Senin, 29 Januari 2024

Setahun Januari 2023

 *PERJALANAN SEHARI*


Sabtu, 21 Januari 2023


Pukul 6.10 - 6.48

Berjalan kaki dari Kaldam ke Parkiran Stasiun KA Gubeng Baru jl. Gerbong No. 2


_A. Parkiran Stasiun Gubeng Baru_


Menunggu teman dan beberapa orang di telepon pak Ketua.

Aq tidak berseragam.

Setelah mendapat seragam untuk pertama kali dan terakhir kali kupakai di toilet.


Jarak 46 km Selama 1 jam 17 menit dari pukul 7.50 s.d 9.07 ditempuh dengan kendaraan isi 15 orang meski tidak full.

Berangkat seharusnya pukul 7.00 namun menunggu satu teman.


_B. Makoya Dapur Bakar_


Pukul 9.07 s.d 10.45 menghabiskan waktu sambil bercanda bersuka ria dengan makanan yang sudah dipesan Panitia dan teman yang sedang Ultah.

Tidak lupa sedikit kenangan dari teman lainnya.

Acara digelar lesehan di Jl. Durensewu No. 8-9 Pasuruan (Makoya Dapur Bakar)


Makanan yang di pesan datang dan semua menyantapnya sesuai selera.

Menunya mohon diingat sendiri.

Usai acara ada yang keliling lokasi, ada yang bertemu teman, dan saat itu bersamaan dengan arisan ibu-ibu Bhayangkari yang berpakaian serba merah.


Meski ada kolam renang tidak satupun peserta yang waktu itu di group Koplak ikut berenang.


_C. Wisata Panci Pandaan_


Perjalanan 1,2 km, selama 31 menit (10.45 s.d 11.16) menuju Wisata Panci Karangjati Pandaan Km 48 Pasuruan.

Sebagian peserta membeli Panci dan Perlengkapan Rumah Tangga.

Membutuhkan waktu 32 menit ( pk.11.16 - 11.48).


_D. Masjid Merah_


Perjalanan 10 menit (850 m ), pk. 11.48 - 11.58 sampai di Masjid Merah Moekhlas Sidik di Ds. Sukarame, Ds. Durensewu, Kec. Pandaan, Pasuruan.


Masjid ini tidak hanya tempat Sholat dan istirahat.

Area sekitarnya di luar masjid terdapat Kuliner, Mainan anak-anak, dan wahana Dino Dokar.

Menghabiskan waktu kurang dari satu jam (11.58 - 12.49).


_E. D'Duren Mas_


Menuju Duren yang saya pikir kebun Duren namun ke D'Duren Mas (13.19 - 14.29).


Rentang waktu 30 menit (4,7 km), pukul 12.49 - 13.19 antara Masjid Merah dan The Sagamore Hills Taman Dayu lokasi makan dan minum serba Duren.

Kondisi hujan ketika lanjut perjalanan.


_Sekilas D'Duren Mas_


_Aneka minuman dengan bahan baku duren seperti Dawet Duren, es durian dll. View indah di tepi jalan raya di Area Taman Dayu dekat persawahan. Beli durian langsung makan di tempat. Bagi yang tidak ingin rasa durian dapat memilih minuman misalnya Dawet saja. Juga ada degan alias kelapa muda dan bakat jagung. Makanan dan minuman enak, harga mahal untuk ukuran biasa. Layanan cepat dan suasana santai banget. Harga Januari 2023 : Es Durian (25 K), Minuman es teh minimal 10 K dan  wedang durian 20 K, Tahu Cryspy 17 K, Nasi D'Duren Mas 50 K, Nasi Kebuli 60 K, dll._


_F. Pasar Wisata Ceng Hoo_


Pukul 14.29 - 14.55 (26 menit, jarak 7,6 km) ke Pasar Wisata Ceng Hoo

Hujan deras sesaat kemudian reda.


Peserta menghasilkan waktu makan Bakso, beli dawet, ke Pasar Wisata untuk beli buah dan sayur, tahu, tempe, serta ke toilet Masjid Ceng Hoo.


_G. Kembali ke Surabaya_


Pk. 14.55 s.d 17.38 selama 1 jam 58 menit jarak 48 km.

Pulang ke Ambengan dibonceng pak Ketua.


Catatan :

Ada peserta yang kejar-kejaran akhirnya berjumpa di D'Duren Mas.


Selamat Ulang Tahun bagi yang berulang tahun semoga sehat selalu dan terus menjalankan tugas SKP dan PMM


Sampai jumpa tahun 2024.

Rabu, 24 Januari 2024

12 Hewan Khas Pulau Kalimantan Yang Sangat Unik

 *12 Hewan Khas Pulau Kalimantan Yang Sangat Unik*


BY NOVIANTI


Hewan khas Pulau Kalimantan, dikenal pula dengan istilah “endemik”. Yaitu, kumpulan hewan yang hanya dapat ditemukan di suatu wilayah tertentu, dan tidak terdapat di tempat lainnya.


Dan pada artikel ini, akan dibahas mengenai hewan endemik Kalimantan.


Selain itu, Kalimantan juga merupakan wilayah dengan berbagai hutan hujan tropis, yang merupakan rumah bagi hewan dan tumbuhan.


Daftar Isi 


Daftar Hewan Khas Pulau Kalimantan

1. Orangutan

2. Gajah Kerdil Borneo

3. Bekantan

4. Kucing Merah

5. Beruang Madu

6. Burung Raja Udang Kalung Biru

7. Katak Kepala Pipih

8. Tupai Peminum Darah

9. Owa Kalimantan

10. Pesut Mahakam

11. Lutung Merah

12. Lutung Dahi Putih


Daftar Hewan Khas Pulau Kalimantan


Berikut, adalah daftar hewan endemik yang ada di Pulau Kalimantan yang harus kamu ketahui.


1. Orangutan


Orangutan Kalimantan adalah salah satu dari hewan khas Pulau Kalimantan. Keunikan dari hewan endemik ini, dapat bertahan hidup hingga 60 tahun.


Populasinya sendiri, dapat ditemukan dengan mudah, di sebagian besar pelosok wilayah pulau tersebut.


Orang utan memiliki ciri yakni tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor.


Ciri lainnya yakni memiliki tinggi sekitar 1,25-1,5 meter dan tubuh orang utan diselimuti rambut merah kecokelatan.


Mereka mempunyai kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi.


Saat mencapai tingkat kematangan seksual, orangutan jantan memiliki pelipis yang gemuk pada kedua sisi, ubun-ubun yang besar, juga rambut menjadi panjang dan tumbuh janggut di sekitar wajah.


2. Gajah Kerdil Borneo


Gajah Kerdil Borneo, merupakan jenis subspesies dari Gajah Asia.


Hewan khas Pulau Kalimantan ini, populasi banyak terdapat di Sabah bagian timur, dan juga pada wilayah Kalimantan Utara.


Gajah kerdil Borneo itu mempunyai persamaan genetik dengan kelompok asal tanah besar Asia dan Sumatera, dan oleh itu merupakan sub-spesies gajah Asia.


Untuk Gajah Borneo yang berusia enam bulan mempunyai ketinggian 1.5 meter.


Sementara itu gajah dewasa yang berusia lima tahun berukuran 2.4 meter.


Gajah ini Mempunyai berat kurang dari 2 ton dan memiliki waktu hidup selama 70 tahun.


Ia juga hidup secara berkumpulan dan selalunya terdapat berhampiran sungai Kinabatangan.


Hal ini dikarenakan Gajah ini cukup sensitif terhadap cuaca panas.


3. Bekantan


Bekantan masih termasuk dalam keluarga Monyet, yang cirinya memiliki hidung panjang dengan rambut coklat kemerahan.


Hewan endemik dari Pulau Kalimantan ini, dapat ditemukan juga di bagian Sabah, Sarawak dan Brunei.


Salah satu ciri dari Bekantan, yaitu senang menghabiskan waktu di atas pohon dengan cara berkelompok.


Khususnya para bekantan yang terdapat di sekitaran hutan bakau, rawa dan hutan pantai.


4. Kucing Merah


Kucing Merah termasuk dalam golongan Kucing liar endemik yang berasal dari Kalimantan.


Populasi habitat kucing merah kalimantan ini bisa ditemukan di hampir seluruh bagian pelosok wilayah Kalimantan.


Selain itu, Kucing ini juga populer dengan sebutan Kucing Kalimantan, Kucing Batu, dan Kucing Merah Kalimantan.


Dan sejak tahun 2002, Kucing liar ini termasuk sebagai hewan yang dilindungi karena hampir punah.


5. Beruang Madu


Beruang madu masuk dalam kategori Beruang bertubuh kecil. Meski namanya Beruang Madu, namun hewan ini memakan madu.


Pasalnya, hewan khas Pulau Kalimantan ini, merupakan jenis omnivora atau hewan pemakan segala.


Selain itu, Beruang Madu juga biasa memakan buah – buahan dan larva lebah langsung dari dalam sarangnya.


Uniknya, ketika makan buah hewan ini senang menelannya secara utuh, dan biji nya akan dikeluarkan melalui kotoran.


Oleh karena keunikannya tersebut, Beruang Madu memiliki peranan penting, dalam menyebarkan biji tumbuhan disekitar hutan.


6. Burung Raja Udang 


Burung Raja Udang Kalung Biru, populasinya banyak tersebar di Jawa, Sumatera dan Kalimantan.


Hewan ini memiliki ukuran tubuh, sekitar 18 cm, dengan kombinasi warna biru tua dan putih.


Selain itu, Burung Raja Udang Kalung Biru ini juga memiliki ciri unik dikepala, mahkota dan sayap berwarna kebiruan yang agak gelap.


Ciri lain Burung Raja Udang Kalung Biru yaitu garis dada serta punggung dan ekor yang berwarna biru muda.


7. Katak Kepala Pipih


Katak Kepala Pipih, adalah hewan khas Pulau Kalimantan yang cukup aneh karena tidak memiliki paru-paru.


Sedangkan untuk habitatnya hanya bisa ditemukan di sekitar wilayah Nanga Pinoh, Melawi, Kalimantan Barat.


Katak Kepala Pipih ini berukuran sedang. Untuk katak jantan dengan panjang tubuh 68 mm dan betina 77 mm.


Ciri lainnya yakni kepala katak Kepala Pipih memipih datar, dengan moncong yang lebar membundar.


Katak ini juga sangat senang bersembunyi di balik bebatuan di dalam air.


Sejauh ini katak kepala-pipih Kalimantan diketahui menyebar terbatas (endemik) hanya di sekitar kawasan Nanga Pinoh, Kalimantan Barat.


8. Tupai Peminum Darah


Pada dasarnya, Tupai Peminum Darah, jenisnya sama seperti Tupai yang lain.


Namun Bedanya, hewan yang satu ini bukan termasuk herbivora seperti tupai pada umumnya. Melainkan, sebagai hewan peminum darah binatang.


Bahkan, spesies bertubuh kecil ini ternyata mampu menaklukkan hewan lainnya yang bertubuh jauh lebih besar darinya, seperti kijang.


9. Owa Kalimantan


Owa Kalimantan adalah hewan sejenis kera arboreal yang menyebar terbatas (endemik) di pedalaman Kalimantan, Indonesia.


Dalam bahasa lokal Owa Kalimantan ini dikenal sebagai kalaweit atau kalawet.


Nama kalawet sendiri berasal dari bahasa Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah artinya kera tanpa ekor.


Sedangkan Di Kalbar, khususnya wilayah Kapuas Hulu, Owa Kalimantan disebut juga lempiau.


Owa Kalimantan adalah hewan yang selalu aktif pada siang hari. Selain itu, juga memiliki lengan panjang untuk bergelantungan di pohon.


Ciri dari Owa kalimantan adalah bertubuh sedang dengan Panjang kepala dan tubuh hewan jantan dewasa antara 462-475 mm.


Sementara betinanya sedikit lebih besar  yakni dengan berat sekitar 465-497 mm.


Dan untuk spesia owa jantan, Beratnya yakni sekitar 4,9-6,5 kg, dan betinanya 5,9-6,8 kg.


Warna tubuh Owa Kalimantan umumnya kecokelatan hingga cokelat terang.


Ciri lainnya yakni seperti memiliki topi/tudung cokelat gelap, alis keputihan dan pipi serta dagu keputihan yang mengesankan seperti berewok berwarna putih, melingkari wajah yang berwarna hitam.


Lalu pada Bagian dada dan perut, sisi dalam tungkai, serta ujung tangan dan kaki berwarna cokelat gelap.


Setidaknya lebih gelap dari bagian tubuh lainnya seperti jari-jari tangan dan kaki yang juga bewarna kehitaman.


Sementara Punggung bagian bawahnya jauh lebih terang warnanya.


Hewan endemik dari Kalimantan ini, habitatnya banyak terdapat di hutan hujan Kalimantan Timur dan Utara.


10. Pesut Mahakam


Pesut Mahakam adalah jenis Ikan Pesut, yang juga masuk dalam golongan hewan endemik di Kalimantan Timur.


Wilayah habitatnya, banyak terdapat di Sungai Mahakam, Danau Jempang dan Danau Semayang.


Sayangnya, hewan khas Pulau Kalimantan ini, masuk dalam daftar hewan yang dilindungi. Hal ini dikarenakan jumlah populasinya yang hampir punah di Indonesia.


11. Lutung Merah


Lutung Merah masih termasuk dalam keluarga Kera, dan merupakan hewan endemik di Kalimantan dan di hutan selat Karimata, Kalimantan Barat.


Untuk makanannya sendiri, Lutung merah biasanya mengkonsumsi yaitu berupa daun-daunan dan biji-bijian.


Ciri dari Lutung merah yakni memiliki ekor panjang dan memiliki bulu berwarna kemerahan, wajah berulas kebiruan.


Sedangkan anakan berwarna keputih-putihan dengan bercak hitam pada bagian bawah punggung dan melintang sepanjang bahu.


Biasanya lutung merah khas kalimantan ini hidup secara berkelompok. Dimana lutung merah ini berjumlah hingga 8 ekor dengan 1 ekor jantan dewasa.


Makanan utamanya adalah dedaunan muda dan biji-bijian tumbuhan serta liana.


12. Lutung Dahi Putih


Lutung Dahi Putih adalah hewan khas Pulau Kalimantan lainnya yang juga merupakan jenis endemik khas kalimantan.


Untuk habitatnya sendiri, banyak terdapat di dataran tinggi Kalimantan.


Ciri khas dari Lutung ini, yaitu sedikit warna putih pada bagian dahinya. Selain itu, tubuhnya juga memiliki rambut yang berwarna coklat keabu-abuan.


Demikianlah Hewan Khas Pulau Kalimantan, yang diantaranya merupakan binatang endemik dan dilindungi.


Semoga bermanfaat, dan dapat menambah wawasan ilmu nusantara.

7 Hewan Endemik di Pulau Kalimantan

 *7 Hewan Endemik di Pulau Kalimantan*



Arief

Sabtu, 15 April 2023 | 09:49 WIB

Kalimantan memiliki banyak hutan dan pernah dianggap sebagai paru-paru dunia karena kawasan hutannya yang sangat luas.

Namun, karena pembalakan atau penebangan liar hingga pembukaan hutan sebagai lahan pemukiman membuat luas hutan kalimantan terus berkurang tiap tahunnya.

Makin berkurangnya wilayah hutan kalimantan memengaruhi nasib berbagai satwa endemik yang hidup di dalamnya. Berikut ini adalah beberapa hewan endemik yang bisa ditemukan di pulau Kalimantan, di antaranya:

1. Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus)

Orangutan Kalimantan atau Orangutan Borneo hidup di hutan hujan tropis Kalimantan dan membuat sarang dari dedaunan pohon yang tumbuh dengan lebat di dalamnya. Orangutan Kalimantan adalah hewan diurnal dan arboreal, hewan diurnal adalah hewan yang aktif di siang hari sedangkan hewan arboreal banyak menghabiskan hidupnya di pepohonan.

Tubuh orangutan Kalimantan dipenuhi rambut merah kecokelatan dengan kepala yang lebih besar dengan posisi mulut yang tinggi. Uniknya orangutan Kalimantan punya benjolan di kedua sisi wajahnya sehingga membedakannya dengan orangutan Sumatera.

2. Bekantan

Bekantan adalah maskot dari taman hiburan Dunia fantasi (Dufan), memiliki hidung besar dan sering disebut sebagai monyet Belanda.

Bekantan tidak membuat sarang khusus untuk tinggal, biasanya Bekantan akan beristirahat di pohon-pohon yang dekat di tepi sungai. Bekantan masih banyak ditemukan di hutan-hutan Pulau Kalimantan terutama di Taman Nasional Tanjung Puting. Spesies monyet ini makin terancam punah karena hutan mangrove yang jadi habitatnya makin rusak saat ini.

3. Ikan Pesut Mahakam (Irrawaddy Dolphin)

Ikan ini disebut sebagai lumba-lumba sungai sejati yang berhabitat di sungai yaitu perairan air tawar.

Di Kalimantan, ikan pesut mahakam selalu jadi lakon dalam cerita rakyat atau legenda setempat yang kini keberadaannya makin terancam kepunahan karena aktivitas manusia di habitatnya.

4. Rangkong Papan (Buceros Bicornis)

Burung rangkong papan adalah spesies burung endemik Kalimantan yang bisa tumbuh hingga berukuran 1,6 m. Spesies jantan dan betinanya bisa dibedakan dari warna mata, yaitu warna biru untuk burung betina sedangkan warna merah untuk burung jantannya.

Burung rangkong papan mengonsumsi serangga, cacing, amfibi, siput, sampai kepiting, dan kadang burung ini juga bisa makan buah seperti buah pala dan buah drupa.

Tindak penebangan liar dan pembukaan lahar besar-besaran makin mengancam kelangsungan hidup spesies burung endemik ini.

Selain itu, burung ini banyak diburu masyarakat karena dipercaya bisa jadi obat tradisional untuk mengobati luka hingga paru-paru basah.

5. Katak Kepala Pipih (Barbourula kalimantanensis)

Katak kepala pipih adalah jenis katak yang jadi hewan endemik Kalimantan yang ditemukan di Nanga Pinoh, Kalimantan Barat.

Uniknya katak satu ini adalah satu-satunya katak yang tidak punya paru-paru di dunia.

6. Lutung Merah (Presbytis rubicunda)

Lutung merah adalah kera endemik pulau Kalimantan dan pulau Karimata yang dikenal sebagai kera pemakan daun-daunan hingga biji-bijian.

7. Kucing Merah (Pardofelis badia)

Kucing merah adalah spesies kucing liar endemik dari kalimantan yang bisa ditemukan di seluruh bagian pulau Kalimantan.

Kucing ini dikenal juga sebagai kucing Kalimantan atau kucing batu Kalimantan.

Menurut data International Union for Conservation of Nature (IUCN) 2002, kucing merah jadi salah satu daftar hewan endemik yang terancam punah.

Editor: Arief

10 Hewan Khas Jawa yang Terancam Punah

 *10 Daftar Hewan Khas Jawa yang Terancam Punah, dari Owa-Elang*



Talita Leilani Putri - detikJateng

Rabu, 01 Mar 2023 14:51 WIB

Solo - Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar yang memiliki beragam jenis flora dan fauna yang hidup di alam liar. Dengan kekayaan yang dimiliki tersebut, diharapkan agar masyarakat Indonesia turut membantu menjaga dan melestarikan keberadaan flora dan fauna yang ada.

PBB telah menetapkan tanggal 3 Maret sebagai Hari Satwa Liar Sedunia (World Wildlife Day). Di hari tersebut masyarakat di seluruh dunia diajak untuk mensyukuri keanekaragaman jenis satwa dan puspa liar untuk meningkatkan kesadaran mengenai dampak positif konservasi dan demi melawan kejahatan terhadap flora dan fauna.

Sayangnya, saat ini ada banyak hewan atau fauna yang keberadaannya mulai terancam punah. Berikut ini daftar hewan endemik khas Jawa yang terancam punah.

10 Hewan Khas Jawa yang Terancam Punah

1. Macan Tutul Jawa

Macan Tutul atau Macan Kumbang merupakan hewan khas Pulau Jawa yang hampir punah. Salah satu penyebab dari punahnya hewan ini karena berkurangnya habitat alami atau hutan di daerah Jawa. Bahkan diperkirakan pada tahun 2008 jumlah Macan Tutul yang tercatat di Kawasan Konservasi seluruh Pulau Jawa hanya sebanyak 350-700 ekor saja.

2. Badak Jawa

Badak Jawa merupakan jenis satwa langka yang masuk ke dalam 25 spesies prioritas utama konservasi Pemerintah Indonesia. Dikutip dari ppid.menlhk.go.id populasi badak jawa yang tercatat pada tahun 2019 hanya sebanyak 68 individu saja.

3. Banteng Jawa

Banteng Jawa merupakan jenis spesies tersendiri yang berbeda dengan banteng Kalimantan dan terpisah secara genetik dengan sapi peliharaan. Dikutip dari laman ppid.menlhk.go.id, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Wiratno menyebutkan bahwa saat ini populasi Banteng Jawa yang tersisa di alam liar diperkirakan hanya tersisa kurang dari 5.000 ekor.

4. Owa Jawa

Owa Jawa merupakan jenis fauna yang memiliki suara yang sangat nyaring bahkan suaranya dapat terdengar hingga sejauh 1 km. Dilansir dari laman ppid.menlhk.go.id jumlah Owa Jawa yang hidup hingga saat ini diperkirakan jumlahnya tidak lebih dari 4.000 ekor. Bahkan daerah sebaran Owa Jawa juga semakin sempit dan hanya terbatas pada kantong-kantong hutan hujan tropis yang terdapat di Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah.

5. Elang Jawa

Elang Jawa atau merupakan burung endemic khas Jawa. Elang Jawa memiliki ciri khas berupa jambul yang berjumlah dua sampai empat helai dengan panjang sekitar 12 cm. Dilansir detikInet, menurut data yang dimiliki oleh Taman Safari Indonesia tahun 2018, jumlah Elang Jawa tidak lebih dari 200 pasang. Populasi ini terbilang cukup kecil bahkan dibawah batas aman dan dapat mengancam kelestarian hidupnya.

6. Surili

Surili merupakan jenis satwa khas Jawa Barat yang memiliki habitat pada 3 tipe ekosistem yaitu dataran rendah, hutan sub pegunungan, dan hutan pegunungan. Surili memiliki ukuran tubuh yang sedang hingga besar, memiliki bulu abu-abu diseluruh tubuhnya namun dibagian dadanya berwarna putih. Surili merupakan salah satu jenis satwa yang hampir punah dikarenakan berkurangnya habitat tempat hidupnya akibat maraknya penebangan hutan liar.

7. Kancil

Pelanduk Jawa atau yang biasa disebut dengan Kancil merupakan hewan khas Pulau Jawa. Hewan ini biasanya berukuran kecil dengan memiliki bulu berwarna coklat kemerahan dan berwarna putih pada bagian bawah tubuhnya. Kancil atau Pelanduk Jaw aini juga merupakan hewan yang dilindungi karena populasinya hampir punah.

8. Kukang Jawa

Kukang Jawa memiliki sebaran yang terbatas di Pulau Jawa seperti pada Kawasan Taman Nasional, Cagar Alam, dan Suaka Marga Satwa. Dilansir dari laman kukangku.id populasi Kukang Jawa tercatat sangat rendah dan terindikasi mengalami penurunan populasi lebih dari 80% dari luas sebarannya. Kukang Jawa merupakan satwa yang dapat ditemukan di hutan sekunder, perkebunan, dan di dalam hutan primer.

9. Landak Jawa

Hewan yang tubuhnya diselimuti rambut halus dan duri yang tebal ini juga merupakan jenis satwa yang dilindungi dan hampir punah seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar yang Dilindungi. Bahkan berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan populasi Landak Jawa ini seperti dilakukannya pelepasan Landak Jawa oleh Balai KSDA Jogja pada Agustus 2022 lalu.

10. Lutung Jawa

Lutung Jawa merupakan salah satu jenis primata endemik Indonesia yang masuk kedalam kategori satwa yang dilindungi Negara berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor: 733/Kpts-11/1999 tentang penetapan Lutung Jawa sebagai satwa yang dilindungi.

Artikel ini ditulis oleh Talita Leilani Putri peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Kamis, 18 Januari 2024

GOR PANCASILA

 *Gelora Pancasila, Saksi Bisu Aktivitas Atlet hingga Barang Antik*


Nani Mashita

Reporter

Selasa, 29 Januari 2019 - 14:45


Editor


JATIMNET.COM, Surabaya – Gelora Pancasila yang terletak di Jalan Indragiri bakal “disulap” menjadi museum olah raga oleh Pemkot Surabaya. Pemanfaatan gedung cagar budaya sebagai museum ini ditargetkan bisa diresmikan November 2019.


Nb. : Namun bukan area indoor.


Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan, di museum ini nanti akan dipamerkan keberhasilan atlet berprestasi asal Surabaya seperti Alan Budi Kusuma, Minarti Timur, Lilis Handayani dan Rudi Hartono.


Gedung Gelora Pancasila ini sempat masuk dalam belasan aset Pemkot Surabaya yang hilang karena sempat berpindah ke pihak swasta. Pemerintah pun bertahun-tahun berusaha merebutnya kembali.


Dirangkum dari berbagai sumber, pembangunan gedung Gelora Pancasila didasarkan surat Gubernur M Wiyono selaku KOGOR (KONI pada zaman itu) Daerah Jatim Nomor: 105/KOGOR/DT/B/64, tanggal 27 November 1964.


Gedung itu dibangun di atas tanah eigendom verponding atas nama De Stads Gemeente de Soerabaja (Di tanah atas nama Pemerintah Kota Surabaya).


Dua tahun setelah surat gubernur keluar, Gelora Pancasila selesai dibangun. Saat itu, gedung ini punya fasilitas yang cukup lengkap seperti kolam renang untuk cabang olah raga polo air. Namun, kini keberadaannya telah ditutup untuk umum.


Selain itu, ada fasilitas lainnya seperti kamar bagi altlet dari luar daerah Surabaya, ruang kesehatan, ruang ganti, ruang reporter, musala, ruang mekanik, dan kamar mandi.


GOR berkapasitas 5.000 orang ini sempat berganti nama dari Gelora Pantjasila menjadi Gelora Suhartati. Nama itu diambil dari seorang atlet terjun payung asal Surabaya, yang meninggal pada saat berlaga di Lapangan Halim Perdana kusuma,Jakarta. Namun, akhirnya nama Gelora Pantjasila dipilih kembali dengan tujuan nilai sejarah.


Di tahun 1968 pengelolaan gedung diserahkan gubernur ke Yayasan Gelora Pancasila (YGP). Pengurusnya kebanyakan pejabat dan mantan pejabat pemerintah Provinsi Jawa Timur.  Tidak diketahui bagaimana caranya, tahun 1989 tiba-tiba beralih ke pihak swasta, yaitu PT Setia Kawan Abadi (PT. SKA). Sejak saat itu, konflik hukum antara Pemkot Surabaya dengan pihak swasta dimulai.


Pemkot Surabaya berusaha mendapatkan kembali Gelora Pancasila yang merupakan gedung cagar budaya itu. Hasilnya keluarlah Hak Pakai nomor: 39/Kelurahan Darmo. Ini berdasarkan surat BPN Jatim Nomor: 070/HP/35/1993, tanggal 10 Pebruari 1993.


Tapi Pemkot hanya menang di atas kertas karena secara fisik masih dikuasai oleh PT SKA. Di masa Wali Kota Tri Rismaharini menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, pemkot terus memperjuangkan agar Gelora Pancasila kembali ke Pemkot Surabaya. Sayangnya upaya hukum selalu kandas di pengadilan.


Jalan terang untuk mengembalikan lahan seluas 7.500 meter per segi mulai terlihat di tahun 2016. Risma melaporkan hilangnya 11 aset, termasuk Gelora Pancasila, kepada 20 instansi. Pada akhirnya, aset yang berada di Jalan Indragiri ini kembali ke Pemkot Surabaya di tahun 2018 lalu.  


Sebelum kembali ke pangkuan Pemkot Surabay, GOR Pancasila kerap dipakai untuk kegiatan komersial. Sejumlah partai sering menggelar kegiatan konsolidasi kadernya di sini. Pun ketika calon Wali Kota Surabaya Rasiyo-Lucy Kurniasari berangkat dari GOR Pancasila mendaftar ke KPU Surabaya.


Selain digunakan untuk kegiatan politik, GOR Pancasila tetap digunakan untuk kegiatan olah raga. Di tahun 2016, digelar Piala Wali Kota Surabaya yang menghadirkan 25 tim voli dan menghadirkan bintang PON Maya Kurnia Indri, Asih Titi dan Avi Hisa serta Ayip Rizal. Pada 2017, juga digelar Kejuaraan Daerah (Kejurda) Karate Inkai antar Ranting seluruh Jawa Timur di tempat ini.


Selain itu, GOR Pancasila juga pernah dipakai untuk perusahaan menggelar kegiatan buka puasa. Organisasi hukum juga pernah memecahkan rekor memberikan pendampingan hukum terbanyak di tempat ini.  


GOR Pancasila selama ini juga identik dengan kios barang antik. Tak perlu heran karena kios ini berada di selatan GOR tepatnya Jalan Bodri.


Kawasan ini memang sudah lama terkenal sebagai lokasi utama untuk berburu barang antik, bagi warga Surabaya bahkan dari luar kota hingga manca negara. Namun saat ini kios barang antik sudah direlokasi ke Pasar Bratang.  


Gedung tua ini memang menjadi saksi bisu para atlet di Jawa Timur, khususnya Surabaya dalam menempa diri. Pun demikian dengan aktivitas di luar olah raga, mulai politik hingga barang antik.


     Sebagai kelanjutannya  maka Gedung Pancasila dipakai Pemkot untuk Apreasiasi Guru dan Pameran Pendidikan.

Hingga 2024 Januari, Gedung ini masih tetap kuat, gagah, dan berprestasi

Lagu nasional

  Lagu nasional Tanah Airku Tanah air ku tidak kulupakan Kan terkenang selama hidupku Biarpun saya pergi jauh Tidak kan hilang dari kalbu Ta...