[27/11 09.34] rudysugengp@gmail.com: ADA APA DENGAN MEGAWATI SEKARANG
Karena Fatiha seorang penulis dan memahami serta mempelajari psikologis, Fatiha coba mempelajari karakter seorang Megawati melalui catatan sejarahnya.
Ketika pemerintah menetapkan Soeharto sebagai pahlawan nasional, banyak orang terkejut dengan reaksi keras Megawati Soekarnoputri. Bagi sebagian kalangan, kemarahan itu tampak berlebihan, emosional, bahkan dianggap tidak relevan dengan situasi saat ini. Namun kenyataannya, reaksi Megawati tidak bisa hanya dibaca sebagai ekspresi dendam pribadi. Di sisi lain, memandang Soeharto hanya sebagai antagonis juga kurang adil, karena sejarah tidak pernah hitam-putih. Upaya memahami keduanya membutuhkan pendekatan yang berimbang, termasuk melalui perspektif psikologi trauma, dinamika sosial-politik, dan konteks zaman.
Bagi seorang Megawati, tahun 1966 menjadi titik patah penting dalam hidupnya. Ia tidak hanya menyaksikan ayahnya diturunkan dari kursi presiden, tetapi juga melihat perubahan drastis dalam bagaimana publik memandang keluarga mereka. Dalam psikologi, perubahan mendadak pada status sosial keluarga dapat memicu trauma transisional, yakni luka akibat kehilangan identitas sosial yang sebelumnya kokoh. Namun di sisi lain, situasi politik pada masa itu memang kompleks, Indonesia berada dalam ketegangan pasca-G30S, ketidakstabilan ekonomi, dan gejolak internal. Tindakan Soeharto tidak terjadi dalam ruang hampa, ia juga berada di bawah tekanan institusi militer dan kondisi negara yang kacau.
Tahun 1967, Megawati dikeluarkan dari kampus karena nama belakang nya ada tulisan SOEKARNO, nama besar ayahnya. Ini tentu menyakitkan. Bagi individu, penolakan berdasarkan faktor yang tidak dapat ia kendalikan dapat menciptakan core hurt, luka inti yang menempel pada rasa harga diri. Namun keadilan menuntut kita untuk memahami bahwa pada masa itu, kampus dan lembaga negara berada dalam situasi penuh tekanan politik. Kebijakan terhadap keluarga Sukarno bukan hanya mengenai Megawati, itu adalah bagian dari strategi rezim untuk menata ulang tatanan politik.
Tahun 1970, keinginan keluarga agar Sukarno dimakamkan di Bogor tidak dikabulkan. Dari kacamata psikologi keluarga, ini menimbulkan duka yang tidak tuntas. Akan tetapi dari sisi negara, pemakaman di Blitar dipilih karena alasan politik, menghindari potensi konflik massa dan menjauhkan Sukarno dari pusat kekuasaan. Keputusan itu mungkin kejam, tetapi muncul dari ketakutan rezim, bukan semata keinginan menyakiti keluarga.
Ketika PNI dibubarkan tahun 1973 dan kebijakan de-Sukarnoisasi diberlakukan, Megawati mengalami apa yang disebut trauma identitas, warisan keluarganya dipinggirkan. Namun jika kita menilik dari sisi lain, Orde Baru berupaya membangun legitimasi baru setelah masa Sukarno yang dinilai penuh konflik politik. Tindakan Soeharto mungkin keras, tetapi dilakukan dalam kerangka membangun stabilitas versi pemerintah kala itu.
Memasuki 1990-an, dinamika berubah. Megawati mulai naik sebagai simbol oposisi, sementara Soeharto memasuki masa senja kekuasaan. Intervensi rezim terhadap PDI tahun 1993 dan peristiwa 27 Juli 1996 jelas menyisakan luka besar bagi dirinya. Secara psikologis, pengalaman dikepung, diserang, dan dicabut hak politiknya dapat menciptakan trauma kompleks. Namun penting pula melihat bahwa Soeharto saat itu tidak lagi memegang kendali penuh atas semua tindakan aparat dan elite politik di bawahnya. Banyak keputusan diambil oleh lingkaran kekuasaan, bukan selalu langsung oleh dirinya.
Jika kita menyatukan seluruh fragmen ini, muncul gambaran bahwa Megawati menjalani hidup dalam tekanan berlapis, tekanan politik, stigma sosial, kehilangan keluarga, dan pengawasan negara. Pengalaman semacam ini memang dapat membentuk respons emosional yang kuat terhadap simbol-simbol yang mewakili masa lalu. Maka ketika Soeharto dianugerahi gelar pahlawan nasional, wajar jika memori itu terpicu kembali.
Namun keadilan menuntut kita untuk tidak hanya memandang dari satu sudut. Soeharto sendiri adalah tokoh yang kontroversial, banyak pencapaian pembangunan ekonomi terjadi di masa kepemimpinannya, namun banyak pula pelanggaran dan kesalahan yang harus diakui. Mengangkat atau menolak Soeharto sebagai pahlawan tidak bisa hanya dipahami sebagai perkara benar dan salah, lebih tepatnya sebagai perdebatan tentang bagaimana bangsa ini berdamai dengan masa lalunya yang kompleks.
Megawati, sebagai individu, berhak merasakan amarah. Trauma tidak pernah bisa ditimbang dengan neraca objektif. Tetapi masyarakat juga berhak menilai sejarah dengan kacamata luas, tidak hanya berdasarkan pengalaman pribadi satu tokoh, ataupun glorifikasi terhadap tokoh lain. Dalam psikoanalisis sosial, narasi besar sebuah bangsa sering berbenturan dengan narasi pribadi, dan keduanya memiliki tempat.
Megawati sepanjang hidupnya mengalami luka batin yang nyata, dan ia berhasil bertahan hingga detik ini.
Jika menelisik sistem sebenarnya tidak semua tindakan rezim Orde Baru adalah keputusan Soeharto secara pribadi.
Banyak faktor sejarah membuat hubungan keduanya rumit.
Pada akhirnya, baik Megawati maupun Soeharto adalah manusia yang dibentuk oleh zamannya, menanggung beban, membuat keputusan, dan meninggalkan jejak berbeda dalam sejarah. Melihat keduanya secara berimbang adalah langkah matang bangsa yang ingin benar-benar memahami masa lalunya.
Mau novel fiksi yang penuh dengan ilmu pengetahuan? Masih ada promo pembaca baru buat kamu yang mau koleksi novel Fatiha yang hampir semua novelnya saling terhubung? 100ribu dapat 30 judul novel digital (sesuai urutan tidak bisa pilih judul).
[27/11 09.37] rudysugengp@gmail.com: Perempuan itu pola pikirnya tidak seperti pria makanya wanita tidak di anjurkan menjadi pemimpin tetapi dia sangat berambisi menjadi pemimpin seperti ayahnya.
Pria bisa berlaku berdebat di depan tapi setelahnya bisa duduk bersama satu meja tertawa karena pria tidak mencampur adukkan pikiran dan perasaan.
Berbeda dengan wanita ketika hati wanita berbicara maka pikirannya mengikuti suasana hatinya.
Jika wanita berdebat dan berbeda pendapat mereka biasanya tidak akan bisa nyaman duduk satu meja setelahnya.
Dan sepertinya dia tidak ingin sembuh dari lukanya karena ayahnya tidak mengajarkan itu di masa hidupnya ayahnya mengajarkan keberanian untuk berbicara dengan berapi-api dan dia tidak dekat dengan ibu kandung yang seharusnya mengajarkan kelembutan wanita karena luka hati ibunya menjauh dari istana.
Dia tidak belajar bagaimana caranya memaafkan seperti yang di lakukan anak anak jendral Nasution yang bisa memaafkan Aidit dan masih berteman dengan anak anak Aidit.
[27/11 09.38] rudysugengp@gmail.com: Sukarno dan suharto keduanya adalah pahlawan, cm jangan dibanding bandingkan diantara mereka berdua krn beliau hidup dlm situasi yg berbeda,keduanya berjasa luar biasa pd negeri ini, sy hormat pd beliau, ga usah diperdebatkan krn akan membuka luka lm, jk kt mau maju dan damai bergandeng tanganlah sbg anak cucu beliau, buang jauh rasa dendam, krn itu hanya menghambat upaya untuk maju
[27/11 09.39] rudysugengp@gmail.com: Maulida Febriana TerAmat Setuju ibu👌👍. Megawati Soekarno Putri, Harus Banyak Belajar Agar Sadar' inilah Kalimat Yg Perlu Dia Pelajari. Sudah Tua Ego Dalam Mempertahankan Keduniaan Dalam Politik itu.... Akan Banyak Tersimpan Kemunafikan Atas Dustanya itu!.
[27/11 09.40] rudysugengp@gmail.com: Maulida Febriana , nah ini baru pemikiran yang bijak, memandang masalah bukan hanya dari dua sisi, karena memperdebatkannya tidak akan pernah memperoleh titik temu, karena masing2 pihak hanya akan membawa kebenarannya masing2, walaupun sebagai pribadi saya lebih condong pro ke Soeharto.
[27/11 09.40] rudysugengp@gmail.com: Maulida Febriana tergantung orangnya. Perdana menteri Margareth Thatcher yang berjuluk wanita besi dari Britania mampu jadi politisi yang handal.
[27/11 09.41] rudysugengp@gmail.com: Triyanto jangan lupa juga bahwa ada darah seluruh rakyat yang ingin merdeka waktu itu, kalo soal pendiri bangsa bukan cuma soekarno lol, ada peran seluruh pejuang indonesia, salah satu contoh ada tan malaka, sutan sahrir dll emangnya negara ini akan berdiri gara2 satu orang aja ya gak mungkin lah lol
[27/11 09.44] rudysugengp@gmail.com: Kubu merah apa maksudnya?
Bukannya dijaman pak Harto ditubuh ABRI sudah tidak ada kubu merah?
Setelah peristiwa Malari bisa dikata semua jendral² yg dipilih pak Harto untuk jabatan² strategis adalah jendral² yg sangat loyal dan punya kemampuan tinggi dalam hal strategi.
[27/11 09.45] rudysugengp@gmail.com: Joniman Koto mohon maaf , kita tdk usah saling menjelekan pahlawan kita , manusia tdk ada yg sempurna , kesempurnaan Hanya Milik Allah Semata..
[27/11 09.45] rudysugengp@gmail.com: Tan Bagindo itu perjalanan sejarah politik bangsa ini bung...Soekarno tentu punya alasan...untuk mempersatukan bangsa ini Dari riak riak peroecahan..
[27/11 09.46] rudysugengp@gmail.com: Kak Fatiha Coba dong bahas tentang G30SPKI dari sudut pandang anggota atau pengikut atau keluarga yang di musnahkan.
Aku pernah nonton film dokumenter jagal dan satu lagi senyap. Film itu mengubah sudut pandang kita tentang sejarah yang di sembunyikan.
[27/11 09.46] rudysugengp@gmail.com: SEMANIS APAPUN CERITA BU MEGA BAGIKU PRIBADI KURANG PAS DENGAN TINGKAH POLAHNYA YG PENDENDAM KESUMAT,FAKTA NYATA BENCI HABIBIE,BENCI GUSDUR,LEBIH2 KE SBY KETEMU AJA DLM SATU RUANGAN GA MW SALAMAN DI MANA PUN ACARANYA NYATA DLM DEBAT CAPRES 2X,KE JOKOWI JUGA,TERUS KE PRABOWO SEBENARNYA JUGA BENCI,JADI PENULIS MW BUMBUI INI ITU TENTANG BU MEGA ITU HAKNYA,FAKTANYA MAYORITAS RAKYAT INDONESIA DLM PEMILIHAN PILPRES SECARA LANGSUNG MEGA SLALU KANDAS,.
[27/11 09.48] rudysugengp@gmail.com: Ada rasanya yang perlu ditambahkan dalam analisis psikologis penulis. Bahwa, apa yang diperlakukan oleh Soeharto dengan ORBAnya terhadap Megawati sehingga melahirkan trauma yang membekas itu hanyalah simbolis. Karena, ada berjuta-juta Mega-Mega kecil yang sampai saat ini tersebar di seluruh penjuru negeri. Bahkan, banyak juga yang karena pertimbangan keselamatan, akhirnya beranak+pinak di luar negeri. Dan, karenanya. Yang perlu dipahami juga, kenapa sikap Mega banyak menjadi perhatian, tidak saja di negeri ini, tetapi juga di dunia internasional. Karena, sikap yang dia teriakkan itu bukan sekedar teriakan mulut seorang Mega, tetapi teriakkannya mereka-mereka yang merasakan teraniaya oleh otoriterismenya Soeharto dengan ORBAnya. Salam.
[27/11 09.48] rudysugengp@gmail.com: Itulah pentingnya sifat kenegarawanan seseorang ketika dia diberi kekuasaan dgn sgala konsekuensinya mampukah dia mengesampingkan urusan luka pribadinya demi kpentingan bangsa dan negara. Tapi kbanyakan orasinya adalah demi kepentingan bangsa dan negara tp faktanya hanya utk meluluskan dendam masalalu yg seharusnya sdh bisa diikhlaskan.
[27/11 09.48] rudysugengp@gmail.com: "Ada apa.....!!
Pertanyaan kok nyleneh...,
Mang berape umurnye......mang nggak liat tu gestur dan tampilan..?
Ya kemunduranlah, tu bagian dari proses penuaan...motorik, empiris, kognitif, rasio mundur semua..Jadi ketum yang partai nya mulai surut..itu mempercepat proses penuaan..beban psikologis juga terlalu berat..! Knapa demikian..? Ya ad dalam faktor kepercayaan..,percaya dan yakin untuk lengser dan melimpahkan wewenang pada kader muda potensial untuk ngurusin organisasi.!! Istirahat momong cucu..itu baru bijak..🥱☕
[27/11 09.49] rudysugengp@gmail.com: Masyarakat berhak menilai dengan kacamata yang luas, dan mengingat orang ini sudah dikategorikan sepuh, maka dia berkewajiban memandang dengan kacamata yang luas pula.
Bahwa negara ini punya misi besar untuk maju dan sejahtera. Bukan melulu berisi dendam pribadi dan keserakahan.
[27/11 09.49] rudysugengp@gmail.com: Tapi aku gak pernah suka sama beliau,beliau jauh sekali sifatnya sam bapaknya,beliau menghalakan segala cara agar diri dan keluarganya ada diposisi puncak,kebijakannya banyak yang merugikan rakyat,beliau terutama anaknya tidak pro rakyat.jauh sama soekarno.
Ingin sekali teriak di telinganya...maaak..emak anak siapa,anak soeharto apa soekarno??
[27/11 09.49] rudysugengp@gmail.com: Menentukan gelar pahlawan tak perlu membanding reaksiborang per orang yangasing masing punya sejarah masalalunya..ato dengan analysis macam macam termasuk psikoanalisis...
Lihat saja apa yang di lakukan orang tersebut Dan dampaknya bagi negara Dan bangsa..pengobanannya..perjuangannya dalam sepakbterjang pribadinya....
[27/11 09.50] rudysugengp@gmail.com: Tahun 1972 orang tuaku Abbas Oya beserta rekan-rekannya Jamaluddin, M. Ali Taamin, Abdul Madjid Bakri, H. Kako, A Natsir, H. Marjuki, dan beberapa orang lainnya di DONGGO Kabupaten Bima dipenjara oleh Soeharto dimana masyarakat sekecamatan Donggo melakukan demonstrasi menuntut pemerataan pembangunan. Orang tuaku dipenjara selama 5 tahun sedangkan teman-temannya ada yang 3 tahun, 2 tahun dan ada yang kurang dari 2 tahun. Kami anak-anaknya 3 orang masih kecil, kakakku berumur 6 tahun, aku 3 tahun, adikku 1 bulan. Kami bertiga dibesarkan sendiri oleh ibuku selama 5 tahun itu dengan berladang!
Aku ceritakan ini ingin mengungkapkan bahwa penderitaan itu memang betul ada akibat rezim ORBA.
SETIAP ZAMAN ADA ORANGNYA dan SETIAP ORANG ADA ZAMANNYA!
TIDAK ADA PEMIMPIN YANG SEMPURNA!!!
Pemberian gelar pahlawan kepada SOEHARTO itu harus dipahami sebagai ungkapan penghormatan terhadap jasa-jasanya tanpa melupakan ketidaksempurnaannya itu.
Aku menerima ungkapan penghormatan negara atas SOEHARTO sambil memegang teguh ajaran islam dimana keadilan sejati pasti akan dibalas di yaumil hisab nanti.
JADI tenang saja IBU MEGAWATI, ibu harus percaya keadilan sempurna/sejati pasti akan ada (kalau tidak ada pasti enak dong orang yang membunuh keluarga kita misalnya dia lolos di dunia lalu kapan keadilan didapat).
Serahkan sepenuhnya kepada TUHAN kecuali ibu tidak percaya TUHAN dan konsep keadilan sempurnaNYA di atas.
Catatan PENTINGnya adalah orang tuaku disiksa hampir mati di Penjara Bali.
SALAM LEGOWO IBU MEGA!👏👏👏
[27/11 09.51] rudysugengp@gmail.com: Megawati bukan Penjilat tetapi Pengeruk Kekuasaan yang berlindung Nana Bapaknya. Coba lihat kebelakang Semenjak Reformasi berjalan yang dapat dirasakan oleh rakyat Indonesia secara langsung buat Megawati yang pernah menjabat presiden tanpa dipilih rakyat Indonesia secara langsung. Tidak ada Sama sekali justru sebaliknya Amburadul. Contoh UU no 13 Tentang Ketenagakerjaan. Indosat dan dua Pulau Ligitan dan Sipadan lepas dll. Yang Seharusnya Sadar diri untuk mendukung siapapun presidennya supaya kedepan akan lebih baik . Bukan sebaliknya nyocrot2 koar2 kesana sini Kapan. Rakyat Indonesia merasakan Aman damai Tenteram dan Sejahtera.
[27/11 09.52] rudysugengp@gmail.com: Bagi rakyat p harto pahlawan sejati, tdk bisa dipungkiri dr perjuangan angkat senjata hingga berjuang membangun ekonomi Indonesia yg sangat terpuruk kala itu. Pemimpin berikutnya hnya meneruskan pondasi ekonomi yg sdh terbangun sejak p harto berkuasa. Kita jgn bicara otoriter yg penting apa yg dirasakan rakyat, rasa tentram, aman, sejahtera dan kebutuhan hidup terjangkau itu. Otoriter itu hnya perasaan bagi segelintir org lawan politik pak harto. Bravo p harto jasamu akan slalu dikenang rakyat.
[27/11 10.02] rudysugengp@gmail.com: Aku adalah keturunan soekarno , aku adalah putri dari proklamator .
Aku adalah pewaris negeri ini.
Dan aku berhak sepenuh nya atas segala sesuatu yg ada di dlm negeri ini...
Kira-kira begitu lh yg ada di dlm hati megawati 🤧
Tak perduli benar atau salah nya pihak lain , aplg klw bertentangan dgn keinginan nya . Pasti akan selalu salah dimata nya .
Entah apa prestasi dan pencapaian pribadi nya utk negara ini , rakyat bisa menilai sendiri.
Klw pendapat Secara pribadi saya sich lebih banyak minus nya sdgkn kontribusi utk mmbangun negeri ini Nol besar 🤭
[27/11 10.02] rudysugengp@gmail.com: Dalam hal kepahlawanan.. selalu akan ada perdebatan dan perselisihan yang tak berkesudahan dalam keadaaan mau tidak mau..
Yang memicu perselisihan adalah standarisasi kepahlawanan yang mungkin karena :
belum di sepakati secara bersama
belum diketahui oleh masyarakat
belum di sosialisasikan pada publik..
Kalau salah satu kepahlawanan dikaitkan dengan jasa seorang mantan presiden menurut saya tidak tepat..
Karena ketika dia memangku jabatan sebagai presiden sekaligus dia memikul tugas dan tanggung terhadap segala hal yang melekat pada jabatan tersbeut termasuk hal strategis dan tekhnis yang dibantu oleh para mentri dan perangkat lainnya. Dan dibalik itu semua dia dapat hak hak keistimewaan sebagai presiden yang melekat kepada pribadi dan keluarganya..
Lantas apa istimewanya atas usaha dan jasanya ? Saya rasa tidak ada..
Jadi secara garis besar nya kriteria Pahlawan yang mudah dipahami adalah..Orang yang berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara dan dia tidak mengambil/ tidak menerima keuntungan untuk pribadi nya dan keluarganya atau koleganya..
Misalkan : Para Pejuang Kemerdekaan atau Pejuang Yang mempertahankan Kemerdekaan.
[27/11 10.03] rudysugengp@gmail.com: ada juga yang menyebut Telkomsel dan Indosat dijual, yaa bagusnya belajar sejarah deh, supaya paham,
Telkomsel dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) (sekitar 69,9%) dan Singtel (sekitar 30,1%). Telkom Indonesia sendiri merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, sedangkan Singtel adalah perusahaan telekomunikasi Singapura yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah Singapura.
Jadi saham Pemerintah Indonesia masih paling besar. Jadi masih tetap milik Pemerintah Indonesia.
Sementara privatisasi PT Indosat Tbk pada tahun 2002/2003 merupakan bagian dari program restrukturisasi ekonomi nasional pasca krisis moneter 1998, yang di dalamnya terdapat perjanjian (Letter of Intent/LoI) dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Tahun 1998 itu,
yang menandatangani perjanjian dengan IMF, siapa yaa ? yaa itu terjadi pada jaman Orde Baru, Pak Harto,
😇
[27/11 10.04] rudysugengp@gmail.com: Dalam kasus Presiden Sukarno dan Presiden Suharto harusnya ada penyelesaian secara hukum dan politis secara bersamaan.
Secara hukum harus diadili secara in absenntia ( diupayakan sebuah terobosan hukum walau keduanya telah tiada ) untuk menentukan apakah mereka bersalah atas tuduhan yang ditujukan pada mereka. Jika tidak bersalah maka umumkan jika mereka terbukti tidak bersalah. Jika bersalah maka umumkan jika terbukti bersalah.
Secara politis jika secara hukum terbukti bersalah berikan pengampunan oleh Negara atas kesalahan tersebut mengingat jasa-jasa yang besar pada Negara. Sehingga berbekal pengampunan Negara bisa diberikan gelar Pahlawan mengingat jasa-jasa dan pengabdiannya yang besar pada Negara.
[27/11 10.05] rudysugengp@gmail.com: Semua ini takdir sejarah indonesia dipimpin sama wong jowo. Itu sdh ada waktu jaman kerjaan seperti sejarah ken arok dan ken dedes, tunggul ametung yg jd korbannya. Begitulah sejarah presiden ke 1 dan presiden ke 2.
[27/11 10.05] rudysugengp@gmail.com: Kami selaku rakyat bisa membedakan dan merasakan sepak terjang mereka baik Soeharto mau pun Megawati. Keduanya pernah jadi presiden. Dari situ kami bisa menilai yg mana yg tulus untuk rakyat dan yg mana yg cuma mementingkan ego sendiri.
[27/11 10.05] rudysugengp@gmail.com: Sy belum pernah dengar Suharto menjelekkan Sukarno
Tapi dari pihak Sukarno, sebagai "pelaku" malah menyerang habis2an.....akhirnya terbongkar aibnya sendiri.
[27/11 10.06] rudysugengp@gmail.com: Jika dalam poin kenapa pak soekarno tidak di izinkan di makamkan di bogor karena nanti dikuatirkan bogor akan menjadi tempat pengikut/basis soekarno sedangkan bogor adalah tempat sakral leluhur Sunda... Sangat bijak jika Bpk soekarno di makamkan di tempat beliau masa kecil
[27/11 10.06] rudysugengp@gmail.com: Itu karena terlalu banyak penyakit hati terutama sombong dan serakah / tamak kekuasaan....dia tidak menyadari kalau semua di dunia ini fana/ tidak langgeng...setelah dimuliakan akan dihinakan...itu takdir dari Allah....tak apa2 Soekarno diakhir hidupnya dijauhkan dari rakyat pendukungnya....tp dia sebenarnya dia mulia menjadi waliyullah...mungkin Mega tidak tahu sejauh itu
[27/11 10.07] rudysugengp@gmail.com: Tdk masalah kalau Megawati mau dendam atau bahkan membenci Soeharto dan rezimnya,tapi kalau bisa tdk usah mengajak atau melibatkan orang lain atau rakyat masuk ke dalam urusan dendam pribadinya,kan di jaman pak Harto sangat banyak juga rakyat menikmati pembangunan dan juga dari sektor ekonomi dan lain-lainnya bahkan bisa di bilang sampai sekarang masih terasa juga
[27/11 10.07] rudysugengp@gmail.com: membaca sejarah, apalagi tentang pemimpin,1.seyogianya harus di lihat dari dua sisi, ibarat melihat sisi pada koin. 2.setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orang nya. 3.bahwa manusia itu tidak akan pernah luput dari kesalahan, baik kecil maupun besar. 4.marilah kita berpikiran positif sebagai anak bangsa, dosa hukum nya apabila mengungkit kekurangan saudara mu, apalagi pemimpin mu, bukan bermaksud untuk melupakan tapi jadi pelajaran. ok sedikit tentang uring-uringan nya Megawati, mari kita khususnya Megawati sendiri, tepuk dada tanya selera, apakah aku sudah lebih baik dari soeharto? dia juga sudah merasakan jadi presiden dan apa yang sudah dia lakukan dengan sumber daya yang ada,kekuasaan dan kekuatan untuk Indonesia lebih maju???? jadi sebagai tokoh bangsa, seharusnya Megawati legowo dan belajar ikhlas, bukan dendam. apalagi umur sudah semakin dekat, tunjukkan ke negarawan diri. Mohon maaf, bukan bermaksud menjustifikasi
[27/11 10.08] rudysugengp@gmail.com: Ajin Afyendri dan saya bertanya juga sebagai senior yg memberi kepercayaan pada Suharto apa pantas Sukarno di perlakukan seperti itu di masa tuanya dan dalam keadaan sakit parah, seandainya kamu bukan malaikat saya yakin apa yg kamu lakukan pasti lebih dari itu, jadi apa anda juga bisa seandainya jadi mega
[27/11 10.08] rudysugengp@gmail.com: Iya, saya setuju disatu sisi megawati memang tsngguh,disisi lain Megawati adalah seorang pendendam, pola pikirnya Terkadang tidak mencerminkan sebagai seorang polisi yang intlek,ketika peralihan pimpinan negara dari Megawati ke SBY, Mesti juga menunjukkan perlawanan yang tidak murni,padahal peralihan pemimpin itu melalui Pimilu yang sah menurut konstitusi, bukan dilakukan dengan cara cara diluar koridor konstitusi
[27/11 10.09] rudysugengp@gmail.com: Tidak semua tindakan di masa orde baru adalah keputusan pribadi presiden Suharto ? Mungkin saja. Tapi dia adalah kepala negara yg berkuasa penuh yg gesture tubuh & wajahnya saja para pembantu terdekatnya tahu..Jadi dia melakukan embiaran yg nyata terhadap pembunuhan karakter Megawati. Mengingat perilakukanya terhadap AH Nasution juga sama maka sikap Suharto menunjukkan watak yg jelas. Diktator. Tidak selalu buruk memang tapi tidak selalu perbuatan yg bisa dipahami bisa dibenarkan. Apalagi untuk rekonsiliasi belum jelas kriteria apa saja yg harus dipenuhi. Kita bukan Afrika Selatan. Lebih kompleks. Karena itu proses rekonsiliasi harus dirumuskan & dikonsep dengan jelas melibatkan keturunan para pelaku sejarah & keturunan para korban.
[27/11 10.09] rudysugengp@gmail.com: coba bandingkan dgn anak2 SOEHARTO.Bpk mrk jg dilengserkan,difitnah sampe skrg, dibilang dalang pki,melanggar HAM,koruptor, diktator.tapi apa???anak2 Soeharto semuanya ga ada yg dendam,ga ada yg arogan,semuanya humble.Mmg beda perangai anak PKI dgn anak Penumpas PKI.
[27/11 10.09] rudysugengp@gmail.com: Harus banyak belajar lagi sebagai putri tokoh negara harusnya ada/punya sedikit rasa kenegarawanan. Punya rasa empati untuk seluruh manusia bukan hanya kelompok nya saja.
[27/11 10.10] rudysugengp@gmail.com: Saya Saya Saya justru itu dia tidak setuju Suharto jadi pahlawan, karena menjaga perasaan seluruh perasaan warga negara, coba kamu tau berapa korban kekejaman Suharto, dan anak cucunya sekarang jadi berapa,
[27/11 10.11] rudysugengp@gmail.com: sukarno anak bangsa terbaik di zaman nya beliu juga pahlawan seperti pahlawan lain nya . kalau mau buka bukan tentang pak sukarno . sya mau betanya kenpa pak sukarno kawin trs di saat rakyat sedang kelaparan? pernah kah sukarno angkat senjata ikut perang ? kenapa pak sukarno tidak mau membubarkan nasakom knpa pak sukarno memenjarakan teman2 seperjuangan nya tanpa tau salah tanpa di adili ?
[27/11 10.11] rudysugengp@gmail.com: Mending mikiri Akhirat...Bu.
Jangan sampe disebut hebat didunia
Dialam kubur menangis sengsara....
Buang jauh jauh Dendam yg tak bernilai
[27/11 10.11] rudysugengp@gmail.com: Zaman orde baru Bung Karno di tetapkan sbg pahlawan Nasional & Pahlawan Proklamator. JD dpt 2 kategori..bahkan oleh PK Harto diabadikan SBG nama bandara Sukarno Hatta / Soetta ..itulah jiwa PK Harto ,bisa mikul duwur mendem Jero..(menyembunyikan kesalahan2 bung Karno)
[27/11 10.12] rudysugengp@gmail.com: ada yang menyebut pulau Sipadan Ligitan dijual, kebenarannya bukan dijual.
Tapi orde baru yaitu Pak Harto, menyerahkan status penentuan pulau Sipadan Ligitan kepada Mahkamah Internasional pada tahun 1997.
Kalau orde baru yaitu Pak Harto tidak menyerahkan kasus Sipadan Ligitan ke Mahkamah Internasional pada tahun 1997, mungkin sekarang Sipadan Ligitan masih menjadi milik Indonesia.
😇
[27/11 10.12] rudysugengp@gmail.com: Menurut pandangan bu Mega bahwa tidak ada satupun kepala negara di Indonesia yg layak, semuanya salah dimatanya, makanya dimusuhi sampai hari ini, kecuali Soekarno bapaknya sendiri
[27/11 10.13] rudysugengp@gmail.com: Megawati iitu masa lalu sudah cukup pernah dipuncak. Jadi bila megawati terus memusuhi bapak Soeharto ataupun krluarganya. Berani tidak megawati mendatangi keluarga Bapak Soeharto. Sama2 sudah ditinggalkan kedua orang tuanya. Putra - putri Bapak Soeharto masih KOMPLIT...biar GENERASI MUDA melihat dengan mata kepala sendiri... Tunjukan jadi diri megawati...dihadapan keluarga besar bapak Soeharto...semoga ini bisa menjadi kenyataan!!!
[27/11 10.14] rudysugengp@gmail.com: coba kita bahas Freeport yang berdiri di masa orde baru, jaman Soeharto, tahun 1967
dari awal berdiri tahun 1967, Pemerintah Indonesia jaman orde baru, jaman Soeharto. Pemerintah Indonesia sama sekali tidak memiliki saham di Freport. Nol persen saham di Freeport.
🤣🤣
[27/11 10.14] rudysugengp@gmail.com: hal ini akan terulang kepada trah Jokowi
10,20.30 tahun mendatang,,,,
sejarah tidak pernah akan tidak terulang,,,
faktanya :.
sukarno di lengserkan oleh rezim orba
dan.
rezim orba di lengserkan oleh rezim reformasi (yg berujung Indonesia carut -marut hingga saat ini )
klo saat ini pembenci Jokowi adalah siapa..dan siapa,
kelak ,,
anak cucunya PASTI akan melakukan hal yg sama,
sekali lagi,
sejarah selalu terulang kembali,!!!
itu di sebut
KARMA!!!
[27/11 10.15] rudysugengp@gmail.com: Oya dulu tuntutan rakyat disebut Tritura mahasiswa dan rakyat demo besar besaran kepada pemerintahan Sukarno
1.bubarkan PKI
2.kembali ke uuD 45
3.turunkan harga
[27/11 10.16] rudysugengp@gmail.com: Sangat disayangkan kenapa pk harto mengundurkan diri pada waktu itu... Seharusnya 98 itu dilawan saja... padahal klo melawan 100% menang...
[27/11 10.16] rudysugengp@gmail.com: Lestar Wed dulu rakyat mulai banyak mengkritisi pak Suharto tentang nepotisme. Rakyat Mengharapkan perubahan. Tapi sekarang rakyat membuktikan setelah pak Suharto lengser... Ternyata nepotisme, politik dinasti makin parah.... Akhirnya...berkesimpulan. pak Suharto lebih baik dibanding......
[27/11 10.16] rudysugengp@gmail.com: Padahal Bung Karno saja merasa tidak mampu mengatasi, sehingga diserahkan kepada Soeharto lewat SP 11 Maret (Supersemar).
[27/11 10.17] rudysugengp@gmail.com: Memang pada dasarnya Soekarno banyak melakukan kesalahan kok,..sdh syukur pemerintahan Soeharto, Soekarno msh dijadikan pahlawan.. seperti Megawati Jangan tidak berterima kasih pada orba yg mikul nduwur mendemjero terhadap Soekarno. dn Megawati juga harus koreksi diri ..
[27/11 10.17] rudysugengp@gmail.com: Bagi saya bapak H M Soeharto tetap layak jadi pahlawan Nasional
Karena selama 32 tahun memimpin
Negara Indonesia aman nyaman dan makmur
[27/11 10.18] rudysugengp@gmail.com: Semua hnya krn ketidakpuasan trhadap REZIM REZIM REZIM...rkyat jmn rezim lama tdk puas dg soekarno kmudian melengserkannya ,,naik rezim baru yg pro soekarno tdk puas dg rezim soeharto lalu melengserkannya kmudian naik lah MEGAWATI yg menghalalkan sgla cara utk balas dendam dg menggulingkan dn memfitnah GUSDUR ,,dn itu jg smpai sekarang begitu terus alurnya dendam tdk puas dg REZIM ,,kapan bangsa ini MAJU DAN MAKMUR kalo orang2 nya macam ini melulu yg tampil di muka
[27/11 10.19] rudysugengp@gmail.com: Ingat umur mbah, malaikat sakaratul maut sudah ada di dekat mu, sesungguhnya kita sedang berlomba mendekati kematian,maka perbanyak ibadah ya mbah, perbanyak amal dan sabar 🙏
[27/11 10.19] rudysugengp@gmail.com: Ingat Kita ini pendosa 🔥💥🔥
Soeharto bukan Nabi 🤓
Soekarno bukan Malaikat 🤠
Seluruh Mantan Presiden RI 🇮🇩 Tidak ada yang sempurna Plus+ - Minusnya pasti ada, Termasuk Megawati Soekarnoputri PDIP, Apakah Dia Sempurna ❓❗❓
Apakah selama dia menjadi presiden ada kemajuan untuk lndonesia ❓
Yang ada koruptor merajalela, pekerja tetap menjadi pekerja Kontrak,
Apa yang dibanggakan untuk Megawati Soekarnoputri. Semoga Megawati Soekarnoputri sadar diri sebelum maut menjemput mu 🔥
[27/11 10.20] rudysugengp@gmail.com: Ibu Mega yang kami sayang, kami MAKLUM ibu Megawati Sangat Kecewa dan hati Ibu Mega terluka lebih dalam, namun sebagai masyarakat pendukung dan sayang kepada Ibu Mega, semoga Ibu Mega melupakan itu Semua, Didiklah Dan Bimbinglah Anak Ibu Mega, Yaitu Puan Maharani, ajari dia agar masyarakat Indonesia senang dan sayang dengan cara memikirkan Hidup masyarakat Indonesia ini sedang kehilangan harga diri Bangsa Dan Negara, hukum sudah tak bisa berlaku adil, sangat resah pemberlakuan para pejabat yang masih aktif maupun yang pensiun, bahkan sudah tak ada harapan hukum itu bisa bisa Adil, karena kepentingan Pribadi mereka, jadi dengan Doa dan moral, kami sangat merindukan Pemimpin dari keturunan atau Cucu Pak Soekarno ( Puan Harani tahun 2029 ) yang datang, Semoga kita Allah kabulkan, Aamiin
[27/11 10.26] rudysugengp@gmail.com: Megawati vs Suharto
Selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar