[31/8 16.07] rudysugengp@gmail.com: RATU TURUK BALI
Ratu Turuk Bali adalah putri dari Prabu Semeiningrat Raja dari Kerajaan Gelang-Gelang/Gegelang (Sekarang Madiun). waktu itu Gelang-Gelang merupakan Kerajaan bawahan Singasari.
Ketika cukup umur, Turuk Bali dijodohkan dengan anak Prabu Sastrajaya dari Kerajaan Kediri yang bernama Jaya Katwang. Sama seperti Gelang-Gelang, Kediri kala itu juga menjadi bawahan Singasari.
Sepeninggal Prabu Semeiningrat, menantunya Jaya Katwang diangkat menjadi Raja Di gelang-Gelang, dan Ketika Gelang-Gelang dirajai olehnya itulah ia memberontak pada Singasari. Pemberontakannya berhasil, sehingga ia kemudian membangkitkan Kerajaan Kediri menjadi Kerajaan Pusat dari Kerajaan-Kerajaan bawahan Singsari lainnya.Ketika menjabat sebagai Raja Kediri, tentu yang menjadi Ratunya adalah Turuk Bali.
Buah hasil perkawinan Ratu Turuk Bali dan Jaya Katwang menghasilkan satu Putra yang begitu terkenal namanya Ardaraja. Sayanngya umur dari Kerajaan Kediri yang dibangkitkan oleh Jaya Katwang itu pendek saja. Kediri hancur diserbu oleh Raden Wijaya bersama sekutu mongolnya. Ketika tentara Majapahit dan Mongol berhasil mengepung Kedaton dan menangkap Jaaya Katwang, Ratu Turuk Bali diksiahkan bunuh diri.
[31/8 16.08] rudysugengp@gmail.com: SILSILAH KELUARGA RAJA DEMAK BINTORO
Raden Patah, Adipati Demak Bintoro bertahta di Kraton Glagah Wangi dengan gelar :
" Syah Alam Akbar Senopati Jimbun Sirrolah Kalifatul Rasul Ammirilmukminin Tajudin Ngabdulhamidhah "
Beliau juga disebut sebagai Sultan Ngadil Surya I.
Bertahta tahun Jimawal Sinangkalan Mantri Tunggal Catur Aji ( th 1413 ) beliau jumeneng Nata 27 Tahun.
A. RADEN PATAH RAJA DEMAK I
Raden Djoko Probo atau Raden Patah adalah Putra dari Raja Majapahit Brawijaya V, Beliau menikah dengan Ratu Panggung putri Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manilo
Menurunkan :
1. Raden Suryo atau Pangeran Sabrang Lor atau Adipati Unus ( Raja Demak II )
2. Raden Songko atau Pangeran Adipati Anom atau Pangeran Sekar Sedo Lepen
3. Raden Trenggono
4. Raden Ayu Kirana atau Ratu Mas Purnamasidi menikah dengan Panembahan Banten
5. Raden Ayu Wulan atau Ratu Mas Nyowo menikah dengan Panembahan Cirebon
6. Raden Tangkowo atau Pangeran Kundurawan menjadi Tumenggung di Sumenep
7. Raden Jaladara , meninggal muda
8. Raden Tedjo , Pangeran Pamekasan Madura
9. Raden Alit atau Pangeran Sekar atau Pangeran Ragil ( leluhur Ki Ageng Karang Lo )
B. RADEN SONGKO, PANGERAN SEKAR SEDO LEPEN
Raden Songko bergelar Pangeran Adipati Anom atau Pangeran Sekar Sedo Lepen atau Pangeran Sekar yang wafat di sungai.
Menurunkan :
1. Pangeran Haryo Jipang atau Haryo Panangsang menikah dengan Putri Sunan Kudus
2. Ratu Timoer menikah dengan Panembahan Timur Bupati Madiun I
3. Pangeran Haryo Mataram
C. SULTAN TRENGGONO RAJA DEMAK III
Sultan Trenggono adalah Raja Demak ke tiga, Beliau adalah putra Raden Patah raja Demak I dari istri nya yang bernama Asyikah atau Ratu Panggung .Ratu Asyikah adalah Putri Sunan Ampel.
Wafat pada tahun 1546
Memerintah Kraton Demak pada tahun Alip sinangkalan Banyu Suci Dadi Nabi ( th 1417)
Sultan Trenggono mempunyai dua istri yaitu Kanjeng Ratu Pembayun ( Putri Sunan Kalijaga ) dan Putri Nyai Ageng Maloko.
Dari Putri Nyai Ageng Maloko menurunkan :
1. Ratu Pembayun
2. Sunan Prawoto
3. Ratu Mas Pemancingan menikah dengan Panembahan Jogorogo ing Pemancingan
4. Retno Kencana ( Ratu Kalinyamat ) menikah dengan Pangeran Hadiri ( Penguasa Jepara )
5. Ratu Mas Ayu menikah dengan Pangeran Orang Ayu putra Pangeran Wonokromo
6. Ratu Mas Kumambang
Dari Kanjeng Ratu Pembayun ( Putri Sunan Kalijaga ) menurunkan :
7. Pangeran Timur , Panembahan Madiun , Bupati I Kadipaten Madiun
8. Ratu Mas Cempaka , menjadi Permaisuri Sultan Hadiwijaya Pajang bergelar Ratu Mas Pajang.
9. Pangeran Tg Mangkurat ( dari Garwa Pangrembe )
Sumber data : Soejarah Jawa oleh Pujangga Hartati
oleh KRT Koes Sajid Djayaningrat.
#fbpro
#fyp
[31/8 16.14] rudysugengp@gmail.com: LIMA KITAB KUNO YANG MENJADI BUKTI BAHWA NUSANTARA HEBAT DI MASA LALU
1). KITAB NEGARA KERTAGAMA
Negara kertagama memiliki arti Negara dengan tradisi ( agama ) yang suci.
Kitab ini pertama kali ditemukan di tahun 1894 di istana Raja Lombok. Seorang peneliti bernama J.L.A Brandes menyelamatkannya sebelum di bakar bersama seluruh buku di perpustakaan kerajaan. Naskah ini adalah naskah tunggal yang berhasil ditemukan dan selamat setelah selesai di tulis pada tahun 1365.
Kitab ini ditulis oleh empu Prapanca yang merupakan nama samaran dari Dang Acarya Nadendra. Seorang bekas pembesar agama Buddha di Kerajaan Majapahit saat Prabu Hayam Wuruk berkuasa. Kitab yang merupakan syair kuno Jawa atau kakawin ini menceritakan kejayaan Kerajaan Majapahit saat itu. Salah satu tentang daerah kekuasaan dan juga silsilah keluarga raja. Penemuan kitab ini menjadi bukti jika di masa lalu,Nusantara pernah dikuasai kerajaan hebat dengan tradisi kelas tinggi.
2). KITAB SUTASOMA
Kitab Sutasoma adalah sebuah kakawin atau syair Jawa Kuno yang berisi banyak bait.
Orang yang menggubah kitab ini hingga terkenal sampai sekarang adalah Empu Tantular. Ia disuruh oleh Hayam Wuruk yang saat itu masih menjadi raja. Kitab ini berisi banyak sekali hal hebat yang masih dipakai sampai sekarang.
Anyway,tahukah anda jika semboyan negara kita ini diambil dari kitab yang dibuat pada abad ke-14 itu
" Bhinneka Tunggal Ika " yang berarti berbeda tapi tetap satu jua adalah petikan bait dari kitab ini. Karya sastra ini juga berisi banyak sekali pelajaran yang berharga. Salah satunya ada mengajarkan toleransi beragama. Sesuatu yang saat ini sudah mulai luntur.
Jika kitab ini masih diajarkan sampai sekarang,mungkin Indonesia akan jadi negara yang damai. Tak ada perpecahan seperti yang sekarang terjadi.
3). KITAB ARJUNA WIWAHA
Arjuna Wiwaha adalah sebuah karya sastra kuno yang dibuat dan digubah pertama kali pada abad ke-11 masehi. Seorang empu bernama " Kanwa " menulisnya saat masa pemerintahan Prabu Airlangga yang menguasai Jawa Timur sekitar tahun 1019-1042. Sastra ini menjadi pusaka berharga karena menjadi bukti peradaban manusia zaman dahulu yang ternyata sudah maju. Bahkan mengenal baca tulis meski hanya kalangan tertentu saja.
Kitab Arjuna Wiwaha
Kitab yang lagi-lagi berupa kakawin ini berisi syair mengenai perjuangan Arjuna. Sebuah tokoh pewayangan yang sangat hebat.
Di kisahkan Arjuna sedang bertapa di Gunung Mahameru. Dewa mengujinya dengan mengirim tujuh bidadari yang sangat cantik. Bidadari itu disuruh menggodanya,namun Arjuna lulus godaan.Akhirnya Arjuna disuruh melawan raksasa yang mengamuk di kayangan.Karena berhasil ia boleh mengawini tujuh bidadari yang menggodanya tadi.
4). SERAT CENTHINI
Atau dengan nama lain Suluk Tembang raras adalah sebuah karya sastra terbesar dalam kasusastran Jawa Baru. Di dalam kitab ini banyak sekali tersimpan tradisi,ilmu pengetahuan,dan banyak hal yang saat itu dikhawatirkan akan punah.
Adalah Pakubuwana ke-V yang memiliki ide menghimpun segala budaya dan tradisi dari Jawa ini menjadi sebuah serat yang berisi tetembangan.
Serat Centhini
Diperkirakan serat ini dikerjakan pada pertengahan abad ke-18 hingga awal abad ke-19. Pakubuwana ke-V dibantu tiga orang pujangga istana merangkum semua hal agar tidak punah.Pujangga kerajaan ini disuruh berkelana dan menuliskan semuanya yang berkaitan dengan kebudayaan dan juga tradisi lokal. Saat ini Serat Centhini telah digubah dan dibuat versi modern oleh beberapa orang. Bahkan ada yang membuatnya dalam versi novel trilogi agar mudah dicerna.
5) LA GALIGO
La Galigo adalah karya sastra paling panjang di dunia saat ini. Berisi sekitar 6.000 halaman, dan 300.000 baris teks membuat La Galigo saat dikagumi di dunia. Karya ini dibuat sekitar abad ke-13 dan ke-15 masehi oleh bangsa Bugis Kuno. Huruf yang digunakan dalam La Galigo masih menggunakan huruf lontara kuno yang tak semua orang bisa membacanya.
La Galigo berisi banyak sekali sajak tentang penciptaan manusia. Selain itu juga cerita mitos hebat yang kadang masih diceritakan turun temurun. La Galigo dipercaya ditulis sebelum epik Mahabarata ditulis di India.Saat ini sebagian besar manuskrip asli dari La Galigo terselamatkan dan tersimpan rapi di Museum Leiden,Belanda.
Dari lima kitab kuno karya sastra di atas,menunjukkan jika bangsa kita sangatlah hebat di masa lalu. Meski dengan keterbatasan,mereka bisa membuat sesuatu yang bisa dibilang abadi.
Semoga generasi muda sekarang tidak Lupa siapa leluhurnya.
Bisa melanjutkan kehebatan Nusantara .
Rahayu...
[31/8 16.16] rudysugengp@gmail.com: SEJARAH BUKU LECES (LETJES)
Nama Leces atau dalam ejaan lama ditulis Letjes telah menjadi sejarah yang sulit dilupakan bagi anak-anak sekolah era Tahun 1980 hingga 1990 an.
Pada tahun-tahun itu bagi anak sekolah, hususnya di kampung hanya mengenal satu jenis buku tulis saja, buku itu bermerek Leces/Letjes, sampulnya berwarna biru, apabila terkena hujan warnanya memudar, lucu memang, sebab pudaran warna birunya kadang melekat pada tas anak-anak sekolah yang kala itu kebanyakan terbuat dari kain, atau kadang juga melekat pada tangan bahkan baju seragam sekolah yang kebutulan berwarna putih.
Kenangan tentang buku tulis Leces memang sulit dilupakan. Kini buku yang bersejarah sekaligus buku yang mempopulerkan nama “Leces” itu seperti musnah ditelan zaman.
Buku Leces/Letjes diproduksi di sebuah Pabrik kertas tua yang sudah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda pada tahun 1939 di Probolinggo Jawa Timur. Pabrik kertas Leces didirikkan pemerintah Belanda dengan konsep pemanfaatan ampas tebu dari pabrik-pabrik gula milik pemerintah Belanda yang bertebaran di sekitaran Probolinggo.
Pabrik dari awal mula pendiriannya dikisahkan tanpa nama, hanya pabrik kertas saja, begitulah penduduk setempat mengenalnya, hanya saja di kemudian hari pabrik itu mendapatkan namanya, yaitu “Letjes/Leces”
Nama Leces/Letjes sebenarnya adalah nama desa dimana pabrik kertas itu berdiri, sekarang selain menjadi nama desa, Leces juga menjadi salah satu nama Kecamatan di wilayah Kabupaten Probolinggo.
Pabrik kertas Leces kini menjadi PT Kertas Leces Persero, atau perusahaan milik Negara (BUMN), hal ini tentu wajar sebab aset-aset milik pemerintah Belanda selepas kemerdekaan menjadi hak milik Negara.
PT Kertas Leces hingga kini masih memproduksi kertas, hanya saja produk-produk yang dihasilkan agaknya fokus pada jenis kertas print seperti kertas HVS A4, A5 dan lain sebagainya yang biasa digunakan untuk usaha fotocopy dan jasa pengetikan.
Pada Tahun 2010 PT Kertas Leces pernah dinyatakan pailit atau bangkrut, dan pada tahun 2014 bsngkit kembali setelsh ada suntikan dana dari Pemerintah. Pabrik kertas tertua kedua di Indonesia itu hingga kini masih berjalan meskipun dikabarkan sempoyongan. (Soni Jewelson/+)
[31/8 16.17] rudysugengp@gmail.com: Kisah Perkawinan Sunan Gunung Jati Dengan Nyimas Kawunganten
Nyimas Kawunganten merupakan istri Sunan Gunung Jati kedua asal Banten, dari perkawinan keduanya kelak melahirkan Hasanudin yang kemudian dinobatkan menjadi Sultan Banten pertama. Kisah mengenai perkawinan keduanya dikisahkan dalam beberapa naskah Cirebon dengan singkat dan jelas.
Kisah perkawinan tersebut dimulai dari kunjungan Ratu Krawang kepada Sunan Gunung Jati yang kebetulan dalam kunjungan tersebut beliau membawa serta Nyimas Kawunganten yang kala itu sedang cantik-cantiknya.
Kisah menganai perkawinan antara Sunan Gunung Jati Dengan Nyimas Kawunganten diceritakan dalam naskah mertasinga pupuh XVIII.11-16. Demikian kisahnya:
Setelah beberapa lama tinggal di Banten, pada suatu hari ada yang datang berkunjung pada Sunan Gunung Jati, yaitu Ratu Krawang yang datang untuk masuk agama Islam.
Melihat kedatangan puteri cantik yang datang bersama Ratu Krawang, lalu Sunan Gunung Jati bertanya “He Ratu Krawang, Puteri manakah yang datang bersamamu ini.?, dan siapakah gerangan namanya.?, disini akun belum pernah melihatnya”
Ratu Krawang menjawab “Dia masih termasuk bibi hamba, dia adalah Putri Permadi puti yang menjadi Raja di Cangkuang. Namanya Putri Kawunganten dia masih keturuan Pakuan Pajajaran. Bilamana baginda menghendaki, silahkan menyampaikannya pada paman Permadi Puti, murid tuan yang dahulu mencari udang sejodoh itu”.
Maka untuk kemudian, Arya Lumajang (Cakrabuana) kemudian memanggil adiknya Permadi Puti yang berada di Carbon Girang. Setibanya Permadi Puti, lalu Sunan Gunung Jati berkata “Paman, puterimu itu, akan kuminta keridoannya, dia akan kuperistri dengan benar”
Permintaan itu dijawab “Silahkan tuanku, lagipula bukankah anak ini, dan juga diri hamba adalah tuan juga yang memilikinya..?” Begitulah kisahnya.
Dari perkawinan keduanya lahir seorang anak perempuan yang diberi nama Ratu Winaon, kemudian adik laki-laki yang diberi nama Pangeran Sebakingkin yang kemudian menjadi Sultan Banten. Adapun Ratu Winaon, kelak dipersitri oleh orang sebrang yang bernama Pangeran Atas Angin yang berkedudukan di Jambu Karang.
Dalam sejarah, Pangeran Sebakingkin ini mempunyai nama lain Hasanudin, Raja Banten inilah yang kelak menaklukan Pajajaran dibantu oleh anaknya Maulana Yusuf. Adapun Putri Winaon kelak mengikuti suaminya ke seberang yaitu kepulau Sumatra di daerah yang disebut Atas Angin / Jambu Karang. Daerah tersebut sekarang identik dengan daerah Bengkulu ada juga yang mengatakan daerah Sumatra Barat/Minang.
#fbpro
#trending
#fyp
#sunangunungjati
#walisongo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar