Rabu, 31 Juli 2024

50 Wisata Jayim

 50 Wisata Jatim


Jalan Jalan 50 Wisata Pantai di Jawa Timur, dari Pacitan sampai Banyuwangi

 Kompas.com, 25 Oktober 2022, 17:35 WIB Wasti Samaria Simangunsong , Ni Nyoman Wira Widyanti Tim Redaksi 

KOMPAS.com - Ada beragam pantai yang terbentang di sepanjang Provinsi Jawa Timur dengan keunikan masing-masing. Misalnya, Pantai Plengkung di Banyuwangi memiliki ombak kelas dunia, sedangkan Pantai Watu Ulo di Jember punya batu menyerupai badan seekor ular naga.  Berikut, 50 rekomendasi pantai terbaik di Jawa Timur yang Kompas.com rangkum buat kamu. Daftar pantai terindah di Jawa Timur  

1. Pantai Klayar di Pacitan

Pantai Klayar terletak di Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Jaraknya dari Kabupaten Pacitan sekitar 33 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih satu jam. Dikutip dari Kompas.com, Rabu (25/5/2022), seruling samudera berupa celah batu karang yang sesekali dapat menyemburkan air laut. Saat ombak datang, celah tersebut akan menghasilkan suara seperti seruling yang diiringi dengan bunyi semburan air, sehingga dinamai seruling samudera. Tepat di belakangnya, berdiri formasi batuan karang yang mirip sphinx, makhluk mitos asal Mesir yang bertubuh singa berkepala manusia, sehingga dijuluki Sphinx van Java. 

2. Pantai Banyu Tibo di Pacitan 

Pantai Banyu Tibo alias Pantai Air Terjun terletak di Desa Widoro, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Obyek wisata ini punya dua daya tarik, berupa air terjun dan pantai di satu tempat sekaligus. Dilansir dari Kompas.com, Selasa (18/12/2018), untuk mencapai lokasi air terjun, pengunjung harus menuruni tangga dari kayu.  

3. Pantai Watu Karung di Pacitan  

Pantai Watu Karung terletak di Desa Watukarung, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Daya tariknya berupa pasir putih, laut biru kehijauan, dan pulau karang di sekitarnya.  Pantai Watu Karung menghadap langsung ke Samudra Hindia, sehingga tinggi ombaknya mencapai lima meter. Gulungan ombak dengan tipe reef break dan tinggi menjadi incaran peselancar, sebagaimana dikutip Kompas.com, Selasa (6/12/2016).  

4. Pantai Buyutan di Pacitan  

Pantai Buyutan terlihat unik dari ketinggian. Garis pantai dengan pasir putih memanjang berpadu dengan warna air laut, serta perbukitan hijau. Lokasinya berada di Desa Widoro, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan.  Dikutip Kompas.com, Kamis (13/12/2018), salah satu keunikan pantai ini adalah adanya gugusan batu karang di area lepas pantainya. Karang itu pun punya namanya masing-masing, yakni Watu Bale, Watu Pasar, Watu Kerun, Watu Kenong, dan Watu Narada. 

5. Pantai Kasap di Pacitan 

Pantai Kasap berada di Desa Watukarung, Dusun Ketro, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Pantai Kasap dijuluki sebagai Raja Ampat-nya Pacitan sebab panorama pantai dengan batu-batu karang yang menyerupai pulau, tersebar tidak jauh dari pantai. Dilaporkan Kompas.com, Selasa (24/5/2022), untuk melihat pemandangan ini, pengunjung harus naik menuju bukit di dekat pantai, tepatnya ke gardu pandang. 

6. Pantai Srau di Pacitan 

Pantai Srau terletak di Desa Candi, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Jarak tempuh dari Kota Pacitan 21 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Total ada tiga kawasan pantai pasir putih di Srau ini. Biasanya pengunjung menyebutnya sebagai Pantai Srau 1, 2, dan 3. Pantai Srau 2 yang berada di bagian tengah merupakan tempat favorit wisatawan untuk bermain air, antara lain karena karena pasirnya lembut dan bebas dari batu-batu yang terbawa ombak, dikutip Kompas.com, Sabtu (15/6/2019). 

7. Pantai Soge di Pacitan 

Pantai Soge berada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Jarak tempuh dari Kota Pacitan 30 kilometer dengan waktu berkendara kira-kira satu jam. Menurut Kompas.com, Rabu (2/10/2019), meski indah, wisatawan tidak diperbolehkan untuk berenang atau bermain air terlalu ke tengah karena ombak di Pantai Soge cukup besar. 

8. Pantai Watu Bale di Pacitan  

Pantai Watu Bale yang berlokasi di Desa Jetak, Tulakan, Pacitan, ini menyajikan pemandangan batu karang yang mirip dengan bale atau balai dalam Bahasa Indonesia. Pantai tersebut didominasi oleh tebing tinggi dan menjadi salah satu pantai tak berpasir di Indonesia. Pantai Watu Bale berbatasan langsung dengan laut selatan. Selain menikmati deburan ombak, pengunjung juga bisa menjajal wahana ekstrem berupa jembatan gantung di atas lepas pantai menuju sebuah bukit karang, sebagaiman dikutip Kompas.com, Kamis (18/2/2022). 

9. Pantai Pidakan di Pacitan  

Pantai Pidakan terletak di Dusun Godeg Wetan, Desa Jetak, Kecamatan Tulakan. Tak seperti pantai lain yang berpasir halus, Pantai Pidakan justru dipenuhi bebatuan unik dengan beragam ukuran seperti batu sungai, dikutip Kompas.com, Minggu (16/8/2020). 

10. Pantai Pancer Door di Pacitan Lihat Foto Pantai Pancer Door berada di Kelurahan Sidoharjo, Pacitan, Jawa Timur. Pantai ini menawarkan deburan ombak khas laut selatan yang menjadi incaran para peselancar. Selain itu, wisatawan juga bisa menyantap hidangan laut dan olahraga di trek jogging yang tersedia, seperti dikutip Kompas.com, Selasa (27/4/2021). 

11. Pantai Jonggring Saloko di Malang 

Pantai berpasir coklat ini berada di Desa Mentaraman, Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Selain ombaknya yang besar, Pantai Jonggring Saloko memiliki fenomena langka berupa watu ngebros, sebab ada semburan air ke udara yang keluar dari kumpulan batu karang besar di bibir pantai, sebagaimana dikutip Kompas.com, Kamis (31/3/2022). 

12. Pantai Ngliyep di Malang

Pantai Ngliyep merupakan pantai berombak besar yang menyuguhkan pemandangan alam berupa perpaduan tebing curam dan hutan lindung. Lokasi pantai berada di Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Meski dilarang berenang di kawasan pantai akibat ombaknya yang besar, namun pengunjung tetap bisa bermain pasir hingga menyaksikan matahari terbenam dari Gunung Kombang, yakni sebuah pulau kecil menjorok ke laut yang ada di dekat pantai, dikutip dari Kompas.com, Kamis (31/3/2022). 

13. Pantai Watu Leter di Malang 

Pantai Watu Leter berlokasi di Dusun Rowotrate, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.  Satu hal yang membuat pantai ini unik adalah perairannya yang dikelilingi oleh pepohonan dan tebing yang dipenuhi semak belukar. Ada juga beberapa gugus pulau kecil.  Jika beruntung, wisatawan bisa melihat penyu-penyu bertelur di Pantai Watu Leter sembari menikmati jernihnya air laut, sebagaimana dikutip Kompas.com, Kamis (10/2/2022). 

14. Pantai Balekambang di Malang 

Pantai Balekambang terletak di Dusun Sumber Jambe, Desa Srigoco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tempat ini kerap disebut mirip dengan Tanah Lot di Bali berkat keberadaan pura di pantai ini. Dilaporkan Kompas.com, Senin (26/9/2022), pura bernama Pura Luhur Amertha Jati itu berada di Pulau Ismoyo yang terhubung dengan jembatan sepanjang 70 meter dari area pantai. 

15. Pantai Goa Cina di Malang 

Pantai Goa Cina terletak di Desa Sitiarjo, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Daya tariknya adalah tiga pulau yang terdapat di lepas pantai, yaitu Pulau Bantengan, Pulau Goa Cina, dan Pulau Nyonya. Pantai Goa Cina dulunya bernama Pantai Rowo Indah. Konon, sekitar 20 tahun silam ditemukan jenazah etnis Tionghoa serta tulisan China di salah satu gua di sekitar pantai, sehingga nama pantai diubah menjadi Pantai Goa Cina, sebagaimana dikutip Kompas.com, Kamis (4/8/2022). 

16. Pantai Batu Bengkung di Malang

Pantai Batu Bengkung berada di Desa Gajahrejo, Gedangan, Kabupaten Malang. Pantai ini punya hamparan batu karang raksasa di sekitar pantai. Dilaporkan Kompas.com, Selasa (29/3/2022) ombak di pantai ini cukup besar, sehingga pengunjung tidak disarankan untuk berenang. Sebagai gantinya, mereka bisa bermain air di cekungan sedalam 1,5 meter yang terletak di tepi pantai.   

17. Pantai Teluk Asmara di Malang 

Pantai Teluk Asmara kerap dijuluki mirip Raja Ampat lantaran punya topografi yang mirip dengan kepulauan di Papua Barat itu. Lokasinya berada di Desa Tambakrejo, Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing, Kabupaten Malang. Pantai ini memiliki pulau-pulau kecil yang bisa dilihat dari ketinggian dengan menaiki anak tangga, seperti dikutip Kompas.com, Selasa (29/3/2022). 

18. Pantai Nganteb di Malang 

Pantai Nganteb berlokasi di Dusun Sukorejo, Tumpakrejo, Gedangan, Kabupaten Malang. Dari Kota Malang, jarak tempuh menggunakan mobil sekitar 57 kilometer, dengan durasi perjalanan 1 jam 42 menit. Melansir Kompas.com, Kamis (10/2/2022), peselancar bisa bermain di Pantai Nganteb. Meski ombaknya mungkin tidak sebesar pantai-pantai lain, namun ombak yang ditawarkan dinilai cocok untuk peselancar pemula.  

19. Pantai Sendang Biru di Malang  

Salah satu pantai di Malang Selatan adalah Pantai Sendang Biru yang berada di Dusun Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.  Terdapat perahu wisata untuk mengunjungi Pulau Sempu atau berkeliling pantai, dilaporkan Kompas.com, Kamis (10/2/2022). Pilihan perahu yang tersedia di antaranya perahu motor dan perahu dayung. 

20. Pantai Ungapan di Malang 

Sama seperti Pantai Watu Leter, kamu akan melihat gugusan pulau di Pantai Ungapan. Alternatif pantai di Malang Selatan ini juga dikelilingi oleh perbukitan yang disebut Gunung Getun. Pantai Ungapan terletak di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Dari Kota Malang, jarak tempuh menggunakan mobil adalah 67 kilometer atau sekitar dua jam. Harga tiketnya Rp 10.000 per orang dikutip Kompas.com, Kamis (10/2/2022). 

21. Pantai Bajulmati di Malang  

Lokasi Pantai Bajulmati di Desa Gajah Rejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, tak jauh dari Pantai Batu Bengkung, yakni sekitar empat kilometer. Pantai Bajulmati terkenal akan garis pantai yang panjang, sehingga wisatawan bisa melakukan banyak kegiatan di tepi pantai. Pantai ini juga dikelilingi tebing-tebing karang, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (19/2/2022). 

22. Pantai Tiga Warna di Malang  

Pantai Tiga Warna terletak di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupten Malang. Pantai yang dibuka sejak pertengahan 2014 ini berada di kawasan rehabilitasi dan konservasi mangrove, terumbu karang, dan hutan lindung, Clungup Mangrove Conservation (CMC). Disebut Pantai Tiga Warna lantaran pantai tersebut bergradasi tiga warna, yakni biru, hijau, dan coklat kemerahan, sebagaimana dilansir Kompas.com, Minggu (24/4/2022). 

23. Pantai Clungup di Malang  

Pantai Clungup berada dalam satu kawasan dengan Pantai Teluk Asmara, Pantai Goa Cina, dan Pantai Tiga Warna. Uniknya, Pantai Clungup memiliki hutan konservasi bakau, yakni Clungup Mangrove Conservation. Ombak di Pantai Clungup cukup tenang lantaran pantai ini dilindungi pulau-pulau karang kecil di lepas pantai, dikutip dari Kompas.com, Kamis (4/8/2022). 

24. Pantai Sendiki di Malang  

Pantai Sendiki memiliki hamparan pasir putih di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Ombak di Pantai Sendiki cenderung besar, sehingga wisatawan harus berhati-hati dan tidak diperkenankan berenang di pantai ini, dikutip Kompas.com, Selasa (10/1/2017).  

25. Pantai Lenggoksono di Malang  Pantai Lenggoksono yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, Malang, disebut-sebut sebagai surga bagi para peselancar sebab memiliki ombak setinggi dua meter.  Bagi wisatawan yang tidak berselancar, dapat menikmati keindahan dunia bawah laut dengan bersnorkeling. Ada beberapa lokasi menarik, di antaranya Teluk Kletaan dan Pantai Banyuanjlok, dikutip Kompas.com, Kamis (4/8/2022). 

26. Pantai Kedung Tumpang di Tulungagung Berlokasi di Kecamatan Pucanglaban, Kabupaten Tulungagung, Pantai Kedung Tumpang memiliki kolam alami yang terbentuk dari batuan karang, dilansir dari Kompas.com, Jumat (24/7/2020). Air dalam kolam itu berwarna hijau kebiruan, dengan gradasi kuning jika dilihat dari atas tebing pada waktu-waktu tertentu. Pantai Kedung Tumpang juga dikelilingi oleh barisan batuan karang. Wisatawan dapat menikmati pemandangan sunset dari balik jajaran batuan karang tersebut. 

27. Pantai Coro di Tulungagung  

Pantai Coro termasuk pantai yang masih asri di Tulungagung, seperti dikutip dari situs web Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung. Lokasinya berada di Desa Besole, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung. Selain itu, pantai berpasir putih ini diapit dengan tebing batu yang ditumbuhi pepohonan di atasnya. Wisatawan bisa menikmati panorama sunset (matahari terbenam) dari Pantai Coro. 

28. Pantai Popoh di Tulungagung  

Pantai Popoh berada di Desa Besole, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung. Menurut Kompas.com, Selasa (29/3/2022), ada dua daya tarik wisata yang bisa ditemukan saat berkunjung ke Pantai Popoh, yaitu teluk dan laut bebas. Keduanya dikelilingi tebing batu karang, sehingga wisatawan dapat menikmati panorama sunset Pantai Popoh dengan latar bukit batu karang tersebut.  

29. Pantai Sine di Tulungagung  

Lokasi Pantai Sine ada di Jalan Pantai Sine, Sine, Kalibatur, Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (7/5/2022), Pantai Sine jadi tempat banyak kegiatan, seperti bermain air, berenang, keliling pantai naik ATV, melihat matahari terbit dan terbenam, serta berbelanja ikan segar. 

30. Pantai Sanggar di Tulungagung  

Pantai Sanggar terkenal dengan pasir putihnya. Berlokasi di Desa jengglungharjo, Tanggung Gunung, Tulungagung, Jawa Timur, Pantai Sanggar berjarak sekitar 37 kilometer dari pusat Kota Tulungagung. Dikutip dari Tribun Travel, Minggu (2/1/2022), berbeda dengan kebanyakan pantai di Tulungagung, Pantai Sanggar cukup sulit dijangkau karena jalanan yang sempit dan berkelok-kelok, hanya bisa dilalui dengan sepeda motor. 

31. Pantai Molang di Tulungagung  

Pantai Molang ada di area Perkebunan, Pucanglaban, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.  Wisatawan pencinta trekking wajib mampir ke Pantai Molang. Jalan menuju ke lokasi dinilai cukup ekstrem karena melalui jalan yang cukup curam dan licin, dikutip Kompas.com, Sabtu (7/5/2022).  

32. Pantai Sioro di Tulungagung  Keberadaan Pantai Sioro di Desa Ngerejo, Tulungagung, ini terbilang masih tersembunyi. Hal itu karena letaknya berada di balik ladang jagung dan kebun pisang, sehingga wisatawan hanya bisa naik sepeda motor agar bisa tiba di pantai ini. Sepeda motornya pun tak sembarangan, hanya jenis motor trail yang dianjurkan untuk digunakan, bukan motor matic, seperti dikutip dari Tribun Surabaya, Senin (12/3/2018). 

33. Pantai Bohay di Probolinggo  Pantai Bohay berada di sebelah barat PLTU Paiton Probolinggo, tepatnya di Desa Binor, Kecamatan Paiton, Jawa Timur. Lokasinya persis di pinggir Jalur Pantura, di sisi utara. Dilaporkan oleh Kompas.com, Kamis (31/3/2019), kondisi pantai dengan pasir hitam alami dan padat membuat pemandangan yang ditawarkan cukup uni. Pengunjung bisa bersantai sambil menikmati hidangan ikan bakar segar dan air kelapa muda yang dijajakan di sekitar pantai. 

34. Pantai Klatak di Tulungagung  Lokasi Pantai Klatak ada di Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Keunggulan Pantai Klatak ini ada di Goa Tebing yang akan terlihat saat air laut surut. Walau Pantai Klatak masih tergolong baru dibuka, namun fasilitasnya cukup lengkap. Ada toilet, tempat ibadah, dan warung-warung penjual makan dan minuman di area pantai ini, dikutip Kompas.com, Sabtu (7/5/2022).  

35. Pantai Sidem di Tulungagung 

Lokasi Pantai Sidem berada di Dusun Popoh, Desa Besole, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.  Posisinya yang ada di dekat bukit, membuat para wisatawan bisa menikmati panorama pantainya dari ketinggian, seperti dikutip Kompas.com, Sabtu (7/5/2022). 

36. Pantai Ngalur di Tulungagung  

Pantai Ngalur ada di Desa Jengglungharjo, Tanggung Gunung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Selain bisa menikmati pemandangan, wisatawan juga bisa menyantap hidangan yang dijajakan di sekitar pantai, dikutip Kompas.com, Sabtu (7/5/2022). Banyak warung makan di pinggir pantai yang menjual makanan laut dengan harga terjangkau.   

37. Pantai Plengkung di Banyuwangi 

Tidak banyak yang tahu jika Banyuwangi memiliki spot ombak yang "garang" untuk surfing kelas dunia yaitu di Pantai Plengkung. Letaknya tersembunyi di tengah Taman Nasional Alas Purwo. Dikutip dari Kompas.com, Rabu (2/1/2019), pantai yang dikenal dengan nama G Land ini diakui sebagai spot surfing terbaik di Asia Tenggara dan termasuk satu dari tujuh ombak terbaik di dunia yang langsung berhadapan dengan Samudra Hindia.  

38. Pantai Pulau Merah di Banyuwangi 

Pantai Pulau Merah berada di Banyuwangi Selatan, tepatnya di Kecamatan Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Keunikan Pantai Pulau Merah ada pada panorama matahari terbenam (sunset) dengan cahaya kemerahan.  Dilansir dari Kompas.com, Rabu (25/5/2022), nama Pantai Pulau Merah diambil dari bukit yang bernama Pulau Merah. Dinamakan Pulau Merah lantaran tanah di bukit setinggi 200 meter tersebut berwarna merah bata. 

39. Pantai Tabuhan di Banyuwangi 

Pantai Tabuhan berada di Pulau Tabuhan yang terletak di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi. Adapun Pulau Tabuhan merupakan pulau kecil tidak berpenghuni yang berlokasi di Selat Bali. Luas Pulau Tabuhan berkisar5-6 hektar dengan pemandangan laut, diserta spot snorkeling. Dari pulau ini, wisatawan dapat melihat Kawah Ijen, Gunung Raung, dan Balunara yang berada di sebelah barat pulau, sebagaimana dikutip Kompas.com, Kamis (26/5/2022). 

40. Pantai Sukamade di Banyuwangi 

Pantai Sukamade merupakan obyek wisata alam yang berada di kawasan Taman Nasional (TN) Meru Betiri, Kabupaten Banyuwangi. Uniknya, di pantai ini wisatawan bisa melihat penyu bertelur di malam hari. Dikutip dari Kompas.com, Jumat (27/5/2022), terdapat empat jenis penyu yang sering mendarat di Pantai Sukamade untuk bertelur yakni penyu hijau, penyu lekang, penyu belimbing, dan penyu sisik. 

41. Pantai Kenjeran di Surabaya  Pantai Kenjeran terletak di Kecamatan Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur. Pantai ini juga menjadi sandaran kapal nelayan Salah satu obyek wisata terfavorit adalah wisata perahu menuju ke bukit pasir di tengah laut. Selain itu, wisatawan juga dapat melihat Jembatan Suramadu yang menjadi ikon Surabaya dan Madura secara lebih dekat, dikutip Kompas.com, Rabu (17/8/2022). 

42. Pantai Watu Ulo di Jember 

Pantai Watu Ulo memiliki pasir yang berwarna hitam dan batu yang memanjang ke lautan. Panjang batu ini yang terlihat adalah sekitar 110 meter dengan lebar sekitar empat meter. Batu memanjang inilah yang menjadi asal penamaan Watu Ulo pada pantai ini, seperti dikutip Kompas.com, Senin (11/2/2019). 

43. Pantai Papuma di Jember  Pantai Papuma terletak di Desa Lolejer, Kecamatan Wuluhan, Jember, Jawa Timur. Pantai ini juga dikenal sebagai Pantai Tanjung Papuma karena letaknya menjorok ke laut. Salah satu keindahan pantai bisa dilihat dari banyaknya karang. Wisatawan juga bisa melakukan berbagai aktivitas di pantai ini, antara lain berfoto, main ombak, main air, menikmati pantai dari bukit Siti Hinggil, menjelajahi pulau dengan perahu nelayan, serta menikmati hidangan laut, dikutip dari Kompas.com, Kamis (18/8/2022). 

44. Pantai Tampora di Situbondo  Pantai Tampora terletak di Desa Kalianget, Kecamatan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Jarak tempuh Pantai Tampora dari Kota Situbondo 44,5 kilometer dengan waktu tempuh sekitar satu jam melalui Jalan Raya Pantura. Selain duduk-duduk santai, pengunjung juga dapat bermain air di tepi pantai. Jika berkunjung ke Pantai Tempora disarankan untuk membawa bekal makanan agar bisa dinikmati sambil menunggu sunset, dilansir dari Kompas.com, Kamis (18/8/2022). 

45. Pantai Mutiara di Trenggalek  Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, punya pantai yang terbilang baru yaitu Pantai Mutiara. Tempat wisata ini berada di Dusun Karanggongso, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo Trenggalek. Pantai Mutiara memiliki air laut dan ombak yang tenang. Pengunjung bisa menikmati berbagai aktivitas, mulai dari naik banana boat, hingga keliling dengan perahu nelayan, dilaporkan oleh Kompas.com, Selasa (23/8/2022). 

46. Pantai Tambakrejo di Blitar  

Pantai Tambakrejo terletak di Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Kawasan pantai ini terbentang menjadi sebuah teluk dengan panjang sekitar 10 kilometer. Ombak Pantai Tambakrejo tidak terlalu besar sehingga cukup aman untuk bermain-main. Uniknya, di sekitar Pantai Tambakrejo ada perkampungan nelayan dengan perahu-perahu di bibir pantai yang menambah keindahan pantai, dilansir dari Kompas.com, Jumat (20/5/2022). 

47. Pantai Kutang di Lamongan Lihat Foto Pantai Kutang berada di Desa Labuhan, Kecamatan Brondong, Lamongan. Dalam bahasa Jawa, kutang berarti bra. Pantai ini dinamai Pantai Kutang lantaran dulu warga Desa Labuhan sering menemukan kutang berserakan di pantai itu, dikutip Kompas.com, Senin (29/5/2017). Terlepas dari namanya yang unik, pemandangan alam pantai ini sayang dilewatkan. Pasirnya putih dan ombaknya juga tenang, sehingga dinilai aman untuk anak-anak. 

48. Pantai Dampar di Lumajang  Pantai Dampar yang berada di Dusun Dampar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang ini memiliki pasir hitam.  Di tempat wisata ini, terdapat danau kecil yang lokasinya tak jauh dari bibir pantai. Setelah bermain-main di pantai, wisatawan bisa lanjut mengarungi danau kecil dengan naik perahu, mengutip Kompas.com, Selasa (22/6/2021). 

49. Pantai Pasir Putih di Situbondo

Pantai Pasir Putih Situbondo terletak di Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Pantai yang landai ini cocok dikunjungi anak-anak, mereka bisa bermain pasir atau mencari keong dan ikan kecil saat air surut.  Aktivitas lainnya yang bisa dicoba di pantai ini adalah berenang, snorkeling, diving, dan memancing, dikutip Kompas.com, Sabtu (21/5/2022). 

50. Pantai Dubibir di Situbondo  Pantai Dubibir di Desa Ketah, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo, memiliki jogging track yang bisa dimanfaatkan untuk berolahraga. Ada pula kawasan hutan mangrove dan berbagai spot Instagramable. Tiket masuk ke pantai ini seharga mulai Rp 5.000 per orang, dikutip Kompas.com, Rabu (19/5/2021).

28 Wisata Banyuwangi

 *Jalan Jalan 28 Tempat Wisata Banyuwangi Paling Populer yang Wajib Dikunjungi*


 Kompas.com, 24 November 2022, 23:51 WIB 


Ulfa Arieza Penulis 


 KOMPAS.com - Berlokasi di ujung timur Pulau Jawa, Kabupaten Banyuwangi mempunyai banyak potensi wisata. Utamanya, wisata alam yang sangat menawan.  Banyak wisata Banyuwangi yang populer di kalangan wisatawan, baik dalam negeri maupun mancanegara.   Berikut tempat wisata Banyuwangi paling populer di kalangan wisatawan seperti dirangkum Kompas.com. 


1. Kawah Ijen  Kawah Ijen merupakan ikon wisata Banyuwangi. Mayoritas wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi tak akan melewatkan keindahan Kawah Ijen.  Daya tarik dari Kawah Ijen adalah fenomena api biru atau blue fire. Wisata Rakyat Memikat Saat Libur Natal, Fasilitas Jadi Pengingat Artikel Kompas.id Berdasarkan informasi dari Kompas.com (18/6/2020), fenomena blue fire tersebut merupakan hasil reaksi dari gas belerang yang bercampur dengan oksigen pada suhu tertentu. Kondisi tersebut menghasilkan fenomena gas yang berwarna biru seperti lidah api.  Untuk melihatnya, wisatawan perlu mendaki Gunung Ijen yang memiliki ketinggian sekitar 2.443 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sementara, pendakian menuju Kawah Ijen membutuhkan waktu sekitar dua jam.  Baca juga: Jangan Kecele, Wisata Kawah Ijen Tutup Sebulan Sekali pada Tanggal Ini  


2. Taman Nasional (TN) Baluran  Taman Nasional (TN) Baluran merupakan obyek wisata yang terletak di Banyuputih, Kabupaten Situbondo. Namun, sebagian wilayah TN Baluran mencakup daerah Banyuwangi.  Pengunjung dapat menyaksikan kehidupan satwa liar di TN Baluran. Selain itu, daya tarik TN Baluran adalah keberadaan savava dan sabana dengan latar belakang Gunung Baluran.  Adapula Pantai Bama, Pantai Kahona, dan menara pandang untuk menyaksikan hamparan sabana luas.   


3. Taman Nasional (TN) Alas Purwo Selain TN Baluran, Banyuwangi masih memiliki kawasan konservasi lainnya yaitu TN Alas Purwo.  TN Alas Purwo kerap dikaitkan dengan mistis dan angker oleh sebagian masyarakat. Namun, terlepas dari kesan mistis tersebut, Alas Purwo ternyata mempunyai banyak pesona alam.  Mengutip dari situs Taman Nasional Alas Purwo, kawasan konservasi ini mempunyai beragam kekayaan hayati mulai dari hutan, mangrove, savana, dan pantai.  


4. Taman Nasional (TN) Meru Betiri Serupa dengan TN Baluran dan Alas Purwo, TN Meru Betiri juga mempunyai banyak potensi wisata alam. Kawasan konservasi ini terletak di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.  Sebut saja, pengunjung  bisa mempelajari penangkaran penyu di Pantai Sukamade.  Selain itu, wisatawan bisa menikmati keindahan Pantai Teluk Hijau yang mempunyai ciri khas air laut berwarna hijau. 


5. Pantai Pulau Merah  Banyuwangi mempunyai sejumlah kawasan pantai eksotis, salah satunya Pantai Pulau Merah.  Mengutip Kompas.com (25/5/2022), pantai ini terkenal dengan  panorama matahari terbenam (sunset) berwarna merah. Baca juga: Bukan Pulang Futsal, Fakta Meninggalnya Adjie Massaid Diungkap Mudji Massaid Agar mendapatkan panorama sunset eksotis tersebut, wisatawan disarankan datang pada periode November sampai dengan Februari. Fenomena sunset berwarna merah tersebut tak lepas dari keberadaan Pulau Merah sekitar 50-100 meter dari bibir pantai. Dinamakan Pulau Merah lantaran tanah di bukit setinggi 200 meter tersebut berwarna merah bata.  Nah, cahaya matahari yang terkena Pulau Merah tersebut membuat semburat merah yang eksotis. 


6. Pantai Plengkung Pantai Plengkung juga terkenal dengan sebutan G-Land, seperti dikutip dari Kompas.com (2/8/2020). Pantai Plengkung merupakan surga bagi para peselancar baik domestik maupun asing.  Tak diragukan lagi, sebab ombak di pantai ini bisa mencapai 2 kilometer dengan ketinggian ombak hingga 8 meter. Kegiatan surfing biasanya dilakukan pada Maret hingga Oktober setiap tahunnya.  


7. Pantai Grajagan  Selain Pantai Plengkung, spot surfing favoorti lainnya di Banyuwangi adalah Pantai Grajagan.  Pantai yang terletak di Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, ini disebut sebagai tempat rahasia yang belum diketahui banyak peselancar Karakter ombaknya cepat dan tinggi, bahkan dapat mencapai empat meter. 


8. Pantai Teluk Hijau  Pantai Teluk Hijau merupakan salah satu surga tersembunyi di Kabupaten Banyuwangi. Disebut surga tersembunyi karena pantai ini masih alami serta akses menuju lokasi cukup menantang.  Pantai Teluk Hijau juga kerap disebut Green Bay. Lokasinya berada dalam kawasan Taman Nasional (TN) Meru Betiri.  Pantai Teluk Hijau memiliki pasir putih, sehingga sangat kontras dengan air lautnya yang berwarna hijau yang berasal dari alga di dasar perairannya. Panorama tersebut menjadi keunikan dari pantai ini.  


9. Pantai Sukamade  Selain Pantai Teluk Hijau, TN Betiri mempunyai pantai yang tak kalah menariknya yaitu Pantai Sukamade.  Mengutip Kompas.com (27/5/2022), keunikan Pantai Sukamade adalah pengalaman melihat penyu bertelur di malam hari yang tentunya tidak bisa didapat di sembarang pantai.  Sebab, Pantai Sukamade merupakan tempat konservasi penyu. Terdapat empat jenis penyu yang sering mendarat di Pantai Sukamade untuk bertelur yakni Penyu Hijau, Penyu Lekang, Penyu Belimbing dan Penyu Sisik.  


10. Bangsring Underwater Wisatawan yang mencari obyek wisata bahari berbasis edukasi dan konservasi, maka Bangsring Underwater adalah pilihannya.  Mengutip Kompas.com (24/5/2022), fasilitas Bangsring Underwater terbilang lengkap. Mulai dari konservasi ikan dan terumbu karang, wahana air, wisata bawah laut, fasilitas penyeberangan antar pulau, penginapan, dan fasilitas umum lainnya.  Wisatawan bisa mendapatkan pengalaman menarik yaitu berenang dengan hiu dalam keramba.  


11. Pulau Tabuhan  Pulau Tabuhan merupakan pulau kecil yang berada di Selat Bali. Namun, secara administratif Pulau Tabuhan masuk wilayah Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi.  Mengutip Kompas.com (22/7/2019), sepanjang perjalanan ke Pulau Tabuhan, pelancong akan disuguhi panorama elok Selat Bali. Baca juga: Kesalahan Umum Pengemudi Pemula di Jalan Tol Air laut di Selat Bali sangat unik karena menampilkan gradasi warna dari hijau, kemudian berubah menjadi biru.  Pulau Tabuhan merupakan pulau kosong tak berpenghuni seluas lima hektar. Mendekati Pulau Tabuhan, wisatawan bisa melihat dengan jelas hamparan terumbu karang.  Tidak ketinggalan pasir putih di sepanjang Pulau Tabuhan.  


12. Hutan De Djawatan Hutan De Djawatan merupakan tempat wisata Banyuwangi populer di kalangan wisatawan. Berbagai foto Hutan De Djawatan sudah banyak berseliweran di media sosial. Area hutan seluas sembilan hektar ini dipenuhi dengan pohon-pohon trembesi yang menjulang tinggi. Obyek wisata ini berada di  Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi.   Kompas.com (21/11/2020), pohon-pohon trembesi tersebut menawarkan sensasi seperti Hutan Fangorn dalam film Lord of The Rings.  Tempat wisata yang buka pada Juni 2018 tersebut, menjadi incaran wisatawan yang berburu foto Instagramable dengan suasana di tengah hutan.  Terdapat sekitar 805 pohon berumur sekitar 100-150 tahun dengan  diameter mencapai 1,5 meter-2 meter. Nama De Djawatan diambil dari nama lama Perum Perhutani, yakni Djawatan Kehutanan.  


13. Pantai Boom Marina Obyek wisata ini cukup strategis karena jaraknya hanya 2,1 kilometer dari Alun-alun Kota Banyuwangi, dengan waktu berkendara hampir 10 menit. Lokasinya berada di Desa Kampung Mandar, Kabupaten Banyuwangi.  Dilansir dari Kompas.com, (14/08/2021), tempat ini awalnya merupakan dermaga bongkar muat kapal.  Beberapa aktivitas yang bisa dilakukan di sini adalah memancing dan membeli ikan di pasar lelang.  Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati pemandangan matahari terbit dan terbenam di pantai ini. 


14. Pantai Rajegwesi  Pantai Rajegwesi terletak di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. Pantai ini dikelilingi hutan tropis dengan deretan pohon disekitarnya Memiliki berwarna kecoklatan berpadu air laut kebiruan, pemandangan begitu indah di sini. Ombaknya pun cukup tenang dan tak terlalu tinggi, sehingga pas untuk bermain air. 


15. Savana Sadengan  Savana Sadengan merupakan padang gembala atau feeding ground buatan seluas sekitar 80 hektar. Lokasinya berada dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo.  Pada area hijau yang terhampar luas itu, pengunjung dapat menemukan aneka mamalia besar seperti banteng, kijang, dan rusa di alam bebas.  Sementara, berdasarkan informasi dari Buku Informasi Balai Taman Nasional Alas Purwo, terdapat menara pandang yang tersedia bagi wisatawan untuk menikmati atraksi satwa yang sedang merumput.  Waktu pengamatan terbaik adalah pukul 06.00-09.00 dan 15.00-18.00. Para pengunjung dapat menggunakan kendaraan roda empat atau dua untuk menuju area parkir yang disediakan sehingga tidak menggangu satwa tersebut.  


16. Taman Gandrung Terakota  Taman ini memiliki sekitar 1.000 patung penari Gandrung yang terbuat dari tembikar atau terakota. Mengutip situs resminya, Taman Gandrung Terakota merupakan situs budaya untuk melestarikan ikon seni budaya Banyuwangi, yakni Tari Gandrung.  Patung-patung terakota tersebut tampak mengenakan busana tari, dengan pose berdiri dan meliukkan tangan ke atas, seperti sedang menari Taman Gandrung Terakota berada di lahan sawah terasering di kaki Gunung Ijen. Tepatnya di kawasan Jiwa Jawa Ijen Resort, Dusun Blimbingsari, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi. 


17. Taman Blambangan Taman Blambangan merupakan ruang terbuka hijau (RTH) yang berada di pusat Kota Banyuwangi. Tepatnya antara empat jalan utama pusat kota, yaitu Jalan Veteran, Jalan RA. Kartini, Jalan Diponegoro, dan Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo. Masyarakat sekitar juga menyebutnya sebagai Taman Gesibu Blambangan. Dulunya, Taman Blambangan lebih dikenal sebagai Lapangan Tegaloji karena merupakan rumah para bangsawan Belanda.  Hingga saat ini, bangunan peninggalan kolonial masih berdiri kokoh di sekitar Taman Blambangan sebagai tempat bersejarah.  


18. Air Terjun Kalibendo Air Terjun Kalibendo memiliki ketinggian mencapai 10 meter. Lokasinya berada di dalam kawasan Agro Wisata Kalibendo di Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.  Berada di dalam kawasan agrowisata membuat lokasi air terjun ini dikelilingi dengan perkebunan kopi, karet, dan cengkeh.  Selain itu, lokasinya berada di kaki Gunung Ijen, sehingga menjadikan obyek wisata ini masih alami dan asri.  


19. Mangrove Bedul Ecotourism Obyek wisata ini kerap dijuluki sebagai Amazon-nya Indonesia. Sebab, Mangrove Bedul Ecotourism memiliki area hutan bakau yang sangat luas, bahkan terluas di Pulau Jawa.  Mengutip laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, hutan bakau ini menjadi obyek wisata sejak 2010 lalu.  Lokasinya berada di Taman Nasional Alas Purwo, dekat dengan Pantai Plengkung. Wisatawan bisa menyewa perahu untuk berkeliling di area hutan bakau. 


20. Segara Anakan  Segara Anakan berarti lautan kecil. Lokasi Segara Anakan dikelilingi dengan hutan Mangrove Bedul Ecotourism.  Jadi, wisatawan yang berkeliling Mangrove Bedul Ecotourism dapat langsung meneruskan perjalanannya ke Segara Anakan.  Lautan kecil ini memiliki luas 18,8 km dan lebar 400 m. Kawasan ini cocok untuk digunakan untuk olah raga air.  


21. Waduk Sidodadi  Waduk yang diresmikan pada 2016 ini, berada di atas lahan seluas 2 hektar. Lokasinya berada di Desa  Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi.  Mengutip Kompas.com (12/5/2016), Waduk Sidodadi berfungsi untuk mengairi lahan tebu di sekitar Pabrik Gula Glenmore.  Para pengunjung bisa menikmati aneka permainan seperti bebek air, perahu, serta ATV. Fasilitas lain di Waduk Sidodadi adalah perkebunan, camping ground, kolam pemancingan, kolam renang, flying fox, serta penginapan.  


22. Pantai Wedi Ireng  Wedi ireng berarti pasir hitam. Nama tersebut diambil dari keberadaan pasir berwarna hitam di balik pasir putih Pantai Wedi Ireng.  Lokasi Pantai Wedi Ireng berada di Desa Pancer, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Tempat wisata ini dikelilingi perbukitan hijau.  Pantai ini memiliki ombak yang tidak terlalu besar, sehingga wisatawan bisa bersantai atau bermain pasir sambil menikmati suasana alam Pantai Wedi Ireng.  


23. Air Terjun Lider  Kabupaten Banyuwangi memiliki wisata air terjun yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya Air Terjun Lider. Destinasi wisata ini berada di Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi.  Air terjun Lider memiliki ketinggian sekitar 60 meter. Namun, pengunjung harus melalui medan yang cukup berat untuk menuju lokasi air terjun karena berada di ketinggian 1.300 mdpl.  Dinamakan Air Terjun Lider sebab lokasi air terjun  terletak di kawasan hutan lindung petak 74, Blok Lider. Obyek wisata ini berada di lereng Gunung Raung sehingga pemandangannya masih asri dan alami.  


24. Air Terjun Kemanten  Air Terjun Kemanten berarti air terjun pengantin. Sebab, terdapat dua aliran air terjun yang posisinya berdekatan hanya dipisahkan oleh batu besar.  Air terjun setinggi 10 meter ini terletak di Dusun Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi.  Air Terjun Tirto Kemanten juga kerap disebut Air Terjun Wonorejo. Lokasinya berada di lereng Gunung Raung sehingga dikelilingi panorama yang indah.  


25. Pantai Trianggulasi  Pantai Trianggulasi merupakan pantai berpasir putih di kawasan Alas Purwo. Berdasarkan informasi dari situs Taman Nasional Alas Purwo, pada April – November pantai ini digunakan oleh empat jenis penyu untuk bertelur, yaitu penyu belimbing, sisik, abu-abu dan hijau. Nama Trianggulasi diambil dari nama titik ikat dalam pengukuran dan pemetaan yang terletak sekitar 500 dari utara pantai. Trianggulasi merupakan salah satu pantai yang mempunyai formasi hutan pantai yang masih lengkap.  Wisatawan bisa menikmati panorama matahari terbenam, pantai pasir putih yang masih alami, serta aneka satwa seperti  kera abu-abu, lutung, tupai, bajing, musang, rusa, kijang, babi hutan, dan biawak.  


26. Pantai Watu Dodol  Lokasi Pantai Watu Dodok berjarak sekitar 5 km dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Jadi, wisatawan yang bersantai di Pantai Watu Dodol bisa melihat lalu lalang kapal ferry.  Nama Watu Dodol diambil dari keberadaan batu karang besar di pinggir pantai. Bentuk batu karang tersebut  menyerupai jajanan tradisional yaitu dodol. Selain itu, terdapat patung penari Gandrung pada atap salah satu bangunan di tepi pantai. Pantai Watu Dodol dipenuhi dengan batuan koral, serta memiliki ombak yang cukup besar.  


27. Desa Wisata Osing  Jika kamu ingin berlibur sembari belajar kearifan lokal Banyuwangi, maka datanglah ke Desa Wisata Osing. Lokasinya berada di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah.  Mengutip Kompas.com (22/7/2020), wisatawan bisa mengikuti beberapa program pelatihan Tari Gandrung. Gerakan yang diajarkan hanya gerakan dasar yang mudah ditiru.  Selain itu, wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Osing juga bisa menikmati festival kopi. Dari desa wisata ini, pengunjung bisa menikmati panorama Gunung Raung dan Gunung Ijen.  Selain Tari Gandrung, masyarakat lokal menawarkan berbagai kesenian seperti barong, kuntulan, jaran kincak (kuda menari), dan mocopotan atau membaca lontar kuno.  


28. Pantai Ngagelan Selain panorama pantai, daya tarik Pantai Ngagelan adalah tempat penetasan telur penyu semi alami. Terdapat empat jenis penyu yang dikembangbiakkan di pantai ini, meliputi penyu lekang atau abu-abu, penyu sisik, penyu belimbing, dan penyu hijau.  Wisatawan yang ingin melihat proses penetasan telur penyu tersebut, bisa mengikuti petugas yang melakukan patroli pencarian telur pada malam hari.  Adapun, puncak atau musim bertelur penyu biasanya terjadi pada Mei – September. Pada bulan-bulan tersebut, hampir setiap malam hari bisa dijumpai penyu yang sedang mendarat untuk bertelur.

Selasa, 23 Juli 2024

 *STMJ Bu Nunuk Pojok Ngagel*



Minggu, 27 Desember 2015

UMKM STMJ Bu Nunuk Pojok Ngagel


IDENTITAS UMKM

Nama UMKM                         : STMJ Bu Nunuk

Nama Pemilik                          : Nunuk Widayati

Alamat                                     : Jl. Bung Tomo No 15, Surabaya

Tahun Berdiri UMKM            : 2007

Jenis Usaha                             : Perusahaan Dagang (STMJ)

Wilayah Penjualan                  : Surabaya dan sekitarnya

Media Promosi                        : Spanduk di depan tempat usaha

Kegiatan UKMK

Latar Belakang Dibukanya Usaha


Ibu Nunuk mengatakan: “Saya membuka usaha ini karena saya ingin menjadi wiraswasta yang sukses. Awalnya lokasi STMJ hanya dipinggir jalan raya. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, usaha saya semakin berkembang dan bisa menyewa tempat usahanya di Jl. Bung Tomo No 15, Surabaya. Ditahun 2012 STMJ saya mulai membuka cabang didaerah Ngagel Rejo, tidak jauh dengan lokasi STMJ yang dibuka pertama kali. Saya berharap agar usaha STMJ ini bisa semakin berkembang”. Bu Nunuk memiliki motivasi “bekerja sambil bersedekah”

Menu :

-Susu Telur Madu Jahe

-Susu Telur Madu

-Susu Telur Jahe

-Aneka camilan

-Ronde

-Angsle

-Roti Bakar

-Mie Rebus

Untuk harga relatif terjangkau , berkisar antara Rp.10.000-Rp.15.000 . Tapi jangan kwatir, bagi kalian yang tidak suka susu bisa memilih menu ronde atau angsle.

Pengunjung dari stmj bu nunuk ini mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa sampai ibu-ibu/bapak-bapak.

Derita Pemilik STMJ

 *Derita Haji Tak Resmi, Berikut Kronologi Pemilik Kedai STMJ Legendaris Surabaya Meninggal di Tanah Suci*

Hany Akasah

Rabu, 24 Juli 2024 | 08:34 WIB

RADAR GRESIK-Begitu nestapa anak semata wayang, Rizaldi Santoso, 29 tahun pemilik kedai Susu Telur Madu Jahe (STMJ) Bu Nunuk, STMJ legendaris di Kota  Surabaya. Hal itu karena ibunya Nunuk Widayati, 53 meninggal dunia saat ibadah haji di Arab Saudi.

Rizaldi tak menyangka keberangkatan ibunya Nunuk bersama ayahnya Budi Santoso (55 tahun) 17 Mei 2024 lalu melalui Bandara Internasional Juanda merupakan pertemuan terakhirnya.

Menurut Rizaldi sebelum meninggal, Nunuk sempat hilang sejak tanggal 16 Juni 2024 saat lempar jumrah. Dari keterangan ayahnya, Rizaldi menceritakan, ibunya dehidrasi sehingga mundur dari barisan lempar jumrah.

Budi sempat lempar jumrah hendak menyusul istrinya ke belakang, namun harus memutar arus one way terlebih dulu, kehilangan jejak Nunuk. Sejak saat itu, Nunuk hilang.

Sebenarnya kecurigaan Rizaldi dan istrinya muncul sebelum keberangkatan ayah dan ibunya ke Tanah Suci.

Siska Ayu, 29 mantu almarhum Nunuk mengaku sempat ragu dengan nama travel yang digunakan ayah dan ibu mertuanya dengan pendaftaran sejak akhir tahun 2023.

Namun keduanya selalu menepis keraguan dengan memastikan dapat rekomendasi dari rekannya. Apalagi visa keduanya, kunjungan pribadi, bukan visa haji.

“Curiga berangkat tidak memakai seragam haji ungu batik itu. Sempat terpikir jika itu adalah haji furoda namun bukan dari pemerintah. Ada 10 orang dari  Surabaya transit ke Jakarta ada rombongan lagi, total semua 20. Berangkat ke Jeddah. Di sana naik kendaraan dan sampai tanggal 19 Mei. Selama di sana sering telepon banyak razia dikejar-kejar polisi Arab Saudi,” bebernya lagi.

Hingga Kamis (18/7/2024), pihak travel datang menjanjikan asuransi namun pada akhirnya mengaku tidak bisa diklaim karena Nunuk tidak meninggal dalam perjalanan, tapi di tempat umum.

“Kamis travel ke sini bilang mau uruskan asuransi tapi terus katanya gak bisa diklaim alasannya asuransi perjalanan ketika meninggal perjalanan, sedangkan mama meninggal di tempat umum. Tapi kami belum sempat ngecek lagi apa benar begitu (prosedur) asuransi itu,” imbuhnya

Termasuk alasan pihak travel soal visa jemaah haji kedua orang tuanya hanya sebatas visa kunjungan pribadi bukan visa haji, karena mereka bukan travel, melainkan haji backpacker.

“Dia (pemilik travel) bilang ini haji backpacker bukan travel. Kesannya tidak ada travel di sini. Mama dan ayah saya juga gak pernah terbuka dengan keberangkatan haji itu. Kami tahunya setelah semua terjadi,” tandasnya.

Sampai akhirnya tanggal 21 Juni 2024, kerabat Nunuk yang juga jadi jemaah haji reguler Kementerian Agama (Kemenag) menemukan data Nunuk tercantum di salah satu RS forensik di Arab Saudi, sudah meninggal dunia dan dimakamkan.

Tidak diketahui penyebab meninggal, hanya ada informasi Nunuk ditemukan meninggal di Jamarat lantai tiga. Belakangan Rizaldi menduga kedua orang tuanya memakai travel haji tidak resmi, karena sejak tiba di Arab Saudi, banyak kejanggalan dari cerita ibunya.

Mulai tinggal di apartemen, bukan di hotel, kejar-kejaran dengan polisi, ditahan, ayahnya harus melakukan berbagai cara untuk sembunyi, hingga perjalanan berangkat haji yang banyak transit dan dilarang memakai seragam haji.

“Mama sempat mengabari bude saya yang haji di sana, bude cerita ke saya, mama takut minta dijemput, berapa pun (biayanya) tolongin. (Sebelum mama meninggal) kontak terus sama saya. Mama WhatsApp ke saya kalau Nak Mama sayang kamu. Ke istri saya (juga) cuma (bilang) Nak titip anak saya ya, dia gak punya saudara, kamu tolong dengarkan kalau anak saya cerita. Mama sayang kalian semuanya,” paparnya mengingat chat terakhir Nunuk kepadanya dan istri.

Hingga menjelang 40 hari Nunuk meninggal, Rabu (24/7/2024), Rizaldi mengaku masih menunggu kabar dari travel soal barang-barang dan surat-surat Nunuk yang masih tertinggal di sana, untuk mengurus surat kematian di Indonesia. (han)

Selanjutnya

Editor: Hany Akasah

Sumber: Radar Gresik

Haji Backpacker Meninggal

 *Bu Nunuk Pemilik STMJ Legendaris di Surabaya Meninggal Saat Haji Furoda*



Esti Widiyana - detikJatim

Selasa, 23 Jul 2024 22:32 WIB

Surabaya - Pemilik kedai STMJ legendaris di Surabaya, Bu Nunuk atau nama asli Nunuk Widayanti (53) wafat saat melakukan ibadah haji furoda pada 16 Juni 2024. Almarhum Nunuk sempat menghilang selama 5 hari sebelum akhirnya diketahui sudah meninggal.

Menantu Bu Nunuk, Siska Ayu (29) menceritakan bahwa ibu mertuanya berangkat haji pada Sabtu 17 Mei 2024 bersama 10 orang dengan travel dari Bandara Juanda transit di Jakarta. Begitu tiba di Jeddah mereka menggunakan transportasi umum untuk ke apartemen.

"Sampai sana (Arab Saudi) 19 Mei. Selama di sana sering telepon, seperti banyak razia dikejar-kejar polisi Arab Saudi. Karena dari visa bukan visa haji, tapi kunjungan pribadi," kata Siska saat ditemui detikJatim di kedai STMJ Bu Nunuk, Selasa (23/7/2024).

Selanjutnya pada Sabtu, 15 Juni mulai perjalanan Armusna. Saat itu Bu Nunuk sempat terpisah dengan suaminya yakni Budi Santoso (55). Beruntung malamnya mereka bisa bertemu lagi.

"Kondisi mama video call katanya capek habis perjalanan jauh," katanya.

Keesokan harinya, Minggu 16 Juni melanjutkan perjalanan. Pada saat lempar jumroh, Bu Nunuk kembali hilang. Berdasarkan cerita ayah mertuanya, Bu Nunuk sudah dehidrasi parah, tidak stabil, dan bicara sudah melantur.

"Mama lempar jumroh bilang nggak kuat, ngajak ayah mundur. Ayah minta lempar jumroh dulu baru mundur. Setelah lempar jumroh, ibu ditoleh (ditengok) sudah nggak ada di sebelahnya. Entah jatuh pingsan atau apa, ayah noleh mau dikejar nggak bisa, karena melawan arus," jelasnya.

Ayahnya pun menghubungi istrinya namun ponselnya tidak aktif. Budi Santoso juga mengabari pihak travel dan berusaha mencari bersama berkeliling ke lokasi di tempat Bu Nunuk hilang.



Anak dan menantu Bu Nunuk, pemilik kedai STMJ legendaris di Surabaya yang meninggal di Tanah Suci.

Pada Senin, 17 Juni dini hari Budi Santoso mengabari anaknya Rizaldi Santoso (29) bahwa ibunya menghilang. Dapat informasi itu Rizaldi seketika panik dan berusaha membantu dari Surabaya dengan meminta bantuan keluarga yang beribadah haji resmi dari Kemenag dan rekan saudara di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Arab Saudi.

Hari berikutnya, Selasa 18 Juni pihak travel mencari lagi dan sempat mendapat kabar bahwa Bu Nunuk telah meninggal melalui aplikasi kawal haji. Namun tak lama diinformasikan kembali bahwa Bu Nunuk tidak meninggal.

"Ayah juga telepon kalau sudah meninggal. Beberapa menit kabarnya itu tidak benar. Katanya meninggal lalu tidak meninggal. Katanya mama nggak pakai perhiasan, tapi di jenazah ada gelang, di jenazah bawa identitas mama," ujarnya.

Masih pada hari Rabu 19 Juni, pihak travel kembali mencari keberadaan Bu Nunuk. Mereka mencari pendamping untuk membantu mencari keberadaan Bu Nunuk.

Rizaldi dibantu keluarga Bu Nunuk yang juga sedang beribadah haji. Pada Kamis, 20 Juni Pakdenya mencari di RS forensik Arab Saudi namun sudah tutup dan diminta kembali keesokan harinya.

"Pas balik hari Jumat (21 Juni) pakde mengabari ada data di forensik dan sudah keluar, ada surat pernyataan surat meninggal (Bu Nunuk) di tanggal 16 Juni. Artinya mama hilang dan meninggal di tanggal yang sama," cerita Rizaldi.

Kabar duka itu disampaikan bertepatan dengan ayahnya yang sedang pulang ke tanah air sampai Riyadh, Arab Saudi. Diduga ada kejanggalan pada pihak travel. Sebab Bu Nunuk dan suaminya berangkat menggunakan visa kunjungan pribadi, bukan haji.

Saat mengetahui kejadian itu anaknya baru tahu visa kedua orang tuanya bukan haji melainkan kunjungan pribadi. Lalu bertanya ke pihak travel dijawab haji backpacker. Kejanggalan pun mulai terlihat.

"Ga ada kepikiran apa-apa, mikir pasti balik. Karena harganya sama kayak furoda, di atas Rp 200 juta," pungkasnya.

77 Warisan Budaya Takbenda Indonesia tahun 2013

 *77 karya budaya ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia tahun 2013*

Penulis -Maret 5, 2014020

Setelah melalui verifikasi dan penilaian oleh tim ahli, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya menetapkan 77 karya budaya yang telah didaftarkan sebagai Warisan Budaya TakBenda Nasional Indonesia. Enam diantaranya telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Indonesia yang diakui oleh UNESCO.  Berikut karya budaya yang telah ditetapkan:

1. Wayang Indonesia 

Wayang telah diakui oleh UNESCO sebagai daftar perwakilan Warisan Budaya Takbenda dari Indonesia pada tahun 2008. Wayang adalah salah satu seni pertunjukan rakyat yang masih banyak penggemarnya hingga saat ini. Pertunjukan wayang dimainkan oleh seorang dalang dengan menggerakkan tokoh-tokoh pewayangan yang dipilih sesuai dengan cerita yang dibawakan. Cerita-cerita yang dipilih bersumber pada kitab Mahabarata dan Ramayana yang bernafaskan kebudayaan dan filsafat Hindu, India, namun telah diserap ke dalam kebudayaan Indonesia. Dalam setiap pegelaran, sang dalang dibantu para swarawati atau sindhen dan para penabuh gamelan atau niyaga, sehingga pertunjukan wayang melibatkan banyak orang. Di Indonesia, Wayang telah menyebar hampir keseluruh bagian wilayah Indonesia. Jenis-jenisnya pun beragam yang  diantaranya adalah : Wayang kulit Purwa, Wayang Golek Sunda, Wayang Orang, Wayang Betawi, Wayang Bali, Wayang Banjar, Wayang Suluh, Wayang Palembang, Wayang Krucil, Wayang Thengul, Wayang Timplong, Wayang Kancil, Wayang Rumput, Wayang Cepak, Wayang Jemblung, Wayang Sasak (Lombok), dan Wayang Beber.

2. Keris Indonesia

Keris adalah benda budaya yang eksotik dan  original. Ini merupakan ‘karya seni’ sekaligus ‘benda budaya’ asli Nusantara. Budaya keris terbentang dari Ujung pulau Sumatra di barat, Semenanjung Siam dan Sulu di Utara, Gugusan kepulauan Maluku di Timur dan Kepulauan Nusa Tenggara di Selatan. Keris menjadi identitas pengikat yang mendorong rasa kebangsaan itu tumbuh subur di Nusantara. Pada tahun 2005, Keris Indonesia telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda dari Indonesia .

Keris merupakan senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (serat-serat lapisan logam cerah) pada helai bilah. Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam duel/peperangan, sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Saat ini, penggunaan keris lebih banyak sebagai ornamen pelengkap dalam berbusana adat. Sebagai produk kebudayaan, keris mengandung sejumlah nilai luhur kebudayaan pembuatnya yang disimbolkan dalam berbagai bagian keris. Selain itu, keris juga marak menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya.

3. Batik Indonesia

Pada dasarnya, batik merupakan seni lukis yang menggunakan canting sebagai alat untuk melukisnya. Canting sendiri merupakan sebuah alat berbentuk mangkok kecil yang terbuat dari tembaga dan memiliki carat atau monong, dengan tangkai dari bambu atau kayu yang dapat diisi malam (lilin) sebagai bahan untuk melukis. Canting ini dapat membuat kumpulan garis, titik atau cecek yang pada akhirnya membentuk pola-pola. Pola-pola inilah yang kemudian menjadi ragam hias dalam kesenian Batik.

Membatik telah diwariskan secara turun temurun hingga saat ini. Dengan pola tradisional ini, sejak dahulu masyarakat menuangkan imajinasi melalui gambar pada batik. Masyarakat juga telah mengenal seni pewarnaan tradisional dengan bahan-bahan alami sebelum mengenal pewarnaan dengan bahan kimia. Batik yang tersebar hampir diseluruh Indonesia memiliki bentuk ragam hias yang berbeda-beda diantara satu dan lainnya. Pada tahun 2009, Batik diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda dari Indonesia.

4. Angklung

Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu dan dibunyikan dengan cara digoyangkan. Alat musik ini berasal dari Tanah Sunda. Kata Angklung berasal dari Bahasa Sunda “angkleung-angkleungan” yaitu gerakan pemain Angklung dan suara “klung” yang dihasilkannya. Secara etimologis, Angklung berasal dari kata “angka” yang berarti nada dan “lung” yang berarti pecah. Jadi Angklung merujuk nada yang pecah atau nada yang tidak lengkap. Setiap angklung akan menghasilkan nada yang berbeda, sehingga setiap penampilan membutuhkan lebih dari satu angklung. Sedikitnya delapan nada dihasilkan oleh angklung. Angklung telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda dari Indonesia pada tahun 2010.

5. Tari Saman Gayo dari Nanggroe Aceh Darussalam

Saman adalah salah satu kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat Gayo di Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Timur (Kecamatan Serbejadi), Kabupaten Aceh Tamiang (Tamiang Hulu). Saman merupakan permainan tradisi yang biasa dilakukan oleh laki laki yang umumnya usia muda untuk mengisi waktu luangnya. Baik pada saat di sawah, mersah, sepulang mengaji di rumah pun mereka menyempatkan diri berlatih Saman. Permainan Saman menjadi sebuah seni pertunjukan yang sering dipentaskan sebagai media silaturahmi, menjalin persahabatan, penyampaian pesan-pesan moral, pantun muda-mudi, penggambaran alam dan lingkungan sekitar, dan sebagainya. Tari Saman diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda yang membutuhkan pelindungan mendesak dari Indonesia pada tahun 2011.

6. Noken dari Papua

Noken Papua adalah hasil daya cipta, rasa dan karsa yang dimiliki manusia berbudaya dan beradat. Walaupun Noken berbentuk seperti halnya tas yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan berbagai macam benda dan peralatan, namun masyarakat Papua sendiri tidak menyebut noken sebagai tas. Bagi masyarakat Papua, Noken memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan tas yang diproduksi pabrik, baik secara bahan, jenis, model maupun bentuk Noken. Pada tahun 2011 Noken Papua dinobatkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda dari Indonesia yang membutuhkan pelindungan mendesak.

7. Tenun Ikat Sumba

Kain tenun ikat adalah kain tenun yang pembuatan motifnya menggunakan teknik ikat. Teknik ikat dilakukan dengan bagian-bagian tertentu dari benang, dengan maksud agar bagian-bagian yang terikat itu tidak terwarnai ketika benang dimasukkan kedalam cairan pewarna. Bagian-bagian yang diikat telah diperhitungkan sedemikian rupa, sehingga setelah ditenun akan membetuk motif-motif yang sesuai dengan yang diinginkan. Pemerintah Indonesia sedang dalam proses mengajukan Tenun Ikat Sumba ke UNESCO untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia.

8. Rencong dari Nanggroe Aceh Darussalam

Rencong adalah simbol keberanian dan kegagahan ureueng Aceh. Bagi siapa saja yang memegang senjata akan merasa lebih berani di dalam menghadapi musuh. Pada masa sekarang, senjata ini memang sudah tidak begitu relevan untuk digunakan sebagai senjata penyerang. Namum demikian, senjata ini masih relevan sebagai sebuah simbolisasi dari keberanian, ketangguhan, dan kejantanan dari masyarakat Aceh. Untuk itu, pada beberapa upacara (seperti upacara pernikahan) rencong dipakai. Pemakaian benda ini lebih mengarah kepada simbolisasi dari keberanian dari seorang lelaki dalam memimpin keluarga setelah menikah.

9. Tari Tor tor dari Sumatera Utara

Tari Tor tor merupakan tarian yang berasal dari Sumatera Utara. Tor-Tor pada awalnya bukanlah suatu tarian, tetapi sebagai pelengkap gondang (uning-uningan) yang berdasarkan kepada falsafah adat itu sendiri. Di dalam upacara-upacara adat di Mandailing dimana uning-uningan dibunyikan (margondang), selalu dilengkapi dengan acara manortor. Pada awalnya manortor hanya diadakan pada acara-acara adat margondang, namun dalam perkembangan selanjutnya manortor ini juga sudah dilakukan pada acara-acara hiburan dengan cara memodifikasi tor-tor sedemikian rupa agar lebih menarik bagi penonton yang dalam perkembangannya mengarah menjadi tarian.

10. Gordang Sembilang dari Sumatera Utara

Sesuai dengan namanya Gordang Sambilan terdiri dari sembilan buah gendang dengan ukuran yang relatif besar dan panjang. Adapun kesembilan gendang tersebut mempunyai ukuran yang berurutan dari yang besar ke ukuran yang paling kecil. Gordang Sambilan  dikenal pada masa sebelum Islam yang mempunyai fungsi untuk upacara memanggil roh nenek moyang apabila diperlukan pertolongannya. Upacara tersebut dinamakan paturuan Sibaso yang berarti  memanggil roh untuk merasuki/menyurupi medium Sibaso). Tujuan pemanggilan ini adalah untuk minta pertolongan roh nenek moyang untuk mengatasi kesulitan yang sedang menimpa masyarakat. Misalnya penyakit yang sedang mewabah karena adanya suatu penularan  penyakit yang menyerang suatu wilayah. Di samping itu Gordang Sambilan juga digunakan untuk upacara meminta hujan (mangido udan) agar hujan turun sehingga dapat mengatasi kekeringan yang menganggu aktivitas pertanian. Juga bertujuan untuk  menghentikan hujan yang telah berlangsung secara terus menerus yang sudah menimbulkan kerusakan .

11. Rumah Adat Karo dari Sumatera Utara

Rumah adat Karo terkenal dengan nama rumah si waluh jabu  artinya “rumah yang didiami delapan keluarga”. Di dalam rumah tersebut diatur menurut ketentuan adat. Adapun delapan keluarga ini memiliki posisi yang berbeda-beda dalam menempati rumah adat. Rumah adat Karo didirikan berdasarkan arah kenjehe (hilir) dan kenjulu  (hulu) sesuai aliran sungai pada suatu kampung. 5. Randang dari Sumatera Barat    Rendang dalam bahasa Minangkabau disebut dengan randang adalah salah satu makanan tradisional khas Minangkabau yang sangat terkenal ke seantaro penjuru nusantara. Randang tersebut memiliki beberapa warna, yakni merah kecoklatan, coklat, sampai coklat kehitaman. Pengertian randang yang diambil dari kata marandang, yakni suatu proses pengolahan lauk berbahan dasar santan yang dimasak sampai kandungan airnya berkurang, bahkan sampai kering sehingga apabila disebut randang itu artinya olahan masakan yang kering tanpa mengandung air.

12. Sistem Matrilineal dari Sumatera Barat

Sistem Matrilineal merupakan sebuah sistem yang dipegang teguh oleh masyarakat Minangkabau sampai sekarang ini. Di Minangkabau terkenal dengan garis keturunan matrilineal. Biasanya wanita-wanitanya yang memiliki rumah dan sawah. Rumah tangga-rumah tangga dikelompokkan menjadi clan yang didasarkan pada garis keturunan wanita. Setiap anak wanita mendapat warisan dari ibunya dengan memperoleh bagian yang sama besarnya dari sawah milik ibunya. 7. Rumah Gadang dari Sumatera Barat.

13. Rumah Gadang dari Sumatera Barat

Rumah Gadang adalah rumah adat Minangkabau yang dibangun di atas tiang-tiang tinggi dan bersendikan batu. Secara bahasa, Rumah Gadang berarti Rumah Besar. Rumah ini memang ada yang besar, dengan jumah kamar sampai sembilan, sebelas bahkan lebih, sesuai kemampuan ekonomi kaum yang membangun dan jumlah perempuan yang menghuninya. Makna “gadang” atau “besar” Rumah Gadang lebih mengacu ke fungsinya.

14. Aksara Ka Ga Nga dari Bengkulu

Dalam perspektif sejarah, secara umum kita mengenal aksara daerah di Indonesia pada dasarnya berasal dari India, termasuk diantaranya aksara Ka Ga Nga. Penyebaran aksara Ka Ga Nga banyak terdapat di daerah Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung.

15. Dulmuluk dari Sumatera Selatan

Dulmuluk berawal dari kitab Kejayaan Kerajaan Melayu yang selesai ditulis pada 2 juli 1845, yang berjudul Syair Abdul Muluk. Teater Dulmuluk adalah teater tradisional Sumatera Selatan yang lahir di Kota palembang. Awal mula terbentuknya teater ini adalah berupa pembacaan syair oleh Wan Bakar yang membacakan tentang syair Abdul Muluk disekitar rumahnya di Tangga Takat 16 Ulu pada tahun 1854. Agar lebih menarik pembacaan syair kemudian disertai dengan peragaan oleh beberapa orang ditambah iringan musik gambus dan terbangan.

16. Songket Palembang dari Sumatera Selatan

Songket Palembang sudah ada sejak zaman Kesultanan Palembang. Songket telah ada di Palembang sejak ratusan tahun silam dan diyakini sejak zaman Sriwijaya. Pada waktu itu kerajinan songket merupakan suatu usaha sambilan bagi penduduk asli Palembang. Songket telah ada bersamaan munculnya Kesultanan Palembang Darussalam (1659-1823).  Berdasarkan catatan sejarah yang berhak dan pantas memakai songket pada waktu itu adalah raja atau sultan dan kerabat keraton. Songket yang dipakai oleh para sultan di Palembang merupakan pelengkap pakaian kebesaran.

17. Mak Yong dari Kepulauan Riau

Di daerah Kepulauan Riau, tradisi lisan Mak Yong telah dipertunjukkan sejak beberapa abad yang lalu dan menyebar sampai ke Bangka, Johor, Malaka, dan Pulau Pinang. Di Kepulauan Riau, Tradisi lisan ini berkembang pesat pada masa pemerintahan Kesultanan Riau (1722-1911). Seni pertunjukan teater Makyong dimainkan dengan tarian, nyanyian, dan lawakan yang terjalin dalam suatu alur cerita. Pemainnya 20 orang, yang pria bertopeng sedangkan yang wanita mengenakan kostum gemerlap.

18. Krinok dari Jambi

Krinok merupakan salah satu seni vokal tradisi yang dimiliki masyarakat Melayu di Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Muara Bungo. Seniman krinok mengatakan krinok adalah kesenian tertua yang telah ada sejak masa pra sejarah dan masih dapat dijumpai hingga saat ini. Ja’far Rassuh menduga cikal bakal krinok sebagai sebuah seni suara telah ada jauh sebelum masuknya agama Budha ke wilayah Jambi. Pada masa itu seni vokal digunakan untuk pembacaan mantra atau do’a tertentu, inilah yang kemudian berkembang menjadi kesenian krinok.

19. Dambus dari Bangka Belitung

Dambus merupakan musik yang telah berusia ratusan tahun dan masih bertahan di Bangka Belitung. Gambus berkembang sejak abad ke-19 bersama dengan kedatangan para imigran Arab dari Hadramaut, Yaman Selatan ke Nusantara.  Dengan menggunakan syair-syair kasidah, gambus mengajak masyarakat mendekatkan diri pada Allah dan mengikuti teladan Rasul-Nya. Oleh karenanya, gambus digunakan para imigran menjadi sarana dakwah di nusantara. Langkah ini kemudian diteruskan oleh para ulama untuk berdakwah Islam.

20. Tenun Siak dari Riau

Perkembangan Tenun Siak bermula ketika Siak diperintah Sultan Said Syarif Ali, sekitar tahun 1800, ketika usaha kerajinan tenun ini mulai dikenal luas. Pada masa lalu ada seorang bernama Encik Siti binti E. Wan Karim yang berasal dari Trengganu, yang tenunannya menggunakan benang sutera, katun dan emas. Tenunan itu sangat disenangi oleh kalangan istana. Ia mengembangkan motif tradisional dan ciptaan baru sehingga dikenal dan disukai kembali setelah agak terlupakan. Hingga kini, penenun Siak dianggap lebih teguh mengembangkan corak asli Melayu, yaitu pucuk rebung, awan larat, bunga cengkih, tampuk manggis, semut beriring, siku keluang, dan itik pulang petang.

21. Gazal dari Kepulauan Riau

Ghazal adalah semacam musik orkestra tradisi Melayu yang berkembang di Kepulauan Riau. Asal Ghazalini dapat ditelusuri dari irama padang pasir atau Timur Tengah yang menyebar ke Johor Malaysia dan kemudian terus menyebar dan berkembang di Kepulauan Riau yaitu; Penyengat, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Batu, dan Batam.

Kesenian musik ghazal ini mulai dikenal dan dikembangkan sejak zaman Kerajaan Melayu dan pada wakt itu tampil musik ghazal ini untuk mengisi acara-acara Permbesar Kerajaan. Pendiri pertama musik ghazal ini adalah Bapak Haji Kenal Muse atau yang lebih dikenal dengan nama Pak Lomak yang berasal dari Johor Baru.

22. Gurindam Dua Belas dari Kepulauan Riau

Kumpulan Gurindam Duabelas dikarang oleh Raja Ali Haji dari Riau.  Dinamakan Gurindam Dua Belas oleh karena berisi 12 pasal, antara lain tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.

23. Tabot dari Bengkulu dan Tabuik dari Sumatera Barat

Berasal dari kata ‘tabut’, dari bahasa Arab yang berarti mengarak. Upacara Tabot / Tabuik merupakan sebuah tradisi masyarakat di Bengkulu dan di pantai barat, Sumatera Barat, yang diselenggarakan secara turun menurun. Upacara ini digelar di hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, dalam kalender Islam untuk memperingati kematian cucu Nabi Muhammad, Husein.

24. Muang Jong atau Buang Jong dari Bangka Belitung

Buang Jong merupakan salah satu upacara tradisional yang secara turun-temurun dilakukan oleh masyarakat suku Sawang di Pulau Belitung. Suku Sawang adalah suku pelaut yang dulunya, selama ratusan tahun, menetap di lautan. Muang Jong sendiri memiliki arti melepaskan perahu kecil ke laut. Perahu kecil tersebut berbentuk kerangka yang didalamnya berisikan sesajian. “Ancak” yaitu rumah-rumahan juga berbentuk kerangka yang melambangkan tempat tinggal. Tradisi budaya ini secara turun-temurun dilakukan setiap tahun oleh masyarakat Suku Sawang di Kabupaten Belitung menjelang musim Tenggara, sekitar bulan Agustus atau September. Dimana angin dan ombak laut pada bulan tersebut sangat ganas dan mengerikan. Ritual Muang Jong dengan bertujuan memohon perlindungan agar terhindar dari bencana yang akan menimpa, terutama di laut.

25. Kain Tapis dari Lampung

Awal mula kain tapis dibuat sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, misalnya saja adanya motif kapal, kapal digambarkan sebagai wahana atau kendaraan roh dalam perjalanan menuju alam setelah meninggal (alam baka). Serta dikaitkan dengan bentuk pemujaan terhadap tokoh leluhur atau nenek moyang. Selanjutnya penggunaan kain tapis dalam perkembangannya dimanfaatkan pada acara-acara adat sepanjang lingkaran hidup yang terkait dengan ritual keagamaan. Ritual tersebut adalah sarana untuk menghubungkan manusia dengan alam roh. Penggunaan kain tapis sangat erat kaitannya dengan penggunaan secara praktis dan fungsi simbolis yang kemudian diberi makna ritual. Muatan simbol pada kain tapis adalah sebagai penghubung dari berbagai makna pelaksanaan upacara adat di sepanjang lingkaran hidup manusia.

26. Ondel Ondel dari DKI Jakarta

Ondel-ondel adalah pertunjukan rakyat yang sudah berabad-abad terdapat di Jakarta dan sekitarnya, yang dewasa ini menjadi wilayah Betawi. Ondel-ondel tergolong salah satu bentuk teater tanpa tutur, karena pada mulanya dijadikan personifikasi leluhur atau nenek moyang, pelindung keselamatan kampung dan seisinya. Dengan demikian dapat dianggap sebagai pembawa lakon atau cerita, sebagaimana halnya dengan “bekakak” dalam upacara “potong bekakak” digunung gamping disebelah selatan kota Yogyakarta, yang diselenggarakan pada bulan sapar setiap tahun.

27. Topeng dan Lenong dari DKI Jakarta

Lenong adalah seni teater rakyat atau pertunjukan rakyat dari Betawi. Lenong biasa dilengkapi dengan dekor yang disesuaikan dengan babak cerita. Pertunjukan dimulai dengan musik gambang kromong dengan lagu-lagu khas betawi seperti jali-jali, Persi, Stambul, Cente Manis, Balok, dan lain sebagainya. Cerita lakon biasanya berkisar tentang kerajaan. Seni lenong biasa disebut juga dengan Lenong Denes dan Lenong Preman. Lenong Denes biasanya menyajian cerita kerajaan (bangsawan) yang bajunya mewah, perabot mewah. Sedangkan lenong preman berkisar kehidupan sehari-hari yang mengisahkan jagoan, tuan tanah, drama rumah tanggal, dan sebagaianya.

28. Pantun Betawi dari DKI Jakarta

Carita Pantun adalah cerita legenda yang mengandung unsur kesejarahan yang kebanyakan berisi berbagai rangkaian peristiwa atau petualangan para bangsawan dalam perebutan kekayaan dan wanita yang pada akhirnya, bila mereka menghadapi kesulitan yang luar biasa, selalu diselesaikan dengan pertolongan daya supernatural.

Penyelenggaraan pertunjukan biasanya semalam suntuk dari puku 21.00 sampai pukul 05.00 dini hari kecuali untuk khitanan, yang biasa diadakan pada pagi hari. Sekitar tengah malam ada adegan-adegan humor. Pada acara ruatan ada dua buah cerita yang disajikan yaitu antara pukul 21.00 sampai 03.00 berupa cerita hiburan, dan sisanya cerita Batara Kala. Adapun tempat pertunjukan biasanya d dalam rumah.

29. Ronggeng Gunung dari Jawa Barat

Ronggeng gunung adalah salah satu jenis kesenian tradisional yang terdapat di Kabupaten Ciamis tepatnya berasal dari Kecamatan Banjarsari. Dari namanya, ronggeng gunung menunjukkan kesenian dengan peran utamanya ronggeng atau penari perempuan. Kesenian tersebut muncul dan berkembang di wilayah pegunungan. Sebagai tarian rakyat, ronggeng gunung memilki daya tarik tersendiri bagi penontonnya. Meskipun kini berkembang sebagai kegiatan hiburan, keberadaannya masih pada posisi statis di antara perkembangan kesenian lain. Padahal, ronggeng gunung merupakan salah satu identitas budaya masyarakat Ciamis.

30. Sisingaan dari Jawa Barat

Lahirnya kesenian Sisingaan terkait erat dengan situasi sosial politik pada masa kolonial, yaitu ketika  wilayah Subang dijajah dan diduduki oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, dan selanjutnya ketika wilayah Subang menjadi daerah perkebunan yang dikuasai secara bergantian oleh para penguasa tuan tanah berbangsa Belanda dan Inggris. Kesenian sisingaan ini dipersepsikan oleh banyak kalangan sebagai suatu bentuk kesenian yang mengekspresikan perlawanan dan pemberontakan, serta rasa ketidakpuasan terhadap penguasa (tuan tanah dan pemerintah Hindia Belanda).

31. Kujang dari Jawa Barat dan Banten

Secara umum, Kujang mempunyai pengertian sebagai pusaka yang mempunyai kekuatan tertentu yang berasal dari para dewa (=Hyang), dan sebagai sebuah senjata, sejak dahulu hingga saat ini Kujang menempati satu posisi yang sangat khusus di kalangan masyarakat Jawa Barat (Sunda). Di masa lalu Kujang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Sunda karena fungsinya sebagai peralatan pertanian. Pernyataan ini tertera dalam naskah kuno Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian (1518 M) maupun tradisi lisan yang berkembang di beberapa daerah diantaranya di daerah Rancah, Ciamis. Bukti yang memperkuat pernyataan bahwa kujang sebagai peralatan berladang masih dapat kita saksikan hingga saat ini pada masyarakat Baduy, Banten dan Pancer Pangawinan di Sukabumi.

32. Debus dari Banten

Kesenian Debus di Banten pada awalnya berfungsi untuk menyebarkan ajaran Islam. Namun, pada masa penjajahan Belanda dan pada saat pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa, seni ini digunakan untuk membangkitkan semangat pejuang dan rakyat Banten untuk melawan Belanda. Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman, kesenian ini hanya berfungsi sebagai sarana hiburan semata. Kesenian yang disebut sebagai debus ini ada hubungannya dengan tarikat Rifaiah yang dibawa oleh Nurrudin Ar-Raniry ke Aceh pada abad ke-16. Para pengikut tarikat ini ketika sedang dalam kondisi epiphany (kegembiraan yang tak terhingga karena “bertatap muka” dengan Tuhan), kerap menghantamkan berbagai benda tajam ke tubuh mereka. Filosofi yang mereka gunakan adalah “lau haula walla Quwata ilabillahil ‘aliyyil adhim” atau tiada daya upaya melainkan karena Allah semata. Jadi, kalau Allah mengizinkan, maka pisau, golok, parang atau peluru sekalipun tidak akan melukai mereka.

33. Calung dari Jawa Barat

Pada masa awal penyebaran Islam, seni calung sering dipadu dengan lengger (le = thole = sebutan untuk anak laki-laki, dan ngger = angger = sebutan untuk anak perempuan). Seni calung digunakan sebagai alat untuk memanggil atau mengumpulkan anak-anak untuk diberikan pengetahuan baru yaitu tentang ajaran Islam. Seni calung berkembang di wilayah Banyumas. Wilayah Banyumas adalah wilayah budaya kulonan yang memiliki karakteristik cenderung apa adanya (blaka suta), lugu dan aksen ngapak. Ciri khas ini tercermin pada syair-syair lagu yang dipadu dengan irama musik calung serta senggakan-senggakan yang terkesan vulgar.

34. Gerabah Kasongan dari Yogyakarta

Gerabah Kasongan merupakan kerajinan asli dari Yogyakarta. Hasil kerajinan gerabah Kasongan pada umumnya adalah alat-alat keperluan dapur, guci, pot /vas, patung loro blonyo, air mancur, wuwung, dan produk-produk keramik lainnya. Khusus untuk guci, dapat ditemukan banyak bentuk & varian guci di Kasongan. Guci merupakan salah satu jenis keramik yang kerap diburu para wisatawan. Selain karena ukurannya yang beragam, mulai dari setinggi dua jengkal tangan hingga seukuran bahu orang dewasa, guci di Kasongan juga memiliki banyak varian finishing. Dilihat dari perkembangannya, finishing guci yang banyak ditemui di Kasongan adalah finishing alami, yang hanya menggunakan cat sebagai media ‘sentuhan akhir’ dari guci tersebut.

35. Reog dari Ponorogo, Jawa Timur

Sejarah lahirnya kesenian ini pada saat Raja Brawijaya ke-5 bertahta di Kerajaan Majapahit. Untuk menyindir sang raja yang amat dipengaruhi oleh permaisurinya ini, dibuatlah barongan yang ditunggangi burung merak oleh Ki Ageng Tutu Suryo. Lebih lanjut cerita rakyat yang bersumber dari Babad Jawa menyatakan pada jaman kekuasaan Betoro Katong, penambing yang bernama Ki Ageng Mirah menilai kesenian barongan perlu dilestarikan.

Ki Ageng Mirah lalu membuat cerita legendaris tentang terciptanya Kerajaan Bantar Angin dengan rajanya Kelono Suwandono. Kesenian Reyog ini pertama bernama Singa Barong atau Singa Besar mulai ada pada sekitar tahun saka 900 dan berhubungan dengan kehidupan pengikut agama Hindu Siwa. Masuknya Raden Patah untuk mengembangkan agama Islam disekitar Gunung Wilis termasuk Ponorogo, berpengaruh pada kesenian Reyog ini. Yang lalu beradaptasi dengan adanya Kelono Suwandono dan senjata Pecut Samagini.

36. Karapan Sapi dari Madura, Jawa Timur

Karapan sapi merupakan salah satu jenis kesenian/olahraga/permainan tradisional yang selalu dilakukan oleh masyarakat P. Madura, Jawa Timur. Kerapan atau karapan sapi adalah satu istilah dalam bahasa Madura yang digunakan untuk menamakan suatu perlombaan pacuan sapi. Ada dua versi mengenai asal usul nama kerapan. Versi pertama mengatakan bahwa istilah “kerapan” berasal dari kata “kerap” atau “kirap” yang artinya “berangkat dan dilepas secara bersama-sama atau berbondong-bondong”. Sedangkan, versi yang lain menyebutkan bahwa kata “kerapan” berasal dari bahasa Arab “kirabah” yang berarti “persahabatan”.

37. Sapi Sonok dari Madura, Jawa Timur

Kontes Sapi Sonok merupakan seni pertunjukan masyarakat Madura dalam rangka menghargai dan menghormati hewan sapi. Kegiatan ini selalu digelar setiap tahun secara bergiliran di 4 kota kabupaten Madura (Bangkalan, Sampang, Dan Sumenep). Kontes sapi Sonok dilaksanakan bersamaan dengan Karapan Sapi. Dalam kontes ini, sepasang Sapi Sonok dinilai berdasarkan kriteria tertentu yang meliputi kecantikan, keserasian, serta kesehatannya.

38. Tari Gandrung dari Banyuwangi, Jawa Timur

Tari Gandrung berasal dari kata “gandrung”, yang berarti ‘tergila-gila’ atau ‘cinta habis-habisan’ dalam bahasa Jawa. Kesenian ini masih satu genre dengan seperti ketuk tilu di Jawa Barat, tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, lengger di wilayah Banyumas dan joged bumbung di Bali, dengan melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik (gamelan). 

39. Tari Kentrung dari Jawa Timur

Seni kentrung yang berkembang abad 16 adalah salah satu bentuk kesenian yang amat kental dengan dua dimensi yaitu dimensi estetik dan istetis yang menjadi unsur utama dalam konstrusi utama kesenian itu sendiri. Alat musik ini terdiri dari kendang rebana, kentrung dan jidur. Sebuah grup terdiri dari 3-7 penabuh dan 1 dalang pembaca patokan Jawa yang berkaitan dengan lakon yang dipentaskan.

40. Makepung dari Bali

Makepung adalah atraksi balapan kerbau berasal dari Kabupaten Jembrana, Bali. Kata Makepung berasal dari kata makepung-kepungan (bahasa Bali) artinya berkejar-kejaran, inspirasinya muncul dari kegiatan tahapan proses pengolahan tanah sawah yaitu tahap melumatkan tanah menjadi lumpur dengan memakai lampit. Lampit ditarik oleh dua ekor kerbau dan sebagai alat penghias kerbau, maka pada leher kerbau tersebut dikalungi gerondongan (gongseng besar) sehingga apabila kerbau tersebut berjalan menarik  lampit maka akan kedengaran bunyi seperti alunan musik.

41. Kain Bidai dari Kalimantan

Bidai, bide’, atau kasah bide’ merupakan hasil seni kriya tradisional masyarakat Bidayuh yang berbentuk lembaran anyaman, dan terbuat dari kulit kayu dan rotan. Pada masa lalu bidai atau kassah bide banyak digunakan untuk menjemur hasil panen berupa padi-padian atau palawija, dan juga digunakan untuk perlengkapan rumah. Baik untuk alas tidur atau fungsi lainnya yang sejenis. Karena bahan bakunya yang terbuat dari rotan kecil yang dan kulit kayu, bidai atau kassah bide’ ini memiliki bentuk anyaman yang khas alam serta kuat atau tahan lama. Sekalipun itu pernah atau sering terendam air dan terkena panas matahari langsung.

42. Songket Sambas dari Kalimantan Barat

Songket Sambas adalaha salah satu seni kerajinan tekstil tenun khas Kalimantan Barat. Motif-motif yang dipakai pada saat ini tidak diketahui siapa yang menciptakannya dan itu motif-motif itu terus berkembang sesuai dengan kemampuan dari perajin tersebut. Motif yang tergambar dalam tenunan ini biasanya berkaitan dengan alam dan lingkungan hidup.  Adapun motif yang banyak dipakai antara lain; pucuk rebung, tabur awan berarak, serong bunga mawar terputus, tabur melati setangkai dan masih banyak yang lainnya.

43. Rumah Panjang Dayak  (Lamin, Betang, dan  Radaakng, Uma Dadoq) dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah

Rumah tradisional masyarakat Dayak. Lamin merupakan bangunan yang berdiri di atas tiang-tiang penyangga berupa kayu bulat atau balok. Konstruksi tiang penyangga ini membentuk kolong dan merupakan penyangga atau pendukung lantai dan atap. Bentuk dasar bangunan empat persegi panjang, bentuk dasar atap berupa prisma dengan konstruksi atap pelana. Bagian depan lamin dapat di tambah dengan  serambi yang memanjang mengikuti bentuk bangunan.

44. Karungut dari Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan

Puisi tradisional suku Dayak Ngaju. Karungut berasal dari kata karunya yang diambil dari bahasa Sangiang dan bahasa Sangen/Ngaju Kuno. ‘Karunya’ berarti tembang. Puisi tradisional atau puisi rakyat yang dikenal di Kalimantan Tengah ini diwariskan oleh nenek moyang mereka dalam bentuk lagu dan syair yang disusun sendiri oleh penciptanya, sepanjang tidak menyimpang dari kaidah yang telah dianggap baku. Di awal perkembangannya, bahasa yang digunakan dalam karungut adalah bahasa Sangen (Ngaju Kuno), tapi kini sangat jarang dipergunakan lagi. Dahulu salah satu fungsi karungut adalah sebagai media pengajaran. Karena seorang balian (guru atau dukun) menyampaikan pengajaran kepada para muridnya dengan mengarungut. Sementara para muridnya menjawab atau melaksanakan perintah dari gurunya dengan mengarungut pula.

45. Sasirangan dari Kalimantan Selatan

Kain sasirangan merupakan kain batik yang terdapat di kalimantan selatan. Proses pembuatannya sudah dilakukan secara modern. Bahan yang digunakan untuk membuat kain sasirangan pada awalnya berasal dari serat kapas atau katun.  Dalam perkembangannya, bahan baku ini berkembang bukan saja dari  kapas, melainkan juga dari bahan non kapas. Tetapi yang jelas bahan bakunya berasal dari bahan baku berupa kain. Adapun jenis-jenis kain yang dijadikan bahan baku tersebut pada dasarnya  hanya terdiri dari tiga jenis saja yaitu kain sutera, kain saten atau sating dan kain katun. Pengertian kain Sasirangan itu sendiri secara umum adalah sejenis kain  yang dibuat dengan teknik tusuk jelujur, kemudian diikat dengan benang atau tali raffia dan selanjutnya dicelup.

46. Ulap Doyo dari Kalimantan Timur

Seni kerajinan tekstil masyarakat Dayak Benuaq. Bahan utama untuk menenun adalah benang doyo, yang berasal dari serat daun ulap doyo (Curcoligo latifolia lend.) yang berbentuk lebar. Jenis tumbuhan ini banyak tumbuh di dataran yang berpasir, di antara semak dan ilalang, dan tumbuh dekat rawa. Secara almiah tumbuhan sejenis pandan ini berkembang dengan subur di daerah Tanjung Isuy. Dahulu bahan ini dipergunakan mengingat benang dari kapas masih susah ditemukan. Konon, pohon Doyo ini hanya boleh ditanam oleh perempuan, serta tabu atau pantang dikerjakan oleh lelaki. Dengan teknik tertentu daun ini  dipintal hingga berbentuk benang yang kuat untuk ditenun.

47. Belian Bawo dari Kalimantan Timur

Belian bawo adalah Tradisi ritual pengobatan alternatif orang sakit. Upacara belian bawo berkaitan dengan alam kepercayaan Suku Dayak Benuaq, yang didasari keyakinan religiusitasnya. Oleh karena itu upacara belian bawo sarat dengan fungsi spiritual (religius). Kepercayaan ini yang merupakan motor penggerak seluruh sendi kehidupan masyarakat Suku Dayak Benuaq yang di antaranya terwujud dalam penghormatan arwah nenek moyang, kepercayaan akan adanya kekuatan-kekuatan gaib, dan makhluk-makhluk halus. Perasaan ini mendorong mereka untuk selalu berusaha menyenangkan hati roh leluhur dan makhluk halus yang melingkupi kehidupan mereka, karena hal-hal itu diyakini sebagai sumber malapetaka dan pertolongan.

48. Hudoq dari Kalimantan Timur

Hudoq adalah tarian tradisional suku Dayak Modang yang terdapat di Kutai Timur, Kalimantan Timur. Tari Hudoq merupakan tarian sakral yang erat kaitannya dengan prosesi ritual atau upacara adat. Saat menari, para penari Hudoq menggunakan topeng menyerupai binatang buas dan terbuat dari kayu. Tubuh mereka ditutupi dengan daun pisang, daun kelapa, atau daun pinang. Masing-masing penari itu memerankan karakter tokoh-tokoh hudoq (gambaran dewa yang memiliki kekuatan gaib). Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Kalimantan Timur.

49. Tari Maengket dari Sulawesi Utara

Tari tradisional masyarakat Minahasa. Tarian ini dilakukan oleh sekelompok orang yang menyanyi sambil menari bahkan saling berpegangan tangan dan di pimpin oleh seseorang (Kapel) yang akan mengangkat  suara/lagu pertama (Tumutuur)  serta tambur sebagai alat pengiringnya. Kegiatan dimaksud berkaitan upacara dengan tujuan menerangi,membuka jalan dan mempersatukan masyarakat pendukungnya. Hal ini dilakukan dalam situasi kegiatan panen padi (Maowey/Makamberu),selamatan rumah baru (Marambak) dan pergaulan muda mudi (Lalaya’an). Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Sulawesi Utara.

50. Mane’e dari Sulawesi Utara

Mane’e merupakan kegiatan menangkap ikan dengan janur (Samih) yang dilakukan oleh masyarakat Kakorotan. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada kabupaten Kep. Talaud (Perbatasan Filipina) provinsi Sulawesi Utara. Mane’e atau penangkapan ikan bersama bagi masyarakat kepulauan Talaud telah berlangsung sejak lama. Menurut penuturan masyarakat, dimulai sekitar abad ke-16. Kebiasaan ini dilakukan pada setiap tahun  biasanya jatuh pada bulan Mei atau Juni dan telah  berlangsung sejak dahulu sampai saat ini, sehingga pemerintah kabupaten berupaya mengangkat tradisi ini menjadi salah satu objek wisata. Lokasi “Mane’e” yang dipilih dan ditetapkan oleh pemerintah daerah terdapat di desa Kakorotan.

51. Kolintang dari Sulawesi Utara

Kolintang adalah alat musik khas dari Minahasa (Sulawesi Utara) yang mempunyai bahan dasar kayu, jika dipukul dapat mengeluarkan bunyi yang cukup panjang dan dapat mencapai nada-nada tinggi maupun rendah, seperti kayu telur, bandaran, wenang, kakinik atau sejenisnya (jenis kayu yang agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun sedemikian rupa membentuk garis-garis sejajar). Kata Kolintang berasal dari bunyi: Tong (nada rendah), Ting (nada tinggi) dan Tang (nada tengah). Dahulu dalam bahasa daerah Minahasa untuk mengajak orang bermain Kolintang “mari kita ber-Tong, Ting, Tang” dengan ungkapan “Maimo Kumolintang” dan dari kebiasaan itulah muncul Kolintang.

52. Saiyyang Patu’duq dari Sulawesi Barat

Saiyyang Pattu’duq adalah tradisi ritual mengarak menggunakan kuda. Saiyyang Pattuqduq (bahasa Mandar, saiyyang artinya kuda, pattuqduq artinya penari); saiyyang pattuqduq artinya kuda yang pandai menari, pandai memainkan gerakan kepala dan gerakan kaki. Saiyyang pattuqduq digunakan dalam: a) tunggangan anak yang khatam Al Qur’an saat diarak keliling kampong, umumnya dilaksanakan pada peringatan mauled Nabi Muhammad saw, b) tunggangan tamu (penjemputan) tamu kehormatan, c) tunggangan karena adanya nadzar, dan d) sekedar hiburan atau pertunjukan. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Sulawesi Barat.

53. Tari Raigo dari Sulawesi Tengah

Tarian Raigo merupakan kesenian yang turun-temurun yang digiatkan melalui suatu upacara adat yang dimaksudkan sebagai pernyataan kesyukuran atas pencapaian suatu hasil usaha seperti bercocoktanam terutama menanam padi. Tarian ini bukan hanya semata-matasebuah bentuk kesenian (hiburan) namun tarian ini tidakdapat terlepas dari beberapa pelaksanaan upacara adat diwilayah Kulawi atau pun di lembah Bada. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Sulawesi Tengah.

54. Kalosara dari Sulawesi Tenggara

Kalo atau kalosara merupakan sebuah benda yang terbuat dari tiga utas rotan yang dipilin atau dililit membentuk sebuah lingkaran.  Cara memilinnya adalah berlawanan dengan arah jarum jam atau dipilin kea rah kiri.  Ujung lilitannya tiga utas rotan ini kemudian disimpul dan diikat dimana dua ujung rotan disembunyikan dalam lilitan sedangkan satu ujung yang lainnya dibiarkan mencuat keluar.

Lilitan atau pilinan tiga utas rotan merupakan symbol yang memiliki makna persatuan dan kesatuan dari tiga stratifikasi orang Tolaki di jaman dahulu yakni : anakia atau golongan bangsawan, towonua/ penduduk asli, toono motuo/ orang-orang yang dituakan didalam suatu kampong, toono dadio/ orang kebanyakan, dan stratifikasi yang ketiga yakni o’ata atau golongan budak.

Sebagai simbol hukum adat pada orang Tolaki yang dipercaya telah diwariskan secara turun temurun, maka Kalosara ditemukan dalam berbagai aturan hukum adat itu sendiri yakni dalam bidang-bidang : hukum di bidang pemerintahan yang saat ini khususnya dalam pemerintahan yang melibatkan tokoh-tokoh adat, hukum di bidang pertanahan, hukum di bidang perkawinan, hukum di bidang tatacara membangun  dan membina rumah tangga, hukum di bidang pewarisan, hukum di bidang utang-piutang, hukum di bidang konflik dan tatacara penyelesaiannya, dan hukum di bidang pencemaran nama baik dan mencelakakan orang lain.

55.Kabhanti dari Sulawesi Tenggara

Kabhanti merupakan salah satu bentuk tradisi lisan yang ada pada masyarakat Suku Muna. Kabhanti memiliki ciri yang hampir sama dengan pantun / puisi lama. Kabhanti diciptakan oleh masyarakat Suku Muna. Tradisi berucap pantun yang ada pada masyarakat Suku Muna, Sulawesi Tenggara ini telah lama ada di Pulau Muna. Kabhanti merupakan tradisi berucap pantun, baik yang diucapkan sendiri ( monolog ) maupun secara berbalas dalam suatu kelompok (kelompok Laki-laki maupun kelompok perempuan. Isi dari kabhanti biasanya mengemukakan serta menyampaikan hal hal yang berupa pesan moral bagi masyarakat, nilai nilai keagamaan, petunjuk kehidupan / petuah, sindiran, percintaan, serta nilai nilai budaya dan adat istiadat. Bagi masyarakat muna, kabhanti bertujuan untuk memperkokoh nilai dan norma dalam masyarakat.

56. Lariangi dari Sulawesi Tenggara

Seni tari masyarakat Kep. Buton dan Wakatobi Sulawesi Tenggara. Dimainkan oleh lima orang wanita. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Sulawesi Tenggara. Tarian ini merupakan tari persembahan dari Kaledupa untuk dimainkan di Istana Raja dalam wujud gerakan dan nyanyian dengan fungsi utamanya adalah sebagai penerangan.

Berdasarkan makna kata Lariangi yaitu terdiri dari dua suku kata :

• Lari yang berarti menghias atau mengukir, baik itu dalam bentuk formasinya yang kadangkala berbentuk melingkar dan sebagian ada yang duduk juga terlukis pada gerakan kipas atau lenso yang bervariasi sesuai lagu yang dibawakan

• Angi adalah orang-orang yang berhias dengan berbagai ornamen untuk menyampaikan informasi atau suatu maksud tertentu berupa nasihat (petuah), anjuran ataupun sebagai hiburan yang nampak pada gerkan tari dan nyanyiannya.

57. Kagati dari Sulawesi Tenggara

Permainan Layang-layang tradisional suku Raha. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Sulawesi Tenggara. Layang-layang tradisional dari Pulau Muna ini terbuat dari lembaran daun kolope (daun gadung) yang telah kering kemudian dipotong ujung-ujungnya. Satu per satu daun tersebut dijahit dengan lidi dari bambu sebagai rangka layangan, sementara talinya dijalin dari serat nanas hutan.

Permainan layang-layang (kaghati) oleh nenek moyang masyarakat Muna telah dilakukan sejak 4 ribu tahun lalu. Hal ini berdasarkan penelitian Wolfgong Bick tahun 1997 di Muna.

58. Phinisi dari Sulawesi Selatan

Perahu layar tradisional masyarakat Bugis-Makassar. Menurut cerita di dalam naskah Lontara La Galigo, mengatakan kapal Pinisi pertama sudah ada sejak abad ke-14 yang dibuat oleh putra mahkota Kerajaan Luwu, Sawerigading, untuk digunakan berlayar menuju Tiongkok. Kapal tersebut dibuat dari bahan yang diambil dari pohon welengreng (pohon dewata) yang kokoh dan tidak mudah rapuh. Sebelum menebang pohon tersebut, terlebih dahulu dilaksanakan ritual khusus agar penunggunya bersedia pindah ke pohon lainnya. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Sulawesi Selatan.

59. Pa’gellu dari Sulawesi Selatan

Tari Pa’gellu adalah suatu karya seni tari tradisional di Toraja (Tana Toraja, Toraja Utara) yang sejak dahulu dilakukan oleh gadis-gadis berjumlah 5 orang dengan iringan gendang, untuk upacara-upacara Rambu Tuka’ (syukuran panen, rumah adat yang baru dibangun), pesta perkawinan, penyambutan tamu-tamu agung dan pesta-pesta lainnya, kecuali upacara pemakaman orang Toraja. Tari Pa’gellu’ hanya bisa dilakukan oleh wanita, gadis dewasa karena seni Tari Pa’gellu’ tujuannya adalah hiburan dan bersifat rekreatif, selain menghibur juga membuat penonton menjadi senang dan khusus tamu yang di sambut merasa terhormat. Hampir setiap saat kita dapat menyaksikan penampilan seni Tari Pa’gellu’ ini di Toraja, bahwa luar Toraja dimana ada orang Toraja. Rasanya kurang lengkap sebuah pesta dan keramaian lainnya tanpa tari ini kecuali upacara kematian tidak ada Tari pa’gellu’.

60. Sinliriq dari Sulawesi Selatan

Tradisi lisan masyarakat Makassar yang berupa pembacaan sastra dengan diiringi rebab. Isi dari sastra sebagian diisi dengan pesan moral dan ajakan kepada masyarakat untuk menuju kebaikan. Selain itu, terkadang pemerintah juga menggunakan media Sinriliq untuk mensosialisasikan program-program pemerintah. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Sulawesi Selatan.

61. Pakkarena dari Sulawesi Selatan

Tarian Pakarena dibawakan oleh penari perempuan yang mempertunjukkan kelemah-lembutan perempuan-perempuan Makassar. Tarian ini lebih banyak mempertunjukkan gerak tangan yang terayun ke samping kiri dan kanan serta ke depan secara beraturan dan lamban Namun gerakan tangan tersebut terangkat paling tinggi hanya setinggi bahu tidak pernah terangkat hingga setinggi kepala. Tangan kanannya selalu memegang kipas. Tari Pakarena adalah tarian tradisional dari Makassar. Pada abad 20, tari ini mulai keluar dari tradisi istana dan menjadi pertunjukan yang sangat populer. Tari ini sangat enerjik, terkadang juga begitu hingar bingar oleh musik, namun diiringi oleh tarian yang sangat lambat lemah gemulai dari para wanita muda. Dua kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik-puik) mengiringi dua penari. Kelembutan mendominasi kesan pada tarian ini. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Sulawesi Selatan.

62. Molapi Sorande dari Gorontalo

Tari Molapi saronde adalah tarian ritual pernikahan adat Gorontalo. Tarian ini dilaksanakan oleh pengantin laki-laki pada malam hari perkawinan mereka. Bahan yang digunakan adalah tiga macam selendang yakni warna hijau, kuning, dan kuning telur. Pelaksanaan ritual ini bertempatkan di tempat mempelai wanita. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Gorontalo.

63. Gendang Beleq dari Nusa Tenggara Barat

Gendang beleq adalah suatu peralatan musik, dan disebut gendang beleq karena gendang ini ukurannya besar dibandingkan dengan ukuran gendang pada umumnya. Gendang berarti kendang dan beleq berarti besar. Gendang besar (gendang beleq) ada dua jenis yang disebut gendang mama (laki-laki) dan gendang nina (perempuan). Perbedaan antara kedua gendang tersebut bukan pada bentuk fisiknya melainkan pada suara yang dihasilkan yaitu gendang mama lebih nyaring daripada gendang nina.m Gendang Beleq biasa dimainkan di panggung maupun di lapangan terbuka. Susunan pendukung musik gendang beleq dan penarinya yang baku terdiri dari 40 orang, dan dipertunjukkan pada acara-acara khusus seperti Maulud Nabi, Lebaran, upacara perkawinan, khitanan dan cukur rambut bayi. Sedangkan yang tidak baku terdiri dari 17 orang dipertunjukkan untuk menyambut tamu, perlombaan atau festival. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Nusa Tenggara Barat.

64. Wayang Kulit Sasak dari Nusa Tenggara Barat

Wayang Kulit Sasak adalah Wayang kulit yang berkembang di Lombok yang pada dasarnya mengambil cerita Menak yang ceritanya bersumber dari Cerita Amir Hamsah yaitu paman Nabi Muhammad SAW. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Nusa Tenggara Barat.

65. Sasandu dari nsua Tenggara Timur

Sasandu adalah alat musik petik khas Orang Rote, Nusa Tenggara Timur, yang terbuat dari daun lontar dan kayu. Sasando yang seharusnya bernama Sasandu (bunyi yang dihasilkan dari getar) lahir dari inspirasi penemunya dari hasil interaksi dengan alam. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Nusa Tenggara Timur.

66. Caci dari Nusa Tenggara Timur

Caci adalah tradisi permainan pada suku manggarai dengan beranggotakan dua orang pemain yang saling memukul menggunakan rotan dan perisai kulit kerbau. Dalam permainan caci ada penangkis dan ada pemukul yang dilakukan secara bergantian berulang-ulang. Pemenang dalam permainan ini adalah orang yang telah berhasil melukai lawannya di bagian wajah. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Nusa Tenggara Timur.

67. Rumah Bale’ dari Nusa Tenggara Timur

Arsitektur Sumba disebut juga Rumah Bale. dibedakan menurut status sosial pemiliknya, bala untuk rumah bangsawan dan bale untuk rumah rakyat jelata. Rumah Orang Sumbawa berbentuk panggung. Atap rumah Sumbawa tinggi seperti perahu dengan sudut sekitar 45 derajat. Di bagian depan atas terdapat lebang yang dahulu menunjukkan status sosial pemiliknya. Semakin banyak lebangnya, semakin tinggi status kebangsawanannya. Selain lebang, ukuran rumah juga menandakan status sosial pemiliknya. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Nusa Tenggara Timur.

68. Tari Seka’ dari Maluku

Seni pertunjukan tari suku Babar yang mengunakan gerak kaki sebagai tumpuhan dasar pergerakannya. Tarian ini dijadikan sebagai tarian sakral bagi para ksatria negeri/kampung yang akan berperang dengan sebuah asumsi bahwa tari seka besar mampuh secarah magis melindungi, dan menjaga para pejuang negeri yang turun ke mendan perang. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Maluku 

69. Tais Pet dari Maluku

Kain tenun tradisional masyarakat Tanimbar. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Maluku. Tais Pet memiliki fungsi sosial yang sangat kuat dikalangan masyarakat tanimbar sebagai simbol identitas diri. Pengenalan identitas diri itu terabstraksi lewat ikatan emosional komunitas Tanimbar yang memberikan nuansa persaudaraan, tenggang rasa, saling menghormati dan rasa sepenanggungan. Kemudian fungsi ini juga berlanjut secara lokal, regional maupun secara nasional, sehingga merajut ikatan-ikatan sosial terhadap  pengenalan masyarakat Maluku dan atau bangsa Indonesia pada umumnya. Selain itu juga Tais pet memberikan nuansa warna sebagai simbol status sosial, sehingga memberikan petunjuk terhadap status seseorang dalam struktur masyarakat. Warna hitam dan coklat merupakan warna kebesaran atau kewibawaan dalam diri seorang pemimpin. Warna merah, kuning dan putih merupakan cermin keberanian, kejujuran, ketulusan, keiklasan dan kesucian hati masyarakat.

70. Tari Maku-maku dari Maluku

Tari Maku-maku adalah tarian tradisional yang bersifat sosial yakni merupakan tarian pergaulan yang bertujuan untuk mempererat keakraban antara anggota masyarakat dalam hal ini anak cucu Maluku. Tarian ini secara garis besar merupakan lambang persekutuan anak-anak masyarakat Maluku. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Maluku.

71. Bambu Gila dari Maluku Utara

Tarian /seni pertunjukan yang dilakukan oleh lebih dari sepuluh orang dengan memegang satu batang bambu sepanjang satu meter/ sesuai kebutuhan. Pemegang bambu dipertontonkan tidak kuat. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Maluku Utara

72. Soya-soya dari Maluku Utara

Seni Tradisi Tari Rakyat Maluku Utara. Tarian soya-soya tercipta pada masa Sultan Baabullah (Sultan Ternate Ke-24), dari Kesultanan Ternate, untuk mengobarkan semagat pasukan pasca-tewasnya Sultan Khairun pada 25 Februari 1570. Saat itu, tarian soya-soya dimaknai sebagai perang pembebasan dari Portugis hingga jatuhnya tahun 1575. Para penari akan menampilkan tarian yang lincah dimana merefleksikan gerak menyerang, mengelak dan menangkis. Jumlah penari soya-soya sendiri tidak ditentukan. Bisa hanya empat orang dan bahkan hingga ribuan penari.

73. Tari Yosim Pancar dari Papua

Tari Yospan adalah taian pergaulan atau persahabatan para muda-mudi masyarakat Papua. Pertunjukan Tarian Yosim Pancar biasanya dilakukan lebih dari satu orang, dan memiliki gerakan dasar yang penuh semangat. Tarian Yosim Pancar sama sekali bukan tarian tradisi, melainkan tarian kontemporer yang dimodifikasi dengan berbagai tarian rakyat. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Papua

74. Ukiran Asmad dari Papua

Sejak tahun 1700-an, suku Asmat di Papua telah dikenal dunia dengan keterampilan mengukirnya. Kesenian mengukir di Asmat merupakan aktualisasi dari kepercayaan terhadap arwah nenek moyang yang disimbolkan dalam bentuk patung serta ukiran. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Papua.

75. Barappen dari Papua dan Papua Barat

Bakar batu merupakan sebuah aktifitas memasak yang dilakukan oleh masayarakat suku Dani di Papua, dengan menggunakan media batu yang dipanaskan di api hingga menjadi berwarna merah dan benar-benar panas yang kemudian akan diselipkan di antara bahan-bahan yang akan diolah atau dimasak untuk dikonsumsi secara bersama-sama. Bahan utama yang digunakan adalah daging babi, saat ini dikembangkan selain babi (ikan, kelinci, ayam, kambing, dsb.) Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Papua dan Papua Barat.

76. Tifa dari Papua, Papua Barat, NTT, dan Maluku

Alat musik perkusi khas Papua simbol perdamaian bagi masyarakat Papua tempo dulu. Bilamana terjadi perang diantara suku-suku di Papua. Para tua adat lantas membunyikan tifa untuk memanggil wakil dari kedua pihak berdamai. Namun kini, tifa tak lagi digunakan bagi suatu perdamaian. Tapi lebih digunakan dalam rituil adat, seperti pesta adat, perkawinan, menyambut tamu-tamu penting dan lain-lain. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur

77. Randang dari Sumatera Barat

Rendang dalam bahasa Minangkabau disebut dengan randang adalah salah satu makanan tradisional khas Minangkabau yang sangat terkenal ke seantaro penjuru nusantara. Randang tersebut memiliki beberapa warna, yakni merah kecoklatan, coklat, sampai coklat kehitaman. Pengertian randang yang diambil dari kata marandang, yakni suatu proses pengolahan lauk berbahan dasar santan yang dimasak sampai kandungan airnya berkurang, bahkan sampai kering sehingga apabila disebut randang itu artinya olahan masakan yang kering tanpa mengandung air.


 

WordPress.org

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia


Komplek Kemdikbud

Gedung E Lt.10

Jl. Jenderal Senayan Sudirman Jakarta 10270

Email: kebudayaan@kemdikbud.go.id

Telepon: (021) 5725047, 5725564

Lagu nasional

  Lagu nasional Tanah Airku Tanah air ku tidak kulupakan Kan terkenang selama hidupku Biarpun saya pergi jauh Tidak kan hilang dari kalbu Ta...