Kamis, 30 Oktober 2025

Candi Jatim per kota

 Jawa Timur


A. Kabupaten Malang

Situs Waturejo (Ngantang, Malang)

Candi Kagenengan (Wagir,Malang)

Candi Jago (Tumpang, Malang)

Candi Kidal (Tumpang, Malang)

Situs Ngawonggo (Tajinan, Malang)

Candi Singosari (Singosari, Malang)

Stupa Sumberawan (Singosari, Malang)

Candi Selakelir, lereng barat laut Gunung Penanggungan

Kompleks Percandian Gunung Arjuna

Grup Sepilo

Bhatara Guru

Candi Madrin

Patuk Lesung

Candi Kembang

Candi Lepek

Rhatawu

Hyang Semar

Watu Ireng

Rancang Kencana

Candi Wesi

Makutarama

Sepilo

Grup Indrokilo

Satria Manggung

Indrikilo

Candi Laras

Gua Gambir

Candi Jawar Ombo (Ampel Gading, Malang)

Candi Bocok (Pondokagung, Kasembon)

Petirtaan Watugede (Watu Gede,Singosari )

Candi Ngabab (Ngabab, Pujon)

Candi Gunung Telih (Gunung Rejo, Singosari)


B. Kota Malang

Candi Badut (Malang)

Candi Karang Besuki (Karangbesuki,Sukun)

Situs Watugong (Merjosari, Lowokwaru)

Situs Sumur Windu (Polowijen, Blimbing)


C. Kota Batu

Candi Sanggariti atau Candi Supo ( Songgokerto, Batu )

Punden Mojorejo atau Situs Kajang (Mojorejo, Junrejo )


D. Kabupaten Kediri

Candi Surawana (Pare, Kediri)

Candi Tegowangi (Plemahan, Kediri)

Arca Totok Kerot (Pagu, Kediri)

Situs Tunglur (Badas, Kediri)

Situs Panji Gambyok (Grogol, Kediri)

Situs Bandara Kediri (Grogol, Kediri)

Situs Calon Arang (Gurah, Kediri)

Situs Tondowongso (Gayam, Gurah, Kediri)

Situs Adan-Adan (Gurah, Kediri)

Candi Dorok (Puncu, Kediri)

Petirtaan Geneng (Kepung, Kediri)

Candi Kepung Petirtaan (Jatimulyo, Kepung, Kediri)

Arca Ringin Budha (Tamrin, Pare, Kediri)

Situs Nambaan (Ngasem, Kediri) Arca Kepala Kala atau Situs Mbah Pentul

Situs Candi Semen (Pagu, Kediri), Penemuan pada November 2013, situs ini sempat dihancurkan

Situs Babadan (Babadan, Sumbercangkring, Gurah, Kediri)


E. Kota Kediri

Kompleks Pertapaan Goa Selomangleng (Mojoroto, Kediri)

Candi Gunung Klotok (Mojoroto, Kediri)

Gua Selobale

Candi Setono Gedong, Candi masa Kerajaan Kadhiri yang terletak di Jl. Dhoho ini pada bulan Oktober 2013 hampir dihancurkan demi perluasan Masjid.

Candi Pandean (Arca Durga)

Candi Siti Inggil

Candi Joko Dolog

Candi Botolengket

Candi Burengan

Petirtaaan Dadapan


F. Kabupaten Nganjuk

Candi Lor (Loceret, Nganjuk)

Candi Ngetos (Ngetos, Nganjuk)

Yoni Brebek

Situs Pace Kulon


G. Kabupaten Jombang

Candi Rimbi (Bareng, Jombang)


H. Kabupaten Pasuruan

Candi Jawi (Prigen, Pasuruan)

Candi Kebo Ireng (Kejapanan, Pasuruan)

Candi Gunung Gangsir (Beji, Pasuruan)

Kompleks Percandian Gunung Welirang

Reco Lanang

Reco Wadon

Watu Meja

Watu Kaca

Kompleks Percandian Gunung Ringgit, Gunung Ringgit, Dusun Godean, Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen

Candi Lulumbang (Lumbang, Pasuruan)


I. Kabupaten Mojokerto

Candi Bangkal (Ngoro, Mojosari)

Kompleks Situs Trowulan (Mojokerto)

Candi Tikus

Candi Klinterejo (Sooko, Mojokerto)

Candi Menak Jingga

Candi Brahu

Candi Gentong

Gapura Wringin Lawang (tipe candi bentar)

Gapura Bajang Ratu (tipe paduraksa)

Candi Kedaton (Trowulan, Mojokerto)

Kompleks Percandian Gunung Penanggungan (Trawas, Mojokerto)

Petirtaan Jalatunda

Candi Kama I

Candi Kama II

Candi Gajah Mungkur

Candi Wayang

Candi Kendalisada

Candi Pasetran

Gapura Jedong (gapura tipe candi bentar)

Petirtaan Watu Tetek

Petirtaan Belahan

Candi Lemari

Candi Bayi

Candi Putri

Candi Pura

Candi Gentong

Candi Shinta

Candi Lurah

Candi Carik

Candi Yudha

Candi Wisnu

Candi Kepurbakalaan XII

Candi kepurbakalaan XIII

Candi Buyung

Candi Kursi

Candi Kendalisodo

Candi Selakir dan Tekingblandong

Candi Naga I

Candi Pendawa

Candi Merak

Candi Naga II

Goa Botol

Makam Mbah Lipan

Candi Griya

Candi Dharmawangsa

Candi Kerajaan

Candi Pelakan Jawa I

Candi Pelakan Jawa II

Candi Baru

Candi tanpa nama I

Candi tanpa nama II

Candi tanpa nama III

Candi tanpa nama IV

Candi tanpa nama V

Candi tanpa nama VI

Candi tanpa nama VII

Candi Batu Jolang

Goa I

Goa II

Goa III

Goa tanpa nama

Batu Tulis

Goa Widodaren

Candi Batu Terbang

Arca Fragmen, pipisan dan batu lis di hutan Segawe


J. Kota Surabaya

Arca Joko Dolog ( Taman Aspari, Tegalsari )


K. Kabupaten Blitar

Kompleks Candi Bacem (Kotes, Gandusari)

Arca Ganesha Boro (Boro, Tuliskriyo, Sanan Kulon)

Candi Kalicilik (Candirejo, Ponggok)

Candi Kotes (Gandusari, Blitar)

Candi Wringin Branjang (Gandusari, Blitar)

Candi Sawentar (Kanigoro, Garum)

Candi Sumbernanas (Rejoso, Ponggok)

Candi Sumberjati atau Candi Simping (Simping, Suruhwadang)

Kompleks Percandian Penataran (Penataran, Nglegok)

Bale Agung (Penataran, Nglegok)

Pendopo Teras (Penataran, Nglegok)

Candi Angka Tahun (Penataran, Nglegok)

Candi Naga (Penataran, Nglegok)

Candi Induk Penataran (Penataran, Nglegok)

Kolam Candi Penataran (Penataran, Nglegok)

Candi Pemandian Penataran (Penataran, Nglegok)

Candi Gambar Wetan (Candi Sewu, Nglegok)

Candi Plumbangan (Plumbangan, Doko)

Candi Tepas (Tepas, Kesamben)

Candi Selo Tumpuk (Pagerjowo, Kesamben)

Candi Sumber Agung (Sumber Agung, Gandusari)

Candi Sirah Kencong (Ngadirenggo, Wlingi)

Candi Tapan (Bakulan, Bendosewu, Talun)

Situs Jeding (Jeding, Sanankulon)

Candi Mleri (Mleri, Bagelenan)

Candi Rambut Monte (Krisik, Gandusari)

Situs Bale Kambang (Modangan, Nglegok)


L. Kabupaten Probolinggo

Candi Kedaton (Tiris, Probolinggo)

Candi Jabung (Paiton, Probolinggo)


M. Kabupaten Tulungagung

Candi Gayatri atau Candi Boyolangu (Boyolangu, Tulungagung)

Candi Dadi (Boyolangu, Tulungagung)

Candi Meja (Boyolangu, Tulungagung)

Candi Cungkup atau Candi Sanggrahan (Boyolangu, Tulungagung)

Candi Selomangleng atau Goa Pertapaan Selomangleng (Boyolangu, Tulungagung)

Candi Penampihan atau Candi Asmoro Bangun (Sendang, Tulungagung)

Candi Mirigambar (Sumbergempol, Tulungagung)

Candi Ngampel (Kalidawir, Tulungagung)

Candi Ngampel (Tanggung, Campurdarat, Tulungagung)

Goa Tritis (Tanggung, Campurdarat, Tulungagung)

Goa Pasir (Pasir, Sumbergempol, Tulungagung)


N. Kabupaten Trenggalek

Candi Brongkah atau Candi Jenggolo Manik ( Brongkah, Kedunglurah, Pogalan )


O. Kabupaten Magetan

Candi Sadon atau Candi Reog ( Sadon, Cepoko, Panekan)

Candi Dewi Sri ( Simbatan, Kuntoronadi, Magetan)


P. Kabupaten Sidoarjo

Candi Pari (Porong, Sidoarjo) seberang Kolam Lumpur Lapindo

Candi Sumur (Porong, Sidoarjo) seberang Kolam Lumpur Lapindo

Candi Medalem (Tulangan, Sidoarjo)

Candi Wangkal (Krembung, Sidoarjo)

Candi Pamotan I dan II (Porong, Sidoarjo)

Candi Dermo (Wonoayu, Sidoarjo)

Candi Tawangalun (Sedati, Sidoarjo)


Q. Kabupaten Lumajang

Candi Gedhong Putri atau Candi Puro (Kloposawit, Candipuro)

Candi Gelisah atau Candi Agung (Randuagung)

Situs Biting (Kutorenon, Sukodono)

Candi Kunir ( Kedungmoro, Kunir)


R. Kabupaten Pamekasan

Situs Candi Burung ( Burung, Proppo )


T. Kabupaten Jember

Candi Deres (Gumukmas, Jember)


U. Kabupaten Ponorogo

Situs Altar Raja Dharmawangsa, Dusun Watu Dhukun, Desa Pager Ukir, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo


V. Kabupaten Bojonegoro

Situs Kayangan Api, Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem


W. Kabupaten Gresik

Candi Kepuh Klagen, Desa Kepuh Klagen, Kecamatan Weringin Anom


X. Kabupaten Madiun

Candi Wonorejo, Jalan Candi, Desa Wonorejo, Kecamatan Mejayan


Y. Kabupaten Ngawi

Candi Pendem Ngawi

Candi DI YOGYAKARTA

 Daerah Istimewa Yogyakarta


A. Kabupaten Sleman

Candi Prambanan, Desa Prambanan Kecamatan Prambanan

Situs Arca Gupolo, Desa Sambirejo Kecamatan Prambanan

Situs Goa Sentono, Desa Jogotirto Kecamatan Berbah

Candi Kalasan atau Candi Tara, Desa Titromani Kecamatan Kalasan

Candi Banyunibo, Desa Bokoharjo Kecamatan Prambanan

Candi Ratu Boko atau Keraton Ratu Boko

Candi Sambi Sari, Desa Purwomartani Kecamatan Kalasan

Candi Sari, Desa Tirtomartani Kecamatan Kalasan

Candi Ijo, Desa Sambirejo Kecamatan Prambanan

Candi Barong, Desa Sambirejo Kecamatan Prambanan

Candi Kedulan, Desa Titromani Kecamatan Kalasan

Candi Gebang, Kecamatan Ngemplak

Candi Morangan, Kecamatan Ngemplak

Candi Keblak, Desa Bokoharjo Kecamatan Prambanan

Candi Abang, Desa Jogotirto Kecamatan Berbah

Candi Miri, Desa Nguwot Kecamatan Prambanan

Candi Dawangsari, Desa Sambirejo Kecamatan Prambanan

Candi Kimpulan, Kaliurang, Besi

Candi Klodangan, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah

Candi Palgading, Dusun Palgading, Desa Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik

Arca Bugisan atau Arca Proliman, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan

Candi Watu Gudhig, Desa Bokoharjo Kecamatan Prambanan


B. Kabupaten Bantul

Kompleks Situs Mantup, Desa Situmulyo Kecamatan Piyungan

Candi Gampingan

Situs Payak Bantul, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan

Situs Mangir, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan


C. Kabupaten Kulon Progo

Candi Pringtali, Desa Kebonharjo, Kecamatan Samigaluh


D. Kabupaten Gunung Kidul

Candi Risan, Desa Candirejo, Kecamatan Semin

Situs Gembirowati, Girijati, Panggang, Gunung Kidul

Candi Jateng per kota

 Jawa Tengah

A. Kabupaten Magelang

Candi Borobudur, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur

Candi Mendut, Desa Mendut, Kecamatan Mungkid

Candi Pawon, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur

Candi Ngawen, Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan

Candi Asu (Sengi), Dusun Candi Pos, Desa Sengi, Kecamatan Dukun

Candi Lumbung (Sengi), Dusun Tlatar, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan

Candi Pendem, Dusun Candi Pos, Desa Sengi, Kecamatan Dukun


12. Buatkan Risalah Sejarah candi di Jawa Tengah yaitu :

Candi Canggal atau Candi Gunung Wukir, Dusun Canggal, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam

Candi Selogriyo, Dusun Campurrejo, Desa Kembangkuning, Kecamatan Windusari

Candi Losari, Dusun Losari, Desa Salam, Kecamatan Salam

Candi Gunungsari, Dusun Gunungsari, Desa Gulon, Kecamatan Salam

Candi Umbul, Desa Kartoharjo, Kecamatan Grabag


B. Kabupaten Klaten

Candi Bubrah (Klaten), Prambanan

Candi Prambanan, Prambanan, Klaten


 13. Buatkan Risalah Sejarah candi di Jawa Tengah yaitu :

Candi Plaosan (Lor), Prambanan, Klaten

Candi Plaosan Kidul, Prambanan, Klaten


 14. Buatkan Risalah Sejarah candi di Jawa Tengah yaitu :

Candi Sewu, Prambanan, Klaten

Candi Lumbung, Prambanan, Klaten

Candi Sojiwan, Prambanan, Klaten

Candi Karangnongko, Karangnongko, Klaten

Candi Merak, Karangnongko, Klaten

Situs Kunden, Sumberejo, Klaten Selatan, Klaten


C. Kabupaten Karanganyar

Candi Sukuh, Sukuh, Ngargoyoso, Karanganyar


15. Buatkan Risalah Sejarah candi di Jawa Tengah yaitu :

Candi Cetho, Gumeng, Jenawi, Karanganyar

Candi Kethek, Gumeng, Jenawi, Karanganyar

Candi Planggatan, Planggatan, Ngargoyoso, Karanganyar

Situs Menggung, Nglurah, Tawangmangu, Karanganyar

Arca Nandi Colomadu, Polsek Colomadu, Colomadu, Karanganyar


D. Kabupaten Semarang

Candi Dukuh, Rowoboni, Banyubiru, Semarang

Kompleks Candi Gedong Songo, Candi, Bandungan, Semarang

Candi Klero, Klero, Tengaran, Semarang (Jl. Raya Solo-Semarang km 12)

Candi Ngempon, Ngempon, Bergas, Semarang


E. Kabupaten Banjarnegara


Kompleks Candi Dieng, Batur, Banjarnegara


Candi Arjuna

Candi Puntadewa

Candi Semar

Candi Srikandi

Candi Sembadra

Candi Gatotkaca

Candi Setyaki

Candi Bima

Candi Dwarawati

Kabupaten Wonosobo

Candi Bogang, Bogang, Selomerto, Wonosobo


F. Kabupaten Temanggung

Candi Pringapus, Parakan, Temanggung

Candi Gondosuli, Bulu, Temanggung


16. Buatkan Risalah Sejarah candi di Jawa Tengah yaitu :

Situs Liyangan, Liyangan, Purbasari, Ngadirejo


G. Kabupaten Tegal

Candi Bulus, Desa Bulus, Kecamatan Pedagangan

Candi Kesuben, Desa Kesuben, Kecamatan Lebak


H. Kabupaten Boyolali

Candi Sari Cepogo, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo

Candi Lawang, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo

Situs Sumur Pitu, Desa Cabean Kunthi, Kecamatan Cepogo

Situs Sumur Songo, Desa Candi Kidul, Kecamatan Cepogo

Petirtaan Selodoko, Desa Selodoko, Kecamatan Ampel

Candi Watugenuk, Kragilan, Mojosongo


I. Kabupaten Pati

Candi Miyono atau Situs Kayen, Dusun Miyono (Mbuloh), Desa Kayen, Kecamatan Kayen


J. Kabupaten Blora

Candi Sentono, Dukuh Nglaren, Desa Sentono, Kecamatan Kradenan [2]


K. Kabupaten Jepara

Candi Bubrah (Jepara)

Candi di Jateng Wikipedia

 A

Candi Angin

Candi Arjuna

Candi Asu

B

Candi Bima

Candi Bubrah (Klaten)

C

Candi Banon

Candi Batur

Candi Bubrah (Jepara)

Candi Bulus

Candi Ceto

Candi Dukuh

Candi Gedong Songo

Candi Kahuripan

Candi Lawang

Candi Ngempon

Candi Pangkuan

Candi Pendem

Candi Planggatan

Candi Pringapus

Candi Sari Cepogo

Candi Selogriyo

Candi Sukuh

Candi Umbul

G

Candi Gatotkaca

Candi Gunung Wukir

Candi Gunungsari

K

Candi Karangnongko

Candi Kethek

Candi Klero

Candi Kunti

L

Candi Losari

Candi Lumbung

Candi Lumbung (Sengi)

M

Candi Mendut

Candi Merak

N

Candi Ngawen

P

Candi Pawon

Candi Plaosan

Candi Prambanan

Candi Puntadewa

S

Candi Sembadra

Candi Setyaki

Candi Sewu

Candi Sirih

Situs Watu Kelir

Situs Purbakala Liyangan

Candi Sojiwan

75 Candi Jatim

 *75 Candi di Jawa Timur, Terbanyak Kabupaten Malang*


Savira Oktavia - detikJatim


Selasa, 31 Okt 2023


13:40 WIB


Surabaya - Candi adalah bangunan kuno dari batu. Dulu, candi menjadi tempat pemujaan dan penyimpanan abu jenazah raja hingga pendeta Hindu dan Buddha. Di Jawa Timur ada 75 candi.


Mengutip buku Pesona Candi di Jawa Timur karya Tim Jelajah Wisata Maya, candi-candi di Jawa Timur berkaitan dengan Kerajaan Majapahit. Pada masa itu, candi dijadikan bangunan suci agama Hindu dan Buddha, sebelum akhirnya ditinggalkan saat masuk penyebaran Islam, sehingga banyak candi yang ditelantarkan.


Informasi tentang candi-candi di Jawa Timur umumnya berasal dari Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca (1365) dan Pararaton karya Mpu Sedah (1481), serta berbagai prapasti dan tulisan di candi yang bersangkutan.



Berdasarkan wacana arkeologi Indonesia, ada dua corak percandian, yakni corak Jawa Tengah dari abad ke-5 sampai dengan ke-10 M, dan corak Jawa Timur dari abad ke-11 sampai dengan ke-15 M, yang mana masing-masing mempunyai corak dan karakteristik berbeda.


Di Jawa Timur, candi bercorak bagian tubuh ramping, berundak horizontal dengan bagian paling suci terletak di belakang. Candi ini diperkirakan menjadi tempat pendarmaan dan pengabdian raja yang telah meninggal, seperti Candi Jago untuk Raja Wisnuwardhana, Candi Jawi dan Candi Singasari untuk Raja Kertanegara.


Daftar Candi di Jawa Timur

Terdapat puluhan candi yang tersebar di beberapa wilayah Jawa Timur. Pembangunan candi-candi ini berkaitan dengan Kerajaan Singasari dan Kerajaan Majapahit. Berikut daftarnya.


1. Kabupaten Malang

1.1 Candi Badut (Malang)

1.2 Candi Jago (Tumpang, Malang)

Candi Kidal (Tumpang, Malang)

Candi Singosari (Singosari, Malang)

Candi Sanggariti (Batu, Malang)

Stupa Sumberawan (Singosari, Malang)

Candi Rambut Monte (Krisik, Ngantang, Malang)

Candi Selaketir

Kompleks Percandian Gunung Arjuna

Grup Sepito

Bhatara Guru

Candi Madrin

Petuk Lesung

Candi Kembang

Candi Lepek

Rhatawu

Hyang Semar

Waktu Ireng

Rancang Kencana

Candi West

Makutarama

Sepito

Grup Indrokito

Satria Manggung

Indrikito

Candi Laras

Gua Gambir


2. Kabupaten Kediri

Candi Surowono (Pare, Kediri)

Candi Tegowangi (Plemahan, Kediri)

Arca Totok Kerot (Pagu, Kediri)

Situs Calon Arang Kediri

Situs Tondowongso (Gayang, Kediri)

Candi Dorok (Puncu, Kediri)

3. Kota Kediri

Kompleks Pertapaa Goa Setomangleng (Mojoroto, Kediri)


4. Kabupaten Nganjuk

Candi Lor (Loceret, Nganjuk)

Candi Ngetos (Ngetos, Nganjuk)


5. Kabupaten Jombang

Candi Rimbi (Bareng, Jombang)


6. Kabupaten Pasuruan

Candi Jawi (Prigen, Pasuruan)

Candi Kebo Ireng (Kejapanan, Pasuruan)

Candi Gunung Gansir (Beji, Pasuruan)

Kompleks Percandian Gunung Welirang, meliputi Reco Lanang, Reco Wadon, Watu Meja, dan Watu Kaca


7. Kabupaten Mojokerto

Candi Bangkal (Ngoro, Mojosari)

Kompleks Triwulan (Mojokerto), meliputi Candi Tikus, Candi Klinterejo (Sooko, Mojokerto), Candi Menak Jingga, Candi Brahu, Candi Gentong, Gapura Wringin Lawang (tipe candi bentar), Gapura Bajang Batu (tipe paduraksa), Kolam Segaran, dan Candi Kedaton (Trowulan, Mojokerto)

Kompleks Percandian Gunung Penanggungan (Trawas, Mojokerto), meliputi Petirtaan Jalatunda, Candi Kama I, Candi Kama II, Candi Gajah Mungkur, Candi Wayang, Candi Kendatisada, Candi Pasetran, Gapura Jeodng, Petirtaan Watu Tetek, Petirtaan Belahan, Candi Lemari, Candi Gentong


8. Kabupaten Blitar

Candi Bacem (Sutojayan, Blitar)

Candi Boro (Sanan Kulon, Blitar)

Candi Kalicilik (Ponggok, Blitar)

Candi Kotes (Gandusari, Blitar)

Candi Wringin Branjang (Gandusari, Blitar)

Candi Sawentar (Kanigoro, Garum, Blitar)

Candi Sumbernanas (Ponggok, Blitar)

Candi Sumberjati atau Candi Simping (Suruhwadang, Blitar)

Kompleks Percandian Penataran (Nglegok, Blitar)

Candi Penataran (Nglegok, Blitar)

Candi Gambar Wetan (Ngegok, Blitar)

Candi Pumbangan (Doko, Blitar)

Candi Tepas (Kasembon, Blitar)


9. Kabupaten Probolinggo

Candi Kedaton (Tiris, Probolinggo)

Candi Jabung (Paiton, Probolinggo)


10. Kabupaten Tulungagung

Candi Gayatri atau Candi Boyolangu (Boyolangu, Tulungagung)

Candi Dadi (Boyolangu, Tulungagung)

Candi Meja (Boyolangu, Tulungagung)

Candi Cungkup atau Candi Sanggrahan (Boyolangu, Tulungagung)

Candi Selomangteng atau Goa Pertapaan Selomangleng (Boyolangu, Tulungagung)

Candi Penampihan atau Candi Asmoro Bangun (Sendang, Tulungagung)

Candi Mirigambar (Katidawir, Tulungagung)

Candi Kanigoro (Campurdarat, Tulungagung)


11. Kabupaten Trenggalek

Candi Brongkah (Trenggalek)


12. Kabupaten Magetan

Candi Sadon (Magetan)


13. Kabupaten Sidoarjo

Candi Pari (Porong, Sidoarjo) seberang Kolam Lumpur Lapindo

Candi Sumur (Porong, Sidoarjo) seberang Kolam Lumpur Lapindo

Candi Pamotan I dan II (Porong, Sidoarjo)

Candi Darmo (Wonosoyo, Sidoarjo)

Candi Tawangalun (Sedati, Sidoarjo)

Candi Medalem (Sidoarjo)

Rabu, 29 Oktober 2025

71-84 Candi di Jatim

 71. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Plumbangan (Doko, Blitar)


ðŸŠķ RISALAH CANDI PLUMBANGAN – DOKO, BLITAR


🏛️ Identitas Candi

  • Nama Situs: Candi Plumbangan
  • Lokasi: Desa Plumbangan, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Jawa Timur
  • Koordinat: Sekitar 15 km arah timur dari Kota Blitar
  • Perkiraan Masa: Abad ke-14 Masehi (masa Majapahit)
  • Bahan Bangunan: Batu andesit

🧭 Deskripsi dan Arsitektur

Candi Plumbangan merupakan situs berbentuk gapura paduraksa, yaitu pintu gerbang beratap yang menjadi ciri khas arsitektur Majapahit. Bangunannya berdiri megah di atas batu andesit berukuran sekitar 4,7 meter tinggi dan 4,9 meter lebar, dengan lubang pintu setinggi 3,5 meter.

Keunikan utama dari candi ini adalah kesederhanaan relief dan bentuknya yang kokoh, menandakan fungsi religius dan simbolis sebagai gerbang menuju kawasan suci. Batu-batu penyusunnya tersusun rapi tanpa banyak ornamen, menonjolkan gaya arsitektur akhir Majapahit yang fungsional namun tetap agung.


📜 Prasasti Plumbangan (1312 Saka / 1390 M)

Di dekat situs ini ditemukan Prasasti Plumbangan yang berangka tahun 1312 Saka (1390 M). Prasasti tersebut ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dan menyebutkan tentang penetapan wilayah Plumbangan sebagai tanah perdikan (bebas pajak) oleh raja Majapahit.

Isi prasasti menunjukkan bahwa wilayah Plumbangan dahulu memiliki peranan penting dalam pemerintahan Majapahit, terutama sebagai kawasan suci atau tempat pemujaan yang dilindungi hukum kerajaan.


🕉️ Fungsi dan Makna

  • Fungsi Arsitektural: Gerbang menuju area suci (mandala) atau tempat pemujaan.
  • Fungsi Spiritual: Lambang peralihan antara dunia fana dan dunia spiritual.
  • Makna Historis: Menunjukkan adanya sistem administrasi dan hukum Majapahit yang mengatur tanah perdikan serta perlindungan terhadap kawasan religius.

ðŸŒŋ Kondisi dan Pelestarian

Kini Candi Plumbangan masih terpelihara dengan baik. Lingkungannya asri, dikelilingi pepohonan rindang dan sawah pedesaan. Situs ini menjadi objek wisata sejarah dan religi yang sering dikunjungi pelajar, peneliti, dan wisatawan budaya.

Candi ini juga menjadi simbol ketenangan spiritual masyarakat Plumbangan, sering dikaitkan dengan nilai kesucian, kesederhanaan, dan penghormatan terhadap leluhur.


🊔 Nilai Penting Candi Plumbangan

  1. Saksi sejarah hukum dan administrasi Majapahit melalui prasasti abad ke-14.
  2. Contoh nyata arsitektur paduraksa sederhana namun monumental.
  3. Warisan budaya lokal yang masih dihormati masyarakat hingga kini.

📖 “Candi Plumbangan bukan sekadar gapura batu tua — ia adalah gerbang masa lalu, yang menyambungkan kebijaksanaan Majapahit dengan napas budaya Blitar hari ini.”



72. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Tepas (Kasembon, Blitar).


ðŸŠķ RISALAH CANDI TEPAS – KASEMBON, BLITAR


🏛️ Identitas Candi

  • Nama Situs: Candi Tepas
  • Lokasi: Desa Tepas, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Blitar, Jawa Timur
  • Perkiraan Masa: Abad ke-14 Masehi (masa Majapahit)
  • Bahan Bangunan: Batu andesit
  • Kondisi: Sebagian besar reruntuhan dan sisa struktur dasar

🧭 Deskripsi dan Arsitektur

Candi Tepas merupakan situs percandian kecil yang diperkirakan berasal dari akhir masa Majapahit. Struktur yang tersisa menunjukkan susunan batu andesit berbentuk alas (batur) persegi, dengan bagian tubuh dan atap yang telah hilang.

Di beberapa sisi masih ditemukan batu-batu berelief sederhana, menandakan bahwa bangunan ini kemungkinan dahulu berfungsi sebagai tempat pemujaan lokal atau bagian dari kompleks candi yang lebih besar di wilayah Kasembon.

Letaknya di dataran tinggi perbukitan Blitar bagian barat menjadikan kawasan ini strategis dan sejuk, dengan suasana yang mendukung kegiatan spiritual pada masa lalu.


📜 Temuan dan Jejak Sejarah

Selain struktur candi, di sekitar area Tepas ditemukan fragmen arca dan batu yoni, menunjukkan adanya unsur pemujaan terhadap dewa-dewa Hindu, khususnya Siwa.
Beberapa arkeolog menduga Candi Tepas merupakan bagian dari jaringan tempat suci pedesaan Majapahit yang berfungsi memperkuat pengaruh keagamaan dan pemerintahan pusat di daerah-daerah perbatasan.

Walau tidak ditemukan prasasti langsung di lokasi ini, gaya arsitektur dan bahan bangunan mengindikasikan periode Majapahit akhir (sekitar abad ke-14–15 M).


🕉️ Fungsi dan Makna

  • Fungsi Religius: Tempat pemujaan bagi masyarakat sekitar, terutama untuk penghormatan kepada Dewa Siwa atau roh leluhur.
  • Fungsi Sosial: Titik pusat spiritual dan adat dalam kehidupan masyarakat desa kuno.
  • Makna Kultural: Melambangkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan kekuatan ilahi di masa Majapahit.

ðŸŒŋ Kondisi dan Pelestarian

Kini Candi Tepas telah mengalami kerusakan, namun sisa-sisa batunya masih tersusun di lokasi asli. Upaya pelestarian dilakukan oleh warga dan pemerintah daerah dengan menata ulang batuan serta menjaga kawasan agar tetap bersih dan terawat.

Kawasan ini masih menarik untuk penelitian arkeologi, serta menjadi destinasi wisata budaya dan spiritual di lereng barat Blitar.


🊔 Nilai Penting Candi Tepas

  1. Menunjukkan eksistensi peradaban Majapahit hingga pelosok pedesaan Blitar.
  2. Bukti nyata persebaran agama Hindu-Siwa di kawasan perbukitan Jawa Timur bagian selatan.
  3. Menjadi warisan arkeologis langka yang menyimpan potensi sejarah dan spiritual tinggi.

📖 “Dari reruntuhan Candi Tepas, tersisa jejak kesunyian masa Majapahit — di mana doa dan batu menyatu, menjaga keseimbangan antara langit dan bumi.”



73. Buatlah Risalah tentang Candi di Jatim yaitu :

Candi Meja (Boyolangu, Tulungagung)



ðŸŠķ RISALAH CANDI MEJA – BOYOLANGU, TULUNGAGUNG


🏛️ Identitas Candi

  • Nama Situs: Candi Meja
  • Lokasi: Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur
  • Koordinat: Terletak di lereng utara Gunung Wilis
  • Perkiraan Masa: Abad ke-14–15 Masehi (masa Majapahit)
  • Bahan Bangunan: Batu andesit
  • Kondisi: Reruntuhan candi datar (teras berundak)

🧭 Deskripsi dan Arsitektur

Candi Meja merupakan salah satu situs penting peninggalan masa akhir Majapahit, berbentuk teras berundak datar yang menyerupai meja batu besar — dari sinilah asal nama “Meja”.

Bangunannya tersusun dari batu andesit besar membentuk susunan persegi bertingkat tiga, tanpa atap atau dinding tubuh candi yang utuh. Permukaan paling atas datar dan luas, kemungkinan berfungsi sebagai tempat upacara pemujaan atau sesaji.

Di sekitarnya ditemukan batu yoni, fragmen arca, dan sisa struktur kecil yang menunjukkan bahwa kawasan ini dahulu merupakan kompleks suci pegunungan.


📜 Konteks Sejarah

Letak Candi Meja yang berada di ketinggian menjadikannya bagian dari kompleks percandian lereng Gunung Wilis, yang berfungsi sebagai tempat pertapaan dan pemujaan dewa-dewa gunung.
Tradisi lokal menyebut kawasan ini berhubungan dengan situs-situs lain seperti Candi Penampihan, Candi Dadi, dan Candi Sanggrahan.

Fungsi spiritualnya diyakini sebagai pemujaan terhadap Dewa Siwa dan Dewi Parwati, sekaligus tempat semedi para resi dan bangsawan Majapahit.


🕉️ Fungsi dan Makna

  • Fungsi Religius: Tempat pemujaan suci di kawasan pegunungan (mandala gunung).
  • Fungsi Kultural: Tempat leluhur bermeditasi untuk mencapai kesempurnaan batin.
  • Makna Spiritual: Melambangkan kedekatan manusia dengan alam dan Sang Hyang Widi melalui kesunyian dan ketinggian.

ðŸŒŋ Kondisi dan Pelestarian

Kini Candi Meja masih dapat dikunjungi dengan perjalanan pendakian ringan dari Boyolangu menuju lereng Gunung Wilis. Reruntuhan batunya masih tersusun rapi dan alami, dikelilingi pepohonan rindang dan udara sejuk pegunungan.

Masyarakat sekitar sering mengunjungi tempat ini untuk ziarah budaya dan napak tilas sejarah Majapahit. Pemerintah daerah telah menempatkan papan penanda situs dan berupaya menjaga kebersihan lingkungan sekitar.


🊔 Nilai Penting Candi Meja

  1. Salah satu situs tertinggi di lereng Gunung Wilis yang menunjukkan pola keagamaan Majapahit di pegunungan.
  2. Bentuk arsitektur teras berundak menjadi simbol hubungan manusia dan alam semesta.
  3. Menjadi pusat spiritual dan arkeologis yang penting di kawasan Boyolangu.

📖 “Candi Meja bukan sekadar susunan batu di ketinggian — ia adalah altar sunyi Majapahit, tempat doa mengalun di antara kabut dan pepohonan Wilis.”




74. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Selomangteng atau Goa Pertapaan Selomangleng (Boyolangu, Tulungagung)


Berikut versi teks lengkap dan rapi dari Risalah Candi Selomangteng (Goa Pertapaan Selomangleng, Boyolangu, Tulungagung) 👇


🊔 RISALAH CANDI SELOMANGTENG – BOYOLANGU, TULUNGAGUNG

🏛️ Letak dan Latar Sejarah

Candi Selomangteng, dikenal juga sebagai Goa Pertapaan Selomangleng, terletak di Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Nama Selomangleng berasal dari bahasa Jawa: Selo berarti batu, dan Mangleng berarti miring atau menjorok—menggambarkan bentuk goa batu yang menjadi tempat pertapaan.

Goa ini merupakan peninggalan masa Kerajaan Kadiri (abad XI–XII Masehi) dan diyakini berhubungan erat dengan masa pemerintahan Raja Airlangga serta legenda Dewi Kilisuci, putri raja yang memilih hidup bertapa daripada kembali ke kehidupan istana.


ðŸ§ą Bentuk dan Struktur

Goa Selomangleng dipahat langsung pada batu andesit besar di lereng perbukitan.
Bagian luar goa menampilkan pintu berhiaskan ukiran kala-makara, sementara bagian dalam berbentuk ruang kecil berlantai batu yang digunakan sebagai tempat bertapa.

Relief pada dinding goa menggambarkan tokoh-tokoh pewayangan dan dewa-dewi Hindu, seperti Durga, Agastya, dan Ganesha, menunjukkan fungsi keagamaan yang kuat dalam pemujaan terhadap Dewa Siwa.


🊔 Ragam Hias dan Arca

Ciri khas Candi Selomangleng terdapat pada:

  • Relief arca Durga Mahisasuramardini (Durga membunuh raksasa kerbau),
  • Arca Agastya dan Ganesha,
  • Ornamen bunga teratai dan sulur-suluran,
  • Lingga-Yoni kecil di bagian dalam, sebagai simbol kesucian dan penyatuan kosmis.

Ragam hias tersebut memperkuat dugaan bahwa tempat ini dahulu berfungsi sebagai pertapaan suci penganut Siwaisme.


📜 Nilai Historis dan Legendaris

Masyarakat setempat percaya bahwa Goa Selomangleng adalah tempat pertapaan Dewi Kilisuci, putri Raja Airlangga yang menolak kembali ke istana setelah berhasil membantu ayahnya menyatukan kerajaan.
Ia memilih hidup suci dan bertapa di tempat ini hingga akhir hayatnya.

Legenda ini mengandung nilai moral tentang pengendalian diri, kesucian hati, dan pengabdian spiritual—ciri khas ajaran Hindu-Jawa klasik.


ðŸŒŋ Kondisi Kini dan Pelestarian

Kini Candi Selomangleng menjadi situs wisata sejarah dan spiritual yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung.
Kawasan ini sering dikunjungi wisatawan, peziarah, serta peneliti arkeologi yang tertarik pada goa pertapaan batu pahat dari masa klasik Jawa Timur.

Upaya pelestarian dilakukan dengan penataan area, penerangan, serta pembangunan akses jalan menuju situs.


🕰️ Kesimpulan

Candi atau Goa Selomangleng merupakan situs pertapaan Hindu–Siwaistis yang mencerminkan perpaduan antara ajaran spiritual, seni pahat batu, dan legenda lokal pada masa Kadiri.
Keheningan goa, relief sakral, dan kisah Dewi Kilisuci menjadikan Selomangleng sebagai warisan budaya yang sarat makna spiritual dan sejarah Jawa Timur.


📍 Lokasi: Desa Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur
Periode: Kerajaan Kadiri (abad XI–XII Masehi)
Fungsi: Tempat pertapaan dan pemujaan Hindu–Siwaistis
Bahan: Batu andesit pahat
Status: Cagar Budaya Kabupaten Tulungagung



75. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Penampihan atau Candi Asmoro Bangun (Sendang, Tulungagung)



ðŸŠķ RISALAH CANDI PENAMPIHAN (ASMORO BANGUN) – SENDANG, TULUNGAGUNG


🏛️ Identitas dan Lokasi

  • Nama lain: Candi Asmoro Bangun
  • Lokasi: Desa Penampihan, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur
  • Koordinat: Lereng barat Gunung Wilis
  • Akses: Sekitar 25 km dari pusat kota Tulungagung

🕰️ Latar Sejarah

Candi Penampihan dikenal juga dengan nama Candi Asmoro Bangun, sebuah peninggalan masa Kerajaan Kediri atau Singhasari. Berdasarkan gaya arsitektur dan bahan batu andesit yang digunakan, para arkeolog memperkirakan candi ini dibangun sekitar abad ke-13 Masehi.

Nama “Asmoro Bangun” muncul dari legenda lokal yang mengaitkan tempat ini dengan kisah percintaan Raden Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji (Candrakirana), tokoh dalam cerita Panji yang sangat populer di Jawa Timur.


ðŸ§ą Bentuk dan Arsitektur

Candi Penampihan terbuat dari batu andesit, dengan ukuran bangunan utama sekitar 6 x 6 meter, berdiri di atas teras batu bertingkat yang menghadap ke barat.
Ciri khasnya adalah adanya tangga batu kecil dengan pipi tangga yang dihiasi pahatan sederhana.

Bagian tubuh candi kini sudah banyak rusak, tetapi fondasi dan kaki candi masih tampak jelas memperlihatkan rancangan yang cukup simetris.
Di sekitar lokasi juga ditemukan arca Siwa, Ganesha, dan Nandi, yang menunjukkan bahwa candi ini bercorak Hindu-Siwaistis.


🊔 Fungsi dan Makna

Candi Penampihan diyakini berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi para pertapa dan bangsawan kerajaan yang mengasingkan diri untuk mendekatkan diri pada Dewa Siwa.
Dalam tradisi masyarakat setempat, tempat ini dianggap keramat, dan pada malam-malam tertentu masih sering digunakan untuk ritual atau ziarah spiritual.


ðŸŒū Legenda Rakyat

Masyarakat sekitar percaya bahwa di tempat ini Raden Asmoro Bangun bertapa untuk mencari petunjuk agar dapat bertemu kembali dengan kekasihnya, Dewi Sekartaji.
Dari kisah tersebut, nama “Asmoro Bangun” berarti “Cinta yang Membangun”, melambangkan kesetiaan dan pengorbanan demi cinta sejati.


🧭 Temuan Arkeologis

Beberapa artefak yang pernah ditemukan di sekitar situs:

  • Fragmen arca Durga Mahisasuramardini
  • Pecahan lingga-yoni
  • Batu inskripsi dengan tulisan aksara Jawa Kuno yang belum sepenuhnya terbaca
  • Batu altar persembahan

🏞️ Kondisi dan Pelestarian

Saat ini, Candi Penampihan masih berada dalam kondisi sebagian runtuh, namun lingkungan sekitarnya telah dibersihkan dan dijaga oleh masyarakat lokal.
Dinas Kebudayaan Tulungagung dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI telah melakukan pendataan dan konservasi ringan, agar situs ini tidak hilang ditelan waktu.


🕊️ Nilai Historis dan Kultural

Candi Penampihan bukan hanya peninggalan arkeologis, tetapi juga penanda kehidupan spiritual masyarakat Jawa Timur kuno di lereng Gunung Wilis.
Ia menjadi simbol perpaduan antara sejarah, legenda, dan keindahan alam, yang membentuk jati diri budaya Tulungagung.


📜 Kesimpulan
Candi Penampihan atau Asmoro Bangun merupakan warisan penting dari masa Hindu di Jawa Timur. Selain memuat nilai sejarah dan keagamaan, situs ini juga menyimpan pesan tentang ketekunan, cinta, dan pencarian spiritual yang menjadi bagian dari warisan budaya Nusantara.


76. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Mirigambar (Kalidawir, Tulungagung)

RISALAH CANDI MIRIGAMBAR – KALIDAWIR, TULUNGAGUNG


🏛️ Letak dan Latar Sejarah

Candi Mirigambar terletak di Desa Mirigambar, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Situs ini berada di kawasan pedesaan yang tenang di lereng selatan Gunung Wilis, sekitar 20 km dari pusat kota Tulungagung.
Nama Mirigambar diyakini berasal dari kata “miri” (pohon miri atau kemiri) dan “gambar” (lukisan atau relief), menggambarkan kawasan berhutan yang banyak pohon kemirinya serta peninggalan candi dengan ukiran menarik.

Candi ini diperkirakan berasal dari masa Majapahit akhir, sekitar abad XIV–XV Masehi. Berdasarkan bentuk arsitektur dan ragam hiasnya, Candi Mirigambar kemungkinan besar memiliki fungsi keagamaan Hindu–Siwaistis, sekaligus tempat pemujaan bagi para leluhur.


ðŸ§ą Bentuk dan Struktur Candi

Candi Mirigambar kini tidak lagi utuh, hanya tersisa bagian batur (alas candi) dan beberapa bagian kaki candi dari batu andesit.
Batur berbentuk persegi panjang, tersusun rapi dari batu berukuran besar, dengan tangga di sisi timur sebagai arah utama (orientasi timur–barat).

Di sekeliling batur terdapat relief yang menggambarkan kehidupan sehari-hari, tokoh-tokoh berpakaian kerajaan, hewan, serta kisah yang diduga berhubungan dengan ajaran moral Hindu. Relief ini menunjukkan tingkat seni pahat yang tinggi, dengan gaya khas Majapahit yang realistis namun simbolis.


🊔 Ragam Hias dan Arca

Temuan di sekitar situs antara lain:

  • Fragmen arca Siwa dan Durga,
  • Batu antefik dengan motif kala-makara,
  • Batu pipisan (alat untuk menumbuk sesaji),
  • Lingga–Yoni kecil yang menandakan tempat suci pemujaan.

Sebagian arca dan batu hias kini disimpan di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur untuk keperluan konservasi.


📜 Nilai Historis dan Budaya

Candi Mirigambar menjadi salah satu bukti penyebaran budaya Majapahit ke wilayah selatan Jawa Timur, terutama di daerah Tulungagung dan sekitarnya.
Selain itu, candi ini menegaskan adanya pusat keagamaan kecil di luar kota raja, yang berfungsi melestarikan ajaran Hindu sekaligus memperkuat hubungan spiritual masyarakat dengan kerajaan.

Bagi masyarakat sekitar, situs ini dianggap keramat dan sering dijadikan tempat bersih desa atau ritual sedekah bumi.


ðŸŒŋ Kondisi Kini dan Pelestarian

Saat ini, reruntuhan Candi Mirigambar telah dilindungi sebagai Cagar Budaya.
Upaya pelestarian dilakukan dengan membersihkan area situs, menata batuan yang tersisa, serta memasang papan informasi sejarah.
Masyarakat desa turut berperan menjaga kebersihan dan kesakralan area candi, menjadikannya bagian dari identitas sejarah lokal Tulungagung.


🕰️ Kesimpulan

Candi Mirigambar merupakan saksi bisu kejayaan Majapahit yang tersebar hingga pedalaman selatan.
Meski kini hanya tersisa reruntuhan, keindahan relief dan nilai spiritualnya tetap memancarkan jejak kebesaran masa lalu dan menjadi pengingat pentingnya menjaga warisan budaya nenek moyang.


📍 Lokasi: Desa Mirigambar, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung – Jawa Timur
Periode: Akhir Majapahit (abad XIV–XV M)
Fungsi: Tempat pemujaan Hindu–Siwaistis
Bahan utama: Batu andesit
Status: Cagar Budaya Nasional




77. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Kanigoro (Campurdarat, Tulungagung)

RISALAH CANDI KANIGORO – CAMPURDARAT, TULUNGAGUNG


🏛️ Letak dan Latar Sejarah

Candi Kanigoro terletak di Desa Candirejo, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Candi ini berada di kawasan yang tidak jauh dari sumber mata air dan sawah, menandakan lokasi yang dulu dipilih karena kesakralan dan kesuburan alamnya.

Berdasarkan hasil penelitian arkeologis, Candi Kanigoro diperkirakan dibangun pada masa Majapahit akhir sekitar abad XIV–XV Masehi. Gaya arsitektur serta bahan penyusunnya menguatkan dugaan bahwa candi ini berkaitan dengan tradisi Hindu–Siwaistis, mungkin sebagai tempat pemujaan atau pendarmaan tokoh penting lokal.


ðŸ§ą Bentuk dan Struktur Candi

Candi Kanigoro kini tidak lagi utuh; sebagian besar bangunan utama telah runtuh dan hanya menyisakan batur (alas candi) yang dibuat dari batu andesit.
Bentuk batur berdenah persegi panjang dengan tangga kecil di sisi timur, yang mengindikasikan orientasi utama menghadap ke arah timur, sesuai dengan tradisi Majapahit.

Di sekitar area situs ditemukan pecahan batu candi, fragmen arca, serta batu bata kuno berukuran besar yang kemungkinan merupakan bagian dari pagar keliling atau bangunan pendukung di masa lalu.


🊔 Ragam Hias dan Temuan Arkeologis

Temuan penting di sekitar Candi Kanigoro antara lain:

  • Fragmen arca Siwa dan Nandiswara,
  • Batu Yoni tanpa Lingga,
  • Relief sederhana dengan motif flora dan geometris,
  • Pipisan dan lumpang batu, diduga digunakan untuk upacara ritual.

Gaya pahatan menunjukkan kesamaan dengan candi-candi di wilayah Blitar dan Kediri, memperkuat dugaan bahwa Tulungagung pada masa itu merupakan bagian dari jaringan keagamaan dan budaya Majapahit.


📜 Nilai Historis dan Budaya

Candi Kanigoro merupakan jejak penting penyebaran budaya Majapahit di wilayah selatan Jawa Timur.
Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, candi ini juga diyakini menjadi pusat kegiatan spiritual desa-desa kuno di sekitar Campurdarat.

Bagi masyarakat setempat, situs ini masih dianggap angker dan keramat, sering dikunjungi pada waktu-waktu tertentu untuk berdoa atau melakukan ritual tradisional seperti ruwatan dan bersih desa.


ðŸŒŋ Kondisi Kini dan Upaya Pelestarian

Saat ini, situs Candi Kanigoro sudah terdaftar sebagai Cagar Budaya Kabupaten Tulungagung.
BPCB Jawa Timur bersama warga sekitar melakukan penataan ulang batuan candi, memasang pagar pembatas, dan membuat papan informasi sejarah untuk pengunjung.
Meski hanya tersisa reruntuhan, situs ini menjadi lokasi edukasi sejarah lokal dan bagian dari jalur wisata budaya Tulungagung selatan.


🕰️ Kesimpulan

Candi Kanigoro adalah peninggalan Majapahit yang menyimpan nilai religius dan arkeologis tinggi.
Melalui relief, batu, dan legenda yang tersisa, Candi Kanigoro menjadi saksi bisu perjalanan panjang peradaban Hindu di Tulungagung, serta wujud harmoni antara manusia dan alam di masa lalu.


📍 Lokasi: Desa Candirejo, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung – Jawa Timur
Periode: Akhir Majapahit (abad XIV–XV M)
Fungsi: Tempat pemujaan Hindu–Siwaistis
Bahan utama: Batu andesit dan bata merah
Status: Cagar Budaya




78. Kabupaten Magetan

Candi Sadon (Magetan)



RISALAH CANDI SADON – MAGETAN, JAWA TIMUR


🏛️ Letak dan Latar Sejarah

Candi Sadon terletak di Desa Cepoko, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Situs ini berada di kaki Gunung Lawu, kawasan yang sejak masa klasik dikenal sebagai wilayah suci karena banyak ditemukan peninggalan arkeologis bercorak Hindu dan Buddha.

Candi Sadon diperkirakan berasal dari masa Majapahit akhir, sekitar abad XIV–XV Masehi, dan diyakini memiliki fungsi keagamaan Hindu–Siwaistis. Letaknya di dataran tinggi menunjukkan peran spiritual sebagai tempat pertapaan atau peribadatan bagi pendeta dan bangsawan Majapahit yang mencari ketenangan batin di lereng Lawu.


ðŸ§ą Bentuk dan Struktur Candi

Candi Sadon saat ini tidak berdiri utuh, namun masih tampak batur (alas candi) berdenah persegi panjang dengan sisa susunan batu andesit.
Orientasi bangunan menghadap ke timur, seperti tradisi umum candi-candi Hindu Jawa Timur.

Di sekitar situs ditemukan tumpukan batu berukir, fragmen yoni, dan pecahan relief yang menggambarkan dedaunan serta binatang mitologis.
Sisa-sisa batu bata kuno juga ditemukan di sekitar area, menunjukkan kemungkinan adanya bangunan pendukung atau pagar keliling.


🊔 Ragam Hias dan Temuan Arkeologis

Beberapa temuan penting di kawasan Candi Sadon antara lain:

  • Fragmen arca Siwa dan Ganesha,
  • Lingga–Yoni kecil tanpa hiasan,
  • Relief sederhana dengan motif tumbuhan dan kala-makara,
  • Batu pipisan dan batu lumpang yang mungkin digunakan untuk ritual.

Gaya pahatannya sederhana namun memiliki ciri khas Majapahit akhir, yaitu proporsi tubuh yang kaku namun ekspresif, serta pola hias minimalis.


📜 Nilai Historis dan Budaya

Candi Sadon merupakan bukti penting bahwa kawasan Gunung Lawu bagian timur menjadi pusat kegiatan spiritual sejak masa Majapahit.
Selain sebagai tempat pemujaan Hindu, wilayah Sadon dan sekitarnya diyakini juga menjadi jalur ziarah dan pertapaan, seiring dengan tradisi keagamaan sinkretik yang berkembang di akhir masa Majapahit.

Bagi masyarakat Magetan, situs ini dianggap keramat dan sering dikunjungi untuk berdoa atau tirakat, terutama pada bulan Suro.


ðŸŒŋ Kondisi Kini dan Pelestarian

Kini Candi Sadon telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kabupaten Magetan.
BPCB Jawa Timur telah melakukan pemetaan, dokumentasi, dan penataan ulang batuan candi, meskipun sebagian besar struktur asli belum dapat direkonstruksi sepenuhnya.
Area situs dijaga oleh warga sekitar dan dijadikan lokasi edukasi sejarah bagi pelajar maupun peneliti.


🕰️ Kesimpulan

Candi Sadon menjadi saksi sejarah spiritual di lereng timur Gunung Lawu, mencerminkan keagungan dan kedalaman ajaran Hindu Majapahit di Magetan.
Meski hanya tersisa reruntuhan, keheningan dan aura kesuciannya tetap terasa, menjadikannya situs penting dalam mozaik warisan budaya Jawa Timur.


📍 Lokasi: Desa Cepoko, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan – Jawa Timur
Periode: Akhir Majapahit (abad XIV–XV M)
Fungsi: Pemujaan Hindu–Siwaistis dan tempat pertapaan
Bahan utama: Batu andesit dan bata merah
Status: Cagar Budaya Kabupaten Magetan




79. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Pamotan I dan II (Porong, Sidoarjo)

Berikut teks Risalah Candi Pamotan I dan II (Porong, Sidoarjo):


🏛️ RISALAH CANDI PAMOTAN I DAN II – PORONG, SIDOARJO

Letak dan Penemuan

Candi Pamotan I dan II terletak di Desa Pamotan, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Kedua candi ini berada tidak jauh dari aliran Sungai Porong, di daerah yang pada masa lampau merupakan bagian dari jalur penting penghubung antara wilayah Mojokerto–Sidoarjo–Delta Brantas.
Situs ini pertama kali tercatat oleh para arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur pada akhir abad ke-20, setelah ditemukan struktur bata kuno oleh warga saat penggalian tanah.


Bentuk dan Struktur

Candi Pamotan I dan II terbuat dari bata merah khas peninggalan Kerajaan Majapahit.
Keduanya merupakan candi perwara (pendamping) yang kemungkinan besar menjadi bagian dari kompleks keagamaan yang lebih besar.

  • Candi Pamotan I memiliki denah bujur sangkar berukuran sekitar 6 x 6 meter dengan bagian kaki candi masih cukup jelas terlihat.
  • Candi Pamotan II, yang terletak tidak jauh dari candi pertama, memiliki bentuk serupa namun sebagian besar struktur atasnya telah runtuh dan tertimbun tanah.

Gaya Arsitektur dan Hiasan

Kedua candi menampilkan gaya arsitektur Majapahit akhir (abad XIV–XV M) dengan ciri bata merah yang disusun rapat tanpa perekat semen, tetapi menggunakan teknik gosok.
Hiasan relief pada bagian kaki dan dinding sudah aus, namun masih tampak pola sulur dan kala makara sederhana, menunjukkan fungsi religius bercorak Hindu.


Fungsi dan Makna

Candi Pamotan I dan II diperkirakan digunakan sebagai tempat pemujaan atau bangunan peringatan (prasada) bagi tokoh lokal yang dihormati.
Letaknya yang berdekatan menunjukkan hubungan antara dua bangunan ini sebagai pasangan suci, mungkin melambangkan aspek Dewa Siwa dan Dewi Parwati, sebagaimana lazim dalam tradisi Majapahit.


Kondisi dan Pelestarian

Kini, kedua situs candi telah mengalami kerusakan akibat erosi dan kegiatan manusia.
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI (BPK) Jawa Timur telah melakukan pendataan, pelindungan, dan pemagaran lokasi, serta berencana melakukan rekonstruksi sebagian struktur untuk kepentingan edukasi sejarah dan wisata budaya Porong.


Nilai Historis

Candi Pamotan I dan II menjadi bukti bahwa kawasan Porong pada masa Majapahit bukan sekadar daerah pertanian dan perdagangan, tetapi juga pusat kegiatan keagamaan dan spiritualitas Hindu-Siwa.
Situs ini memperkaya peta persebaran warisan Majapahit di dataran delta Brantas bagian Timur.


📜 Sumber:
Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur; Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sidoarjo; Kajian Arkeologi Majapahit (2020).




80. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Darmo (Wonosoyo, Sidoarjo)


Berikut teks risalahnya:


RISALAH CANDI DARMO – WONOSOYO, SIDOARJO

LETAK DAN PENEMUAN
Candi Darmo terletak di Desa Wonosoyo, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Situs ini pertama kali dikenal masyarakat sekitar sebagai tumpukan bata merah tua yang sebagian tertimbun tanah sawah. Berdasarkan penelitian Balai Pelestarian Kebudayaan, struktur tersebut merupakan sisa bangunan suci masa akhir Kerajaan Majapahit.

BENTUK DAN STRUKTUR
Candi Darmo dibuat dari bata merah dengan bentuk persegi berundak satu, tanpa relief yang mencolok. Di tengah bagian lantai ditemukan bekas lubang peripih, menandakan bahwa candi ini dulunya digunakan untuk upacara keagamaan atau pemujaan dewa tertentu. Ukurannya relatif kecil, menandakan fungsi lokal di lingkungan pedesaan.

GAYA ARSITEKTUR DAN HIASAN
Gaya arsitektur Candi Darmo menunjukkan kesederhanaan khas bangunan masa Majapahit akhir, dengan proporsi bata yang rapi dan tidak banyak ornamen. Diperkirakan candi ini merupakan tempat pemujaan dewa pelindung desa atau tempat penghormatan terhadap leluhur.

KONDISI DAN PELESTARIAN
Kini, sisa struktur Candi Darmo telah mengalami kerusakan akibat erosi dan kegiatan pertanian. Upaya pelestarian dilakukan oleh warga bersama pemerintah daerah dengan menandai area situs dan membersihkan vegetasi liar secara berkala. Diharapkan di masa depan, dilakukan ekskavasi dan pemugaran terbatas agar peninggalan ini dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan wisata sejarah.

NILAI HISTORIS
Candi Darmo merupakan bukti adanya jaringan tempat pemujaan kecil di sekitar wilayah Sidoarjo pada masa Majapahit. Keberadaannya memperkaya pemahaman tentang sebaran budaya Majapahit hingga ke pedesaan, serta menjadi simbol keterhubungan masyarakat lokal dengan pusat kerajaan di Trowulan.




81. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Tawangalun (Sedati, Sidoarjo)

ðŸŠķ RISALAH CANDI TAWANGALUN – SEDATI, SIDOARJO


🏛️ Identitas dan Lokasi

  • Nama Situs: Candi Tawangalun
  • Lokasi: Dusun Tawangalun, Desa Kalanganyar, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
  • Koordinat: ±5 km dari Bandara Juanda
  • Tipe: Candi batu bata merah
  • Ketinggian lokasi: ±5 meter di atas permukaan laut

🕰️ Latar Sejarah

Candi Tawangalun merupakan salah satu peninggalan masa akhir Kerajaan Majapahit yang ditemukan di kawasan pesisir Sidoarjo bagian selatan. Nama “Tawangalun” diduga berasal dari tokoh legendaris Prabu Tawangalun, raja yang disebut dalam beberapa babad dan cerita rakyat Jawa Timur sebagai penerus tradisi kebesaran Majapahit di masa peralihan ke era Islam.

Secara arkeologis, situs ini memperlihatkan pengaruh arsitektur Majapahit abad XV Masehi, dengan ciri bata merah halus dan denah bujur sangkar yang mirip dengan candi-candi di Trowulan.


ðŸ§ą Bentuk dan Arsitektur

  • Candi terbuat dari batu bata merah khas Majapahit.
  • Sisa bangunan berupa fondasi berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sekitar 6 x 6 meter.
  • Di sekitarnya ditemukan pecahan bata, fragmen arca, dan sisa yoni tanpa lingga.
  • Letaknya yang dekat dengan pantai menunjukkan peran penting wilayah ini sebagai kawasan pemujaan atau pelabuhan suci di masa Majapahit.

Bagian kaki candi memiliki sistem bata bersusun tanpa perekat semen, mengandalkan kerapatan susunan bata yang direkatkan dengan teknik tradisional.


🊔 Fungsi dan Keagamaan

Candi Tawangalun diperkirakan berfungsi sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa atau leluhur kerajaan. Beberapa arkeolog menduga bahwa tempat ini merupakan padepokan suci yang juga berfungsi untuk ritual pelayaran atau permohonan keselamatan laut, mengingat lokasinya yang dekat dengan pantai Sedati.


ðŸŒū Legenda Rakyat

Menurut cerita masyarakat setempat, Prabu Tawangalun adalah penguasa bijaksana yang hidup setelah keruntuhan Majapahit. Ia dikenal suka bertapa di tempat yang kini disebut Dusun Tawangalun, sehingga masyarakat menamai wilayah tersebut untuk mengenang beliau.

Beberapa orang percaya bahwa di bawah tanah situs ini terdapat pintu rahasia menuju istana gaib, tempat roh Prabu Tawangalun bersemayam.


🧭 Temuan Arkeologis

  • Batu bata merah besar berukuran tidak lazim (panjang ±40 cm).
  • Fragmen yoni dan arca batu andesit.
  • Serpihan keramik asing (Tiongkok abad XV).
  • Tulang-belulang hewan kurban di sekitar area galian, menandakan adanya aktivitas ritual.

🏞️ Kondisi dan Pelestarian

Saat ini situs Candi Tawangalun telah dilindungi oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI dan masyarakat sekitar.
Beberapa bagian telah diberi atap pelindung sederhana agar tidak rusak oleh air hujan dan abrasi udara laut.
Lingkungan sekitarnya telah dijadikan zona konservasi situs budaya oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.


🕊️ Nilai Historis dan Kultural

Candi Tawangalun mencerminkan jejak terakhir kejayaan Majapahit di pesisir utara Jawa Timur, sekaligus menandai masa transisi dari kepercayaan Hindu-Siwa menuju awal penyebaran Islam.
Situs ini menjadi saksi bahwa peradaban pesisir bukan hanya pelabuhan dagang, tetapi juga pusat spiritual dan budaya yang penting di masa lalu.


📜 Kesimpulan
Candi Tawangalun di Sedati, Sidoarjo adalah situs bersejarah yang mengandung nilai arkeologis tinggi. Ia menyatukan unsur sejarah Majapahit, legenda Prabu Tawangalun, dan kearifan lokal masyarakat pesisir yang menjaga warisan leluhur hingga kini.


Apakah Anda ingin saya lanjutkan membuat gambar risalah krem elegan seperti seri sebelumnya (dengan ilustrasi candi bata merah berlatar pesisir Sedati)?



82. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Medalem (Sidoarjo)

ðŸŠķ RISALAH CANDI MEDALEM – SIDOARJO


🏛️ Identitas dan Lokasi

  • Nama Situs: Candi Medalem
  • Lokasi: Desa Medalem, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
  • Koordinat: Sekitar 10 km ke arah barat dari pusat Kota Sidoarjo
  • Tipe: Candi bata merah
  • Lingkungan: Area pedesaan agraris dengan sawah dan pemukiman penduduk

🕰️ Latar Sejarah

Candi Medalem merupakan salah satu peninggalan arkeologis masa akhir Kerajaan Majapahit yang tersebar di wilayah Sidoarjo. Nama “Medalem” diyakini berasal dari kata “dalem” yang berarti rumah bangsawan atau tempat suci keluarga kerajaan.

Candi ini kemungkinan dibangun sekitar abad ke-14 hingga ke-15 Masehi, masa di mana Majapahit masih memiliki pengaruh kuat di daerah delta Sungai Brantas. Fungsi candi ini diduga terkait dengan pemujaan leluhur atau tempat penyimpanan abu jenazah bangsawan Majapahit.


ðŸ§ą Bentuk dan Arsitektur

  • Dibangun dari batu bata merah berukuran besar khas arsitektur Majapahit.
  • Bentuk denah bujur sangkar, ukuran sekitar 6 x 6 meter, menghadap ke barat.
  • Di sekitar situs ditemukan pecahan yoni, fragmen bata bersudut, dan arca kecil Siwaistis.
  • Candi Medalem kini tinggal bagian fondasi dan sebagian kaki candi, namun susunan batanya masih menunjukkan teknik presisi tanpa perekat semen.

🊔 Fungsi dan Makna

Candi Medalem kemungkinan berfungsi sebagai:

  1. Tempat pemujaan terhadap Dewa Siwa atau leluhur bangsawan Majapahit.
  2. Padepokan spiritual bagi pendeta atau resi yang bertugas menjaga kesucian wilayah.
  3. Sebagian warga percaya tempat ini dahulu merupakan gerbang sakral menuju permukiman bangsawan di wilayah delta Sidoarjo.

ðŸŒū Legenda Rakyat

Dalam kisah lisan masyarakat Tulangan, disebutkan bahwa Candi Medalem adalah tempat pertapaan seorang putri Majapahit bernama Dewi Retno Kusumawati, yang bertapa untuk memohon keselamatan kerajaan dari kehancuran.
Dikisahkan pula bahwa pada malam-malam tertentu, tercium aroma dupa dan bunga kenanga dari arah situs, diyakini sebagai pertanda kehadiran roh suci penjaga tempat tersebut.


🧭 Temuan Arkeologis

Beberapa temuan penting dari sekitar situs:

  • Fragmen bata besar (panjang ±40 cm) dengan permukaan halus.
  • Potongan yoni kecil tanpa lingga.
  • Serpihan gerabah dan keramik Tiongkok abad XV.
  • Lapisan tanah abu dan arang, kemungkinan sisa ritual pembakaran suci.

🏞️ Kondisi dan Pelestarian

Situs Candi Medalem kini berada di area pemukiman penduduk dan ladang, dikelilingi pagar pelindung sederhana.
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI telah melakukan pendataan dan pemetaan arkeologis agar situs ini tidak hilang karena perluasan lahan.
Masyarakat sekitar juga aktif menjaga situs ini dengan tradisi selamatan desa setiap bulan Suro.


🕊️ Nilai Historis dan Kultural

Candi Medalem merepresentasikan masa akhir kejayaan Majapahit di daerah delta sungai, di mana budaya Hindu-Siwa masih hidup berdampingan dengan munculnya pengaruh Islam awal.
Candi ini menjadi bukti bahwa Sidoarjo bukan hanya pusat pertanian dan perdagangan, tetapi juga pusat spiritual yang penting di masa lalu.


📜 Kesimpulan
Candi Medalem di Tulangan, Sidoarjo adalah warisan arkeologis yang mencerminkan harmoni antara sejarah, religi, dan budaya lokal. Walau tersisa dalam bentuk reruntuhan, ia tetap menyampaikan pesan luhur tentang kesetiaan dan penghormatan kepada leluhur yang menjadi bagian dari jati diri masyarakat Jawa Timur.


Apakah Anda ingin saya lanjutkan membuat gambar risalah krem elegan seperti seri sebelumnya (dengan ilustrasi candi bata merah di tengah ladang dan latar langit lembut)?


83. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :
Candi Sumberjati 


Berikut Risalah Candi Sumberjati (Jawa Timur)


🏛️ RISALAH CANDI SUMBERJATI

Kabupaten Blitar, Jawa Timur


1. Lokasi dan Kondisi

Candi Sumberjati terletak di Desa Sumberjati, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Situs ini berada di daerah perbukitan rendah bagian selatan Blitar, yang dikelilingi oleh lahan pertanian dan sumber air alami. Kondisi situs kini berupa reruntuhan batu bata merah yang tersisa dari struktur candi kuno.


2. Sejarah dan Penemuan

Candi ini diduga berasal dari masa akhir Kerajaan Majapahit, sekitar abad ke-15 Masehi. Penemuan awalnya dilakukan oleh warga desa pada tahun 1970-an saat penggalian tanah untuk membuat saluran irigasi. Setelah itu, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur melakukan pendataan dan pelindungan dasar.


3. Arsitektur dan Struktur

  • Bahan: Batu bata merah khas Majapahit.
  • Tata letak: Diperkirakan berbentuk candi tunggal dengan pondasi berundak.
  • Orientasi: Menghadap ke Timur.
  • Ornamen: Tersisa fragmen batu berpahat sederhana dan beberapa bata berhias garis geometris.

Ciri-ciri ini menunjukkan bahwa Candi Sumberjati kemungkinan digunakan sebagai tempat pemujaan lokal bagi masyarakat pedesaan Majapahit menjelang kemundurannya.


4. Fungsi dan Makna

Candi ini diyakini berfungsi sebagai tempat peribadatan Hindu atau Sinkretik Siwa–Buddha, sesuai corak keagamaan masa akhir Majapahit. Letaknya di dekat sumber air memperkuat fungsi spiritual dan simbolik air sebagai penyucian diri.


5. Pelestarian

Kini, situs Candi Sumberjati termasuk dalam daftar Cagar Budaya Kabupaten Blitar. Pemerintah daerah bersama warga desa melakukan perawatan sederhana dan penanaman pohon pelindung di sekitar area situs agar tetap lestari.


6. Nilai Penting

Candi Sumberjati menjadi saksi sejarah persebaran pengaruh Majapahit hingga wilayah selatan Blitar dan memperlihatkan bagaimana masyarakat desa tetap menjaga tempat suci kecil sebagai bagian dari warisan leluhur.


🕰️ Jejak bata merah di tanah Sumberjati adalah gema sunyi dari kejayaan Majapahit yang kini dijaga dengan doa dan kesetiaan warga desa.


Apakah Anda ingin saya buatkan gambar risalah versi krem elegan seperti risalah-risalah sebelumnya (dengan ilustrasi candi dan teks di lembar risalah)?



84. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Laras



Berikut Risalah Candi Laras (Jawa Timur)


🏛️ RISALAH CANDI LARAS

Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur


1. Lokasi dan Kondisi

Candi Laras terletak di Desa Laras, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo. Situs ini berada di wilayah dataran rendah yang dulunya merupakan daerah persawahan. Kini, sisa bangunannya berupa struktur bata merah yang sebagian telah terkubur tanah dan ditumbuhi vegetasi liar.


2. Sejarah dan Penemuan

Candi Laras ditemukan oleh warga sekitar tahun 1910 ketika dilakukan penggalian tanah untuk keperluan pertanian. Berdasarkan penelitian arkeologis, candi ini berasal dari masa Majapahit abad ke-14 hingga 15 M, bersamaan dengan masa kejayaan pusat pemerintahan di Trowulan.


3. Arsitektur dan Struktur

  • Bahan: Bata merah yang disusun rapi tanpa perekat semen.
  • Orientasi: Menghadap ke Timur, seperti umumnya candi Hindu-Majapahit.
  • Bentuk: Diduga berbentuk persegi dengan pondasi berundak.
  • Fragmen: Ditemukan bagian kaki candi dan beberapa bata berhias ukiran polos serta sisa yoni dari batu andesit.

Ciri-ciri ini menegaskan bahwa Candi Laras adalah tempat pemujaan kecil, kemungkinan untuk penghormatan Dewa Siwa.


4. Fungsi dan Makna

Candi Laras diperkirakan berfungsi sebagai tempat ibadah Hindu Siwaistis atau tempat peribadatan lokal bagi masyarakat sekitar. Letaknya yang tidak jauh dari jalur air menunjukkan adanya fungsi simbolik air sebagai penyucian dalam ritual keagamaan.


5. Pelestarian

Kini situs ini berada di bawah pengawasan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, dengan pagar pelindung dan papan informasi. Warga setempat turut berperan menjaga kebersihan dan menanam pohon pelindung di sekitar area candi.


6. Nilai Penting

Candi Laras menjadi bukti nyata persebaran budaya dan spiritual Majapahit di wilayah Sidoarjo. Meski kecil dan sederhana, ia melambangkan hubungan manusia dengan alam dan keyakinan leluhur yang masih dihormati hingga kini.


🕰️ Dari bata merah yang sunyi, Candi Laras menyapa masa kini — kisah abadi dari tanah Sidoarjo yang bersejarah.





Minggu, 26 Oktober 2025

No. 51-70 Candi di Jatim

 51. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Klinterejo (Sooko, Mojokerto).


Berikut Risalah Candi Klinterejo (Sooko, Mojokerto) versi teks (siap dijadikan risalah gambar krem seperti seri sebelumnya):


🏛️ RISALAH CANDI KLINTEREJO – SOOKO, MOJOKERTO

Letak dan Sejarah

Candi Klinterejo terletak di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Candi ini termasuk salah satu peninggalan penting dari masa Kerajaan Majapahit, dan diyakini dibangun pada abad ke-14 Masehi.

Menurut prasasti dan bukti arkeologis, Candi Klinterejo dibangun untuk memuliakan Dyah Hayam Wuruk, raja besar Majapahit, serta menjadi tempat pemujaan bagi arwah Raja Bhre Kahuripan (Sri Tribhuwana Tunggadewi atau Gayatri Rajapatni, tergantung interpretasi sumber).


Arsitektur dan Bahan

Candi Klinterejo dibuat dari batu andesit dengan bentuk persegi berukuran kecil hingga sedang. Gaya bangunannya menunjukkan pengaruh kuat arsitektur Majapahit akhir, dengan hiasan relief halus dan ukiran bermotif bunga, sulur, serta makhluk mitologis.

Candi ini dahulu memiliki arca perwujudan Gayatri Rajapatni, yang kini disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta. Arca tersebut menggambarkan sosok wanita bijaksana dalam posisi duduk padmasana, membawa simbol kebijaksanaan.


Fungsi dan Makna

Candi Klinterejo berfungsi sebagai candi pendharmaan (pemujaan arwah raja atau tokoh besar). Dalam konteks sejarah Majapahit, candi ini menunjukkan penghormatan mendalam terhadap leluhur kerajaan serta ajaran Buddha dan Siwa yang hidup berdampingan pada masa itu.

Selain nilai spiritual, keberadaan candi ini juga menjadi bukti pusat keagamaan dan kebudayaan Majapahit di wilayah Mojokerto, yang dikenal sebagai jantung kerajaan.


Kondisi dan Pelestarian

Kini, sisa-sisa Candi Klinterejo berada di area terbuka dengan beberapa bagian sudah tidak utuh. Pemerintah daerah dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI terus melakukan pemugaran dan perlindungan situs, agar warisan budaya Majapahit ini tetap lestari.

Pengunjung dapat melihat pondasi asli, batu bersurat, dan fragmen arca di lokasi yang tenang di tengah perkampungan Desa Klinterejo.


Nilai Historis

Candi Klinterejo bukan sekadar peninggalan arkeologis, melainkan penanda perjalanan spiritual dan politik Majapahit. Dari sinilah, kita mengenang kebesaran masa lalu—bahwa kebudayaan Nusantara pernah mencapai puncak kejayaan dan toleransi tinggi dalam kehidupan beragama.


🕊️ “Dari batu yang tersisa, kita membaca hikayat kebijaksanaan dan cinta tanah air dari masa Majapahit.”




52. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Gentong


Berikut teks Risalah Candi Gentong dalam gaya historis khas risalah candi-candi Jawa Timur:


RISALAH CANDI GENTONG – JAWA TIMUR

Lokasi:
Candi Gentong terletak di Dusun Gentong, Desa Candirejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Situs ini termasuk dalam kawasan purbakala Trowulan, yang dahulu merupakan pusat Kerajaan Majapahit.

Deskripsi Umum:
Candi Gentong merupakan salah satu dari tiga kompleks percandian di daerah ini, bersama dengan Candi Tengah dan Candi Gedong. Kini yang tersisa hanya bagian kaki dan sebagian tubuh candi dari batu bata merah, menandakan bahwa bangunan ini dahulu cukup besar dan megah.

Bahan dan Arsitektur:
Candi ini dibuat dari bata merah, seperti kebanyakan bangunan Majapahit lainnya. Struktur dasarnya berbentuk persegi, dengan sisa pondasi dan tangga naik di sisi barat. Arsitekturnya menunjukkan perpaduan antara gaya Hindu dan unsur lokal Majapahit.

Fungsi dan Makna:
Diduga Candi Gentong berfungsi sebagai tempat peribadatan atau pemujaan dewa tertentu, kemungkinan besar berkaitan dengan keagamaan Hindu-Siwa. Namun sebagian ahli juga berpendapat bahwa kawasan ini mungkin merupakan bagian dari kompleks permukiman suci atau vihara Majapahit.

Temuan Arkeologis:
Dalam penggalian ditemukan fragmen arca, yoni, dan batu bata berukir. Posisi candi-candi di kawasan Gentong menunjukkan tata letak yang simetris, menandakan adanya perencanaan religius dan simbolik dalam pembangunannya.

Nilai Historis:
Candi Gentong menjadi saksi bisu kemegahan Majapahit yang menempatkan seni arsitektur, keagamaan, dan teknologi bangunan pada puncak kejayaannya di abad ke-14–15 M. Kini situs ini menjadi objek penelitian penting dalam memahami lanskap spiritual dan budaya masa Majapahit.

Keterangan Tambahan:
Nama “Gentong” kemungkinan berasal dari temuan wadah besar menyerupai gentong di sekitar lokasi saat pertama kali ditemukan oleh penduduk setempat.




53. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Gapura Wringin Lawang (tipe candi bentar)


Berikut Risalah Candi Wringin Lawang (Tipe Candi Bentar) versi teks lengkap:


🏛️ RISALAH GAPURA WRINGIN LAWANG – MOJOKERTO, JAWA TIMUR

Letak dan Sejarah

Gapura Wringin Lawang terletak di Dusun Jatipasar, Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Situs ini berada di kawasan peninggalan Kerajaan Majapahit, yang dikenal sebagai pusat pemerintahan terakhir kerajaan besar di Nusantara.

Nama Wringin Lawang berarti “Pintu Beringin” (wringin = pohon beringin, lawang = pintu), mungkin karena dahulu di dekat gapura ini tumbuh pohon beringin besar yang menjadi penanda tempat suci.


Arsitektur dan Bahan

Gapura Wringin Lawang merupakan contoh paling terkenal dari tipe candi bentar, yaitu pintu gerbang tanpa atap penghubung di bagian tengah—terbagi menjadi dua bangunan simetris yang saling berhadapan.

Bangunan ini terbuat dari bata merah, bahan khas arsitektur Majapahit. Tingginya sekitar 13 meter, berdiri megah dengan tangga naik di bagian tengah dan hiasan batu bata yang disusun tanpa perekat semen, menunjukkan kecanggihan teknik bangun masa itu.

Ciri khasnya adalah kesan agung dan anggun, mencerminkan kemegahan istana Majapahit di Trowulan.


Fungsi dan Makna

Wringin Lawang diyakini dahulu berfungsi sebagai pintu gerbang menuju kompleks istana atau kediaman pejabat tinggi Majapahit, mungkin bahkan ke kediaman Mahapatih Gajah Mada.

Sebagai candi bentar, gapura ini menandai batas antara dunia luar (profana) dan dunia dalam (suci). Ia melambangkan peralihan dari kehidupan biasa menuju lingkungan spiritual atau pemerintahan suci.


Kondisi dan Pelestarian

Situs Wringin Lawang masih berdiri kokoh hingga kini, meskipun beberapa bagian pernah runtuh dan kemudian dipugar oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur.
Lingkungannya dijaga rapi, dilengkapi area taman, papan informasi, dan menjadi salah satu ikon wisata sejarah Trowulan.


Nilai Historis

Gapura Wringin Lawang adalah bukti keindahan arsitektur dan simbol kebesaran Majapahit.
Selain nilai estetika, gapura ini merepresentasikan keharmonisan antara teknik, fungsi, dan spiritualitas yang menjadi ciri khas peradaban Jawa Timur masa lampau.


🕊️ “Dua sisi berdiri tanpa menyatu—namun saling melengkapi. Seperti kebijaksanaan dan kekuatan di masa Majapahit.”




54. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Gapura Bajang Ratu (tipe paduraksa)


Berikut Risalah Gapura Bajang Ratu (Tipe Paduraksa) versi teks lengkap:


🏛️ RISALAH GAPURA BAJANG RATU – MOJOKERTO, JAWA TIMUR

Letak dan Sejarah

Gapura Bajang Ratu terletak di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Gapura ini merupakan salah satu peninggalan monumental dari masa Kerajaan Majapahit, yang diperkirakan dibangun pada abad ke-14 Masehi.

Nama Bajang Ratu secara harfiah berarti “raja kecil”, dan menurut cerita rakyat, gapura ini didirikan untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara, raja kedua Majapahit yang naik takhta saat masih muda (bajang = kecil atau muda).


Arsitektur dan Bahan

Gapura Bajang Ratu merupakan contoh terbaik dari tipe paduraksa, yaitu pintu gerbang beratap tinggi yang menyatu di bagian atas, berbeda dengan candi bentar yang terbelah dua.
Bangunan ini terbuat dari bata merah dan memiliki tinggi sekitar 16,5 meter, berdiri gagah dengan atap bertingkat tiga yang melambangkan dunia bawah, dunia manusia, dan dunia dewa.

Relief hias di permukaannya menggambarkan kisah Sri Tanjung dan Ramayana, melambangkan kesetiaan dan penyucian diri. Hiasan kala-makara di pintu masuk menandakan perlindungan dari kekuatan jahat.


Fungsi dan Makna

Gapura Bajang Ratu diyakini berfungsi sebagai pintu gerbang menuju kompleks suci atau istana kerajaan Majapahit. Karena termasuk tipe paduraksa, gapura ini melambangkan peralihan dari dunia fana menuju dunia spiritual atau sakral.

Selain itu, gapura ini dipercaya menjadi gerbang pendharmaan bagi Raja Jayanegara, tempat arwahnya disucikan setelah wafat. Struktur megah dan simbolik ini menggambarkan kemegahan serta ketulusan spiritual Majapahit.


Kondisi dan Pelestarian

Kini Gapura Bajang Ratu menjadi salah satu situs paling terawat di Trowulan. Pemerintah melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) telah melakukan pemugaran dan konservasi menyeluruh, menjaga keaslian struktur bata merah dan lingkungan situs yang rindang.

Tempat ini kini menjadi ikon wisata sejarah yang sering dikunjungi pelajar, sejarawan, dan wisatawan untuk memahami kejayaan arsitektur Majapahit.


Nilai Historis

Gapura Bajang Ratu tidak hanya menjadi simbol kemegahan arsitektur, tetapi juga perwujudan ajaran moral dan spiritual yang melekat pada kehidupan masyarakat Majapahit.

Bangunan ini menjadi saksi bisu perpaduan antara seni, agama, dan kekuasaan, serta warisan penting yang menghubungkan masa lalu dengan identitas budaya bangsa Indonesia.


🕊️ “Menembus Gapura Bajang Ratu, seakan melangkah ke masa Majapahit — tempat kehormatan, kebijaksanaan, dan kemegahan bersatu.”




55. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Kolam Segaran

Berikut teks Risalah Kolam Segaran – Jawa Timur dalam gaya historis khas risalah peninggalan Majapahit:


RISALAH KOLAM SEGARAN – JAWA TIMUR

Lokasi:
Kolam Segaran terletak di Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Kolam ini berada tidak jauh dari situs-situs penting Kerajaan Majapahit, seperti Candi Tikus dan Candi Bajangratu.

Deskripsi Umum:
Kolam Segaran merupakan kolam buatan terbesar peninggalan Majapahit dengan bentuk persegi panjang berukuran sekitar 375 x 175 meter, dan kedalaman sekitar 3 meter. Dindingnya terbuat dari batu bata merah yang tersusun rapi dan kokoh.

Fungsi dan Makna:
Menurut catatan sejarah dan cerita rakyat, Kolam Segaran berfungsi sebagai tempat rekreasi dan perjamuan kerajaan, tempat para tamu penting dijamu oleh raja. Ada kisah populer bahwa piring emas yang digunakan untuk jamuan akan dibuang ke kolam setelah selesai makan, sebagai simbol kemakmuran Majapahit.
Selain itu, kolam ini juga berfungsi sebagai tandon air dan sarana pengairan bagi masyarakat sekitar.

Struktur dan Teknologi:
Sistem konstruksi Kolam Segaran menunjukkan kemajuan teknologi hidrologi masa Majapahit. Dinding bata merah dilapisi perekat alami yang membuatnya tahan air dan kokoh hingga kini. Kolam ini juga dilengkapi saluran masuk dan keluar air yang cermat dirancang agar air tidak meluap.

Nilai Arkeologis dan Historis:
Kolam Segaran menjadi salah satu simbol kejayaan Majapahit, menggambarkan kemakmuran, kecerdasan teknik, dan estetika masyarakat kala itu. Situs ini kini dijadikan objek wisata sejarah dan penelitian arkeologi, serta menjadi ikon kebanggaan Kabupaten Mojokerto.

Keterangan Tambahan:
Nama “Segaran” berasal dari kata “Segara” (laut), yang menggambarkan betapa luasnya kolam ini, seolah seperti laut kecil di tengah pusat Kerajaan Majapahit.



56. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

 Candi Kedaton (Trowulan, Mojokerto)


Berikut Risalah Candi Kedaton – Trowulan, Mojokerto versi teks lengkap:


🏛️ RISALAH CANDI KEDATON – TROWULAN, MOJOKERTO

Letak dan Sejarah

Candi Kedaton terletak di Dusun Kedaton, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Situs ini merupakan salah satu peninggalan penting dari masa Kerajaan Majapahit, dan dipercaya sebagai bagian dari kompleks bangunan istana atau pusat pemerintahan Majapahit.

Nama “Kedaton” sendiri berarti “istana” atau “keraton”, yang menunjukkan fungsi kawasan ini sebagai tempat tinggal raja atau bangsawan tinggi Majapahit.
Berdasarkan temuan arkeologis, situs ini mulai dikenal sejak awal abad ke-20 dan masih menyimpan misteri tentang struktur besar di bawah tanah.


Arsitektur dan Bahan

Candi Kedaton terbuat dari bata merah, bahan khas arsitektur Majapahit.
Di lokasi ditemukan struktur bangunan setengah terpendam, berbentuk persegi dengan tangga batu menurun ke bagian bawah tanah, mirip seperti ruang bawah atau sumur suci (petirtaan).

Selain itu, ditemukan pula saluran air dari batu bata, arca perwujudan, dan fragmen peralatan upacara, menandakan bahwa tempat ini memiliki fungsi religius sekaligus administratif.


Fungsi dan Makna

Banyak ahli berpendapat bahwa Candi Kedaton bukan candi pemujaan biasa, melainkan bagian dari istana atau tempat suci khusus di lingkungan kerajaan.
Ada dugaan kuat bahwa situs ini terkait dengan ritual penyucian raja atau bangsawan, dan kemungkinan juga berhubungan dengan Sumur Upas, yang berada tidak jauh dari lokasi Kedaton.

Simbolisme tangga menuju ruang bawah tanah dapat diartikan sebagai penurunan menuju dunia spiritual, tempat manusia mendekat pada asalnya.


Kondisi dan Pelestarian

Kini Candi Kedaton berada dalam kawasan yang terawat dengan baik, dilindungi oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI (BPK Wilayah Jawa Timur).
Proses pemugaran dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga keaslian bentuk bata merah dan struktur bawah tanah.
Lokasi ini juga telah dilengkapi taman, pagar, serta papan informasi, menjadikannya destinasi edukatif yang populer di kawasan Trowulan.


Nilai Historis

Candi Kedaton merupakan saksi bisu kemegahan istana Majapahit, memperlihatkan betapa maju teknologi arsitektur dan sistem tata ruang kerajaan masa itu.
Lebih dari sekadar situs purbakala, Kedaton menyimpan jejak kehidupan spiritual, politik, dan budaya yang membentuk peradaban Nusantara.


🕊️ “Dari bata merah dan tanah yang tenang, Candi Kedaton berbicara tentang kebijaksanaan, kesucian, dan kemegahan istana Majapahit.”



57. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Kompleks Percandian Gunung Penanggungan (Trawas, Mojokerto).


Berikut Risalah tentang Kompleks Percandian Gunung Penanggungan (Trawas, Mojokerto):


🏛️ RISALAH KOMPLEKS PERCANDIAN GUNUNG PENANGGUNGAN

Trawas, Mojokerto – Jawa Timur

🌄 Latar Geografis dan Letak

Gunung Penanggungan (1.653 m dpl) terletak di perbatasan Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan, Jawa Timur. Gunung ini sering disebut sebagai “miniatur Mahameru” karena bentuknya menyerupai kerucut sempurna dan dikeramatkan sejak masa kuno. Lereng-lerengnya menjadi rumah bagi puluhan situs arkeologi peninggalan masa Hindu-Buddha yang dikenal sebagai Kompleks Percandian Gunung Penanggungan.

Kompleks ini tersebar di empat lereng utama—Timur, Barat, Selatan, dan Utara—dengan ketinggian antara 400–1.200 meter di atas permukaan laut.


🕰️ Sejarah dan Latar Belakang

Peninggalan di Gunung Penanggungan diperkirakan berasal dari abad XIV–XV M, yaitu masa akhir Kerajaan Majapahit. Gunung ini dianggap sebagai gunung suci (Mahameru kecil), tempat para resi, pertapa, dan bangsawan Majapahit membangun tempat pemujaan dan pertapaan.

Naskah-naskah kuna seperti Tantu Panggelaran menyebutkan bahwa puncak Mahameru pernah dipindahkan ke Jawa dan menjadi Gunung Penanggungan. Karena itu, gunung ini memiliki makna kosmologis penting sebagai poros spiritual antara manusia dan para dewa.


🛕 Komponen Utama Kompleks Percandian

Di sekitar Gunung Penanggungan terdapat lebih dari 100 situs arkeologi, meliputi candi, petirtaan, gua pertapaan, dan relief batu. Beberapa yang terkenal antara lain:

  1. Candi Kendalisodo

    • Terletak di lereng Selatan.
    • Memiliki gapura paduraksa, pelataran bertingkat, dan arca dewa-dewi Hindu.
    • Diyakini sebagai tempat pemujaan Dewa Wisnu.
  2. Candi Belahan

    • Di lereng Timur.
    • Menghadirkan relief tokoh Airlangga dan patung bidadari yang memancurkan air dari payudara (simbol kesuburan).
    • Petirtaan ini berfungsi sebagai tempat pembersihan diri rohani (tirtha amerta).
  3. Candi Jolotundo

    • Di sisi Barat.
    • Salah satu petirtaan batu andesit terbesar di Jawa Timur, dibangun pada masa Mpu Sindok atau Raja Udayana dari Bali.
    • Airnya dianggap suci dan masih mengalir jernih hingga kini.
  4. Candi Bayi, Candi Selokelir, Candi Dhamasraya, Candi Sinta, dan Candi Lurah

    • Berfungsi sebagai tempat pemujaan sekaligus pertapaan para resi.
    • Banyak yang dibangun dari batu andesit dan bata merah dengan tata letak teras bertingkat.

⚱️ Arsitektur dan Ciri Khas

  • Mayoritas candi di Penanggungan menggunakan struktur teras berundak, melambangkan perjalanan spiritual naik menuju kesempurnaan.
  • Menghadap ke arah Timur atau Utara (simbol kesucian dan kehidupan).
  • Banyak situs menampilkan relief wayang dan simbol keagamaan Hindu-Siwaistik.
  • Kombinasi bahan batu andesit dan bata merah menandakan transisi teknologi arsitektur dari era klasik menuju akhir Majapahit.

ðŸŒŋ Makna Religius dan Filosofis

Gunung Penanggungan diyakini sebagai “Mahameru di Jawa”, pusat keseimbangan alam dan spiritual. Pendirian candi di lereng gunung mencerminkan keyakinan masyarakat bahwa semakin tinggi tempat pemujaan, semakin dekat dengan para dewa.

Kompleks ini menjadi saksi kebesaran Majapahit dalam memadukan ajaran Hindu dan Buddha serta nilai-nilai lokal kejawen, menciptakan warisan spiritual yang masih hidup hingga kini.


🧭 Kondisi Sekarang

Sebagian besar situs masih dalam bentuk reruntuhan atau telah mengalami pelapukan. Namun beberapa seperti Jolotundo dan Belahan tetap terpelihara baik. Pemerintah dan arkeolog secara berkala melakukan pemetaan dan konservasi. Jalur pendakian menuju situs-situs juga kini dibuka untuk wisata sejarah dan spiritual.

Gunung Penanggungan tidak hanya menjadi objek penelitian arkeologi, tetapi juga tempat ziarah, meditasi, dan wisata budaya bagi masyarakat Jawa Timur.


📜 Kesimpulan

Kompleks Percandian Gunung Penanggungan merupakan mahakarya spiritual akhir Majapahit, menggambarkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan dewa. Di lerengnya tersimpan pesan abadi tentang kesucian, kebijaksanaan, dan kesadaran kosmis yang menjadi bagian penting dari peradaban Jawa kuno.




58. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Kama I dan Candi Kama II.

Berikut Risalah tentang Candi Kama I dan Candi Kama II (Mojokerto, Jawa Timur):


🏛️ RISALAH SEJARAH CANDI KAMA I & CANDI KAMA II (MOJOKERTO, JAWA TIMUR)

📍 Lokasi dan Gambaran Umum

Candi Kama I dan Candi Kama II terletak di lereng timur Gunung Penanggungan, wilayah Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Kedua candi ini termasuk dalam kompleks percandian Gunung Penanggungan yang terkenal sebagai kawasan suci peninggalan akhir masa Kerajaan Majapahit.
Letaknya saling berdekatan, dibangun dari batu andesit dengan orientasi ke arah Barat, menghadap lembah yang indah.


🏚 Latar Sejarah

Candi Kama I dan II diperkirakan dibangun antara abad ke-14 hingga ke-15 Masehi, pada masa pemerintahan Majapahit akhir. Penamaan “Kama” berkaitan dengan konsep spiritual dalam ajaran Hindu–Buddha, yaitu pengendalian hawa nafsu dan perjalanan menuju moksha.
Kedua candi berfungsi sebagai tempat pemujaan para pertapa yang menjalankan tapa brata di lereng Penanggungan — gunung yang dianggap suci dan menjadi simbol Mahameru di tanah Jawa.


ðŸ§ą Arsitektur dan Struktur

  • Candi Kama I memiliki denah persegi, dibangun dari batu andesit halus dengan bagian kaki, tubuh, dan atap yang sederhana.
  • Candi Kama II berukuran lebih kecil dan terletak tidak jauh di atas Candi Kama I. Struktur batunya memperlihatkan pola sambungan yang presisi dan terdapat sisa relief berbentuk lotus di beberapa bagian.
  • Di sekitar kedua candi ditemukan sisa tangga batu, petirtaan kecil, dan umpak batu penyangga bangunan pendukung.

🊷 Makna Religius

Nama “Kama” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti keinginan atau nafsu duniawi, dan dalam konteks spiritual Jawa, kedua candi ini melambangkan penyucian diri dari ikatan duniawi.
Ziarah ke Candi Kama I dan II dipercaya melambangkan tahapan perjalanan batin seorang pendeta menuju pencerahan.


📚 Nilai Historis dan Budaya

Candi Kama I dan II menjadi bukti nyata sinkretisme agama Hindu dan Buddha di Jawa Timur menjelang runtuhnya Majapahit.
Selain bernilai arkeologis, situs ini mencerminkan filosofi kejawen yang mengajarkan keseimbangan antara raga, rasa, dan sukma.


🕉️ “Dari hawa nafsu lahir penderitaan; dari pengendalian diri lahir kebijaksanaan.”
— Prasasti Penanggungan (interpretasi lokal)




59. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Gajah Mungkur.

RISALAH CANDI GAJAH MUNGKUR – JAWA TIMUR
(Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto)


🏛️ 1. Latar Sejarah

Candi Gajah Mungkur merupakan salah satu situs peninggalan masa Majapahit yang terletak di kawasan Kedungmaling, tak jauh dari kompleks percandian Trowulan, pusat kerajaan besar tersebut. Berdasarkan temuan arkeologis, candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-14 Masehi, saat Majapahit berada pada puncak kejayaan politik dan spiritualnya.

Nama “Gajah Mungkur” konon berasal dari posisi relief atau arca yang menggambarkan gajah dalam posisi membelakangi arah barat (mungkur berarti membelakangi). Hal ini memiliki makna simbolik spiritual — gajah sebagai kendaraan Dewa Indra sedang berpaling dari dunia fana menuju alam kesunyian.


ðŸ§ą 2. Arsitektur dan Bahan Bangunan

Candi ini terbuat dari batu bata merah, khas bangunan Majapahit. Bentuknya persegi dengan sisa pondasi yang menunjukkan adanya struktur bangunan utama dan beberapa lapik batu bata di sekitarnya.

Sisa reruntuhan menunjukkan bahwa di bagian tengah dulunya terdapat arca perwujudan (diduga arca Ganesha atau arca Dwarapala), namun kini sebagian besar telah rusak atau hilang. Di beberapa bagian tembok bata masih terlihat motif hias geometris dan pahatan bunga teratai.

Candi ini berorientasi ke timur, arah yang dalam ajaran Siwaisme melambangkan kebangkitan dan pencerahan spiritual.


🕉️ 3. Fungsi dan Makna Religius

Candi Gajah Mungkur diyakini berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap Dewa Ganesha, dewa pengetahuan dan penyingkir halangan, atau mungkin sebagai pemujaan leluhur bangsawan Majapahit yang telah wafat.

Selain itu, posisinya yang berada di jalur air kecil menuju Sungai Brantas menunjukkan peran penting candi ini dalam ritual penyucian dan penghormatan roh. Dalam tradisi Jawa Kuno, air dianggap sebagai penghubung antara dunia manusia dan para dewa.


ðŸŠķ 4. Temuan Arkeologis

Beberapa temuan penting dari situs ini meliputi:

  • Pecahan arca gajah dan makara, simbol penjaga gerbang suci.
  • Fragmen bata berhias ukir bunga padma.
  • Sisa struktur bata bertingkat, menandakan adanya halaman berteras.

Temuan-temuan ini kini sebagian tersimpan di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur dan Museum Majapahit Trowulan.


ðŸŒŋ 5. Kondisi dan Pelestarian

Saat ini, Candi Gajah Mungkur sudah tidak utuh lagi; sebagian besar telah menjadi gundukan tanah bercampur bata kuno. Namun, upaya dokumentasi dan pemetaan arkeologis terus dilakukan oleh BPCB.
Penduduk setempat masih menghormati tempat ini sebagai petilasan suci, dengan menggelar ritual kecil seperti nyekar atau tirakatan pada malam-malam tertentu di bulan Suro.


ðŸŪ 6. Nilai Budaya

Candi Gajah Mungkur menjadi saksi keagungan arsitektur bata Majapahit dan perwujudan nilai spiritual masyarakat Jawa masa lampau. Ia tidak hanya warisan arkeologis, melainkan juga jejak ingatan kolektif tentang harmoni antara manusia, alam, dan dunia spiritual.


🊔 7. Kesimpulan

Candi Gajah Mungkur merupakan salah satu candi kecil namun penting di kawasan Trowulan. Ia mencerminkan seni bangun Majapahit yang kuat dengan batu bata merah, sarat makna religius dan filosofis. Walau kini tinggal reruntuhan, semangat dan nilai luhur yang terkandung di dalamnya tetap menjadi bagian dari warisan budaya Jawa Timur yang harus dijaga.




60. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Wayang.

ðŸŠķ RISALAH CANDI WAYANG – JAWA TIMUR
(Warisan Mistis di Lereng Penanggungan)


🏛️ 1. Nama dan Lokasi

Candi Wayang terletak di lereng barat daya Gunung Penanggungan, tepatnya di Desa Kedungudi, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Candi ini merupakan salah satu dari sekian banyak situs suci di kawasan Gunung Penanggungan yang dikenal sebagai “Gunung Suci” sejak masa Hindu-Buddha.


📜 2. Latar Sejarah

Candi Wayang diperkirakan dibangun pada akhir abad ke-14 hingga awal abad ke-15 M, masa akhir Kerajaan Majapahit. Nama “Wayang” diduga berasal dari relief-relief yang menggambarkan tokoh-tokoh pewayangan yang terpahat pada dinding candi, menyerupai kisah dalam epos Mahabharata dan Ramayana.

Candi ini kemungkinan berfungsi sebagai tempat pemujaan pribadi atau pertapaan bagi para resi dan bangsawan Majapahit yang mencari kesempurnaan spiritual di Gunung Penanggungan.


ðŸ§ą 3. Arsitektur dan Bentuk

Bangunan Candi Wayang kini sebagian besar berupa reruntuhan dari batu andesit, namun bentuk aslinya dapat dikenali:

  • Struktur candi berdiri di atas teras batu persegi.
  • Di bagian dinding luar terdapat pahatan relief naratif, menampilkan tokoh-tokoh seperti Bima, Arjuna, dan tokoh resi.
  • Gaya pahatannya halus, dengan pola khas Majapahit akhir yang menunjukkan pengaruh seni Jawa Timur klasik.

Letak candi di tebing curam menunjukkan bahwa pembangunan dilakukan dengan teknik pemahatan langsung pada batu lereng, bukan sepenuhnya konstruksi berdiri bebas.


🕉️ 4. Fungsi dan Makna Religius

Candi Wayang bukan sekadar tempat upacara, melainkan pusat meditasi dan penyatuan diri dengan dewa. Relief-reliefnya melambangkan perjalanan spiritual manusia dari dunia fana menuju moksa.
Gunung Penanggungan sendiri dipercaya sebagai miniatur Gunung Mahameru, tempat para dewa bersemayam. Maka, setiap candi di lerengnya—termasuk Candi Wayang—dianggap bagian dari mandala suci Majapahit.


ðŸŒŋ 5. Kondisi Sekarang

Kini, Candi Wayang masih berada di kawasan hutan dan dapat dicapai dengan berjalan kaki sekitar 2 jam dari Desa Kedungudi. Meski terpencil, situs ini masih dikunjungi oleh peneliti, pendaki, dan peziarah spiritual.
Reliefnya yang menggambarkan kisah pewayangan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemerhati budaya dan sejarah.


🌄 6. Nilai Penting

Candi Wayang menyimpan nilai:

  • Arkeologis: memberikan petunjuk tentang seni relief Majapahit akhir.
  • Religius: simbol tempat penyatuan manusia dengan alam dan dewa.
  • Kultural: bukti bahwa kisah wayang telah menjadi bagian dari spiritualitas Jawa kuno.

✒️ Penutup

Candi Wayang adalah permata tersembunyi Gunung Penanggungan, tempat di mana batu, mitologi, dan keheningan bersatu. Ia menjadi saksi bisu kejayaan Majapahit serta kekayaan spiritual masyarakat Jawa Timur pada masa silam.
Kini, setiap langkah menuju Candi Wayang bukan hanya perjalanan sejarah, tetapi juga ziarah batin ke masa di mana cerita wayang hidup dalam batu.





61. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Kendalisada 

ðŸŠķ RISALAH CANDI KENDALISADA – JAWA TIMUR
(Pusaka Spiritual di Lereng Gunung Penanggungan)


🏛️ 1. Nama dan Lokasi

Candi Kendalisada terletak di lereng utara Gunung Penanggungan, termasuk wilayah Desa Ngoro, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Gunung Penanggungan dikenal sebagai kawasan suci pada masa Kerajaan Majapahit, dan Candi Kendalisada merupakan salah satu dari puluhan situs keagamaan yang tersebar di lerengnya.


📜 2. Latar Sejarah

Candi Kendalisada diperkirakan dibangun pada abad ke-14 hingga ke-15 M, yaitu masa akhir Majapahit, bersamaan dengan berkembangnya tradisi pertapaan gunung suci.
Nama Kendalisada berasal dari kata “Kendali” (kendaraan, pengendalian diri) dan “Sada” (batin atau kesadaran), yang dapat dimaknai sebagai tempat untuk mengendalikan kesadaran rohani.

Candi ini diduga kuat menjadi lokasi tapa brata para resi dan bangsawan Majapahit, sejalan dengan pandangan spiritual masa itu bahwa puncak pengetahuan dan kesucian dapat dicapai melalui meditasi di gunung.


ðŸ§ą 3. Arsitektur dan Bentuk

Candi Kendalisada kini berupa sisa-sisa struktur batu andesit, yang dibangun di teras batu bertingkat di tebing curam.
Ciri khasnya:

  • Terdapat bilik kecil atau relung pada dinding batu yang kemungkinan dahulu berisi arca atau pratima.
  • Bentuk dasar candi menunjukkan perpaduan antara struktur candi pemujaan dan pertapaan, bukan bangunan monumental.
  • Di sekitarnya ditemukan sisa tangga batu yang menghubungkan ke situs lain di jalur pendakian spiritual Gunung Penanggungan.

🕉️ 4. Fungsi dan Makna Religius

Candi Kendalisada berfungsi sebagai tempat suci untuk yoga, tapa, dan pemujaan dewa-dewi Hindu, terutama yang berkaitan dengan pengendalian diri dan kesadaran ilahi.
Candi ini menjadi simbol perjalanan spiritual manusia untuk menaklukkan hawa nafsu dan mencapai moksa (pembebasan jiwa).

Gunung Penanggungan sendiri dianggap sebagai miniatur Gunung Mahameru, sehingga setiap candi di lerengnya — termasuk Kendalisada — merupakan bagian dari mandala spiritual Majapahit.


ðŸŒŋ 5. Kondisi Sekarang

Kini Candi Kendalisada masih dapat dikunjungi dengan perjalanan mendaki sekitar 1,5 jam dari jalur Ngoro.
Meskipun dalam keadaan sebagian runtuh, suasananya masih sangat sakral dan sunyi, sering digunakan untuk meditasi dan penelitian arkeologi.
Dari tempat ini, pengunjung dapat menikmati panorama indah ke arah lembah Mojokerto dan Gunung Arjuno di kejauhan.


🌄 6. Nilai Penting

Candi Kendalisada memiliki nilai:

  • Spiritual: lambang kesucian dan pengendalian diri.
  • Historis: bukti nyata aktivitas keagamaan Majapahit di Penanggungan.
  • Arsitektural: contoh candi pertapaan batu dengan fungsi simbolik tinggi.

✒️ Penutup

Candi Kendalisada bukan sekadar peninggalan batu, melainkan prasasti keheningan dari masa lalu.
Ia mengajarkan bahwa kekuasaan sejati tidak terletak pada istana megah, tetapi pada jiwa yang mampu mengendalikan diri di tengah sunyi lereng gunung.





62. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Pasetran, 

RISALAH CANDI PASETRAN – JAWA TIMUR


🏛️ Nama Candi:

Candi Pasetran

📍 Lokasi:

Desa Pasetran, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur.

🕰️ Periode Sejarah:

Diduga berasal dari masa Kerajaan Majapahit (abad ke-14 hingga ke-15 Masehi).

ðŸ§ą Bahan dan Arsitektur:

Candi Pasetran terbuat dari bata merah khas peninggalan Majapahit, dengan struktur sederhana menyerupai altar atau petirtaan kecil. Bentuk bangunannya tidak tinggi, lebih menyerupai punden berundak dengan beberapa susunan bata yang tersisa.
Sisa-sisa struktur menunjukkan adanya tangga kecil dan kemungkinan tempat pemujaan yang menghadap ke arah barat daya.

🕉️ Fungsi dan Makna:

Nama “Pasetran” berasal dari kata setra yang berarti tempat pemujaan atau tempat semadi. Diperkirakan lokasi ini dulunya merupakan tempat pertapaan atau pemujaan leluhur, bukan candi utama untuk upacara besar.
Candi ini juga dianggap memiliki fungsi spiritual, tempat bagi para pendeta atau resi melakukan tapa brata di masa Majapahit.

ðŸ§Đ Temuan Arkeologis:

Di sekitar situs ditemukan:

  • Fragmen bata kuno berukuran besar.
  • Beberapa arca batu (kemungkinan perwujudan dewa lokal).
  • Bekas struktur batu bata yang tersusun rapi dalam pola persegi panjang.

🌄 Kondisi Sekarang:

Sebagian besar bangunan sudah runtuh dan tinggal pondasinya saja. Lokasi telah dijaga oleh masyarakat sekitar dan sering dikunjungi peziarah yang percaya akan kekuatan spiritual tempat tersebut.
Candi Pasetran kini menjadi situs cagar budaya lokal, meski belum sepenuhnya dipugar oleh Balai Pelestarian Kebudayaan.

📖 Nilai Historis dan Budaya:

Candi Pasetran merupakan salah satu contoh situs peribadatan kecil peninggalan Majapahit di luar pusat Trowulan.
Ia menunjukkan bahwa kehidupan spiritual dan kegiatan tapa semadi menyebar hingga ke pedesaan, menandakan perpaduan antara tradisi Hindu-Buddha dengan kepercayaan lokal Jawa.


ðŸŠķ Catatan Penutup:

Candi Pasetran bukan hanya tinggalan batu bata, melainkan jejak sunyi kehidupan batin masyarakat Majapahit yang mengedepankan keseimbangan antara dunia lahir dan batin.
Ia menjadi saksi bahwa di balik kejayaan istana, ada tempat-tempat hening di desa yang menjaga nyala spiritualitas Jawa kuno.





63. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Lemari.

RISALAH CANDI LEMARI – JAWA TIMUR


🏛️ Nama Candi:

Candi Lemari

📍 Lokasi:

Desa Lemari, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur.

🕰️ Periode Sejarah:

Candi Lemari diperkirakan berasal dari masa akhir Kerajaan Majapahit, sekitar abad ke-15 Masehi, pada masa peralihan dari Hindu–Buddha menuju Islam di Jawa Timur.

ðŸ§ą Bahan dan Arsitektur:

Bangunan candi terbuat dari batu andesit berwarna abu tua dengan teknik susun tanpa perekat semen, seperti halnya candi-candi klasik Majapahit.
Struktur utamanya berupa batur persegi dengan sisa relief sederhana di beberapa sisi. Bentuk keseluruhannya tidak tinggi, menyerupai alas tempat sesaji atau miniatur candi.
Beberapa bagian dindingnya menunjukkan adanya pahatan motif bunga dan sulur, yang menjadi ciri khas estetika Majapahit akhir.

🕉️ Fungsi dan Makna:

Nama “Lemari” dipercaya berasal dari istilah lokal yang berarti tempat penyimpanan benda suci. Menurut tradisi masyarakat setempat, dahulu tempat ini digunakan untuk menyimpan arca dan prasasti sebelum dipindahkan ke tempat yang lebih besar.
Dengan demikian, Candi Lemari kemungkinan berfungsi sebagai bangunan pelindung atau gudang suci (perbendaharaan ritual), bukan candi pemujaan utama.

ðŸ§Đ Temuan Arkeologis:

Beberapa temuan di sekitar lokasi mencakup:

  • Pecahan arca batu (diduga bagian dari arca Siwa atau Brahma).
  • Fragmen yoni dan lingga kecil.
  • Sisa bata merah kuno dan pecahan tembikar.

Semua ini memperkuat dugaan bahwa lokasi Candi Lemari dahulu merupakan bagian dari kompleks pemujaan kecil atau situs penyimpanan ritual Majapahit.

🌄 Kondisi Sekarang:

Bangunan candi kini telah rusak sebagian dan hanya menyisakan pondasi serta beberapa batu andesit berserakan.
Namun, lokasi tetap dianggap keramat oleh penduduk sekitar. Mereka masih menaruh sesaji setiap malam Jumat Legi sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.

📖 Nilai Historis dan Budaya:

Candi Lemari menjadi bukti penting adanya jaringan tempat suci kecil di luar pusat kerajaan, menunjukkan bahwa kehidupan religius masa Majapahit tidak hanya berpusat di Trowulan, melainkan tersebar di pedesaan Jawa Timur.
Situs ini mencerminkan perpaduan antara fungsi spiritual dan simbol penyimpanan kesucian, yang jarang ditemukan pada candi-candi lain.


ðŸŠķ Catatan Penutup:

Candi Lemari merupakan penanda hening warisan Majapahit yang menjaga benda-benda suci dan semangat spiritual di masa lalu.
Meski kecil dan sederhana, ia memancarkan nilai luhur tentang penjagaan kesakralan dan keseimbangan antara manusia dan alam di bumi Jawa Timur.




64. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Gentong

🏛️ RISALAH CANDI GENTONG – JAWA TIMUR

(Jejak Spiritual di Lereng Penanggungan)


📍 Lokasi

Candi Gentong terletak di Desa Belahan Jowo, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, berada di lereng Gunung Penanggungan — gunung yang dikenal sebagai pusat spiritual dan tempat berdirinya puluhan situs percandian peninggalan akhir masa Majapahit.


🏗️ Bentuk dan Struktur

Candi Gentong merupakan candi batu andesit berbentuk persegi empat dengan ukuran sekitar 6 x 6 meter, terbuat dari batu andesit yang disusun rapi. Kini, sebagian besar bangunannya telah runtuh, menyisakan pondasi dan bagian kaki candi.
Di sekitar kompleks, ditemukan pula fragmen arca, batu-batu yoni, dan bongkahan kemuncak stupa yang menunjukkan bahwa tempat ini dahulu berfungsi sebagai tempat pemujaan keagamaan Hindu-Buddha.


📜 Sejarah dan Penemuan

Candi Gentong diyakini dibangun sekitar abad ke-14–15 Masehi, pada masa Kerajaan Majapahit.
Nama “Gentong” diduga berasal dari temuan wadah batu berbentuk gentong (tempayan) yang dahulu digunakan dalam ritual keagamaan, terutama upacara pemujaan arwah leluhur atau dewa.
Candi ini ditemukan kembali oleh peneliti arkeologi Belanda pada awal abad ke-20, bersamaan dengan penelitian situs-situs di Gunung Penanggungan seperti Candi Kendalisodo, Candi Dermo, dan Candi Bayi.


🕉️ Fungsi Keagamaan

Candi Gentong termasuk candi lereng, yaitu tempat peribadatan bagi para pertapa atau pendeta yang bermukim di sekitar Gunung Penanggungan.
Struktur sederhana dan letaknya yang terpencil menandakan fungsinya bukan sebagai candi kerajaan, melainkan tempat semedi dan pemujaan pribadi bagi kalangan spiritual Majapahit yang menghayati ajaran Hindu-Siwa dan tantrisme.


🌄 Makna Spiritual

Gunung Penanggungan dikenal sebagai “Gunung Suci Peninggalan Majapahit” karena diyakini sebagai miniatur Gunung Mahameru di India.
Candi Gentong menjadi salah satu titik perjalanan spiritual menuju puncak gunung, di mana para pendeta mencari moksa (pembebasan jiwa) melalui tapa dan ritual suci.


ðŸŠķ Nilai Arkeologis

Keberadaan Candi Gentong memperkaya pemahaman tentang:

  • Persebaran candi lereng Majapahit di kawasan Penanggungan.
  • Sinkretisme Hindu-Buddha pada masa akhir Majapahit.
  • Pola permukiman spiritual di gunung sebagai pusat meditasi dan pemujaan.

ðŸŽĻ Deskripsi Visual (untuk risalah bergambar)

Ilustrasi menampilkan reruntuhan batu abu gelap Candi Gentong di tengah hutan lereng Penanggungan yang berkabut pagi.
Tampak susunan batu andesit bertingkat dengan vegetasi hijau rimbun dan sinar matahari menembus sela pepohonan.
Judul di atasnya tertulis elegan:
“CANDI GENTONG – LERENG PENANGGUNGAN, MOJOKERTO”
dengan warna krem keemasan bergaya klasik Majapahit.




65. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Bacem (Sutojayan, Blitar)


RISALAH CANDI BACEM – JAWA TIMUR


🏛️ Nama Candi:

Candi Bacem

📍 Lokasi:

Desa Bacem, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur.

🕰️ Periode Sejarah:

Candi Bacem diperkirakan berasal dari masa akhir Kerajaan Majapahit (abad ke-15 Masehi). Beberapa ahli menduga bahwa situs ini dibangun pada masa transisi antara Majapahit dan periode Islam awal di Jawa Timur.

ðŸ§ą Bahan dan Arsitektur:

Candi Bacem terbuat dari batu andesit berwarna abu kehitaman. Struktur bangunannya sederhana, dengan alas persegi berundak dan tangga kecil di sisi timur.
Tidak ditemukan atap atau tubuh candi yang masih utuh, namun pola pondasi menunjukkan bahwa bangunan ini memiliki denah bujur sangkar dengan relief polos, tanpa ornamen rumit.
Bentuknya menunjukkan pengaruh candi perwara atau bangunan pendamping dari kompleks candi yang lebih besar.

🕉️ Fungsi dan Makna:

Menurut tradisi setempat, Candi Bacem dahulu digunakan sebagai tempat pemujaan arwah leluhur atau pertapaan suci.
Kata “Bacem” dalam bahasa Jawa juga bisa berarti tempat perendaman atau penyucian, yang memperkuat dugaan bahwa situs ini berhubungan dengan ritual pembersihan spiritual atau pemujaan air.
Kemungkinan besar, candi ini berfungsi sebagai punden suci Majapahit akhir yang memadukan unsur Hindu–Buddha dan kepercayaan lokal.

ðŸ§Đ Temuan Arkeologis:

Beberapa temuan di sekitar lokasi mencakup:

  • Batu andesit berpahat sederhana.
  • Fragmen yoni kecil tanpa lingga.
  • Pecahan arca dan bata kuno.
  • Sisa batu pipih yang diduga altar atau tempat sesaji.

Semua ini menunjukkan bahwa Candi Bacem dulunya bukan kompleks besar, melainkan tempat ritual sederhana namun sakral.

🌄 Kondisi Sekarang:

Candi Bacem kini berada di area terbuka dekat permukiman penduduk. Sebagian besar batu-batunya masih berserakan dan hanya pondasi bawah yang tersisa.
Pemerintah daerah bersama warga telah memasang pagar pelindung sederhana untuk menjaga situs ini dari kerusakan lebih lanjut.
Setiap bulan Suro, beberapa warga masih mengunjungi lokasi ini untuk tirakat dan doa leluhur.

📖 Nilai Historis dan Budaya:

Candi Bacem menjadi salah satu bukti keberadaan pusat spiritual kecil di Blitar selatan yang memperlihatkan kesinambungan antara budaya Majapahit dan tradisi lokal Jawa.
Ia melambangkan peralihan dari pemujaan klasik menuju spiritualitas rakyat, di mana nilai kesucian tanah, air, dan leluhur dipelihara secara turun-temurun.


ðŸŠķ Catatan Penutup:

Candi Bacem bukan sekadar tumpukan batu tua — ia adalah prasasti sunyi dari masa akhir Majapahit, menyimpan gema doa para leluhur di tanah Blitar.
Situs ini mengajarkan kita tentang ketekunan menjaga warisan spiritual, bahkan di tengah perubahan zaman yang besar.




66. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Boro (Sanan Kulon, Blitar)


🏛️ RISALAH CANDI BORO – SANAN KULON, BLITAR

(Jejak Keagamaan Majapahit di Lembah Brantas Selatan)


📍 Lokasi

Candi Boro terletak di Desa Boro, Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Lokasinya berada di lembah subur Sungai Brantas bagian selatan, tidak jauh dari pusat Kota Blitar, pada kawasan yang dahulu menjadi jalur penting antara Blitar – Tulungagung – Kediri di masa Majapahit.


🏗️ Bentuk dan Struktur

Candi Boro dibangun dari batu andesit dengan bentuk persegi empat, berorientasi ke arah barat.
Candi ini memiliki ukuran sekitar 6,8 x 6,8 meter dengan tinggi tersisa ± 4 meter. Struktur bangunannya terdiri dari kaki candi, tubuh candi, dan atap bertingkat yang kini sebagian telah runtuh.
Di bagian kaki candi terdapat relief sederhana berupa motif bunga dan sulur, sementara pada sisi dinding ditemukan relung arca tempat menaruh perwujudan dewa-dewi Hindu.


📜 Sejarah dan Penemuan

Candi Boro diperkirakan dibangun pada abad ke-14 Masehi, masa Kerajaan Majapahit.
Penemuan kembali candi ini terjadi pada awal abad ke-20 oleh warga setempat yang menemukan batu bersusun dan arca-arca di lahan persawahan.
Restorasi dan penataan situs dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur untuk menyelamatkan sisa struktur yang masih utuh.


🕉️ Fungsi Keagamaan

Candi Boro merupakan candi Hindu yang diduga digunakan untuk pemujaan terhadap Dewa Siwa.
Keberadaan yoni dan fragmen lingga di sekitar situs memperkuat dugaan bahwa Candi Boro berfungsi sebagai tempat upacara keagamaan dan peribadatan lokal bagi masyarakat agraris Majapahit di wilayah selatan.


🌄 Makna Spiritual

Sebagai bagian dari lanskap budaya Sungai Brantas, Candi Boro mencerminkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan dewa.
Masyarakat sekitar masih menghormati situs ini sebagai tempat sakral dan sering mengadakan ritual bersih desa atau tumpengan di area candi untuk memohon berkah keselamatan.


ðŸŠķ Nilai Arkeologis

Candi Boro menjadi bukti penting perkembangan budaya keagamaan Majapahit di wilayah selatan, memperlihatkan:

  • Persebaran candi-candi kecil di luar pusat kerajaan.
  • Ciri khas arsitektur Hindu Siwaistis dengan bentuk sederhana namun kokoh.
  • Peran Blitar sebagai wilayah spiritual dan agraris yang mendukung kehidupan Majapahit.

ðŸŽĻ Deskripsi Visual (untuk risalah bergambar)

Risalah menggambarkan Candi Boro berdiri di tengah hamparan sawah hijau, dengan latar langit lembayung sore.
Bangunan candi tampak kokoh meski sebagian batu telah aus oleh waktu.
Desain risalah berwarna krem tua keemasan, dengan judul besar bergaya klasik:
“CANDI BORO – SANAN KULON, BLITAR”,
serta ornamen motif bunga Majapahit di pinggir halaman.




67. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Kalicilik (Ponggok, Blitar)

🏛️ RISALAH CANDI KALICILIK – PONGGOK, BLITAR

(Warisan Arsitektur Majapahit di Tepian Sungai Brantas)


📍 Lokasi

Candi Kalicilik terletak di Desa Candirejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Situs ini berada di dataran rendah yang subur, sekitar 8 km sebelah timur laut Kota Blitar, dan tidak jauh dari aliran Sungai Brantas, jalur penting pada masa Majapahit.


🏗️ Bentuk dan Struktur

Candi Kalicilik dibangun dari batu bata merah, khas arsitektur Majapahit, dengan ukuran sekitar 6,5 x 6,5 meter dan tinggi ± 8 meter.
Bangunan candi berbentuk persegi empat dengan pintu masuk menghadap ke barat, dan di bagian atas terdapat atap bertingkat tiga (meru) yang menandakan pengaruh keagamaan Siwa-Buddha.
Ciri khas lainnya adalah pintu bersayap bata berundak, serta hiasan relief berbentuk kala-makara di atas ambang pintu.


📜 Sejarah dan Penemuan

Menurut catatan arkeologi, Candi Kalicilik dibangun pada akhir abad ke-13 hingga awal abad ke-14 Masehi, pada masa transisi antara Kerajaan Singhasari dan Majapahit.
Nama “Kalicilik” berasal dari nama sungai kecil (kali cilik) yang mengalir di dekat situs.
Candi ini ditemukan dalam kondisi rusak sebagian dan direstorasi oleh Dinas Purbakala pada awal abad ke-20. Kini, bangunannya berdiri megah di area yang telah dipagari dan dijadikan objek wisata sejarah oleh pemerintah Blitar.


🕉️ Fungsi Keagamaan

Candi Kalicilik diduga digunakan untuk pemujaan agama Siwaistis, terlihat dari adanya arca lingga-yoni, serta sisa arca Ganesha dan Durga Mahisasuramardhini yang pernah ditemukan di sekitar lokasi.
Sebagian arca tersebut kini disimpan di Museum Penataran, Blitar.
Selain fungsi religius, candi ini juga dipercaya sebagai tempat peringatan tokoh bangsawan setempat pada masa Majapahit awal.


🌄 Makna Spiritual dan Arsitektural

Candi Kalicilik menggambarkan keindahan arsitektur Majapahit awal yang masih sederhana namun sarat makna.
Struktur bata merahnya menunjukkan kemahiran leluhur Nusantara dalam teknik penyusunan tanpa semen, dengan sistem pengunci alami.
Letaknya di tepi sungai melambangkan kesucian dan keseimbangan alam, dua hal penting dalam filosofi Hindu-Buddha.


ðŸŠķ Nilai Arkeologis

Keberadaan Candi Kalicilik memperlihatkan:

  • Peralihan gaya arsitektur dari Singhasari ke Majapahit.
  • Bukti perkembangan keagamaan Hindu Siwaistis di wilayah Blitar.
  • Simbol kekuatan spiritual masyarakat di sekitar aliran Sungai Brantas.

ðŸŽĻ Deskripsi Visual (untuk risalah bergambar)

Desain risalah menampilkan Candi Kalicilik dari bata merah berdiri anggun di tengah taman hijau dengan latar langit kebiruan lembut.
Warna dasar risalah krem kehijauan dengan aksen bata kemerahan, menonjolkan kesan hangat dan bersejarah.
Judul ditulis besar:
“CANDI KALICILIK – PONGGOK, BLITAR”
dengan font klasik bergaya Majapahit dan ornamen tepi berpola sulur.




68. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Kotes (Gandusari, Blitar)


ðŸŠķ RISALAH CANDI KOTES – GANDUSARI, BLITAR – JAWA TIMUR


🏛️ Letak dan Latar Sejarah

Candi Kotes terletak di Desa Kotes, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi ini merupakan salah satu peninggalan masa akhir Kerajaan Majapahit dan diperkirakan dibangun sekitar abad ke-14 hingga ke-15 Masehi. Keberadaannya menunjukkan penyebaran kebudayaan Hindu–Buddha hingga wilayah pedalaman Blitar bagian utara.

Nama “Kotes” diambil dari nama desa tempat candi ini berdiri, yang dahulu dikenal sebagai kawasan perbukitan batu andesit tempat ritual keagamaan masyarakat Majapahit dilakukan.


ðŸ§ą Arsitektur dan Struktur

Candi Kotes memiliki dua bangunan utama, yaitu Candi Kotes I dan Candi Kotes II, keduanya menghadap ke barat.

  • Candi Kotes I berdenah bujur sangkar dengan tubuh candi terbuat dari batu andesit. Di dalamnya terdapat arca Siwa dan lingga–yoni, menandakan bahwa candi ini beraliran Hindu-Siwa.
  • Candi Kotes II memiliki ukuran lebih kecil dan lebih sederhana, namun diduga berfungsi sebagai candi pendamping atau tempat peribadatan tambahan.

Relief di sekitar kaki candi menampilkan motif flora dan kala-makara, khas gaya Majapahit akhir.


ðŸ”Ĩ Fungsi dan Makna Religius

Candi Kotes diyakini berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap Dewa Siwa, pelindung kesuburan dan kekuatan alam. Lingga–yoni di dalamnya melambangkan kesatuan laki-laki dan perempuan sebagai sumber kehidupan. Selain itu, lokasi candi yang berada di dataran tinggi menunjukkan fungsi spiritualnya sebagai tempat penyucian diri para pendeta atau brahmana.


🧭 Penemuan dan Pelestarian

Candi ini pertama kali dilaporkan oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda pada awal abad ke-20. Pemugaran dan penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur. Kini, kawasan Candi Kotes menjadi objek wisata sejarah dan edukasi, dengan pemandangan alam perbukitan yang masih asri.


ðŸŒŋ Nilai Budaya

Candi Kotes mencerminkan perpaduan antara unsur Hindu dan kejawen yang harmonis, memperlihatkan adaptasi lokal terhadap ajaran India klasik. Melalui simbol dan arsitekturnya, Candi Kotes mengajarkan pentingnya keseimbangan kosmis antara manusia, alam, dan Tuhan — suatu konsep yang masih hidup dalam tradisi masyarakat Jawa hingga kini.


📜 "Candi Kotes — Jejak sunyi Majapahit di antara perbukitan Gandusari, tempat batu dan doa berpadu dalam kesetiaan abadi kepada Dewa Siwa."




69. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Wringin Branjang (Gandusari, Blitar)

ðŸŠķ RISALAH CANDI WRINGIN BRANJANG – GANDUSARI, BLITAR (JAWA TIMUR)


LETAK DAN LATAR SEJARAH

Candi Wringin Branjang terletak di Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Candi ini merupakan salah satu peninggalan masa akhir Kerajaan Majapahit, yang menggambarkan perkembangan seni dan religi di wilayah pedalaman Blitar bagian utara.

Nama “Wringin Branjang” diyakini berasal dari kata “Wringin” (beringin) dan “Branjang” (keranjang atau anyaman), yang mungkin merujuk pada pohon besar atau bentuk batuan alami di sekitar lokasi candi.


ARSITEKTUR DAN STRUKTUR

Candi Wringin Branjang tersusun dari batu andesit dengan bentuk yang tidak terlalu besar, namun memiliki detail yang halus pada bagian tubuh candinya.

  • Candi ini memiliki relung arca pada sisi tubuhnya yang menghadap ke barat.
  • Terdapat ornamen kala-makara yang masih terlihat samar di pintu masuknya.
  • Diduga kuat bahwa candi ini merupakan candi pemujaan Siwa, berdasarkan penemuan arca dan simbol lingga-yoni di sekitar situs.

Bentuk atapnya bertingkat sederhana, menyerupai miniatur gunung suci, melambangkan hubungan manusia dengan alam semesta.


PENEMUAN DAN PELESTARIAN

Situs Candi Wringin Branjang pertama kali dilaporkan oleh para peneliti kolonial Hindia Belanda pada awal abad ke-20.
Pemugaran ringan dan pendataan dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, yang mencatat bahwa candi ini menjadi salah satu titik penting dalam jejak persebaran agama Hindu di wilayah selatan Gunung Kawi.

Kini, kawasan sekitar candi telah dijaga sebagai bagian dari jalur wisata sejarah Gandusari–Gadungan, yang menghubungkan beberapa situs Majapahit di Blitar utara.


NILAI BUDAYA

Candi Wringin Branjang memiliki nilai penting sebagai simbol perpaduan ajaran Hindu dan kearifan lokal Jawa Timur.
Selain fungsi keagamaannya, candi ini juga menjadi saksi hubungan harmonis antara masyarakat dengan alam, di mana batu dan pohon disucikan sebagai bagian dari kehidupan spiritual.

“Candi Wringin Branjang — tempat batu dan doa menyatu di bawah teduhnya beringin tua, jejak hening Majapahit yang tak lekang oleh waktu.”




70. Buatlah Risalah tentang Candi di Jawa Timur yaitu :

Candi Sumbernanas (Ponggok, Blitar)



Berikut risalah berjudul “CANDI SUMBERNANAS – PONGGOK, BLITAR” dengan gaya historis elegan, sesuai seri risalah candi-candi di Jawa Timur:


🏛️ RISALAH CANDI SUMBERNANAS – PONGGOK, BLITAR

Lokasi: Desa Sumbernanas, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur
Koordinat: ± 10 km ke arah timur laut dari pusat Kota Blitar
Periode: Diduga berasal dari masa Kerajaan Majapahit akhir (abad XIV–XV M)


ðŸŠķ Latar dan Sejarah Singkat

Candi Sumbernanas terletak di area pedesaan yang dikelilingi sawah dan sumber air alami. Nama “Sumbernanas” berasal dari kata “sumber” (mata air) dan “nanas”, yaitu tanaman yang dulu banyak tumbuh di sekitarnya.
Penemuan candi ini bermula dari laporan warga yang menemukan batu bata besar di area kebun. Setelah dilakukan penelitian oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI, diketahui bahwa struktur tersebut merupakan sisa pondasi bangunan suci berbahan bata merah khas Majapahit.

Candi ini kemungkinan merupakan tempat pemujaan lokal atau petirtaan kecil yang berkaitan dengan sumber air di dekatnya. Sumber air tersebut dipercaya memiliki nilai kesucian dan menjadi tempat penyucian diri sebelum ritual keagamaan.


ðŸ§ą Arsitektur dan Struktur

Berdasarkan sisa reruntuhan yang ditemukan:

  • Bahan utama: bata merah padat dengan ukuran besar (± 40×25×10 cm).
  • Orientasi: menghadap ke barat, seperti banyak candi-candi Majapahit lainnya.
  • Bagian yang tersisa: pondasi berbentuk persegi, sebagian dinding bawah, serta saluran air batu andesit yang mengarah ke kolam kecil di sebelah timur.
  • Ukiran dan relief: sangat sederhana, menandakan fungsi candi lebih bersifat lokal-spiritual, bukan monumental.

💧 Fungsi dan Makna

Candi Sumbernanas diduga berfungsi sebagai candi petirtaan (tempat suci air) atau tempat pemujaan dewa air (Wisnu).
Sumber mata air di dekat lokasi dipercaya memiliki air abadi yang tidak pernah kering meskipun kemarau panjang. Tradisi warga setempat sering mengaitkannya dengan kesuburan tanah Ponggok yang subur dan cocok untuk pertanian.


🊔 Nilai Budaya dan Pelestarian

Meskipun hanya tersisa sebagian struktur, Candi Sumbernanas tetap menjadi jejak penting peradaban Majapahit di Blitar bagian timur.
Kini, area tersebut dijaga oleh masyarakat setempat dan dimanfaatkan sebagai lokasi ziarah budaya pada hari-hari tertentu, terutama menjelang bulan Suro dan saat ritual bersih desa.
Pemerintah daerah Blitar bersama komunitas budaya telah beberapa kali melakukan pembersihan situs dan pendataan batu bata candi, agar kelak bisa dilakukan rekonstruksi bentuk awalnya.


📜 Catatan Tambahan

  • Tipe candi: Candi bata kecil (kemungkinan candi petirtaan)
  • Kondisi: Reruntuhan, sebagian pondasi masih tertata
  • Konteks sejarah: Bagian dari jaringan situs Majapahit di Blitar Timur seperti Candi Kotes, Candi Kalicilik, dan Candi Wringin Branjang
  • Kelebihan unik: Dekat dengan sumber air alami yang masih aktif hingga kini

✒️ Penutup

Candi Sumbernanas mengingatkan kita bahwa kebesaran Majapahit tidak hanya lahir dari istana dan kota besar, tetapi juga dari desa-desa spiritual yang menjaga kesucian air dan keseimbangan alam.
Ia adalah simbol harmoni antara manusia, alam, dan keyakinan — warisan sunyi dari masa lalu yang tetap mengalir bersama sumbernya yang tak pernah kering.



Mulai Des 2025

 Gajah Mada (bahasa Jawa: ęĶ“ęĶ—ꦃęĶĐęĶĒ; ca 1290 – ca 1364), dikenal juga dengan nama lain Jirnnodhara adalah seorang panglima perang dan Mapatih (P...