“Jejak Kekuasaan Singasari di Mojokerto: Misteri Prasasti Gondang”
Di tengah hamparan sawah yang kini ditanami jagung, sebuah batu andesit berdiameter 127 cm menyimpan kisah tentang kejayaan masa lalu. Dikenal sebagai Prasasti Gondang, batu bersejarah ini ditemukan di Dusun Rejoso, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Sebagian besar tubuh prasasti masih tersembunyi di dalam tanah, namun bagian atasnya yang setinggi 54 cm menampakkan ukiran aksara Jawa Kuno yang memikat.
Prasasti ini menyuguhkan tiga baris kalimat yang menjadi kunci penting sejarah Singasari. Baris pertama bertuliskan, “I … titi … nirat bo/wa(?)”, diikuti oleh baris kedua, “iguna bala sasana”, dan baris ketiga menunjukkan angka tahun 1197 Saka atau 1275 Masehi. Berdasarkan tahun tersebut, prasasti ini diyakini berasal dari masa pemerintahan Raja Kertanegara, penguasa Singasari yang membawa kerajaan itu ke puncak kejayaan.
Wilayah Singasari Meluas hingga Mojokerto
Menurut Wicaksono Dwi Nugroho, seorang arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Prasasti Gondang menjadi bukti bahwa kekuasaan Singasari meliputi Mojokerto jauh sebelum kemunculan Majapahit. Wilayah kekuasaannya bahkan menjangkau Gresik hingga Surabaya.
Umumnya, prasasti pada masa Singasari atau Majapahit dibuat untuk menetapkan suatu wilayah sebagai tanah perdikan, yakni wilayah yang dibebaskan dari kewajiban pajak. Pajak ini biasanya dialihkan untuk pemeliharaan bangunan suci di sekitar lokasi prasasti. Menariknya, sebagian besar prasasti berbentuk gunungan wayang dengan ukiran berisi pujian untuk raja, nama pejabat, isi pernyataan, hingga kutukan bagi pelanggarnya.
Namun, Prasasti Gondang berbeda. Wicaksono menjelaskan bahwa batu ini tidak berbentuk gunungan seperti prasasti pada umumnya. “Prasasti Gondang lebih mirip peringatan peristiwa tertentu, bukan prasasti resmi yang dikeluarkan langsung oleh Kertanegara. Kemungkinan dibuat oleh salah satu raja bawahan yang setia kepada Singasari,” ungkapnya.
Kondisi Memprihatinkan
Meski memiliki nilai sejarah yang tinggi, kondisi Prasasti Gondang saat ini memprihatinkan. Pemerintah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur telah menunjuk pemilik sawah sebagai juru peliharanya, tetapi upaya ini dinilai belum cukup. “Kami akan segera melaporkan agar prasasti ini diberi cungkup pelindung untuk mencegah kerusakan lebih lanjut,” tambah Wicaksono.
Kejayaan dan Akhir Singasari
Raja Kertanegara naik takhta pada tahun 1268 Masehi, menggantikan ayahnya, Wisnuwardhana. Di bawah kepemimpinannya, Singasari mencapai puncak kejayaan hingga mencakup sebagian besar wilayah Nusantara. Sayangnya, masa kejayaannya berakhir tragis ketika Kertanegara tewas akibat pemberontakan Jayakatwang pada tahun 1292.
Namun, warisan Kertanegara tidak berhenti di situ. Menantunya, Raden Wijaya, mendirikan Kerajaan Majapahit, melanjutkan dinasti Ken Arok dan Ken Dedes yang legendaris. Majapahit kemudian tumbuh menjadi kerajaan besar yang membawa nama Nusantara ke panggung sejarah dunia.
Prasasti Gondang, meski kini tersembunyi di dalam tanah, menjadi saksi bisu dari peradaban gemilang yang pernah ada di Mojokerto. Batu itu bukan hanya sebongkah andesit, melainkan penghubung kita dengan masa lalu yang penuh kejayaan.
#JejakSejarahSingasari
#PrasastiGondang
#KejayaanKertanegara
#WarisanNusantara
#PelestarianCagarBudaya #fyp #jangkauanluas #viral
Tidak ada komentar:
Posting Komentar