Jumat, 17 Oktober 2025

NO. 11-16 Candi Yogyakarta

 11. Buatkan Risalah Candi di Yogyakarta yaitu :

Candi Plaosan 

πŸ›• R I S A L A H C A N D I P L A O S A N – Y O G Y A K A R T A


πŸ“ Lokasi:
Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah — meski administratif termasuk Klaten, Candi Plaosan sering disebut sebagai bagian dari kawasan percandian di Yogyakarta, karena letaknya sangat dekat dengan Candi Prambanan (sekitar 1 km ke arah timur laut).


πŸ“œ Sejarah dan Asal Usul:
Candi Plaosan dibangun pada abad ke-9 Masehi, pada masa Kerajaan Mataram Kuno, di bawah pemerintahan Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya (Hindu) dan Pramodhawardhani dari Wangsa Syailendra (Buddha).
Candi ini menjadi simbol toleransi dan perpaduan dua kepercayaan besar, Hindu dan Buddha, yang hidup berdampingan secara damai di masa itu.

Nama Plaosan diyakini berasal dari kata “pelos” atau “pelosok”, yang berarti tempat terpencil atau tempat sepi untuk bermeditasi.


🏯 Arsitektur dan Keunikan:
Kompleks Candi Plaosan terbagi menjadi dua bagian utama:

  1. Candi Plaosan Lor (Utara)

    • Terdiri dari 2 candi induk besar yang berdampingan, dikelilingi oleh 58 candi perwara kecil dan lebih dari 100 stupa.
    • Relief-relief di dindingnya menggambarkan kehidupan umat Buddha dan tokoh-tokoh perempuan bangsawan.
    • Candi utama memiliki dua lantai: lantai bawah untuk upacara dan lantai atas sebagai tempat menyimpan arca Buddha.
  2. Candi Plaosan Kidul (Selatan)

    • Memiliki bentuk yang hampir serupa dengan Plaosan Lor namun lebih kecil dan sederhana.
    • Diduga dibangun sebagai tempat pelengkap atau pasangan spiritual dari Plaosan Lor.

Ciri khas Plaosan adalah gaya arsitektur campuran:

  • Bentuk dan struktur Hindu (atap bertingkat seperti Meru).
  • Ornamen serta arca-arca Buddha (Dhyani Buddha, Bodhisattva, dan stupa).

πŸ’¬ Nilai Sejarah dan Spiritual:
Candi Plaosan mencerminkan persatuan dua agama besar — Hindu dan Buddha — yang menjadi lambang harmoni dan toleransi antarumat beragama di masa Mataram Kuno.
Selain itu, kompleks ini menunjukkan kemajuan teknologi batu dan seni ukir masyarakat abad ke-9 M.


🎨 Fakta Menarik:

  • Sering dijuluki “Candi Kembar” karena dua bangunan induk utamanya berdiri berdampingan dengan bentuk hampir sama.
  • Menjadi lokasi favorit untuk festival budaya dan pemotretan seni, terutama saat matahari terbit.
  • Di sekitar candi juga ditemukan prasasti Plaosan yang menyebutkan nama Rakai Pikatan dan Pramodhawardhani, menguatkan dugaan bahwa candi ini adalah lambang cinta mereka.

πŸͺΆ Kesimpulan Risalah:

Candi Plaosan bukan hanya warisan arkeologis, tetapi juga monumen kasih dan simbol toleransi di masa lalu. Di antara batu-batu senyapnya, Plaosan berbicara tentang cinta, kedamaian, dan kebersamaan antara dua keyakinan yang pernah bersatu membangun peradaban.


Apakah Anda ingin saya lengkapi dengan gambar risalah Candi Plaosan (berbentuk poster teks & ilustrasi seperti sebelumnya)?


12. Buatkan Risalah Candi di Yogyakarta yaitu :

Candi Banyunibo

πŸ›• R I S A L A H C A N D I B A N Y U N I B O – Y O G Y A K A R T A


πŸ“ Lokasi:
Candi Banyunibo terletak di Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Candi ini berada di tengah area persawahan yang subur dan dikelilingi perbukitan, menciptakan suasana tenang dan indah khas pedesaan Jawa kuno.


πŸ“œ Sejarah dan Asal Usul:
Candi Banyunibo diperkirakan dibangun pada abad ke-9 Masehi, sezaman dengan masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuno.
Nama “Banyunibo” berasal dari bahasa Jawa: “banyu” berarti air, dan “nibo” berarti jatuh — sehingga secara harfiah berarti “air yang jatuh” atau air terjun kecil.
Nama ini mungkin merujuk pada lokasi candi yang dulunya dekat dengan sumber air atau aliran sungai kecil.

Candi Banyunibo merupakan candi Buddha, terbukti dari adanya stupa di puncak atap dan relief Buddha di beberapa bagian dinding.


🏯 Arsitektur dan Keunikan:

  • Candi Banyunibo berdiri di atas batur persegi berukuran sekitar 15 x 15 meter.
  • Memiliki satu bangunan utama yang dikelilingi oleh sisa-sisa fondasi candi perwara (pendamping).
  • Dinding luar dihiasi relief bunga teratai, Bodhisattva, dan makhluk langit (dewa-dewi) dalam gaya khas seni Mataram Kuno.
  • Di bagian atap terdapat stupa utama besar di tengah dan stupa-stupa kecil di sekelilingnya.

Keunikan arsitekturnya tampak pada paduan kesederhanaan dan kehalusan ukiran, menandakan bahwa Banyunibo adalah tempat ibadah yang bersifat tenang dan penuh kontemplasi.


πŸ’¬ Nilai Sejarah dan Spiritual:
Candi Banyunibo melambangkan ketenangan batin dan pencerahan spiritual dalam ajaran Buddha.
Letaknya yang terpencil menunjukkan bahwa tempat ini digunakan sebagai lokasi meditasi para bhiksu.
Selain itu, keberadaan candi ini memperlihatkan penyebaran ajaran Buddha Mahayana di kawasan Prambanan yang juga menjadi pusat kegiatan Hindu.


🎨 Fakta Menarik:

  • Candi Banyunibo ditemukan kembali pada tahun 1940-an dalam kondisi runtuh dan mulai dipugar oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1970-an.
  • Di sekitar lokasi juga ditemukan reruntuhan bangunan kecil lain yang diyakini merupakan bagian dari kompleks biara atau tempat tinggal para pendeta.
  • Saat ini, Banyunibo menjadi lokasi favorit fotografer dan pecinta sejarah karena keindahan lanskap alam di sekitarnya.

πŸͺΆ Kesimpulan Risalah:

Candi Banyunibo adalah cerminan kedamaian ajaran Buddha di masa Mataram Kuno. Di antara hamparan sawah dan bukit yang sunyi, candi ini menjadi saksi bisu tentang perjalanan spiritual manusia menuju ketenangan dan kebijaksanaan sejati.


Apakah Anda ingin saya buatkan versi gambar risalah (poster teks + ilustrasi Candi Banyunibo) seperti Candi Plaosan tadi?



13. Buatkan Risalah Candi di Yogyakarta yaitu :

Candi Sumberwatu 


πŸ›• R I S A L A H C A N D I S U M B E R W A T U – Y O G Y A K A R T A


πŸ“ Lokasi:
Candi Sumberwatu terletak di Dusun Sumberwatu, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Lokasinya berada di atas bukit, sekitar 2 km sebelah selatan Candi Ijo, dan tidak jauh dari Candi Prambanan. Dari tempat ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam Prambanan dan Gunung Merapi dengan sangat jelas.


πŸ“œ Sejarah dan Asal Usul:
Candi Sumberwatu dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno sekitar abad ke-9 hingga ke-10 Masehi.
Nama “Sumberwatu” berasal dari dua kata:

  • Sumber berarti mata air,
  • Watu berarti batu.
    Nama ini menunjukkan bahwa di sekitar kawasan candi dahulu terdapat sumber air yang keluar dari bebatuan di lereng bukit.

Berdasarkan temuan arkeologis, Candi Sumberwatu diduga memiliki fungsi religius sekaligus simbol pelindung bagi kawasan spiritual di sekitarnya, seperti Candi Ijo, Candi Barong, dan Candi Banyunibo.


🏯 Arsitektur dan Keunikan:

  • Struktur candi terbuat dari batu andesit, tersusun rapi di atas batur persegi berundak.
  • Di tengah halaman terdapat umpak-umpak batu yang kemungkinan menjadi dasar bangunan pendopo.
  • Ciri khasnya adalah keberadaan arca dan yoni tanpa lingga, yang menandakan adanya perpaduan unsur Hindu dan lokal.
  • Letak candi yang tinggi di bukit menandakan fungsi kosmologis — semakin tinggi tempat ibadah, semakin dekat dengan alam para dewa.

πŸ’¬ Nilai Sejarah dan Spiritual:
Candi Sumberwatu mencerminkan keyakinan masyarakat Mataram Kuno terhadap keseimbangan alam dan spiritualitas.
Lokasinya yang berada di ketinggian melambangkan hubungan antara manusia, alam, dan Sang Hyang Widi.
Selain itu, candi ini juga menjadi simbol penyatuan energi dari berbagai candi di kawasan Prambanan Timur.


🎨 Fakta Menarik:

  • Pada awal 2000-an, situs ini mulai dikembangkan kembali menjadi kompleks budaya “Sumberwatu Heritage”, tempat penyelenggaraan kegiatan seni, budaya, dan spiritual.
  • Dari halaman candi, pengunjung bisa menyaksikan panorama Candi Prambanan dan matahari terbenam yang memukau.
  • Banyak yang percaya bahwa kawasan ini merupakan jalur energi kuno, menghubungkan Candi Ratu Boko, Candi Sumberwatu, dan Candi Ijo secara garis lurus.

πŸͺΆ Kesimpulan Risalah:

Candi Sumberwatu adalah saksi senyap kebijaksanaan leluhur Jawa yang memadukan pemujaan, alam, dan kebudayaan. Dari puncak bukitnya, manusia diajak memandang luas — menyatukan diri dengan alam dan menghormati warisan spiritual masa lampau.


Apakah Anda ingin saya buatkan versi gambar risalah (poster teks + ilustrasi Candi Sumberwatu) seperti sebelumnya?


14. Buatkan Risalah Candi di Yogyakarta yaitu :

Candi Morangan

πŸ›• R I S A L A H C A N D I M O R A N G A N — YOGYAKARTA


πŸ“ Lokasi:
Candi Morangan terletak di Dusun Morangan, Desa Sindumartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi ini berada tidak jauh dari aliran Sungai Kuning, di kaki selatan Gunung Merapi.


πŸ“œ Sejarah dan Penemuan:
Candi Morangan merupakan salah satu peninggalan masa Kerajaan Mataram Kuno, yang diperkirakan dibangun pada abad ke-9 Masehi, sezaman dengan Candi Sambisari dan Candi Kalasan.
Candi ini sempat terpendam material lahar Merapi selama berabad-abad hingga akhirnya ditemukan kembali pada tahun 1980-an saat dilakukan pengerukan saluran irigasi di daerah tersebut.


🏯 Arsitektur dan Bentuk Bangunan:
Candi Morangan merupakan kompleks candi bercorak Hindu.

  • Candi induk menghadap ke timur, dengan bahan batu andesit.
  • Terdapat sumuran (lubang persegi) di tengah lantai candi induk yang kemungkinan digunakan untuk menyimpan arca lingga-yoni sebagai lambang pemujaan terhadap Dewa Siwa.
  • Di sekelilingnya terdapat beberapa candi perwara (pendamping) yang lebih kecil.
  • Relief di dinding dan bagian kaki candi menunjukkan motif bunga dan sulur khas Mataram Kuno.

πŸ•‰️ Fungsi dan Keagamaan:
Sebagai candi Hindu Siwaistis, Candi Morangan menjadi tempat pemujaan bagi Dewa Siwa.
Temuan arca Nandi, lingga-yoni, serta beberapa fragmen arca dewa lain memperkuat dugaan tersebut.


πŸŒ‹ Konteks Geologis dan Arkeologis:
Candi ini menunjukkan bagaimana aktivitas vulkanik Gunung Merapi memengaruhi persebaran situs arkeologi di Sleman. Seperti halnya Candi Sambisari dan Kedulan, Candi Morangan tertimbun lapisan lahar dingin, sehingga posisinya kini berada lebih rendah dari permukaan tanah sekitar.


🧱 Upaya Pelestarian:
Candi Morangan telah melalui beberapa tahap rekonstruksi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta. Saat ini area candi sudah tertata rapi dengan jalur pengunjung dan taman sederhana, menjadikannya salah satu situs wisata edukatif sejarah Hindu di Sleman.


πŸ“– Nilai Penting Candi Morangan:

  1. Bukti nyata persebaran agama Hindu di kawasan lereng Merapi.
  2. Contoh arsitektur candi bawah tanah akibat tertimbun aktivitas vulkanik.
  3. Warisan budaya yang menunjukkan hubungan manusia dengan alam dan kepercayaan pada masa Mataram Kuno.

Risalah Singkat:

“Candi Morangan adalah suara masa lalu yang bangkit dari perut bumi Merapi — menyampaikan kisah ketekunan umat, daya tahan peradaban, dan harmoni antara manusia, alam, serta kepercayaan.”


Apakah Anda ingin saya buatkan gambar risalah bergaya poster ilustratif (dengan candi, Gunung Merapi, dan teks ringkas di bawahnya)?



Belum Gb 

RISALAH CANDI MORANGAN

πŸ“ Lokasi:
Candi Morangan terletak di Dusun Morangan, Desa Sindumartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya berada di bagian utara Kabupaten Sleman, di tepi Sungai Kuning, dan tidak jauh dari kaki Gunung Merapi.

πŸ›️ Latar Sejarah:
Candi Morangan merupakan salah satu candi Hindu peninggalan masa Mataram Kuno, yang diperkirakan dibangun pada abad ke-9 hingga ke-10 Masehi. Candi ini kemungkinan sezaman dengan Candi Sambisari dan Candi Kedulan, yang juga berada di kawasan Sleman bagian utara.

πŸͺ” Fungsi dan Keagamaan:
Candi Morangan digunakan sebagai tempat pemujaan umat Hindu, khususnya pemujaan terhadap Dewa Siwa. Hal ini terlihat dari temuan arca-arca yang terkait dengan Trimurti — Siwa, Brahma, dan Wisnu — serta adanya yoni dan lingga sebagai simbol kesuburan dan kekuatan Siwa.

πŸ—️ Arsitektur dan Struktur:
Kompleks Candi Morangan terdiri dari satu candi induk dan beberapa candi perwara (pendamping). Bangunan utamanya berdiri di atas batur (pondasi batu) berbentuk bujur sangkar.
Ciri khas dari candi ini adalah posisinya yang terpendam di bawah permukaan tanah, mirip dengan Candi Sambisari, akibat tertimbun material letusan Gunung Merapi pada masa lampau.

Bahan bangunan Candi Morangan terbuat dari batu andesit. Relief dan hiasan pada tubuh candi menggambarkan motif-motif khas Hindu, seperti kala-makara dan sulur-suluran.

🧱 Penemuan dan Pemugaran:
Candi Morangan ditemukan kembali oleh penduduk setempat sekitar tahun 1982 ketika dilakukan penggalian pasir di daerah tersebut. Setelah itu, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta melakukan penelitian dan pemugaran untuk mengembalikan bentuk aslinya.
Saat ini, sebagian struktur candi sudah bisa dilihat dalam kondisi cukup baik dan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di wilayah Sleman utara.

πŸŒ‹ Keunikan:
Keunikan Candi Morangan terletak pada posisinya yang tertimbun endapan vulkanik Merapi, menunjukkan bahwa peradaban Hindu di kawasan ini pernah maju sebelum letusan besar menghancurkannya. Selain itu, letaknya yang tidak jauh dari Candi Kedulan dan Sambisari memperkuat dugaan adanya jaringan keagamaan dan pemukiman besar di lembah selatan Merapi.

πŸ“œ Nilai Historis:
Candi Morangan menjadi saksi bisu hubungan antara manusia dan alam di masa lampau — bagaimana masyarakat Jawa kuno tetap menjaga nilai spiritual meski hidup di wilayah rawan bencana. Ia juga memperlihatkan kemampuan arsitektur dan keagamaan Hindu Mataram yang berkembang pesat di abad IX–X Masehi.


Apakah Anda ingin saya tambahkan gambar ilustrasi dan denah sederhana Candi Morangan seperti risalah candi sebelumnya?


15. Buatkan Risalah Candi di Yogyakarta yaitu :

Candi Kedulan 

Risalah Candi di Yogyakarta: CANDI KEDULAN


πŸ›• Lokasi:
Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Terletak tidak jauh dari kompleks Candi Sambisari dan Candi Kalasan.


πŸ“œ Sejarah Singkat:
Candi Kedulan ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1993 di bawah endapan lahar Gunung Merapi, mirip dengan temuan Candi Sambisari. Berdasarkan struktur dan gaya arsitektur, Candi Kedulan diperkirakan dibangun pada abad ke-9 Masehi pada masa Kerajaan Mataram Kuno.

Candi ini merupakan candi Hindu yang dipersembahkan untuk Dewa Siwa, terlihat dari penemuan arca Siwa Mahadewa, Ganesha, dan Durga Mahisasuramardhini di sekitar kompleksnya.


πŸ›️ Arsitektur dan Struktur:
Candi Kedulan terdiri dari satu candi induk dan tiga candi perwara di bagian depan. Bangunan utama memiliki bentuk bujur sangkar dengan pintu di sisi timur, sementara bagian atap menampilkan kemuncak yang melambangkan Gunung Mahameru.

Batu penyusun candi sebagian besar masih tertimbun endapan vulkanik, dan upaya rekonstruksi masih terus dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta.


πŸŒ‹ Nilai Sejarah dan Simbolik:
Candi Kedulan menjadi saksi bisu kekuatan alam dan ketangguhan manusia dalam menjaga warisan budaya. Dari balik lapisan abu Merapi, muncul bukti peradaban besar yang menjunjung tinggi nilai keagamaan, seni arsitektur, dan spiritualitas Hindu di tanah Jawa.


πŸͺ” Pesan Risalah:
Candi Kedulan adalah kisah kebangkitan peradaban yang tertimbun abu,
suara masa lalu yang kembali berbicara tentang keteguhan iman,
dan jejak tangan manusia yang tak pernah menyerah pada waktu.


Apakah Anda ingin saya buatkan versi visual posternya (gambar dan teks seperti sebelumnya) untuk “Risalah Candi Kedulan”?

Baru ganti 

RISALAH CANDI KEDULAN

πŸ“ Lokasi:
Candi Kedulan terletak di Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya berada tidak jauh dari Candi Sambisari dan Candi Morangan, di kawasan subur lereng selatan Gunung Merapi yang dikenal sebagai pusat peradaban Mataram Kuno.

πŸ›️ Latar Sejarah:
Candi Kedulan diperkirakan berasal dari abad ke-9 Masehi, sezaman dengan masa pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini ditemukan dalam keadaan tertimbun endapan abu vulkanik yang cukup tebal, menandakan bahwa situs ini terkubur akibat letusan besar Gunung Merapi di masa lampau.

πŸͺ” Fungsi dan Keagamaan:
Candi Kedulan merupakan candi Hindu yang digunakan untuk pemujaan terhadap Dewa Siwa. Penemuan arca Siwa Mahadewa, Agastya, Durga Mahisasuramardini, dan Ganesha memperkuat dugaan ini. Di bagian tengah candi juga ditemukan lingga dan yoni sebagai simbol kekuatan dan kesuburan, ciri khas tempat pemujaan Siwa.

πŸ—️ Arsitektur dan Struktur:
Candi Kedulan terdiri atas satu candi induk dan beberapa candi perwara (pendamping). Bangunan utama berdiri di atas batur batu andesit berbentuk bujur sangkar dengan tangga di sisi timur. Tubuh candi dihiasi relief dan ornamen bergaya klasik Jawa Tengah.
Di bagian kaki candi ditemukan saluran air dari batu yang terhubung dengan yoni — menandakan adanya sistem pengaliran air suci dalam upacara keagamaan.

🧱 Penemuan dan Pemugaran:
Candi Kedulan ditemukan pada tahun 1993 oleh para penambang pasir di daerah tersebut. Setelah penemuan itu, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta melakukan ekskavasi dan penelitian lebih lanjut. Pemugaran masih berlangsung secara bertahap karena beberapa struktur candi masih terkubur material vulkanik.

πŸŒ‹ Keunikan:
Keunikan Candi Kedulan adalah posisinya yang sekitar 6 meter di bawah permukaan tanah sekarang, mirip dengan Candi Sambisari dan Candi Morangan. Hal ini menjadi bukti kuat bahwa kawasan Kalasan dahulu tertutup letusan Merapi dan baru ditemukan berabad-abad kemudian.

πŸ“œ Nilai Historis:
Candi Kedulan menjadi saksi bisu kemajuan peradaban Hindu Mataram Kuno di lembah Merapi. Situs ini menunjukkan kemampuan masyarakat masa lalu dalam membangun tempat suci megah, serta ketabahan mereka menghadapi bencana alam yang mengubur peradaban.


Apakah Anda ingin saya buatkan gambar risalah visual bergaya poster seperti Candi Morangan, lengkap dengan ilustrasi candi dan denah strukturnya?




16. Buatkan Risalah Candi di Yogyakarta yaitu :

Candi Palgading

RISALAH CANDI PALGADING

πŸ“ Lokasi:
Candi Palgading terletak di Dusun Palgading, Desa Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya berada di utara Kota Yogyakarta, sekitar 2 kilometer di barat laut Candi Morangan, dan tidak jauh dari kawasan Kalasan yang kaya peninggalan arkeologis masa Mataram Kuno.

πŸ›️ Latar Sejarah:
Candi Palgading diperkirakan dibangun pada abad ke-9 hingga ke-10 Masehi, sezaman dengan masa pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno. Berdasarkan hasil penelitian Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta, candi ini merupakan candi bercorak Buddha, yang menunjukkan adanya keragaman agama di wilayah Sleman pada masa itu.

πŸͺ· Fungsi dan Keagamaan:
Candi Palgading digunakan sebagai tempat ibadah umat Buddha, kemungkinan besar berkaitan dengan aliran Mahayana, karena ditemukan berbagai artefak seperti arca Dhyani Buddha, Bodhisattwa, dan fragmen stupa. Temuan ini menunjukkan bahwa candi tersebut berfungsi sebagai tempat meditasi sekaligus pusat pendidikan spiritual.

πŸ—️ Arsitektur dan Struktur:
Candi Palgading memiliki struktur dasar batu andesit dengan denah berbentuk bujur sangkar. Meskipun sebagian besar bangunannya sudah runtuh, hasil ekskavasi menunjukkan adanya pondasi kuat, tangga masuk di sisi timur, dan ornamen batu berpola teratai.
Kemungkinan besar di puncak bangunan utama terdapat stupa besar, dikelilingi stupa-stupa kecil seperti pada Candi Sewu.

🧱 Penemuan dan Pemugaran:
Candi Palgading ditemukan pada tahun 2000 secara tidak sengaja oleh warga saat penggalian tanah untuk pondasi rumah. Setelah itu, dilakukan penelitian oleh tim arkeologi yang menemukan sisa-sisa fondasi dan artefak Buddha.
Saat ini, situs Palgading belum sepenuhnya dipugar, namun area temuan telah dilindungi sebagai bagian dari pelestarian situs arkeologi di Sleman utara.

πŸŒ‹ Keunikan:
Keunikan Candi Palgading adalah letaknya di tengah pemukiman modern dan masih sebagian besar tertimbun tanah vulkanik akibat letusan Merapi kuno. Selain itu, Candi Palgading memperlihatkan adanya interaksi dan toleransi keagamaan antara penganut Hindu dan Buddha di masa Mataram Kuno, sebagaimana terlihat dari kedekatan lokasinya dengan Candi Kedulan dan Morangan.

πŸ“œ Nilai Historis:
Candi Palgading menjadi bukti penting bahwa kawasan Sleman pernah menjadi pusat kehidupan spiritual yang beragam dan harmonis. Candi ini juga menandai keberlanjutan tradisi Buddhisme di Yogyakarta setelah masa kejayaan Candi Sewu dan Kalasan.


Apakah Anda ingin saya buatkan poster risalah bergambar untuk Candi Palgading, dengan ilustrasi candi dan denah situs seperti dua risalah sebelumnya?







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SITUS DAN CANDI JATIM

1. Buatlah Risalah tentang : Candi Gedhong Putri atau Candi Puro (Kloposawit, Candipuro). Kabupaten Lumajang Candi Gedhong Putri (atau diken...