Selasa, 08 November 2022

3 Pejuang Asal Jateng Ini Tak Dikebumikan di Taman Makam Pahlawan, Kenapa?

 

Tim detikJateng - detikJateng

Selasa, 09 Agu 2022 12:21 WIB

BAGIKAN  

Komentar

Rumah masa kecil Brigjen Slamet Riyadi di Danukusuman

Rumah masa kecil Brigjen Slamet Riyadi di Danukusuman. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng

Solo - Taman makam pahlawan (TMP) adalah tempat untuk pemakaman para pahlawan dan pejuang yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Tapi tak semua pahlawan pribumi Jawa Tengah dimakamkan di taman makam pahlawan Jawa Tengah, termasuk 3 pejuang yang termasyhur ini. Kenapa? Begini penjelasannya.


1. Brigjen Slamet Riyadi

Brigjen Slamet Riyadi lahir di Solo pada 26 Juli 1927 dengan nama Soekamto. Meski namanya diabadikan sebagai jalan raya utama di Kota Solo, jasad pahlawan nasional ini tak dimakamkan di TMP Kusuma Bhakti Jurug Solo atau taman makam pahlawan di Jawa Tengah lainnya.


Untuk diketahui, Slamet Riyadi gugur dalam pertempuran melawan gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Ambon pada 4 November 1960. Menurut Ketua Dewan Harian Cabang (DHC) 45 Solo, Soedjinto, saat itu jenazah Slamet Riyadi dimakamkan di Tulehu Ambon atas permintaan warga setempat.


"Makamnya tetap di Ambon. Di Taman Makam Pahlawan Jurug itu hanya gumpalan tanah makamnya dari Ambon yang dibawa ke Solo," kata Soedjinto kepada detikJateng beberapa waktu lalu.


Baca juga:

Jejak Soedirman dan Koperasi Anti Lapar di Cilacap yang Jarang Dikenal

2. Marsekal Muda Udara Adisutjipto

Pahlawan nasional yang namanya diabadikan sebagai nama bandara internasional di Jogja ini lahir di Salatiga pada 4 Juli 1916. Dikutip dari laman tni.mil.id, Agustinus Adisutjipto gugur ketika pesawatnya yang hendak mendarat di Lanud Maguwo pada 29 Juli 1947 ditembak oleh Belanda.


Gugur pada usia yang terbilang muda, 31 tahun, Adisutjipto juga tidak dimakamkan di taman makam pahlawan di Jawa Tengah. Sebab, pesawat nahasnya jatuh dan terbakar di perbatasan Desa Ngoto dan Wojo, Bantul, DIY.


Jenazah Adisutjipto saat itu dimakamkan di pemakaman umum Kuncen, Jogja. Namun, pada 14 Juli 2000, makamnya dipindahkan ke Monumen Perjuangan TNI AU di Ngoto, Bangunharjo, Bantul. Peristiwa bersejarah pada 29 Juli itu diperingati sebagai Hari Bakti TNI AU.



3. Prof Dr Soepomo

Prof Dr Soepomo yang akrab disebut Bapak Konstitusi ini lahir di Sukoharjo Jawa Tengah pada 22 Januari 1903. Pahlawan nasional yang punya peran besar sebagai salah satu perumus dasar negara ini meninggal di Jakarta pada 12 September 1958.


Baca juga:

Info Pendakian 17 Agustus, 5 Puncak Terlarang untuk Kibarkan Merah Putih

Meski dikenal sebagai sebagai tokoh kunci dalam perumusan UUD 1945 dan UUD Sementara 1950, Rektor pertama Universitas Indonesia ini juga tak dimakamkan di taman makam pahlawan di Jawa Tengah. Berlatar keluarga bangsawan Solo, Prof Dr Soepomo dimakamkan di pemakaman Yosoroto di Jalan Slamet Riyadi, Purwosari, Solo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Raja Majapahit Hayam Wuruk

 Raja Majapahit Hayam Wuruk boleh gagal nikahi putri Sunda Dyah Pitaloka Citraresmi usai Perang Bubat. Tapi, setelah itu sang raja malah men...