan presiden.


Yani pun meminta waktu untuk mandi dan berganti pakaian.


Bungkus dan rekan-rekannya menolak permintaan itu dan marah.


Yani menampar salah satu prajurit dan mencoba menutup pintu rumahnya.


Salah satu prajurit melepaskan tembakan, dan mengenai Yani hingga membunuhnya.


Di kediaman Menteri Koordinator Pertahanan dan Keamanan Jenderal Abdul Haris Nasution juga menerima tembakan dari Tjakrabirawa.


Akibatnya, anaknya Ade Irma Suryani dan ajudannya Pierre Tendean mati.


Sedangkan Jenderal AH Nasution berhasil menyelamatkan diri dengan memanjat tembok belakang.


Memasuki fajar, seluruh pasukan G30S kembali ke Lubang Buaya.


Wakil Komandan Satgas Pringgodani Mayor (Udara) Gatot Soekrisno kebingungan ketika para prajurit menurunkan empat orang yang terikat dan ditutup matanya, serta tiga mayat.


Padahal, Letkol (Inf) Untung Samsoeri mengatakan, "...tangkap mereka, akan kita hadapkan kepada Paduka Yang Mulia (Soekarno)."


Gatot bingung apa yang akan dihadapkan ke Presiden jika sasaran sudah meningal.


"Saya segera menghubungi Mayor (Udara) Soejono, Komandan Satgas Pringgidani di Cenko I, minta petunjuk, bagaimana menangani kondisi baru yang menyimpang dari skenario awal tersebut," kata Gatot.


Siang itu, eksekutor G30S akhirnya mengumumkan penangkapan dan pembunuhan yang telanjur terjadi.


RRI menyiarkan pengumuman soal ditangkapnya sekelompok orang yang disebut Dewan Jenderal.


Penangkapan dilakukan oleh Dewan Revolusi yang mencegah tindakan Dewan Jenderal yang ingin mengkudeta Presiden Sukarno.

TUJUH FAKTA WR SUPRATMAN

 7 Fakta WR Soepratman, Sang Pencipta Lagu Indonesia Raya


Sebagai anak Indonesia, siapa sih yang nggak tau Indonesia Raya? Kalau kamu nggak hafal, duh, kebangetan deh! Lagu kebangsaan Indonesia ini wajib dinyanuikan saat upacara bendera setiap hari Senin pagi di sekolah dan di instansi pemerintahan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia.


Setiap orang pasti tau, pencipta lagu Indonesia Raya, W.R Soepratman, sosok pahlawan nasional yang sering kita lihat fotonya sebagai pria berkacamata.


Tapi, tahuka kamu kalau lagu Indonesia Raya dimainkan pertama kali pada saat Kongres Pemuda II di Batavia pada 28 oktober 1928 lalu? Selain itu, ini dia beberapa fakta penting lainnya tentang W.R Soepratman. Yuk simak!


Kontroversi tanggal lahir


W.R Soepratman adalah keturunan dari pasangan Djoemeno Senen dan Siti Senen. Djoemeno Senen pernah bergabung dengan tentara KNIL (kesatuan tentara Hindia Belanda). Hari kelahiran W.R Soepratman telah ditetapkan pada tanggal 9 Maret 1903 pada saat Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai presiden. Namun Pengadilan Negeri Purworejo telah menerbitkan keputusan bahwa tanggal kelahiran Wage (nama sebutan W.R Soepratman) yang benar sesuai fakta adalah tanggal 19 Maret 1903. Baik tanggal 9 atau 19 Maret sama-sama jatuh pada hari pasaran Wage.


Kontroversi kota kelahiran



sixcie-man.blogspot.com

Di banyak buku sejarah, ditemukan informasi tempat kelahiran W.R Soepratman yang masih menjadi ambigu, ada yang menuliskan lahir di Jakarta, namun ada juga yang menuliskan di Surabaya. Namun, berdasarkan pengakuan Roekijem, kakak W.R Soepratman kepada penulis biografinya, W.R Soepratman lahir di Jakarta namun dimakamkan di Surabaya.


Selain tanggal, Pengadilan Negeri Purworejo juga telah menerbitkan keputusan tentang tempat kelahiran W.R Soepratman yaitu di dukuh Trembelang, desa Somongari, kecamatan Kaligesing, kota Purworejo.




Tidak pernah menikah atau memiliki anak

Sepanjang kehidupannya 35 tahun, W.R Soepratman tidak menikah apalagi memiliki keturunan sampai akhir hayatnya.


Ibu Kita Kartini adalah lagu ciptaannya yang juga abadi


Selain Indonesia Raya yang terus dikumandangkan oleh rakyat Indonesia, Ibu Kita Kartini merupakan lagu ciptaan W.R Soepratman yang juga populer, terutama setiap 21 April yang ditetapkan sebagai hari Kartini.


Sampai akhir hayat tak pernah tahu lagu ciptaannya jadi lagu kebangsaan

W.R Soepratman ditangkap Hindia Belanda ketika menyiarkan lagu ciptaannya yang terakhir, Matahari Terbit bersama pandu-pandu di NIROM Jalan Embong Malang, Surabaya, lalu ditahan di penjara Kalisosok, Surabaya. Ia meninggal 7 tahun sebelum proklamasi, pada tanggal 17 Agustus 1938 karena sakit. Artinya, ia tak pernah tahu bahwa Indonesia Raya ditetapkan sebagai lagu kebangsaan negerinya sendiri.



Diberi nama sisipan Rudolf padahal bukan orang Belanda

Nama Rudolf pada W.R Soepratman adalah pemberian kakak iparnya, yaitu WM van Eldik supaya bisa bersekolah di Europese Lagere School (ELS) yang cuma menerima orang Eropa dan Belanda. Sayangnya, trik tersebut tak bertahan lama karena Wage akhirnya ketahuan dan dikeluarkan dari ELS lalu pindah ke Sekolah Melayu.



Meski telah mashyur sebagai pencipta lagu kebangsaan, selama ini ternyata belum pernah ada film mengenai kisah hidupnya. Dan film Wage saat ini sedang digarap oleh sutradara John de Rantau dengan gender biografi . Menampilkan Rendra sebagai pemeran tokoh WR Supratman, serta sederet aktor dan aktris, seperti Tengku Rifnu Wikana dan Annisa Putri Ayudya. Lokasi syuting antara lain di kawasan kota lama Semarang, Solo, Magelang, Jogja dan tentunya kota Purworejo. Diharapkan Film Wage tayang serentak secara nasional pada hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2017.


Nah itu dia 5 fakta dari pencipta lagu Indonesia Raya yang patut diketahui kita semua sebagai orang Indonesia.

Selasa, 18 Oktober 2022

SINGKATAN UMUM

1. BH berasal dari bahasa Belanda buste houder yang artinya kurang lebih penyangga payudara

2. Mengutip laman resmi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), nama Kijang merupakan singkatan dari "Kerjasama Indonesia-Jepang".

3. LPG merupakan singkatan dari liquefied petrolium gas atau gas bumi yang dicairkan dengan komponen utama propana (C3H8) dan butana (C4H10), dikutip dari laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

4. Bagi orang Indonesia, "WC" menjadi kata yang kerap digunakan untuk menggantikan kata "toilet". WC sendiri merupakan singkatan dari water closet.

5. Sinetron merupakan singkatan dari sinema elektronik.

6. PIN merupakan singkatan dari Personal Identification Number yang digunakan dalam banyak transaksi keuangan, dikutip dari Investopedia.

7. DAMRI merupakan singkatan dari "Djawatan Angkoetan Motor Republik Indonesia" berdasarkan Maklumat Menteri Perhubungan RI No.01/DAM/46.

8. GPS merupakan singkatan dari Global Positioning System, sebuah jaringan satelit dan perangkat penerima yang digunakan untuk menentukan suatu lokasi, dikutip dari National Geographic.

9. Banyak sumber menyebutkan bahwa WiFi merupakan singkatan dari Wireless Fidelity. Namun berdasarkan sejarahnya, kata tersebut kurang tepat. 

10. HVS adalah singkatan dari Hour Vrij Schrijfpapier.

Dalam bahasa Belanda berarti kertas bebas serat kayu.

11. Internet adalah singkatan dari interconnected network. 

12. Japri adalah singkatan jaringan pribadi atau biasa disebut dengan Private Message.

Sabtu, 15 Oktober 2022

K = 1000 Mengapa ?

 Kompas.com Tren

Mengapa "K" Jadi Singkatan untuk Ribu? Ini Asal-usul dan Sejarahnya

Kompas.com, 14 Oktober 2022, 10:29 WIB

Kenapa K disebut juga ribu, bagaimana penjelasan dan sejarahnya? 

Kenapa K disebut juga ribu, bagaimana penjelasan dan sejarahnya? 

Penulis: Nur Rohmi Aida | Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Mungkin Anda penasaran ketika melihat label harga ditulis dengan Rp 20K atau Rp 250K alih-alih Rp Rp 20.000 atau Rp 250.000. 

Apa arti "K" dalam penulisan tersebut? Bagaimana asal-usul dan sejarahnya?

Arti "K" dalam ribuan dan sejarahnya

Sejarah kenapa "K" jadi sebutan untuk ribu bisa dilihat dari penjelasan kamus Merriam-Webster. Disebutkan satuan "K" memiliki kepanjangan kilo.

Kilo adalah unit pengukuran dalam Sistem Satuan Internasional atau SI (SystĆØme international d'unitĆ©s).

Ada kilometer sebagai satuan jarak, kemudian kilogram sebagai satuan berat. Sementara dalam tingkatan, kilo sama dengan 1.000 gram dan 1.000 meter.

Kata kilo berasal dari bahasa Yunani "chilioi" yang digunakan untuk menyatakan banyak atau jamak.

Daftar menu Kokali, menunjukkan harga minuman yang ditulis dengan singkatan K

Sejak kapan "K" jadi pengganti ribu? 

Penggunaan "K" untuk mempersingkat penyebutan ribu dimulai setidaknya sejak pertengahan 1940-an.

Catatan menunjukkan "K" sebagai ribu ada dalam glosarium buku teks Basic Electrical Engineering terbitan McGraw-Hill's tahun 1945.

Dua tahun kemudian, perusahaan elektronik Radio Corporation of America (RCA) memasukkan "K" dalam glosariumnya, Common Words in Radio, Television, & Electronics.

Keuntungan menulis "K" untuk ribu

Penggunaan huruf K untuk menyatakan ribu tentu banyak keuntungannya. Selain menyingkat penulisan, juga bisa menghemat tempat.

Beberapa contoh penggunaan huruf K untuk menyingkat angka besar yang terlalu banyak angka nol.

1K = 1.000

10K = 10.000

100K = 100.000

1000K = 1.000.000.

Selain itu, gaya penulisan "K" pada 100K dibandingkan menuliskan dengan angka Rp 100.000 misalnya, justru banyak mengandung unsur psikologis.

Artinya bisa menyebabkan banyak pelanggan merasa jauh lebih ringan dengan melihat harga tersebut.

Huruf "K" dalam teknologi

Dalam sejarahnya, "K" tidak hanya digunakan untuk menunjukkan harga, tetapi juga satuan dalam teknologi.

Contohnya resolusi 4K. Satuan yang digunakan dalam resolusi adalah pixel.

Salah satu resolusi yang tertinggi saat ini adalah 3.840 x 2.160 yang berarti diagonal 3.840 pixel dan tinggi 2.160 pixel.

Namun, oleh orang-orang IT, angka 3.840 dibulatkan menjadi 4.000 sehingga lahirlah istilah 4K.

(Sumber: Kompas.com/Nibras Nada Nailufar, Muhammad Choirul Anwar)

Rabu, 12 Oktober 2022

LIBUR DAN CUTI BERSAMA

 Menko PMK: Semua Agama Dapat Libur Nasional dan Cuti Bersama

Karin Nur Secha - detikNews

Selasa, 11 Okt 2022 13:57 WIB


Jakarta - Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah memutuskan semua agama di Indonesia mendapat cuti bersama dan libur nasional pada 2023. Tahun depan, umat Hindu mendapat jatah cuti bersama pada Hari Raya Nyepi.

Cuti bersama tersebut jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023. Ini berarti seluruh agama di Indonesia mendapat tambahan cuti bersama saat merayakan hari raya.


"Ya, karena semua libur agama itu diberi tambahan cuti bersama. Kemudian memang posisi Hari Raya Nyepi itu tanggung, itu (hari) Rabu. Tadi memang agak pelik, Ini mau digandeng kan ke mana. Tapi tetap kita putuskan biar semua agama dapat. Jadi Nyepi diberi tambahan. Jadi nanti Nyepi tanggal 22 ditambah 23 itu libur bersama," ucap Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2022).



Sementara itu, Muhadjir menyebut total libur dan cuti bersama pada 2023 sebanyak 24 hari.


"Sehingga total jumlah libur cuti bersama itu sebanyak 24 hari. Jadi untuk sekali lagi cuti bersama itu sebanyak 24 hari, libur dan cuti maksudnya," imbuhnya.



Berikut ini libur hari raya tahun 2023:


1 Januari (Minggu): Tahun baru 2023 Masehi

22 Januari (Minggu): Tahun baru Imlek

18 Februari (Sabtu): Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW

22 Maret (Rabu): Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1945

7 April (Jumat): Wafatnya Isa Al Masih

22-23 April (Sabtu-Minggu): Hari Raya Idul Fitri 1443 H

1 Mei (Senin): Hari Buruh Internasional

18 Mei (Kamis): Kenaikan Isa Al Masih

4 Juni (Kamis): Hari Raya Waisak

1 Juni (Kamis): Hari Lahir Pancasila

29 Juni (Minggu): Hari Raya Idul Adha 1443 H

19 Juli (Rabu): Tahun Baru Islam 1444 H

17 Agustus (Kamis): Hari Kemerdekaan RI

28 September (Kamis): Maulid Nabi Muhammad SAW

25 Desember (Senin): Hari Raya Natal



Sementara itu, untuk penetapan cuti bersama tahun 2023 ditetapkan sebagai berikut:


23 Januari (Senin): Libur bersama Tahun Baru Imlek

23 Maret (Kamis): Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945

21, 24, 25, 26 April (Jumat, Senin, Selasa, dan Rabu) : Hari Raya Idul Fitri 1944 H

2 Juni (Jumat): Hari Raya Waisak

26 Desember (Selasa): Hari Raya Natal

Selasa, 11 Oktober 2022

SIAPA SURYA PALOH ?

 tempo.co



Beranda

Nasional

Profil Surya Paloh, Pola Ketua Umum Nasdem dan Langkah-langkah Politiknya

Reporter

RACHEL FARAHDIBA REGAR

Editor

S. Dian Andryanto

Selasa, 11 Oktober 2022 11:25 WIB




TEMPO.CO, Jakarta - Akhir-akhir ini, partai politik tengah saling berupaya menampilkan nama-nama calon presiden dan calon wakil presiden RI 2024. Begitu pun dengan Partai Nasional Demokrat (NasDem). Selaku Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh pun memilih Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta sebagai capres yang diusungnya.



Strategi Nasdem mengumumkan capres 2024 tentu tak bisa dilepaskan dari Surya Paloh, sebagai Ketua Umum Nasdem. Beberapa langkah Surya Paloh kadang mengejutkan, ketika partai lain belum berani terang-terangan menyampaikan capres jagoannya, ia sudah melakukan langkah itu.


ADVERTISEMENT



Jauh sebelum itu, pada 2014, Nasdem termasuk partai yang paling awal mengusung Jokowi sebagai capres saat itu.


Surya Paloh sebelumnya dikenal sebagai pengusaha media, kemudian langkah politiknya makin jelas saat ia mendirikan Partai Nasdem.



Profil Surya Paloh


Pemilik nama Dr. (Hc). Drs. H. Surya Dharma Paloh adalah seorang aktivisme politik yang lahir pada 16 Juli 1951 di Banda Aceh. Sementara itu, ia besar di Pematangsiantar, Medan, Sumatra Utara. Kota inilah yang membuat Surya Paloh menjadi seorang pengusaha.


Ia mengenal dunia bisnis ketika masih remaja yang dilakukannya sambil bersekolah. Kala itu, ia menjual teh, ikan asin, karung goni, dan lain-lain yang membelinya dari dua orang sahabat sekaligus guru bisnisnya, lalu dijual ke beberapa kedai kecil atau PT Perkebunan Nusantara. Di kota Medan pula, ia mendirikan perusahaan karoseri dan menjadi agen penjual mobil. 


Mengutip dari p2k.unkris.ac.id, sambil berdagang, Surya juga menempuh pendidikan di Fakultas Hukum, Universitas Sumatra Utara, tetapi tidak tuntas dan melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Sumatra Utara. 


Semasa kuliah, kecintaan Surya pada politik sudah terlihat. Saat itu, ia berhasil membuat organisasi massa yang menentang kebijakan dari pemerintahan orde lama dengan nama Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI).


Namun, tidak bertahan lama, KAPPI harus bubar dan membuat Surya menjadi Koordinator Pemuda dan Pelajar pada Sekretariat Bersama Golkar. Setelah itu, ia pun mendirikan Organisasi Putra-Putri ABRI (PP-ABRI), lalu menjadi Pimpinan PP-ABRI Sumatra Utara. Dengan keaktifannya dalam dunia politik, mengharuskan ia pindah ke kota metropolitan, Jakarta.



Surya Paloh Pendiri Lembaga Pers


Pada 1986, Surya Paloh mendirikan Surat Kabar Harian Prioritas dan cetakannya sangat laku keras sampai ke berbagai daerah. Sayangnya, surat kabar tersebut harus dicabut SIUPP-nya oleh pemerintah karena tidak sesuai dengan kode etik jurnalistik Indonesia. Kendati demikian, menurutnya bidan pers menjadi bisnis yang menarik sehingga ia memohon SIUPP baru, tetapi sudah dua tahun tidak kunjung keluar. 


Ia pun mengusahakan beribu cara agar tetap membuka bisnis di bidang pers. Alhasil, ia bekerja sama dengan Achmad Taufik untuk mebangkitkan kembali Majalah Vista. Tidak hanya itu, pada 1989, Surya pun bekerja sama dengan T. Yously Syah mengelola koran Media Indonesia dan membuat koran ini diboyong ke Gedung Prioritas. Selain kedua media tersebut, Surya juga bekerja sama dalam menerbitkan sepuluh penerbitan media di daerah, antara lain Harian Atjeh Post, Harian Gala (Bandung), dan Harian Cahaya Siang (Manado).


Dari tindakan yang banyak dilakukan oleh Surya Paloh untuk pers Indonesia, membuatnya diangkat sebagai pengusung kebebasan pers. Pers akhirnya berhasil memperoleh kebebasan yang hilang melalui Permenpan Nomor 1/Per/Menpen/1984 dicabut oleh Menpen Yunus Yosfiah pada 1998, seperti dikutip dari peraturan.bpk.go.id. 


Kemudian, pada 18 November 2000, Surya mengundang Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur untuk meresmikan pendirian Metro TV sebagai sebuah stasiun televisi berita pertama di Indonesia. Kemudian, 1 April 2001 Metro TV melakukan siaran non-stop selama 24 jam setiap hari. Kehadiran Metro TV yang dibangun oleh Ketua Umum Partai NasDem ini menjadi terobosan terbesar dalam dunia pertelevisian nasional.

Ojo DIBANDINGKAN

 Sumber :

AHY Klaim Rakyat Hidup Lebih Baik Dipimpin SBY, PKB: Ojo Dibandingke!
Matius Alfons Hutajulu - detikNews
Selasa, 11 Okt 2022 18:22 WIB

Baca artikel detiknews, "AHY Klaim Rakyat Hidup Lebih Baik Dipimpin SBY, PKB: Ojo Dibandingke!" selengkapnya https://news.detik.com/pemilu/d-6342190/ahy-klaim-rakyat-hidup-lebih-baik-dipimpin-sby-pkb-ojo-dibandingke.


Pernyataan AHY

Untuk diketahui, AHY menyinggung soal peluang baik Partai Demokrat menjelang 2024. AHY membicarakan kondisi masyarakat lebih baik di bawah kepemimpinan Presiden ke-6 RI SBY.

"Ada peluang yang baik untuk Partai Demokrat Insyaallah, seiring dengan meningkatnya elektabilitas Partai Demokrat oleh lembaga survei baik di tingkat nasional, baik khususnya di DKI Jakarta seperti yang tadi dilaporkan oleh Ketua DPD," papar AHY dalam acara pelantikan DPC dan DPAC Demokrat se-DKI Jakarta di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (11/10).


AHY berharap perolehan Partai Demokrat di pemilihan legislatif nanti bisa meningkat. Termasuk saat kader partai bisa menjadi kandidat dalam Pemilu 2024 mendatang.



"Kita juga sedang berikhtiar, berupaya sekuat tenaga, semoga terbangun koalisi dan akhirnya kader Partai Demokrat bisa mengikuti sebagai kandidat dalam pemilihan presiden 2024. Bukan kekuasaan yang kita incar, tapi kita ingin mengusung perubahan dan perbaikan," katanya.


AHY lantas menyinggung jika kehidupan masyarakat Indonesia saat ini sedang sulit. Ia membandingkan kondisi masyarakat di bawah kepemimpinan SBY pada pemerintahan sebelumnya.



"Kehidupan masyarakat kita hari ini tidak lebih baik dari dulu, betul? Kehidupan semakin sulit, kita tidak ingin membanding-bandingkan ketika Indonesia dipimpin oleh Presiden SBY dan ketika Partai Demokrat berada dalam pemerintahan nasional," kata AHY.


"Tetapi faktanya memang demikian, bahwa ketika itu masyarakat Indonesia hidup lebih baik, lebih sejahtera, kemiskinan menurun ketika itu. Betul? Pengangguran menurun ketika itu, sekarang di sana-sini masyarakat kita hidupnya sulit bukan hanya di Pulau Jawa tetapi di seluruh Indonesia," sambungnya.

APAKAH NAMA KERAJAAN TERTUA DI INDONESIA ?

 Apakah nama kerajaan tertua di Indonesia ? Umumnya kita kenal sebagai Kerajaan Mulawarman yang terletak di Desa Muara Kaman dekat Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur.


Namun sebagian beranggapan Anggapan itu bahkan sudah merambah ke buku-buku resmi yang seharusnya didasarkan pada riset dan survey yang serius. Dalam buku-buku sejarah ataupun buku-buku pintar yang banyak beredar di pasaran, Kutai telah dianggap sebagai Kerajaan tertua di Indonesia.


Kerajaan yang bisa disebut Kerajaan Kutai sebenarnya ada dua, Kutai Martadipura dan Kutai Kertanegara. Kutai Martadipura adalah kerajaan hindu yang diperkirakan berdiri sekitar abad ke 4 dan 5. Raja pertamanya adalah maharaja Kudungga.


Kerajaan Kutai Kertanegara sendiri baru berdiri pada awal abad ke-13. Kerajaan baru di Tepian Batu atau Kutai Lama ini raja pertamanya, Aji Batara Agung Dewa Sakti (1300-1325).


Peta Tenggarong, Kab Kutai Kertanegara


Walaupun Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat diperkirakan sama tuanya di abad 5 Masehi, namun Mulawarman diperkuat oleh adanya bukti prasasti tulisan huruf Palawa pada batu yang menurut analisa ahli sebagai kerajaan tertua di Indonesia.



Prasasti Yupa Mulawarman Hasil penterjemahan dari Prasasti Yupa sebagai berikut :


"Sang Mahārāja Kundungga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aśwawarmman namanya, yang seperti Angśuman (dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aśwawarmman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci). Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mūlawarmman, raja yang berperadaban baik, kuat, dan kuasa. Sang Mūlawarmman telah mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas-amat-banyak. Untuk peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini didirikan oleh para brahmana."



Batu prasasti Mulawarman sendiri berasal dari batuan beku dengan struktur columnar yang sama dengan bentuk batuan pada situs Gunung Padang di Jawa Barat. Di daerah ditemukannnya prasasti yakni daerah Muara Kaman, Kab. Kutai Kartanegara (Kukar) sendiri tidak dijumpai jenis batuan serupa, terkecuali ditemukan di daerah Tering, Kabupaten Kutai Barat, atau daerah hulu daerah (Kukar). Pada daerah Tering ini dijumpai banyak batuan beku struktur columnar joint yang serupa dengan Gunung Padang. Diperkirakan daerah Tering inilah Mulawarman mengambil batuan sebagai prasasti saat diadakan pesta kebesarannya. Diperkirakan Mulawarman menggunakan transportasi Sungai Mahakam sebagai cara memindahkan batuan tersebut sejauh 100 km. Prasasti Yupa disimpan di Museum Mulawarman Tenggarong dan Museum Pusat di Jakarta.


Dengan adanya dua kerajaan di kawasan Sungai Mahakam ini tentunya menimbulkan friksi diantara keduanya. Pada awal abad ke-16 terjadilah peperangan besar diantara kedua kerajaan Kutai ini. Kerajaan Kutai Martadipura berakhir saat raja terakhirnya yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa.


Kembali ke pertanyaan awal, sebenarnya kerajaan apa yang layak disebut kerajaan tertua di Indonesia atau Nusantara. Tercatat ada sebuah kerajaan yang memiliki peninggalan tertulis cukup tua, yaitu kerajaan Tarumanegara.


Tarumanagara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah yang sekarang menjadi provinsi Banten, Jawa Barat dan Jakarta pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M.


Bukti-bukti tentang kerajaan ini tersebar luas di daerah banten, tapi sumber utama bukti keberadaan Taruma adalah 7 prasasti yang ditemukan di jawa barat. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa Kerajaan Tarumanegara dibangun oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman tahun 358 M.


Saat ini banyak klaim beberapa daerah sebagai kerajaan tertua di Indonesia seperti Kandis di Sumatera maupun Salakanegara di Jawa Barat sebelum Tarumanegara. Namun satu-satunya kerajaan tertua yang memiliki bukti prasasti ialah Kerajaan Mulawarman. Tertarik berkunjung ? Yuk jalan-jalan ke Kutai Kertanegara.


Sumber : einweirsinfo |kompasiana

DAFTAR LOKASI KERAJAAN TERBESAR DI INDONESIA

 Daftar Lokasi Kerajaan Terbesar di Indonesia

Kompas.com, 17 Januari 2022, 08:00 WIB


KOMPAS.COM/MOH. SYAFIƍ

Candi Brahu di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, ditutup untuk umum sejak 21 Juni 2021 hingga 2 Juli 2021. Salah satu jejak arkeologis peninggalan Kerajaan Majapahit itu ditutup untuk umum guna mengantisipasi penyebaran Covid-19.

Candi Brahu di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, ditutup untuk umum sejak 21 Juni 2021 hingga 2 Juli 2021. Salah satu jejak arkeologis peninggalan Kerajaan Majapahit itu ditutup untuk umum guna mengantisipasi penyebaran Covid-19.

Penulis: Lukman Hadi Subroto | Editor: Widya Lestari Ningsih

KOMPAS.com - Sebelum merdeka dan menjadi negara kesatuan, Indonesia merupakan wilayah yang terdiri dari banyak kerajaan.

Munculnya kerajaan yang ada di Indonesia umumnya sesudah masuknya budaya asing, seperti Hindu-Buddha dan Islam, yang telah terakulturasi dengan budaya lokal.

Pada perkembangannya, keberadaan kerajaan-kerajaan itu menjadikan Indonesia sebagai negara yang multikultural atau memiliki banyak budaya.

Dari Sumatera hingga ujung timur Indonesia, pernah berdiri ratusan kerajaan yang mulai berkuasa sejak awal abad Masehi.

Kerajaan Kutai disebut-sebut sebagai kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang didirikan sekitar abad ke-4.

Sedangkan kerajaan Islam tertua di Indonesia adalah Kerajaan Perlak, yang didirikan oleh Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah pada 840.

Dari ratusan kerajaan yang pernah berdiri di Nusantara, berikut ini letak kerajaan terbesar di Indonesia:

Nama Letak Wilayah kekuasaan

Kerajaan Kutai Kutai Kartanegara Seluruh Provinsi Kalimantan Timur

Kerajaan Tarumanegara Bogor Sebagian wilayah Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat

Kerajaan Sriwijaya Palembang Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian Jawa.

Kerajaan Mataram Kuno Yogyakarta Yogyakarta, Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur.

Kerajaan Perlak Aceh Timur Seluruh Provinsi Aceh dan sebagian Semenanjung Malaka

Kerajaan Bali Gianyar Seluruh Bali dan sebagian Nusa Tenggara

Kerajaan Kahuripan Malang Hampir seluruh Jawa Timur

Kerajaan Pajajaran Bogor Sebagian Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta

Kerajaan Kediri Kediri Hampir seluruh Jawa Timur

Kerajaan Tidore Tidore Seluruh wilayah Maluku

Kerajaan Melayu Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat

Kerajaan Singasari Malang Jawa Timur, Sunda, Bali, sebagian Kalimantan dan Sumatera

Kerajaan Ternate Ternate Seluruh Maluku

Kerajaan Samudera Pasai Aceh Timur Seluruh Provinsi Aceh

Kerajaan Majapahit Mojokerto Hampir seluruh Indonesia

Kerajaan Gowa-Tallo Gowa Kabupaten Gowa dan sekitarnya

Kerajaan Malaka Kota Melaka Hampir seluruh Sumatera dan Semenanjung Malaka

Kerajaan Cirebon Cirebon Pesisir Utara Pulau Jawa

Kerajaan Demak Demak Hampir seluruh Pulau Jawa

Kerajaan Aceh Aceh Seluruh Provinsi Aceh dan sebagian Semanjung Malaka

Kerajaan Banjar Banjarmasin Seluruh Provinsi Kalimantan Selatan

Kerajaan Banten Banten Banten, sebagian Jawa Barat dan Jakarta, Lampung

Kerajaan Mataram Islam Yogyakarta dan Surakarta Hampir seluruh Pulau Jawa

Kerajaan Siak Kabupaten Siak Hampir seluruh Provinsi Riau 

Referensi:

Taniputera, Ivan. 2017. Ensiklopedi Kerajaan-Kerajaan Nusantara: Hikayat dan Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

7 KERAJAAN TERTUA BERDASARKAN PRASASTI

 7 Kerajaan Tertua di Indonesia Berdasarkan Prasati

Kerajaan tertua di Indonesia adalah Kerajaan Kutai. Kerajaan ini berada di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

     

Kerajaan Tertua di Indonesia


Penulis: Dwi Latifatul Fajri

Editor: Intan

2/6/2022, 18.23 WIB

Perkembangan kerajaan di Indonesia dipengaruhi oleh masuknya Agama Hindu dan Buddha. Ajaran Hindu dari India tidak lepas dari peran Bangsa Arya, Bangsa pengembara dari Asia Tengah. Bangsa Arya masuk ke India sekitar 1500 SM.


Bangsa ini kemudian mengembangkan sistem dan kepercayaan masyarakat Hinduisme. Sistem kepercayaan yang dikembangkan Bangsa Arya ini bersifat menyembah banyak Dewa.



Dalam Agama Hindu, ada tiga dewa utama, yaitu Brahma (Dewa pencipta), Wisnu (Dewa pelindung), dan Siwa (Dewa penghancur). Kemudian berkembang sistem kasta yang membedakan masyarakat berdasarkan fungsinya yaitu kasta Brahmana (pendeta), Ksatria (bangsawan), Waisya (petani dan pedagang), Sudra (kaum buruh).


Kemudian sekitar abad ke-5 SM muncul agama Buddha. Tokoh agama Buddha adalah Siddharta Gautama (563 SM-483 SM). Agama Buddha ini mengajarkan pengendalian diri dan mencapai nirwana melalui Delapan Jalan Kebenaran.



Proses penyebaran kedua agama ini sampai ke Indonesia. Berdasarkan penemuan sejarah, kerajaan tertua di Indonesia dipengaruhi oleh Hindu dan Buddha. Berikut daftar kerajaan tertua di Indonesia berdasarkan buku Sejarah karya Nana Supriatna.



Kerajaan Tertua di Indonesia

1. Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada abad ke-5 Masehi. Kerajaan Kutai berada di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Berdasarkan peninggalan sejarah, terdapat tujuh batu bertulis (Yupa). Batu bertulis ini bertuliskan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.


Berdasarkan kehidupan sosial, Kerajaan Kutai ditandai dengan pembagian golongan masyarakat. Ada Golongan Brahmana dan Ksatria. Masyarakat di kerajaan Kutai dipengaruhi Agama Hindu. Hal ini dibuktikan dari Raja Mulawarman dan para Brahmana yang membangun tempat suci untuk menghormati dewa di agama Hindu.


2. Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan kedua tertua di Indonesia adalah kerajaan tarumanagara. Kerajaan berada di Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan bukti tertulis, kerajaan Tarumanegara dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu India. Diperkirakan kerajaan ini berkembang pada 400 M-600 M.


Terdapat 7 prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara yang tersebar di beberapa daerah. Berdasarkan prasasti Ciaruteun, raja Purnawarman memeluk agama Hindu dan menyembah Dewa Wisnu. Wilayah kekuasaan meliputi Jawa Barat membentang dari Jakarta, Bogor, dan Cirebon.


3. Kerajaan Ho-ling

Kerajaan Ho-ling (Kalingga) berada di Jawa Tengah. Bukti kerajaan ini berdasarkan pengiriman utusan dari Cina ke kerajaan tersebut pada 647 M dan 666 M. Keberadaan kerajaan Ho-ling berdasarkan pendeta Buddha bernama I Tsing.


Pendeta tersebut menyebutkan Hwining pernah datang ke Holong pada 664 M. Dia menerjemahkan kitab suci agama Buddha dari bahasa Sansekerta ke bahasa Cina.


Kerajaan Holing ini diperintah oleh Ratu Sima, raja perempuan. Ratu Sima dikenal sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana. Masyarakat di kerajaan ini menjual emas, perak, dan cula badak.



4. Kerajaan Melayu

Letak Kerajaan Melayu berada di Jambi atau sepanjang Sungai Batanghari. Ada juga yang menyatakan kerajaan ini di Semenanjung Malaysia.


Kerajaan Melayu dijelaskan dalam kitab Pararaton dan Negarakertagama abad ke-13. Kitab tersebut menjelaskan Kertanegara sebagai Raja Singhasari melakukan ekspedisi Pamalayu.


Tujuan ekspedisi tersebut untuk menghadang Kerajaan Mongol di bawah Raja Kubilai Khan, yang ingin menguasai Asia Tenggara. Raja Singhasari menghadiahkan sebuah Arca Buddha, Amoghapasa ke Melayu.


5. Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 sampai abad ke-15. Kerajaan ini menguasai jalur dagang di Laut Cina Selatan dan Selat Malaka.


Kerajaan Sriwijaya ditemukan berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit (683 M), Prasasti Talang Tuo (684 M), Prasasti Kota Kapur (686 M), Prasasti Siddhayatra, Prasasti Telaga Batu (683 M), dan Prasasti Karang Berahi.


Raja Balaputradewa membuat Sriwijaya berkembang pesat. Kerajaan ini memperluas wilayah kekuasaan untuk jalur perdagangan. Selain itu Kerajaan Sriwijaya juga menjalin hubungan diplomatik dengan Kerajaan Cola di India dan Kerajaan Cina di utara.


Selain jalur perdagangan, kerajaan ini mengembangkan pendidikan. Sriwijaya menjadi pusat pendidikan Buddha di Asia tenggara.


6. Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada abad ke-8 sampai abad ke-11 Masehi. Kerajaan ini awalnya di Jawa Tengah, kemudian pindah ke Jawa Timur. Terdapat peninggalan prasasti, seperti Prasasti Canggal, Prasasti Kalasan, Prasasti Balitung, dan Prasasti Klurak.


Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh dua dinasti yaitu Wangsa Sanjaya yang bercorak Agama Hindu. Sedangkan Wangsa Syailendra bercorak Buddha. Wangsa Sanjaya ini menguasai Jawa Tengah bagian Utara, sementara Wangsa Sailendra menguasai Jawa Tengah bagian Selatan.


7. Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri ditemukan berdasarkan Prasasti Sirah Keting (1104 M), Prasasti Padlegan (117 M), Prasasti Hantang (1135 M), Prasasti Jaring (1181 M), dan Prasasti Kamulan (1194 M).


Kerajaan Kediri dikuasai oleh beberapa raja seperti Jayawara (1104 M), Jayabaya (1135 M), Sarweswara (1161 M), Aryaswara (1169 M-1171 M), Ganara (1182 M), Kameswara (1182 M-1185 M), dan Kertajaya (1190 M-1222 M).


Raya Jayabaya dikenal sebagai raya yang besar karena berhasil menyatukan Kerajaan Jenggala dan Kediri. Selain itu Raja Jayabaya dikenal sebagai ahli ramal. Masyarakat di Kerajaan Kediri melakukan perdagangan emas, perak, kayu, cendana, dan pinang.


Kerajaan Kediri runtuh pada 1222 M, karena kalah dalam perang. Ketika itu Ken Arok di Genter berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri. Runtuhnya kerajaan ini mengakhiri kekuasaan Wangsa Isyana.

10 KERAJAAN DAN WILAYAHNYA

 10 Kerajaan di Indonesia Serta Wilayah Kekuasaannya, dari Kutai Hingga Majapahit

Febryan Kevin Senin, 12 September 2022 | 12:20 WIB


GridKids.id - Sebelum berbentuk Republik dan merdeka, sejumlah wilayah Indonesia terdiri dari kerajaan.


Sejumlah kerajaan yang masuk ke Indonesia setelah budaya asing masuk yaitu kerajaan Hindu-Buddha dan Islam. 


Lalu, terjadilah akulturasi budaya sehingga kebudayaan asing menyesuaikan kebiasaan lokal.


Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang sudah ada sejak abad ke-4.




Selain itu, kerajaan di Indonesia memiliki wilayah kekuasaan.


Nah dalam artikel kali ini GridKids akan membahas wilayah kekuasaan kerajaan-kerajaan di Indonesia, Kids. 


Yuk, kita cari tahu.


Wilayah kekuasaan kerajaan-kerajaan di Indonesia


1. Kerajaan Kutai


• Seluruh Provinsi Kalimantan Timur


2. Kerajaan Tarumanegara


• Sebagian wilayah Banten


• DKI Jakarta


• Jawa Barat


3. Kerajaan Sriwijaya


• Kamboja


• Thailand Selatan


• Semenanjung Malaya


• Sumatera


• Sebagian Jawa.


4. Kerajaan Mataram Kuno


• Yogyakarta



• Jawa Tengah


• Sebagian Jawa Timur.


5. Kerajaan Perlak


• Seluruh Provinsi Aceh


• sebagian Semenanjung Malaka


6. Kerajaan Kediri


• Hampir seluruh Jawa Timur


7. Kerajaan Samudera Pasai


• Seluruh Provinsi Aceh


8. Kerajaan Mataram Islam


• Hampir seluruh Pulau Jawa



9. Kerajaan Demak


Wilayah kekuasaan kerajaan-kerajaan di Indonesia, simak ulasannya. 



• Seluruh Pulau Jawa


10. Kerajaan Majapahit


• Hampir seluruh Indonesia


Nah, itu beberapa kerajaan di Indonesia dan wilayah kekuasaannya.

KERAJAAN DI INDONESIA

 Kerajaan-kerajaan di Indonesia

 

 

NO: KERAJAAN

1. Kerajaan Kutai di Kalimantan timur tahun 400 M (Kerajaan Hindu)

Raja yang pertama : Kudungga

Raja yang terkenal : Mulawarman

2. Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat tahun 500 M (Kerajaan Hindu)

Raja yang terkenal : Purnawarman

3. Kerajaan Kalingga di Jepara (Jawa Tengah) tahun 640 M (Kerajaan Budha)

Raja yang terkenal : Ratu Shima:

4. Kerajaan Mataram Hindu di Jawa Tengah tahun 732 M (Kerajaan Hindu)

Raja yang pertama : Sanjaya

Raja yang terkenal : Balitung

5. Kerajaan Sriwijaya di Palembang abad VII (Kerajaan Budha)

Raja yang pertama : Sri Jaya Naga

Raja yang terkenal : Bala Putra Dewa

6. Kerajaan Medang di Jawa Timur abad IX (Kerajaan Hindu)

Raja yang terkenal : Empu Sendok:

7. Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur tahun 1073 M (Kerajaan Hindu)

Raja yang pertama dan terkenal : Airlangga

8. Kerajaan Kediri di tepi Sungai Berantas Jawa Timur abad XII M (Kerajaan Hindu)

Raja yang pertama : Jaya Warsa

Raja yang terkenal : Jaya Baya

9. Kerajaan Singasari di Jawa Timur tahun 1222 - 1292

Raja yang pertama : Sri Rajasa (Ken Arok)

Raja yang terkenal : Kertanegara (Joko Dolok)

10. Kerajaan Majapahit di Delta Brantas tahun 1293 - 1520 (Kerajaan Hindu)

Raja yang pertama : Raden Wijaya

Raja yang terkenal : Hayam Wuruk

Raja yang terakhir : Brawijaya (Kertabumi)

Patih yang terkenal : Gajah Mada

11. Kerajaan Pajajaran di Priangan (Jawa Barat) tahun 1333 (Kerajaan Hindu)

Raja yang terkenal : Sri Baduga Maharaja

Raja yang terakhir : Prabu Sedah

12. Kerajaan Demak di Jawa Tengah tahun 1513 - 1546 (Kerajaan Islam)

Raja yang pertama : Raden Patah (Sultan Bintoro)

Raja yang terakhir : Sultan Trenggono

13. Kerajaan Pajang di Surakarta tahun 1568 - 1586 (Kerajaan Islam)

Raja yang pertama : Joko Tingkir (Sultan Hadiwijoyo)

Raja yang terakhir : Ario Pangiri

14. Kerajaan Mataram Islam di Kota Gede (Yogyakarta) abad XVI Masehi (Kerajaan Islam)

Raja yang pertama : Suto Wijoyo (Panemabahan Senopati)

Raja yang terkenal : Sultan Agung

15. Kerajaan Banten di Jawa Barat tahun 1556 - 1580 (Kerajaan Islam)

Raja yang pertama : Hasanuddin

Raja yang terkenal : Sultan Ageng

Raja yang terakhir : Panembahan Yusuf

 

[Home] - [Isi Buku Tamu] - [Lihat Buku Tamu] - [Email]

Copyright © 1999-2007, InVirCom. All rights reserved.

5 ISTANA KERAJAAN DI INDONESIA

 Yuk, Mengenal Lima Istana Kerajaan di Indonesia

Berita / 17/02/2022 / Oleh Admin SMP

Tahukah Sobat SMP bahwa dahulu kala Indonesia terdiri atas banyak kerajaan? Ada Kerajaan Kutai, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Demak, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Samudera Pasai, dan masih banyak lagi. Karena itu, terdapat banyak istana kerajaan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. 


Sayangnya, tidak semua istana kerajaan masih berdiri hingga sekarang. Kebanyakan istana kerajaan yang sudah tua telah hancur karena serangan musuh sehingga tidak diketahui keberadaannya saat ini. Nah, kali ini Direktorat SMP akan membahas mengenai lima istana kerajaan yang ada di Indonesia yang masih berdiri hingga saat ini.


1. Istana Maimun Medan


Istana Maimun berada di Kota Medan, Sumatera Utara. Istana ini adalah Istana Kerajaan Deli yang dibangun oleh rajanya yang bernama Sultan Maimun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Arsiteknya berasal dari Italia dan arsitekturnya merupakan perpaduan gaya Melayu (Islam), Spanyol, India, dan Italia. Warna istana ini adalah kuning, khas Melayu. Pintu dan jendelanya lebar-lebar seperti umumnya bangunan Eropa. Pengaruh Islam terlihat pada bentuk atap yang melengkung seperti perahu terbalik. Istana megah ini dibangun di atas tanah seluas 2.772 m2 , sedangkan bangunannya seluas 772 m2. Saat ini, Istana Maimun tidak lagi dipakai untuk tempat tinggal sultan melainkan berubah menjadi tempat wisata dimana masyarakat dapat melihat peninggalan Kesultanan Maimun. 


2. Istana Sekala Brak Lampung


Di selatan Pulau Sumatra, tepatnya di Lampung, juga terdapat kerajaan, yaitu Kerajaan Sekala Brak. Istananya disebut dengan Lamban Gedung. Lamban Gedung berbentuk panggung sehingga kita harus menaiki tangga apabila ingin masuk. Ada dua lantai pada istana tersebut. Ruangan yang ada di Lamban Gedung pada umumnya mirip dengan rumah adat rakyat, yaitu ruang keluarga, kamar, ruang belakang, dapur, dan ruang untuk mencuci perabotan. Loteng Lamban Gedung biasanya dipakai untuk tempat penyimpanan barang-barang keperluan adat. Atap Lamban Gedung berbentuk runcing dengan satu pusat di tengah. Lamban Gedung juga dihiasi dengan ukiran ornamen berupa tumbuhan dan hewan.


3. Istana Alwatzikhoebillah Sambas


Salah satu kerajaan di Kalimantan Barat adalah Kerajaan Sambas. Kerajaan ini memiliki istana yang disebut dengan Istana Alwatzikhoebillah. Istana ini terletak di pinggir pertemuan antara Sungai Subah, Sungai Sambas Kecil, dan Sungai Teberau. Memasuki kompleks istana ini berarti harus melewati gerbang yang berbentuk segi delapan. Istana Kasultanan Sambas yang terdiri atas tiga bangunan berjajar. Bangunan yang berada di tengah adalah bangunan utamanya. Di situlah Sultan Sambas beraktivitas sehari-hari.Bangunan di sisi kiri ialah tempat untuk menjamu tamu dan bangunan di sisi kanan dipakai untuk menyiapkan kebutuhan sultan dan keluarga. Ketiga bangunan tersebut saling terhubung.


4. Keraton Sumenep


Baca Juga  Sang Juara: Selamat Kepada Para Pemenang Lomba KSN Tingkat Nasional 2021 Jenjang SMP!

Keraton Sumenep terletak di Kota Sumenep, Jawa Timur. Keraton Sumenep merupakan warisan raja-raja Sumenep yang dulu pernah berkuasa. Keraton Sumenep dibangun oleh Lauw Piango yang berkebangsaan Tiongkok. Konsep bangunan keraton terbilang unik karena menggunakan perpaduan gaya Jawa, Arab, Tiongkok, dan Eropa dalam rancangannya. Gerbang masuk menuju keraton dikenal dengan istilah labhang mesem yang berarti ‘gerbang tersenyum’ yang melambangkan keramahan masyarakat Sumenep pada setiap orang yang datang ke keraton. Saat ini sebagian keraton difungsikan sebagai museum sedangkan bagian pendopo kerap digunakan sebagai tempat kegiatan acara pemerintahan dan pagelaran seni dan budaya.


5. Kedaton Tidore


Istana Kesultanan Tidore yang juga dikenal dengan istilah Kedaton Kie terletak di Kota Tidore, Maluku Utara. Kedaton Kie berada di area perbukitan yang langsung menghadap ke laut. Kedaton Kie didirikan pada masa pemerintahan Sultan Tidore ke-28 pada tahun 1810. Kedaton Kie merupakan bangunan dua lantai yang berdiri di atas lahan berukuran 150 meter x 100 meter. Bagian depan kedaton berbentuk prisma beratap limasan segi enam. Bagian belakang kedaton berbentuk persegi panjang dengan atap limasan yang menyerupai trapesium. Pada tahun 1912, terjadi konflik internal kerajaan yang mengakibatkan Kedaton Kie mengalami kerusakan total. Saat ini, Kedaton Kie telah dibangun kembali dengan bentuk yang disesuaikan dengan kondisi Kedaton sebelum mengalami kerusakan.


Nah, itulah bangunan istana kerajaan yang ada di Indonesia. Tidak hanya kelima istana tersebut, masih banyak lho istana kerajaan yang tersebar di tanah air. Bila ada kesempatan, jangan lupa untuk berkunjung dan melihat langsung kemegahan istana-istana tersebut, ya. 


Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP


Referensi: 


http://repositori.kemdikbud.go.id/10696/


Direktorat Sekolah Menengah Pertama

Jl. Jenderal Sudirman, Komp. Kemendikbudristek RI

Gedung E, Lantai 15-16, Senayan, Jakarta 10270


Instagram

 Youtube

 Facebook

Lagu nasional

  Lagu nasional Tanah Airku Tanah air ku tidak kulupakan Kan terkenang selama hidupku Biarpun saya pergi jauh Tidak kan hilang dari kalbu Ta...