📝#Biografi | Mengawali hari pertama di tahun 2025 ini kita akan membahas seorang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang sebenarnya. Sudah seharusnya kita para pelajar angkatan tahun 1960-1990 sangat perlu berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada sosok ibu Siti Rahmani Rauf karena dari beliaulah kita dan jutaan anak Indonesia bisa membaca dan menulis.
Ia adalah pencipta sajak "Ani dan Budi" yang sering muncul pada pelajaran Bahasa Indonesia. Nama Ani dan Budi kerap menjadi contoh saat pelajaran membaca. Guru biasanya mendikte di depan kelas sambil mengajak murid-muridnya mengeja "I-ni Bu-di, I-ni I-bu Bu-di" atau "I-ni A-ni, I-ni I-bu A-ni".
Siti Rahmani dilahirkan di Sumatera Barat pada 5 Juni 1919. Ia menjadi guru di tanah kelahirannya mulai tahun 1938 hingga 1953. Kemudian, pada tahun 1954, ia pindah ke Jakarta bersama suami dan keenam anak-anaknya hingga masa tuanya.
Sajak buatannya berjudul "Ani dan Budi" dijadikan sebagai contoh bagi para pelajar sekolah dasar angkatan tahun 1960-1990-an untuk belajar membaca. Melalui sajaknya, Siti Rahmani mengenalkan metode membaca Struktur Analitik Sintetik (SAS).
Hampir semua sekolah di Indonesia menggunakan pedoman itu. Metode ini bahkan masih populer sampai sekarang.
Siti Rahmani pun menerbitkan buku berjudul Ini Ibu Budi atas permintaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud). Akan tetapi, Siti Rahmani menolak menerima honor dari buku terbitannya.
Alasannya, ia cinta dunia pendidikan. Terlebih lagi, ia lebih mengutamakan agama dibanding materi. Ia hanya memiliki satu keinginan, yaitu berangkat haji.
Pada usia tuanya, Siti Rahmani terbaring sakit akibat penyakit diabetes. Meskipun sudah menua, semangat literasi Siti Rahmani tak luntur. Pada usia senjanya, ia masih sering membaca novel-novel Belanda. Ia pun masih menerima tamu yang datang ke rumahnya, meski sudah tak bisa berbicara panjang lebar.
Akan tetapi, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan Indonesia. Ibu Siti Rahmani mengembuskan napas terakhirnya pada usia 97 tahun, tepatnya pada 10 Mei 2016 sekitar pukul 21.20 WIB. Ia meninggal dunia di kediamannya, Jalan Jati Petamburan I, No 8 RT 002 RW 01, Jakarta Pusat.
Banyak orang yang tidak tahu bahwa Siti Rahmani pencipta sajak "Ani dan Budi". Bahkan, frasa "Ini Ibu Budi" lebih terkenal dari penciptanya sendiri. Meski demikian, jasa besar Siti Rahmani dalam dunia pendidikan dan literasi di Indonesia tetap tak tergantikan, Jasamu sungguh tiada tara.
Kita yang telah merasakan era 90 an juga pasti tahu lagu yang biasanya ditayangkan sebelum acara Berita Nasional pukul 19:00 yang berjudul Jasamu Guru karya M. Isfanhari. Lagu ini menggambarkan jasa guru dalam menanamkan ilmu pada murid-muridnya sangat pas untuk dipersembahkan untuk ibu Siti Rahmani, semoga beliau diberikan tempat yang layak disisi-Nya.
Berikut lirik lagu Jasamu Guru :
Kita jadi bisa menulis dan membaca
Kar'na siapa?
Kita jadi tahu beraneka bidang ilmu
Dari siapa?
Kita jadi pintar, dibimbing pak guru
Kita bisa pandai, dibimbing bu guru
Gurulah pelita, penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara
Kita jadi pintar, dibimbing pak guru
Kita bisa pandai, dibimbing bu guru
Gurulah pelita, penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara
Kita jadi bisa menulis dan membaca
Kar'na siapa?
Kita jadi tahu beraneka bidang ilmu
Dari siapa?
Kita jadi pintar, dibimbing pak guru
Kita bisa pandai, dibimbing bu guru
Gurulah pelita, penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara
Kita jadi pintar, dibimbing pak guru
Kita bisa pandai, dibimbing bu guru
Gurulah pelita, penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara
#SitiRahmani | #Budi | #Guru
.
.
📰 Sumber : Ida Ayu Kadek Devie
📸 Foto : Timeline
Tidak ada komentar:
Posting Komentar