2999 huruf
Candi Songgoriti
Candi Songgoriti berada di area Pemandian Air Panas (PAPA) lembah antara Gunung Kawi dan Arjuno, Desa Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu.
Legenda Empu Supo Songgoriti menceritakan tentang Mpu Supo yang menemukan sumber air panas dan dingin di kawasan Songgoriti, Batu, Malang
Raya, Jawa Timur.
Candi ini kalah pamor dengan Pasar Songgoriti.
Candi Songgoriti merupakan sebuah petirtaan yang memiliki gaya arsitektur samudramanthana dan merupakan peninggalan pada masa klasik tua di JawaTimur.
Secara etimologi, kata "sanggariti" berasal dari gabungan kata bahasa Jawa Kuno: "sangha" (berarti kumpulan) dan "riti" (berarti logam kuningan), sehingga dapat diartikan "daerah perajin kuningan".
Candi ini dibangun dari batu andesit dekat dengan sumber mata air panas. Bagian candi ini meliputi batur berbentuk persegi berukuran 14,36 x 10 meter, kaki, badan dan atap telah runtuh. Pada bagian luar sisi selatan mengalami runtuh sehingga bagian perigi candi terlihat. Badan candi berdenah diagram mandala dan setiap bagian luar terdapat relung yang dihias lidah api dan makara yang distilasi motif floral. Ada fragmen arca pria pada relung utara dan Durga Mahisasuramardhini pada relung timur yang mengindikasikan bahwa bangunan ini bernafaskan Hindu Siwa. Pada batur candi sisi utara dan timur terdapat enam jaladwara yang mengindikasikan bahwa bangunan tersebut merupakan petirtaan seperti Candi Tikus. Berdasarkan pola denah dan gaya ukirannya menunjukkan bahwa Candi Songgoriti termasuk gaya seni klasik tua sekitar abad 10 Masehi.
"Di situ (lokasi Candi Songgoriti) awalnya ada mata air panas yang tersembur keluar dari sungai bawah tanah yang diduga bersumber dari Gunung Welirang. Semburan itu sama seperti yang keluar di Cangar," ujar Suwardono kepada detikJatim, Kamis (18/1/2024).
Bangunan Candi Songgoriti juga tidak memiliki pintu masuk. Hal itu menandakan, dalam proses pemujaan masyarakat kala itu tidak perlu naik ke candi, cukup berada di pinggir kolam air. Sehingga Candi Songgoriti berperan sebagai transformator dari air belerang yang dulu dipercaya masyarakat sebagai air suci yang mujarab.
Ia menjelaskan dalam Prasasti Sangguran itu bertanggal 14 paro terang (suklapaksa) bulan Srawana 850 saka atau bila dikonversikan ke penanggalan Masehi adalah 2 Agustus 928 M atas perintah Sri Maharaja Rakai Pangkaja Dyah Wawa mengutus patihnya, Rakryan Mapatih Pu Sindok Sri Isanawikrama dari kerajaan Mataram kuno, Jawa Tengah, bahwa Desa Sangguran yang masuk wilayah Waharu, dijadikan sima atau Desa perdikan yang penghasilannya diperuntukkan bagi kelangsungan bangunan suci para pandai besi (sima kajurugusalyan) di Mananjung.
Candi Songgoriti ditemukan oleh Van Ijsseldijk pada tahun 1799. Pemerintah Hindia Belanda melakukan pemugaran terhadap candi ini pada 1849 dan 1863 diketuai oleh Rigg dan Brumund. Knebel juga melakukan inventarisasi serta pemugaran pada tahun 1902 dan 1921 – 1923.
Sumber bahan : Dirjen Kebudayaan, DetikJatim, dan Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar