Edisi Tambahan tulisan
*AGNES WARSIATI dan KIPRAHNYA*
Nama yang tidak asing lagi di kalangan pendidik kota Surabaya.
Kiprahnya banyak diwarnai dengan sederet kisah (kalau tidak boleh disebut Kontroversi).
Lho...kok kontroversi ?
Ada apa sebenarnya ?
1. Guru - KS - Dispendik
Ketika menjadi guru, saya tidak begitu mengenalnya karena dari 460 SDN di Surabaya sebelum merger karena adanya sekolah yang kekurangan siswa, tidak mungkin mengenal guru di kota Surabaya yang jumlahnya ribuan dan biasanya dikenal di tingkat Kecamatan, karena belum ada wilayah yang terbentuk 2013. Belum lagi banyaknya sekolah Swasta dan Madrasah yang memiliki komunitas tersendiri.
Sejak menjadi KS, barulah sering bertemu dengan sosok yang organisatoris.
Gaya bicara sederhana dan selalu keibuan bertype pendengar tetapi pejuang. Menerima ketika menjadi bawahan dan kapan memperjuangkan bawahan ketika menjadi atasan.
Tahun 2010 dalam Mucab Gerakan Pramuka di Armatim V, beliau menjadi peserta biasa dan tidak begitu ngoyo untuk menduduki Jabatan.
Perjuangan Melacak Bosnas Tahun 2015 saat menjadi KS di SDN Airlangga I.
Sebagai salah satu SDN yang saat itu menerima uang Bosnas tidak sesuai dengan jumlah siswa maka Beliau berusaha menegakkan haknya bersama dengan 7 KS senasib. Saat itu Bosnas tersalur dari Dinas Pendidikan Provinsi ke Sekolah, tidak melewati Kabupaten/kota.
Perjuangan Beliau yang gigih tentunya berujung pada ketidaksenangan pihak-pihak yang dituntutnya.
Tetap gigih memperjuangkan haknya. Meski tetap mengakui adanya kekeliruan Timnya di Sekolah.
Orang pasti menganggap, inilah akhir karir sebagai KSDN
Perjuangan untuk banyak orang tidak mengecewakan hasil. Mantan Kepala SDN Ngagel Rejo II yang menggegerkan dunia pendidikan tentang Bosnas, maka sejak 2017 Penyaluran Bosnas dari Pusat di transfer ke Kabupaten/kota untuk di verifikasi baru kemudian ke Sekolah sesuai dengan kewenangan Kabupaten/Kota.
Mantan Kepala SDN Gayungan I, diganjar untuk menduduki Jabatan Kabid Dikdas Dispendik Surabaya sejak Juli 2017 hingga Purna Tugas di usia 58 tahun (31 Desember 2018). Pada era Kepemimpinan ini, Beliau telah mengembangkan dan mendorong Sekolah di Surabaya khususnya SD dan SMP untuk tempat berlatih di lahan sempit dengan sistem Hidroponik. Bersama Tunas hijau, kegiatan ini telah menambah gizi siswa dan guru di bidang pangan dan menambah semarak menuju Sekolah Adiwiyata. Bahkan di rumah dan kampungnya juga mengajak warga agar dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari bahkan bila berlebih dapat menambah income sehingga menjadi cikal bakal Wirausaha.
2. DIMARAHI TAPI TIDAK MEMARAHI
Saat itu ada edaran bahwa akan ada Sekolah Kebangsaan oleh Ibu Walikota (Tri Rismaharini) di Taman Sejarah depan JMP Plaza. Awalnya sudah tersebar undangan via WA 6 hari sebelumnya ke beberapa Sekolah. Jelang H-1 ada Wa Susulan yang mengubah peserta. Akhirnya semua undangan yang lama dan baru datang semua.
Panitia kelabakan karena konsumsi nasi yang diberikan kurang. Peserta yang datang lebih dulu dapat konsumsi dan yang datang belakangan belum dapat.
Tentunya semua sekolah yang datang dan seharusnya batal, KS nya dipanggil ke Dispendik.
Beliau tidak marah kepada bawahan yaitu KS dengan menggebu-gebu, meski Beliau telah lebih dulu dimarahi Atasan dan Lembaga terkait.
"Tolong, KS selalu update dan baca Wa setiap saat !"
"Saya datang, Bu ! Karena Bemo dan siswa sudah siap pagi itu, sedangkan WA yang baru datang tidak berbunyi membatalkan undangan sebelumnya. Kebetulan siswa datang pagi dan dapat konsumsi. Selanjutnya, mohon maaf dan siap menerima sanksi !"
Beliau tidak menanggapi dan marah bahkan memberikan wejangan agar semua saja memperhatikan berita kapanpun dan di manapun lewat Wa atau telepon. Bersamaan itu ada sekitar 20 Sekolah yang seharusnya dibatalkan.
3. PENSIUN KE MANA ?
Usai purna tugas, Beliau dipercaya untuk aktif di Inklusi, PKK kota, dan Lingkungan hidup.
Kegiatan justru semakin banyak. Bahkan ketika masih aktif yaitu tahun 2018 menjadi Ketua IPSM (Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat) tanpa dibayar sepeserpun. Bahkan pada tahun 2021 membawa IPSM di Tingkat Jawa Timur menjadi Juara 1 tentang Peduli Covid 19.
Puncaknya tahun 2020 di saat Usianya mencapai 60 tahun dipercaya dan terpilih menjadi Ketua PGRI kota Surabaya tahun Oktober 2020 (Periode 2020-2025) di tengah gencarnya Pandemi Covid 19 menginjak tahun ke-2).
Pergantian Walikota dari Ibu Tri Rismaharini ke Bp. Ery Cahyadi membuat keterkaitan PGRI dengan Pemkot Surabaya termasuk Dispendik Surabaya.
Tgl. 17 November 2021 mendapat hadiah Kantor PGRI yang mentereng di Jalan Musi No. 16 A Surabaya.
Tahun 2021 juga telah membentuk Organisasi pendamping yaitu SLCC PGRI kota Surabaya yang diketuai Dosen yang sangat paham Literasi dan NUMERASI bersama Tim sehingga sukses mengadakan Workshop Daring yang mendapat Pengakuan Kemdikbud dan PGRI Jatim.
Sebagai catatan di luar kedinasan sebagai pengabdian masyarakat, Beliau telah mengantarkan Kelurahan Ngagel Rejo Surabaya menjadi juara I Perpustakaan Kelurahan Tingkat Nasional.
Tentunya masih banyak prestasi dan kegiatan lain yang terus dikembangkan.
Surabaya, November 2022
Rudy SP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar