Jumat, 27 Desember 2024

𝐈𝐍𝐈𝐋𝐀𝐇 𝐏𝐄𝐑𝐈𝐒𝐓𝐈𝐖𝐀 𝐏𝐄𝐍𝐓𝐈𝐍𝐆 𝐏𝐀𝐃𝐀 𝟐𝟕 𝐃𝐄𝐒𝐄𝐌𝐁𝐄𝐑, 𝟏𝟎𝟎 𝐓𝐀𝐇𝐔𝐍 𝐋𝐀𝐋𝐔

 𝐈𝐍𝐈𝐋𝐀𝐇 𝐏𝐄𝐑𝐈𝐒𝐓𝐈𝐖𝐀 𝐏𝐄𝐍𝐓𝐈𝐍𝐆 𝐏𝐀𝐃𝐀 𝟐𝟕 𝐃𝐄𝐒𝐄𝐌𝐁𝐄𝐑, 𝟏𝟎𝟎 𝐓𝐀𝐇𝐔𝐍 𝐋𝐀𝐋𝐔

https://shorturl.at/yUw2O

.

Begitu ditanya peristiwa atau hari penting apa yang terjadi pada Desember, umumnya mestilah menyatakan Natal yang dirayakan umat Kristen pada tanggal 25. Padahal banyak hari yang dianggap penting terjadi pada Desember.

.

Bila di-𝑔𝑜𝑜𝑔𝑙𝑖𝑛𝑔 “Hari Penting Nasional dan Internasional Bulan Desember” maka banyak situs yang mendaftar berbagai hari penting, dikumpul-kumpul lebih dari 32 peringatan. Mulai dari Hari AIDS Sedunia (tanggal 1); Hari Antikorupsi Sedunia (tanggal 9); hingga Hari Peringatan Tsunami Aceh (tanggal 26).

.

Namun sayangnya tidak ada yang memasukan peristiwa penting yang terjadi 100 tahun lalu yang terjadi di Hindia Belanda (Indonesia). Peristiwa apa itu? Menurut Sejarawan Septian AW, lahirnya Komite Khilafah pada 27 Desember 1924. Komite Khilafah adalah wadah kaum Muslim Hindia Belanda dalam memperjuangkan tegak kembalinya khilafah Islam yang runtuh beberapa bulan sebelumnya.

.

Komite Khilafah merupakan hasil dari Kongres Al-Islam Luar Biasa yang berlangsung pada 24-27 Desember 1924 di Surabaya yang diikuti para ulama dan 68 organisasi Islam yang mewakili pimpinan pusat maupun cabang, sebagai bagian dari rangkaian respons Muslimin Hindia Belanda (Indonesia) atas runtuhnya Khilafah Utsmani pada 3 Maret 1924.

.

“Ada tiga keputusan yang dihasilkan dari kongres ini,” ujar Septian kepada 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑈𝑚𝑎𝑡, Sabtu (14/12/2024).

.

𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎, wajib hukumnya terlibat dalam perjuangan khilafah. 𝐾𝑒𝑑𝑢𝑎, disepakati akan terus didirikan Komite Khilafah di seluruh Indonesia. 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎, diputuskan akan mengirimkan tiga orang utusan sebagai wakil umat Islam di Indonesia ke Kongres Kairo dengan enam butir mandat yang telah disepakati.

.

“Tiga orang utusan tersebut adalah Surjopranoto dari Sarekat Islam, Haji Fachruddin dari Muhammadiyah dan KH Abdul Wahab Hasbullah dari kalangan tradisional (cikal bakal Nahdlatul Ulama),” beber penulis buku 𝐾𝑒𝑟𝑢𝑛𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑇𝑢𝑟𝑘𝑖 𝑈𝑡𝑠𝑚𝑎𝑛𝑖 & 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝐾ℎ𝑖𝑙𝑎𝑓𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝐼𝑛𝑑𝑜𝑛𝑒𝑠𝑖𝑎 (2023) tersebut.

.

𝐋𝐚𝐭𝐚𝐫 𝐁𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧𝐠

.

Septian pun bercerita tentang latar belakang berdirinya Komite Khilafah. Menurutnya, pada pertengahan 1924, beberapa tokoh Arab dan asosiasi Arab di Batavia (Jakarta) dan Surabaya menerima undangan dari ulama Al-Azhar agar kaum Muslim Hindia Belanda mengirimkan delegasi dalam Kongres Khilafah pada Maret 1925 di Kairo, Mesir.

.

Beberapa penerima undangan mendekati Tjokroaminoto (Pendiri Sarekat Dagang Indonesia/Sarekat Islam) dan mengusulkan untuk mengirim delegasi untuk mewakili Hindia Belanda.

.

Maka, pada 4 dan 5 Oktober, para pemimpin Sarekat Islam, Muhammadiyah dan Al-Irshad mengadakan pertemuan khusus di Surabaya untuk mendiskusikan apakah sebuah delegasi harus dikirim dan apa posisi yang harus diambil. Selain para pemimpin nasional dan lokal dari organisasi ini, banyak ulama berpengaruh, baik orang Arab maupun Jawa, menghadiri pertemuan tersebut.

.

Tjokroaminoto mengatur nada pertemuan dengan pidato yang emosioanal tentang perlunya umat Islam memiliki seorang khalifah. Dia menyimpulkan dalam pidatonya yang disoraki dengan nyaring oleh pertemuan, umat Islam Indonesia harus mengambil peran aktif untuk kepentingan khilafah.

.

Semua sepakat pentingnya konfrensi khilafah yang akan diadakan. Namun muncul pandangan skeptis yang menyebutkan bahwa orang Arab akan menganggap delegasi Indonesia tidak lebih dari lalat pula, sehingga delegasi tak berguna.

.

Keberatan ditolak oleh sebagian besar peserta pertemuan. Pemimpin Muhammadiyah dari Yogyakarta, Haji Fakhruddin, dengan sangat tegas memberi suara kepercayaan diri baru Muslim Indonesia.

.

“Bahkan jika memang benar orang Mesir memandang rendah orang kita sebagai lalat, dia berteriak, biarkan mereka tahu seperti apa lalat ini. Islam tidak membuat perbedaan antara ras, kita tidak kalah dengan orang Mesir!” ujar Septian menirukan ucapan Fakhruddin.

.

Pendapat Fakhruddin tersebut dikuatkan oleh pernyataan Tjokroaminoto. Belum pernah dalam sejarahnya diadakan sebuah kongres agama Islam sedunia, kongres ini akan menjadi yang pertama. Oleh karena hal ini menjadi suatu kewajiban umat Islam maka utusan sangat perlu dikirim ke Kairo.

.

Tjokroaminoto percaya bahwa ada banyak orang Indonesia yang cakap menjadi utusan dan tidak akan dihina. Kemudian dia menegaskan bahwa sebagaimana yang diputuskan dalam kongres Sarekat Islam (SI) beberapa waktu yang lalu bahwa SI akan membantu dengan sekuat-kuat tenaga dan pikiran.

.

Fakhruddin muncul dalam pertemuan ini sebagai pemimpin yang bijaksana dan kata-katanya beberapa kali menggelorakan semangat.

.

Sementara Tjokroaminoto dan lainnya ingin segera mengambil keputusan tentang delegasi yang akan diutus ke Kairo, Fakhruddin mengusulkan agar mendirikan Komite Khilafah (Comite Chilafat) untuk menangani masalah ini dan urusan umat Islam internasional yang lain.

.

“Tampaknya Fakhrudin menginginkan umat Islam Indonesia memiliki peran yang lebih aktif dalam masalah besar yang dihadapi dunia Islam, dan pada saat yang sama memperkuat komunitas umat Islam di Indonesia,” terang Septian.

.

Menurut Septian, pertemuan ini juga membahas tentang konsep khilafah yang akan datang. Dalam pertemuan tersebut dibahas, segala keperluan khalifah merupakan kewajiban semua umat Islam dan dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa khalifah harus ada. Perlu diadakan majelis khilafah dengan dikepalai oleh seorang ketua, dan ketua tersebut yang dinamakan khalifah, sedangkan anggota majelis tersebut haruslah diambil dari wakil umat Islam di masing-masing negeri.

.

Fakhruddin kemudian menegaskan supaya khalifah berkududukan di Makkah karena Makkah adalah negerinya orang Islam sedunia. Kalau khalifah itu berkedudukan di salah satu tempat, Turki atau Mesir misalnya, tidak boleh tidak khalifah itu mesti mementingkan keperluan bangsanya sendiri daripada bangsa lain meskipun sesama umat Islam.

.

“Oleh kerena itu siapa saja yang dipilih menjadi khalifah harus bertempat tinggal di Makkah. Tentang siapa yang akan menjadi khalifah diputuskan untuk diselidiki bersama-sama dengan umat Islam yang lain saat di Kairo nanti,” sebut Septian mengutip usul Fakhruddin yang kemudian membuahkan pertemuan lebih besar lagi dengan nama Kongres Al-Islam Luar Biasa yang membidani lahirnya Komite Khilafah seperti yang sudah disinggung di awal.

.

𝐁𝐮𝐤𝐭𝐢 𝐊𝐞𝐬𝐞𝐫𝐢𝐮𝐬𝐚𝐧

.

Menurut Septian, pembentukan Komite Khilafah dalam pertemuan ini dapat dikatakan sebagai bukti keseriusan mereka dalam upaya penegakkan kembali khilafah. Komite Khilafah merupakan wadah bagi perjuangan khilafah di Indonesia. Pada perkembangan selanjutnya Komite Khilafah membentuk cabang-cabang sebagai wadah perjuangan di daerah.

.

Septian juga menegaskan, sepanjang sejarah umat Islam Indonesia, pertemuan ini menjadi pertemuan khusus membahas khilafah yang pertama kali diadakan di Indonesia. Hasil penting dari pertemuan ini adalah kesepakatan bahwa keberadaan khilafah adalah wajib, dan kesediaan mereka untuk menghadiri Kongres Khilafah di Kairo. Dalam pertemuan ini dihimbau agar saat shalat Jumat, imam masjid menerangkan tentang kewajiban umat Islam untuk mengadakan khalifah.

.

Kurang penting apa coba kongres yang terjadi pada waktu itu? Saking pentingnya, memang sudah saatnya memasukan 27 Desember sebagai Hari Komite Khilafah. Namun yang jauh lebih penting lagi saat ini adalah meneruskan perjuangan mereka untuk menegakkan kembali khilafah. Allahu Akbar![]

.

𝐉𝐨𝐤𝐨 𝐏𝐫𝐚𝐬𝐞𝐭𝐲𝐨

𝐷𝑖𝑚𝑢𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑟𝑢𝑏𝑟𝑖𝑘 𝐾𝑖𝑠𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑜𝑖𝑑 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑈𝑚𝑎𝑡 𝑒𝑑𝑖𝑠𝑖 372 (12 𝐽𝑢𝑚𝑎𝑑𝑖𝑙 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟-2 𝑅𝑎𝑗𝑎𝑏 1446 𝐻 | 20 𝐷𝑒𝑠𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟 2024-2 𝐽𝑎𝑛𝑢𝑎𝑟𝑖 2025). Lihat Lebih Sedikit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rev Gb Draft 10 Jilid Lengkap

 1. Buatkan Ilustrasi Keren tentang : SEJARAH INDONESIA 2025 JILID 1 AKAR PERADABAN NUSANTARA 2. Buatkan Ilustrasi Keren tentang : SEJARAH I...