Rabu, 09 Juli 2025

Kisah 13 Peneleh

Kejutkan saya dengan cerita tentang Makam Belanda di Peneleh Surabaya

[9/7 14.31] rudysugengp@gmail.com: Tentu, berikut ini cerita pendek bergaya horor sejarah-mistik yang mengejutkan tentang Makam Belanda di Peneleh, Surabaya

Kisah 13 



"Lonceng Tengah Malam dari Peneleh"

Surabaya, bulan Suro. Angin malam menyusup lewat celah-celah tembok tua dan pagar besi berkarat Makam Belanda Peneleh. Di antara nisan-nisan granit dan patung malaikat yang terkelupas, terdengar bisik lirih. Sebuah kisah lama kembali hidup.

Farhan, mahasiswa sejarah Universitas Airlangga, ditugaskan dosennya untuk meneliti makam kolonial. Ia datang sore hari, memotret beberapa nisan tua bertuliskan nama-nama asing: Van der Velde, Cornelia Johanna, B. de Vries...

Namun, yang menarik perhatian adalah satu makam tanpa nama, hanya tertulis tahun: "1825", dengan ukiran tengkorak bersayap. Di bawahnya, tertulis dalam huruf Latin: “Requiescat In Tenebris” — Beristirahatlah dalam kegelapan.

Farhan memotret, lalu mengetuk nisan itu sambil bergumam, "Kalau kamu punya cerita, tunjukkan malam ini."

Malam harinya, Farhan bermimpi. Ia berdiri di tengah makam, tapi semuanya berubah. Tak ada nisan, hanya padang rumput kabut. Dari balik kabut, muncul seorang wanita Belanda bergaun putih kelabu, rambut panjang terurai, wajah pucat, dan tangan menggenggam lonceng kecil yang berdarah.

"Aku... Cornelia," bisiknya. "Kuburanku dicuri... jenazahku dipindah paksa... Aku tidak bisa tenang..."

Lalu lonceng berdentang tiga kali. Setiap dentang membuat tanah bergetar dan wajah Cornelia semakin mendekat. Farhan terbangun — jam menunjukkan pukul 03.00 dini hari.

Besoknya, Farhan kembali ke Peneleh. Ia temui juru kunci, Pak Moelyadi, lelaki sepuh berkopiah lusuh.

"Masih banyak yang datang malam-malam, Mas, dengar lonceng. Padahal... gak ada gereja dekat sini," ujar Pak Moelyadi sambil menghisap rokok kretek.

"Makhluk itu kadang muncul setiap bulan Suro. Konon, jasadnya dipindah ke rumah tuan tanah di Ketabang. Tapi arwahnya tetap di sini... menunggu lonceng keempat."

Farhan tertawa, mencoba menyangkal.

Namun malam itu, saat Farhan mengedit foto di laptop, file gambar makam tahun 1825 tidak bisa dibuka. File corrupt. Tapi dari thumbnail kecilnya, ia melihat bayangan... seorang wanita bergaun kelabu berdiri di belakang nisannya sendiri.

Farhan tak jadi tidur.

Tanggal 1 Suro.

Lonceng itu berdentang empat kali. Tak di gereja. Tak di HP. Tapi di dalam kamar Farhan sendiri.

Dan ketika ia memandang ke cermin… Cornelia sudah berdiri di sana.

"Kini... kamu menggantikan tempatku."

🕯️ SEJAK HARI ITU...

Satu makam baru muncul di Peneleh. Tidak ada nama, hanya tahun: "2025"

Dan bisikan baru pun terdengar:

"Farhan... Requiescat in Tenebris..."



Ingin saya kembangkan jadi versi naskah film pendek, sandiwara radio, atau komik horor?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sejarah Makam Peneleh Belanda

*Sejarah Makam Peneleh Belanda* Bagaimana sejarah Makam Peneleh Belanda di Surabaya dimulai Makam Peneleh, yang dikenal sebagai Makam Beland...