*Perbedaan Kitab Pararaton dan Nagarakretagama Sumber Sejarah Singasari*
Avirista Midaada
Kamis, 08 Agustus 2024 - 07:51 WIB
KITAB Pararaton menjadi salah satu referensi sejarah yang menggambarkan Kerajaan Singasari dan Majapahit. Selain Pararaton, ada kitab kuno Nagarakretagama dan Kakawin Sutasoma, yang juga dikenal menggambarkan referensi sejarah era Singasari dan Majapahit.
Tapi ada perbedaan antara Pararaton dan Nagarakretagama dalam menggambarkan perjalanan sejarahnya. Dari sisi waktu misalnya, ketika berbicara penobatan hingga kematian Raja Singasari Wisnuwardhana ada perbedaan antara di Pararaton dan Nagarakretagama.
Angka tahun penobatan Rangga Wuni atau Wisnuwardhana, dalam Pararaton tidak tertulis jelas. Namun, karena Apañji Tohjaya meninggal pada Saka 1172 atau sekitar 1250 Masehi, dapat diperkirakan bahwa penobatan Rangga Wuni juga terjadi pada tahun tersebut.
"Sumber lainnya, yaitu Nagarakretagama, menyebut Wisnuwardhana naik tahta menggantikan ayahnya yang meninggal pada 1170 Saka (1248 Masehi)," demikian dikutip dari buku "Pararaton : Biografi Para Raja Singhasari - Majapahit".
Itu artinya, ada selisih dua tahun antara pemberitaan Negarakertagama dengan Pararaton.
Dari sisi tahun kematian pun menurut Pararaton Wisnuwardhana meninggal pada Saka 1194 atau sekitar 1272 Masehi, dengan candi pendarmaan di Jajagu, sedangkan Mahisa Campaka (Narasingha) juga meninggal, namun tidak dijelaskan pada tahun berapa.
Mengenai kematian Wisnuwardhana, ada selisih empat tahun antara pemberitaan Nagarakretagama yang menyebut 1268 dengan Pararaton yang menyebut 1272.
Dalam hal ini, versi Negarakertagama lebih valid karena diperkuat oleh Prasasti Panampihan berangka 31 Oktober 1269, yang menyebut Kerajaan Tumapel saat itu sudah dipimpin oleh Kertanagara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar