Sabtu, 19 Maret 2022

MENINGGAL BEAYA SENDIRI

"Kok bisa ?. Kan sudah meninggal ?"

Inilah kenyataan yang sulit dipungkiri.

Tidak seperti biasanya.

Sore itu Noerkajatim (panggil Nurkayatim), Rabu : 2 Maret 2022 sekitar pukul 14.50 pergi ke kamar mandi. Bila ke kamar mandi tidak pernah cepat. Lama...karena mencuci baju sendiri. 

Usia 85 tahun yang seharusnya istirahat dan tidak perlu mencuci sendiri tidak dilakukan.

Kegiatan pagi dan sore rotin dilakukan.

Menantu dan cucu yang ada di rumah tersebut hafal dengan perilakunya.

Biasanya 15 menit kemudian lampu kamar mandi dinyalakan dari luar. 

"Lho...padhang...", itu yang sering di ucapkan.

Sore itu tidak ada suara terdengar.

Menantunya bergegas masuk kamar mandi.

Ternyata, bu Noer sudah terduduk. 

Kebetulan di rumah tersebut ada Dokter yang  juga cucunya sendiri yaitu Agung. Cucu perempuan, Vita menghubungi ayah dan bu Dhe nya.

Naluri Dokter yang selalu membawa peralatan Tensi, Alat Saturasi Oksigen, dan Peralatan Swab Antigen (Tentunya membeli sendiri) digunakan untuk pertolongan awal. Usaha menghidupkan denyut nadi lewat tekanan pada dada tidak berhasil. Saturasi 35 dan tes Swab  dalam proses. 

Mengingat masih ada kemungkinan hidup secara medis maka di bawa ke IRD dokter Sutomo.

Setelah di tangani beberapa saat dengan peralatan canggih dan modern, maka dinyatakan telah tiada.

Namun tetap menunggu 2 jam untuk keperluan medis. 

Sebelum di bawa ke IRD, secara bersamaan tetangga depan rumah membawa mobil ke rumah, biasanya jarang.

Menunggu 2 jam, Beaya pendaftaran, pemeriksaan, dan  pengurusan surat 115 ribu, Beaya di tempat jenazah sekitar 250 ribu + Jarit 70 ribu.

2,5 jam akhirnya jenazah sampai di rumah duka, Ambat III/11 Surabaya.

Sebelum tiba segala uba rampe untuk prosesi pemakaman disiapkan warga kampung, mulai dari tempat persemayaman, pemandian, kereta jenazah hingga terop.

Untuk seperangkat alat mandi, kembang, kapan dll. sebagai proses pengafanan di tanggung keluarga.

Sekitar 400 ribu lengkap belum termasuk batu nisan dan Jarit.

Ternyata bu Noer sudah menyiapkan 4 Jarit dalam almari + handuk sebelum meninggal.

Keduk makam 600 ribu.

Seminggu ambles 400 ribu.

Saat anaknya membuka almari di hari ke-7, ditemukan tumpukan uang sejak 2011 dengan catatan rapi berasal dari pemberian sanak saudara hingga senilai zakat mall 3.737.500 rupiah. Ditambah Sumbangan-sumbangan dari masyarakat 30 juta.

(Dari muridnya SD ada yang senilai 4,7 juta hingga 5  Juta).


Oleh ketiga anaknya, uang tersebut di zakati untuk nantinya saat bulan Ramadhan diberikan ke Masjid dekat  rumah.


Selama 7 hari dilaksanakan doa bersama oleh warga dan jamaah Masjid.

Meski hujan, warga tetap hadir.


Bu Noerkajatim telah membiayai dari kehidupan hingga kematiannya.

Semua Beaya berasal dari dirinya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peralatan Medang

 *Pralaya Medang, Serangan yang Meruntuhkan Kerajaan Mataram Kuno* Kompas.com, 10 Agustus 2021, 08:00 Widya Lestari Ningsih, Nibras Nada Nai...