Jumat, 09 Agustus 2024

PENYELIDIKAN PRASASTI

 PENYELIDIKAN PRASASTI

Tugas Ahli Epigrafi Dinas Purbakala

J.G. de Casparis

Ahli epigrafi Dinas Purbakala diserahi dengan pengejaan, terjemahan, dan penyelidikan lebih jauh sumber-sumber yang tertulis dari zaman purbakala. Kebanyakan tulisan-tulisan ini adalah prasasti raja-raja, yang sejak kira-kira abad kelima telah memerintah pelbagai bagian di Indo. nesia. Di samping itu ada juga tulisan-tulisan berbagai macam, seperti angka, tahun, nama dan piagam pelbagai pembesar-pembesar pemerintah, yang termasuk lapangan Seksi Epigrafi.

tulisan-tulisan ini merupakan salah satu sumber pertama untuk menyusun kembali sejarah kuno Indonesia. Kebanyakan tulisan ini diberi tanggal dan menyebutkan nama raja-raja. Dengan menyusun dan membandingkan tulisan ini satu sama lain, kami dapat memperoleh satu ikhtisar, raja-raja mana yang dulu memerintah di situ. Dari pertanggalan kami dapat mengetahui kira-kira waktu, dalam mana mereka memerintah, sedang- kan tempat-tempat penemuan prasasti-prasasti mereka merupakan sebuah petunjuk di mana mereka berkuasa,

Epigrafi yang pekerjaannya menyelidiki lebih dalam mengenai dokumen-dokumen ini, terutama meliputi penyelidikan jenis-jenis tulisan, yang telah dipakai di Indonesia. Bentuk-bentuk huruf pada umumnya telah terkenal untuk seluruh per. kembangannya, tetapi kami harus ingat, bahwa pertulisan itu sebagian besar tua sekali. Yang tertua ditulisnya kira-kira 15 abad yang lalu. Hampir selalu tulisannya rusak karena akibat iklim. Seringkali tulisan-tulisan itu menjadi hampir tak terbaca lagi, kadang-kadang kami hanya

mempunyai pecahan-pecahan kecil prasasti itu. Apabila huruf-huruf tulisan itu rusak, maka kami harus paham betul dalam bentuk-bentuk huruf yang dipakai dalam sesuatu abad dan dalam se. suatu daerah di Indonesia, untuk dapat mengenal perkataan-perkataan. Selain daripada itu ahli epigrafi mempergunakan masih pelbagai syarat. syarat. Kebanyakan bertulisan itu dipahatkan di atas batu besar. Maka kami dapat membuat ce. takan kertas yang seksama dari batu-batu itu. Se. macam kertas lunak sekali dibasahkan dan di. tekankan dengan sikat atau lain alat ke dalam bagian-bagian batu yang bersurat, sedemikian rupa sehingga kertas masuk ke dalam semua lubang-lubang kecil di batu. Kami menunggu sampai kertas menjadi kering dan setelah itu meng. angkatnya dari bagian batu yang bersurat itu; dengan demikian kami mempunyai sebuah cetakan kertas yang seksama dari batu itu. Kadang-kadang lapisan kertas yang teratas sebelum menjadi kering dihitamkan sehingga huruf-huruf jadi kelihatan putih. Manfaatnya yang besar cetakan kertas ini adalah bahwa cetakan itu lebih mudah di- selidiki. Kami tidak terikat pada tempat dan penaruhan batu, yang seringkali kurang baik karena kurang terang, tetapi kami dapat menyelidiki per- tulisan di tempat manasuka. Dalam pada itu kami dapat menaruh cetakan di tempat yang tepat sekali terangnya, memeriksa huruf-hurufnya dengan seksama dengan kaca pembesar, sedangkan selain daripada itu manfaatnya ialah bahwa sejumlah besar rtulisan terkumpul, sehingga kami dapat membandingkan tulisannya. Lebih-lebih pada per. tulisan yang telah usang atau rusak, perincian-perincian yang terkecil adalah penting sekali. Untuk pengertian kami dalam sejarah pembacaan kami sesuatu angka sebagai 8 atau 9 dapat me. merupakan satu perbedaan yang besar sekali.

Di samping itu foto pertulisan juga penting, tetapi kurang baiknya ialah karena huruf-huruf nya di batu, di potretnya dengan pencahayaan khusus. Maka sebuah foto itu selalu agak subyek. tif, tetapi sebaliknya manfaatnya, ialah bahwa kami dapat memegangnya lebih mudah daripada sebuah cetakan kertas yang sangat besar.

Dengan syarat-syarat ini kami membuat transcriptie (salinan huruf) yang menerapkan se seksama mungkin dalam tulisan biasa, apa yang terdapat di atas batu. Ini berarti, bahwa semua yang terbaca dengan nyata, disalibkan dalam tulisan biasa, Mana yang tidak begitu pasti, diberi tanda khusus.

Dengan demikian mulailah penyelidikan ba. bak kedua. Kini kami berusaha untuk dapat mengerti dan menafsirkan tulisan yang telah terbaca. Pertulisan itu ada yang ditulis dalam Sanskrit, ada yang dalam Melayu kuno dan dalam Sunda kuno, yang terbanyak dalam Jawa kuno.

Pengetahuan kami tentang bahasa Jawa kuno itu baru sedikit belum berapa lengkap. Benar kamu telah mempunyai bacaan yang luas sekali, ter. utama kekawin, tetapi sering tidak dapat me. menolong kami dalam bahasa penafsiran bertulisan- bertulisan itu. Bertulisan-bertulisan itu bahasanya sangat khusus. Kebanyakan adalah piagam-piagam resmi negara dengan pelbagai peraturan mengenai tanah, macam-macam pajak, macam-macam punggawa yang disebutkan menurut aturan, yang jauh berbeda dengan bahasa kakawin. Maka dengan demikian kami berhadapan dengan jumlah besar perkataan-perkataan yang tak terkenal atau perkataan-perkataan yang artinya di dalam Jawa kuno belum pasti. Karena itu kami dengan pelbagai syarat harus berusaha untuk menetapkan artinya yang tepat seksama mungkin. Perkataan. perkataan yang sulit itu ternyata ada yang masih dipakai di Jawa di suatu daerah, ada yang telah lenyap dari bahasa Jawa sama sekali, tetapi masih ada juga kemungkinan besar, bahwa perkataan- perkataan ini masih terus hidup di dalam bahasa cabang Indonesia yang lain, misal di dalam bahasa Bali, Madura, atau Bugis. Dalam pada itu kami tentu harus berhati-hati betul, karena arti perkataan-perkataan itu sepanjang abad ke abad dapat sangat berubah. Maka kami membuat sebuah daftar kartu semua perkataan-perkataan yang sulit, dimana tertera dengan tepat tempat terdapat. nya perkataan itu. Jika kami telah mengetahui apa kira-kira harus artinya sesuatu perkataan pada suatu tempat dari hubungan kalimatnya, maka kami memeriksa semua tempat-tempat lain yang terkenal dulu untuk mengetahui apakah penaf. siaran yang kami kira-kira kan juga tepat. Dan apabila artinya tidak sesuai dengan di tempat-tempat yang lain, maka kami harus memeriksa sekali lagi dengan seksama, apakah mungkin dapat terbaca lain. Lebih-lebih pada batu-batu yang telah usang atau rusak sekali (sayang sebagian terbesar dari seluruhnya) ternyata bahwa ada juga kembung. kinan-kemungkinan lain. Malahan, jika pertulisan sama sekali tidak rusak, terdapatlah pelbagai huruf yang bentuknya sedemikian rupa pada tempat itu. Baru setelah itu kami dapat mengambil keputusan, apa arti yang tepat perkataan yang sulit itu. Dalam banyak hal artinya tetap belum pasti. Dalam penafsiran kami sering mendapatkan bahwa dalam beberapa bagian yang tertentu kami sama sekali tidak dapat melihat ujung pangkalnya. Dalam hal yang telah betul pembacaannya, maka kami kembali lagi demikian kami harus menim- bang, apakah bagian-bagian itu ke batu (maupun cetakan atau foto) dan memeriksa samanya satu sama lain, sehingga akhirnya kami mendapatkan pembacaan yang betul.

Penafsiran, sebagai hasil terakhir dari penyelidikan prasasti-prasasti Jawa kuno sering tidak memuaskan. Dalam tingkat penyidikan sekarang banyak yang tetap tidak diketahui, lebih-lebih pada batu-batu yang rusak atau usang, dan masih banyak lagi yang kami harus menetapkan, bahwa artinya mungkin "demikian", tetapi mungkin juga lain sama sekali. Ahli epigrafi untuk sementara harus memuaskan diri sampai sekian, dalam kepercayaan bahwa penemuan-penemuan baru dalam penyelidikan lebih lanjut akan membawa penerangan dalam hal yang kini masih gelap,

Babak pekerjaan ketiga dan yang terakhir ialah pengumuman hasil-hasil penyelidikan. Meskipun kami sendiri jauh tidak puas dengan hasil itu, tetapi kami pada sesuatu waktu harus juga memikirkan untuk mengumumkan tulisan-tulisan dan tafsiran-tafsiran. Dengan itu kami memberi kesempatan kepada orang lain untuk memeriksa hasil-hasil dengan kritis dan membantu dalam usaha untuk mencapai penafsiran dari banyak bagian-bagian yang ragu-ragu. Pada saat itu baru dimulainya perdebatan tentang bagian-bagian yang sulit. Dalam pada itu kami tidak boleh lupa, bahwa dalam masa, dalam mana hanya sedikit terdapat bahan keterangan, pengamatan kami tentang jalannya sejarah dapat bergantung kepada pembacaan dan penafsiran yang tepat dari be. berapa bagian dalam pertulisari.

Kepentingan bertulisan di Indonesia tidak hanya terletak dalam nilainya untuk penyusunan kembali sejarah politik di Indonesia. Bahan keterangan ini tidak kalah pentingnya untuk sejarah kebudayaan. Kebanyakan adalah prasasti-prasasti dalam mana sawah dan lain-lain tanah dijadikan daerah perdikan pada pelbagai yayasan. Candi candi biara dan yayasan lainnya sebagian besar dipelihara oleh desa-desa yang untuk itu dibebaskan dari kewajiban-kewajiban yang lain, sebagai pajak dan pekerjaan umum. Kebanyakan per tulisan itu merincikan dengan teliti kedudukan hukum desa dan dengan itu merupakan dokumen- dokumen yang penting dalam hal hukum adat dari mana kami dapat menarik kesimpulan me. mengenai perhubungan keraton dan punggawa. punggawanya dengan penduduk desa. Jadi prasasti- prasasti itu memberikan kepada kami beberapa pengertian dalam perhubungan-perhubungan pemerintahan di Indonesia dalam zaman dulu.

Tetapi karena perdikan desa itu hampir senantiasa berhubungan erat dengan yayasan keagamaan, maka bertulisan-bertulisan itu penting juga untuk penyelidikan candi-candi. Jika kami beruntung dapat mengetahui yayasan mana yang disebutkan dalam penulisan itu, kami mempunyai bahan keterangan penting mengenai kepurbakalaan dari bertulisan. Satu contoh ialah prasasti Kalasan dari tahun 778, dari mana kami antara lain dapat menarik kesimpulan, bahwa Candi Kalasan ditahbiskan untuk Dewi Buddha Tara dan didirikan oleh seorang raja Cailendra.

Maka karena itu pekerjaan ahli epigrafi banyak sifatnya, yang menjadikan sangat menarik. Hubungannya erat dengan banyak cabang pengetahuan, dengan arkeologi, ilmu bahasa, sejarah, agama, dan hukum adat. Pekerjaannya menarik sekali karena meskipun telah banyak pekerjaan yang telah dilakukan, bertulisan itu masih mengandung banyak bahan keterangan, dan penyelidikan baru berada dalam tingkat permulaan. Masih banyak sekali pekerjaan yang harus dilakukan, sebelum bahan-bahan epigrafi dapat di. umumkan, ditafsirkan dan diselidiki seluruhnya. Dalam hal ini terletak lah sebuah tugas yang indah untuk para putera Indonesia.

J.G.d.C.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lagu nasional

  Lagu nasional Tanah Airku Tanah air ku tidak kulupakan Kan terkenang selama hidupku Biarpun saya pergi jauh Tidak kan hilang dari kalbu Ta...