[25/9 19.31] rudysugengp@gmail.com: Kisah 5
[25/9 19.31] rudysugengp@gmail.com: KEDIRI BUKAN HANYA GUDANG GARAM.......
Pramoedya Ananta Toer kurang lebih pernah menulis begini di novelnya, "Kamu boleh pintar setinggi langit, tapi kalau kamu tidak menulis maka kamu akan hilang dari ingatan masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian..."
Tetapi kalau menulis thok dan tidak pernah diterbitkan menjadi sebuah buku ya tulisan itu hanya akan menjadi konsumsi sendiri dan tidak begitu berdampak pada orang banyak. Masalahnya seberapa banyak sih ada orang yang mau menjadi penerbit buku? bisnis yang tidak terlalu jelas untungnya? apalagi menerbitkan buku di jaman kolonial Hindia Belanda dan bersaing keras dengan Penerbit Balai Pustaka yang dijadikan satu-satunya penerbitan resmi yang disubsidi oleh pemerintah kolonial?
Perkenalkan...inilah Tan Khoen Swie. Seorang Tionghoa yang punya nyali untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas? bukan dengan teriak-teriak sok nasionalis tetapi dengan tindakan nyata.
Lahir di Wonogiri tahun 1884 konon ia besar di kota kelahirannya dengan menjadi tukang rakit penyeberangan sungai Bengawan Solo. Lalu ia mengembara ke kota-kota lain sambil belajar menguasai bahasa Hakka sebagai bahasa pengantar dengan komunitas Tionghoa di mana pun dia tinggal. Dari pengembaraannya itulah ia kemudian menikahi seorang gadis dari Surabaya bernama Liem Gio Nio dan kelak memiliki 3 anak.
Pengembaraannya berhenti di Kediri. Di kota inilah Tan Khoen Swie semakin fasih berbahasa Jawa rendah maupun tinggi. Ia mampu membaca dan menulis aksara Jawa. Ia juga tertarik pada kebudayaan Jawa termasuk budaya wayang maupun ilmu kebatinan Kejawen.
Dia kemudian menghidupi kebudayaan Jawa tersebut dengan suka bermeditasi, puasa, berlaku vegetarian dan mempunyai minat tinggi pada hal-hal gaib dan ilmu Kejawen.
Minat kepada sastra dan kebatinan Jawa memberi ide baginya untuk mengembangkan bisnis penerbitan bernama Boekhandel Tan Khoen Swie, di rumah sekaligus tokonya (toko Soerabaia) di Jalan Dhaha Kediri. Bisnis itu ia didirikan tahun 1915, jadi 3 tahun sebelum Penerbit Balai Pustaka didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Melalui penerbitannya inilah Tan Khoen Swie benar-benar berkontribusi pada pengembangan kebudayaan Jawa. Fokus bisnisnya adalah buku berhuruf dan berbahasa Jawa, berhuruf latin dan berbahasa Jawa serta berhuruf latin dan berbahasa Melayu. Topik bukunya juga beragam dari buku masakan, pertanian, filsafat, pendidikan, sejarah, agama, sastra bahkan teknik berhubungan seksual suami isteri.
Tan Khoen Swie berjasa besar memasyarakatkan pengetahuan dan filsafat Jawa yang saat itu hanya terbatas dalam kepujanggaan kraton menjadi bentuk buku yang bisa dipelajari oleh semua kalangan masyarakat.
Semua buku-buku Jawa yang legendaris itu adalah terbitan dari Boekhandel Tan Khoen Swie:
- Primbon Jayabaya (Ronggowarsito)
- Serat Wedhatama (Mangkunegara IV)
- Serat Kalatidha (Ronggowarsito)
- Serat Gatholoco
- Serat Dharmogandul
- Serat Nitimani (ini buku kamasutra ala Jawa)
- Serat Babad Kediri
Selain aktif di dunia kebatinan, ia juga memimpin perkumpulan Kioe Kok Thwan, oranisasi Tionghoa Kediri yang melawan kolonial Belanda tahun 1935. Ia tidak pernah mau mengubah nama Tionghoa-nya untuk menunjukkan bahwa orang Tionghoa pun bisa menjadi orang Jawa dan Indonesia tanpa harus menanggalkan identitas aslinya.
Nasionalisme keindonesiaannya juga ditunjukkan dengan menerbitkan buku berbau anti kolonial berjudul "Atoeran dari Hal Melakoeken Hak Perkoempoelan dan Persidangan Dalem Hindia-Nederland" karangan R. Boediharjo (1932) serta buku "Tjinta Kebaktian Pada Tanah Air" tahun 1941.
Beberapa sastrawan dan pujangga seringkali bermeditasi di rumahnya untuk mendapat inspirasi dala penulisan karya tulisnya. Konon, Tan Khoen Swie juga menjadikan rumahnya sebagai tempat mampir para mantan pengikut Pangeran Diponegoro yang tercerai-berai.
Tan Khoen Swie sampai sekarang dihormati oleh para intelektual Jawa karena jasa dan kontribusinya pada Kasusastraan Jawa. Ia meninggal di Kediri tahun 1953. Anaknya, Tan Biang Liong, meneruskan usaha ayahnya bahkan sempat dipenjara 3 bulan karena menerbitkan buku Aji Asmorogomo, buku teknik berhubungan seksual untuk mendapatkan keturunan yang dilengkapi dengan ilustrasi. Kejadian ini menjadi salah satu penyebab anaknya menghentikan bisnis penerbitan di tahun 1963 untuk berkonsentrasi pada bisnis-bisnis lainnya.
Jadi sekarang ketahuilah, kawan. Kediri itu bukan hanya terkenal karena Gudang Garam-nya saja.
Ingatlah nama Tan Khoen Swie....ketika Anda sedang membaca buku.
Gara-gara dia orang lain jadi berpikir bahwa menjadi penerbit ternyata juga bisa menjadi penghidupan sekaligus mencerdaskan orang banyak.
Untuk jasa-jasanya itu pemerintah Republik Indonesia belum pernah memberikan penghargaan apa pun kepadanya.
(Osa Kurniawan Ilham)
#edisiimlek
#iqra
[25/9 19.36] rudysugengp@gmail.com: GOWOK
Adalah sebutan untuk perempuan dalam kebudayaan Jawa yang disewa untuk mengajarkan perihal rumah tangga dan seksualitas kepada laki-laki berusia remaja atau sebelum menikah.
Keluarga mempelai laki-laki menyewa Gowok untuk anak mereka sebelum menikah. Gowok akan mengajarkan tentang memuaskan istri dan memperkenalkan tubuh perempuan.
Biasanya remaja laki-laki bisa menghabiskan waktu selama beberapa lama dalam “asuhan gowok”. Masa ini disebut 'nyantrik.
Bisa berlangsung selama beberapa hari, bisa juga seminggu.
Sang remaja akan diajari bagaimana menjadi lelananging jagad yang sejati.
Bukan hanya soal urusan ranjang saja yang diajarkan oleh seorang gowok. Gowok pun akan mengajari berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan rumah tangga dan bagaimana cara memperlakukan istri dengan baik.
Gowok biasanya adalah perempuan dewasa berumur 20-40-an tahun.
Konon pada awalnya tradisi ini diperkenalkan oleh wanita asal Tiongkok bernama Goo Wok Niang yang datang ke Jawa bersama dengan Laksamana Cheng Ho pada tahun 1415-an.
Istilah Gowok diambil untuk mengenang Goo Wok Niang, namun karena orang Jawa sulit melafalkan dialek Cina maka lama kelamaan nama Goo Wok Niang hanya disebut Gowok saja.
Berjalannya waktu praktik tersebut yang awalnya tersebar dari mulut ke mulut di kalangan tertentu, pada akhirnya dikenal banyak masyarakat Jawa hingga menjadi tradisi turun temurun di kemudian harinya.
Tradisi Gowok yang sudah ratusan tahun ini terakhir marak di daerah Purworejo dan Banyumas, namun mulai hilang di era 1960-an, lantaran memang tradisinya melanggar norma dan agama.
Ada sederetan penulis yang mengangkat cerita tentang gowok ini, salah satu penulis pertama nya adalah Liem Khing Hoo / pena Romano pada tahun 1936
Googling berbagai sumber
[25/9 19.37] rudysugengp@gmail.com: 4 PERBEDAAN ORANG JAWA DAN SUNDA, MULAI DARI ASAL USUL HINGGA CIRI KHAS KARAKTER
Pulau Jawa merupakan pusat peradaban di Indonesia. Akan tetapi dengan hadirnya Ibu Kota Negara (IKN) baru bisa saja peradaban bangsa Indonesia tidak akan berpusat lagi di Pulau ini.
Namun, ada hal yang menarik bila kita berbicara tentang pulau Jawa. Pasalnya Pulau ini dihuni oleh dua suku bangsa yang sangat besar, yakni suku Jawa dan suku Sunda.
Jika populasi dari kedua suku ini digabungkan maka hasilnya hampir mencapai 60% dari populasi bangsa Indonesia.
Walaupun sama-sama mendiami pulau Jawa, ada beberapa perbedaan dari kedua suku terbesar di Indonesia ini.
Berikut ini akan dibahas mengenai perbedaan antara orang Jawa dan Sunda.
1. ASAL USUL
Nama jawa berasal dari kata "Yava" yang artinya jelai atau tanaman padi-padian. Hal ini mengarah kepada nama pulau yavadwipa yang sekarang disebut pulau Jawa. Pusat peradaban orang Jawa ada di dekat gunung-gunung aktif yang subur.
Sedangkan nama Sunda berasal dari kata "Sund" yang artinya bercahaya. Hal ini mengarah kepada karakter kulit orang Sunda itu sendiri yang lebih putih ketimbang pendatang dari Cola India maupun tetangga mereka yakni orang Jawa.
Hal ini dikarenakan pusat peradaban orang Sunda ada di dataran tinggi dan orang-orang Sunda umumnya memiliki kulit yang lebih terang.
2. STRUKTUR MASYARAKAT
Masyarakat Sunda jauh lebih egaliter daripada masyarakat Jawa yang lebih feodal. Dapat kita nilai dari bahasanya.
Bahasa Sunda yang belum terpengaruh budaya Jawa Mataram seperti Banten tidak memiliki struktur kasar, tengah, dan halus.
Hal ini dikarenakan budaya Keraton dan feodalisme di wilayah timur Jawa sangat kental jika dibandingkan dengan di barat.
3. KARAKTER POSITIF
Orang Jawa terkenal pekerja keras, ambisius, dan cukup serius. Bangsa ini dikenal banyak memiliki pencapaian seperti membangun Candi Borobudur, Candi Prambanan, Kompleks Dieng, dan lain sebagainya.
Selain itu orang Jawa juga tercatat memiliki jejak imperialis dilihat dari Kerajaan Singasari dan Majapahit. Orang Jawa juga terkenal mau hidup susah dan gemar merantau.
Sedangkan orang Sunda terkenal lebih santai dan humoris walau tidak sebanyak orang Jawa, orang Sunda sangat terkenal di bidang Entertainment.
Tentunya ini bukan hanya dikarenakan tampang mereka yang rupawan, namun juga humor mereka yang mengena ke semua kalangan.
4. KARAKTER NEGATIF
Stereotip negatif orang Jawa yang paling umum adalah tidak terus terang dan bermuka dua. Dalam sejarah orang Jawa adalah ahli dalam serangan tiba-tiba dan gerilya.
Mulai dari Perang Diponegoro, Perang Majapahit melawan Mongol, Perang Bubat dann hampir semua perang yang terjadi berawal dari orang Jawa yang menyerang tanpa pernyataan perang.
Selain itu, Nenek Moyang bangsa Jawa juga terkenal dengan siasat politik tusuk menusuknya. Hal itu dapat kita lihat dalam sejarah bahwa orang Jawa sering berperang dengan sesamanya dikenal sebagai bangsa yang ekspansionis.
Sedangkan stereotip negatif orang Sunda yang paling umum adalah malas, kurang ambisius, dan hanya mengandalkan wajah.
Dalam sejarah kerajaan-kerajaan Sunda tidak begitu ekspansionis bahkan walaupun ada wilayahnya yang dicaplok oleh orang Jawa.
Stereotip mereka yang kurang ambisius ini mungkin lahir dari keengganan banyak orang Sunda untuk merantau karena menganggap tanah Pasundan sendiri sudah sangat mencukupi untuk mereka. Ditambah lagi kondisi tanah Pasundan yang jarang perang antar Kadipaten.
Itulah beberapa perbedaan orang Jawa dan orang Sunda. Artikel ini tidak ada maksud untuk meninggikan atau merendahkan salah satu suku dari kedua suku bangsa yang besar ini.
Suku Jawa ataupun suku Sunda sekarang sudah menjadi satu bangsa Indonesia bersama dengan suku-suku lainnya.
SUMBER: UrbanJabar.com
[25/9 19.38] rudysugengp@gmail.com: Kronologi sejarah pulau Jawa dari tahun 10.000 Sebelum Masehi sampai 2017. Dimulai dari munculnya serangkaian kebudayaan maju seperti Gunung Padang, kemudian lahirnya kerajaan-kerajaan kuno yang dipelopori oleh Salakanagara dan Tarumanagara, tumbuhnya imperium Hindu-Buddha seperti Singhasari dan Majapahit, kedatangan negeri-negeri Islam, sampai masa kegelapan pada masa kekuasaan bangsa Eropa, hingga kelahiran Indonesia Raya... Semoga bermanfaat! :>
------
Sebelum Masehi:
10000 SM - Kebudayaan Gunung Padang muncul di Cianjur.
9500 SM - Kebudayaan Goa Pawon muncul di Bandung.
7500 SM - Kebudayaan Pangguyangan muncul di Sukabumi.
4000 SM - Tahap kedua kebudayaan Gunung Padang.
3000 SM - Kebudayaan Cibedug muncul di Lebak.
2000 SM - Tahap ketiga kebudayaan Gunung Padang.
1000 SM - Kebudayaan Cipari muncul di Kuningan.
800 SM - Kebudayaan Pasir Angin muncul di Bogor.
500 SM - Cipari ditinggalkan.
400 SM - Gunung Padang ditinggalkan. Kebudayaan Buni muncul di Bekasi. Pasir Angin berkembang menjadi peradaban kuno Caringin Kurung.
Abad 1-4:
100 M - Buni berkembang menjadi peradaban Sagara Pasir. Peradaban kuno Teluk Lada muncul di Pandeglang.
130 M - Dewawarman, seorang perantau dari Pallawa mendirikan kerajaan Salakanagara di Teluk Lada.
132 M - Berita Cina menyebutkan tentang keberadaan Salakanagara.
150 M - Ptolemeus dari Yunani menyebutkan negeri Argyre dalam salah satu peta dunianya, yang kemungkinan merujuk pada Salakanagara.
300 M - Serangkaian peradaban awal tumbuh di timur Salakanagara.
358 M - Jayasinghawarman dari Shalankayana mendirikan kerajaan Tarumanagara di Bekasi.
362 M - Salakanagara menjadi bawahan Tarumanagara.
363 M - Santanu dari Gangga mendirikan kerajaan Indraprahasta di Cirebon.
395 M - Purnawarman naik tahta menjadi raja Tarumanagara.
397 M - Ibukota Tarumanagara dipindahkan ke Sundapura.
399 M - Indraprahasta menjadi bawahan Tarumanagara.
Abad 5:
417 M - Prasasti Tugu.
434 M - Raja Purnawarman wafat. Wisnuwarman naik tahta menggantikan ayahnya.
437 M - Pemberontakan Cakrawarman.
456 M - Aji Saka, diperkirakan seorang perantau dari negeri Indo-Skithia (kerajaan Saka), tiba di Rembang dan mendirikan peradaban kuno Medang Kamulan. Ini menandai dimulainya peradaban di Bumi Jawa.
528 M - Tarumanagara mengirimkan utusan pertamanya ke negeri Cina (Dinasti Sui).
535 M - Suryawarman menaiki tahta Tarumanagara. Ia meninggalkan Sundapura dan mendirikan ibukota baru di timur. Sundapura lalu berkembang menjadi kerajaan bawahan bernama Sunda Sembawa.
536 M - Manikmaya mendirikan kerajaan Kendan di Nagreg, tanah yang dihadiahkan oleh Maharaja Tarumanagara kepadanya.
Abad 7:
612 M - Wretikandayun, putra Manikmaya mendirikan kerajaan Galuh.
628 M - Linggawarman menaiki tahta Tarumanagara. Ia menikahkan kedua putrinya masing-masing kepada Tarusbawa (penguasa Sunda) dan Dapunta Hyang (penguasa Sriwijaya).
632 M - Kerajaan Kalingga muncul di Jepara, diperkirakan didirikan oleh seorang perantau bernama Bhanu dari Kalinga di India timur.
648 M - Kartikeyasinga menjadi raja Kalingga.
664 M - Seorang biksu Tang bernama Huining mengunjungi kerajaan Kalingga untuk menemui resi Jhanabhadra.
669 M - Tarumanagara runtuh dan terpecah menjadi dua, Sunda dan Galuh.
671 M - Prabu Wiragati mendirikan kerajaan Saunggalah di Kuningan sebagai bawahan Galuh.
674 M - Maharani Shima naik tahta di Kalingga.
686 M - Sriwijaya menaklukkan pesisir Tatar Sunda. Tarusbawa mundur ke selatan dan memindahkan ibukota kerajaan ke pedalaman Pakuan Pajajaran (Bogor), sementara kota pelabuhan di Banten dan Jakarta diduduki oleh Sriwijaya.
695 M - Ratu Shima membagi kerajaannya menjadi dua: Kalingga Utara (Mataram) dan Kalingga Selatan (Sambara).
Abad 8:
702 M - Mandiminyak menaiki tahta Galuh.
709 M - Sena (Bratasena) menaiki tahta Galuh.
716 M - Kudeta di Galuh. Purbasora menggulingkan raja Sena dari tahtanya. Sena lolos dan meminta perlindungan kepada Tarusbawa di Pakuan.
721 M - Sanjaya, putra Sena dan cucu Shima menyerbu Galuh untuk membalaskan dendam ayahnya. Indraprahasta menjadi daerah pertama yang ia taklukkan.
722 M - Sanjaya menaklukkan Saunggalah (Kuningan).
723 M - Sanjaya menyerbu istana Galuh, menewaskan Purbasora. Ia kemudian menobatkan dirinya menjadi raja Galuh. Pada tahun yang sama, Tarusbawa menikahkan putrinya dengan Sanjaya. Sanjaya otomatis menjadi penguasa Sunda dan Galuh sekaligus, menyatukan kedua negeri tersebut.
732 M - Ratu Shima wafat. Sanjaya mendirikan kerajaan Mataram. Ia menunjuk Tamperan sebagai penguasa Sunda-Galuh, dan Demunawan sebagai penguasa Saunggalah.
739 M - Galuh memerdekakan diri dari Sunda setelah serangkaian peristiwa besar (kudeta, perang, dan perjanjian). Manarah menjadi penguasa Galuh dengan gelar Prabu Jayaprakosa sementara putra Tamperan, Banga menjadi raja Sunda. Keduanya kemudian menjadi bawahan Sriwijaya.
752 M - Sriwijaya menaklukkan Kalingga.
759 M - Raja Banga memerdekakan Sunda dari kekuasaan Galuh.
760 M - Panangkaran naik tahta menggantikan Sanjaya. Gajayana mendirikan kerajaan Kanjuruhan di Jawa Timur.
770 M - Dinasti Sailendra berkuasa di Mataram.
775 M - Dharanindra menaiki tahta Mataram. Sailendra menjadi penguasa di Sriwijaya. Candi Borobudur mulai dibangun.
778 M - Pembangunan Candi Kalasan dan Candi Sari.
782 M - Prasasti Kelurak.
787 M - Sailendra menyerang Champa di Vietnam Selatan dan Chenla di Kamboja
789 M - Gajayana wafat. Kanjuruhan bersatu dengan Mataram.
792 M - Samaratungga menaiki tahta Mataram. Kompleks percandian Candi Sewu selesai dibangun.
798 M - Prabu Jayaprakosa wafat.
Abad 9:
802 M - Penguasa Kamboja Jayawarman II memerdekakan diri dari kekuasaan Wangsa Sailendra dan mendirikan kerajaan Khmer.
819 M - Rakyan Wuwus naik tahta di Sunda bergelar Prabu Gajah Kulon. Ia menyatukan kembali kerajaan Sunda dan Galuh dalam satu pemerintahan.
825 M - Candi Borobudur selesai dibangun.
847 M - Wangsa Sailendra terusir dari Jawa. Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya menaiki tahta Mataram. Candi Prambanan dibangun.
856 M - Balaputradewa, seorang pangeran Sailendra dari Jawa menjadi Maharaja Sriwijaya. Dyah Lokapala (Kayuwangi) menaiki tahta Mataram.
880 M - Peristiwa Wuatan Tija.
882 M - Gunung Merapi meletus.
899 M - Dyah Balitung menaiki tahta Mataram.
900 M - Mataram menjalin hubungan persahabatan dengan kerajaan-kerajaan Hindu di Filipina. Kebudayaan maju muncul di Blambangan.
Abad 10:
905 M - Mataram menaklukkan Bali.
924 M - Dyah Wawa naik tahta di Mataram.
927 M - Sriwijaya memulai invasi terhadap Mataram.
929 M - Perang Sriwijaya-Mataram usai. Sisa prajurit Mataram pimpinan Mpu Sindok dibantu oleh rakyat Nganjuk berhasil mengalahkan pasukan Sriwijaya di desa Anjuk Ladang. Mpu Sindok mendirikan kerajaan Medang dan Wangsa Isyana yang berpusat di Jawa Timur.
932 M - Prasasti Kebon Kopi II.
937 M - Prasasti Anjuk Ladang. Mpu Sindok mendirikan tugu di Nganjuk sebagai ungkapan kemenangan melawan pasukan Sriwijaya.
960 M - Gunung Merapi meletus.
985 M - Dharmawangsa Teguh menaiki tahta Medang.
986 M - Ketut Wijaya, seorang pangeran Mataram mendirikan kerajaan Wengker.
988 M - Medang menyerang kota Palembang di Sriwijaya.
990 M - Medang kembali menyerang Palembang dan berhasil mendudukinya.
992 M - Pasukan Sriwijaya merebut kembali kota Palembang.
996 M - Epos Mahabharata diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno untuk pertama kalinya.
997 M - Prasasti Hujung Langit. Medang menduduki Lampung.
Abad 11:
1016 M - Peristiwa Mahapralaya. Serangan Raja Wurawari dari negeri Lwaram (Ngloram) yang menewaskan Raja Dharmawangsa dan sebagian besar bangsawan Medang. Kerajaan Medang otomatis musnah.
1019 M - Airlangga mendirikan istana Watan Mas di Pasuruan.
1025 M - Invasi Kerajaan Chola terhadap Sriwijaya. Airlangga mulai memperluas wilayah kekuasaan negerinya.
1028 M - Rajendra Chola menunjuk Sri Dewa sebagai raja baru Sriwijaya dibawah Dinasti Chola.
1030 M - Airlangga menaklukkan Hasin, Wuratan, dan Lewa. Sri Jayabupati menaiki tahta Sunda. Ia memerdekakan kerajaannya dari jajahan Sriwijaya.
1031 M - Airlangga menaklukkan Wengker. Lewa memberontak, namun berhasil ditumpas.
1032 M - Ratu Tulodong penguasa Lodoyong menyerang Airlangga dan menghancurkan istana Watan Mas. Airlangga berhasil lolos dan membangun ibukota baru di Kahuripan. Ia kemudian menundukkan Lwaram, membalaskan dendam Dharmawangsa.
1035 M - Mpu Kanwa menggubah naskah Arjunawiwaha. Pemberontakan raja Wengker.
1036 M - Airlangga membangun Asrama Sri Wijaya.
1037 M - Pemberontakan Wengker berhasil ditumpas. Airlangga berhasil menaklukkan seluruh Bumi Jawa.
1042 M - Airlangga memindahkan ibukota ke Dahanapura (Daha). Ia kemudian membagi Kahuripan masing-masing kepada kedua putranya: Samarawijaya di Panjalu dan Garasakan di Janggala. Airlangga kemudian pergi menyepi. Lodoyong menjadi negara yang merdeka kembali.
1044 M - Perang saudara antara Janggala dan Panjalu.
1049 M - Airlangga wafat dalam pertapaannya.
1052 M - Panjalu menjadi bawahan Janggala.
1066 M - Sriwijaya merdeka dari Chola.
1088 M - Sriwijaya menjadi bawahan kerajaan Melayu Dharmasraya (Mauli).
1100 M - Janggala menaklukkan Madura.
Abad 12:
1104 M - Panjalu merdeka dari Janggala.
1116 M - Lodoyong menjadi bawahan Panjalu.
1135 M - Sri Jayabaya naik tahta di Panjalu. Ia berhasil menaklukkan Janggala. Panjalu berganti nama menjadi Kediri.
1157 M - Kakawin Bharatayudha ditulis, sebagai kiasan kemenangan Kediri atas Janggala.
1159 M - Prabu Jayabaya wafat. Terjadi perebutan tahta antara kedua putranya. Janggala mengambil kesempatan ini untuk memerdekakan diri.
1175 M - Darmasiksa naik tahta di Sunda. Putranya, Jayadarma menikah dengan putri Singhasari bernama Dyah Lembu Tal. Kelak keduanya memiliki putra bernama Wijaya, seorang tokoh besar dalam beberapa dekade ke depan.
1183 M - Dinasti Mauli berkuasa sepenuhnya di Sumatra, mengakhiri dominasi Sriwijaya.
1185 M - Janggala dan Kediri kembali bersatu, melalui jalur pernikahan.
1190 M - Kertajaya naik tahta di Kediri.
1193 M - Pasukan Janggala menyerbu Kediri dan berhasil menduduki kota dan istana Daha. Kertajaya terpaksa mengungsi dari istananya.
1194 M - Kertajaya memimpin pasukan Kediri menggempur dan menaklukkan Janggala.
Abad 13:
1205 M - Ken Arok menjadi penguasa Tumapel dan memerdekakan diri dari kekuasaan Kediri.
1221 M - Pertempuran Ganter. Prabu Kertajaya tewas di tangan Ken Arok.
1222 M - Kediri menjadi bawahan Tumapel. Ken Arok menjadi penguasa tertinggi di Bumi Jawa.
1227 M - Ken Arok tewas diracun oleh Anusapati, yang kemudian menggantikannya sebagai raja Tumapel.
1248 M - Wisnuwardhana menjadi raja Tumapel.
1250 M - Kediri disatukan kembali dengan Tumapel.
1252 M - Erupsi gunung Merapi.
1254 M - Tumapel berganti nama menjadi Singhasari.
1255 M - Prasasti Mula Malurung.
1257 M - Erupsi dahsyat gunung Samalas di pulau Lombok.
1258 M - Perubahan iklim akibat erupsi gunung Samalas. Sebagian besar Bumi mengalami musim dingin berkepanjangan. Gerhana Bulan total terjadi pada bulan Mei.
1263 M - Iklim Bumi kembali normal.
1268 M - Kertanegara menaiki tahta Singhasari.
1275 M - Singhasari memulai ekspedisi penaklukkan Tanah Melayu. Armada besar pimpinan Kebo Anabrang berangkat ke Sumatra.
1284 M - Pasukan Singhasari pimpinan Wijaya (menantu Kertanegara dan seorang pangeran Sunda) menundukkan Bali.
1286 M - Penaklukkan Melayu selesai. Kertanegara menghadiahkan arca Amoghapasa kepada penguasa Dharmasraya.
1289 M - Dinasti Yuan mengirim utusan yang meminta agar Singhasari tunduk pada kekuasaan Mongol. Kertanegara dengan tegas menolak dan memotong telinga sang utusan.
1292 M - Pemberontakan Jayakatwang. Kertanegara tewas di tangan Jayakatwang (adipati Kediri), menandai runtuhnya Singhasari dan kembali bangkitnya Kediri. Wijaya bersedia tunduk lalu mendirikan desa Majapahit sebagai bawahan Kediri. Di tahun yang sama, pasukan Mongol mendarat di pesisir utara Jawa timur dan menduduki kota-kota pelabuhan dari Tuban hingga Ujung Galuh (Surabaya).
1293 M - Aliansi Mongol-Majapahit menghancurkan kota Daha. Jayakatwang ditangkap dan menjadi tawanan Mongol. Wijaya kemudian mengusir pasukan Mongol saat mereka lengah dan mendirikan kerajaan Majapahit. Dalam perjalanan kembali ke Khanbaliq, pasukan Mongol membunuh Jayakatwang yang menjadi tawanan mereka.
1295 M - Ranggalawe, salah satu pendiri Majapahit yang menjabat sebagai adipati Tuban tewas dalam suatu konspirasi oleh Halayudha, seorang licik yang berambisi menjadi mahapatih Majapahit. Ia tewas di tangan Kebo Anabrang (mantan panglima ekspedisi Pamalayu), yang langsung dibunuh saat itu juga oleh Lembu Sora, paman Ranggalawe. Arya Wiraraja, penguasa Lumajang dan ayah Ranggalawe memerdekakan negerinya dari Majapahit.
Abad 14:
1300 M - Lembu Sora tewas di tangan mahapatih Nambi setelah keduanya diadu domba oleh Halayudha.
1309 M - Wijaya wafat. Sahabatnya, Nambi mengundurkan diri dari jabatan mahapatih Majapahit dan menjadi raja di Lumajang. Tahta diserahkan kepada Jayanagara, putra Wijaya dengan Dara Petak, seorang putri dari Dharmasraya.
1313 M - Gajah Mada menjadi kepala pasukan khusus Bhayangkara.
1316 M - Nambi, salah satu pendiri Majapahit tewas akibat difitnah oleh Halayudha dan Jayanagara. Lumajang dianeksasi oleh Majapahit. Halayudha diangkat sebagai mahapatih baru.
1319 M - Pemberontakan Dharmaputra Winehsuka pimpinan Ra Kuti. Trowulan berhasil diduduki, namun dapat direbut kembali oleh pasukan Bhayangkara pimpinan Gajah Mada yang kemudian menumpas para Dharmaputra. Jabatannya dinaikkan menjadi patih. Halayudha dihukum mati setelah segala fitnah yang ia perbuat di masa lalu terbongkar.
1321 M - Odorico da Pordenone dari Venesia mengunjungi Majapahit.
1325 M - Majapahit mengirim Adityawarman sebagai duta besar ke Khanbaliq untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Dinasti Yuan.
1328 M - Jayanagara dibunuh oleh Ra Tanca, anggota Dharmaputra terakhir yang masih hidup. Tanca kemudian langsung dibunuh oleh Gajah Mada saat itu juga. Tahta Majapahit diserahkan kepada Tribhuwanatunggadewi.
1329 M - Pemberontakan Keta.
1331 M - Pemberontakan Sadeng.
1332 M - Adityawarman kembali pergi ke Khanbaliq sebagai duta besar Majapahit.
1334 M - Hayam Wuruk lahir.
1336 M - Ratu Tribhuwana mengangkat Gajah Mada sebagai mahapatih, yang kemudian mengucapkan Sumpah Palapa.
1337 M - Wang Dayuan, seorang pengelana Yuan-Mongol mengunjungi Majapahit dan melaporkan tentang adanya sisa-sisa pasukan Mongol yang menetap dan membentuk komunitas Muslim Hui di lembah Gelam, Sidoarjo.
1339 M - Majapahit menaklukkan negeri-negeri di Sumatra dan Malaya yang belum tunduk. Adityawarman diangkat sebagai gubernur Sumatra.
1343 M - Gajah Mada dan Adityawarman memimpin pasukan Majapahit menaklukkan Bali dan Lombok.
1350 M - Hayam Wuruk menaiki tahta Majapahit. Majapahit menguasai Bawean.
1357 M - Perang Bubat. Raja Sunda tewas dalam suatu kesalahpahaman oleh Gajah Mada. Hayam Wuruk yang kecewa kemudian mencabut jabatan sang mahapatih dan mengasingkannya ke Madakaripura. Majapahit menaklukkan Sumbawa.
1359 M - Gajah Mada diangkat kembali sebagai mahapatih, namun memerintah dari Madakaripura. Hayam Wuruk mengunjungi Malang.
1364 M - Gajah Mada wafat.
1365 M - Puncak kejayaan Majapahit di bawah pimpinan Prabu Hayam Wuruk. Kakawin Nagarakretagama selesai ditulis oleh Mpu Prapanca, yang menuliskan daftar wilayah kekuasaan Majapahit serta negara-negara sahabatnya.
1371 M - Prabu Niskala Wastukancana naik tahta di Sunda.
1376 M - Wijayarajasa mendirikan keraton Majapahit Timur (Blambangan), namun masih sebagai bawahan Majapahit pusat. Adityawarman wafat.
1377 M - Pemberontakan kerajaan-kerajaan di Sumatra: Pagaruyung, Palembang, dan Dharmasraya. Berhasil ditumpas oleh Majapahit, namun berakibat lepasnya Pagaruyung.
1382 M - Wastukancana membagi Tatar Sunda kepada kedua putranya. Sunda pun kembali terpecah menjadi Sunda dan Galuh.
1389 M - Hayam Wuruk wafat. Wikramawardhana naik tahta menggantikannya.
1398 M - Majapahit menaklukkan Tumasik.
Abad 15:
1404 M - Perang Paregreg, perang sipil Majapahit dimulai. Wirabhumi memerdekakan Majapahit Timur dari keraton Majapahit Barat pimpinan Wikramawardhana. Sunan Gresik mendirikan Walisongo, sebuah majelis dakwah Islam.
1405 M - Ekspedisi laut Dinasti Ming pimpinan Laksamana Cheng Ho mengunjungi kedua keraton Majapahit.
1406 M - Keraton Majapahit Timur diserbu dan diduduki. Seluruh penghuni keraton termasuk sejumlah besar utusan Tionghoa anggota ekspedisi Dinasti Ming tewas dalam serangan itu. Wirabhumi sendiri berhasil lolos namun kemudian dikejar dan dibunuh oleh Raden Gajah. Perang Paregreg pun berakhir.
1408 M - Armada Cheng Ho kembali mengunjungi Majapahit, kali ini untuk menagih hutang atas terbunuhnya utusan Ming saat Perang Paregreg.
1415 M - Kaisar Dinasti Ming mengakui kedaulatan Majapahit atas Palembang.
1419 M - Sunan Gresik wafat.
1427 M - Wikramawardhana wafat. Suhita naik tahta sebagai ratu Majapahit.
1430 M - Pangeran Walangsungsang alias Cakrabuana, putra sulung Siliwangi mendirikan kesultanan Cirebon sebagai bawahan Galuh.
1442 M - Raden Paku alias Sunan Giri lahir.
1448 M - Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati lahir.
1450 M - Raden Said alias Sunan Kalijaga lahir.
1475 M - Raden Patah mendirikan kesultanan Demak sebagai bawahan Majapahit.
1477 M - Semarang menjadi bawahan Demak.
1478 M - Kudeta di Trowulan. Raja Majapahit terakhir yang sah, Kertabhumi tewas terbunuh dalam serangan yang dilancarkan oleh Girindrawardhana dari Daha, keturunan Wirabhumi. Raden Patah, putra mahkota Majapahit yang sah memerdekakan Demak dan menyerbu Daha, namun menemui kegagalan.
1479 M - Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati menggantikan kedudukan Cakrabuana sebagai penguasa Cirebon.
1482 M - Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi naik tahta di Sunda. Ia kembali menyatukan Sunda dan Galuh ke dalam satu pemerintahan, serta merebut Lampung dari Majapahit. Kerajaan Sunda kemudian berganti nama menjadi Pajajaran. Di tahun yang sama, Sunan Gunung Jati memproklamasikan kemerdekaan Cirebon dari Pajajaran.
1487 M - Raden Paku alias Sunan Giri mendirikan pesantren Giri Kedaton di Gresik, yang berkembang menjadi pusat pendidikan Islam dan negara-kota pelabuhan yang kaya.
Abad 16:
1506 M - Sunan Giri wafat.
1511 M - Demak melancarkan ekspansi ke wilayah sekitarnya. Sedayu, Tegal, dan Kudus berturut-turut jatuh ke dalam kekuasaannya. Di Malaya, Portugis menguasai Malaka. Kesultanan Malaka runtuh dan Portugis resmi menjadi pengendali Selat Malaka.
1513 M - Tome Pires, seorang pengelana Portugis mengunjungi pulau Jawa dan mencatatkan perjalanannya tersebut di dalam bukunya, Suma Oriental. Panglima Demak, Pati Unus mengirim ekspedisi militer ke Malaka, namun menemui kegagalan. Majapahit beraliansi dengan Klungkung dari Bali untuk menyerbu Demak, namun dapat dipukul mundur.
1515 M - Cirebon menjadi bawahan Demak.
1517 M - Majapahit menjalin hubungan diplomatik dengan Portugis.
1518 M - Raden Patah wafat. Pati Unus naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Ia kemudian memimpin penaklukkan Demak atas Jepara.
1521 M - Demak kembali menyerbu Malaka, namun kembali menemui kegagalan dan Pati Unus gugur. Trenggana naik tahta sebagai sultan Demak menggantikan kakaknya. Pada tahun yang sama, Prabu Siliwangi mengirim utusan ke Malaka Portugis untuk menjalin hubungan persahabatan. Tak lama kemudian, sang Prabu wafat. Tahta Pajajaran diserahkan kepada Surawisesa, putra sekaligus utusan yang sebelumnya ia kirim ke Malaka Portugis.
1522 M - Perjanjian Sunda Kalapa antara Pajajaran-Portugis. Surawisesa memperbolehkan Portugis membangun benteng di Sunda Kalapa dengan jaminan kerajaannya diberi bantuan militer.
1526 M - Kesultanan Cirebon dan Demak beraliansi untuk menggempur kerajaan Pajajaran. Sunan Gunung Jati mendirikan kesultanan Banten sebagai bawahan Cirebon.
1527 M - Majapahit runtuh. Demak menyerbu kota Tuban dan Daha, pertahanan terakhir kerajaan Majapahit pimpinan Girindrawardhana. Sang Prabu berhasil meloloskan diri ke Panarukan dan menjadi raja Blambangan. Demak juga menyerbu dan menduduki pesisir utara Pajajaran, termasuk Sunda Kalapa yang kemudian diganti namanya menjadi Jayakarta oleh Fatahillah, panglima militer Demak. Ratna Kencana, putri Sultan Trenggana mendirikan kerajaan Kalinyamat sebagai bawahan Demak.
1528 M - Perang Palimanan antara Cirebon dengan Galuh, kerajaan bawahan Pajajaran. Rajagaluh dianeksasi oleh Cirebon. Demak menundukkan Wirosari dan Wirasaba. Blambangan pimpinan Girindrawardhana mengirimkan utusan ke Malaka Portugis.
1529 M - Pangeran Cakrabuana wafat. Demak menundukkan kadipaten Purbaya dan Gegelang di Madiun.
1530 M - Demak menundukkan Medangkungan di Blora dan Jogorogo di Ngawi. Perang Palimanan berakhir dengan kekalahan Galuh dan dianeksasinya wilayah itu ke dalam kekuasaan Cirebon.
1531 M - Demak menundukkan Surabaya. Perjanjian damai antara Pajajaran dengan aliansi Cirebon-Demak.
1533 M - Prasasti Batutulis.
1535 M - Ratu Dewata menaiki tahta Pajajaran. Seorang raja yang menghabiskan sebagian besar waktunya hanya untuk bertapa dan menyepi.
1536 M - Toyib, seorang ulama Aceh tiba di Jepara untuk menyebarkan Islam. Ia kemudian menikah dengan Ratu Kalinyamat dan diberi gelar Sultan Hadlirin.
1541 M - Demak berturut-turut menundukkan Lamongan dan Blitar.
1543 M - Ratu Sakti naik tahta di Pajajaran menggantikan Ratu Dewata. Berbanding terbalik dengan ayahnya, Sakti adalah seorang raja yang lalim dan kejam.
1545 M - Sultan Trenggana menyerbu Blambangan dan berhasil merebut Pasuruan. Trenggana juga menaklukkan kerajaan Sengguruh di Malang.
1546 M - Trenggana wafat dalam pertempuran melawan Blambangan di Panarukan. Sunan Prawoto naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Kalinyamat melepaskan diri dari Demak setelah Sultan Hadlirin tewas terbunuh dalam suatu konspirasi oleh Prawoto dan Arya Penangsang. Ratna Kencana kembali menjadi Ratu Kalinyamat.
1548 M - Sunan Prapen ditunjuk menjadi pemimpin Giri Kedaton.
1549 M - Prawoto tewas di tangan Arya Penangsang, yang kemudian menggantikannya sebagai sultan Demak. Jaka Tingkir mendirikan kerajaan Pajang dan bergelar Hadiwijaya. Sunan Kudus mendirikan Masjid Menara Kudus.
1550 M - Sunan Kudus wafat. Ratu Kalinyamat bekerjasama dengan kesultanan Johor menggempur Malaka Portugis. Meski sempat menduduki sebagian besar kota Malaka, namun aliansi Johor-Kalinyamat ini akhirnya dapat dipukul mundur oleh pasukan Portugis.
1552 M - Sunan Gunung Jati mengangkat putranya, Maulana Hasanuddin menjadi sultan Banten. Banten pun merdeka dari Cirebon, lalu menundukkan Lampung.
1554 M - Arya Penangsang tewas di tangan Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan yang memimpin pasukan pemberontak suruhan Hadiwijaya dari Pajang. Kesultanan Demak pun resmi runtuh. Pajang muncul sebagai penguasa baru di Jawa. Demak, Jepara, dan Jipang menjadi bawahan Pajang.
1556 M - Hadiwijaya menghadiahkan tanah Mataram kepada Ki Ageng Pemanahan atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang. Sunan Kalijaga wafat.
1560 M - Portugal mendirikan pos dagang di Panarukan.
1567 M - Prabu Suryakancana naik tahta sebagai raja terakhir Pajajaran.
1568 M - Sunan Prapen mengadakan pertemuan antara Hadiwijaya dengan para penguasa di Jawa Timur pimpinan Panji Wiryakrama dari Surabaya. Seluruh Jawa Timur kecuali Blambangan dan Madura pun resmi bersatu dengan Pajang. Sunan Gunung Jati wafat. Fatahillah diangkat sebagai sultan Cirebon menggantikannya.
1570 M - Fatahillah wafat. Maulana Hasanuddin wafat. Maulana Yusuf diangkat menjadi Sultan Banten menggantikan ayahnya.
1574 M - Ratu Kalinyamat kembali mengirim armada perang untuk menyerbu Malaka Portugis. Kali ini bekerjasama dengan Aceh. Meski sempat membuat Portugis kewalahan, serangan ini juga gagal merebut Malaka.
1575 M - Ki Ageng Pemanahan wafat. Sutawijaya menggantikan ayahnya sebagai penguasa Mataram.
1576 M - Kesultanan Banten melancarkan agresi besar-besaran terhadap Pajajaran. Kota Pakuan dikuasai oleh pasukan Banten. Prabu Suryakancana dan keluarganya meloloskan diri ke pedalaman Pandeglang.
1579 M - Kerajaan Pajajaran runtuh setelah Pandeglang dikuasai sepenuhnya oleh kesultanan Banten. Prabu Suryakancana wafat dalam pertempuran. Banten pun menjadi penguasa tertinggi di Tatar Sunda. Prabu Geusan Ulun naik tahta di kerajaan Sumedang Larang dan memerdekakannya dari Cirebon. Ratu Kalinyamat wafat. Pangeran Arya Jepara, keponakan sang ratu sekaligus putra sultan Banten, diangkat sebagai penguasa Kalinyamat. Ia berhasil menanamkan kekuasaan di pulau Bawean.
1582 M - Hadiwijaya wafat. Daerah-daerah bawahan di Jawa Timur pimpinan Surabaya melepaskan diri dari kekuasaan Pajang.
1583 M - Arya Pangiri naik tahta sebagai sultan Pajang setelah menyingkirkan Pangeran Benawa.
1586 M - Benawa bersekutu dengan Sutawijaya untuk menggempur Pajang. Arya Pangiri dilengserkan dan Benawa menjadi sultan Pajang. Sutawijaya kemudian menyerbu Madiun untuk menundukkan Purbaya.
1587 M - Erupsi gunung Merapi.
1588 M - Sutawijaya memerdekakan Mataram dari Pajang. Ia menjadi penguasa bergelar Panembahan Senopati. Benawa wafat. Pajang pun bersatu dengan Mataram. Senopati kemudian menyerbu Surabaya yang tak ingin tunduk, sebelum didamaikan oleh Sunan Prapen.
1590 M - Perang Mataram-Purbaya berakhir dengan takluknya Purbaya. Mataram juga menaklukkan Madiun, kemudian menyerbu Jepara namun berhasil dipukul mundur oleh pasukan Kalinyamat.
1591 M - Perebutan tahta di Kediri.
1596 M - Bangsa Belanda untuk pertama kalinya tiba di Jawa. Mereka mendarat di Banten, namun masih sebatas berdagang. Benteng Kuta Raja Cirebon dibangun sebagai simbol persahabatan antara Cirebon dengan Mataram.
1599 M - Peristiwa Bedhahe Kalinyamat. Mataram melancarkan invasi besar-besaran terhadap Jepara dan berhasil menguasainya. Kerajaan Kalinyamat pun runtuh.
1600 M - Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola. Berhasil ditumpas oleh putra mahkota Mataram, Raden Mas Jolang.
Abad 17:
1601 M - Panembahan Senopati wafat. Raden Mas Jolang naik tahta di Mataram menggantikan ayahnya dan bergelar Panembahan Hanyakrawati. Selat Muria diperkirakan lenyap akibat pendangkalan berkepanjangan. Pulau Muria pun bersatu dengan Jawa.
1602 M - Pemberontakan Demak pimpinan Pangeran Puger. Perang sipil Mataram-Demak dimulai. Belanda resmi membentuk VOC, sebuah kongsi dagang internasional. VOC kemudian mendirikan pos dagang pertamanya di Gresik dan Jaratan.
1603 M - VOC mendirikan pos dagang di Banten.
1605 M - Pangeran Puger ditangkap dan dibuang ke Kudus. Demak kembali menjadi bagian dari Mataram.
1607 M - Pemberontakan Ponorogo pimpinan Jayaraga, adik Hanyakrawati. Berhasil dipadamkan dan Jayaraga dibuang ke Nusakambangan.
1610 M - Mataram menyerbu Surabaya, namun mengalami kegagalan.
1611 M - VOC mendirikan pos dagang di Jayakarta.
1613 M - Mataram kembali menyerbu Surabaya, namun kembali gagal. Pos-pos VOC di Gresik dan Jaratan ikut terbakar. Sebagai permintaan maaf, Sultan Hanyakrawati mengizinkan VOC mendirikan pos dagang baru di Jepara. Hanyakrawati kemudian wafat dalam kecelakaan saat berburu kijang di hutan Krapyak. Raden Mas Rangsang naik tahta dan bergelar Panembahan Hanyakrakusuma.
1614 M - Mataram menaklukkan Malang dan Lumajang. VOC mengirim duta besar pertamanya ke Mataram untuk menjalin kerja sama namun ditolak oleh Hanyakrakusuma.
1615 M - Patih Mataram, Ki Juru Martani wafat. Kedudukannya digantikan oleh Tumenggung Singaranu. Mataram menaklukkan Wirasaba. Surabaya membalas dengan mengirim pasukan ke Wirasaba.
1616 M - Pasukan Mataram mengalahkan pasukan Surabaya di desa Siwalan. Mataram kemudian lanjut menaklukkan Lasem.
1617 M - Pemberontakan Pajang pimpinan Ki Tambakbaya. Berhasil dipadamkan dan Tambakbaya melarikan diri ke Surabaya. Mataram menaklukkan Pasuruan. Cirebon menjadi bawahan Mataram.
1618 M - Mataram menaklukkan Galuh.
1619 M - VOC menaklukkan kota Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia. Markas VOC yang semula di Ambon pun dipindah ke Batavia. Jan Pieterszoon Coen ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC. Pendudukan Belanda di pulau Jawa pun dimulai. Mataram menaklukkan Tuban.
1620 M - Invasi Mataram ke Surabaya dimulai. Pasukan Mataram membendung Sungai Mas untuk menghentikan suplai air. Mataram juga menggempur dan menaklukkan kerajaan Sumedang Larang.
1621 M - Mataram mulai menjalin hubungan diplomatik dengan VOC.
1622 M - Mataram menaklukkan kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat.
1624 M - Mataram menaklukkan Madura. Hanyakrakusuma mendapatkan gelar baru, Sultan Agung.
1625 M - Surabaya dilanda bencana kelaparan akibat suplai pangan terputus oleh invasi Mataram. Jayalengkara akhirnya menyerah dan bersedia menjadikan Surabaya sebagai bagian dari Mataram.
1627 M - Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola, sepupu Sultan Agung. Berhasil ditumpas.
1628 M - Invasi Mataram ke Batavia dimulai. Pasukan Mataram berhasil menduduki sebuah benteng VOC, namun kemudian terpukul mundur akibat kekurangan perbekalan.
1629 M - Mataram kembali menyerbu Batavia, namun kembali mengalami kekalahan. Walaupun begitu, pasukan Mataram berhasil membendung dan mengotori Sungai Ciliwung yang mengakibatkan wabah kolera melanda Batavia. Gubernur Jenderal VOC pertama, JP Coen tewas menjadi korban wabah tersebut.
1630 M - Sultan Agung mengirim utusan ke Gresik agar Giri Kedaton bersedia menjadi bawahan Mataram, namun ditolak oleh Sunan Kawis Guwa, penguasanya saat itu. Akibatnya, Mataram menyerbu Giri Kedaton. Pertempuran besar terjadi hingga enam tahun berikutnya.
1631 M - Pemberontakan Sumedang.
1632 M - Cirebon yang setia pada Mataram berhasil memadamkan pemberontakan Sumedang.
1633 M - Mataram menyerang Blambangan. Sultan Agung menciptakan Tahun Jawa dan memberlakukannya pada negerinya.
1636 M - Perang Mataram-Giri Kedaton berakhir. Giri Kedaton takluk dan dianeksasi oleh Mataram. Di tahun yang sama, Mataram menundukkan kesultanan Palembang di Sumatra Selatan. Mataram akhirnya juga dapat menaklukkan Blambangan setelah berperang 3 tahun lamanya.
1641 M - Sultan Agung menggubah Serat Nitipraja.
1645 M - Sultan Agung wafat. Sebelumnya, ia memerintahkan pembangunan Imogiri sebagai pusat pemakaman keluarga bangsawan kesultanan Mataram. Raden Mas Sayidin naik tahta menggantikan ayahnya dan bergelar Sultan Amangkurat I.
1646 M - Mataram kembali menjalin hubungan dengan VOC.
1647 M - Ibukota Mataram dipindah ke Plered.
1649 M - Sultan Cirebon, Panembahan Girilaya diundang oleh Amangkurat I untuk mengunjungi Mataram. Sesampainya di sana, ia dan kedua putranya justru dilarang kembali ke Cirebon dan dipaksa untuk tinggal di Mataram. Pangeran Wangsakerta diangkat sebagai wali sultan karena ayahnya tak kunjung kembali.
1651 M - Sultan Ageng Tirtayasa naik tahta di Banten.
1652 M - Mataram menyerahkan wilayah Bekasi kepada VOC. Tawang Alun naik tahta di Blambangan.
1659 M - VOC menduduki Palembang. Kekuasaan Mataram di Sumatra pun lenyap. Blambangan bekerja sama dengan Bali untuk melepaskan diri dari Mataram. Pertempuran terjadi dan berakhir dengan dikuasainya ibukota Blambangan oleh pasukan Mataram. Sang Prabu Tawang Alun dan pengikutnya mundur ke Bali.
1661 M - Putra mahkota Mataram, Raden Mas Rahmat melancarkan aksi kudeta setelah terlibat perselisihan dengan sang ayah, namun mengalami kegagalan.
1674 M - Trunojoyo, seorang bangsawan Madura memerdekakan wilayah tersebut dari kekuasaan Mataram.
1676 M - Laskar Madura pimpinan Trunojoyo berturut-turut menduduki Lasem, Rembang, Demak, Semarang, dan Pekalongan. Tawang Alun memerdekakan Blambangan dari jajahan Mataram.
1677 M - Trunojoyo berturut-turut menduduki Tegal, Cirebon, dan Banyumas, hingga akhirnya berhasil menguasai dan menjarah ibukota Mataram. Amangkurat pun terpaksa meninggalkan keraton dan kemudian wafat dalam pelariannya di Tegalwangi. Mas Rahmat naik tahta sebagai sultan Mataram bergelar Amangkurat II. Ia mengadakan perjanjian dengan VOC di Jepara untuk mengalahkan Trunojoyo. Pangeran Wangsakerta mengadakan seminar sejarah Gotrasawala di Cirebon dengan para sejarawan dari beberapa negara di Nusantara saat itu. Cirebon kehilangan wilayah Rangkas Sumedang (Karawang-Purwakarta-Subang) yang direbut oleh Belanda.
1679 M - Pemberontakan Trunojoyo berhasil ditumpas oleh pasukan aliansi VOC-Mataram yang dibantu oleh armada Bugis pimpinan Arung Palakka. Ibukota Mataram berhasil direbut kembali. Namun sebagai imbalannya, Mataram harus menyerahkan pesisir utara Jawa kepada VOC. VOC pun mulai terlibat dalam suksesi pemerintahan di Mataram dan juga Madura. Sultan Ageng Tirtayasa membagi Cirebon menjadi dua untuk menghindari perpecahan keluarga, yaitu keraton Kasepuhan dan keraton Kanoman.
1680 M - Puncak kejayaan kesultanan Banten di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Trunojoyo dihukum mati oleh Amangkurat II. VOC menyerbu dan menghancurkan Giri Kedaton, sekutu terakhir yang loyal terhadap Trunojoyo. Ibukota Mataram dipindah ke Kartasura.
1681 M - Cornelis Speelman ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC. VOC mengadakan perjanjian monopoli dagang dengan Cirebon.
1682 M - Kapitan Francois Tack memimpin pasukan VOC melancarkan ekspedisi pelayaran ke Banten. VOC berhasil merebut dan memonopoli perdagangan lada di Banten dan mengusir bangsa Eropa lain yang telah lama berdagang di sana.
1683 M - Pasukan VOC menyerbu Banten dan berhasil menduduki istana Surosowan. Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap. Banten kemudian menjadi bawahan VOC.
1684 M - Speelman wafat di Batavia.
1686 M - Kapitan Francois Tack tewas di tangan Untung Surapati, seorang buronan VOC setelah berduel dengannya di Kartasura. Amangkurat II kemudian merestui Surapati untuk merebut Pasuruan. Setelah berhasil, ia pun diangkat menjadi bupati Pasuruan bergelar Tumenggung Wiranegara.
1691 M - Prabu Tawang Alun wafat. VOC melaporkan pemandangan mencengangkan saat prosesi pembakaran jenazah sang Prabu, di mana sebanyak 271 dari total 400 istri Tawang Alun ikut membakar diri ke dalam kobaran api.
1697 M - Kerajaan Buleleng dari Bali menyerang dan berhasil menaklukkan Blambangan.
1698 M - Pangeran Wangsakerta dan para sejarawan di seminar Gotrasawala merampungkan penyusunan naskah Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara dan beberapa karya sejarah lainnya.
Abad 18:
1703 M - Amangkurat II wafat. Perebutan tahta antara Amangkurat III dengan Pangeran Puger.
1704 M - Perang Tahta Mataram Pertama dimulai. VOC mengangkat Pangeran Puger sebagai sultan Mataram bergelar Pakubuwono I, sementara Amangkurat III diusir.
1705 M - Bersama Surapati, Amangkurat III mendirikan pemerintahan pengasingan di Pasuruan. VOC merebut Priangan Timur dan Cirebon.
1706 M - Pasuruan diserbu oleh VOC dan sekutunya. Surapati tewas setelah bentengnya diduduki oleh VOC. Amangkurat III melarikan diri.
1708 M - Amangkurat III ditangkap dan dibuang ke Sri Lanka oleh VOC.
1719 M - Perang Tahta Mataram Kedua dimulai. Pakubuwono I wafat dan digantikan oleh Amangkurat IV.
1740 M - Peristiwa Geger Pecinan. Tentara VOC melancarkan genosida terhadap etnis Tionghoa di Batavia. Tak kurang dari 10.000 orang yang tewas dalam pembantaian massal ini. Sisanya melarikan diri ke timur menyusuri pesisir utara Jawa. Dalam perjalanan, mereka menyerang sebuah pos VOC di Tangerang.
1741 M - Pelarian Tionghoa dari Batavia bekerja sama dengan prajurit Mataram menyerang dan menduduki pos-pos VOC berturut-turut di Lasem, Rembang, Juwana, Jepara, dan Semarang.
1743 M - VOC menduduki pulau Bawean.
1746 M - Mataram mengadakan perjanjian dengan VOC, hasilnya Pakubuwono II bersedia menyerahkan kembali Madura dan pesisir utara Jawa yang sebelumnya dikuasai aliansi Mataram-Tionghoa kepada VOC. Pangeran Mangkubumi melancarkan pemberontakan menuntut tahta Mataram. Perang Tahta Mataram Ketiga dimulai.
1749 M - VOC melantik Raden Mas Suryadi sebagai sultan Mataram bergelar Pakubuwono III. Patih Mataram, Raden Mas Said memberontak, ikut menuntut tahta Mataram.
1750 M - Raden Panji Margono bekerjasama dengan laskar Tionghoa dan laskar santri melancarkan pemberontakan terhadap VOC di Lasem. Dapat dipadamkan oleh VOC.
1754 M - Gubernur VOC atas wilayah Jawa Utara Hartingh mengadakan pertemuan tertutup dengan Pangeran Mangkubumi mengenai pembagian Mataram.
1755 M - Perjanjian Giyanti, mengakhiri Perang Tahta Mataram. Mataram secara resmi dibagi menjadi dua pemerintahan: Yogyakarta dan Surakarta. Mangkubumi diangkat sebagai penguasa Yogyakarta bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I, sementara Pakubuwono III menjadi penguasa Surakarta. Kedua negeri pecahan ini pun menjadi bawahan VOC.
1757 M - Perjanjian Salatiga. Raden Mas Said yang terdesak akhirnya menyerahkan diri. Ia kemudian diangkat sebagai penguasa di Mangkunegaran bergelar Mangkunegara I.
1767 M - VOC menyerbu Blambangan dan berhasil menduduki ibukotanya.
1771 M - Perang Puputan Bayu. Rakyat, prajurit, dan bangsawan Blambangan melakukan bela pati mempertahankan tanah air mereka dari rongrongan VOC. Diperkirakan lebih dari separuh populasi Blambangan musnah dalam pertempuran ini.
1772 M - Blambangan sepenuhnya ditaklukkan oleh VOC.
1788 M - Pakubuwono III wafat dan digantikan putranya yang bergelar Pakubuwono IV.
1800 M - VOC secara resmi dibubarkan. Belanda dikuasai oleh Kekaisaran Prancis pimpinan Napoleon Bonaparte. Koloni-koloni Belanda di luar Eropa pun secara tidak langsung jatuh ke tangan Prancis.
Abad 19:
1806 M - Kekaisaran Inggris menyerbu Hindia Belanda. Pertempuran besar terjadi di Laut Jawa antara armada Inggris melawan koalisi Belanda-Prancis.
1807 M - Pemerintah Belanda dibawah Prancis mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
1808 M - Daendels tiba di Hindia Belanda. Ia mendirikan pemerintahan langsung di Lampung, kemudian memulai pembangunan Jalan Raya Pos Jawa dari Anyer-Panarukan, yang kini menjadi Jalur Pantura. Keputusan ditentang oleh Sultan Banten. Akibatnya, Daendels menyerbu Banten dan menghancurkan istana Surosowan. Sang sultan kemudian diasingkan. Kesultanan Kacirebonan dibentuk sebagai pecahan dari Kanoman.
1809 M - Kesultanan Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan) menjadi bawahan Belanda.
1810 M - Pemberontakan para bangsawan Yogyakarta pimpinan Raden Rangga melawan Belanda. Daendels bersama ribuan prajurit berangkat ke Yogyakarta, memaksa Hamengkubuwono II untuk mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya kepada Raden Mas Surojo, yang bergelar Hamengkubuwono III. Daendels mengibarkan bendera Prancis di Batavia.
1811 M - Daendels ditarik kembali ke Eropa untuk membantu Napoleon dalam ekspedisinya ke Moskow. Jan Willem Janssens diangkat sebagai Gubernur Jenderal yang baru. Inggris menyerbu Jawa dan berhasil menduduki Batavia. Janssens kemudian menyerah dan menandatangani Kapitulasi Tuntang di Salatiga dimana ia bersedia menyerahkan seluruh jajahan Hindia Belanda kepada Inggris. Thomas Stamford Raffles diangkat sebagai Gubernur Jenderal di Jawa. Pendudukan Inggris di Jawa pun resmi dimulai. Hamengkubuwono II kembali merebut gelarnya sebagai Sultan di Yogyakarta.
1812 M - Peristiwa Geger Spehi. Bekerjasama dengan Mangkunegaran, Raffles memimpin pasukan Inggris menyerbu dan menduduki keraton Yogyakarta. Hamengkubuwono II dilengserkan dan diasingkan ke Padang. Tahta Yogyakarta kembali diserahkan kepada Hamengkubuwono III. Natakusuma mendirikan Dinasti Pakualam.
1813 M - Kesultanan Banten dihapuskan oleh Raffles. Ia kemudian mendirikan pemerintahan langsung di sana.
1814 M - Ekspedisi Inggris melaporkan penemuan Candi Borobudur, Prambanan, dan reruntuhan kota Trowulan ke Eropa untuk pertama kalinya. Hamengkubuwono IV naik tahta menjadi Sultan Yogyakarta di usia 13 tahun. Pangeran Diponegoro ditunjuk sebagai wali sang Sultan yang tak lain adalah adiknya sendiri.
1815 M - Erupsi dahsyat Gunung Tambora di Sumbawa. Perang Napoleon berakhir. Inggris bersedia mengembalikan Hindia Belanda kepada pemerintah Belanda sebagai bagian dari persetujuan yang mengakhiri Perang Napoleon. Raffles menghapuskan kesultanan Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan).
1816 M - Perubahan iklim akibat erupsi gunung Tambora. Sebagian besar Bumi mengalami musim dingin berkepanjangan. Penyerahan kekuasaan dari Inggris kepada Belanda. Belanda secara resmi kembali menjadi penguasa di Hindia Belanda. Raffles meninggalkan Jawa dan pindah ke Bengkulu.
1817 M - Raffles menyelesaikan penulisan buku 'History of Java', yang berisi tentang rangkuman penelitian kesejarahannya tentang Jawa.
1818 M - Belanda mengakhiri perdagangan budak di Jawa.
1824 M - Traktat London, pembagian wilayah kolonialisme antara Belanda dan Inggris di Nusantara.
1825 M - Pangeran Diponegoro dan pengikutnya di Kesultanan Yogyakarta menyatakan perang terhadap pemerintah Hindia Belanda.
1826 M - Perang gerilya merebak di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebagai akibat dari menyebarnya gerakan anti-Belanda yang dipelopori oleh Diponegoro. Du Bus diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menggantikan Van der Capellen. Belanda membebaskan Hamengkubuwono II dari pembuangan dan mengangkatnya kembali menjadi Sultan Yogyakarta. Pasukan Belanda memukul mundur Diponegoro dan pengikutnya di Gowok. Raffles wafat.
1827 M - Puncak Perang Diponegoro.
1828 M - Kyai Maja, seorang abdi setia dan penasihat pribadi Diponegoro, ditangkap oleh Belanda di akhir sebuah pertempuran.
1829 M - Pangeran Mangkubumi dan Senapati Sentot Alibasyah, pendukung dan pengawal setia Diponegoro, menyerahkan diri kepada Belanda.
1830 M - Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda setelah tertipu bujukan untuk mengadakan diplomasi di Magelang. Ia dibuang ke Manado, lalu ke Makassar. Perang Diponegoro pun berakhir. Diperkirakan separuh lebih populasi Yogyakarta lenyap akibat perang ini. Wilayah kekuasaan Yogyakarta dan Surakarta menjadi semakin sempit. Johannes van den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Ia mulai menerapkan sistem tanam paksa terhadap rakyat, lalu mendirikan KNIL sebagai kesatuan tentara resmi Hindia Belanda.
1846 M - Belanda menundukkan Buleleng di Bali, namun kembali lepas setelah pasukan KNIL mundur kembali ke Jawa.
1849 M - Belanda kembali menyerbu Bali, menghancurkan Buleleng serta menundukkan Jembrana dan Karangasem.
1855 M - Pangeran Diponegoro wafat dalam pembuangannya di Makassar.
1883 M - Erupsi dahsyat Gunung Krakatau di Selat Sunda.
1900 M - Belanda menundukkan Gianyar di Bali.
Abad 20:
1901 M - Sukarno lahir.
1902 M - Mohammad Hatta lahir.
1905 M - Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam yang kelak berganti nama menjadi Sarekat Islam (SI).
1906 M - Belanda berturut-turut menundukkan Badung dan Tabanan di Bali.
1907 M - Belanda menundukkan Bangli di Bali.
1908 M - Era Kebangkitan Nasional dimulai dengan didirikannya organisasi Budi Utomo. Belanda menundukkan Klungkung di Bali. Seluruh pulau Bali pun sepenuhnya jatuh ke tangan Belanda.
1912 M - HOS Cokroaminoto menjadi pimpinan Sarekat Islam. Ia berhasil membujuk pemerintah Hindia Belanda untuk mengesahkan dan mengakui keberadaan SI.
1914 M - Perang Dunia I dimulai. Henk Sneevliet mendirikan ISDV yang kelak menjadi cikal bakal PKI.
1918 M - Perang Dunia I berakhir.
1926 M - Pemberontakan PKI di Banten, Batavia, dan Bandung. Berhasil dipadamkan oleh pasukan KNIL.
1928 M - Ikrar Sumpah Pemuda.
1939 M - Perang Dunia II dimulai.
1940 M - Pusat pemerintahan Belanda di Eropa jatuh ke tangan Jerman Nazi. Hindia Belanda mengumumkan keadaan siaga.
1941 M - Kekaisaran Jepang memulai penaklukkan Asia Timur Raya.
1942 M - Pasukan Jepang menyerbu dan menguasai seluruh Jawa dalam tempo yang singkat. Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Pulau Jawa pun resmi menjadi bagian dari Kekaisaran Jepang. Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo dan laskar Hizbullah memimpin gerakan Islam radikal di Tasikmalaya.
1943 M - Pemerintah Jepang membentuk PUTERA dan menunjuk Sukarno sebagai ketuanya. Jepang kemudian juga mendirikan PETA. Di antara anggotanya adalah Sudirman dan Suharto.
1944 M - Pasukan Sekutu menyerbu Surabaya.
1945 M - Sukarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, setelah serangkaian peristiwa besar yang mengakhiri pendudukan Jepang di Hindia Belanda. Pasukan Sekutu bersama Van Mook dan perwira NICA mendarat di Jakarta. Serangkaian perang besar berkobar di Semarang, Ambarawa, dan Surabaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
1946 M - Ibukota RI dipindah ke Yogyakarta setelah kondisi keamanan di Jakarta makin memburuk. Peristiwa Bandung Lautan Api. Konferensi Malino. Perjanjian Linggajati. Puputan Margarana. Belanda atas nama Gubernur Jenderal Van Mook mendirikan Negara Indonesia Timur lewat Konferensi Denpasar.
1947 M - Agresi militer Belanda I terhadap Jawa dan Sumatra. Suria Kartalegawa mendirikan negara Pasundan di bawah pengaruh Belanda.
1948 M - Pemberontakan PKI di Madiun pimpinan Musso. Berhasil ditumpas oleh TRI. Belanda mendirikan negara Madura dan negara Jawa Timur. Agresi militer Belanda II terhadap Jawa dan Sumatra. KNIL berhasil menduduki kota Yogyakarta dan menangkap para pemimpin RI.
1949 M - Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia dalam bentuk negara Serikat setelah konferensi di Den Haag, serta serangkaian serangan umum di Yogyakarta dan Surakarta. SM Kartosuwiryo mendeklarasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII alias DI/TII) di Jawa Barat.
1950 M - Republik Indonesia Serikat resmi dibubarkan. Amir Fatah menyatakan sebagian Jawa Tengah sebagai bagian dari DI/TII.
1954 M - Amir Fatah menyerahkan diri. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah pun berakhir.
1955 M - Pemilihan Umum diadakan untuk pertama kali.
1957 M - Peristiwa Granat Cikini, percobaan pembunuhan Presiden Sukarno oleh aktivis DI/TII.
1960 M - Penembakan di Istana Presiden oleh seorang Letnan AU yang telah dipengaruhi Permesta.
1961 M - Operasi Trikora dimulai setelah dikumandangkan oleh Sukarno di Alun-alun Utara Yogyakarta untuk merebut Papua Barat dari Belanda.
1962 M - Kartosuwiryo ditangkap dan dihukum mati, mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.
1963 M - Konfrontasi Indonesia-Malaysia dimulai. Papua Barat berintegrasi dengan RI.
1965 M - Tragedi nasional G30S di Jakarta dan Yogyakarta, menyebabkan terbunuhnya 9 orang petinggi TNI-AD.
1966 M - Pembantaian massal terhadap ribuan tertuduh komunis di seluruh Indonesia oleh Suharto dan TNI-AD. Diperkirakan 70 ribu-1 juta orang tewas dalam genosida ini. Penyerahan Supersemar dari Suharto kepada Sukarno. Konfrontasi Indonesia-Malaysia resmi berakhir. Kedua negara mulai memperbaiki hubungan. Indonesia kembali menjadi anggota PBB.
1967 M - Sukarno menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.
1968 M - Era Orde Baru resmi dimulai dengan dilantiknya Suharto sebagai Presiden RI kedua.
1970 M - Sukarno wafat di usia 69 tahun. Pemerintah menetapkan masa berkabung selama 7 hari.
1982 M - Petrus, serangkaian operasi rahasia oleh pemerintahan Suharto berupa penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan di pulau Jawa. Berlangsung hingga 2 tahun berikutnya.
1984 M - Kerusuhan Tanjung Priok di Jakarta.
1996 M - Peristiwa 27 Juli alias Kudatuli di Jakarta.
1997 M - Krisis finansial melanda Asia, melumpuhkan perekonomian dan keuangan di sebagian besar Asia Timur. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami pukulan berat, bersama dengan Thailand dan Korea Selatan.
1998 M - Suharto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden setelah serangkaian kerusuhan di Jawa. Bacharuddin Jusuf Habibie dilantik sebagai Presiden RI ketiga. Orde Baru pun berakhir dan Era Reformasi resmi dimulai.
1999 M - Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dilantik menjadi Presiden RI keempat menggantikan Habibie.
Abad 21:
2001 M - Megawati Sukarnoputri dilantik sebagai Presiden RI kelima menggantikan Gus Dur.
2004 M - Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menjadi pasangan pemimpin RI pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat.
2008 M - Suharto wafat di usia 86 tahun.
2009 M - SBY kembali memenangi Pilpres dan menjadi Presiden RI bersama Budiono sebagai Wapres yang baru. Gus Dur wafat di usia 69 tahun.
2010 M - Erupsi Gunung Merapi.
2014 M - Joko Widodo dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wapres Indonesia menggantikan SBY-Budiono. Erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur.
------
Sumber Informasi:
- Babad Raja Blambangan
- Babad Tanah Jawi
- Babad Tanah Sunda
- Berbagai Situs dan Blog Pecinta Sejarah
- Buku Sejarah Indonesia
- Carita Parahiyangan
- Carita Purwaka Caruban Nagari
- Ekspedisi Bengawan Solo
- Daoyi ZhilΓΌe
- History of Java
- Kidung Harsawijaya
- Kidung Panji Wijayakrama
- Kidung Sorandaka
- Kidung Sunda
- Nagarakretagama
- Naskah Perjalanan Bujangga Manik
- Naskah Wangsakerta
- Notes on the Malay Archipelago and Malacca
- Nusa Jawa Silang Budaya
- Pararaton
- Prasasti-prasasti
- Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara
- Rapporten van de Oudheidkundige Dienst
- Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara
- Sejarah Raja-Raja Jawa
- Serat Banten
- Serat Kanda
- Suma Oriental
- The Chinese in Southeast Asia
- The Indianized States of South East Asia
- Wikipedia
- Yingyai Shenglan
- Yuan Shi
- Zhu Fan Zhi
[25/9 19.38] rudysugengp@gmail.com: Fenomena Alam Ini Penyebab Pulau Jawa dan Sumatera Terbelah
Pulau Jawa dan Sumatera memiliki sejarah yang menarik tentang bagaimana mereka dulunya menyatu, sebelum terjadi fenomena alam sangat dahsyat yang membuat kedua pulau terpisah.
Berbagai pendapat mencoba menguak dibalik tabir terpisahnya dua pulau tersebut. Dari pendapat-pendapat tersebut, keseluruhan sepakat bahwa pemisahan itu disebabkan fenomena alam yang sangat dahsyat.
Benarkah pulau Jawa dan Sumatera dahulu bersatu. Para ahli sepakat bahwa Pulau Jawa dan Sumatera dulunya memang menyatu, bahkan dengan Kalimantan, sebelum terbelah dan membentuk dataran yang disebut Sunda Besar.
Pemisahan Jawa dan Sumatera sendiri diyakini disebabkan oleh gerakan lempeng Bumi. Meskipun ada pendapat yang menyebut letusan Gunung Krakatau sebagai penyebab pemisahan ini, para ahli lebih meyakini faktor tektonik.
Pustaka Raja Purwa, yang ditulis pujangga Jawa Ronggowarsito pada tahun 1869, mencatat bahwa letusan Gunung Kapi (yang kemudian diidentifikasi sebagai Gunung Krakatau) menjadi penyebab pemisahan Pulau Jawa dan Sumatera.
#sejarawan #pulaujawadansumatera #history #tempodulu #menarik #info #wawasan
[25/9 19.39] rudysugengp@gmail.com: GELAR 'ANDI': WARISAN KOLONIAL ATAU SIMBOL KEBANGSAWANAN BUGIS-MAKASSAR?"
Apakah Anda pernah mendengar nama "Andi" di awal nama seseorang? Atau mungkin Anda memiliki teman dengan nama yang diawali oleh gelar ini? Di kalangan masyarakat Bugis-Makassar, gelar "Andi" bukanlah sekadar hiasan di depan nama—itu bisa menjadi simbol kebangsawanan, terutama saat dihubungkan dengan nominal Uang Panai’. Bagi sebagian besar masyarakat, apabila seorang perempuan Bugis memiliki gelar "Andi", maka Uang Panai’ yang harus disiapkan pun harus lebih tinggi dari biasanya.
Namun, di balik tradisi yang telah begitu mendarah daging ini, ada sebuah kenyataan tersembunyi yang mungkin belum banyak diketahui. Gelar "Andi" sebenarnya bukanlah gelar kebangsawanan murni dari tradisi Bugis-Makassar. Lantas, bagaimana gelar ini muncul dan menjadi begitu penting?
Asal-Usul Gelar "Andi" dalam Sejarah Bugis-Makassar
Sejarah mencatat bahwa gelar "Andi" bukan berasal dari dalam adat Bugis-Makassar itu sendiri, melainkan hasil intervensi dari seorang misionaris Belanda di awal abad ke-20. Gelar ini mulai dikenal sekitar 100 tahun yang lalu, serupa dengan pemberian gelar "Haji" bagi umat Islam pada masa kolonial.
Prof. Mattulada, seorang antropolog dari Unhas, menelusuri asal muasal gelar ini pada masa penjajahan Belanda. Di tahun 1930-an, setiap siswa yang ingin melanjutkan sekolah ke tingkat HIS atau sekolah pamong praja, harus menyertakan “stamboom” atau daftar silsilah keluarga bangsawan mereka. Dalam proses ini, gelar "Andi" digunakan untuk mengidentifikasi siswa yang berasal dari keluarga bangsawan, membedakannya dari masyarakat umum.
Kisah seorang tokoh terkenal, Andi Matalatta, mengukuhkan sejarah ini. Pada tahun 1929, saat ia hendak melanjutkan sekolahnya di Openbare Schakelschool Makassar, namanya dibubuhi kata "Andi" di depan. Muhayyang Daeng Ngawing, yang kala itu menjabat sebagai kepala sekolah, menjelaskan bahwa penggunaan gelar ini bertujuan untuk memisahkan keturunan bangsawan dari orang biasa.
Pemberian gelar "Andi" ini pertama kali diperkenalkan oleh B.F. Matthews, seorang misionaris Belanda yang juga kepala sekolah OSVIA. Bersama Colliq Pujie, Matthews adalah pelopor penulisan Sureq I Lagaligo, karya sastra legendaris Bugis-Makassar. Matthews memiliki ambisi besar—ia ingin menerapkan sistem Standen Stelsel di Sulawesi Selatan, seperti yang ada di Jawa. Maka, gelar "Andi" diberikan kepada semua bangsawan terdidik yang nantinya akan dipersiapkan untuk mengisi jabatan penting di pemerintahan kolonial Belanda.
Sejak saat itu, para keturunan bangsawan mulai menyematkan gelar "Andi" di depan nama mereka, dan gelar ini bertahan hingga Indonesia merdeka, menjadi simbol status yang diwariskan turun-temurun.
Strata Sosial dalam Masyarakat Bugis dan Makassar
Sulawesi Selatan dikenal dengan keragaman etnisnya—terdapat suku Bugis, Makassar, Mandar, Toraja, dan Sa’dan. Namun, suku Bugis dan Makassar menjadi mayoritas di wilayah ini, masing-masing dengan sistem strata sosial yang kaya akan tradisi.
Di masyarakat Bugis, terdapat tiga strata sosial utama: Arung (bangsawan tertinggi), Ata (budak yang kini tak lagi berlaku), dan To Maradeka (masyarakat umum). Sementara di suku Makassar, ada empat strata sosial, yaitu Ata, Daeng (kalangan pengusaha), Karaeng (raja atau bangsawan), dan Kare (tokoh religius).
Gelar kebangsawanan yang muncul dari kedua suku ini beragam, antara lain: Arung, Besse, Baso, Daeng, Datu, Karaeng, Opu, Petta, Sombayya, dan Tenri. Semua gelar ini memiliki akar sejarah dan makna yang mendalam, menunjukkan kekayaan budaya dan kebesaran kerajaan di Sulawesi Selatan.
Namun, gelar "Andi" kini menjadi salah satu yang paling dikenali, bukan hanya karena status kebangsawanan yang diwakilinya, tapi juga karena sejarah panjang di balik pembentukannya—sebuah warisan kolonial yang akhirnya melekat kuat dalam identitas budaya Bugis-Makassar.
#sejarah #sejarahindonesia #sejarahbugimakassar #sejarahsulawesi
[25/9 19.40] rudysugengp@gmail.com: Sosok pahlawan Indonesia yang jarang diketahui yang terakhir adalah Raden Dewi Sartika.
Dia merupakan anak dari keluarga ternama yang sejak kecil sudah mengenyam pendidikan dasar yang layak.
Selain Kartini, dia merupakan sosok pahlawan wanita Indonesia yang bercita-cita ingin mendirikan sekolah untuk kaum perempuan.
Dia merasa miris melihat perempuan-perempuan Indonesia yang buta aksara dan miskin ilmu pengetahuan pada saat itu.
Berkat perjuangannya, akhirnya dia berhasil mendirikan sekolah perempuan bernama Sekolah Isteri yang berdiri di Pendopo Kabupaten Bandung pada 16 Januari 1904.
[25/9 19.41] rudysugengp@gmail.com: BIODATA NIKITA MIRZANI
Nama Lengkap: Nikita Mirzani Mawardi
Nama Panggung: Nikita Mirzani
Nama Panggilan: Nikita, Niki, Nyai
Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 17 Maret 1986
Kewarganegaraan: Indonesia
Agama: Islam
Profesi: Aktris, Model, Presenter
Hobi: Travelling
Instagram: @nikitamirzanimawardi_172
TikTok: @nikitamirzanimawardi_17
YouTube: Crazy Nikmir REAL
Tinggi: 168 cm
Orang Tua:
Ayah: Mawardi bin Rasyidin
Ibu: Julaelah
Saudara: Edwin Mirzani
Suami: Aizawa (2006-2007), Sajad Ukra (2013-2014), Dipo Latief (2018), Antonio Dedola (2023)
Anak: Laura Meizani Nasseru Asry, Azka Raqila Ukra, Arkana Mawardi
FAKTA MENARIK:
• Ayahnya dari Minang dan ibunya merupakan Betawi.
• Sebelumnya tak punya niat menjadi artis dan terjun ke dunia hiburan.
• Termasuk artis yang multitalent. Selain jago akting, ia juga pernah menggeluti profesi DJ.
• Berteman dekat dengan Uya Kuya dan Billy Syahputra.
• Saling follow dengan Maria Ozawa di Instagram.
• Pernah berperan sebagai istri bagong dalam teater pagelaran Wayang Orang berjudul Srikandi Nekat.
• Merilis buku yang berjudul The Naked Nikita.
• Saat masih sekolah, ia mengaku adalah anak yang kalem dan pintar.
• Termasuk artis yang banyak mengalami perceraian.
• Pernah memutuskan untuk berhijab, tapi kemudian dilepas lagi.
• Pernikahan pertama pada tahun 2006 namun bercerai pada tahun 2007.
• Pernikahan kedua dengan Sajad Ukra yang berasal dari Selandia Baru. Mereka menikah pada 11 Oktober 2013. Namun sayang hanya bertahan dua bulan yang kemudian menggugat cerai suaminya pada 24 Desember 2013. Resmi Bercerai pada 16 Februari 2015 karena berbagai masalah.
• Pernah terlibat konflik dengan Kiki ‘The Potters pada tahun 2011.
• Di tahun 2012 terlibat kasus penganiayaan kepada Olivia dan Beverly Sandie dan akhirnya ditahan 50 hari.
• Kembali terlibat insiden cakar-cakaran dengan Fitri Sri Handayani (Fia) yang kemudian keduanya saling lapor polisi,
• Pada 10 Desember 2015, Nikita diduga terlibat prostitusi online namun menurut keterangan polisi, dia adalah korban perdagangan manusia oleh 2 musikari.
• Terlibat seteru dengan Puput Carolina (Chef dan pemilik hotel Paira Cirebon). Menurut Nikita, hotel tersebut penuh kecoa, halini membuat Puput Carolina naik pitam dan lapor polisi.
• Pada tahun 2023, ia terang-terangan mendukung Prabowo dan Gibraan Rakabuming.
• Ia memilih untuk berhenti mengikuti Prabowo dan Raffi Ahmad pada tahun 2024.
• Sepanjang tahun 2023, ia berseteru dengan putri pertamanya.
Sumber: dailysia
#aktris #short #sorotan #viral #fyp
[25/9 19.43] rudysugengp@gmail.com: 6 pahlawan besar pendiri majapahit
1. Raden Wijaya
Pendiri utama Kerajaan Majapahit yang memimpin perlawanan melawan Kediri dan pasukan Mongol.
2. Arya Wiraraja
Adipati Sumenep yang menjadi sekutu utama Raden Wijaya dan memberikan saran strategis untuk melawan Mongol dan Kediri.
3. Nambi
Seorang pejabat tinggi di Majapahit yang setia dan memainkan peran penting dalam administrasi serta kampanye militer.
4. Ranggalawe
Panglima perang yang membantu Raden Wijaya dalam pertempuran melawan Kediri dan membantu dalam pendirian Majapahit.
5. Kebo Anabrang
Panglima perang yang terlibat dalam pertempuran melawan pasukan Mongol dan membantu mendirikan Majapahit.
6. Lembu Sora
Panglima perang dan sekutu Raden Wijaya yang berperan penting dalam konflik-konflik awal.
Tokoh-tokoh ini memainkan peran krusial dalam mendirikan, mempertahankan, dan memperkokoh Kerajaan Majapahit di masa-masa awal pendiriannya.
Alfatihah untuk beliau π€²...
#majapahit #sejarahmajapahit
[25/9 19.43] rudysugengp@gmail.com: Colomadu,adalah pabrik gula yang didirikan tahun 1861 di wilayah Mangkunegaran, sebuah kadipaten besar dalam lingkup Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kepedulian seorang Adipati Mangkunegara IV membuahkan sumber kehidupan masyarakatnya yang tertindas penjajah.
Pabrik iki openana, senajan ora nyugihi, nanging nguripi, kinaryo papan pangupo jiwone kawulo dasih. Demikian sebuah pesan yang mendalam dari si empunya kepada masyarakat kini, peliharalah pabrik ini, meskipun tidak membuat kaya, tapi menghidupi, jadikanlah sebagai tempat mencari nafkah rakyat kecil.
Sc : https://agist.wordpress.com/author/agist/
#viralpost #beginer #startsender #starteverywhere #sorotan #pengikut #Fyp #Fypage #Fypviral #Viral #Viralreals #ViralFb #reelsviral #reelsfb #fyp #fbpro #reel #facebookreels #reelfb #reels2024 #trending #reelstrending #fanspage #videoreels Legenda Lintas Zaman
[25/9 19.45] rudysugengp@gmail.com: SEJARAH SOTO
Ada yang menyebut : Soto, Coto ( Makassar), Tauto ( Tauto = Tauco soto, Pekalongan ) , Sroto ( Purwokerto - Banyumas). Tergantung dari daerah masing-masing di Indonesia. Istilah Soto sendiri dikenal secara luas. Tergantung penggunaan bahan utama masakan berkuah tersebut.
Ada soto ayam, soto sapi, soto kerbau, soto itik (bebek), soto kikil, soto bekicot dan sebagainya. Juga Soto dengan embel-embel penamaan wilayah atau kotanya. Seperti Soto Betawi, Soto Mie Bogor, Soto Semarang, Soto Kudus, Soto Bandung, Soto Lamongan, Soto Madura, Soto Padang, Soto Banjar dan lain-lain.
Masakan Khas Tionghoa
Denys Lombard, sejarawan Perancis, pernah menulis dalam bukunya : Nusa Jawa Silang Budaya: Jaringan Asia, mencatat orang-orang Tionghoa sangat berperan penting bagi kelahiran masakan Soto.
Kata Soto awalnya dari bahasa Mandarin : caudu atau jao to. Masakan khas Tionghoa tersebut, lanjut Denys Lombard, kali pertama populer di Semarang pada abad ke-19. Soto pun menjadi produk hibrid, mengakar pada percampuran beragam tradisi budaya kuliner.
Penelitian Ary Budiyanto dan Intan Kusuma Wardhani bertajuk “Menyantap Soto Melacak Jao To Merekonstruksi (Ulang). Jejak Hibriditas Budaya Kuliner Cina dan Jawa" (2013) dari Institute for Research and Community Service Petra Christian Univesity mengungkapkan bahwa soto sebenarnya datang dari Cina.
Dijelaskan, istilah “soto" merujuk dari salah satu jenis makanan Cina yang dalam dialek Hokkian disebut : cau do, jao to, atau chau tu, yang artinya jeroan dengan berbagai jenis rempah-rempah.
Di Indonesia, soto pertama kali dikenal di pesisir pantai utara Jawa pada abad ke-19 Masehi, yakni masakan berkuah dengan potongan daging atau jeroan.
Dalam catatan Troppenmuseum Belanda 1919, Soto disebut sebagai : Chinese soep, dimasak di atas komfoor (anglo), diberi rode lombok en lombok rawit, een fles ketjap (soja), saat menyajikan pedagangnya duduk di atas Javaans houten bankje ( alias dingklik) dijajakan dengan menggunakan platte pikoelan van bamboe.
Pakai Kunyit Pengaruh India
Pengaruh Tionghoa tercermin pada paduan bahan soto seperti : mie, bihun atau soun, bawang putih goreng, tauco, penggunaan sendok bebek dan mangkuk sup keramik Tiongkok. Sementara pengaruh India dari penggunaan kunyit di beberapa Soto seperti kari di India.
Dari dapur kaum Tionghoa, soto menjalar ke masyarakat lokal pada saat itu. Penggunaan daging pun tak sebatas daging ayam dan daging sapi, makin lama semakin beragam. Seperti Soto Bebek dari Tegal, Soto Kelinci di Lembang, Soto Kerbau dari Kudus, Soto Kepiting dari Banjarmasin, Soto Bandeng di Lamongan dan Bangkalan, dan Soto Bekicot di Kediri.
Daniel Supriyono, dari berbagai sumber
Foto-foto: KITLV / Troppenmuseum Netherlands.
SC FB FAKTA SEJARAH NUSANTARA
[25/9 19.46] rudysugengp@gmail.com: Ingat perusahaan Kodak? Pada tahun 1997 Kodak memiliki sekitar 160.000 karyawan.
Dan sekitar 85% dari fotografi dunia dilakukan dengan kamera Kodak. Dengan maraknya kamera seluler selama beberapa tahun terakhir, Perusahaan Kamera Kodak sudah keluar dari pasar. Kodak pun bangkrut total dan semua pegawainya dipecat.
Pada saat yang sama banyak perusahaan terkenal yang harus menghentikan diri mereka sendiri.
HMT (jam)
BAJAJ ( ΰ€Έ्ΰ€ूΰ€ΰ€°)
YANORA (TV)
MURFI (RADIO)
NOKIA (Seluler)
RAJDOOT (Sepeda)
Duta Besar (mobil)
Tak satu pun dari perusahaan di atas memiliki kualitas buruk. Mengapa perusahaan-perusahaan ini belum keluar? Karena mereka tidak dapat mengubah diri mereka sendiri dari waktu ke waktu.
Berdiri pada saat sekarang Anda mungkin tidak berpikir berapa banyak dunia dapat berubah dalam 10 tahun ke depan! Dan 70%-90% pekerjaan hari ini akan sepenuhnya berakhir dalam 10 tahun ke depan. perlahan-lahan kita memasuki era "revolusi industri keempat".
Lihat perusahaan-perusahaan terkenal hari ini-
UBER hanyalah sebuah nama perangkat lunak. Tidak, mereka tidak punya mobil sendiri. Namun hari ini perusahaan pameran taksi terbesar di dunia adalah UBER.
Airbnb adalah perusahaan hotel terbesar di dunia saat ini. Tapi yang lucu adalah mereka tidak memiliki satu pun hotel di dunia.
Demikian pula, contoh perusahaan yang tak terhitung jumlahnya seperti Paytm, Ola Cab, Oyo kamar dll dapat diberikan.
Tidak ada pekerjaan untuk pengacara baru di Amerika hari ini, karena perangkat lunak hukum bernama IBM Watson dapat menganjurkan jauh lebih baik daripada pengacara baru. Dengan demikian, hampir 90% orang Amerika tidak akan memiliki pekerjaan dalam 10 tahun ke depan. Sisanya 10% akan disimpan. Ini akan menjadi 10% ahli.
Dokter baru juga duduk untuk bekerja. Perangkat lunak Watson dapat mendeteksi kanker dan penyakit lainnya 4 kali lebih akurat daripada manusia. Kecerdasan komputer akan melampaui kecerdasan manusia pada tahun 2030
90% mobil saat ini tidak akan terlihat di jalan dalam 20 tahun ke depan. Mobil sisa akan dijalankan dengan listrik atau mobil hybrid. Jalanan perlahan-lahan akan menjadi kosong. Konsumsi bensin akan berkurang dan negara Arab penghasil minyak perlahan akan bangkrut.
Jika Anda menginginkan mobil, Anda harus meminta mobil dari perangkat lunak seperti Uber. Dan segera setelah Anda meminta mobil, mobil yang sepenuhnya tanpa pengemudi akan datang dan parkir di depan pintu Anda. Jika Anda bepergian dengan beberapa orang dalam mobil yang sama, sewa mobil per orang akan kurang dari sepeda.
Mengemudi tanpa sopir akan mengurangi jumlah kecelakaan sebesar 99%. Dan inilah sebabnya asuransi mobil akan berhenti dan perusahaan asuransi mobil akan keluar.
Hal-hal seperti mengemudi di bumi tidak akan bertahan lagi. Polisi lalu lintas dan staf parkir tidak akan diperlukan ketika 90% kendaraan menghilang dari jalan.
Bayangkan saja, dulu ada stan STD di jalanan bahkan 10 tahun yang lalu. Semua stan STD ini terpaksa ditutup setelah revolusi mobile datang di negara ini. Mereka yang selamat telah menjadi toko pengisian ulang ponsel. Sekali lagi revolusi online dalam pengisian ulang ponsel. Orang-orang mulai mengisi ulang ponsel mereka secara online dengan duduk di rumah. Harus mengganti toko isi ulang ini lagi. Sekarang ini hanya ponsel untuk membeli dan menjual dan memperbaiki toko. Tapi ini juga akan segera berubah. Penjualan ponsel meningkat langsung dari Amazon, Flipkart.
definisi uang juga berubah. Dulu ada uang tunai tapi di zaman sekarang sudah menjadi "uang plastik". Putaran kartu kredit dan kartu debit beberapa hari yang lalu. Sekarang itu pun berubah dan era dompet ponsel akan datang. Pasar Paytm yang berkembang, satu klik uang seluler.
Mereka yang tidak bisa berubah seiring bertambahnya usia, usia menyingkirkan mereka dari bumi. Jadi teruslah berubah dengan waktu.
Terus membuat konten yang hebat, terus bergerak seiring waktu.
✍️Asep Joko Raharjo
[25/9 19.47] rudysugengp@gmail.com: Dulu ... Di Jepang, ada anak laki2, tidak Pintar, sakit2an ...Tidak Ganteng juga.
Di kelas, duduknya paliiiiiing belakang karena takut disuruh maju ke depan oleh Guru .....
Tiap hari nemani Ayahnya di bengkel reparasi mesin pertanian di desa Kamyo distrik
Shizuko ...
Di usia 8 tahun dia mampu mengayuh sepeda sejauh 14 km hanya untuk melihat Pesawat Terbang ......
Usia 15 tahun putus sekolah dan bekerja di bengkel mesin di Hary Shokai Company ...
Usia 21 tahun diserahi buka cabang ....
Karena rajin, bengkelnya maju pesat.
Tapi dia tak puas dan memutuskan jadi wirausaha dg membuka bengkel sendiri ....
Dan memproduksi Ring Piston .... Sayang ... TOYOTA menolak karyanya karena dianggap jauh dari Standar .... Dia di bully dan diejek teman2nya .....
Dia sedih dan jatuh sakit ....
Setelah sembuh, dia putuskan kuliah untuk cari ilmu ... Namun dia Drop out tdk bs meneruskan kuliah .... Dia berusaha dan mencoba dan selalu gagal berkali-kali .....
Tahun 1947, Jepang porak poranda .... Hidupnya makin parah ... Semua dijual untuk kebutuhan sehari hari termasuk mobil kesayangannya dia jual ....
Dari kondisi inilah Titik balik kehidupannya berubah ....!!!
Dia punya sepeda kayuh satu2nya ... Dia pasang motor kecil di sepedanya .... Dan tanpa disangka ... " Sepeda yg ada Motor kecil nya itulah yg merubah hidupnya " .....
Banyak yg mau membeli, akhirnya dia memproduksi banyak hasil karyanya itu ....
Usahanya berkembang pesat hingga merambah produksi Mobil .....
Dan menggurita di seluruh dunia ...
Termasuk Indonesia ......
Dia menjadi Founding Father yg melegenda ....
Dia ... SOICHIRO HONDA ....
(Pemilik Perusahaan Honda dari Jepang)
Apa yg dia ucapkan ????
....Tidak ada sukses tanpa perjuangan...!!!
Orang Hanya melihat Saat ini di saat aku berdiri dengan deretan Mobil dengan segala Kesuksesanku ....
Ketahuilah ... Itu cuma 1% keberhasilanku .... 99% adalah kegagalanku ....jarang org yg mau melihatnya.
Orang lebih silau dg hasil kesuksesan...
Tanpa mau melihat bgmn kesuksesan itu dibentuk melalui sebuah proses yg berat, susah payah, jatuh bangun, dicaci, diejek, dibully, dikhianati, diremehkan....!!!
Sukses butuh semangat pantang menyerah, perjuangan dan doa, bahkan darah dan air mata.....!!!
Kisah Inspiratif
[25/9 19.47] rudysugengp@gmail.com: Situ Aksan adalah bekas danau yang berada di Kota Bandung, yang oleh pemerintah Hindia Belanda tersebut dijadikan kawasan konservasi. Pada zaman kolonial dikenal dengan nama Westerpark. Adapun jalan yang ada diberi nama Westerparkweg (sekarang Jalan Suryani). Situ Aksan pernah menjadi objek wisata favorit hingga era 1950-1960-an.[1] Situ Aksan memiliki pulau-pulau kecil di tengah hamparan airnya, untuk sampai ke daratan tersebut bisa dijangkau dengan cara peperahuan menggunakan perahu dayung. Situ Aksan diambil dari kata “Situ” yang berarti Danau dalam Bahasa Sunda, dan Aksan merupakan pemilik lahan, yang biasa disebut Haji Aksan.[1] Ketika memasuki tahun 1980-an, terjadi pembangunan disekitarnya. Hal ini menyebabkan Situ Aksan menyempit dan lama-lama akhirnya hilang kemudian saat ini Situ Aksan berubah menjadi pemukiman.[1] Sumber : Wikipedia
[25/9 19.48] rudysugengp@gmail.com: Raden Ayu Adipati Kartini Djojoadhiningrat (21 April 1879 – 17 September 1904) atau sering disebut dengan gelarnya sebelum menikah: Raden Ajeng Kartini, adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. RA Kartini adalah seorang pejuang kemerdekaan dan kedudukan kaumnya, pada saat itu terutama wanita Jawa. Beliau mempunyai tanggal lahir yang sama seperti dr. Radjiman Wedyodiningrat, yakni sama-sama lahir pada 21 April 1879.
Ia dilahirkan dalam keluarga bangsawan Jawa di Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Setelah bersekolah di sekolah dasar berbahasa Belanda, ia ingin melanjutkan pendidikan lebih lanjut, tetapi perempuan Jawa saat itu dilarang mengenyam pendidikan tinggi. Ia bertemu dengan berbagai pejabat dan orang berpengaruh, termasuk J.H. Abendanon, yang bertugas melaksanakan Kebijakan Etis Belanda.
Setelah kematiannya, saudara perempuannya melanjutkan pembelaannya untuk mendidik anak perempuan dan perempuan. Surat-surat RA Kartini diterbitkan di sebuah majalah Belanda dan akhirnya, pada tahun 1911, menjadi karya: Habis Gelap Terbitlah Terang, Kehidupan Perempuan di Desa, dan Surat-Surat Putri Jawa. Ulang tahunnya sekarang dirayakan di Indonesia sebagai Hari Kartini untuk menghormatinya, serta beberapa sekolah dinamai menurut namanya dan sebuah yayasan didirikan atas namanya untuk membiayai pendidikan anak perempuan bangsa Indonesia.
#RAkartini #pahlawanindonesia #sejarah #sejaraindonesia #fyp #jangkauan #belajarsejarah #foryou
[25/9 19.48] rudysugengp@gmail.com: Menguak Pangilan dan Gelar Bangsawan untuk para raja Mataram Jawa
Mari kita menguak sapaaan para raja jogja. untuk sekedar informasi panggilan sri sultan HB X adalah Ngarso Dalem. itu diambil dari gelar sri sultan HB X yaitu Sampeyan Dalem ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengku Buwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sadasa. Setelah dewasa bergelar KGPH Mangkubumi dan setelah diangkat sebagai putra mahkota diberi gelar KGPAA Hamengku Negara Sudibyo Rajaputra Nalendra ing Mataram.
[25/9 19.48] rudysugengp@gmail.com: KISAH SANG LEGENDA SEPAKBOLA INDONESIA YANG DIAKUI FIFA DAN MASUK DALAM FIFA LEGEND BERNAMA ANDI RAMANG
Sosok legendaris yang pernah menggantikan Sunar Sulaiman, pemain senior di skuad Garuda ini, lahir di Sulawesi Selatan pada 24 April 1924 dan tutup usia pada 1987 di Makassar.
Kisah tentang kehebatannya sebagai pemain sudah melegenda. Banyak ditulis dimana-mana.
FIFA mengakuinya sebagai salah satu pemain terhebat di era tahun 1950an. Bahkan saat 25 tahun wafatnya pada tahun 2012 diperingati FIFA dengan tema "pemain yang menginspirasi".
Andi Ramang (FIFA menulisnya Rusli Ramang) bermain sebanyak 397 kali sepanjang karirnya dan mencetak 316 gol, artinya 79,5% ...bukan pemain ecek-ecek tentu saja.
Mencetak gol pada era itu bukan perkara mudah mengingat peraturan belum seketat sekarang sehingga pemain "leluasa" bermain kasar cederung kotor untuk menjegal lawan mencetak gol. Tetapi Ramang bisa mencetak gol dalam posisi dan dengan cara apapun yang dia mau. Dalam bermain sepak bola Ramang punya kecerdasan jauh diatas rata-rata.
Lahir tanggal 24 April 1924 di Barru, Sulawesi Selatan dalam keluarga miskin. Pendidikan formalnya hanya setingkat SD. Membantu keluarga dengan bersepeda sejauh 50 km untuk berdagang ikan. Kemudian setelah menikah dia menjadi tukang becak.
Pindah ke Makasar dengan membawa istri serta becaknya dan bertemu dengan Andi Matalatta. Memulai karirnya di Persis ( bukan Persis Solo) sebelum bergabung dengan Bond Makasar (sekarang PSM).
Meski sudah bergabung dengan tim besar tetapi Ramang masih mencari nafkahnya dengan mengayuh becak dan jadi kernet truk.
Kemudian Ramang menjadi legenda. Wara-wiri di berbagai pertandingan nasional serta internasional. Menuai banyak pujian dan decak kagum selama lebih dari 20 tahun.
Hingga akhirnya tahun 1961 dia dituduh menjadi otak pengaturan skor saat pertandingan Persebaya vs PSM. Dihukum larangan bermain seumur hidup.
Hukumannya dicabut tahun 1962 tetapi kehebatannya mulai meredup.
Ramang pensiun tahun 1968 diusia 40 tahun.
Sempat meniti karir sebagai pelatih di beberapa klub termasuk di PSM, tetapi pendidikannya yang hanya sampai SD membuatnya perlahan terpinggirkan karena tidak memiliki sertifikat kepelatihan.
Wafat pada tanggal 26 September 1987 sepulang melatih PSM hujan-hujanan akibat penyakit paru-paru yang sudah dideritanya selama 6 tahun dan tidak bisa berobat karena kekurangan biaya. Ramang wafat dirumahnya yang dihuni bersama anak cucu berjumlah 19 orang ...
Bagi saya ini tragedi ...tragedi yang tidak boleh terulang lagi.
Jika para pegawai bisa tenang dimasa tua dengan menikmati uang pensiun atau pesangon, mengapa para atlet dengan pengorbanan dan jasa yang luar biasa pada negaranya tidak ? ( Bahkan anggota DPR saja punya uang pensiun. Aahh ..)
Ada banyak atlet seperti Ramang di negeri ini yang menorehkan tinta emas pada masa mudanya tetapi kemudian hidup penuh tinta hitam pada masa tuanya ...
Semoga kehidupannya di akhirat kembali penuh dengan tinta emas.
Aamiin
(RAMANG -Dari berbagai sumber.)
Berikut ini pernyataan FIFA tentang Andi Ramang
FIFA: "Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi sudah ada sejak 1950-an, bernama Andi Ramang, berasal dari Indonesia yang pernah membuat kiper terbaik sepanjang masa (Lev) Yashin jatuh bangun menangkap bola,"
FIFA: "(Ramang) tingginya hanya 156 cm tapi bagi para pemain (lawan) yang berbadan jauh lebih tinggi, besar, dan kekar, Ramang adalah Si Kurcaci Pembunuh,"
FIFA: "Ialah pemain yang pernah mengejutkan dunia, dengan kelebihan tendangan yang keras, skill dan dribling luar biasa, serta heading mematikan itulah hal istimewa yang dimiliki oleh legenda besar sepakbola Tim Nasional Indonesia, Ramang,"
FIFA: "Kakinya (Ramang) sangat kuat, seakan sulit untuk di cederai, Yashin adalah saksi bagaimana pemain ini menunjukkan kemampuan luar biasa, kalau saja bukan karena ketangkasan dirinya (Lev Yashin) mungkin Uni Soviet sudah dipermalukan oleh Indonesia melalui Ramang,"
FIFA: "Saat memperkuat Timnas Indonesia, Andi Ramang yang identik dengan kaos nomor punggung 11 pernah mencetak 19 gol hanya dalam 5 pertandingan, itu terjadi pada 1953 ketika Indonesia tampil di suatu turnamen di Asia,"
FIFA: "Tidak hanya Uni Soviet dan Lev Yashin yang kewalahan menghadapi Indonesia dengan Ramang-nya, tapi Jerman Timur juga pernah merasakan ketangguhan Si Macan Asia (Indonesia) bahkan mereka (Jerman Timur) hampir saja kalah,"
FIFA: "Jika ia muncul di era sepakbola masa kini bukan tidak mungkin ia akan diperebutkan banyak klub-klub besar dan mungkin penghargaan Ballon d'Or akan ia dapatkan,"
FIFA: "Kami mengakuinya (Ramang) sebagai pesepakbola hebat yang pernah ada yang berasal dari Makassar, Indonesia. Mungkin suatu saat akan muncul Ramang yg lain...
Celana murmer:
https://s.shopee.co.id/2AvxE53ZBq
https://s.shopee.co.id/5ppFasnr31
[25/9 19.49] rudysugengp@gmail.com: Dia adalah George McLaurin, pria kulit hitam pertama yang diterima di Universitas Oklahoma pada tahun 1948. Ia dipaksa duduk di sudut terpisah dari rekan-rekan kulit putihnya. Namun, namanya tetap tercatat dalam daftar kehormatan sebagai salah satu dari tiga mahasiswa terbaik di perguruan tinggi tersebut.
Ini kata-katanya:
"Beberapa rekan memandangku seperti aku adalah binatang, tidak ada yang berbicara padaku, dan bagi para pengajar aku bahkan tidak ada—mereka jarang menjawab pertanyaanku. Aku mengabdikan diri sepenuhnya, dan akhirnya teman-temanku mulai mencariku, dan para pengajar mulai memperhatikanku. Aku tidak lagi menjadi tidak terlihat bagi mereka."
Pendidikan memiliki kekuatan yang lebih besar daripada senjata.
[26/9 14.14] rudysugengp@gmail.com: “THE REAL RAJA JAWA”
Kisah Ki Ageng Suryomentaram, Filsuf Jawa yang Memilih Jadi Rakyat Biasa
Ki Ageng Suryomentaram adalah putra ke-55 Sri Sultan Hamengkubuwono VII dari Bendoro Raden Ayu Retnomandojo, putri Patih Danurejo VI. Ia merupakan salah satu filsuf Jawa yang populer pada masanya.
Banyak ajaran-ajaran kebatinan yang diciptakan berangkat dari pengalaman hidupnya. Salah satu yang populer hingga kini adalah ajaran moral “aja dumeh” yang artinya jangan menyombongkan diri, jangan mengecilkan orang lain karena diri berpangkat tinggi, karena pada hakikatnya manusia itu sama.
Lantas seperti apa perjalanan hidup Ki Ageng Suryomentaram hingga ia menjadi filsuf Jawa yang populer? Bagaimana juga pemikirannya dalam memaknai hidup? Berikut selengkapnya:
Hidup Mengembara
Pada awalnya, Ki Ageng Suryomentaram bergelar Pangeran Surya Mataram. Ia menanggalkan gelar kepangeranannya dan menyebut diri Ki Ageng Suryomentaram. Keputusan ini bermula saat ia melihat betapa beratnya hidup petani yang bekerja di sawah.
Sejak itu, ia sering keluar istana dan bersemedi di tempat-tempat yang biasa dikunjungi leluhurnya seperti Gua Langse, Gua Semin, dan Parangtritis. Selain itu, ia juga pergi mengembara ke daerah Kroya, Purworejo, sembari melakukan pekerjaan serabutan sebagai pedagang batik, petani, dan kuli.
Pada saat itu, utusan kraton coba mencarinya dan menemukannya sedang bekerja menggali sumur di Kroya. Ia diajak kembali tinggal di kraton. Namun saat di kraton, hidupnya penuh kegelisahan.
Kegelisahannya bertambah saat kakeknya, Patih Danurejo VI dibebaskan dari tugasnya dan ibunya dikembalikan ke kakeknya. Tak berselang lama, ia kembali ditimpa cobaan saat istrinya meninggal dunia.
Jalani Hidup sebagai Rakyat Biasa
Setelah kematian istrinya, Suryomentaram memilih hidup sebagai seorang petani di daerah Bringin, Salatiga. Di sana ia menjadi guru aliran kebatinan bernama Kawruh Begja.
Sepanjang hidupnya, ia menyelidiki alam kejiwaan dengan menjadikan dirinya sendiri sebagai kelinci percobaan. Hasil observasinya akan jiwa diri sendiri itu ia tulis dalam bentuk buku, karangan, ceramah, dan lain sebagainya.
Ia biasa menyampaikan ceramah pada kalangan terbatas. Cara hidupnya cukup menampakkan kesederhanaan dengan mengenakan celana pendek, sarung, dan memakai kaos.
Observasi Rasa
Dilansir dari Wikipedia, pemahaman Ki Ageng Suryomentaram tentang manusia berangkat dari pengamatannya terhadap diri sendiri. Dari analisisnya, dihasilkan suatu citra manusia yang lebih menunjukkan seperti apa dan siapa manusia itu dari dunia yang melingkupinya.
Dari pengamatannya itu, ia menyimpulkan bahwa rasa setiap orang di dunia itu sama, yaitu sama-sama membutuhkan kelestarian raga dan kelestarian jenis.
Selain itu, Suryomentaram merumuskan hidup sederhana ala dia dalam NEMSA (6-SA), yaitu sakepenake, sabutuhe, sacukupe, samesthine, dan sabenere. Sementara itu, ia beranggapan bahwa sumber ketidakbahagiaan adalah keinginan. Wujud keinginan itu ada semat, drajat, dan kramat.
Semat itu berupa kekayaan, kesenangan, kecantikan, ketampanan, dan hal-hal yang biasanya bersifat fisik. Sementara drajat adalah keluhuran, kemuliaan, keutamaan, dan status sosial. Sedangkan kramat adalah kekuasaan, kedudukan, dan pangkat.
#Sejarah #RajaJawa
[26/9 14.24] rudysugengp@gmail.com: SANG JENIUS SEJATI SERINGKALI TIDAK DIAKUI PADA ZAMANNYA SENDIRI.
Pada akhir abad ke-19, dunia menyaksikan sebuah revolusi dalam cara manusia memahami dan menggunakan energi listrik. Di tengah hiruk-pikuk persaingan industri yang ketat, satu nama muncul sebagai simbol dari inovasi dan eksentrisitas yang tiada duanya: Nikola Tesla. Dianggap sebagai salah satu jenius paling berpengaruh dalam sejarah manusia, Tesla tidak hanya merancang fondasi untuk sistem listrik arus bolak-balik (AC) yang mengubah dunia, tetapi juga memimpikan masa depan yang bahkan sampai sekarang pun masih terdengar seperti fiksi ilmiah.
Anak dari Angin Badai
Nikola Tesla lahir pada malam badai petir yang hebat di sebuah desa kecil di Smiljan, Kroasia, pada 10 Juli 1856. Legenda mengatakan bahwa saat kelahirannya, seorang bidan berkomentar bahwa badai ini adalah tanda sesuatu yang luar biasa. Sang ibu menjawab, "Tidak. Ini adalah tanda bahwa dia akan menjadi anak dari cahaya." Kata-kata ini, meski mungkin hanya sebuah cerita, seakan-akan menjadi ramalan bagi kehidupan Tesla.
Sejak usia muda, Tesla menunjukkan kemampuan memori fotografis yang luar biasa dan daya imajinasi yang tidak biasa. Dia bisa membayangkan mesin yang rumit dengan detail yang jelas di pikirannya sebelum mengerjakannya. Obsesi awalnya terhadap listrik dipicu oleh seekor kucing peliharaan keluarga. Saat membelai bulu kucingnya pada suatu malam musim dingin, percikan listrik statis menyambar, memicu rasa ingin tahu yang tak terbendung di dalam dirinya.
Pertarungan Arus: Tesla vs. Edison
Tesla pertama kali tiba di Amerika Serikat pada tahun 1884, dengan membawa kepala yang penuh ide revolusioner dan kantong kosong. Dia bergabung dengan Thomas Edison, sang pelopor listrik arus searah (DC). Edison, yang terkenal keras kepala dan konvensional, segera bentrok dengan Tesla yang penuh imajinasi dan ide liar. Perseteruan antara kedua raksasa ini memuncak dalam apa yang dikenal sebagai "Perang Arus."
Edison memperjuangkan teknologi DC miliknya, sementara Tesla mengembangkan sistem AC yang jauh lebih efisien. Dengan dukungan finansial dari George Westinghouse, Tesla membuktikan bahwa AC bukan hanya lebih efektif, tetapi juga lebih aman untuk distribusi daya jarak jauh. Pada akhirnya, sistem AC Tesla menang, menjadi standar global dan membuka jalan bagi dunia modern.
Pikiran yang Melampaui Zaman
Namun, pencapaian Tesla tidak berhenti pada listrik. Dia membayangkan sesuatu yang bahkan melampaui batas teknologi saat itu. Di laboratoriumnya di Colorado Springs dan Wardenclyffe Tower di Long Island, dia melakukan eksperimen tentang transmisi nirkabel energi listrik dan komunikasi jarak jauh. Di sini, Tesla membayangkan jaringan energi global yang dapat mentransmisikan informasi dan daya secara nirkabel—konsep yang hari ini kita kenal sebagai Internet dan jaringan nirkabel.
Tesla juga meramalkan teknologi-teknologi masa depan seperti smartphone, drone, dan bahkan energi dari partikel atom. "Hari ini kita terhubung secara nirkabel di seluruh dunia," kata Tesla pada awal abad ke-20. Visi Tesla begitu maju hingga banyak orang pada zamannya menganggapnya gila. Di era di mana manusia baru saja memahami listrik, Tesla sudah berbicara tentang penemuan-penemuan yang bahkan di zaman sekarang pun masih dianggap mengagumkan.
Keterasingan dan Kejayaan
Meski demikian, Tesla bukanlah seorang pengusaha ulung. Sebagian besar karyanya dibiayai oleh orang lain, dan dia sering kali tidak mendapatkan keuntungan dari inovasi-inovasinya. Gagal mendapatkan dukungan untuk eksperimen-eksperimen ambisiusnya, Tesla jatuh ke dalam kemiskinan di tahun-tahun terakhir hidupnya. Ia meninggal sendirian di sebuah kamar hotel di New York pada 7 Januari 1943, meninggalkan warisan yang sebagian besar baru disadari nilainya puluhan tahun kemudian.
Namun, seperti kata pepatah, jenius sejati sering kali tidak diakui pada zamannya sendiri. Hari ini, Tesla diakui sebagai pelopor yang membuka jalan bagi berbagai penemuan yang kita anggap biasa dalam kehidupan sehari-hari. Dari radio hingga robotika, dari laser hingga energi nirkabel, jejak Tesla ada di mana-mana. Dunia modern yang kita kenal mungkin tidak akan ada tanpa kejeniusan liar Nikola Tesla. Meskipun hidupnya dipenuhi dengan keterasingan dan tantangan, semangat inovasinya tetap menyala, menginspirasi generasi baru untuk terus bermimpi dan menciptakan dunia yang lebih baik.
**Nikola Tesla bukan sekadar seorang penemu; dia adalah seorang visioner yang melihat masa depan di saat yang lain hanya bisa melihat masa kini.**
[26/9 14.27] rudysugengp@gmail.com: Menurut Babad Ponorogo Raden Bethara Katong mempunyai 5 istri yaitu:
1. Sang Permaisuri Putri Adi Kaliwungu dari Demak sumare ing Setono
2. Putri dari Loano, Bagelen sumare ing Setono
3. Putri Pamekasan, Madura sumare ing Setono
4. Dyah Roro Ayu Niken Gandini, putri Ki Ageng Kutu Ponorogo
5. Putri Kuning putri dari Ki Buyut Wono dari Kertosari.
Sebelum wafatnya Bathara Katong telah berwasiat kepada 5 istrinya: "Besok jika saya meninggal dunia, kalian jangan menikah dengan orang lain. Dan jika ada yang melakukannya, maka ia tidak boleh dimakamkan di dekat makam saya."
Istri ke 4 Bathara Katong Dyah Ayu Rara Niken Gandini putri dari Wengker mempunyai seorang adik yang bernama Ki Suromenggolo, seorang warok terkenal putra Ki Ageng Kutu dari Wengker musuh dari Bathara Katong yang akhirnya menjadi abdi setia Bathara Katong dan diangkat sebagai demang di Kertosari. Sang Warok ditugaskan untuk menjaga kelima istrinya khususnya Putri Kuning yang paling muda.
Warok Suromenggolo adalah murid utama dari Ki Singobowo (Raden Singosari) seorang bangsawan dari Kadipaten Loano, Bagelen, pamomong istri kedua Bathara Katong yang dimintai bantuan bersama Eyang Joyodrono dan Joyodipo menghadapi Ki Ageng Kutu yang terkenal sakti mandraguna. Pasca wafatnya Bathara Katong beliau madeg pandito bertapa di Argowilis, dikenal dengan sebutan Ki Ajar Singobowo, Mahaguru para warok ternama di Ponorogo yaitu Warok Suromenggolo, Warok Surohandoko, Warok Gunoseco, Warok Singokobra dan Warok Honggojoyo.
Sepeninggal Bathara Katong, kedudukan Adipati Ponorogo diteruskan oleh sang putra menantu yang masih belia, yaitu Adipati Panembahan Agung putra Pangeran Tumapel (Sayyid Maulana Hamzah) putra Sunan Ampel dengan didampingi oleh adik Bathara Katong dari satu ibu yang bernama Raden Bondan Surati yang diangkat sebagai Bupati Nayoko Kadipaten Ponorogo. Raden Bondan Surati mempunyai adik satu ibu lain ayah yaitu Dewi Pandansari putra Pandito Wilohandoko dari gunung Pandan daerah Kendeng. Pandito Wilohandoko merupakan kakak dari Ki Cangkrangwojo dan Ki Sabuk Alu.
Dikisahkan pasca wafatnya Bathara Katong, keempat istri beliau selalu mengingat dan menaati wasiat beliau agar tidak menikah lagi. Tetapi Putri Kuning yang masih muda dan sedang bergairah dalam perjalanan waktu diam-diam membangun hubungan cinta dengan Raden Bondan Surati yang juga masih muda dan tampan. Kedua insan yang dimabuk cinta itu sering mencuri-curi waktu bertemu di taman keputren di malam bulan purnama untuk memadu kasih.
Untuk itu Raden Bondan Surati menyamarkan diri dengan memakai pakaian hitam dengan bercadar melompati pagar keputren. Para emban dan wanita keputren yang melihat bayangan hitam mengiranya genderuwo yang memasuki taman keputren. Mereka pun ketakutan dan masuk kamar keputren. Raden Bondan Surati pun segera menemui Putri Kuning yang telah menunggunya di bawah pohon di taman keputren. Keduanya pun bercumbu rayu dengan aman.
Kelakuan keduanya sebenarnya telah diketahui oleh Ki Suromenggolo yang ditugasi menjaga para istri dan keluarga Bathara Katong. Ki Suromenggolo telah menasehati Putri Kuning untuk tidak melanggar wasiat sang suami dengan menjalin hubungan dengan Raden Bondan Surati, adik Bathara Katong yang nantinya akan mencoreng nama baik Kadipaten. Tapi nafsu dan gairah yang membuncah dan tidak bisa lagi dibendung membuat Putri Kuning tidak mau mendengar nasihat Ki Suromenggolo.
Bahkan karena adanya halangan dari Ki Suromenggolo, Putri Kuning berniat menghabisi Ki Suromenggolo dengan caranya sendiri agar tujuannya menjalin hubungan dengan Raden Bondan Surati bisa berhasil. Putri Kuning berusaha menghasut dan mengadu domba Raden Bindan Surati dengan Ki Suromenggolo dengan mengatakan bahwa Ki Suromenggolo akan memperkosanya di kamar Keputren.
Raden Bondan Surati yang telah terprovokasi dengan mudah diperalat untuk menghabisi Ki Suromenggolo dengan menyewa orang bayaran. Sesuai arahan Putri Kuning, Bondan Surati menemui para bromocorah dari gunung Pegat, anak buah Warok Surogentho musuh bebutan Suromenggolo yang telah dibunuh sebelumnya. Mereka adalah Warok Suro Bacok, Suro Jegol, Suro Jugil. Dengan iming-iming segepok uang dan cincin Putri Kuning dengan ucapan bahwa bila mereka tidak membunuh Ki Suromenggolo, maka ia yang akan menghabisi mereka.
Ketiganya menyanggupi untuk menghabisi Ki Suromenggolo. Setelah mempertimbangkan hari naas Suromenggolo dan naas mereka sendiri dan pembagian tugas yang matang, eksekusi harus selesai pada suatu malam yang telah ditentukan lewat perhitungan yang matang sebelum jam satu malam. Suro Bacok bertugas sebagai tukang sirep, Suro Jegol bertugas menggangsir tanah, Suro Jugil sebagai pengawas. Pekerjaan dimulai jam 11 malam. Menjelang jam 1 malam mereka telah berhasil menjebol masuk kamar Suromenggolo lewat bawah tanah.
Tetapi naas, Ki Suromenggolo yang sedang tidur mendengkur dengan kewaskitaanya terbangun dan berhasil membekuk ketiga anak buah Warok Surogentho dalam suatu pertarungan yang mematikan. Ketiganya pun akhirnya takluk menyerah dan meminta ampunan kepada sang warok. Ki Suromenggolo pun dengan lapang dada mengampuni mereka dan menjadikan ketiganya sebagai abdi dan pengawal setianya. Ketiganya pun akhirnya membuka otak rahasia siapa yang menyuruh.
Melihat usahanya gagal, Raden Bondan Surati pergi ke Argolawu berguru kepada Sunan Lawu yang tidak lain adalah Raden Gugur, kakaknya sendiri yang memerintahkan untuk lelaku selama 40 hari 40 malam. Kemampuannya pun meningkat drastis tetapi keinginannya untuk menyingkirkan warok Suromenggolo tidak direstui Sunan Lawu karena Suromenggolo hanya menjalankan perintah Bathara Katong, kakaknya sendiri untuk menjaga keluarga dan istri-istrinya.
Sepulang dari Argolawu, Raden Bondan Surati segera pulang ke Kadipaten Ponorogo menemui Putri Kuning di Keputren untuk melampiaskan rasa rindunya dan menceritakan semua pengalamannya di gunung Lawu bersama kakaknya Sunan Lawu yang tidak mau merestui langkahnya untuk menghabisi warok Sumenggolo. Beliau tidak mempercayai tindakan buruk yang dilakukan Ki Suromenggolo terhadap Putri Kuning, janda kakaknya Bathara Katong.
Ketika hendak keluar kaputren, Raden Bondan Surati yang masuk dengan menyamar sebagai genderuwo memakai pakaian serba hitam langkahnya tiba-tiba dihadang para prajurit yang ditugaskan Warok Suromenggolo menjaga Kaputren. Dengan penuh percaya diri dengan kemampuan yang baru didapatnya dari Sunan Lawu, para prajurit dengan mudah dikalahkan dan dibinasakan oleh Raden Bondan Surati.
Tetapi sebelum keluar dari gerbang Kaputren, langkahnya dicegat oleh Warok Suromenggolo dan terjadilah pertarungan dahsyat diantara keduanya. Karena merasa jumawa dengan kemampuannya, Raden Bondan Surati lengah dan naas pun tak dapat dihindarkan, golok Ki Suromenggolo dengan cepat menebas leher Raden Bondan Surati dan tubuhnya ambruk ke tanah. Kaputren pun geger dengan jatuhnya sosok genderuwo yang sering masuk taman keputren yang tidak lain adalah Raden Bondan Surati.
Pada suatu waktu, dalam satu pisowanan di Kadipaten Ponorogo, Ratu Kuning meminta kejelasan terkait kematian Raden Bondan Surati ditangan Warok Suromenggolo. Adipati Panembahan Agung menjawab bahwa permasalahan telah selesai ditangani secara kekeluargaan oleh para pinisepuh Kadipaten. Tetapi Ratu Kuning minta Ki Suromenggolo tetap diajukan di depan pengadilan untuk membuktikan diri.
Ditengah perdebatan tentang keruwetan permasalahan Kadipaten datanglah 3 orang keluarga Raden Bondan Surati dari gunung Pandan yaitu Dewi Pandansari putri Pandito Wilohandoko, Ki Cangkrang Wojo dan Ki Sabuk Alu yang berargumen bila Raden Bondan Surati memang bersalah seharusnya dibuktikan dulu di pengadilan bukan langsung dibunuh oleh Warok Suromenggolo tanpa adanya bukti yang meyakinkan terlebih dahulu.
Akhirnya Ki Suromenggolo pun diajukan ke pengadilan dengan dakwaan telah membunuh Raden Bondan Surati tanpa melalui putusan pengadilan. Suromenggolo memberikan alasan bahwa perilaku Raden Bondan Surati memasuki kaputren memasuki ruang Putri Kuning dengan menyamar sebagai genderuwo telah dilakukan beberapa kali sebelumnya dan langkah para prajurit hanya menjaga kaputren. Adapun langkahnya melawan Raden Bondan Surati pun setelah diserang terlebih dahulu oleh Raden Bondan Surati.
Sebagai tambahan bukti, Warok Suromenggolo pun membawa saksi tiga warok gunung Pegat tentang konspirasi Ratu Kuning dan Raden Bondan Surati untuk membunuhnya dengan membawa bukti kedua cincin Putri Kuning dan Bondan Surati serta uang yang diberikan sebagai upah kepada ketiganya untuk membunuhnya. Adanya bukti kedua cincin tersebut membongkar skandal hubungan asmara keduanya yang menyebabkan rasa malu yang sangat bagi Ratu Kuning dan membuatnya pingsan di tengah pengadilan.
Penyelidikan lebih lanjut menghasilkan satu putusan pengadilan, Warok Suromenggolo bebas dari tuntutan, sedangkan Putri Kuning yang terbukti sebagai otak dari semua rencana yang menyebabkan terbunuhnya Raden Bondan Surati dan para pengawal Kadipaten diputus bersalah dan dikenakan hukuman mati. Namun Ki Suromenggolo beserta Adipati Panembahan Agung meminta keringanan hukuman, Putri Kuning dikeluarkan dari Kadipaten untuk dikembalikan ke Wonokerto.
Tetapi ada yang tidak terima dengan pengadilan putusan pengadilan tersebut. Pandansari maju kedepan menantang Warok Suromenggolo untuk bela pati pada kakaknya. Maka terjadilah pertarungan hebat di alun-alun Kadipaten. Keris Pandansari yang ditusukkan berkali-kali kearah badan Suromenggolo tidak mempan dan akhirnya ruyung Suromenggolo yang menyambar dan mengenai kepala Dewi Pandansari dan menghempaskankannya keatas tanah.
Melihat pertarungan yang tidak seimbang, sang paman Ki Cangkrang Wojo segera terjun ke arena pertempuran menghadapi Warok Suromenggolo yang sama-sama sakti, tetapi warok Suro Jegol menghadangnya dan terjadilah pertempuran sengit antara keduanya. Akhirnya Suro Jegol berhasil dibanting, dipiting dan ditekak oleh Ki Cangkrang Wojo. Dan dengan senjatanya Ki Cangkrang Wojo mengakhiri hidup Ki Suro Jegol.
Ki Cangkrang Wojo kemudian menyentuh kepala Dewi Pandansari yang membuatnya langsung tersadar dan keduanya segera mengeroyok Warok Suromenggolo yang membuatnya terdesak kewalahan. Mengetahui situasi tersebut dari arah yang tidak diduga muncul Ki Singobowo dengan jungkir 3x di atas tanah, berubah menjadi harimau yang amat besar menyerang Dewi Pandansari, menggigit lehernya dan membawanya ke area persawahan disebelah timur alun-alun Kadipaten Ponorogo. Tepat disebelah barat hutan Siredong tubuh Pandansari dicabik-cabik oleh harimau Ki Singobowo. Tempat tersebut kemudian dikenal sebagai dukuh Pandansari.
Melihat hal tersebut Ki Sapu Alu turun ke medan pertempuran mengeroyok Suromenggolo tetapi segera dihadapi oleh Ki Suro Jugil. Ki Sapu Alu segera membereskan Ki Suro Jegol, senjata Ki Sapu Alu segera menembus perut Ki Suro Jegol dan tewas seketika. Ki Suro Bacot yang tidak memegang senjata tak berani melawan. Maka Ki Sabuk Alu dan Ki Cangkrang Wojo segera mengeroyok Ki Suromenggolo untuk dihabisinya.
Merasa terdesak Ki Suromenggolo kemudian menjejakkan kakinya tiga kali ke tanah memanggil ruh Ki Joyodrono, guru rohaninya. Kekuatan Ki Suromenggolo tiba-tiba meningkat berlipat-lipat. Ki Cangkrang Wojo dipegang, dibanting dan dilempar ke arah timur, jatuh di sekitar wilayah telaga Ngebel. Adapun Ki Sabuk Alu dibanting dan dilempar ke arah barat dihutan Sukorejo.
Adapun Putri Kuning pada akhirnya wafat di Kertosari dan jenazahnya hendak dimakamkan di makam Setono disamping suaminya Bathara Katong, namun liang lahatnya tidak pernah cukup untuk menampung jenazah Putri Kuning sebagai isyarat ditolaknya Ratu Kuning di makamkan di Setono. Pada akhirnya jenazah Putri Kuning dimakamkan di Wonokerto di belakang masjid Kertosari.
Pasca kematian Putri Kuning, Niken Gandini, istri keempat Bathara Katong menemui adiknya Warok Suromenggolo dan disampaikan akan akhir pengabdiannya di Kadipaten Ponorogo. Diceritakannya akan desus-desus yang beredar di lingkungan Dalem Kadipaten tentang kematian Raden Bondan Surati di usia yang masih muda oleh adiknya sendiri Ki Suromenggolo.
Mendengar cerita tersebut lemaslah Warok Suromenggolo, pendekar digdaya andalan Kadipaten Ponorogo yang tak pernah pilih tanding. Ia merasa tersudutkan dan merasa malu yang tak tertanggungkan dengan beredarnya desas-desus tersebut di Dalem Kadipaten. Ki Suromenggolo lebih memilih pati daripada menanggung rasa malu. Ki Singobowo dari Argowilis yang mengetahui kondisi murid kinasihnya datang menemuinya dan memberi isyarat akan akhir hidupnya. Ki Suromenggolo membuang seluruh senjata dan pusaka yang melekat pada badannya, Ki Suromenggolo pun segera bersuci lahir batin menghadapkan dirinya menghadap Sang Pencipta.
Pada bulan Sabtu di bulan Ruwah, Ki Suromenggolo membaringkan tubuhnya terlentang, kepalanya di sebelah timur. Ia menyuruh kakaknya Niken Gandini untuk membawakan kinang. Dengan tenang Ki Suromenggolo menarik nafas mengucap dua kalimat syahadat. Niken Gandini pun segera tanggap menusukkan sadak kinang ke tenggorokannya. Ki Suromenggolo pun wafat. Jenazahnya dimakamkan di belakang masjid Kertosari di makam Gedong Kertosari bersama Putri Kuning sesuai wasiat Bathara Katong untuk selalu mendampinginya.
Untuk Raden Bathara Katong, Kelima Istri Beliau dan Para Pengikut Setianya, Lahumul Fatihah......
Sumber:
Pureowijoyo, Babad Ponorogo jilid ll
https://youtu.be/n3qRCLo9bg0
https://youtu.be/-5p9CcsAsxw
https://youtu.be/vK7Qefzl-zU
Channel Youtube Purbo Sasongko
#batharakatong #sejarahnusantara #sejarahwarok
#warok #suromanggolo #waroksuromanggolo
#radenbatharakatong #kisingobowo #radensinghosari
[27/9 17.46] rudysugengp@gmail.com: SI JENIUS DARI JEPARA YANG TERSEMBUNYI DAN DISEMBUNYIKAN DARI SEJARAH BANGSA
Sang pahlawan jenius bersahaja, tersembunyi dan yang disembunyikan.
Kartono, nama lengkapnya RM Panji Sosrokartono, lahir 1877. kakak kandung RA Kartini.1898, pribumi pertama yg kuliah di luar hindia-belanda, laiden. cerdas, kesayangan para dosen. bisa 27 bahasa asing & 10 bahasa nusantara.
pangeran ganteng, pinter, gaul, anak orang kaya, terkenal, dan merakyat. hayoo kurang apa lagi si cowo keren ini. cewe2 eropa nyebut si sosrokartono, "de mooie sos." (sos yg ganteng).
bule eropa dan amerika sebut dia dgn hormat, 'de javanese prins' (pangeran jawa). pribumi memanggil kartono aja.
1917, jadi wartawan perang dunia1 koran amerika, the new york herald, cab. eropa. test masuk nya, memadatkan artikel bahasa prancis sejumlah 30 kata dalam 4 bahasa (inggris, spanyol, rusia, prancis). kartono lulus dgn 27 kata, para bule asli lebih dari 30 kata.
sebagai wartawan perang, ia diberi pangkat mayor oleh sekutu, tapi nolak bawa senjata.
"saya tak nyerang orang, krn itu saya pun tak akan di serang. jd apa perlu nya bawa senjata?"
~ahli diplomasi yg hebat. hmm...
ia gemparkan eropa~america dgn artikel perundingan jerman & prancis yg rahasia, tertutup, dlm gerbong kereta api, tengah hutan, dijaga sangat ketat. semua wartawan cari informasi...eeh koran new york herald telah memuat hasil perundingan tersebut..!!??
1919 jadi penterjemah tunggal di Liga Bangsa Bangsa.
1921, LBB jadi PBB. ia ketua penterjemah utk segala bahasa. kalah kan para poliglot bule eropa~amerika.
1925 pangeran sos pulang ke tanah air. ki hajar dewantara angkat dia jadi kepala sekolah menengah di bandung.
rakyat berjejal temui si pintar ini, tapi minta air & doa. aneh nya banyak yg sembuh. maka antrian pun makin banyak termasuk bule2 eropa. akhirnya beliau dirikan klinik darussalam.
pernah sembuhkan anak eropa hanya di sentuh-sentuh (tuk3..) dihadapan para dokter yg angkat tangan. si anak sembuh hitungan detik.
ia juga pernah memotret kawah gunung dari udara. hebatnya tanpa pesawat.
soekarno muda sering diskusi dgn nya. bung hatta sebut beliau orang jenius.
rumah nya berkibar bendera merah putih. tp belanda, jepang, dan sekutu seolah tak peduli. orang laen pasti dihajar.
1951 wafat di bandung. dikebumikan di makam Sedo Mukti, Desa Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah di samping makam kedua orang tuanya Nyai Ngasirah dan RMA Sosroningrat. tak punya apa2, rumah pun kontrak. pdhal sbg bangsawan & cendekiawan ia bisa hidup mewah.
orang2 tak temukan pusaka dan jimat di rumahnya. harta nya hanya kain bersulam huruf ALIF.
nisan nya tertulis:
sugih tanpa bondo.
digdaya tanpa aji.
beliau wartawan, tapi PWI gak pernah singgung nama nya. beliau tokoh pendidikan tapi guru seolah lupa nama nya.
Sang Alif....
Alif sak jeroning Alif...
*)sumber : indonesia tempo dulu
Semoga bermanfaat dan kita bisa belajar banyak dr kisah hidup dan keteladanan RM Panji Sosrokartono
_________________
#madjapahit #padjadjaran #mataramkuno #singosari #sundagaluh #kartosuro #kasultanandemak #kasultananbanten #kasultanancirebon #sejarahnusantara #sejarahkerajaannusantara #sejarahkerajaanislam #sejarahkerajanhindubudha #legenda #mitos #dongeng #ceritarakyat
[27/9 17.47] rudysugengp@gmail.com: Sejarah panjang carok
PERANG PUPUTAN MADURA
(Mataram menyerang Madura saat invasi keraton Surabaya)
"Sultan Agung yang menggempur secara periodik wilayah kekuasaan setahap demi setahap menimbulkan korban yang cukup besar di pihak Mataram. Namun dia terus mencari cara agar Surabaya yang makin lama makin terdesak itu menyerah, terutama sejak kejatuhan Tuban pada 1619 menyusul kekalahan Madura pada 1624."
Tahun 1624. Sembari Tumenggung Alap-Alap mengawasi Surabaya, Sultan Agung mengerahkan pasukannya melintasi Selat Madura. Tujuannya adalah menaklukkan Madura. Untuk pertama kalinya, Mataram yang agraris mampu menyeberangi laut. Ini sebuah prestasi, tentu. Tetapi jangan dilupakan bahwa Surabaya telah lemah waktu itu dan angkatan laut Belanda sudah menyerah di Gresik. Jadi masuk akal jikalau Adipati Sujanapura dengan mudah mengomandoi pasukan Mataram ke Madura.
Tapi sesungguhnya tidak mudah. Pendaratan pertama gagal, karena langsung disambut dengan perlawanan oleh pengeran-pangeran di Madura. Pasukan Mataram kembali ke tengah laut untuk menyusun ulang strategi. Lalu pendaratan kedua dilakukan pada saat air pasang di malam hari. Usaha ini berhasil. Keesokan harinya, pasukan Mataram berperang dengan orang-orang Madura sampai 12 jam. Dua kekuatan sama-sama kelelahan. Belum ada yang menang dan kalah.
Pada malam harinya, 400 tentara Madura pilihan mendatangi kemah Adipati Sujanapura. Mereka mengajak adu tanding. Banyak pasukan Mataram yang meninggal. Sementara Adipati Pamekasan menantang Adipati Sujanapura duel hingga dua-duanya tewas. Ini merupakan serpihan sejarah di mana prototipe tentang carok memiliki dasar yang kuat dalam sejarah Madura. Adipati Pamekasan memberi contoh bagaimana carok itu harus dilakukan dengan jantan, dengan duel: satu lawan satu.
Karena kekalahan besar itu, Sultan Agung mengirimkan pasukan tambahan, dengan Tumenggung Wiraguna sebagai panglima. Pada episode inilah, Madura mengalami kekalahan. Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep ditaklukkan. Menurut cerita lisan yang beredar, kemenangan Mataram tak lepas dari bantuan Ki Juru Kiting, seorang pertapa dari Mataram, anak Adipati Mandaraka, yang dengan kesaktiannya mampu melipatgandakan kekuatan pasukan Mataram.
Tetapi perlawanan itu tidak mudah. Sebab pasukan Madura sangat gigih. Sumber-sumber Belanda menyebutkan: perempuan-perempuan Madura ikut berperang melawan Mataram. Beberapa laki-laki yang takut berperang dibunuh oleh perempuan-perempuan perkasa itu. Bahkan barisan istri dari para suami yang tengah berperang tidak rela suaminya pulang sebelum mencapai titik penghabisan. Lebih heroik lagi, istri-istri tersebut akan membunuh suaminya yang memilih menyerah pada Mataram. Tidakkah ini merupakan prototipe klasik emansipasi wanita Madura yang, dua abad berikutnya, disuarakan Kartini jua?
Rakyat Keraton Pamekasan pantang mundur walaupun kekuatan musuhnya berlipat ganda. Dalam pertempuran itu, diantara mereka banyak yang gugur, termasuk Pangeran Ronggosukowati beserta para isterinya, Pangeran Purbaya, Pangeran Jimat serta para abdi keraton. Oleh karena itu, peristiwa penyerangan pasukan Mataram ke Pamekasan disebut juga Perang Habis-habisan yang dalam bahasa Jawa sama artinya dengan puputan. Dengan demikian, perang besar di Madura ini dikenal juga dengan Perang Puputan.
Setelah Madura kalah, pasukan Tumenggung Wiraguna membawa ribuan tawanan ke Mataram. Salah satu di antara tawanan itu adalah Raden Prasena, putra penguasa Madura barat, yang waktu itu masih kecil. Sultan Agung tertarik dan membesarkan Raden Prasena. Ketika dewasa, Sultan Agung menikahkan Raden Prasena dengan putrinya dan diberi gelar Pangeran Cakraningrat I. Kemudian iadiangkat menjadi penguasa Madura.
[27/9 17.48] rudysugengp@gmail.com: KEDIRI BUKAN HANYA GUDANG GARAM.......
Pramoedya Ananta Toer kurang lebih pernah menulis begini di novelnya, "Kamu boleh pintar setinggi langit, tapi kalau kamu tidak menulis maka kamu akan hilang dari ingatan masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian..."
Tetapi kalau menulis thok dan tidak pernah diterbitkan menjadi sebuah buku ya tulisan itu hanya akan menjadi konsumsi sendiri dan tidak begitu berdampak pada orang banyak. Masalahnya seberapa banyak sih ada orang yang mau menjadi penerbit buku? bisnis yang tidak terlalu jelas untungnya? apalagi menerbitkan buku di jaman kolonial Hindia Belanda dan bersaing keras dengan Penerbit Balai Pustaka yang dijadikan satu-satunya penerbitan resmi yang disubsidi oleh pemerintah kolonial?
Perkenalkan...inilah Tan Khoen Swie. Seorang Tionghoa yang punya nyali untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas? bukan dengan teriak-teriak sok nasionalis tetapi dengan tindakan nyata.
Lahir di Wonogiri tahun 1884 konon ia besar di kota kelahirannya dengan menjadi tukang rakit penyeberangan sungai Bengawan Solo. Lalu ia mengembara ke kota-kota lain sambil belajar menguasai bahasa Hakka sebagai bahasa pengantar dengan komunitas Tionghoa di mana pun dia tinggal. Dari pengembaraannya itulah ia kemudian menikahi seorang gadis dari Surabaya bernama Liem Gio Nio dan kelak memiliki 3 anak.
Pengembaraannya berhenti di Kediri. Di kota inilah Tan Khoen Swie semakin fasih berbahasa Jawa rendah maupun tinggi. Ia mampu membaca dan menulis aksara Jawa. Ia juga tertarik pada kebudayaan Jawa termasuk budaya wayang maupun ilmu kebatinan Kejawen.
Dia kemudian menghidupi kebudayaan Jawa tersebut dengan suka bermeditasi, puasa, berlaku vegetarian dan mempunyai minat tinggi pada hal-hal gaib dan ilmu Kejawen.
Minat kepada sastra dan kebatinan Jawa memberi ide baginya untuk mengembangkan bisnis penerbitan bernama Boekhandel Tan Khoen Swie, di rumah sekaligus tokonya (toko Soerabaia) di Jalan Dhaha Kediri. Bisnis itu ia didirikan tahun 1915, jadi 3 tahun sebelum Penerbit Balai Pustaka didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Melalui penerbitannya inilah Tan Khoen Swie benar-benar berkontribusi pada pengembangan kebudayaan Jawa. Fokus bisnisnya adalah buku berhuruf dan berbahasa Jawa, berhuruf latin dan berbahasa Jawa serta berhuruf latin dan berbahasa Melayu. Topik bukunya juga beragam dari buku masakan, pertanian, filsafat, pendidikan, sejarah, agama, sastra bahkan teknik berhubungan seksual suami isteri.
Tan Khoen Swie berjasa besar memasyarakatkan pengetahuan dan filsafat Jawa yang saat itu hanya terbatas dalam kepujanggaan kraton menjadi bentuk buku yang bisa dipelajari oleh semua kalangan masyarakat.
Semua buku-buku Jawa yang legendaris itu adalah terbitan dari Boekhandel Tan Khoen Swie:
- Primbon Jayabaya (Ronggowarsito)
- Serat Wedhatama (Mangkunegara IV)
- Serat Kalatidha (Ronggowarsito)
- Serat Gatholoco
- Serat Dharmogandul
- Serat Nitimani (ini buku kamasutra ala Jawa)
- Serat Babad Kediri
Selain aktif di dunia kebatinan, ia juga memimpin perkumpulan Kioe Kok Thwan, oranisasi Tionghoa Kediri yang melawan kolonial Belanda tahun 1935. Ia tidak pernah mau mengubah nama Tionghoa-nya untuk menunjukkan bahwa orang Tionghoa pun bisa menjadi orang Jawa dan Indonesia tanpa harus menanggalkan identitas aslinya.
Nasionalisme keindonesiaannya juga ditunjukkan dengan menerbitkan buku berbau anti kolonial berjudul "Atoeran dari Hal Melakoeken Hak Perkoempoelan dan Persidangan Dalem Hindia-Nederland" karangan R. Boediharjo (1932) serta buku "Tjinta Kebaktian Pada Tanah Air" tahun 1941.
Beberapa sastrawan dan pujangga seringkali bermeditasi di rumahnya untuk mendapat inspirasi dala penulisan karya tulisnya. Konon, Tan Khoen Swie juga menjadikan rumahnya sebagai tempat mampir para mantan pengikut Pangeran Diponegoro yang tercerai-berai.
Tan Khoen Swie sampai sekarang dihormati oleh para intelektual Jawa karena jasa dan kontribusinya pada Kasusastraan Jawa. Ia meninggal di Kediri tahun 1953. Anaknya, Tan Biang Liong, meneruskan usaha ayahnya bahkan sempat dipenjara 3 bulan karena menerbitkan buku Aji Asmorogomo, buku teknik berhubungan seksual untuk mendapatkan keturunan yang dilengkapi dengan ilustrasi. Kejadian ini menjadi salah satu penyebab anaknya menghentikan bisnis penerbitan di tahun 1963 untuk berkonsentrasi pada bisnis-bisnis lainnya.
Jadi sekarang ketahuilah, kawan. Kediri itu bukan hanya terkenal karena Gudang Garam-nya saja.
Ingatlah nama Tan Khoen Swie....ketika Anda sedang membaca buku.
Gara-gara dia orang lain jadi berpikir bahwa menjadi penerbit ternyata juga bisa menjadi penghidupan sekaligus mencerdaskan orang banyak.
Untuk jasa-jasanya itu pemerintah Republik Indonesia belum pernah memberikan penghargaan apa pun kepadanya.
FB. Cinema Indonesia
Celana murmer:
https://s.shopee.co.id/2AvxE53ZBq
https://s.shopee.co.id/5ppFasnr31
[27/9 17.49] rudysugengp@gmail.com: Siapa yang masih ingat dengan dongeng anak SD jaman baholak ?
Ini salah satu dongeng paling Lejen yang pernah ada dalam buku pelajaran SD.
Anak 70an-80an pasti merindukan buku pelajaran jaman baholak.
Hei kalian anak anak jaman CATUR WULAN masih ingat dengan dongeng ini ?
-NENEK TUA DAN IKAN GABUS-
Dahulu kala, ada seorang Nenek Tua yang sangat miskin.
Pakaiannya, hanya yang melekat di badannya. Itu pun sudah compang-camping.
Pekerjaan sehari-hari Nenek Tua itu sebagai pencari kayu bakar di hutan untuk ditukarkan dengan makanan.
Di saat musim kemarau, di hutan itu, banyak sungai yang kering, dan kekurangan air.
Nenek Tua pun pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar.
Ketika sampai di hutan itu, Nenek Tua itu melihat banyak sekali ikan gabus di tempat yang kekeringan, mereka sedang menggelepar-gelepar.
Dia begitu gembira.
"Mungkin ini rezekiku. Aku akan merasakan lezatnya daging ikan gabus.
Nanti, aku akan goreng sebagian dan sebagian lagi kujual," ujarnya membatin.
Lalu, ia pun jongkok, sambil menyaksikan ikan-ikan gabus yang menggelepar-gelepar itu.
Namun, lama-kelamaan, Nenek tua itu berubah niat, ia menjadi iba.
Akhirnya, ia mengurungkan niatnya mengambil ikan-ikan gabus itu.
Dia hanya diam, sambil memandangi ikan-ikan gabus yang tidak berdaya itu.
Tapi, Nenek Tua itu terkejut.
Tiba-tiba, ia mendengar ada seekor ikan gabus yang paling besar bisa bicara layaknya manusia.
"Ya, Allah, berilah hamba hujan!" ujarnya.
Tak beberapa lama, turunlah hujan lebat.
Akhirnya, Nenek Tua itu berteduh di bawah sebuah pohon.
Sementara, air hujan makin banyak dan memenuhi kembali kolam yang sebelumnya kering.
Ikan-ikan gabus pun berenang-renang dengan girangnya.
Pulanglah Nenek tua itu.
Sepanjang perjalanan, ia memikirkan tingkah laku ikan gabus yang besar tadi.
"Kalau aku minta uang kepada Allah, seperti ikan gabus tadi, minta hujan, mungkin diberi-Nya,"pikirnya.
Sesampainya di rumah, Nenek Tua itu terus memohon diberikan uang kepada Allah.
Ia duduk bersimpuh sambil menengadahkan tangannya,
"Ya, Allah, berilah hamba uang!"
Ia terus memohon kepada Allah. Ia sangat percaya bahwa Allah itu ada. Nenek Tua itu terus berdoa sampai larut malam.
Ternyata, apa yang dilakukan oleh Nenek Tua itu didengar oleh seorang tetangganya yang kaya raya.
"Hai Nenek Tua! Jangan mengganggu orang tidur! Allah nggak bakal memberikan uang kepadamu. Mending kamu pergi ke hutan cari kayu bakar. Itulah rezekimu!” ujar si kaya raya dengan jengkelnya.
Tapi, Nenek Tua itu tidak menggubris kemarahan si kaya raya itu. Ia terus saja memohon kepada Allah sambil menengadahkan tangannya.
Karena jengkel, si orang kaya raya itu mengambil pecahan genting dan kaca kemudian memasukannya dalam sebuah karung. Ia naik ke atas rumah Nenek Tua itu, lalu dijatuhkannya karung itu tepat mengenai tubuhnya.
"Hai Nenek Tua bangka inilah uang yang kau minta,"ujarnya.
Kemudian, Ia turun dan mengintip dari celah dinding kayu yang sudah keropos, ia ingin tahu apa yang akan terjadi.
Nenek Tua itu ternyata pingsan. Namun, tak beberapa lama, ia pun sadar lalu segera memeluk karung itu. Saat dibukanya karung itu, Nenek Tua sangat terkejut, ternyata karung itu berisi uang, emas, dan perak banyak sekali.
Seketika, si Nenek Tua itu menjadi orang kaya raya, bahkan kekayaannya melebihi dari kekayaan tetangganya itu.
Tetangga Nenek Tua yang kaya raya itu iri hati. Lalu, Ia memerintahkan pelayannya agar tengah malam nanti menjatuhkan dua karung berisi pecahan kaca dan genting tepat mengenai dirinya.
"Hey pelayan...!!, Kamu siapkan pecahan kaca dan pecahan genting, masukkan ke dalam karung ini..!" Perintah si kaya pada pembantunya, sambil menyerahkan karung besar.
"Untuk apa juragan??" Tanya si pelayan, bingung.
"Sudah kamu lakukan saja perintahku, nanti tengah malam kamu naiklah ke atap rumah. Nanti aku akan berdoa, setelah aku selesai berdoa, kamu jatuhkan karung itu ke atas tubuhku" Kata si kaya, menjelaskan.
"Tapi... Gan..., !??" Pelayan itu ragu.
"Sudah jangan banyak tanya!! Lakukan saja perintahku!!" Bentak si kaya.
"Ba... Ba... Baik juragan" jawab pelayan itu, sambil berlalu membawa karung besar tadi.
Malam telah tiba, saat tengah malam, si kaya raya itu memohon dengan menirukan apa yang pernah dilakukan oleh Nenek Tua itu.
“Ya Allah, Berilah hamba uang yang banyak!”.
Kemudian, pelayannya segera menjatuhkan dua karung pecahan kaca dan genting tepat mengenai badan orang kaya yang serakah itu. Ia pun pingsan.
Tak lama, orang kaya itu pun sadar. Setelah sadar, ia memeluk kedua karung itu dengan tangannya yang terluka dan patah. Lalu, ia membuka karung itu.
Alangkah kagetnya orang kaya yang serakah itu, ternyata pecahan kaca dan genting itu tidak berubah menjadi uang, emas, dan perak.
Dia sangat sedih melihat kenyataan itu.
Kini harta bendanya habis dijual untuk makan dan berobat.
Namun, untungnya masih ada orang yang mau menolongnya, yaitu Nenek Tua yang sudah berubah menjadi orang kaya raya, si Nenek Tua tetangganya itu.
Sumber :
Buku Bahasa Indonesia Jilid 4a, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Tahun 1975.
#pelajaransd #jamandulu #dongeng
[28/9 01.44] rudysugengp@gmail.com: Sepasang Rusa
Sepasang rusa di landa asmara
Mereka pergi berdua-dua
Menikmati udara berkasih-kasihan
Berbahagia lah mereka
Akan tetapi datanglah tiba-tiba
Seorang pemburu yang mengintai
Dia lalu menembak rusa itu
Mati lah si rusa betina
Aaaaa
Rusa jantan berlari masuk hutan
Kasihan kekasihnya t’lah hilang
Akhirnya tak tertahan, ia masuk jurang
Tamatlah oh riwayatnya
Akan tetapi datanglah tiba-tiba
Seorang pemburu yang mengintai
Dia lalu menembak rusa itu
Mati lah si rusa betina
Rusa jantan berlari masuk hutan
Kasihan kekasihnya t’lah hilang
Akhirnya tak tertahan, ia masuk jurang
Tamatlah oh riwayatnya
[29/9 10.07] rudysugengp@gmail.com: Ratu Kencono Wungu | Pemimpin Perempuan Terakhir di Majapahit
Sepanjang sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit, terdapat dua pemimpin perempuan. Salah satunya adalah Tribhuwana Tunggadewi (1328-1350), putri dari Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit.
Selain Tribhuwana Tunggadewi, pada akhir kekuasaan Majapahit, terdapat satu perempuan yang kembali menempati posisi ratu, yaitu Dyah Suhita atau Ratu Kencono Wungu. Ratu Kencono Wungu pun menjadi pemimpin perempuan terakhir di Kerajaan Majapahit.
** Asal-usul Dyah Suhita **
Menurut NJ Krom, Ratu Suhita atau Dyah Suhita merupakan putri dari Bhre Wirabhumi. Hal ini berbeda dengan Kitab Pararaton, yang menjelaskan bahwa Dyah Suhita merupakan cucu dari Bhre Wirabhumi. Pendapat lain menyatakan bahwa Dyah Suhita merupakan putri penguasa kelima Majapahit, Wikramawardhana (1389-1429), dari selirnya.
Ada juga yang menyatakan bahwa Dyah Suhita merupakan anak dari Wikramawardhana dengan Kusumawardhani. Sedangkan pendapat paling kuat menjelaskan bahwa Dyah Suhita adalah anak dari Wikramawardhana, yang memperistri putri kakak ipar sekaligus musuhnya. Terlepas dari perbedaan pendapat terkait asal-usulnya, Dyah Suhita merupakan putri yang menikah dengan Aji Ratnapangkaja.
Aji Ratnapangkaja adalah salah satu pimpinan militer yang turut berperan dalam Perang Paregreg (1404-1406) melawan Bhre Wirabhumi dari Blambangan.
** Menjadi Ratu Majapahit **
Setelah Bhre Wirabhumi kalah dalam Perang Paregreg dan terbunuh pada 1406, Wikramawardhana memimpin Majapahit hingga 1429. Sepeninggal Wikramawardhana, terjadi kebingungan siapa yang berhak memimpin Kerajaan Majapahit.
Dalam Kitab Pararaton, disebutkan bahwa Wikramawardhana sempat menunjuk anaknya dari Kusumawardhani, yakni Rajakusuma atau Hyang Wekasing Putra, sebagai penerusnya. Namun, Hyang Wekasing Putra mati muda. Begitu pula dengan putra Wikramawardhana dari selirnya, Bhre Tumapel, yang juga meninggal. Keturunan Wikramawardhana hanya tersisa Dyah Suhita dan Bhre Kertawijaya, yang sama-sama dari selir.
Akhirnya, Dyah Suhita ditunjuk sebagai pemimpin Majapahit karena lebih tua dari Bhre Kertawijaya. Dyah Suhita dilantik menjadi Ratu Majapahit pada 1429. Ada pendapat yang menyatakan bahwa Dyah Suhita merupakan orang yang sama dengan Ratu Kencana Wungu.
Bersama suaminya, Aji Ratnapangkaja, yang bergelar Bhatara Parameswara, Dyah Suhita memerintah Majapahit dari 1429 hingga 1447. Selama memimpin Kerajaan Majapahit, Dyah Suhita kembali menghidupkan kearifan lokal yang terabaikan karena polemik politik. Selain itu, ada pendapat yang menyatakan bahwa di era Dyah Suhita, kekuasaan atas Nusantara secara berangsur-angsur kembali ke Majapahit.
Dyah Suhita juga mendirikan bangunan pemujaan di berbagai lereng gunung sebagai punden berundak, seperti di Gunung Penanggungan, Gunung Lawu, dan lain sebagainya.
** Meninggalnya Dyah Suhita **
Dyah Suhita menjadi Ratu Majapahit selama 18 tahun, hingga meninggal pada 1447. Sementara suaminya, Aji Ratnapangkaja, meninggal 10 tahun sebelumnya, yakni pada 1437.
Sepeninggal Dyah Suhita, Kerajaan Majapahit dipimpin oleh adiknya, Bhre Kertawijaya atau dikenal dengan Brawijaya. Hal itu karena Dyah Suhita dan Aji Ratnapangkaja tidak dikaruniai anak. Dyah Suhita menjadi perempuan kedua dan terakhir yang memimpin Majapahit, setelah sebelumnya Tribhuwana Tunggadewi memerintah dari 1328 hingga 1350.
sumber :
https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/18/150000379/ratu-kencono-wungu-pemimpin-perempuan-terakhir-di-majapahit?page=all
#kerajaanmajapahit #kerajaannusantara #ratukenconowungu #faktasejarah #tempodulu #nusantara
FB. Cinema Indonesia
Celana murmer:
https://s.shopee.co.id/2AvxE53ZBq
https://s.shopee.co.id/5ppFasnr31
[29/9 15.49] rudysugengp@gmail.com: 13 FAKTA MENARIK W. R SOEPRATMAN:
1. Pencipta Lagu Kebangsaan:
Wage Rudolf Soepratman adalah komponis di balik lagu kebangsaan Indonesia, "Indonesia Raya." Lagu ini pertama kali diperdengarkan pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928, yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
2. Tanggal Lahir dan Hari Musik Nasional:
Lahir di Purworejo, Tanggal lahir Wage Rudolf Soepratman ada dua versi: 9 Maret dan 19 Maret 1903. Versi pertama, 9 Maret, diperingati sebagai Hari Musik Nasional untuk menghormati kontribusinya dalam dunia musik Indonesia.
3. Keahlian dan Profesi:
Selain sebagai komponis, Wage Rudolf Soepratman juga merupakan seorang guru, wartawan, dan Pemain Violin.
4. Pahlawan Nasional:
Atas jasanya menciptakan lagu kebangsaan dan kontribusinya dalam dunia musik dan perjuangan Indonesia, Wage Rudolf Soepratman dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia.
5. Anak Ketujuh dari Sembilan Bersaudara:
Wage Rudolf Soepratman lahir sebagai anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Ayahnya, Djoemeno Senen Sastrosoehardjo, adalah seorang tentara KNIL Belanda, dan ibunya bernama Siti Senen.
6. Pengalaman Pendidikan Awal:
Soepratman pertama kali bersekolah di Boedi Oetomo,.
7. Menggunakan Nama Belanda:
Pada tahun 1914, Soepratman pindah ke Makassar bersama kakaknya dan menambahkan nama Rudolf untuk diterima di sekolah Belanda (Europese Lagere School), meskipun akhirnya dikeluarkan karena diketahui bukan anak kandung Willem van Eldik.
8. Belajar Musik Sejak Dini:
Soepratman belajar bermain gitar dan biola sejak usia muda. Kakak iparnya, Willem van Eldik, mengajarkannya bermain biola dan kemudian memberikan biolanya kepada Soepratman sebagai kenang-kenangan.
9. Pendidikan dan Karier Awal:
Setelah menyelesaikan sekolah Melayu, Soepratman melanjutkan pendidikan di sekolah malam untuk belajar bahasa Belanda dan lulus ujian Klein Ambtenaar Examen pada tahun 1919. Ia kemudian melanjutkan ke Normaalschool dan menjadi guru di Sekolah Angka 2 pada usia 20 tahun.
10. Karier Jurnalis dan Aktivis:
Soepratman bekerja sebagai wartawan di harian Kaoem Moeda dan Kaoem Kita di Bandung, dan kemudian di Jakarta. Selama periode ini, ia terlibat dalam pergerakan nasional dan menulis buku Perawan Desa yang kemudian disita oleh pemerintah Belanda.
11. Sakit Urat Saraf dan Karya Terakhir:
Pada tahun 1932, Soepratman menderita sakit urat saraf akibat kelelahan bekerja keras. Ia sempat beristirahat di Cimahi sebelum kembali ke Jakarta dan kemudian pindah ke Surabaya. Dalam kondisi sakit, ia masih menciptakan lagu Surya Wirawan dan Mars Parindra.
12. Pesan Terakhir dan Wafat:
Sehari sebelum wafat pada tanggal 17 Agustus 1938, Soepratman berpesan kepada kakaknya, Roekijem, untuk menyerahkan lagu "Indonesia Raya" kepada Badan Kebangsaan. Ia dimakamkan di Surabaya setelah wafat akibat penyakit dan keletihan batin.
13. Karya dalam lagu:
Indonesia Raya
Bendera Kita
Indonesia Ibuku
Ibu Kita Kartini
Mars K.B.I, Mars Surya Wirawan, Mars Parindra
Di Timur Matahari
Bangunkah Hai Kawan, Matahari Terbit
Surya Wirawan
Mars Parindra
Karya dalam seni sastra:
Perawan Desa
Darah Muda
Kaum Panatik
SUMBER WIKIPEDIA
#INDONESIARAYA #WRSOEPRATMAN #TokohIndonesia #Nusantara