Prasasti di Eropa yaitu
Prasasti Sangguran: Berada di halaman rumah keluarga Minto di Skotlandia.
Berikut Risalah Prasasti Sangguran sebagaimana permintaan Anda, dengan gaya klasik dan informatif:
RISALAH PRASASTI SANGGURAN
Jejak Nusantara yang Berpindah ke Eropa
1. Identitas dan Nama Prasasti
Nama: Prasasti Sangguran (dikenal juga sebagai Minto Stone).
Asal: Desa Sangguran, Batu (Malang), Jawa Timur.
Aksara & Bahasa: Aksara Jawa Kuno, Bahasa Sanskerta–Jawa Kuno.
Perkiraan Tahun: Abad ke-10 M – Masa Kerajaan Mataram Kuno (Wangsa Isyana).
2. Lokasi Saat Ini
Prasasti Sangguran kini berada di halaman rumah keluarga Minto di Skotlandia, Britania Raya. Tempat itu kemudian dikenal dengan nama Minto Estate.
Benda bersejarah ini dibawa ke Inggris pada masa kolonial setelah diserahkan kepada Lord Minto, Gubernur-Jenderal Inggris di India (yang juga menguasai Jawa pada 1811–1816).
3. Isi dan Isi Pokok Prasasti
Prasasti Sangguran berisi penetapan tanah Sangguran sebagai sima (tanah perdikan). Beberapa poin pentingnya:
- Raja memberikan anugerah pembebasan pajak kepada desa Sangguran.
- Tanah tersebut ditetapkan untuk keperluan pemeliharaan bangunan suci dan pendeta.
- Mengatur tentang kewajiban penduduk desa serta sanksi bila ada yang melanggar.
- Isi prasasti menunjukkan sistem administrasi kerajaan yang rapi dan struktur sosial yang teratur.
4. Bentuk dan Ciri Fisik
- Berbahan batu andesit berukuran besar, menyerupai tugu atau batu tegak.
- Tulisan dipahat rapi pada salah satu sisi permukaan batu.
- Gaya aksara khas Mataram Kuno dengan goresan tebal dan huruf memanjang.
5. Perjalanan Historis ke Eropa
Prasasti ini adalah salah satu artefak Nusantara yang sempat terangkut ke luar negeri pada masa kolonial. Rangkuman perjalanan singkatnya:
- Pada 1811–1816, Jawa berada di bawah pemerintahan Inggris.
- Thomas Stamford Raffles menyusun rencana memindahkan beberapa artefak ke Inggris sebagai contoh “kekayaan budaya Jawa”.
- Prasasti Sangguran dikirim kepada Earl of Minto.
- Setelah sampai, batu prasasti ditempatkan di halaman kediaman keluarga Minto di Skotlandia.
- Hingga kini, prasasti tersebut tetap berada di wilayah Eropa.
6. Nilai Sejarah dan Kepentingan Budaya
- Merupakan salah satu prasasti Indonesia yang berada di Eropa.
- Bukti nyata hubungan sejarah Indonesia—Eropa pada masa kolonial.
- Menunjukkan administratif kerajaan Jawa Kuno yang maju.
- Memiliki nilai arkeologis tinggi karena masih lengkap dan terbaca.
7. Harapan dan Upaya Pelestarian
- Dokumentasi, transliterasi, dan publikasi tentang prasasti ini terus dilakukan oleh pakar sejarah Indonesia.
- Prasasti ini menjadi simbol pentingnya repatriasi artefak dan kesadaran pelestarian warisan budaya Nusantara.
2. Buatlah Risalah tentang
Prasasti di Eropa yaitu :
Prasasti Sangsang di Tropen Museum, Belanda.
Berikut Risalah tentang Prasasti Sangsang di Tropen Museum, Belanda:
RISALAH PRASASTI SANGSANG
Lokasi Saat Ini: Tropenmuseum, Amsterdam – Belanda
Asal Usul: Bali, Indonesia
Periode: Abad ke-10–11 M (perkiraan era Bali Kuno)
Bahan: Batu Andesit / Batu vulkanik
1. Gambaran Umum
Prasasti Sangsang adalah salah satu prasasti Bali Kuno yang kini tersimpan di Tropenmuseum (Museum Tropis) di Amsterdam, Belanda. Prasasti ini berasal dari Desa Sangsang, Bali, dan memuat informasi mengenai ketentuan adat, kewajiban masyarakat, serta hubungan antara desa dan penguasa pada masa itu.
Prasasti tersebut dibawa ke Belanda pada masa kolonial, saat banyak artefak dari Nusantara dikumpulkan untuk penelitian dan dikirim ke museum Eropa.
2. Isi dan Kandungan Prasasti
Walaupun tidak seluruh bagian prasasti masih utuh, isi pokoknya berkaitan dengan:
a. Penetapan Pajak dan Kewajiban Desa
Prasasti ini mencatat aturan tentang iuran, pungutan wajib, dan kerja bakti (kerja sosial desa) yang harus dipatuhi oleh warga Sangsang.
b. Ketetapan Raja Bali Kuno
Beberapa ahli menduga prasasti ini dikeluarkan pada masa Raja Udayana atau penerusnya, karena gaya huruf dan formatnya mirip dengan prasasti-prasasti Bali abad ke-10–11 M.
c. Aturan Perlindungan Tanah dan Aset Desa
Termasuk larangan merusak sawah atau mengambil hasil ladang tanpa izin, serta sanksi bagi yang melanggar.
3. Bahasa dan Aksara
- Aksara: Aksara Bali Kuno (turunan Pallawa – Kawi)
- Bahasa: Campuran Sansekerta dan Bahasa Bali Kuno
Bagian awal biasanya memakai Sansekerta untuk pengesahan kerajaan, kemudian isi administratif ditulis dalam Bahasa Bali Kuno.
4. Nilai Historis
Prasasti Sangsang penting karena:
a. Bukti Sistem Administrasi Bali Kuno
Menunjukkan bagaimana desa-desa di Bali mengatur ekonomi, tanah, tenaga kerja, dan hubungan dengan kerajaan.
b. Representasi Identitas Lokal
Isi prasasti mencerminkan struktur masyarakat Bali abad pertengahan, termasuk peran pemuka adat dan hubungan antar-bale.
c. Jejak Keberadaan Nusantara di Museum Eropa
Kehadirannya di Tropenmuseum menjadi pengingat bagaimana banyak artefak Indonesia dibawa ke luar negeri pada masa kolonial.
5. Kondisi dan Penjagaan di Tropenmuseum
Di Tropenmuseum, prasasti ini:
- Disimpan di ruang koleksi Asia Tenggara
- Dipamerkan sebagai bagian dari sejarah kepulauan Indonesia
- Dirawat dengan standar konservasi batu purbakala: pengaturan kelembapan, pencahayaan rendah, dan pencegahan erosi permukaan
6. Penutup
Prasasti Sangsang adalah dokumen penting yang memberikan gambaran kehidupan sosial-administratif Bali Kuno. Keberadaannya di Belanda menjadi jembatan pengetahuan antara Indonesia dan dunia internasional mengenai sejarah, budaya, dan dinamika masyarakat Bali pada masa klasik.
3. Buatlah Risalah tentang
Prasasti di Eropa yaitu
Prasasti Wukajana di Tropen Museum, Belanda.
Berikut Risalah tentang Prasasti Wukajana di Tropen Museum, Belanda, disusun dengan gaya risalah sejarah seperti permintaan Anda sebelumnya:
RISALAH PRASASTI WUKAJANA
Peninggalan Nusantara yang Kini Disimpan di Tropenmuseum, Belanda
1. Gambaran Umum
Prasasti Wukajana adalah salah satu artefak penting peninggalan Nusantara yang kini berada di Tropenmuseum, Amsterdam, Belanda. Prasasti ini berasal dari masa kerajaan-kerajaan Hindu–Buddha di Indonesia dan memuat catatan historis mengenai tokoh bernama Wukajana, yang diduga berkaitan dengan jabatan administratif atau tokoh masyarakat pada masanya.
Walaupun detail asal-usul prasasti tidak banyak dipublikasikan, keberadaannya di Belanda merupakan bagian dari sejarah panjang kolonialisme yang menyebabkan banyak benda budaya Nusantara berpindah ke Eropa.
2. Lokasi Penyimpanan
- Museum: Tropenmuseum (Museum Tropis)
- Kota: Amsterdam
- Negara: Belanda
- Tropenmuseum menyimpan sejumlah besar koleksi etnografi Nusantara, termasuk prasasti-prasasti batu, arca, dan benda budaya tradisional.
Prasasti Wukajana dipamerkan sebagai bagian dari dokumentasi sejarah Indonesia pada masa pra-kolonial.
3. Isi dan Karakteristik Prasasti
Aksara dan Bahasa
- Ditulis menggunakan aksara Jawa Kuna / Kawi.
- Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Jawa Kuna.
Isi Pokok
Walaupun tidak seluruh teks dapat terbaca sempurna, prasasti ini:
- Menyebut nama Wukajana, yang diyakini sebagai tokoh pejabat, kepala desa, atau penguasa lokal.
- Memuat unsur administratif seperti pembagian tanah, pemberian hak-hak tertentu, atau penetapan wilayah.
- Terdapat formula umum prasasti Jawa Kuna seperti penanggalan, nama raja yang berkuasa, serta pernyataan hukum atau titah.
Bentuk Fisik
- Terbuat dari batu andesit.
- Berbentuk lempengan persegi panjang.
- Ukiran aksara tampak menjorok ke dalam (teknik pahat).
- Permukaan sudah mengalami aus akibat usia.
4. Makna Historis
Prasasti Wukajana memiliki nilai penting dalam beberapa aspek:
1. Bukti Administrasi Lokal Nusantara
Prasasti ini menunjukkan bahwa wilayah Nusantara pada masa Hindu–Buddha telah memiliki sistem administrasi, hukum, dan pencatatan yang rapi.
2. Jejak Identitas Sosial
Nama Wukajana menunjukkan struktur sosial dan gelar yang digunakan pada masa itu.
3. Artefak yang Terdiaspora ke Eropa
Keberadaan prasasti di Tropenmuseum menunjukkan proses panjang pemindahan benda budaya dari Nusantara ke Belanda pada masa kolonial.
4. Sumber Penelitian Epigrafi
Prasasti ini membantu peneliti memetakan jaringan pemukiman kuno, hubungan kekuasaan, dan perkembangan aksara Kawi.
5. Ciri Visual
- Warna batu abu-abu gelap.
- Aksara tersusun rapi dalam baris horizontal.
- Beberapa bagian aksara sudah aus.
- Di museum, prasasti dipamerkan dengan pencahayaan lembut dan keterangan label sejarah.
6. Kesimpulan
Prasasti Wukajana merupakan bukti penting sejarah Nusantara yang kini berada di Belanda. Selain menjadi sumber penelitian epigrafi, prasasti ini menyimpan kisah tentang administrasi masa lampau, identitas lokal, dan perjalanan panjang artefak budaya Indonesia menuju Eropa.
4. Buatlah Risalah tentang
Prasasti di Eropa yaitu
Prasasti Guntur di
Maritim Museum Rotterdam.
Berikut Risalah tentang Prasasti Guntur di Maritim Museum Rotterdam:
RISALAH PRASASTI GUNTUR
Lokasi Saat Ini: Maritim Museum Rotterdam – Belanda
Asal Usul: Jawa Timur / Nusantara (perkiraan masa Hindu–Buddha)
Periode: Diperkirakan abad 10–13 M
Bahan: Batu andesit / batu vulkanik
1. Gambaran Umumi
Prasasti Guntur adalah salah satu artefak epigrafis Nusantara yang kini disimpan di Maritim Museum Rotterdam. Prasasti ini dinamai “Guntur” karena pertama kali dilaporkan berasal dari sebuah kawasan yang disebut “Guntur” atau terkait perdagangan maritim Nusantara pada masa kerajaan-kerajaan kuno.
Artefak ini termasuk dalam koleksi peninggalan kolonial yang dibawa ke Belanda pada abad ke-19 dan dimasukkan ke dalam museum maritim karena relevansinya dengan sejarah pelayaran, perdagangan, dan jaringan laut Asia Tenggara.
2. Isi dan Kandungan Prasasti
Meskipun sebagian permukaan prasasti sudah aus, isinya diperkirakan memuat:
a. Ketetapan Perdagangan dan Pelabuhan
Tulisan pada prasasti mengisyaratkan aturan atau ketetapan yang berkaitan dengan aktivitas niaga laut, pungutan pelabuhan, dan hak-hak pengangkut barang.
b. Penyebutan Raja atau Penguasa Daerah
Ahli epigrafi menemukan pola penulisan yang mirip prasasti Jawa Timur abad 10–13, sehingga diperkirakan terkait masa Kerajaan Singhasari atau awal Majapahit.
c. Pengaturan Pajak dan Keamanan Jalur Laut
Sebagian frasa dapat ditafsirkan sebagai aturan mengenai keamanan para saudagar, perlindungan kapal, serta jaminan terhadap komoditas yang dibawa dari pelabuhan.
3. Bahasa dan Aksara
- Aksara: Kawi (turunan Pallawa)
- Bahasa: Campuran Sansekerta dan Jawa Kuno
Bagian kepala prasasti biasanya memakai Sansekerta formal, sedangkan isi administratif memakai Jawa Kuno.
4. Nilai Historis
Prasasti Guntur memiliki nilai penting karena:
a. Bukti Jejak Maritim Nusantara
Prasasti ini memperlihatkan bagaimana pelabuhan-pelabuhan Nusantara memiliki sistem aturan perdagangan yang maju.
b. Indikasi Keterlibatan Kerajaan Besar
Gaya penulisan dan struktur teks mengaitkannya dengan kekuasaan kerajaan-kerajaan besar di Jawa Timur.
c. Konteks Perniagaan Internasional
Penempatannya di Maritim Museum Rotterdam memperlihatkan hubungan historis antara Nusantara dan jalur maritim dunia, terutama pada masa kolonialisme Belanda.
5. Kondisi dan Penjagaan di Maritim Museum Rotterdam
Di museum ini, prasasti diperlakukan sebagai:
- Objek penelitian sejarah pelayaran Nusantara
- Koleksi batu bertulis dengan konservasi khusus
- Artefak yang ditempatkan di ruang Asia Maritim, lengkap dengan penjelasan konteks arkeologisnya
Museum memastikan stabilitas suhu & kelembapan serta pencahayaan rendah agar tulisan tidak semakin aus.
6. Penutup
Prasasti Guntur menjadi bukti kuat keterlibatan Nusantara dalam jaringan perdagangan laut yang besar pada masa klasik. Keberadaannya di Rotterdam memperlihatkan bagaimana warisan maritim Indonesia menjadi bagian dari sejarah global yang dipelajari dan diapresiasi hingga kini.
5. Buatlah Risalah tentang
Prasasti di Eropa yaitu
Prasasti Leiden di
Leiden National Museum Of Ethnology
Berikut Risalah tentang Prasasti Leiden di Leiden National Museum of Ethnology (Museum Volkenkunde), Belanda.
RISALAH PRASASTI LEIDEN
Peninggalan Sriwijaya – Koleksi Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda
1. Gambaran Umum
Prasasti Leiden adalah salah satu prasasti terpenting yang berkaitan dengan Kerajaan Sriwijaya. Prasasti ini tidak ditemukan di Eropa, melainkan ditemukan di Nusantara, tetapi kini disimpan dan diteliti di Leiden National Museum of Ethnology (Museum Volkenkunde), Belanda.
Prasasti ini menjadi salah satu kunci dalam memahami struktur politik, agama, dan hubungan Sriwijaya dengan kekuatan regional lainnya.
Prasasti Leiden merupakan salinan dari prasasti tembaga yang berisi kutipan piagam dari masa kerajaan Indonesia kuno.
2. Lokasi Penyimpanan
- Museum: Museum Volkenkunde (National Museum of Ethnology)
- Kota: Leiden
- Negara: Belanda
Museum ini merupakan salah satu pusat penelitian etnologi tertua di dunia dan menjadi tempat penyimpanan banyak naskah serta artefak kuno dari Nusantara.
3. Isi dan Karakteristik Prasasti
Prasasti Leiden sendiri merupakan transkripsi atau kompilasi dari beberapa prasasti di Nusantara, termasuk prasasti Sriwijaya yang asli.
Aksara dan Bahasa
- Aksara: Pallawa dan Kawi
- Bahasa: Sanskrit (Sansekerta) dan Jawa Kuna
Isi Pokok
Prasasti Leiden memuat:
- Kutipan dari Prasasti Nalanda yang menyebut Raja Balaputradewa dari Sriwijaya.
- Catatan mengenai pembangunan biara Buddha di Nalanda (India) atas permintaan Balaputradewa.
- Informasi mengenai hubungan dinasti antara Sriwijaya dan kerajaan-kerajaan Sumatra lainnya.
- Penjelasan silsilah raja-raja yang berkaitan dengan Sriwijaya.
Bentuk Fisik
- Prasasti ini berupa lempengan catatan transkripsi (bukan batu asli).
- Prasasti asli Sriwijaya yang menjadi dasar catatan Leiden adalah prasasti tembaga.
- Museum menampilkan reproduksi serta dokumen ilmiah terkait.
4. Makna Historis
Prasasti Leiden memiliki nilai historis yang sangat penting:
1. Bukti Hubungan Sriwijaya – India
Memuat bukti kuat bahwa Sriwijaya memiliki hubungan diplomatik dan keagamaan dengan pusat pembelajaran Buddha di Nalanda, India Timur.
2. Silsilah Raja Sriwijaya
Prasasti ini membantu memperjelas garis keturunan Raja Balaputradewa, termasuk hubungan dengan Dinasti Syailendra.
3. Persebaran Naskah Indonesia ke Eropa
Prasasti Leiden menunjukkan bagaimana dokumentasi epigrafi Nusantara dibawa ke Eropa pada masa kolonial.
4. Sumber Studi Epigrafi Global
Menjadi salah satu rujukan utama dalam penelitian sejarah Asia Tenggara, khususnya mengenai Sriwijaya.
5. Ciri Visual
- Lembaran bergaya arsip kolonial.
- Tulisan aksara Sansekerta dan transliterasi Latin.
- Dipajang dalam ruang koleksi khusus Asia Tenggara.
- Label museum berbahasa Belanda dan Inggris menjelaskan asal-usulnya.
6. Kesimpulan
Prasasti Leiden merupakan dokumen epigrafis penting yang menegaskan hubungan Sriwijaya dengan pusat pembelajaran Buddha di India serta menjadi bukti interaksi antarnegara di Asia Tenggara pada masa kuno. Keberadaannya di Leiden memperlihatkan bagaimana warisan intelektual Nusantara terdokumentasi dan diteliti hingga Eropa.
6. Buatlah Risalah tentang
Prasasti Ligor
Berikut Risalah Prasasti Ligor sesuai permintaan:
RISALAH PRASASTI LIGOR
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya – Ditemukan di Nakhon Si Thammarat, Thailand
1. Gambaran Umum
Prasasti Ligor adalah salah satu bukti penting kejayaan Kerajaan Sriwijaya di Asia Tenggara. Prasasti ini ditemukan di wilayah Ligor (kini Nakhon Si Thammarat), Thailand Selatan, dan menunjukkan luasnya jaringan kekuasaan serta pengaruh Sriwijaya hingga Semenanjung Melayu.
Prasasti ini ditemukan dalam bentuk pilar batu dengan dua sisi beraksara yang berbeda, masing-masing memuat informasi penting tentang kekuasaan Sriwijaya dan hubungan politiknya.
2. Lokasi Penemuan
- Lokasi: Nakhon Si Thammarat, Thailand Selatan
- Konteks: Wilayah tersebut pada abad ke-7–9 M merupakan pusat penting jaringan perdagangan internasional dan berada di bawah pengaruh Sriwijaya.
- Prasasti ditemukan dalam kondisi berdiri, diduga sebagai bagian dari bangunan suci atau penanda kekuasaan.
3. Isi dan Karakteristik Prasasti
A. Prasasti Ligor A (Sisi Pertama)
- Ditulis dalam bahasa Sanskerta dengan aksara Pallawa.
- Berisi pujian terhadap seorang raja Sriwijaya yang bergelar Śrī Mahārāja.
- Disebutkan bahwa raja ini adalah penganut Buddha Mahayana yang berjasa membangun Vihara di Ligor.
- Menegaskan Sriwijaya sebagai pusat pembelajaran Buddha dan kekuatan maritim di kawasan tersebut.
B. Prasasti Ligor B (Sisi Kedua)
- Masih menggunakan bahasa Sanskerta, namun memuat nama raja yang berbeda.
- Menyebut Raja Dharmasetu, salah satu penguasa besar Sriwijaya.
- Dharmasetu dan keturunannya disebut sebagai pemimpin yang memperluas pengaruh Sriwijaya ke Semenanjung Melayu.
4. Makna Historis
Prasasti Ligor memiliki sejumlah nilai penting:
1. Bukti Kekuasaan Sriwijaya di Luar Sumatra
Prasasti ini menunjukkan bahwa pengaruh Sriwijaya mencapai wilayah Thailand Selatan, membentuk jaringan politik dan agama yang luas.
2. Hubungan dengan Agama Buddha
Teks prasasti menyebutkan pembangunan vihara dan perlindungan terhadap ajaran Buddha Mahayana.
Hal ini menguatkan citra Sriwijaya sebagai pusat studi Buddha internasional.
3. Catatan Silsilah Raja Sriwijaya
Prasasti Ligor menjadi bukti keberadaan penguasa seperti Dharmasetu, tokoh penting dalam sejarah ekspansi Sriwijaya.
4. Bukti Peran Sriwijaya dalam Jalur Perdagangan
Wilayah Ligor erat kaitannya dengan jalur perdagangan laut internasional antara India–Tiongkok.
Prasasti ini menegaskan Sriwijaya sebagai pemain utama dalam pola perdagangan abad ke-7–9 M.
5. Ciri Visual Prasasti
- Terbuat dari batu granit berwarna abu-abu.
- Berbentuk pilar tegak, dengan ukiran dalam aksara Pallawa.
- Dua sisi prasasti (A dan B) masing-masing memuat teks berbeda.
- Gaya ukiran khas abad ke-8, serupa dengan prasasti Sriwijaya di Sumatra.
6. Kesimpulan
Prasasti Ligor adalah salah satu bukti konkret kejayaan maritim dan budaya Kerajaan Sriwijaya yang wilayah pengaruhnya meluas hingga Thailand. Prasasti ini juga menunjukkan kuatnya tradisi Buddha Mahayana serta hubungan antarwilayah di Asia Tenggara pada masa awal abad pertengahan.
Berikut Risalah tentang Prasasti Nalanda dalam gaya klasik–ilmiah seperti risalah-risalah sebelumnya:
RISALAH PRASASTI NALANDA
1. Nama Prasasti
Prasasti Nalanda
(Dikenal juga sebagai Nalanda Copper Plate Inscription)
2. Lokasi Penemuan
Ditemukan di Nalanda, Bihar, India, di kawasan kompleks Universitas Nalanda — salah satu pusat pendidikan Buddha tertua dan terbesar di dunia.
3. Bahan & Bentuk
- Terbuat dari lempengan tembaga (copper plate).
- Ditulis menggunakan aksara Siddham dan Dewanagari awal.
- Memuat bagian depan dan belakang dengan ukiran yang sangat halus.
4. Penanggalan
Prasasti berasal dari masa pemerintahan:
- Balaputradewa, raja Sriwijaya di Sumatra
- Sekitar pertengahan abad ke-9 M (± 860 M)
5. Isi Pokok Prasasti
Prasasti ini berisi laporan mengenai:
- Pemberian tanah dan bangunan biara oleh Raja Balaputradewa dari Kerajaan Sriwijaya kepada Universitas Nalanda.
- Penjelasan silsilah Balaputradewa — putra dari Samaratungga dan cucu dari raja besar Mataram Kuno.
- Pengesahan pemberian tersebut oleh raja India, Devapala dari Dinasti Pala.
- Penegasan bahwa hadiah itu diperuntukkan bagi para bhiksu Sriwijaya yang sedang belajar di Nalanda.
6. Nilai Historis
Prasasti ini menjadi bukti penting tentang:
- Kejayaan Sriwijaya sebagai pusat pembelajaran Buddha internasional.
- Hubungan diplomatik antara Sriwijaya dan Kerajaan Pala di India.
- Perjalanan para ilmuwan Nusantara ke India, termasuk para bhiksu dan cendekiawan.
- Jangkauan budaya dan politik Sriwijaya yang melampaui Asia Tenggara.
7. Makna Budaya
Prasasti Nalanda menunjukkan bagaimana:
- Nusantara telah terlibat dalam jejaring intelektual Asia sejak abad ke-7–9.
- Sistem pendidikan Buddha menjalin kerja sama antar-kerajaan.
- Tradisi penulisan prasasti memuat unsur diplomasi, agama, dan pendidikan dalam satu komposisi harmonis.
8. Status Kini
Prasasti Nalanda disimpan dan dipamerkan di Museum Nalanda, India, sebagai salah satu artefak terpenting mengenai hubungan Sriwijaya–Pala.
Jika Anda ingin versi gambar risalah seperti sebelumnya (krem, klasik, elegan), cukup tulis “Gambar sekarang”.
Berikut Risalah Prasasti Pucangan disusun dengan gaya risalah sejarah yang rapi, padat, dan informatif.
📜 RISALAH PRASASTI PUCANGAN (1041 M)
Dikenal juga sebagai: Calcuta Stone / Kalkuta Stone
Bahasa: Sanskerta & Jawa Kuno
Penerbit: Raja Airlangga
Kerajaan: Kahuripan (Jawa Timur)
Tahun: 963 Saka / 1041 M
1. Latar Sejarah
Prasasti Pucangan diterbitkan oleh Raja Airlangga, penguasa Kerajaan Kahuripan, sebagai bentuk catatan resmi yang memuat sejarah kelahiran, perjuangan politik, dan legitimasi kekuasaannya.
Prasasti ini menjadi sumber primer terpenting untuk memahami sejarah Jawa Timur awal abad ke-11.
2. Tempat Ditemukan
Walau disebut “Pucangan”, prasasti ini kemudian diketahui berada dan disimpan di Kalkuta, India, sehingga populer disebut Calcuta Stone. Naskahnya terdiri dari dua teks:
- Bagian Sanskerta — sisi depan
- Bagian Jawa Kuno — sisi belakang
3. Isi Utama Prasasti
A. Bagian Sanskerta
Berisi asal-usul Airlangga:
- Airlangga adalah putra Raja Udayana dari Bali dan Mahendradatta (Gunapriya Dharma Patni) dari Jawa.
- Sejak muda, Airlangga dididik dalam tradisi ksatria dan spiritualitas Hindu.
B. Bagian Jawa Kuno
Lebih panjang dan berisi kronik sejarah Jawa Timur:
1. Keruntuhan Kerajaan Medang (1016 M)
- Disebutkan peristiwa Pralaya: Kerajaan Medang dihancurkan oleh serangan Raja Wurawari di daerah Lwaram.
- Istana dibakar, raja Dharmawangsa Teguh terbunuh.
- Airlangga yang saat itu berusia 16 tahun melarikan diri ke hutan bersama pengikutnya.
2. Kebangkitan dan Perebutan Kuasa
- Setelah bertahun-tahun berkelana dan hidup sebagai pertapa, Airlangga mulai mengumpulkan kekuatan.
- Ia kemudian menundukkan musuh-musuhnya dan mendirikan Kerajaan Kahuripan.
3. Pembangunan Negeri
Prasasti mencatat upaya Airlangga membangun kembali Jawa Timur:
- Memulihkan desa-desa yang hancur.
- Mengatur kembali pemerintahan.
- Membangun bendungan dan saluran irigasi seperti Wringin Sapta.
- Menghidupkan kembali perdagangan dan pertanian.
4. Pembagian Kerajaan (1045 M)
- Menjelang akhir pemerintahan, Airlangga memutuskan membagi kerajaan menjadi dua:
- Janggala
- Panjalu (Kediri)
- Pembagian ini diamanatkan kepada seorang resi bernama Mpu Bharada (Versi lengkap tentang pembagian terdapat pada Prasasti Mahaksubya).
4. Nilai Historis
Prasasti Pucangan adalah dokumen kunci untuk memahami sejarah Jawa Timur, terutama:
- Runtuhnya Kerajaan Medang (peristiwa “Pralaya”).
- Kelahiran dan legitimasi Raja Airlangga.
- Dasar munculnya dua kerajaan besar: Janggala dan Panjalu.
- Kondisi sosial–politik Jawa abad ke-11.
- Hubungan Bali–Jawa dalam dinasti Warmadewa.
5. Gaya dan Bentuk Prasasti
- Ditulis pada sebuah prasasti batu (stele).
- Sisi depan menggunakan bahasa Sanskerta dalam aksara Nagari.
- Sisi belakang menggunakan Jawa Kuno dalam aksara Kawi.
- Formatnya naratif, tidak seperti prasasti lain yang administratif.
6. Penutup
Prasasti Pucangan bukan hanya catatan resmi kerajaan, tetapi juga rekonstruksi sejarah masa transisi penting dari runtuhnya Medang hingga munculnya Kahuripan. Tanpa prasasti ini, kisah Airlangga tidak akan diketahui secara detail.











Tidak ada komentar:
Posting Komentar